OPTIMASI KINERJA PROSES FINE SODICK A 350 SS WIRE-EDM PADA PEMOTONGAN BAJA SKD 11
|
|
- Hendri Sudomo Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimasi Kinerja Proses, Haryono OPTIMASI KINERJA PROSES FINE SODICK A 350 SS WIRE-EDM PADA PEMOTONGAN BAJA SKD 11 Yon Haryono Program Studi Teknik Manufaktur, Fakultas Teknik Universitas Surabaya Abstract : Performance of Wire-EDM process is want to achive higher Material Removal Rate (MRR) and good quality surface. However, due to large number of variables process, even a highly skilled with a state of the art Wire- EDM s rarely able to achive the optimal performance. An effective way to solve this problem is to determine the relationship between performance of process and its controllable input parameter, than lokeed for the combine of level of performance that give the optimum performance process. The Result of research show, that process variables which choosed give significant impact to the response. Material Removal Rate and Surface Roughness get optimal condition simultaneously at combine of the pulse-width 3,8 μs, the current,7 ampere, the wire mechanical tension998,93 gr/mm and the wire speed 119,9 cm/minute. On variable process setting was resulted Material Removal Rate 11,8 mm 3 /minute and roughness surface is 1,8 μm. Keywords : Wire-EDM, RSM. performance, optimization. PENDAHULUAN Kompleksitas bentuk dan tuntutan akurasi geometri yang tinggi dari produk telah mendorong perkembangan teknologi pemesinan. Proses-proses pemesinan komponen dengan menggunakan mesinmesin konvensional sudah mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan komponen dengan profil yang rumit dan terbuat dari material yang sangat keras (hard metal). Problem diatas direspon dengan berkembangnya mesin-mesin nonkonvensional yang cukup pesat pada tahun-tahun belakangan ini. Proses pemotongan material dengan mengggunakan Electrical Discharge Machining (EDM) adalah salah satu pemesinan nonkonvensional. Dimana proses thermoelectric melakukan erosi pada benda kerja akibat loncatan bunga api listrik antara elektrode dan benda kerja didalam medium dilektrik. Pada proses Wire-EDM, kawat potong yang berdiameter sangat kecil digunakan sebagai elektrode pahat untuk memotong benda kerja dari material logam yang sangat keras. Untuk melakukan proses pemotongan tersebut, maka kawat potong yang diameternya hanya 0.05 mm sampai dengan 0.30 mm memerlukan mukjizat teknik. Kinerja yang diharapkan dari proses Wire- EDM adalah laju pembuangan material ( material removal rate/mrr) yang tinggi dan kualitas permukaan yang baik. Dalam proses pemesinan, kedua hal tersebut saling berkontradiksi, karena laju pembuangan material yang tinggi akan diikuti oleh kualitas permukaan yang buruk, sebaliknya kualitas permukaan yang baik diperoleh pada laju pembuangan material yang rendah. Karena itu untuk mencapai kinerja proses Wire-EDM yang optimum, dihadapkan pada tingkat kesulitan yang tinggi dalam mengendalikan level variabel prosesnya. Studi tentang proses Wire-EDM yang dilakukan oleh Spedding dan Wang telah memberikan gambaran tentang pangaruh beberapa parameter proses pemesinan terhadap kecepatan potong dan kekasaran permukaan. Parameter proses yang dijadikan variabel adalah lama pulsa, waktu antar pulsa kecepatan kawat dan tegangan kawat. Akan tetapi pada penelitian tersebut tidak didapatkan kombinasi level parameter proses yang menghasilkan respon optimum. Sedangkan respon yang berupa kecepatan potong tidak dapat menggambarka kinerja proses karena besarnya masih tergantung pada ketebalan benda kerja. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan model matematis yang menggambarkan korelasi antara kinerja proses dengan variabel proses. Kemudian dilakukan pencarian kombinasi level variabel proses yang dapat memberikan performansi proses yang optimum. Model dari proses dikembangkan berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan pada mesin Wire-EDM Fine Sodick A 350 SS untuk memotong material SKD 11. Material SKD 31
2 Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Volume 1 Nomor 1, Januari 005 : ini pada umumnya digunakan untuk pembuatan punching tool pada proses metal cutting dan forming. Rancangan eksperimen dilakukan dengan mengadopsi metode Response Surface. Durasi pulsa, kuat arus, tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat dipilih sebagai variabel proses. Sedangkan laju pembuangan material ( material removal rate) dan kekasaran permukaan yang menunjukkan kuantitas dan kualitas proses pemesinan ditentukan sebagai variabel respon. Proses optimasi untuk menentukan kinerja optimum dilakukan dengan menggunakan software aplikasi Quantitatif System. PRINSIP KERJA WIRE-EDM Proses Wire-EDM Pemesinan dengan menggunakan Wire-EDM terdiri dari tiga macam operasi yaitu roughing, finishing dan surface- finishing. Pada operasi finishing dan surface-finishing kualitas surface finish menjadi tujuan utama, sedangkan untuk operasi roughing produktivitas pemotongan dan surfacefinish keduanya dianggap penting. Hal ini berarti bahwa proses pemotongan pada operasi roughing harus mempertimbangkan dua sasaran sekaligus, sehingga tingkat kesulitan dalam mengendalikan variable proses lebih tinggi. Konsekuensi dari proses roughing ini adalah performansi proses harus mencakup sekaligus laju pembuangan material dan surface-finish. Pada proses pemotongan, laju pembuangan material yang lebih besar dan kualitas permukaan yang lebih halus adalah performansi proses yang lebih baik. Pada umumnya proses pemotongan dengan produktivitas yang tinggi akan menghasilkan kualitas permukaan yang rendah, dan sebaliknya kualitas permukaan yang tinggi biasanya diperoleh pada proses pemotongan dengan produktivitas yang rendah. Akan tetapi apabila tujuannya adalah MRR dan kualitas permukaan yang tinggi, maka kombinasi level parameter pemotongan harus ditentukan untuk mendapatkan produktivitas dan surface-finish yang terbaik, ini adalah kasus multi objective optimization system. Untuk menyelesaikan problem tersebut perlu dibuat model matematis yang mampu memprediksi performansi proses dengan memberikan level parameter yang tepat. Proses pemesinan Wire-EDM adalah proses yang komplek dan hasilnya sulit untuk diprediksi, sehingga sangat menyulitkan untuk memodelkan prosesnya secara teoritis dengan akurat. Oleh karena itu digunakan metodologi pemodelan dengan menggunakan eksperimen untuk menjelaskan proses yang terjadi yang didasarkan pada rancangan 3 eksperimen yang tepat. Dari sini diharapkan dapat dikembangkan model matematika yang dapat digunakan untuk memprediksi performansi proses dengan memberikan variable proses pemesinan. Prinsip Kerja Wire-EDM Proses pemesinan dengan Wire-EDM adalah suatu proses termo-elektrik yang melakukan abrasi benda kerja dengan loncatan bunga api listrik antara elektrode kawat dan benda kerja melalui medium dielektrik. Penggunaan kawat tipis dengan diameter 0,05 0,3 mm sebagai katoda adalah salah satu faktor yang membedakan antara Wire-EDM dengan EDM Die Sinking. Pada proses Wire-EDM kawat dari gulungan bergerak memotong benda kerja. Sebuah sumber arus DC mengalirkan pulsa listrik berfrekuensi tinggi antara kawat dengan benda kerja. Cairan dielektrik yang berfungsi sebagai penghantar kemudian dialirkan oleh suatu saluran coaxial dengan kawat. Berbeda dengan EDM Die Sinking adalah pada Wire- EDM benda kerja tidak terendam didalam cairan dielektrik. Percikan bunga api yang dihasilkan antara elektrode dan benda kerja akan memotong material berdasarkan pergerakan kawat. Pada proses pemotongan ini tidak terjadi kontak antara kawat dengan benda kerja. Pada umumnya jarak antara kawat dengan benda kerja berkisar antara 0,05 0,05 mm. Terjadinya pemakanan pada benda kerja disebabkan oleh adanya proses erosi secara elektrik yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi. Proses tersebut dimulai dengan diberikannya beda tegangan antara katode kawat dengan anode benda kerja. Pemberian beda tegangan tersebut sampai pada titik tertentu akan memaksa keluar elektron-elektron pada kulit terluar kawat. Elektron-elektron tersebut akan bergerak menuju anode dengan melewati medium dielektrik. Pada saat elektron tersebut melewati medium dielektrik, elektron-elektron tersebut akan bertumbukan dengan molekul dielektrik yang bersifat netral. Elektron-elektron tersebut kemudian akan menarik elektron dari medium dielektrik dan menyebabkan terjadinya ionisasi. Peristiwa ionisasi ini akan mengakibatkan terjadinya suatu saluran yang sempit dimana terjadi konduksi yang kontinu. Setelah hal ini terjadi, maka terdapat suatu aliran elektron melalui saluran tersebut menuju ke anoda, yang menyebabkan terjadinya pelepasan energi. Proses pelepasan energi ini disertai dengan timbulnya temperatur yang tinggi, sekitar C sampai C yang mengakibatkan terjadinya proses pelelehan
3 Optimasi Kinerja Proses, Haryono lokal pada benda kerja. Pada saat yang bersamaan terjadi penguapan material yang disebabkan oleh tingginya temperatur. Peristiwa penguapan ini menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung gas. Pada saat proses suplai energi terhenti, maka temperatur akan turun secara mendadak dan mengakibatkan gelembung gas akan pecah. Pecahnya gelembung-gelembung gas akan meninggalkan bekas seperti kawah pada permukaan benda kerja Pecahan dari gelembung gas tadi akan ikut mengalir terbawa oleh aliran dielektrik. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pelaksanaan penelitian secara umum dilakukan dengan mengikuti urutan aktivitas berikut ini: Observasi dan identifikasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap karakteristik mesin yang akan digunakan yaitu Wire- EDM Fine Sodick A 350 SS, variable proses yang dimilikinya serta menentukan material SKD 11 sebagai material uji. Menentukan variable-variabel proses dan respon Didasarkan pada studi literature, percobaan pendahuluan dan operation manual Fine Sodick A 350 SS Wire-EDM maka ditentukan variable-variabel proses yang diduga berpengaruh terhadap kinerja proses. Variabel-variabel proses yang diteliti adalah durasi pulsa, kuat arus, tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat. Variabel-variabel proses tersebut divariasikan untuk mengetahui interval dimana pengaruhnya terhadap variable respon cukup signifikan. Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah laju pembuangan material (MRR) sebagai respon primer dan kekasaran permukaan sebagai respon sekunder. Variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap perubahan respon dikondisikan Tabel 1. Variabel independen dan level pada operasi roughing Variabel Kode level Unit Durasi s pulsa Kuat arus,,,,8 ampere Tegangan gram/mm kawat Kecepatan kawat cm/min. tetap. Pada tabel 1 ditunjukkan variabel proses dan levelnya untuk proses pemesinan roughing. Keterangan : - 1 : level rendah+ 1 : level tinggi 0 : level tengah - : negatif aksial + : positif aksial Perancangan Eksperimen Pemodelan proses Wire-EDM dapat dipandang sebagai suatu problem untuk menentukan hubungan antara input parameter dengan parameter output-nya. Pada umumnya pola hubungan antara respon dengan variable bebas tidak diketahui. Akan tetapi apabila pola hubungannya berupa curvature, maka model biasanya berbentuk second-order polynomial. Metode least-squares dapat digunakan untuk melakukan estimasi parameter dengan pendekatan polynomial. Parameter model dapat diestimasikan dengan akurat apabila dilakukan perancangan eksperimen terlebih dahulu untuk mengumpulkan data. Problem pemodelan ini dapat diselesaikan dengan Response Surface Methodology (RSM), dimana sekumpulan teknik matematik dan statistik digunakan untuk menganalisis problem dari beberapa variable bebas yang berpengaruh terhadap variable tak bebas (respon) dan kemudian melakukan optimasi respon. Rancangan eksperimen dibuat untuk mengumpulkan data dari nilai-nilai variable respon akibat adanya variasi yang dilakukan pada kombinasi level variablevariabel proses. Pada kasus model second-orde polynomial digunakan rancangan eksperimen central composite design seperti ditunjukkan pada tabel. 33
4 Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Volume 1 Nomor 1, Januari 005 : Tabel. Central composite design N 3 5 Ni Axial point, n a nc (up) nc (orth.) N (up) N (orth.) , , , ,378 5 ½ rep , ,88 ½ rep ,378 7 ½ rep ,88 8 ½ rep ,3 Keterangan : N = jumlah variabel, = titik aksial Data Percobaan Eksperimen dilakukan di Laboratorium Sistem dan Teknologi Manufaktur, Fakultas Teknik Universitas Surabaya. Mesin yang digunakan adalah Fine Sodick A 350 SS Wire-EDM dengan material yang dipotong baja SKD 11. Rancangan eksperimen second orde menggunakan uniform-precision central composite design untuk pemodelan proses Wire-EDM diperlihatkan pada tabel 3. Tahapan percobaan dilakukan secara random sebanyak 31 perlakuan yang terdiri dari 1 perlakuan pada kombinasi level, 8 perlakuan pada titik aksial dan 7 perlakuan pada titik central. Sebanyak 1 perlakuan untuk kombinasi level dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktorfaktor terhadap respon dan 7 perlakuan pada titik central dimaksudkan untuk menguji lack of fit model. Tabel 3 menunjukan besarnya level input parameter yang digunakan untuk operasi pemotongan roughing material SKD 11, nilai respon MRR dan kekasaran permukaan. Tabel 3. Uniform-precision central composite design 3 No. Eksp. X 1 Durasi pulsa ( ) X Kuat arus (amp.) Tegangan kawat (g/mm) Kecepatan kawat (cm/min.) M RR Kekasaran Permukaan No. Random (mm3/min.) ( m)
5 Optimasi Kinerja Proses, Haryono PEMBAHASAN Eksperimen second-orde yang dilakukan dengan beberapa kombinasi level variabel pemesinan menghasilkan data-data Material Removal Rate (MRR) dan kekasaran permukaan seperti yang ditunjukkan pada tabel 3. Dari variabel proses pemesinan yang dikombinasikan (durasi pulsa, kuat arus, tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat) dengan 31 perlakuan dapat ditentukan model dugaan untuk MRR dan kekasaran permukaan. Tabel. Koefisien Regresi second-orde model MRR Model dugaan second-orde untuk MRR dan kekasaran permukaan Perkiraan koefisien regresi untuk MRR dan Kekasaran Permukaan yang dihitung dengan menggunakan software aplikasi Minitab Release 13 seperti yang ditunjukan pada tabel dan tabel 5. Nilai koefisien regresi tersebut sudah mengeliminir faktorfaktor dan interaksi yang tidak signifikan. Term Coefficients St.Deviasi P-Value Konstanta 10,9900 0,0358 X 1 0,33 0,01937 X 0,9 0, ,089 0, ,0558 0, ,010 X 1 * X 1-0,035 0,0177 X * X -0,130 0,0177 * -0,100 0,0177 * -0,0710 0,0177 0,001 X 1 * 0,0838 0,037 0,00 X * 0,13 0,037 * 0,0813 0,037 0,003 S = 0,0988 R-Sq = 97,7 % R-Sq (adj) = 9, % Tabel 5. Koefisien Regresi second-orde model Kekasaran Permukaan Term Coefficient St..Deviasi P-Value Konstanta 1,7713 0, X 1 0, ,00570 X 0,059 0, ,0158 0, ,011-0, ,008 X 1 * X 1-0,030 0,0050 X * X -0,0191 0,0050 0,001 * -0,011 0,0050 0,008 * 0,0179 0,0050 0,001 X 1 * 0,0138 0,0038 0,03 X * 0,0313 0, ,00 * 0, , ,007 S = 0,55 R-Sq = 9,7 % R-Sq(adj) = 91,7 % Model dugaan untuk respon material removal rate (MRR) berdasarkan tabel adalah sebagai berikut: ø- MRR = 10, ,33 X 1 + 0,9 X 0,089-0,0558 0,035 X 1 0,130 X 0,100 0, ,0838 X 1 + 0,13 X Model dugaan untuk respon kekasaran permukaan (KP) berdasarkan tabel 5 adalah sebagai berikut: ø KP = 1, ,0958 X 1 + 0,059 X 0,0158-0,015 0,030 X 1 0,0191 X 0, , ,0138 X 1 + 0,0313 X
6 Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Volume 1 Nomor 1, Januari 005 : Koefisien determinasi untuk respon material removal rate (MRR ) S-sq = 97,7 %, hal ini menunjukkan bahwa proporsi variabel respon MRR yang dapat dijelaskan oleh variabel proses pemesinan didalam model dugaan adalah 97,7 %, sedangkan,3 % yang lain dijelaskan oleh variabel-variabel proses yang lain. Tabel. Anova second-orde untuk model MRR Sedangkan untuk menguji kelayaan dari model dilakukan pemeriksaan ketidaklayaan model (lack of fit). Pada level pengujian, model dinyatakan ada lack of fit apabila P-value untuk lack of fit lebih kecil dari (P-value ), dan tidak ada lack of fit apabila P-value lebih besar dari (P-value.) Source of Variation Regression Linier Square Interaction Residual error Lack-of-fit Pure-error Total DF Sume of Square 7,877 5,07 1,750 0,5188 0,1710 0,118 0,090 7,5880 Mean of square 0,5 1,55 0,370 0,1713 0, , ,0087 F-Ratio 73,0 139,8 8,1 19,0, P-Value 0,15 Tabel 7. Anova second-orde untuk model Kekasaran Permukaan Source of Variation Regression Linier Square Interaction Residual error Lack-of-fit Pure-error Total DF Sum of square 0,088 0,1317 0,0100 0, , , ,38 Mean of Square 0, ,0080 0, , F-Ratio 30,95,5 15,71 9,13 1,39 P-Value 0,001 0,358 P-value untuk lack of fit seperti yang ditunjukkan pada ANOVA tabel dan 7 adalah 0,15 untuk model dugaan MRR dan 0,358 untuk model dugaan Kekasaran Permukaan. Pada level pengujian = 0,05 terlihat bahwa P-value 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada lack of fit pada model dugaan MRR dan Kekasaran Permukaan. Dengan tidak ditemukannya lack of fit model dugaan sesuai dengan model yang sebenarnya. Pengaruh Variabel Proses terhadap MRR dan Kekasaran Permukaan Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh suatu variabel proses terhadap respon yang dihasilkan, dapat dilihat dari besarnya nilai korelasi antara variable proses dengan variable respon. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan paket program Minitab Release 13, maka dapat diperoleh nilai korelasi antara variabel proses terhadap respon seperti yang ditunjukkan pada tabel 8. Tabel 8. Nilai korelasi antara variabel proses dengan respon Variabel Material removal Rate (MRR) Kekasaran Permukaan Durasi pulsa 0,03 0,599 Kuat arus 0,535 0,58 Tegangan kawat -0,18-0,10 Kecepatan kawat -0,15-0,100 3
7 Optimasi Kinerja Proses, Haryono Pengaruh variabel proses terhadap respon material removal rate (MRR) seperti yang ditunjukkan pada tabel 8, durasi pulsa memberikan pengaruh terbesar yang kemudian diikuti oleh kuat arus, tegangan mekanik kawat dan kecepatan. Durasi pulsa dan kuat arus berkorelasi positip terhadap respon MRR, ini berarti bahwa apabila level durasi pulsa dan kuat arus dinaikkan akan mengakibatkan bertambahnya nilai MRR. Kondisi ini terjadi karena dengan naiknya level durasi pulsa dan kuat arus maka energy discharge yang dihasilkan untuk proses pemotongan juga akan semakin besar, dan ini berakibat pada meningkatnya nilai MRR. Sedangkan tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat berkorelasi negatif dengan MRR, artinya semakin besar levelnya, maka akan dihasilkan tingkat MRR yang semakin rendah. Pengaruh variable proses terhadap respon kekasaran permukaan seperti yang ditunjukkan pada tabel 8, durasi pulsa memberikan pengaruh terbesar yang kemudian diikuti oleh kuat arus, tegangan mekanik kawat dan terakhir kecepatan kawat. Durasi pulsa dan kuat arus berkorelasi positip terhadap respon kekasaran permukaan, ini berarti bahwa apabila level durasi pulsa dan kuat arus dinaikkan akan mengakibatkan bertambahnya nilai kekasaran. Kondisi ini terjadi karena dengan naiknya level durasi pulsa dan kuat arus maka energy discharge yang dihasilkan untuk proses pemotongan juga akan semakin besar. Dan ini berakibat pada bertambahnya dimensi gap pemotongan yang berpengaruh langsung pada naiknya tingkat kekasaran permukaan. Sedangkan tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat berkorelasi negatip dengan kekasaran permukaan artinya semakin besar levelnya maka akan dihasilkan tingkat kekasaran permukaan yang semakin rendah. Optimasi Nilai Respon Proses optimasi dimaksudkan untuk menentukan kombinasi level variable proses yang yang dapat memaksimalkan nilai MRR dengan constraint nilai kekasaran permukaan. Pencarian titik optimum dilakukan dengan memaksimalkan harga respon primer dengan constraint nilai secondary response yang bernilai tertentu. Untuk respon kekasaran permukaan sebagai secondary response ditentukan bernilai m. Penentuan nilai ini disesuaikan dengan tuntutan kekasaran permukaan untuk produk punching tool yang proses pemotongannya menggunakan Wire-EDM. Model problem optimasi dual respon dalam bentuk standard dituliskan seperti berikut ini: Objective function: ø MRR = 10, ,33 X 1 + 0,9 X 0,089-0,0558 0,035 X 1 0,130 X 0,100 0, ,0838 X 1 + 0,13 X Subject to: ø KP H 1, ,0958 X 1 + 0,059 X 0,0158-0,015 0,030 X 1 0,0191 X 0,011 0, ,0313 X d 0 Hasil yang didapatkan dari proses optimasi dengan menggunakan paket program aplikasi Quantitative System adalah sebagai berikut: Laju pembuangan material dan kekasaran permukaan mancapai kondisi optimal secara bersamaan pada kombinasi durasi pulsa 3.83 s. kuat arus,7 amper, tegangan mekanik kawat 998,93 gr/mm, dan kecepatan kawat 119,9 cm/min. Pada kombinasi level dari variabel proses seperti tersebut diatas dihasilkan laju pembuangan material (MRR) sebesar 11.8 mm 3 /min dan kekasaran permukaan 1.8 m. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabilitas nilai respon material removal rate (MRR) dan kekasaran permukaan dipengaruhi secara signifikan oleh variable proses yang dipilih dalam eksperimen. Durasi pulsa dan kuat arus berkorelasi positip dengan respon MRR dan kekasaran permukaan, ini berarti semakin besar levelnya maka nilai MRR dan kekasaran permukaan yang dihasilkan juga akan semakin besar. Sedangkan tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat berkorelasi negatif terhadap respon yang artinya semaikn besar level tegangan mekanik kawat dan kecepatan kawat maka MRR dan tingkat kekasaran permukaan yang dihasilkan akan semakin rendah. Model matematis yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk melakukan prediksi terhadap besarnya nilai respon dengan memberikan kombinasi nilai dari variable proses. 37
8 Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Volume 1 Nomor 1, Januari 005 : MRR dan kekasaran permukaan mancapai kondisi optimal secara bersamaan pada kombinasi durasi pulsa 3.83 s. kuat arus,7 A, tegangan mekanik kawat 998,93 gr/mm, dan kecepatan kawat 119,9 cm/min. Pada seting variabel proses seperti tersebut diatas dihasilkan MRR sebesar 11.8 mm 3 / min dan kekasaran permukaan 1.8 m. Saran Untuk mengetahui lebih lanjut tantang karakteristik pemesinan Wire-EDM, maka perlu dilakukan penelitian dengan melibatkan beberapa variable proses yang lain. Pengaruh variable proses yang dapat diteliti antara lain adalah pulse off, dilectric fluid, voltage, polarity, flushing system, material speciment dan material wire. Sedangkan variable respon lain yang dapat diamati adalah ketelitian ukuran dan stabilitas pemotongan DAFTAR PUSTAKA Benedict, Gary F Non Traditional Manufacturing Processes. New York : Marcel Decker Inc. Box, George E., William G. Hunter and J. Stuart Hunter Statistic for Experiment. John Wiley and Sons, Inc. Fine Sodick Wire-EDM Machining Handbook. Guitrau, E. Bud The EDM Handbook. Cincinnati : Hansen Gradner Publications. Khuri, Andre I. And John A. Cornel Response Surface Design and Analysis. New York : Second Edition, Marcel Decker Inc. Spedding, T.A., and Wang, Z.Q Study on Modelling of Wire EDM Process. Journal of Material Processing Technology, Vol
Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking
Studi Pengaruh Besar dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja dan Keausan Elektroda Roche Alimin, Juliana Anggono, Rinto Hamdrik Jurusan
Lebih terperinciParkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember
PENGARUH PARAMETER PROSES CURRENT PULSE, ON TIME, DAN OFF TIME PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM) DIE SINKING TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA BAJA AISI H-13 1 Widodo, 2 Ahmad Arif
Lebih terperinciPengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM)
Pengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Dengan Metode Respon Surface P u r n o m o, Efrita AZ, Edi Suryanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciOptimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 3: 77-8 ISSN 6-468X Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk Franscisca Gayuh Utami Dewi, Femiana Gapsari Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain tuntutan terhadap kualitas
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KETELITIAN UKURAN (OVERCUT) PADA PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM)
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d OPTIMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Electrical discharge machining (EDM) atau disebut juga spark machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan oleh loncatan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC) Adi Muttaqin 1) dan Suharjono 2) 1) Program Magister Jurusan
Lebih terperinciGambar 1.1 Tegangan residu pada permesinan konvensional turning (Rech dkk, 2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan manufaktur kian hari semakin meningkat khususnya pada pengembangan permesinan non-konvensional. Perkembangan material baru seiring dengan meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dunia manufaktur khususnya pada pembuatan tool dalam industri mold
1 BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG Electrical Discharge Machining (EDM) yang merupakan metode permesinan non-tradisional dan mulai dikembangkan di akhir tahun 1940an, telah banyak digunakan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode permesinan non-tradisional dan mulai dikembangkan diakhir tahun 1940-an, telah banyak digunakan diseluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan proses pemesinan non konvensioanal sekarang ini banyak digunakan di lingkungan industri untuk proses pengerjaan produk-produk dengan spesifikasi ukuran,
Lebih terperinciOptimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface
Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Moh. Muria Armansyah S. 1*, Endang Pudji Purwanti 2, dan Bayu Wiro Karuniawan
Lebih terperinciA. Pengertian Electrical Discharge Machine
A. Pengertian Electrical Discharge Machine Electrical Discharge Machine merupakan mesin produksi non konvensional yang memanfaatkan proses konversi listrik dan panas, dimana energi listrik digunakan untuk
Lebih terperinciTugas Akhir TM
Tugas Akhir TM - 091486 OPTIMASI LAJU PENGERJAAN BAHAN (LPB) DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES WIRE-ELECTRIC DISCHARGE MACHINING MATERIAL SKD-11 DENGAN METODE TAGUCHI DAN LOGIKA FUZZY Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi juga oleh material. Revolusi material dimulai
Lebih terperinciImplementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide
Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide Tugas Resume Sebelum UAS Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu Disusun Oleh: Isarmadriani Meinar (3333051068) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling
Pengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling Tjuk Oerbandono, Ari Noviyanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang
Lebih terperinciPengaruh Besar Arus Listrik Pada Proses Wire Edm Terhadap Profile Error Involute Roda Gigi Lurus
Pengaruh Besar Arus Listrik Pada Proses Wire Edm Terhadap Profile Error Involute Roda Gigi Lurus Femiana Gapsari, Sugiarto, Nugroho Bagus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY
ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi permesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional
Lebih terperinciPurna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia
ANALISA PERHITUNGAN MRR, OVERCUT, DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DAN ALUMINIUM 00 DENGAN PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN GAP PADA PROSES ELECTRO-CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TERISOLASI
Lebih terperinciOptimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm)
SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm) Eko Edy Susanto
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Micro-machining merupakan bagian dari perkembangan industri dunia yang berfokus pada penggunaan fenomena, produk, maupun komponen berukuran kecil dengan struktur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Level Konsentrasi Elektrolit (%) Tegangan (V) Gap Permesinan (mm) 0,5 0,75 1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Permesinan ECM Mendesain eksperimen merupakan hal yang penting sebelum eksperimen di mulai. Eksperimen kali ini melibatkan tiga faktor, yaitu konsentrasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR
TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING DISUSUN OLEH: AZAM WIJANARKO
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING
TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING DISUSUN OLEH: AZAM WIJANARKO
Lebih terperinciOleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.
OPTIMASI WAKTU PEMOTONGAN BAJA HSS PADA WIRE-EDM MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh : M. Mushonnif Efendi (307 030 05) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. Prodi D3 STATISTIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS
SIDANG METALURGI TEKNIK MESIN - ITS PENGARUH PROSES PEMOTONGAN MENGGUNAKAN WIRE-EDM TERHADAP LAPISAN RECAST DAN HEAT AFFECTED ZONE (HAZ) PADA BAJA HIGH SPEED STEEL (HSS) BOHLER MO RAPID EXTRA 1200 OLEH
Lebih terperinciDESAIN EKSPERIMEN PADA MESIN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING SKM ZNC T50
DESAIN EKSPERIMEN PADA MESIN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING SKM ZNC T50 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun oleh: Rahmad Puji Utomo 11
Lebih terperinciDESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5
DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 (DS.1) OPTIMISASI RESPON EKSPERIMEN MENGGUNAKAN DESAIN BOX-BEHNKEN Budhi Handoko Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA Unpad Email: budhihandoko@unpad.ac.id Abstrak Salah
Lebih terperinciOPTIMASI DIAMETER TEBAR DAN DETONASI CONE EXPLOSIVE DENGAN METODA DUAL RESPONSE SURFACE
OPTIMASI DIAMETER TEBAR DAN DETONASI CONE EXPLOSIVE DENGAN METODA DUAL RESPONSE SURFACE Siswo Hadi Sumantri, Abdullah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciSTUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA
STUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA Patna Partono, Tri Widodo Besar Riyadi Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani PO BOX 1 Pabelan Surakarta
Lebih terperinciOptimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 170-175 Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciMULTIRESPON PCR-TOPSIS
OPTIMALISASI PARAMETER TEKNIK PENGELASAN FLUX CORED ARC WELDING (FCAW) MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI MULTIRESPON PCR-TOPSIS SKRIPSI Disusun oleh : MEILIA KUSUMAWARDANI 24010211130027 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS
Lebih terperinciPengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan
Pengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan Eko Edy Susanto 1, Stevani Ardi Putro 2 Program Studi Teknik Mesin, e-mail: ekoedys@yahoo.co.id ABSTRAK Wire Electric
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I Oleh: Kelompok 16 Anggota: Hendrastantyo Ruriandi 13111072 Dini Adilah Prabowo 13111075 Ahmad Armansyah Fauzi 13111079 Iqbal
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING SINGKING MATERIAL AISI 4340 MENGUNAKAN BACK PROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK GENETIC ALGORITHM
OPTIMASI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING SINGKING MATERIAL AISI 4340 MENGUNAKAN BACK PROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK GENETIC ALGORITHM Robert Napitupulu 1), Yuriko Adeputra 2), Otto Purnawarman
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,
OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI 1045 Haryadi 1, Slamet Wiyono 2, Iman Saefuloh 3, Muhamad Rizki Mutaqien 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBab V Analisis Data. Tabel 5.1. Tabel ANOM untuk MRR
Bab V Analisis Data Penelitian yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah pengoptimalan proses end milling dengan menggunakan metoda Taguchi. Dalam metoda Taguchi terdapat 2 cara analisis untuk mengetahui
Lebih terperinciSETING PARAMETER ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE UNTUK MENENTUKANKEKASARAN PERMUKAAN DAN LAJU PEMBUANGAN MATERIAL
SETING PARAMETER ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE UNTUK MENENTUKANKEKASARAN PERMUKAAN DAN LAJU PEMBUANGAN MATERIAL Oleh: Agung Supriyanto 1) ; Joko Yunianto Prihatin 2) 1),2) Dosen Teknik Mesin Akademi Teknologi
Lebih terperinciOPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL., NO., DESEEMBER 999: 8-29 OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen
Lebih terperinciRekayasa Mutu Produksi Gate Valve di P.T. Barindo Anggun Industri *
Rekayasa Mutu Produksi Gate Valve di P.T. Barindo Anggun Industri (Didik Wahjudi) Rekayasa Mutu Produksi Gate Valve di P.T. Barindo Anggun Industri * Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :
ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH MELALUI PROSES KARBURISASI MENGGUNAKAN CAMPURAN CARBON (C) dan BARIUM KARBONAT (BaCO 3 ) DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN BERBEDA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340
26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pengerasan dilakukan
Lebih terperinciTI-2121: Proses Manufaktur
TI-2121: Proses Manufaktur Pemesinan Non-Tradisional dan Proses Pemotongan Thermal Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif
Lebih terperinciPembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:
Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP: 2103100011 Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan pemesinan konvensional mengerjakan produk dengan kekerasan tinggi dengan bentuk yang
Lebih terperinciPENERAPAN LOGARITMA PADA PARAMETER PERMESINAN UNTUK MENENTUKAN KEMUDAHAN PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING
Jurnal Ilmiah MEKANIK Teknik Mesin ITM, Vol. 1 No. 1, Mei 15 : 3-3 PENERAPAN LOGARITMA PADA PARAMETER PERMESINAN UNTUK MENENTUKAN KEMUDAHAN PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING NIDIA LESTARI Jurusan Teknik
Lebih terperinciPoliteknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya
Optimasi Parameter Mesin Laser Cutting terhadap Kekasaran dan Laju Pemotongan pada Alumunium 5083 Menggunakan Desain Eksperimen Taguchi Grey Analysis Method Fenisia Yushi D. 1, Pranowo Sidi. 2, dan Irma
Lebih terperinciAPLIKASI BOX BEHNKEN DESIGN
APLIKASI BOX BEHNKEN DESIGN UNTUK OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN BUBUT MAGNESIUM AZ31 MENGGUNAKAN PAHAT PUTAR DAN UDARA DINGIN BERTEKANAN Arinal Hamni, Opi Sumardi, Gusri Akhyar Ibrahim, Achmad Yahya
Lebih terperinciStudi Eksperimental Variasi Konsentrasi Elektrolit KCl pada Overcut dan Ketirusan Hasil Drilling Proses ECM
Studi Eksperimental Variasi Konsentrasi Elektrolit KCl pada Overcut dan Ketirusan Hasil Drilling Proses ECM Suhardjono Laboratorium Mesin Perkakas Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya.
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN. X 1 = faktor kecepatan X 2 = faktor tekanan X 3 = faktor suhu. 0,4583 X 1 X 2, dimana:
BAB 6 KESIMPULAN 6.. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:. Berdasarkan proses brainstorming, wawancara dan hasil penyebaran kuesioner awal diperoleh
Lebih terperinciPenerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi
Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi Sri Winarni*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty Departemen Statistika FMIPA Unpad *E-mail:
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304
Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304 Ahmad Syaifullah 1, Siswiyanti ², Rusnoto³ ¹ Mahasiswa Teknik mesin,
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI
PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI Mustaqim 1, Kosjoko 2, Asmar Finali 3 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing I, 3 Dosen Pembimbing II
Lebih terperinciOPTIMASI MULTIRESPON PROSES PEMESINAN WIRE-EDM PADA BAJA PERKAHAS HSS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
Bachtiar & Usman Dinata, Optimasi Multirespon Proses Pemesinan,... 19 OPTIMASI MULTIRESPON PROSES PEMESINAN WIRE-EDM PADA BAJA PERKAHAS HSS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh: Bachtiar 1, Usman Dinata 2 1,2
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM)
ANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM) Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Ivan Dion Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara,
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 4, NO., JUNI 2002: 36-44 OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding Jani Rahardjo Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 6 Nomor 07 ISSN 4-750 OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Maria Agnes Octaviani, Dian Retno Sari Dewi*, Luh Juni
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT CNC TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DENGAN GEOMETRI PAHAT YANG DILENGKAPI CHIP BREAKER
OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT CNC TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DENGAN GEOMETRI PAHAT YANG DILENGKAPI CHIP BREAKER Achmad Wibolo 1), Slamet Wahyudi 2), Sugiarto 2) 1). Mahasiswa Prog. Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Response Surface Methodology sudah dikenalkan oleh Box dan Wilson sejak tahun 1951. Dalam buku Design and Analysis of Experiment, Montgomerry (2001),
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60
PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 Hasrin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl.Banda
Lebih terperinciStudi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir
Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Agung Premono 1, a *, Triyono 1, R. Ramadhani 2, N. E. Fitriyanto 2 1 Dosen, Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Parameter Tekanan dan Waktu Penekanan Terhadap Sifat Mekanik dan Cacat Penyusutan dari Produk Injection Molding Berbahan Polyethylene (PE) Erwin 1)*, Slamet Wiyono 1) Sendi Dwi Oktaviandi
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014
KAJIAN MATERIAL REMOVAL RATE DAN ELECTRODE RELATIVE WEAR PADA ELEKTRODA EDM (ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE) BERBAHAN KOMPOSIT MATRIKS TEMBAGA DENGAN PENGUAT PARTIKEL KARBON Putri Nawangsari 1, Dedy Masnur
Lebih terperinciMatematika dan Statistika
ISSN 4-6669 Volume, Juni 0 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Model Permukaan Respon pada(4 3) MODEL PERMUKAAN RESPON PADA PERCOBAAN
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI *Fonsa Careca 1, Rusnaldy 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting
Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting Braam Delfian Prihadianto 1, Gesang Nugroho 2 1) Mahasiswa S2 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT
PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT Waris Wibowo & Prasetya Sigit S. Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Gaya pemotongan digunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II Oleh: Kelompok 16 Anggota: Hendrastantyo Ruriandi 13111072 Dini Adilah Prabowo 13111075 Ahmad Armansyah Fauzi 13111079 Iqbal
Lebih terperinci11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL
11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL PROSES ENERGI MEKANIK Berdasarkan energi yang digunakan, proses pemesinan nontradisional dapat dibagi atas empat katagori : - pemesinan ultrasonik
Lebih terperinciTORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal
PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan
Lebih terperinciOPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY)
OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) Femiana Gapsari 1), Dwi Hadi Sulistyorini 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM
PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM Cahyono dan Mulki Siregar Teknik Industri Universitas Islam Jakarta cahyono76@gmail.com Abstrak Meminimalkan produk cacat
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris Muhammad
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37
JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37 EFFECT OF FEEDING VARIATION, CUT DEPTH AND LEVEL OF LIQUID COOLING
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Mesin ECM Portable Mesin ECM portable yang digunakan untuk pengujian drilling material stainless steel 304 dan aluminium 00 ditunjukkan pada gambar 4.. T T : 70 mm P : 360
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS
ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS Rakian Trisno Valentino Febriyano 1), Agung Sutrisno ), Rudy Poeng 3)
Lebih terperinciBab IV Data Pengujian
Bab IV Data Pengujian 4.1 Data Benda Kerja Dalam pengujian ini, benda kerja yang digunakan adalah Alumunium 2024. Komposisi dari unsur penyusunnya dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Komposisi unsur
Lebih terperinciPERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT
PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN Sutiyoko 1), Muhammad Farid Nur 2) 1),2) Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Ceper,
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200
PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200 Ichlas Nur (1), Safril (1),Bagus Wahyudi (2) (1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No.2. Oktober 2009 (144-149) Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon I Made Gatot Karohika Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY
PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY 0LEH: AWIA CONANG 2107201004 Pembimbing: 1. Ir. Muchtar Karokaro,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Segala peralatan industry yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari proses manufaktur atau dapat disebut machining process. Terdapat banyak jenis mesin-mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang melibatkan suatu penelitian atau percobaan pada berbagai bidang. Metode Statistik
Lebih terperinciHubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor
Hubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor Mualifi Usman 1*, Ellysa Nursanti 2, Dimas Indra Laksmana 3 1 CV Bumi Sampurno Jombang 2, 3 Teknik Industri,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan tantangan bagi industri permesinan masa kini seiring dengan meningkatnya pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN
VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2010 JURNAL AUSTENIT PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Iskandar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi pembuatan suatu produk manufaktur yang ada didunia hampir seluruhnya memerlukan proses pemesinan. Contoh produk yang memerlukan proses pemesinan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu negara dikatakan sebagai negara maju dapat dilihat apabila industri manufakturnya berkembang pesat. Industri manufaktur merupakan bagian yang paling penting di
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional
R E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal "" # $ $ % & %" % ' " () http://dx.doi.org/0.2070/r.e.m.v2i.842 Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional
Lebih terperinciAnalisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface
Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciOPTIMASI WAKTU SIKLUS PRODUKSI KEMASAN PRODUK 50 ML PADA PROSES BLOW MOULDING DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN ABSTRACT
Gibran M., K., Jurnal ROTOR, Volume 9., Nomor 1, April 016 OPTIMASI WAKTU SIKLUS PRODUKSI KEMASAN PRODUK 50 ML PADA PROSES BLOW MOULDING DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN M. Kahlil Gibran 1, FX Kristianta
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool
Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool Sally Cahyati 1,a, Triyono, 2,b M Sjahrul Annas 3,c, A.Sumpena 4,d 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinci