SMA Taruna Nusantara Mengantar Lulusannya ke Jenjang Pendidikan Tinggi Terbaik di Tingkat Nasional dan Internasional. Martinus Siswanto Prajogo *)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SMA Taruna Nusantara Mengantar Lulusannya ke Jenjang Pendidikan Tinggi Terbaik di Tingkat Nasional dan Internasional. Martinus Siswanto Prajogo *)"

Transkripsi

1 SMA Taruna Nusantara Mengantar Lulusannya ke Jenjang Pendidikan Tinggi Terbaik di Tingkat Nasional dan Internasional Martinus Siswanto Prajogo *) I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. SMA Taruna Nusantara menerima lulusan SMP dari pelajar-pelajar terbaik seluruh provinsi di Indonesia. Faktor budaya lokal dari masing-masing calon siswa yang sangat beragam, sangat berpengaruh pada kepribadian mereka. Sebagaimana kita ketahui bersama, pola pendidikan yang diterapkan oleh tiap-tiap sekolah berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang mempengaruhi lokasi sekolah SMP dimana calon siswa berasal. Dilingkungan kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makasar, pola kehidupan yang keras memberikan dampak psychologis selama yang bersangkutan mengikuti proses pembelajaran dijenjang pendidikan SMP. Berbagai media masa sering memberitakan kasus-kasus tawuran masal yang dilakukan oleh para pelajar SMP dikota-kota metropolitan. Hal ini sangat dimungkinkan oleh kurangnya interaksi para pelajar dengan kedua orang tuanya, yang cenderung menyibukkan diri mencari nafkah untuk memenuhi tuntutan kehidupan keluarga. Sehingga sekolah akan manjadi pusat pendidikan bagi para pelajar. Dalam mana seharusnya pendidikan dimulai dari keluarga, namun karena keluarga menjadi lingkungan yang kurang kondusif, menyebabkan perilaku anak tidak menjadi seperti yang diharapkan oleh orang tua. Sementara sekolah dituntut untuk menerapkan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan peran sekolah lebih dititik beratkan pada pembekalan ilmu pengetahuan. Ketimpangan proses pendidikan yang diterima oleh pelajar yang kurang menerima perhatian dari keluarga, sementara disekolah yang hanya menitik beratkan 1

2 pembekalan ilmu pengetahuan, cenderung terjadi ketimpangan perkembangan kepribadian (pembentukan karakter) dari para pelajar. Bagaimana peran sekolah yang seharusnya dilakukan? Mengapa proses pembentukan karakter tidak berjalan sebagaimana mestinya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut patut menjadi concern kita bersama untuk melakukan pembenahan dalam proses kegiatan pendidikan anak-anak kita. I.2. Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap insan. Dengan mengikuti pendidikan yang terpola dengan baik, setiap orang akan mampu mempersiapkan diri guna menyongsong masa depannya untuk memperoleh kehidupan yang layak. Hal ini telah disadari sepenuhnya oleh Pemerintah. Untuk itulah pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang keinginan dan motivasi yang kuat untuk mempersiapkan diri dengan belajar secara optimal agar meraih sukses didalam segala aspek kehidupannya. Keberhasilan pendidikan merupakan salah satu jaminan bagi kemajuan suatu bangsa dan negara ditengah persaingan global. Oleh karena itulah pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga pendidikan di tingkat Universitas. Tujuan Pendidikan Nasional menurut UUD 1945 (versi Amandemen) a. Pasal 31, ayat 3 disebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan 2

3 keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. 1 b. Pasal 31, ayat 5 disebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. 2 Dari kutipan dua ayat tersebut diatas, kita bisa menilai bahwa Pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap proses penyiapan SDM Nasional yang paripurna. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang RI No. 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 3 disebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Tujuan Pendidikan menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. 4 Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan IQ (intelligence quotient), EQ (emotional quotient) dan SQ (spiritual quotient). SMA Taruna Nusantara terpanggil untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan antara lain mempersiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan distingtif dalam aspek Akademik, Kepribadian dan 1 Situs Itjen Depkes., Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan, 16.. < 2 Ibid. 3 Situs Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. < 4 Situs Haryanto., S.Pd., Tujuan Pendidikan Nasional, < 3

4 Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Internasional. 5 I.3. Permasalahan. Dari latar belakang yang telah diuraikan, proses pendidikan adalah merupakan proses yang dipengaruhi oleh beberapa lingkungan. Yang pertama adalah keluarga yang lebih banyak akan berpengaruh pada proses pembentukan kepribadian anak. Sayangnya saat ini lingkungan keluarga cenderung menjadi kurang kondusif karena pemahaman orang tua yang kurang terhadap aspek perkembangan kejiwaan anak. Kebanyakan orang tua kurang memberikan perhatian kepada anak karena tuntutan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Disatu sisi, orang tua cenderung menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepihak sekolah untuk mendidik anak-anak mereka. Sementara itu, disisi lain Sekolah cenderung terjebak pada pola pendidikan berupa pemberian pembekalan ilmu pengetahuan. Bagaimana seharusnya sekolah memainkan perannya untuk menjembatani ketidak kondusifnya lingkungan keluarga dengan tugas pemberian pembekalan ilmu pengetahuan dihadapkan pada tujuan pendidikan nasional yang telah dicanangkan oleh Pemerintah? Dari pertanyaan mendasar tersebut diatas, timbul beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Adapun pertanyaan-pertanyaan dimaksud antara lain: (1) Siapa yang memiliki peran dominan bagi pendidikan anak, agar tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan? Bagaimana metoda pendidikan yang seharusnya diterapkan? I.4. Hipotesis. Berdasarkan tinjauan pendidikan nasional dikaitkan dengan latar belakang dan permasalahan maka dapat dirumuskan hipotesis, kurang optimalnya peran sekolah dalam mendidik siswa, sehingga tujuan pendidikan nasional belum tercapai seperti yang diharapkan. 5 Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, Visi dan Misi < 4

5 I.5. Metoda. Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah metoda kualitatif. Untuk itu penulis melakukan pengamatan secara tidak langsung dengan membaca berbagai berita tentang terjadinya kenakalan para pelajar, serta mengumpulkan bahan-bahan penulisan dengan mengakses internet terkait materi penulisan ini. I.6. Kerangka Penulisan. Bagian I: Pendahuluan. Pada bagian ini disampaikan Latar belakang, Tujuan Pendidikan Nasional yang menjadi acuan pokok, Permasalahan, Hipotesis, Metodologi dan Kerangka Penulisan. Bagian II: Sejarah, Visi & Misi dan Peran Sekolah. Pada bagian ini dilakukan peninjauan tentang Sejarah Berdirinya dan Visi & Misi SMA Taruna Nusantara, dan Peran Sekolah dalam Mengantar Siswa Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. Bagian III: Program Jangka Pendek dan Jangka Menengah. Pada bagian ini dibahas tentang upaya-upaya sistematis guna mencapai tujuan pendidikan. Antara lain dibahas: Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah, Kegiatan Yang Perlu Dilaksanakan dalam Jangka Pendek dan Jangka Menengah. Bagian IV: Kesimpulan dan Saran. II. II.1. Sejarah, Visi & Misi dan Peran Sekolah. Sejarah Berdirinya dan Visi & Misi SMA Taruna Nusantara, a. Sejarah Singkat. 6 SMA Taruna Nusantara didirikan dengan tujuan untuk mendidik putra dan putri terbaik lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari seluruh Indonesia, guna meneruskan cita-cita para Proklamator. Sebagaimana kita ketahui 6. Wikipedia Ensiklopedia Bebas., SMA Taruna Nusantara Magelang. < SMA_Taruna_Nusantara_Magelang> 5

6 cita-cita dimaksud tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya pada alinea ke-4 yaitu: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 7 Adapun Pendiri SMA Taruna Nusantara adalah Menteri Pertahanan dan Keamanan pada saat itu (1985), yang sekaligus merangkap sebagai Panglima ABRI (TNI) yaitu Jenderal TNI LB. Moerdani. SMA Taruna Nusantara didirikan pada 20 Mei 1985 dalam mana ABRI (TNI) bekerjasama dengan Taman Siswa yang ditandai dengan penandatangan MoU antara kedua belah pihak. Untuk itu dibentuk suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). LPTTN inilah yang bertanggung jawab mengoperasikan SMA Taruna Nusantara. b. Visi dan Misi. 8 V I S I Sekolah yang membentuk Kader pemimpin bangsa berkualitas dan berkarakter yang berwawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, dengan bercirikan kenusantaraan serta memiliki daya saing Nasional maupun Internasional. 7 Situs Itjen Depkes., op.cit,. 1 8 Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, op.cit. 6

7 II.2. Nasional. M I S I 1. Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. 2. Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang berkualitas, berkarakter dan berbudaya. 3. Menyiapkan lulusan yang memiliki kesetiaan terhadap Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Menyiapkan lulusan yang memiliki potensi kepemimpinan yang bewawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, bercirikan kenusantaraan. 5. Menyiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan distingtif dalam aspek Akademik, Kepribadian dan Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Internasional. Peran Sekolah dalam Mengantar Siswa Mencapai Tujuan Pendidikan Tanggung jawab pendidikan anak pada dasarnya terletak pada 3 unsur utama (lingkungan), yaitu: a. Komunitas pertama adalah keluarga yang merupakan komunitas terkecil yang membentuk kepribadian seorang anak dalam proses memahami sesuatu dan kemudian melakukannya berdasarkan apa yang disampaikan/ diajarkan dan diteladankan oleh orang tuanya (learning to do); b. Komunitas kedua adalah Sekolah yang lebih berperan dalam mengembangkan pemahaman anak didik terhadap tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan dan penalaran (learning to know); c. Komunitas ketiga adalah lingkungan masyarakat dimana anak tumbuh dan berkembang serta berproses menjadi jati dirinya (learning to be) yang akhirnya akan memiliki keberanian untuk membuat keputusan yang rasional/ bijak (learning to do). Keputusan yang diambil akan didasarkan atas pertimbangan dari saran/ masukan dari pihak-pihak yang berkompeten, sehingga keputusan tersebut bersifat akomodatif untuk kepentingan bersama (learning to live together). 7

8 Dari tanggung jawab tersebut, pada dasarnya Sekolah hanya merupakan salah satu unsur utama bagi pendidikan anak, yaitu bagi tumbuh kembangnya penalaran siswa. Dalam hal ini, SMA Taruna Nusantara menerima tongkat estafet dari unsur pendidikan utama dalam hal ini keluarga dan dari lingkungan sekolah sebelumnya. Namun demikian, SMA Taruna Nusantara terpanggil untuk meneruskan tanggung-jawab 2 unsur utama sebelumnya, serta memberikan lingkungan pendidikan (unsur ke-3 berupa kehidupan berasrama) yang sangat kondusif. Dalam mana, peserta didik juga diberikan pembinaan dalam pola kebersamaan sebagai team work dalam menghadapi berbagai permasalahan, disamping pengembangan diri secara individu. Dengan lingkungan yang kondusif inilah diharapkan para siswa memiliki kemampuan adaptasi maksimal dalam menyongsong masa depannya. Dalam mana kemampuan individu (learning/ how to be & learning/ how to do) yang handal akan dipadukan dengan kemampuan kerja sama team/ team work (learning/ how to live together) yang solid dalam mengatasi setiap permasalahan. Dengan lingkungan (berasrama) seperti ini diharapkan mereka akan menjadi pemimpin yang berkarakter kuat namun tetap akomodatif didasarkan pertimbangan yang rasional. Yang oleh Unesco, pendidikan yang didasarkan pada 4 pilar: learing to know (mengembangkan kemampuan penalaran); learning to do (kemampuan membuat keputusan); learning to be (kemampuan mengejar cita-cita/ jati diri); dan learning to live together (kemampuan beradaptasi dalam kebersamaan) akan menghasilkan pemimpin yang memiliki kemampuan memadukan unsur-unsur IQ, EQ dan SQ dalam memutuskan kebijakan yang terkait dengan kepentingan masyarakat/ nasional. Menyadari tanggung jawab ini, maka SMA Taruna Nusantara menerapkan pendidikan terintegrasi untuk menjamin bahwa para peserta didik akan tetap menerima proses pembentukan kepribadian (karakter) dan bahkan berupaya memperkuat pendidikan karakter tersebut. Berbagai pola pembinaan dan pengasuhan telah disiapkan agar siswa lulusan SMA Taruna Nusantara memenuhi kreteria yang ditetapkan. Oleh karena itulah, semua staf utama dioptimalkan sesuai peran dan fungsi masing-masing dibawah pimpinan Kepala Sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dituangkan dalam Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara. 8

9 III. Program Jangka Pendek dan Jangka Menengah. III.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah. Sebelum pembahasan Program/ Kegiatan Jangka Pendek dan Jangka Menengah, maka akan didahului pembahasan tentang Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah. Pejabat dimaksud khususnya bagi Kepala Sekolah mempertangungjawabkan tugas yang diembannya kepada Kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (Ka LPTTN). Sementara itu, bagi para Wakil Kepala Sekolah mempertanggung-jawabkan tugasnya kepada Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara. Untuk itu, secara periodik para pejabat (Pengurus Sekolah) yang bersangkutan menyelenggarakan evaluasi terhadap setiap tahap kelulusan peserta didik. Evaluasi ini dilaporkan kepada Pimpinan sesuai tingkatannya sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tugasnya. Dalam setiap evaluasi akan ditinjau berbagai hal yang menjadi kekurangan/ kelemahan untuk dibenahi demi perbaikan hasil lulusan pada periode selanjutnya. Tugas Pokok Pengurus Sekolah adalah harus mampu memenuhi terselenggaranya proses pendidikan di SMA Taruna Nusantara sesuai Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tugas dimaksud, selaku Pengurus di SMA Taruna Nusantara memiliki peran penting bagi keberhasilan Sekolah dalam mewujudkan Visi dan Misi dimaksud. Untuk itu, pejabat dimaksud harus memiliki kemampuan mengevaluasi dan menindaklanjuti terhadap setiap tahapan capaian tujuan pendidikan. Tahap-tahapan dimaksud adalah sebagai berikut: a. Penentuan persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh calon-calon siswa yang berprestasi. Guna memperoleh calon siswa dimaksud tentunya diperlukan kriteria yang ketat dalam penerimaan calon siswa. Salah satu indikator yang diperlukan adalah perlu adanya nilai rapor sekolah dari semenjak semester I hingga semester V. 9 Dari perkembangan nilai rapor inilah SMA Taruna Nusantara dapat melihat rekam jejak prestasi calon siswa. Dengan demikian tujuan pendidikan yakni untuk mempersiapkan calon pemimpin bangsa yang 9 Situs Adnan Reza (Magelang Online)., Kriteria Syarat Masuk SMA Taruna Nusantara. < 9

10 memiliki kemampuan dan daya saing tinggi baik ditingkat nasional maupun internasional dapat diwujudkan. b. Kurikulum. Tentunya seorang Pengurus Sekolah perlu memahami kurikulum yang akan diberikan kepada para siswa. Untuk itu, perlu koordinasi yang inten secara periodik ke Kementerian Pendidikian dan Kebudayaan. Sehingga setiap ada updating bahan-bahan pelajaran dapat dipantau dengan baik. Selanjutnya dapat dikomunikasikan dengan pendidik/ pengajar untuk menyesuaikan perkembangan materi pelajaran yang diajarkan kepada para siswa. c. Pemenuhan Tenaga Pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi dibidang studi yang akan diajarkan kepada para siswa. Dengan demikian, akan memberikan jaminan bahwa siswa yang diterima di SMA Taruna Nusantara akan menerima materi-materi yang berbobot sesuai tahapan-tahapan pendidikan yang dilalui. d. Proses belajar mengajar/ pembelajaran peserta didik. Dengan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi dibidang masingmasing, diharapkan proses interaksi antara siswa dengan pendidik/ pengajar dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat berlangsung secara optimal. Seorang pendidik/ pengajar diharapkan memiliki kemampuan mengakomodasi siswa-siswa berprestasi yang ingin mendalami lebih lanjut topiktopik tertentu yang menjadi minatnya. Untuk itu, pengajar harus dapat mengarahkan agar siswa yang memiliki perhatian khusus pada suatu topik yang diajarkan dapat memberikan arahan untuk membaca referensi/ literatur lain yang terkait guna memperdalam pemahaman siswa terhadap topik yang diminati tersebut. Upayakan para pengajar lebih menekankan metoda belajar siswa aktif, antara lain para siswa diberikan tugas membaca bahan pelajaran yang akan diajarkan. Pada saat proses belajar mengajar, pengajar memberikan kesempatan adanya diskusi antar siswa. Selanjutnya pengajar memberikan penekanan/ pendalaman terhadap topik yang dibahas pada saat itu. Termasuk meluruskan permasalahan yang kurang tepat berdasarkan persepsi peserta didik. Namun pengajar juga harus 10

11 bersedia menerima pemahaman peserta didik, sejauh pemahaman tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. e. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang memadai. Prasarana dimaksud adalah berbagai fasilitas pendidikan yang berhubungan dengan fasilitas kelas, laboratorium dan gedung perpustakaan yang memadai. Adapun sarana yang dimaksud meliputi buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Termasuk berbagai bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dilaboratoriun. Buku-buku referensi/ literatur pendukung lain, terkait dengan bahan-bahan yang diberikan, perlu disediakan di Perpustakaan. Hal ini untuk menjamin proses pengayaan materi yang siswa minati dapat berlangsung secara optimal. Sarana dan Prasarana pendukung untuk berbagai kegiatan ekstra kurikuler juga perlu disediakan sesuai peminatan siswa. Sarana dan Prasarana dimaksud, baik berupa fasilitas kegiatan maupun pelatih yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang tersedia. Dengan langkah-langkah tersebut diatas, diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai pentahapan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, lulusan SMA Taruna Nusantara benar-benar memiliki kemampuan dan daya saing tinggi dalam meneruskan jenjang pendidikan tinggi baik di lingkup nasional maupun internasional. III.2. Kegiatan Yang Perlu Dilaksanakan dalam Jangka Pendek dan Jangka Menengah. a. Program Kegiatan Jangka Pendek. SMA Taruna Nusantara dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan, perlu melakukan berbagai kegiatan guna mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan yang perlu dilakukan antara lain: 1) Dalam hal mempersiapkan calon peserta didik. Perlu melakukan koordinasi/ komunikasi dengan berbagai pihak terkait, seperti melakukan komunikasi dengan para Asisten Personil di setiap Kodam. Serta 11

12 mengkomunikasikannya kepada para Pejabat Kantor Perwakilan Kemhan di Daerah, guna membantu memfasilitasi kegiatan sosialisasi ke Dinasdinas Pendidikan setiap Propinsi. Sosialisasi dimaksud antara lain berupa penyampaian bahwa bagi setiap calon peserta yang berminat untuk menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, disamping Ijazah, rekam jejak prestasi calon juga akan dinilai dari buku rapornya. 2) Dalam hal update kurikulum, akan dilakukan komunikasi secara inten dengan Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan Pendidikan Menengah (Dirjen Pendidikan Menengah). 3) Secara berkala dilakukan komunikasi ke berbagai Perguruan Tinggi/ Universitas di Indonesia tentang jurusan yang menjadi andalan Universitas tersebut. Dengan demikian, kita akan mampu mengarahkan lulusan SMA Taruna Nusantara ke Universitas/ Perguruan Tinggi terbaik sesuai jurusan yang diminati. 4) Secara berkala dan berkesinambungan dilakukan komunikasi dengan Atase-atase Bidang Pendidikan Kedubes Negara-negara sahabat yang membuka kesempatan (memberikan bea siswa) untuk meneruskan pendidikan tinggi dinegara-negara sahabat tersebut. Beberapa negara sahabat yang memberikan bea siswa pendidikan tinggi kepada siswa internasional antara lain Australia, New Zealand, Singapore, Jepang, Tiongkok, Korsel, US, UK, Jerman dll. b. Program Kegiatan Jangka Menengah. Program Jangka Menengah sebaiknya difokuskan pada kegiatan kaderisasi tenaga pendidik dan melengkapi sarana praktikum, khususnya alat-alat peraga pendidikan bidang Sains dan Teknologi, serta melengkapi perpustakaan dengan buku-buku literatur yang sejalan dengan penyediaan alat-alat peraga pendidikan/ peralatan praktikum bidang sains dan teknologi tesebut diatas. 12

13 1) Peningkatan Kemampuan dan Kaderisasi Tenaga Pendidik. Secara bertahap dan berkesinambungan dilakukan peningkatan kemampuan para pendidik/ pengajar dengan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti workshop/ seminar kependidikan sesuai bidang studi yang menjadi tugas mengajarnya. Termasuk mengirim tenaga-tenaga pendidik yang potensial untuk belajar ke luar negeri. Proses rekrutment tenagatenaga pendidik perlu dipersiapkan untuk mengisi kekosongan dari seniornya yang mengikuti pendidikan peningkatan kemampuan, baik didalam maupun diluar negeri. Bagi tenaga-tenaga pendidik yunior yang potensial, sebaiknya diberikan kesempatan mengikuti pendidikan peningkatan kemampuan setelah mengabdi minimal selama 2 tahun. 2) Peningkatan Sarana Pendidikan. Mengevaluasi secara berkala sarana dan prasarana pendidikan, khususnya kelengkapan peralatan praktikum dan buku-buku yang tersedia diperpustakaan. Selanjutnya diupayakan penambahan/ penggantian peralatan praktikum yang telah out of date dengan peralatan baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi terkini. Disamping itu, juga diadakan penambahan buku-buku di perpustakaan agar selalu tersedia literature yang up to date guna memenuhi kebutuhan peserta didik. IV. Kesimpulan dan Saran. IV.1. Kesimpulan. a. Tugas dan Tanggung jawab yang diemban oleh Pengurus Sekolah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Tujuan Pendidikan yang dilaksanakan oleh SMA Taruna Nusantara. Tugas dimaksud antara lain, dalam mengelola proses belajar-mengajar yang diarahkan pada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara. b. Dengan pola pendidikan terintegrasi yang memadukan 4 pilar pendidikan: (1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together, para lulusan disiapkan untuk mampu menghadapi permasalahan baik secara individu maupun secara team work. Dengan demikian, diharapkan 13

14 diperoleh penyelesaian yang komprehensif dan rasional terhadap setiap keputusan yang diambil (keputusan yang dihasilkan berdasarkan penggabungan dalam mengimplementasikan kecerdasan intelektual/ IQ, kecerdasan emosional/ EQ dan kecerdasan spiritual/ SQ). c. Dengan demikian, akan dihasilkan lulusan SMA Taruna Nusantara yang mampu bersaing dalam mengikuti jenjang pendidikan tinggi terbaik ditingkat nasional dan internasional. Pada saatnya akan bermunculan kader-kader pemimpin bangsa yang handal, yang memiliki integritas dan kemampuan tinggi yang berkarya demi kemajuan bangsa dan negara, untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi negara besar sebagaimana yang di cita-citakan oleh para Proklamator. IV.2. Saran. Bagi Pengurus Sekolah agar melakukan upaya yang konsisten sesuai tahapan proses pendidikan. Komunikasi inten dengan pihak-pihak terkait perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk menjamin agar kegiatan proses belajar mengajar/ pembelajaran peserta didik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lakukan evaluasi secara berkala pada setiap tahapan kelulusan, guna perbaikan kegiatan belajar mengajar bagi siswa baru. Jakarta, Mei 2015 *) Bahan Paparan Fit and Proper Test Calon Pengurus SMA Taruna Nusantara di The Jakarta Consulting Group (JCG Assessment Center), Jakarta. (Lulus dalam kegiatan Fit and Proper Test dan memenuhi kriteria untuk keperluan sebagaimana dimaksud). 14

15 Rujukan: (Publikasi Elektronik) Situs Itjen Depkes, Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan.,< Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, Visi dan Misi < Situs Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. < Situs Haryanto., S.Pd., Tujuan Pendidikan Nasional < tujuan-pendidikan-nasional/> Situs Adnan Reza (Magelang Online)., Kriteria Syarat Masuk SMA Taruna Nusantara. < /> Situs Wikipedia Ensiklopedia Bebas., SMA Taruna Nusantara Magelang. SMA_Taruna_Nusantara_Magelang 15

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA MEMANGGIL PUTRA-PUTRI TERBAIK SE-INDONESIA PENERIMAAN PAMONG PENGAJAR PENGASUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERU MAHAN LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERU MAHAN LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERU MAHAN LEMBAGA PERGURUAN TAMAN TARUNA NUSANTARA Nomor Klasifikasi Lampiran Perihal : B 12!> I II 12017 : Biasa : Satu bundel : Penerimaan calon Pamong/Guru Jakarta,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BERBASIS PERADABAN

KURIKULUM 2013 MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BERBASIS PERADABAN KURIKULUM 2013 MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BERBASIS PERADABAN OLEH: SAPARUDDIN Widyaiswara LPMP Prov. Sulawesi Selatan Jurusan Pendidikan Hukum dan Kewarganegaraan 1 Abstark Dalam kurikulum 2013, hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (DEPAG RI, 2004: 8) mencanangkan pilar-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah,

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 1 PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TERPADU Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KOMPETENSI DASAR MAHASISWA MAMPU MEMILIKI LANDASAN DASAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

Kurikulum Berbasis TIK

Kurikulum Berbasis TIK PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat luas penggunannya tanpa kita sadari semua bidang kegiatan yang dilakukan sehari-hari melibatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: WIDARTI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: WIDARTI A PENGARUH PERSEPSI SISWA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara khususnya di Indonesia. Pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar yaitu rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dan sangat menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan baik akan menghasilkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga atau sarana dalam melaksanakan pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan formal, sekolah memiliki tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE 2015-2019 Tema : REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DAN KARAKTER AKA DI LINGKUNGAN KAMPUS Dr. H. Suherna,.M.Si Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadipribadi yang bertakwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini sedang dalam kondisi kritis dan memprihatinkan. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga ketiadaan visi serta

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap usaha pendidikan harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA Rowland Bismark Fernando Pasaribu 9/9/2013 Penyajian perkuliahan Pendidikan Pancasila dimimbar Perguruan tinggi berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi suatu bangsa kedepan ditengah persaingan global ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang menyadari peran SDM tersebut akan senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sebatas media menyalurkan ilmu dari pendidik kepada siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan demikian cepatnya, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan alat strategis untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki ketrampilan (skill), sikap hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci