PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK SITI SYAMSIAH A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK SITI SYAMSIAH A"

Transkripsi

1 PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK SITI SYAMSIAH A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN SITI SYAMSIAH. Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok. Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI. Perkembangan jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah BPRS mencapai 114 unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan April jumlah BPRS telah mencapai 118 unit. Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana relatif murah kepada masyarakat. Peluang yang diberikan pemerintah kepada BPRS, membuka kesempatan bagi BPRS untuk mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan besarnya keuntungan yang diperoleh, ataupun dengan cara memperkecil biaya operasional sehingga dapat melakukan efisiensi usaha. Di tengah persaingan perbankan syariah yang saat ini semakin marak BPRS Al Salaam terus berupaya meningkatkan usahanya melalui program pembiayaan yang disalurkan kepada nasabahnya. BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah terhadap keuntungan dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman. Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap tingkat keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah. Penelitian ini dilaksanakan di PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jl. Raya Cinere Blok A No. 42 Depok Kegiatan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari direktur BPRS Al Salaam. Data sekunder didapatkan dari laporan keuangan BPRS selama 3 tahun terakhir, yakni dari tahun 2005 sampai dengan tahun Laba yang diperoleh perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan aset atau kekayaan perusahaan. Kemampuan manajemen tersebut dapat diukur melalui Return On Assets Ratio (ROA ratio). Pada tahun 2005 ROA ratio BPRS Al Salaam sebesar 2,54 persen, artinya dalam penggunaan 100 persen asset atau kekayaan dalam kegiatan pembiayaan, BPRS Al Salaam memperoleh laba sebesar 2,54 persen. Tahun 2006, pada saat proses konversi berlangsung terjadi penurunan ROA yaitu sebesar 1,35 persen. Pada tahun 2007 setelah proses konversi terjadi peningkatan ROA menjadi 2,02 persen,

3 peningkatan nilai laba sebesar 97,86 persen dari tahun sebelumnya, sementara total aktiva hanya mengalami peningkatan sebesar 16,48 persen. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan, rata-rata ROA sesudah konversi mengalami peningkatan sebesar 0,274 persen. Nilai P-value yang menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil dari nilai α menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi ROA antara sebelum dan sesudah konversi. Operational Eficiency Ratio (OER) atau Rasio Efisiensi Operasional dapat digunakan oleh suatu badan usaha khususnya bank untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi usaha. OER tahun 2005 sebesar 90,13 persen, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 93,25 persen, kemudian tahun 2007 menurun menjadi 91,60 persen. Menurut penilaian kesehatan BPRS kinerja BPRS Al Salaam masih tergolong sehat karena tidak keluar dari batasan normal untuk OER yaitu kurang dari 93,52 persen, baik sebelum konversi maupun sesudah konversi. Hal tersebut menunjukkan BPRS Al Salaam telah mampu mencapai efisiensi dalam menjalankan usahanya walaupun telah merubah prinsip usahanya dari konvensional menjadi syariah. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan, nilai P-value menunjukkan signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi OER antara sebelum dan sesudah konversi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan ternyata tidak seluruhnya berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas yang telah ditentukan, hanya ada dua variabel yang berpengaruh. Variabel pembiayaan modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif, artinya setiap penurunan pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan. Pembiayaan modal kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai elastisitas pembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar -7,310 yang artinya bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp , maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja. Variabel pembiayaan konsumsi secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan konsumsi dalam model mempunyai pengaruh positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Nilai elastisitas pembiayaan konsumsi dalam fungsi keuntungan sebesar 6,852 yang artinya bahwa setiap penambahan pembiayaan konsumsi sebesar Rp , maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus).variabel jumlah nasabah modal kerja (X 1 ), pembiayaan investasi (X 4 ), jumlah nasabah konsumsi (X 5 ), jumlah pembiayaan konsumsi (X 6 ) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan

4 PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK Oleh : SITI SYAMSIAH A SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5 Judul Skripsi : PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK Nama NRP : Siti Syamsiah : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, April 2009 Siti Syamsiah A

7 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Juli 1980, sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sanusi dan Ibu Siti Hasanah. Pada Tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Empang I. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1995 di SMPN 7 Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 5 Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada program Diploma III Teknisi Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi ke jenjang sarjana pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

8 KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, inayah dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada penelitian ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penelitian ini sangat penulis harapkan. Akhir kata terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama dan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang membutuhkan Bogor, April 2009 Siti Syamsiah

9 UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak akan tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perhatian dan kesabarannya selama membimbing penulis dalam melakukan penelitian. 2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang banyak memberikan saran dan kritik pada skripsi ini. 3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji pada sidang yang telah memberikan saran dan kritik pada skripsi ini. 4. Dra Yusalina, M.Si selaku perwakilan dari Komisi Pendidikan yang banyak memberikan saran pada skripsi ini. 5. Ir. Chotib Muhammad selaku Direktur Utama PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang telah memberikan ijin penelitian. 6. Cahyo Kartiko, SP, selaku Direktur PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang telah memberikan ijin penelitian dan diskusi yang menarik. 7. Keluarga besar PT BPRS Al Salaam Amal Salman terutama Mba Dian yang telah meluangkan waktunya atas saran dan dukungannya. 8. Keluarga besar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor, Badan Pengembangan SDM Pertanian, Departemen Pertanian yang telah memberikan ijin belajar untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana. 9. Suamiku Gilar Gautama dan anakku Kafka Hafizh Gautama untuk seluruh doa, cinta, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan seluruh dukungannya selama ini. 10. Orang tua dan kakak-kakakku untuk seluruh dukungannya selama ini.

10 11. Teman teman Ekstensi MAB terimakasih atas kebersamaannya selama ini. 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS Pembiayaan Nasabah Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Efisiensi Keuntungan Profitabilitas Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Jenis dan Sumber Data Pengolahan dan Analisis Data Metode Analisis Deskriptif Analisis Rasio Profitabilitas dan Efisiensi Usaha Analisis Regresi Metode Pendugaan Model Definisi Operasional V. GAMBARAN UMUM BPRS AL SALAAM Sejarah BPRS Al Salaam Manajemen dan Organisasi Keadaan Sumberdaya Manusia BPRS Al Salaam Perkembangan Jumlah Nasabah Perkembangan Pembiayaan xii xiii

12 5.6 Produk dan Layanan Prosedur Umum Pembiayaan Aspek Keuangan Bank VI. TINGKAT KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI USAHA Profitabilitas dan Efisiensi Usaha Return On Asset Ratio Operational Efficiency Ratio VII. PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN BPRS AL SALAAM VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 74

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di Indonesia Tahun Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan Keuntungan Tahun Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Jenis Penggunaan BPRS Al Salaam Tahun Perkembangan Jumlah Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun Hasil Perhitungan ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Hasil Perhitungan Uji-t ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Hasil Perhitungan OER BPRS Al Salaam Tahun Hasil Perhitungan Uji-t OER BPRS Al Salaam Tahun Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model Jumlah Pembiayaan dan dan Nasabah BPRS Al Salaam Tahun

14 14. Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan... 70

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kurva Kemungkinan Produksi Kurva Hubungan Total Cost dan Total Revenue Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Prosedur Umum Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Perkembangan ROA PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Perkembangan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Struktur Organisasi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Daftar Pertanyaan Wawancara dengan pihak Direksi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Daftar Rekanan BPRS Al Salaam Tahun Penilaian Kesehatan BPR/BPRS Menurut Bank Indonesia Hasil Perhitungan ROA dan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Hasil Perhitungan Profitabilitas dan Efisiensi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Hasil Uji-t ROA Tahun Hasil Uji-t OER Tahun Data Keuntungan, Pembiayaan dan Jumlah Nasabah PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun Hasil Analisis Regresi... 90

17 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang menjelaskan perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis tersebut melaksanakan kegiatan secara konvensional atau syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut sistem perbankan ganda (dual banking system), yaitu bank konvensional dan bank syariah beroperasi berdampingan. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa di Indonesia pada tahun 2008 jumlah bank umum konvensional mencapai 125 unit, bank umum syariah tiga unit, bank perkreditan rakyat (BPR) 1767 unit dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) 118 unit. Sehubungan dengan hal tersebut dikeluarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, dalam hal ini Bank Indonesia selaku regulator keuangan memberikan kesempatan kepada lembaga keuangan yaitu Bank untuk memutuskan dan melakukan percepatan perbankan syariah. Hal ini dibuktikan dengan diperbolehkan bahkan dianjurkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah (bank konvensional yang membuka cabang syariah). Hal yang sama juga terjadi pada BPR sebagai salah satu lembaga keuangan yang lebih menyentuh masyarakat menengah ke bawah untuk melakukan konversi menjadi BPRS. Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008), perkembangan jumlah BPRS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah BPRS mencapai 114 unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan April jumlah BPRS telah mencapai 118 unit. Peningkatan ini dikarenakan

18 2 dibentuknya Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) baru, atau juga bisa dikarenakan adanya konversi BPR menjadi BPRS. Perkembangan jumlah BPRS berdasarkan total aset di Indonesia tahun disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di Indonesia Tahun Total Aset Tahun * Perubahan (%) < 1 miliar ,46 1 s.d. 5 miliar ,87 > 5 s.d. 10 miliar ,17 > 10 miliar ,68 Total ,39 Keterangan : * data sampai dengan bulan April 2008 Sumber : Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008) Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah (2008), Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa tahun 2007 volume usaha BPRS mengalami pertumbuhan sebesar 33,2 persen dengan nilai ekspansi mencapai Rp 1,2 triliun atau tumbuh sebesar Rp 300,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sehingga memperbesar pangsa pasar BPRS. Hingga Maret 2008, pembiayaan BPRS yang telah disalurkan mencapai Rp 944,412 miliar. Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga tercatat pada posisi 122,23 persen. Total Dana Pihak Ketiga adalah Rp 772,22 miliar. Rasio Net Performance Financing (NPF) tercatat menurun tipis menjadi 7,90 persen dari 7,99 persen per akhir tahun lalu. Cadangan dan total aset BPRS pada periode itu masing-masing tercatat Rp 22,684 miliar dan Rp 1,295 triliun. 1 Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana 1 Republika Online. Kenaikan Harga BBM Bisa Dorong NPF BPRS Juni 2008

19 3 relatif murah kepada masyarakat. Faktor utama yang menjadi kunci sukses dalam memberikan pelayanan tersebut adalah lokasi BPRS yang dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan yang sederhana dan lebih mengutamakan pendekatan personal serta fleksibilitas pola dan model pinjaman. Di lain pihak Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas dan pembina perbankan di Indonesia memberikan dorongan untuk tumbuhnya industri BPRS yang sehat dan berkelanjutan, diantaranya adalah dengan memperkuat bargaining BPRS di dunia perbankan melalui program penguatan industri perbankan yang dikenal dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Menurut Yudistira (2004), BPRS sebagai lembaga keuangan haruslah mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi perusahaan dan dari sisi operasional usaha. Berdasarkan sisi perusahaan yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan bank, sedangkan dari sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan pengelolaan. BPRS dianggap mampu memfokuskan dirinya dan memberikan kontribusi aktif dalam penyaluran dana pada masyarakat. Peluang yang diberikan pemerintah kepada BPRS tersebut, membuka kesempatan bagi BPRS untuk mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan besarnya keuntungan yang diperoleh, ataupun dengan cara memperkecil biaya operasional sehingga dapat melakukan efisiensi usaha. Besarnya keuntungan yang diperoleh dan kecilnya biaya operasional pemasaran merupakan salah satu faktor penting untuk membawa perusahaan pada posisi persaingan yang semakin kuat, agar mampu bertahan dan

20 4 mampu meningkatkan usahanya sehingga mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dilakukan oleh perbankan di Indonesia, salah satunya adalah PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jalan Cinere Raya Blok A No. 42 Depok. 1.2 Perumusan Masalah BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah pembiayaan tahun pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun Jumlah Pembiayaan Tahun Target (rupiah) Perubahan (%) Realisasi (rupiah) Perubahan (%) , , , , , , , ,86 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Di tengah persaingan perbankan syariah BPRS Al Salaam terus berupaya meningkatkan keuntungan melalui program pembiayaan untuk sektor ekonomi. Pembiayaan yang disalurkan dan jumlah nasabah BPRS Al Salaam setiap tahun selalu mengalami peningkatan, baik itu pada saat beroperasi secara konvensional maupun setelah menjadi syariah. Namun saat proses konversi berlangsung tahun 2006, realisasi pembiayaan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Pada tahun 2007 setelah beroperasi menjadi syariah realisasi pembiayaan mengalami

21 5 peningkatan. Seiring dengan perkembangan jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami perubahan. Perkembangan jumlah nasabah, pembiayaan dan keuntungan PT BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan Keuntungan BPRS Al Salaam Tahun Tahun Jumlah (dalam persen) Nasabah Pembiayaan Keuntungan ,50 37,73 55, ,03 42,86 55, ,76 9,63 (34,90) ,80 41,20 97,90 Sumber : PT BPRS Al Salaam (2008) Pada tahun 2006 tingkat keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman mengalami penurunan sebesar 34,9 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah nasabah dan pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan. Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan tersebut, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh perubahan prinsip usaha syariah terhadap profitabilitas dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman? 2. Bagaimana pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah terhadap profitabilitas dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman.

22 6 2. Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi penulis, yaitu dapat menerapkan teori-teori dan disiplin ilmu yang didapat pada saat kuliah, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pembiayaan. 2. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keuntungan dari penyaluran pembiayaan maupun penghimpunan dana. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.

23 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tujuan Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS Menurut Antonio (2001), upaya pencapaian keuntungan yang setinggitingginya (profit maximization) adalah tujuan yang dicanangkan oleh bank komersial, terutama bank-bank swasta. Tujuan Bank Islam berdiri untuk menggalakkan, memelihara serta mengembangkan jasa produk perbankan yang berasaskan syariah Islam. BPR Syariah dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan operasional sebagai berikut : (i) Meningkatkan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan; (ii) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi; (iii) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, usaha yang boleh dilakukan BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit 3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

24 8 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain. Usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya: a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing c. Melakukan penyertaan modal d. Melakukan usaha perasuransian e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah disebutkan di atas 2.2 Pembiayaan Secara umum istilah pembiayaan pada sistem syariah sama dengan istilah kredit pada sistem konvensional. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak lembaga keuangan dengan pihak lain (pihak yang mendapat fasilitas pembiayaan) yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Institut Bankir Indonesia (2001), pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit Jenis-Jenis Pembiayaan Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan jenis pembiayaan yang diperlukan. Berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi, pengelompokkan pembiayaan menurut Bank Indonesia

25 9 dan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), (2005) adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari jenis pembiayaan : a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (i) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku pengelola (mudharib) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati. (ii) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. b. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (i) Piutang Murabahah Piutang murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga pokok barang di tambah dengan keuntungan yang disepakati. (ii) Salam Salam adalah perjanjian jual beli barang dengan pembayaran lunas dimuka oleh BPRS sebagai pembeli kepada nasabah sebagai

26 10 penjual yang berkewajiban menyerahkan barang pesanan berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, dan barang tersebut akan dijual kembali oleh BPRS kepada pihak lain. c. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa menyewa Piutang Ijarah merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu barang dari dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. d. Pembiayaan berdasarkan prinsip jasa Piutang Istishna merupakan jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. 2. Dilihat dari jenis penggunaan : a. Modal Kerja Pembiayaan yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan : (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponenkomponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan (inventory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi (finished good).

27 11 b. Investasi Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Pada umumnya pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. c. Konsumsi Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 3. Dilihat dari sektor ekonomi : a. Pertanian, Kehutanan dan Sarana Pertanian Pembiayaan yang dibiayai untuk sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan sarana pertanian. b. Pertambangan Pembiayaan yang digunakan untuk usaha tambang, dan jenis usaha tambang. c. Industri Pengolahan Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai industri pengolahan. d. Listrik, gas dan Air Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai pelayanan terhadap listrik, gas dan air e. Konstruksi Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai usaha konstruksi.

28 12 f. Perdagangan, Restoran dan Hotel Pembiayaan yang digunakan untuk usaha yang bergerak di bidang perdagangan, restoran dan hotel. g. Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Pembiayaan yang digunakan untuk usaha pengangkutan, pergudangan dan komunikasi. h. Jasa-jasa Dunia Usaha Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa-jasa dunia usaha i. Jasa-jasa sosial/masyarakat Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa-jasa sosial/masyarakat Prinsip-prinsip Pembiayaan Menurut Siamat (1999), dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan, dikenal adanya prinsip dasar penyaluran dana yang sehat yaitu memahami, menguasai, dan melaksanakan prinsip 5C + S (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, dan sesuai Syariah). Kelima prinsip tersebut adalah : a. Character Dasar dari suatu pemberian pembiayaan adalah atas dasar kepercayaan. Yang mendasari suatu kepercayaan adalah adanya keyakinan bahwa peminjam mempunyai watak atau sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif, dan juga mempunyai rasa tanggungjawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

29 13 Manfaat dari penilaian charácter ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur. Charácter ini merupakan faktor yang paling dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari. b. Capacity Suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dibiayai dengan pembiayaan dari bank. Jadi, maksud dari penilaian terhadap capacity ini yaitu untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pengukuran capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu - Pendekatan Historis Pendekatan untuk menilai past performance dari masalah yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau selalu menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu. - Pendekatan Finansial Pendekatan untuk menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugi/laba untuk beberapa periode terakhir, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas usahanya, serta tingkat risiko usahanya. - Pendekatan Edukasional

30 14 Pendekatan untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur. Hal ini penting untuk perusahaan yang membutuhkan teknologi tinggi ataupun usaha-usaha yang memerlukan profesionalisme tinggi. - Pendekatan Yuridis Menilai apakah calon debitur tersebut secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya ataupun badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank - Pendekatan Manajerial Menilai sampai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi-fungsi menajemen dalam memimpin perusahaannya. - Pendekatan Teknis Pendekatan untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan kerja atau mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation, bahkan sampai kepada kemampuan dalam merebut pangsa pasar. c. Capital Capital merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan pembiayaan yang berfungsi sebagai penyedia dana. Namun, dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang, maka semakin dipercaya untuk memperoleh pembiayaan. Secara rasional hal ini tentulah tidak mengherankan sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan pembiayaan yang diperolehnya dari bank, tentu akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan dan biasanya akan berhasil.

31 15 d. Collateral Collateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan pembiayaan tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi pembiayaannya dari hasil usahanya. e. Condition of economy Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh pembiayaan. Maksud dari penilaian ekonomi adalah untuk mengetahui sejauhmana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu negara atau suatu daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang memperoleh pembiayaan. 2.3 Nasabah Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/7/PBI/2005 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan. Menurut Suranto dalam Rahmina (2005) nasabah adalah masyarakat yang menyimpan uang di bank dan ada lima kebutuhan utama nasabah segmen ritel dalam memilih bank diantaranya :

32 16 a) Kebutuhan akan pelayanan yang memuaskan b) Kebutuhan akan citra (reputasi) bank yang positif c) Kebutuhan akan lokasi bank yang strategis (dekat rumah atau dekat kantor) d) Kebutuhan akan fasilitas perbankan yang lengkap dan modern e) Kebutuhan akan features produk tabungan yang lengkap Nasabah adalah orang yang paling penting dalam suatu bank. Nasabah tidak tergantung pada bank, tetapi bank tergantung pada nasabah. Bank mampu merebut hati nasabah, yang akan diuntungkan dengan peningkatan dana diterima dari masyarakat. 2.4 Penyaluran Pembiayaan Candrayasa (2000) dalam penelitiannya tentang Analisis Efektivitas Penyaluran Kredit Umum Pedesaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Bank Rakyat Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum penyaluran KUPEDES di BRI tersebut telah berjalan efektif berdasarkan pada data tahunan bank yang menunjukkan adanya perkembangan kredit dari tahun ke tahun. Menurut nasabah penyaluran kupedes di BRI pada umumnya sudah efektif dengan pencapaian skor pada selang sangat efektif dengan Skala Likert. Setelah dilakukan analisa dengan metode logit didapatkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pedagang kecil dalam mengajukan pinjaman KUPEDES adalah lamanya pendidikan, rasio pendapatan, jumlah tanggungan dan jarak bank. Faktor lama pendidikan berpengaruh nyata positif dengan arti semakin lama seseorang mendapatkan pendidikan maka

33 17 semakin tinggi keinginannya untuk mendapatkan pinjaman. Faktor rasio pendapatan, jumlah tanggungan dan jarak bank berpengaruh nyata negatif. Faktorfaktor lain seperti umur dan pengalaman usaha seseorang tidak berpengaruh pengambilan keputusan untuk meminjam kredit, hal ini disebabkan tidak ada perbedaan umur dan pengalaman usaha yang signifikan antara responden yang mengambil kredit maupun yang tidak mengambil kredit. Yudistira (2004) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah terhadap Tingkat Keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa BPR Gebu Kujang telah mampu memperkecil besarnya biaya yang digunakan untuk operasional usahanya per tahunnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ROA ratio yang relatif stabil yaitu rata-rata 10,65 persen tiap tahun yaitu dari tahun 1999 hingga tahun Walaupun nilai COMRnya dari rata-rata keseluruhan rasio masih cukup besar, dimana rata-rata COMRnya sebesar 48,45 persen. Hasil analisis dengan regresi berganda, dimana variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebasnya adalah jumlah nasabah bulanan (NBL), jumlah kredit bulanan (KBL), jumlah nasabah berjangka (NBJ) dan jumlah kredit berjangka (KBJ). Keempat variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan, namun variabel yang paling berpengaruh adalah variabel NBJ. Koefisien NBJ sebesar , nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan jumlah nasabah berjangka sebanyak satu orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp Dengan demikian

34 18 BPR Gebu Kujang harus lebih memperhatikan dan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit berjangka, lebih baik meningkatkan jumlah nasabah kreditnya daripada meningkatkan nilai kredit yang dipinjam. Hartati (2005) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba dan Aset Nasabah (Studi Kasus Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Amanah Ummah). Hasil penelitian menyimpulkan karakteristik nasabah pembiayaan murabahah dari BPRS tersebut didominasi oleh pedagang. Motivasi mereka mengajukan pembiayaan adalah untuk menambah modal dan mengembangkan usaha. Hampir seluruh nasabahnya tidak memiliki laporan keuangan. Pembiayaan murabahah memberikan pengaruh rata-rata kapasitas penjualan per harinya, pada laba dan aset nasabah, sehingga usaha nasabah mengalami pertumbuhan. Indriyani (2007) dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengajuan Pembiayaan UMKM PT BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisa faktor dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan nasabah yaitu : prosedur, karakteristik nasabah, atribut bank, pengaruh lingkungan, karakteristik usaha, kebutuhan modal dan pengalaman usaha. Semakin mudah prosedur yang diterapkan BPRS semakin banyak pengajuan oleh nasabah. Karakteristik nasabah yang berpengaruh pada pengajuan adalah keberanian dalam mengambil resiko dan pengetahuan prosedur. Sikap dan penampilan karyawan, lokasi, jam dan hari buka, kredibilitas bank merupakan atribut bank yang menurut nasabah berpengaruh pada keputusan pengajuannya. Pengaruh lingkungan ikut andil dalam

35 19 keputusan pengajuan pembiayaan oleh nasabah. Keuntungan usaha yang besar dan prospek usaha yang menjanjikan memberi pengaruh yang bagus terhadap pengajuan pembiayaan. Semakin banyak pengalaman usaha nasabah dan kebutuhan akan tambahan modal semakin besar keinginan dalam mengajukan pembiayaan. Wicaksono (2007) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pertanian oleh Bank BRI di Indonesia. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif serta analisis linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit pertanian oleh Bank BRI di Indonesia, yang dilihat dari model ekonometrika pada tingkat signifikansi (α) = 5 persen, adalah variabel produk domestik bruto sektor pertanian di BRI. Sedangkan variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh secara nyata. Dari variabel tersebut, yang paling berpengaruh adalah variabel tingkat pengembalian kredit bermasalah sektor pertanian di BRI. Berdasarkan hasil uji ekonometrika, permasalahan multikolinearitas dan autokorelasi dalam model tidak ditemukan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman bisa dilihat dari jenis usaha, alat analisis, dan tempat penelitian. Meskipun topik penelitian dan jenis usaha sama yaitu lembaga keuangan, akan tetapi tempat penelitiannya berbeda..

36 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Efisiensi Lipsey (1997) menyatakan bahwa efisiensi ekonomi mempersyaratkan penghindaran pemborosan sumber daya. Bila tenaga kerja tidak dimanfaatkan dan pabrik dibiarkan menganggur (seperti dalam masa resesi yang parah), keluaran potensial mereka akan hilang. Jika sumber daya ini dimanfaatkan, keluaran total akan naik dan akibatnya setiap orang akan lebih baik keadaannya. Tetapi, pemanfaatan sepenuhnya sumber daya tidak dengan sendirinya cukup untuk mencegah pemborosan sumber daya. Seandainyapun sumberdaya dimanfaatkan sepenuhnya, mereka dapat saja digunakan secara tidak efesien. Kondisi penting yang harus dipenuhi agar efisiensi ekonomi tercapai dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (Lipsey, 1997) : a. Efisiensi Produksi Efisiensi produksi mempersyaratkan bahwa: - tiap-tiap perusahaan memproduksi keluarannya dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian hingga rasio hasil kali marjinal dari setiap pasang faktor dibuat sama dengan rasio harga mereka. - biaya marjinal untuk memproduksi unit terakhir dari keluarannya harus sama untuk setiap perusahaan dalam sebarang industri. - perusahaan berada pada, dan bukan dalam, kurva kemungkinan produksi Keadaan yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi efisiensi produksi dapat dilihat pada Gambar 1.

37 21 Y 2 b d Barang Y a c Y 1 0 x 1 x 2 Barang X Gambar 1. Kurva Kemungkinan Produksi Sumber : Lipsey, 1997 Gambar 1 menunjukkan kemungkinan produksi yang menyiratkan bahwa ekonomi berada di suatu titik di dalam kurva. Dalam kurva ini menggambarkan semua kombinasi dua barang X dan Y yang dapat diproduksi bilamana sumber daya ekonomi dimanfaatkan sepenuhnya dan digunakan dengan efisiensi produksi. b. Efisiensi Alokasi Efisiensi alokasi didefinisikan sebagai satu situasi di mana tidak mungkin mengubah alokasi sumber daya sedemikian hingga membuat pihak tertentu menjadi lebih baik tanpa membuat pihak lain menjadi lebih buruk. Alokasi sumber daya dikatakan efisien bila, untuk setiap barang yang diproduksi, biaya marjinal produksinya sama dengan harganya Keuntungan Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba/keuntungan. Nicholson (2004) menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk

38 22 memperoleh yang maksimum. Laba maksimum merupakan tujuan satu-satunya perusahaan, untuk itu setiap perusahaan akan memilih kombinasi input yang terbaik dan tingkat output yang paling menguntungkan. Sehingga perusahaan akan berusaha membuat perbedaan yang sebesar-besarnya antara biaya produksi dengan penerimaan total (total revenue). Menurut Simorangkir (2004) profitabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba/keuntungan. Memperoleh laba merupakan tujuan bank dengan alasan sebagai berikut : 1. Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas persetujuan pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan menaikkan kredibilitas (tingkat kepercayaan) bank tersebut di mata masyarakat. 2. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan. Pimpinan bank yang cakap dan terampil umumnya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar daripada pimpinan yang kurang cakap. 3. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham yang dikeluarkan/ditetapkan oleh bank. Pada gilirannya bank akan mempunyai kekuatan modal untuk memperluas penawaran produk dari jasanya masyarakat. Menurut Sukirno (2003) keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Analisis keuntungan berguna untuk mengetahui dan mengatur apakah kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau

39 23 tidak. Tujuan dilakukan analisis keuntungan ini adalah untuk menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dapat menggunakan analisis dengan rumus: π = TR TC Keterangan: π = Keuntungan Usaha (Rp) TR = Total Pendapatan Operasional (Rp) TC = Total Biaya Operasional (Rp) Secara grafik keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2. TC Y B TR π 0 A X Gambar 2. Kurva Hubungan Total Cost dan Total Revenue Sumber : Sukirno, 2003 Keterangan: TC = Total Cost TR = Total Revenue π = Keuntungan Y = Biaya dan penjualan X = Kuantitas produksi Gambar 1 menunjukkan biaya total dan pendapatan total, keuntungan diperoleh ketika kurva TC berada dibawah kurva TR. Keadaan di mana kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Perpotongan di antara kurva TC dan TR dinamakan titik kembali modal (break event point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sama dengan pendapatan yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua titik yaitu titik A dan titik B.

40 Profitabilitas Sartono (1997) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri selama periode tertentu. Menurut Munawir (1995), rentabilitas (profitabilitas) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio yang dapat digunakan dalam analisis profitabilitas antara lain : 1. Return On Assets (ROA) Ratio Return On Asset Ratio adalah perbandingan antara pendapatan bersih atau laba (net income) dengan jumlah aktiva. Rasio laba terhadap jumlah aset ini merupakan indikator yang menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dari hasil pengelolaan seluruh kekayaannya. 2. Operational Efficiency Ratio Operational Efficiency Ratio adalah perbandingan antara jumlah biaya operasional dengan jumlah pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya operasional secara keseluruhan yang digunakan oleh bank untuk memperoleh pendapatan. Semakin rendah nilainya berarti usaha bank semakin efisien. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Tujuan utama dari setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah memaksimumkan keuntungan. Untuk mencapai kegiatan tersebut, perusahaan harus memaksimalkan kegiatan usahanya. Salah satu kegiatan usaha BPRS adalah menghimpun dana masyarakat dan menyediakan pembiayaan bagi masyarakat.

41 25 Kegiatan pembiayaan tersebut diharapkan akan menghasilkan keuntungan dari bagi hasil pembiayaan, sehingga dengan semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan dan meningkatnya jumlah nasabah akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh BPRS. Usaha peningkatan pendapatan dari kegiatan pembiayaan, pihak BPRS juga harus melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan tersebut. Evaluasi tersebut dapat digunakan untuk melihat sejauhmana tingkat efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasionalnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangannya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan adalah analisis rasio profitabilitas. Dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas dapat mengukur kemampuan BPRS untuk memperoleh keuntungan dan efisiensi usaha yang dapat dicapai BPRS. Analisis rasio profitabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Return On Asset (ROA) Ratio dan analisis rasio efisiensi usaha menggunakan Operational Efficiency Ratio (OER). Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan BPRS. Secara skematis kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

42 26 BPRS AL SALAAM Jumlah Pembiayaan : - modal kerja - investasi - konsumsi Jumlah Nasabah : - modal kerja - investasi - konsumsi Penerimaan Operasional Biaya Operasional Laba/Keuntungan Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman

43 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jl. Raya Cinere Blok A No. 42 Depok Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT BPRS Al Salaam merupakan salah satu BPRS terbesar di Indonesia yang memiliki aset Rp 130 milyar per posisi Mei Kegiatan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak perusahaan yaitu direktur BPRS Al Salaam. Daftar pertanyaan wawancara dengan direktur BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Lampiran 2. Data sekunder berupa dokumen perusahaan, data dari instansi pemerintahan, internet, dan studi pustaka untuk rujukan teoritis yang sesuai dengan topik penelitian. Data sekunder yang diperoleh dari BPRS Al Salaam merupakan data bulanan dari tahun 2005 sampai dengan tahun Jumlah data yang dianalisis sebanyak 36 pengamatan, data sebelum konversi sebanyak 18 bulan dan data sesudah konversi sebanyak 18 bulan. 4.3 Pengolahan dan Analisis Data Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah transformasi data mentah ke dalam bentuk yang mudah dipahami atau diinterpretasikan (Simamora, 2004). Analisis deskriptif

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia.Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 di mana didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok) Oleh: HARDY SUHARDIMAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan. Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan 1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Lembaga keuangan (bank) merupakan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

SYSTEM PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH

SYSTEM PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH Paper di bawah ini sama sekali tidak menghubungkan isi materi kuliah Hukum Ekonomi yang telah diberikan dosen ke dalam pembahasan hukum perbankan syariah. Yang dibahas dalam paper ini adalah sistem pembiayaan

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan syariah di Indonesia sedang mengalami perkembangan. Seperti diketahui, perbankan syariah di Indonesia mulai muncul pada tahun 1991 ketika Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi modern. Tidak satu pun negara modern yang menjalankan kegiatan ekonominya tanpa

Lebih terperinci

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan dunia usaha, khususnya industri dan manufaktur, berada dalam kondisi penuh ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PENGARUH NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH ( Studi Kasus pada PT.Bank Syariah Mandiri tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak mulai dikembangkannya sistem bagi hasil dalam kurun waktu 17 tahun, total aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang berhubungan dengan sistem screening nasabah pembiayaan yaitu Skripsi oleh Maulana Syam Idris

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa khawatir pada setiap individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk kerjasama negaranegara ASEAN untuk meminimalisir bahkan menghilangkan hambatan dalam kegiatan ekonomi kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci