BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur an dan Al-Hadist. Sebagaimana wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah SAW yakni QS.Al-Alaq ayat 1-5 : Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya 1 Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan 1 Q.S (Al-Alaq: 1-5)

2 2 mengkaji, serta meneliti. Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya belajar. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati guru-siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. 2 Salah satu cara muwujudkan tujuan pendidikan tersebut adalah dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa mengatakan bahwa Belajar hanya akan terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri sehingga tujuan akhir dari proses pembelajaran akan tercapai. 3 Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Najm ayat 39-41: Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna 4 Dalam proses pendidikan, guru merupakan salah satu faktor yang menentukan terhadap kaberhasilan siswanya. Dengan demikian guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak hanya dituntut agar mampu menyampaikan materi pelajaran dan menguasai bahan pelajaran, tetapi harus dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan UU No. 20 th 2003 bahwa pendidikan adalah 2 Pupuh Fathurahman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Aditama, 2007, hlm Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm QS. (An-Najm: 39-41)

3 3 usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 5 Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik secara intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial didalam masyarakat. Menurut H. M. Arifin yang dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu pekerjaan akan jelas pula arahnya 6. Usaha menyiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk kedalamnya Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu Bidang Studi yang dipelajari di sekolah dasar. Dalam dokumen Permendiknas dikemukakan bahwa IPS SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. 7 Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari baik yang terjadi sekarang maupun masa lampau. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini tidak terlepas dari model atau metode yang diterapkan oleh guru, karena hlm , hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, 6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, hlm Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

4 4 model atau metode merupakan cara guru untuk mentransfer ilmu pada siswa, agar siswa dengan mudah memahami materi ajar tersebut. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, bahwa guru telah menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan dalam proses kegiatan belajar mengajar pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru tetapi terlihat aktivitas belajar siswa masih rendah, hal ini dapat terlihat dari berbagai gejala-gejala berikut: 1. Dari 41 orang siswa terlihat 21 orang siswa (51 %) yang tidak aktif atau jarang bertanya dan mengemukakan pendapatnya kepada guru atau kepada siswa lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 2. Ketika guru memberikan suatu permasalahan untuk diselesaikan terdapat 17 orang siswa ( 41%) yang tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. 3. Terdapat 20 orang siswa ( 49%) kurang mampu membuat kesimpulan pelajaran dan kurang mendiskusikan tentang apa yang telah dipelajari dengan temannya. 4. Hanya 25 orang siswa (61%) yang aktif mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, sedang 16 orang siswa (39%) m asih bersikap acuh dan siswa tidak suka bergabung dalam kelompok atau enggan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan gejala-gejala yang dikemukakan di atas, guru dituntut untuk melakukan perbaikan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah

5 5 satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah dengan memilih model pengajaran yang tepat. Tentunya model pengajaran tersebut dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar pun meningkat. Karena keterlibatan siswa secara aktif dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Maka diperlukan bimbingan dari guru agar aktivitas itu terus berkembang dan meningkat sesuai dengan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Hud ayat 93 : Artinya: Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya aku pun berbuat (pula), kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta, dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu" 8 Untuk meningkatkan aktivitas belajar tersebut, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe three step interview. Model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. Tiga tahap kegiatan (Wawancara -Wawancara-Laporan) 8 QS. (Hud ayat 93)

6 6 yang dimaksud disini adalah : 1) Siswa A mewawancarai atau bertanya kepada siswa B, 2) Siswa B mewawancarai atau bertanya kepada siswa A, 3) Siswa A dan B masing-masing merangkum respon mitra mereka untuk siswa C dan D, demikian juga sebaliknya. 9 Three step interview juga memiliki ciri-ciri utama yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama secara berpasangan dan berkelompok. Mereka dapat saling memberi informasi dan pendapat sehingga terjadi pemerataan informasi. Dengan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe three step interview tersebut tentunya dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam membahas pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 10 Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas sebagai upaya melakukan perbaikan dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Three Step Interview di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru B. Defenisi Istilah Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan penelitian ini, maka penulis akan menegaskan beberapa istilah yang berkait dengan judul ini antara lain: 9 Elizabert E. Barkley, Collaborative Learning Techniques, Bandung: Nusa Media, 2012, hlm Yola, Model Pembelajaran, Diakses: 20 Agustus Pukul 13:12 WIB

7 7 1. Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, seperti mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain. 11 Adapun indikator aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS yaitu : siswa aktif bertanya kepada guru maupun kepada teman, siswa aktif mengemukan pendapat, siswa aktif memberikan sumbangan terhadap respons siswa yang kurang relevan atau salah, siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru, siswa aktif menyimpulkan pelajaran, dan siswa aktif secara mandiri maupun secara kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. 12 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas maka rumusan masalah ini adalah bagaimanakah model pembelajaran kooperatif tipe three step interview dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru. 11 Jamal Ma mur Asman, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI), 2011, hlm Elizabert E. Barkley, Loc. Cit

8 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran kooperatif tipe three step interview di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. b. Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat memberikan semangat bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya dan guru lain pada umumnya untuk melaksananakan model pengajaran yang bervariasi dan menjadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran. d. Bagi Peneliti

9 9 Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan penulis terutama dalam bidang perbaikan pembelajaran. BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas berasal dari kata aktif yang artinya kegiatan. Sedangkan aktivitas dalam pembelajaran adalah berfungsinya semua alat yang ada pada diri siswa terutama pikiran, pandangan, penglihatan, tangan, dan lain lain. 13 Sedangkan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya. 14 Hamzah B. Uno dkk menjelaskan bahwa aktivitas belajar merupakan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilihat dari keaktifan siswa dalam mencari atau memberikan informasi, bertanya bahkan aktif dalam membuat kesimpulan pelajaran. Selain itu, adanya interaksi aktif secara terstruktur dengan siswa maupun guru, dan kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil karyanya sendiri dan adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal. 15 Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, hlm Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm Hamzah B Uno dkk, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif, Efektif, dan Menarik (PAIKEM), Jakarta : Bumi Aksara, 2011, hlm. 33

10 10 dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 16 Hartono menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar manciptakan peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. 17 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan siswa dalam pembelajaran yang berupaya untuk aktif bertanya kepada guru maupun teman yang lain, mempertanyakan dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan. B. Karakteristik Aktivitas Belajar Siswa Menurut Jamal Makmur Asmani karakteristik aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari indikator sebagai berikut : karena: 1) Siswa aktif bertanya 2) Siswa aktif mengemukakan gagasan 3) Siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya 4) Siswa aktif bekerja, terlibat dan berpartisipasi 5) Siswa aktif menyimpulkan pelajaran. 18 Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajar siswa, oleh 1) Para siswa mencari pengalamannya sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. 3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 16 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm Hartono, Paikem Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan menyenangkan, Pekanbaru: Zanafa, 2008, hlm Jamal Ma mur Asman, Op.Cit, hlm. 92

11 11 4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru. 7) Pengajaran di selenggarakan secara realitis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas. 8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktifitas dalam kehidupan dimasyarakat. 19 Menurut Mc Kachie di dalam Martinis Yamin ada beberapa aspek yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas siswa, yaitu: 1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) Tekanan pada aspek efektif dalam belajar. 3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa. 4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. 6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. 20 Lebih lanjut Darwan Syah mengungkapkan karakteristik aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, yaitu : 1) Siswa aktif bertanya kepada guru maupun kepada teman 2) Siswa aktif mengemukan pendapat 3) Siswa aktif memberikan sumbangan terhadap respons siswa yang kurang relevan atau salah 4) Siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru 5) Siswa aktif secara mandiri maupun secara kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. 21 hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, 21 Darwan Syah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit Media, 2009, hlm

12 12 Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan dapat memberikan hasil yang optimal. Karena, dengan menggunakan asas aktivitas dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dinyatakan Sadirman bahwa tercapainya tujuan pembelajaran atau hasil pengajaran sangat dipengaruhi oleh aktivitas siswa belajar. 22 Slameto menungkapkan bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jelas aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Maka diperlukannya motivasi dari guru agar aktivitas itu terus berkembang dan meningkat. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Slameto dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor intern dan faktor eksternl. Faktor intern adalah yang ada dalam diri individu yang sedang balajar, sedang faktor ekstern adalah yang ada di luar individu. Berbeda 2007, hlm Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

13 13 dengan Slameto, Syah menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor ynag mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : a. Faktor internal yakni faktor dari dalam siswa, seperti keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal yakni faktor dari luar siswa, seperti kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 23 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (dari luar diri siswa). D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Three Step Interview Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah model pembelajaran three step interview. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Dr. Spencer Kagan. Menurut Kagan pembelajaran three step interview merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana, dan dapat dilatihkan kepada siswa yang belum terbiasa mengikuti pembelajaran kooperatif. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. Tiga tahap kegiatan (Wawan cara-wawancara- Laporan) yang dimaksud disini adalah: 23 Tohirin, Op.Cit, hlm. 126

14 14 1. Siswa A mewawancarai atau bertanya kepada siswa B 2. Siswa B mewawancarai atau bertanya kepada siswa A 3. Siswa A dan B masing-masing merangkum respon mitra mereka untuk siswa C dan D, demikian juga sebaliknya. 24 Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe three step interview tersebut yaitu : 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat orang, dan kelompok ini kemudian dibagi menjadi pasangan A-B dan C-D. 2) Siswa A mewawancarai siswa B dan siswa C mewawancarai D selama jangka waktu tertentu. Pewawancara mengajukan pertanyaan, mendengarkan dan menyelidiki informasi lebih jauh tetapi tidak mengevaluasi untuk merespon. 3) Pasangan saling berganti peran dan mewawancarai satu sama lain dengan jangka waktu yang sama. 4) Siswa A dan B sama-sama memperlihatkan hasil rangkuman respon pasangan yang diperoleh dari wawancara kepada siswa C dan D. Kemudian siswa C dan D melakukan hal yang sama kepada siswa A dan B. 25 Selama tahap wawancara tersebut, siswa diwajibkan memberikan pertanyaan yang hanya berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian setelah ketiga proses wawancara tersebut telah selesai dilaksanakan, maka selanjutnya guru dapat meminta sebagian kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya. Setelah sebagian besar kelompok selesai membacakan hasil laporannya, guru kembali menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa. Setelah itu guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran. 24 Elizabert E. Barkley, Loc.Cit 25 Ibid, hlm

15 15 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe three step interview ini yaitu: Kelebihan dari model pembelajaran three step interview menurut Heather Coffey The three-step interview helps students develop listening and language skills while promoting individual accountability atau three step interview membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengarkan dan berbahasa selain mempromosikan tanggung jawab individu. Selain itu, siswa yang pada awalnya pasif dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai materi yang sedang dipelajari akan menjadi lebih berani mengungkapkan kesulitannya karena yang mewawancarai adalah temannya sendiri. Adapun kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah bahwa siswa yang kurang memahami maksud dari teman yang diwawancarainya mungkin akan sedikit kesulitan dalam menuliskan hasil wawancaranya, kemudian selama proses wawancara dikhawatirkan kelas akan menjadi sedikit gaduh. 26 E. Keterkaitan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Three Step Interview dengan Aktivitas Belajar Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya model pembelajaran kooperatif tipe three step interview merupakan model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain 26 Marliana Sulistis Ningsih, Model Pembelajaran Three Step Interview, Diakses: 20 Agustus Pukul WIB

16 16 kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. 27 Dengan demikian terdapat kaitan antara model pembelajaran kooperatif tipe three step interview dengan aktivitas belajar, dimana aktivitas belajar atau tujuan belajar yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dapat dicapai melalui model pembelajaran yang menarik, kreatif serta melibatkan siswa langsung, salah satunya adalah dengan model pembelajaran three step interview. Karena salah satu keunggulan model pembelajaran three step interview yaitu dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengarkan dan berbahasa serta membuat siswa lebih aktif. Dengan demikian antara model pembelajaran three step interview dengan aktivitas belajar mempunyai keterkaitan yang signifikan, dimana saling mempengaruhi dan dipengaruhi. F. Penelitian yang Relavan Penelitian yang penulis laksanakan mempunyai unsur relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Maya Sari yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Materi Kenampakan Alam Dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga Melalui Model Pengajaran Advokasi Siswa Kelas VI SD Negeri 001 Kabun Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu. 28 Berdasarkan penelitian saudari Maya Sari bahwa 27 Elizabert E. Barkley, Loc.Cit 28 Mayasari, Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Materi Kenampakan Alam Dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga Melalui Model Pengajaran Advokasi Siswa Kelas VI SD Negeri 001 Kabun Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu, Skripsi, Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2012

17 17 sebelum tindakan dilaksanakan bobot aktivitas siswa belajar hanya 50,3% setelah tindakan dilaksanakan bobot aktivitas siswa belajar meningkat sehingga 75,8%. Keadaan ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan meningkatkan aktivitas siswa belajar melalui model pengajaran advokasi pada mata pelajaran IPS berhasil. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama meneliti pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial dan variabel ( Y) yaitu sama-sama meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hanya saja memiliki perbedaan pada subjek penelitian yaitu jika subjek penelitian sebelumnya adalah siswa kelas VI SD Negeri 001 Kabun Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu, sedangkan subjek penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru. Selain itu, variabel (X) penelitian sebelumnya meneliti tentang model pengajaran advokasi, Sementara variabel (X) penelitian ini tentang model pembelajaran kooperatif tipe three step interview. Adapun persamaan antara model pembelajaran kooperatif tipe three step interview dengan model pembelajaran advokasi yaitu sama-sama menyediakan kesempatan kepada siswa untuk saling memberi informasi dan pendapat serta pandangannya terhadap suatu masalah tertentu.

18 18 G. Kerangka Berfikir Penelitian ini berkenaan dengan meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe three step interview. Aktivitas belajar merupakan kegiatan siswa dalam pembelajaran yang berupaya untuk aktif bertanya kepada guru maupun teman yang lain, mempertanyakan dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan. Model pembelajaran kooperatif tipe three step interview merupakan model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. Dengan diterapkannya Pembelajaran three step interview ini, diharapkan aktivitas belajar siswa semakin meningkat, dan juga semakin antusias untuk mengikuti pelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, bukan hanya satu atau dua bidang studi saja, tetapi seluruh bidang studi yang ada di sekolah tersebut, termasuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial. H. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Indikator Aktivitas Guru Indikator kinerja aktivitas guru dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah sebagai berikut:

19 19 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat orang, dan kelompok ini kemudian dibagi menjadi pasangan A-B dan C-D. 2) Guru meminta siswa A mewawancarai siswa B dan siswa C mewawancarai D. 3) Guru meminta setiap pasangan saling berganti peran dan mewawancarai satu sama lain dengan jangka waktu yang sama. 4) Setelah setiap pasangan saling mewawancarai, guru memintasiswa A dan B sama-sama memperlihatkan hasil rangkuman respon pasangan yang diperoleh dari wawancara kepada siswa C dan D. Kemudian siswa C dan D melakukan hal yang sama kepada siswa A dan B. b. Indikator Aktivitas Siswa Adapun indikator aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS adalah sebagai berikut : 1) Siswa aktif bertanya kepada guru maupun kepada teman 2) Siswa aktif mengemukan pendapat 3) Siswa aktif memberikan sumbangan terhadap respons siswa yang kurang relevan atau salah 4) Siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru 5) Siswa aktif menyimpulkan pelajaran

20 20 6) Siswa aktif secara mandiri maupun secara kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial secara klasikal telah mencapai 75%. Artinya dengan persentase tersebut hampir secara keseluruhan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2 Indikator Hasil Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial mencapai 75%. Artinya dengan persentase tersebut, aktivitas belajar siswa tergolong cukup tinggi. I. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe three step interview diterapkan, maka aktivitas belajar siswa pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru dapat meningkat.

21 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru tahun ajaran dengan jumlah siswa 41 orang. Adapun objek dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa belajar pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran kooperatif tipe three step interview. B. Tempat Penelitian Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 163 C. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 163 Pekanbaru. Bidang studi yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) pada siswa kelas V tahun ajaran yang berjumlah 41 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto adalah sebagai berikut : Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hlm. 16

22 22 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 1 : Siklus penelitian tindakan kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus akan dilakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan penelitian. Agar penelitian ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, maka peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1. Perencanaan Tindakan Di dalam perencanaan terdapat kegiatan menyusun rancangan tindakan apa, mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. Dalam tahap perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang memuat penyesuaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dengan tindakan.

23 23 b. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan. c. Menyusun alat evaluasi dalam bentuk soal latihan untuk mengukur peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi dasar. 2. Implementasi Tindakan Di dalam implementasi tindakan terdapat kegiatan merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang akan diterapkan. Dalam tahap implementasi tindakan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat orang, dan kelompok ini kemudian dibagi menjadi pasangan A-B dan C-D. b. Guru meminta siswa A mewawancarai siswa B dan siswa C mewawancarai D selama jangka waktu tertentu. Pewawancara mengajukan pertanyaan, mendengarkan dan menyelidiki informasi lebih jauh tetapi tidak mengevaluasi untuk merespon. c. Guru meminta setiap pasangan saling berganti peran dan mewawancarai satu sama lain dengan jangka waktu yang sama. d. Setelah setiap pasangan saling mewawancarai, guru meminta siswa A dan B sama-sama memperlihatkan hasil rangkuman respon pasangan yang diperoleh dari wawancara kepada siswa C dan D. Kemudian siswa C dan D melakukan hal yang sama kepada siswa A dan B.

24 24 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan berlangsung. Hasil pengamatan dijadikan sebagai masukan untuk merefleksi pada tindakan selanjutnya. Sedangkan yang menjadi pengamat dalam penelitian ini adalah teman sejawat dan guru kelas V pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang bernama Ibu Supriatin. 4. Refleksi Refleksi merupakan sebuah usaha untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari perencanaan telah berjalan. Refleksi ini bertujuan untuk mengambil keputusan apakah akan diadakan siklus selanjutnya atau tidak, hal ini tentu saja melalui pengamatan yang sebenarnya. Jika hasil yang dicapai pada siklus pertama belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, maka bisa dilanjutkan ke siklus kedua, dan begitu seterusnya sampai peneliti merasa bahwa tujuan yang diinginkan telah tercapai. D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif diperoleh melalui hasil pengamatan aktivitas guru dan hasil pengamatan aktivitas siswa. 1. Observasi a. Untuk mengamati aktivitas guru selama pembelajaran dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe tree step interview.

25 25 b. Untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial selama melalui model pembelajaran kooperatif tipe tree step interview. 2. Dokumentasi Yaitu teknik data yang menggunakan dokumentasi dengan mencari informasi mengenai profil sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana, serta kurikulum yang digunakan. E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul melalui observasi, yaitu data tentang aktivitas guru dan siswa. Maka data tersebut diolah dengan rumus persentase, yaitu : 30 P = 100% Keterangan: F N P = Frekuensi yang dicari persentasenya = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) = Angka persentase 100% = Bilangan tetap Dalam menentukan kriteria penilaian tentang aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial, maka dilakukan pengelompokan atas 4 kriteria penilaian yang tinggi, cukup tinggi, hlm Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009,

26 26 kurang tinggi, dan tidak tinggi. Adapun kriteria persentase tersebut yaitu sebagai berikut: 31 a) Apabila persentase antara 76% - 100% dikatakan tinggi b) Apabila persentase antara 56% - 75% dikatakan cukup tinggi c) Apabila persentse antara 40% - 55% dikatakan kurang tinggi d) Apabila persentase kurang dari 40% dikatakan tidak tinggi 31 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, hlm. 246

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SDN 103 Pekanbaru. Dengan jumlah 24 siswa.sedangkan yang menjadi objek

BAB III METODE PENELITIAN. SDN 103 Pekanbaru. Dengan jumlah 24 siswa.sedangkan yang menjadi objek 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN 103 Pekanbaru. Dengan jumlah 24 siswa.sedangkan yang menjadi objek dalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu Pertanyaan a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran aktif merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode Chest Words untuk meningkatkan minat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode Chest Words untuk meningkatkan minat BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 021 Taraibangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, sedangkan obyek dalam penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ikhwan Pekanbaru yang berjumlah 24 orang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Each One Teach One a. Strategi Pembelajaran Secara Umum Jamal Ma mur Asmani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Hisyam Zaini menjelaskan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan setiap lembaga pendidikan adalah menyiapkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Aursati Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teorities 1. Metode Permainan Perang Koboi Metode permainan perang koboi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Subyek dan Objek Penelitian Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVD SDN 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 13 orang yang terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan disarankan pada keinginan guru, akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan disarankan pada keinginan guru, akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir tentang informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi umat manusia merupakan kekuatan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil kelak manusia dapat hidup berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, laki-laki berjumlah 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang akhirnya terlihat kecenderungan untuk membagi ilmu pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu. Pada dasarnya ilmu berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran 2015-2016 dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 012

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 012 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 012 Pasir Sialang tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan Siswa Kelas VB Madrasah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan Siswa Kelas VB Madrasah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan Siswa Kelas VB Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru sebanyak 22 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari apa yang perlu diketahui agar dapat berpikir cerdas dan bertindak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar tahun ajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 014 Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar tahun ajaran 2013-2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas IVA Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas IVA Sekolah 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas IVA Sekolah Dasar Negeri 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata-kata pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran, dan pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah lama memprogramkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan Madrasah Ibtidaiyah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas V/a Sekolah Dasar Negeri 001 Pulau Bangkinang Seberang dengan jumlah siswa sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang yang terbagi atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kampar Tahun dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Kampar Tahun dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 011 Bukit Melintang Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, menuntut ilmu wajib hukumnya. Dengan ilmu manusia dapat mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Kalam Allah yang pertama turun yaitu tentang baca tulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijadikan subjek 25 siswa, laki-laki 10 dan perempuan sebanyak 15 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijadikan subjek 25 siswa, laki-laki 10 dan perempuan sebanyak 15 siswa. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDIT Az-Zuhra kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswanya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Sedangkan objek dalam

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Sedangkan objek dalam 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan objek penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kuok dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13 perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kuok dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13 perempuan. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 010 Pulau Terap Kecamatan Kuok dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007 Sibiruang Kecamatan Kampar Hulu Kabupaten Kampar tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keaktifan merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar mengajar. Nana Sudjana mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang aktif, bila siswa tidak diikutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan jumlah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV D Sekolah Dasar Negeri 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Made Wena menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. Dengan adanya perkembangan tersebut seseorang dituntut untuk terlibat secara langsung. Sebagai seorang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh : DINA MARIANA NIM F3700009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Sedangkan. materi perjuangan pahlawan masa penjajahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Sedangkan. materi perjuangan pahlawan masa penjajahan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek dan Objek Penelitian Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN 005 hangtuah kecamatan perhentian raja kabupaten kampar tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yag ada di sekitar individu. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 45 Pekanbaru, dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan objek penelitian 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru siswa kelas IV tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan objek penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah Dasar Negeri 165 Pekanbaru yang berjumlah 38 orang siswa, dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, hasil dari aktivitas belajar terjadilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran BAB III METODE PEELITIA A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang, terdiri dari 12 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. III SD Negeri 017 Tampan Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berjumlah

BAB III METODE PENELITIAN. III SD Negeri 017 Tampan Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berjumlah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 30 orang, 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan dan guru kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Kampung Panjang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Triad a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum Danie Beaulieu menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Sedangkan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dasar Negeri 005 Alampanjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Dasar Negeri 005 Alampanjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Alampanjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V tahun pelajaran 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang. Sedangkan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi a. Pengertian Teknik Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa teknik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 42 Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, sebanyak 33 orang siswa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 009 Simpang Kubu tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru sains kelas IV B SDN 42

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru sains kelas IV B SDN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru sains kelas IV B SDN 42 Pekanbaru dan siswa kelas IV B SDN 42 Pekanbaru Kecamatan Marpoyan Damai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Memorisasi Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi.

Lebih terperinci

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar...

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah 20 orang siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah 20 orang siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru dansiswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 013 Kumantan Bangkinang Kabupaten Kampar yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang yang terbagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan semua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Sedangkan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 8

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Luck of the Draw a. Pengertian Teknik Pembelajaran David W. Johnson menjelaskan bahwa teknik pembelajaran adalah proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI),

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI), A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 020 Padang Mutung tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 22 orang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL INVESTIGATION SISWA KELAS V SD SD NEGERI 032 SEI GARO KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Mufarizuddin,M.Pd. 1 1 STKIP Tuanku Tambusai, Bangkinang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangan sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar sebanyak 19

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Peneletian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2010-1011 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci