BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Pada analisis perancangan ini membahas berbagai macam gambaran ide

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Pada analisis perancangan ini membahas berbagai macam gambaran ide"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Pada analisis perancangan ini membahas berbagai macam gambaran ide rancangan (alternative design). Analisis perancangan dapat dijelaskan secara terperinci dan bertahap. Analisis tersebut menjelaskan analisis tapak, fungsi, pengguna, aktivitas pengguna, kebutuhan ruang, persyaratan ruang, organisasi ruang, dan dimensi ruang. Analisis ini bertujuan untuk membantu dalam proses perancangan selanjutnya. Agar pada proses perancangan selanjutnya integrasi keislaman dapat diterapkan secara optimal, maka dari analisis diambil aspek utama tema perancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner yang terintegrasi dengan Al-Qur an Surat Al Infithaar ayat 7-8, artinya: št7.u u!$x $ Β;οu θß¹ Äd r& þ Îû y7s9y yèsù y71 θ sùy7s)n=yz Ï%!$# yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu serta menjadikan susunan tubuhmu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.(qs. Al-Infithaar [82]:7-8). Ayat ini menjelaskan Allah swt. telah menciptakan makhluk hidup dengan susunan bentuk tubuh yang seimbang sesuai dengan karakternya. Sehingga dari ayat tersebut dihasilkan aspek utama yang akan dijadikan dasar pertimbangan dalam rancangan. 55

2 Berikut penjelasan aspek utama tersebut yaitu, sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisis Perancangan Berdasarkan Aspek Utama dalam Merancang Analisis Perancangan Aspek Rancangan Bentuk dan Karakter Susunan Tubuh Keseimbangan Penerapan Desain Rancangan desain diambil hasil pengolahan industri tambak yaitu ikan dan udang yang kini terkenal di Kota Sidoarjo. Struktur dan tatanan ruang pada rancangan sesuai dengan ketentuan, dimensi, dan kebutuhan. Sehingga tidak ada yang mubadzir dalam perancangan. Keseimbangan antara fungsi dan simbol, seperti bentukanbentukan yang ditujukan sebagai simbolis tetap memiliki fungsi dan dapat difungsikan secara optimal. Tabel 4.1 Analisis Perancangan Berdasarkan Aspek Utama dalam Merancang (Sumber: Hasil Analisis, 2011) 4.1 Analisis Tapak Pada analisis pemilihan lokasi tapak didasari oleh aspek utama dalam merancang. Aspek tersebut berada di point kedua yaitu tatanan ruang sesuai dengan ketentuan dan fungsinya. Tatanan ruang yang dimaksud adalah tata guna lahan yang sesuai dengan RDTRK kabupaten Sidoarjo Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak Pemilihan lokasi tapak rancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner, ditentukan oleh beberapa kriteria dan pertimbangan untuk menciptakan fasilitas yang sesuai dengan fungsi, pelaku dan aktivitas yang akan diwadahi nantinya. Beberapa kriteria tersebut adalah: 56

3 1. Potensi yang mendukung Perencanaan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner terletak pada kawasan yang mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas umum serta membutuhkan ruang yang luas untuk mewadahi segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan perdagangan dan jasa. Selain itu, rancangan ini mempunyai karakter istik dan bentuk yang mengaplikasikan karakteristik dan bentuk dari ikan bandeng dan udang. Jika ditinjau dari segi lokasi dan letak geografis, perencanaan rancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di kawasan Buduran ini sangat kuat karena letak geografisnya dan letak tapak dekat dengan jalan utama Surabaya-Malang. 2. Kedekatan dengan fasilitas-fasilitas lain Keadaan sekitar tapak perancangan yang mendukung seperti kawasan pertokoan (komplek ruko) dan wisata (edukatif) serta yang mencakup keramaian aktivitas pengunjung baik yang bersifat kepariwisataan maupun perdagangan. 3. Pencapaian mudah Tingkat kemacetan lalu lintasnya rendah sehingga pencapaian dari dalam dan luar kota relatif mudah. 4. Kenyamanan Tersedianya infrastruktur (jaringan jalan, listrik, telpon, sarana dan prasarana transportasi) yang mewadahi guna kenyamanan kegiatan perdagangan dan jasa hasil produk industri. 57

4 5. Penyesuaian tata guna lahan Sesuai dengan Revisi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Buduran, tapak merupakan rencana perdagangan dan jasa (lihat gambar 4.4). Kecamatan Buduran merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo Karakter Fisik Kawasan Tapak Kondisi Geografis Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Secara geografis, berbatasan dengan kota Surabaya, Gresik, selat Madura, Pasuruan, dan Mojokerto serta mempunyai 18 kecamatan yang mendukung dalam pengolahan hasil industri dan perikanan yakni kecamatan Prambon, Krembung, Porong, Jabon, Candi, Tulangan, Wonoayu, Sukodono, Sedati, Krian, Sedati, Balongbendo, Taman, Tarik, Tanggulangin, Buduran, Gedangan, Waru dan Sidoarjo. Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo mencapai ,25 Ha, dimana 40,81 persennya terletak diketinggian 3-10 meter yang berada dibagian tengah dan berair tawar, 29,99% berketinggian 0-3 meter berada disebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan dan 29,20% terletak di ketinggian meter berada dibagian barat. 58

5 LOKASI kawasan Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo (Sumber: BAPPEDA Kabupaten Sidoarjo, 2010) Batas-batas wilayah Kabupaten Sidoarjo : a. sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, b. sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan, c. sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto, dan d. sebelah Timur : Selat Madura. Wilayah Sidoarjo merupakan daerah Delta yang subur, karena diapit kali Surabaya dan Kali Porong serta lokasinya cukup strategis karena dilalui jalan arteri primer Surabaya - Malang, Jalan Surabaya Banyuwangi dan Surabaya - Madiun Tinjauan Lokasi Tapak Perancangan Tinjauan Lokasi Tapak Perancangan didasari dari Revisi RDTRK Kecamatan Buduran yang menjelaskan dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo, kedudukan kecamatan Buduran merupakan ring pengembangan yang merupakan kawasan satu kesatuan pengembangan yang diarahkan untuk kegiatan 59

6 fungsi sekunder yaitu meliputi perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, perumahan, kesehatan, peribadatan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Topografi dan Morfologi Kawasan Kecamatan Buduran merupakan salah satu wilayah kecamatan yang terletak di Kabupaten Sidoarjo, dengan luas mencapai m². Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Buduran adalah 15 desa. Desa tersebut meliputi entalsewu, pagerwojo, sidokerto, buduran, siwalanpanji, sidomulyo, prasung, sawohan, damarsi, dukuhtengah, banjarsari, wadungasih, banjar kemantren, sukorejo, dan sidokepung. Kecamatan Buduran terletak pada ketinggian rata-rata 4 meter diatas permukaan laut. Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan Revisi RDTRK kecamatan Buduran pada tahun anggaran 2009 meliputi satu wilayah Kecamatan Buduran, dengan batas-batas sebagai berikut: batas Utara batas Selatan batas Timur : Kecamatan Gedangan, : Kecamatan Sidoarjo, : Selat Madura, dan batas Barat : Kecamatan Sukodono. (lihat gambat 4.1) Intensitas Pemanfaatan Lahan Intensitas pemanfaatan lahan dikawasan ini kepadatan bangunannya belum begitu padat, hal ini dapat diketahui dari kawasan terbangun yang ada di sekitar site masih kosong dan belum banyak bangunan yang berdiri. Penggunaan lahan bangunan pada area sekitar kawasan terpilih sebagian besar digunakan untuk permukiman dan perumahan, daerah jasa dan komersial, baik berupa pertokoan 60

7 (ruko) dan pendidikan. Akan tetapi untuk disekitar lokasi masih berupa lahan kosong dan belum terbangun. Terdapat pula sarana dan prasarana di sekitar site. Kondisi sarana dan prasarana tersebut sangat berpengaruh dalam perancangan. Jaringan sarana dan prasarana yang direncanakan adalah penyediaan dan pengolaan air bersih, saluran pembuangan air hujan/drainase, sistem pembuangan sampah, dan jaringan komunikasi. Kondisi sarana dan prasarana di Kawasan Buduran adalah sebagai berikut: Penyediaan dan pengelolaan air bersih Kawasan Buduran dipengaruhi oleh kebutuhan air bersih yang merupakan kebutuhan utama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, baik untuk keperluan minum maupun MCK (mandi, cuci, kakus). Ketersediaan air bersih di Kecamatan Buduran diperoleh dari PDAM, air bawah tanah dan sumur. (Sumber: revisi RDTRK Kecamatan Buduran Tahun ) Saluran pembuangan air hujan/drainase Sistem drainase kota saat ini merupakan sistem drainase campuran dimana penggunaannya untuk pembuangan limbah rumah tangga dan limpasan air hujan. Adapun jenis saluran drainase yang ada di Kecamatan Buduran: - Saluran terbuka :berada pada lingkungan perumahan di wilayah perencanaan. - Saluran tertutup :terdapat pada jalan utama. Secara umum jaringan drainase di Kecamatan Buduran masih bersifat alami dan masih terputus-putus. Untuk mengetahui dimensi saluran drainase yang 61

8 mempunyai kapasitas optimal, selain debit air limpasan hujan juga juga perlu diarahkan jumlah air buangan pada kawasan sampah dengan tahun perencanaan. Standart yang digunakan untuk menganalisis jumlah air buangan di Kecamatan Buduran adalah sebagai berikut: - Rumah Tangga : 70% dari air bersih - Kebutuhan Komersial : 60% dari air bersih - Kebutuhan Sosial : 60% dari air bersih (Sumber: revisi RDTRK Kecamatan Buduran Tahun ) Gambar 4.2 Kondisi Sungai Persawahan pada Site (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011) Berdasarkan Revisi RDTRK kawasan Buduran, maka dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemanfaatan aliran air Sungai pada persawahan untuk pola aliran drainase dan pembuangan air hujan. Kelebihan : Memudahkan pengaturan arah saluran drainase dan pembuangan air hujan sehingga distribusi pembuangan tidak terlalu jauh. Kekurangan : Adanya pencemaran air sungai akibat limbah buangan dari bangunan jika tidak ada pengolahan internal didalam perancangan. 62

9 2. Pemanfaatan sumber air dari PDAM di dalam perancangan. Kelebihan : Pengadaan sumber air lebih mudah dan efektif karena saluran air sebelumnya sudah tersedia. Kekurangan: Biaya yang dikeluarkan cukup mahal jika dibandingkan dengan pemanfaatan sumber dari galian air sumur. 3. Memungkinkan adanya penggalian sumur sebagai sumber air dalam kawasan perancangan. Kelebihan : Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal selama proses berlangsung. Kekurangan: Perlu memperhitungkan kedalaman titik air karena jika sumber air dalam maka memakan waktu penggalian cukup lama. (Sumber: Hasil Analisis, 2011) Gambar 4.3 Rencana Jaringan Drainase Berdasarkan Lokasi (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) 63

10 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... Gambar 4.4 Rencana Aksi Pengembangan Jaringan Drainase (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) Gambar 4.5 Konsep Penampang Drainase (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) 64

11 Garis Sempadan Sungai Sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kanan-kiri sungai, termasuk sungai buatan/ kanal/ saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup. Sempadan sungai baik sempadan sungai besar maupun kecil, sudah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63/PRT/1993 mengenai batas-batas sempadan sungai tak bertanggul yang melewati pusat kota. - Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 meter, garis sepadan sekurang-kurangnya 10 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. - Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 meter sampai 20 meter, garis sepadan sekurang-kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 meter, garis sepadan sekurang-kurangnya 30 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. (Sumber: revisi RDTRK Kecamatan Buduran Tahun ) Gambar 4.6 Kondisi Sepadan Sungai (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) 65

12 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... Gambar 4.7 Sempadan Sungai dalam Kawasan Perkotaan dengan Kedalaman 3-20 meter (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah dilakukan setiap hari secara bertahap yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Sidoarjo, tempat pembuangan akhir sampah letaknya jauh dari permukiman sehingga warga tidak terganggu. (Sumber: Hasil Survei, 2011) Analisis yang dapat dilakukan mengenai Jaringan pembuangan sampah di kawasan Buduran-Sidoarjo adalah sebagai berikut: Pembuangan sampah melalui Dinas Kebersihan Kota Sidoarjo Gambar 4.8 Konsep Sirkulasi Pengelolaan Sampah (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, Tahun ) 66

13 Kelebihan Kekurangan : Meminimalkan biaya untuk pengadaan pengolahan sampah. : Bertambahnya biaya yang dikeluarkan kepada Dinas Kebersihan Kota Sidoarjo. (Sumber: Hasil Analisis, 2011) Jaringan Kelistrikan Jaringan listrik di kawasan ini menggunakan saluran PLN Kota Sidoarjo. Analisis yang dapat dilakukan mengenai jaringan listrik adalah menggunakan jaringan listrik PLN yang sudah ada pada kawasan Buduran-Sidoarjo. (Sumber: Hasil Gambar 4.9 Jaringan Listrik (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011) Survei, 2011) Kelebihan Kekurangan : Lebih mudah dan efektif dalam pemasangannya. : Pemakaian yang terlalu besar dapat meningkatkan biaya pengeluaran. Jaringan Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi berupa tower jaringan telepon yang banyak tersebar di kawasan ini. Jaringan telepon bawah tanah dan dilayani dengan Sentral Telepon Otomatis (STO). 67

14 Gambar 4.10 Jaringan Telekomunikasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011) Berdasarkan Revisi RDTRK kawasan Buduran, maka dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut: 1. Menggunakan jaringan telekomunikasi pada obyek perancangan Kelebihan : Mempermudah sistem komunikasi baik secara internal maupun hubungan eksternal. Kekurangan: Membutuhkan biaya tambahan dalam proses pemasangan saluran telekomunikasi serta biaya pemakaian selama proses kegiatan dalam bangunan berlangsung. 2. Tidak memakai jaringan telekomunikasi dalam perancangan Kelebihan: Dapat mengurangi biaya pengeluaran baik dalam proses pemasangan maupun penggunaan. Kekurangan: Hubungan internal dalam bangunan maupun eksternal menjadi terganggu. (Sumber: Hasil Analisis, 2011) 68

15 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Lokasi Tapak Lokasi tapak rancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo didirikan di area lahan yang diperuntukkan untuk perdagangan dan jasa sesuai dengan pembagian zona fungsi kegiatan pada revisi Rencana Detail Tata Rencana Kawasan (RDTRK) Kecamatan Buduran (lihat gambar 4.11). 1 Gambar 4.11 Rencana Fungsi Kegiatan Kecamatan Buduran (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, ) Di kecamatan tersebut terdapat tapak yang sesuai dengan lahan yang dimaksud pada rancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner ini, yaitu Jl. Raya Buduran yang terletak di Kecamatan Buduran (lihat gambar 4.12). 69

16 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... DETAIL 1 A SITE B Gambar 4.12 a.rencana Intensitas Bangunan BWK VII Kecamatan Buduran, dan b.tapak/site yang akan digunakan Obyek Rancangan (Sumber: Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, ) Sesuai dengan Revisi RDTRK Kecamatan Buduran, pengembangan kawasan industri telah ditetapkan pada tapak yang akan difungsikan untuk perdagangan dan jasa skala Kabupaten. Tapak tersebut mempunyai fasilitas seperti: pendidikan, swalayan, pertokoan, dan lainnya serta mempunyai ketentuan 70

17 intensitas bangunan sebagai berikut: KDB 70%-80%, KLB 0,7-2,4, dan TB 1-3 lantai. Tapak/site yang dimaksud berada di desa Siwalan Panji yang memiliki luas mencapai 14 Ha (lihat gambar 4.12) Kondisi Eksisting Tapak Lokasi perancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner ini berada di lokasi yang saat ini merupakan lahan kosong area persawahan, terletak di Kecamatan Buduran tepatnya di desa Siwalan Panji. Lokasi tapak berada pada jalur yang menghubungkan kota Surabaya dan Malang, yaitu di Jalan Raya Buduran Sidoarjo (dekat fly over). Jalan ini merupakan akses utama menuju tapak perancangan dengan lebar badan jalan sekitar 10m. Jalan Raya Buduran Sidoarjo merupakan sirkulasi dua arah untuk berbagai jenis kendaraan dan sudah dilengkapi dengan pedestrian atau jalur pejalan (trotoar). Lahan yang digunakan cenderung datar dengan kondisi tanahnya tipikal dengan tanahnya yang relatif subur karena area persawahan. 71

18 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR perumahan petokoan (ruko) SITE 6 4 petokoan (ruko) 5 site sekolahan 4 museum pertokoan (ruko) Gambar 4.13 Kondisi Eksisting Tapak (Sumber: Hasil Analisis, 2011) Dari data-data yang sudah diperoleh, dapat diketahui kondisi eksisting site (Jl. Raya Buduran Sidoarjo) sebagai berikut: Batasan Tapak Sebelah Utara : area pemukiman dan perumahan Selah Selatan : area pertokoan (ruko) Sebelah Timur : area pendidikan dan hamparan lahan persawahan 72

19 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... Sebelah Barat : rel KA, Jl. Raya Buduran Sidoarjo (jalan utama SurabayaMalang) dan pertokoan Kondisi tanah site : relatif subur karena area persawahan Orientasi site : menghadap Jl. Raya Buduran Sidoarjo ke surabaya KETERANGAN area PEMUKIMAN 6 2 SITE 7 area PERUMAHAN area LAHAN PERSAWAHAN area PERTOKOAN (RUKO) 6 area PEMUKIMAN & PERTOKOAN ke malang Gambar 4.14 Batas-Batas Tapak (Sumber: Hasil Analisis, 2011) 7 8 area PENDIDIKAN 73

20 Luas lahan : ± 14 Ha ( m²) 14 Ha Gambar 4.15 Luas Lahan (Sumber: Hasil Analisis, 2011) 4.2 Analisis Tampilan Bentuk Bangunan (Building Envelope) Tampilan bentuk sebuah bangunan merupakan suatu gambaran bentuk guna mendapatkan identitas yang memiliki karakteristik. Adapun tuntutan yang ingin dicapai pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas di Kabupaten Sidoarjo antara lain: Bangunan diharapkan mempunyai jati diri lokal. Hal ini dikarenakan fungsi bangunan yang merupakan sarana perdagangan dan jasa kerajinan dan kuliner. Bangunan diharapkan membentuk sebuah identitas. Hal ini dilakukan sesuai dengan tema perancangan yakni metafora kombinasi. Tanggapan perancangan: Ikan... Alternatif 1 Bentuk bangunan 1 massa diambil dari bentuk ikan / udang saja udang... 74

21 Ikan dan udang... Alternatif 2 Bentuk bangunan 2 massa diambil dari bentuk ikan dan udang Bentuk bangunan menampakkan karakter fisiknya Alternatif 3 Bentuk bangunan menyesuaikan lingkungan sekitar dengan tidak menghilangkan karakter fisiknya Gambar 4.16 Alternatif Desain pada Tampilan Bentuk Bangunan (Sumber: Hasil Analisis, 2011) Tabel 4.2 Alternatif Desain pada Tampilan Bentuk Bangunan NO ANALISIS KETERANGAN TANGGAPAN 1. Alternatif 1 2. Alternatif 2 Alternatif 3 3. KELEBIHAN... Mempunyai lahan sangat luas KEKURANGAN... Bentuk monoton dan kesan identitas karakteristik bangunan kurang kuat. Tidak memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. KELEBIHAN... Mempunyai bentuk yang indah dan unik. Desain bangunan tidak monoton dan menarik perhatian Identitas dari karakteristik bangunan terlihat khas Tidak membuang lahan terlalu banyak Memaksimalkan ruang sesuai fungsi KEKURANGAN... _ KELEBIHAN... Mempunyai karakter dengan menyesuaikan lingkungan sekitar. Mempunyai atap yang dapat difungsikan. KEKURANGAN... Bentuk menjadi formal dan bentuk tidak bebas dan hanya terpaku pada lingkungan sekitar. X Desain terpilih X Tabel 4.2 Alternatif Desain pada Tampilan Bentuk Bangunan (Sumber: Hasil Analisis, 2011) 75

22 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis View dari dan ke Tapak B Kondisi Eksisting: area PEMUKIMAN 6 2 area PERUMAHAN A 3 4 SITE 7 5 A 4 8 area LAHAN PERSAWAHAN 3 B 5 area PERTOKOAN (RUKO) 6 area PEMUKIMAN & PERTOKOAN 7 8 Gambar 4.17 View dari dan ke Tapak (Sumber: Hasil Analisis, 2011) area PENDIDIKAN barat rel KA dan Jl. raya buduran timur sekolahan tampak kawasan A-A utara Jl. kecil dan perumahan selatan Jl. kecil dan hamparan sawah tampak kawasan Gambar 4.18 Tampak Detail View dari dan ke Tapak (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 76 B-B

23 Tanggapan perancangan: Alternatif 1 Bangunan dihadapkan ke jalan utama Kelebihan: Mempunyai view bagus, ke arah jalan raya. Kekurangan: - Untuk orientasi arah bangunan tegak lurus dengan arah sinar matahari menyebabkan lingkungan sekitar terkena langsung sinar matahari baik di pagi hari maupun siang hari. - Aliran angin kencang langsung mengenai lorong bangunan walaupun vegetasi menutupinya. Kelebihan: - Untuk orientasi arah bangunan dengan oriantasi arah sinar matahari bertolak belakang akan menyebabkan sinar matahari hanya sedikit yang masuk ke bangunan baik di waktu pagi hari maupun siang hari. - Aliran angin kencang tidak langsung mengenai lorong bangunan Kekurangan: Mempunyai view tidak begitu bagus karena menghadap pertokoan. Alternatif 3 Bangunan dihadapkan menyerong ke bangunan pertokoan Alternatif 2 Bangunan dihadapkan menyerong ke bangunan pertokoan Kelebihan: Untuk orientasi arah bangunan dengan oriantasi arah sinar matahari bertolak belakang akan menyebabkan sinar matahari hanya sedikit yang masuk ke bangunan baik di waktu pagi hari maupun siang hari. Kekurangan: - Mempunyai view tidak begitu bagus karena menghadap pertokoan. - Aliran angin kencang langsung mengenai lorong bangunan karena angin datang dari persawahan. Gambar 4.19 Alternatif Desain View dari dan ke Tapak (Sumber:Hasil Analisis, 2011) DESAIN TERPILIH 77

24 4.4 Analisis Iklim (Sinar Matahari, Angin dan Hujan) Data dari kondisi eksisting: Kondisi udara di daerah Sidoarjo cenderung panas. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari sepanjang tahun. Maka dari itu perlu, diperhatikan arah perletakan bangunan yang menghadap ke barat. (Hasil Survei) Gambar 4.20 Prakiraan Arah Angin di Indonesia, 2011 (Sumber: BMG Surabaya) Aliran angin di atas wilayah Indonesia sebelah Utara khatulistiwa umumnya bertiup dari arah Barat Laut-Timur Laut, sedangkan wilayah Indonesia sebelah Selatan khatulistiwa bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut. (BMG Surabaya) 78

25 Keterangan: hujan lebat hujan sedang hujan ringan tidak hujan Gambar 4.21 Prakiraan Curah Hujan di Indonesia, 2011 (Sumber: BMG Surabaya) Berdasarkan data dari BMG Surabaya prakiraan curah hujan di Indonesia mengalami perubahan setiap bulan. Gambar diatas diambil pada bulan Januari Gambar 4.22 Kondisi Eksisting Iklim: a. Tapak/Site, b.arah Angin, dan c. Arah Matahari (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 79

26 Tanggapan perancangan: Aliran angin dan sinar matahari yang terkena secara langsung pada bangunan, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penghawaan dan pencahayaan alami, akan tetapi aliran angin dan sinar matahari yang masuk tidak boleh berlebihan. Alternatif desain yang dapat diterapkan pada perancangan bangunan ini adalah: Angin... Alternatif 1 Penggunaan SHADING DEVICE vertikal Hujan... Alternatif 2 Penggunaan KANOPI Sinar Matahari... barat Alternatif 3 Penggunaan KANOPI dan KERAI Alternatif 4 Penggunaan VEGETASI timur barat timur Gambar 4.23 Alternatif Desain pada Iklim: Angin, Sinar Matahari, dan Hujan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 80

27 Tabel 4.3 Alternatif Desain pada Iklim: Angin, Sinar Matahari, dan Hujan NO ANALISIS TEMA MANFAAT KETERANGAN TANGGAPAN Sesuai dengan bentuk sisik ikan. Kelebihan: Mempunyai bentuk unik dan menarik. 1. Alternatif 1 V Kekurangan: Tidak dapat digunakan tempat teduh sementara untuk area luar. Desain Terpilih 2. Alternatif 2 X X Mengurangi panas sinar matahari yang masuk ke bangunan. Menghindari air hujan yang masuk ke bangunan. Mengurangi masuknya angin kencang ke dalam bangunan. Kelebihan: Dapat digunakan tempat teduh sementara di area luar. X Kekurangan: Bentuk biasa dan kurang menarik. 81

28 Lanjutan tabel Alternatif 3 X X Kelebihan: Dapat digunakan tempat teduh sementara di area luar. X 4. Alternatif 4 V Tatanan sirkulasi sesuai dengan alur gerakan ikan dan udang pada tempat parkir. Mengurangi panas sinar matahari yang masuk ke bangunan. Menghindari air hujan yang masuk ke bangunan. Mengurangi masuknya angin kencang ke dalam bangunan. Kekurangan: Bentuk biasa dan kurang menarik. Kelebihan: Dapat digunakan tempat teduh sementara di area luar. Desain Terpilih Kekurangan: _ Tabel 4.3 Alternatif Desain pada Iklim: Angin, Sinar Matahari dan Hujan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 4.5 Analisis Aksesbilitas Analisis Sirkulasi Kendaraan untuk mencapai ke Bangunan Analisis aksesbilitas pada tapak perancangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 82

29 1. Berdasarkan Sifat Aksesbilitas utama (Main Entrance) Main Entrace bersifat jelas, strategis, dan aman yang diletakkan dekat dengan jalur utama serta disesuaikan dengan orientasi bangunan. Aksesbilitas kedua (Side Entrance) Side Entrance bersifat privat dan pada umumnya digunakan sebagai sirkulasi servis seperti mobil pemadam kebakaran (darurat). 2. Berdasarkan Kebutuhan Kendaraan pribadi digunakan untuk mobil dan sepeda motor milik, dan Kendaraan umum digunakan untuk mobil pengangkut orang dengan kapasitas ruang besar (bus dan microlet) serta kendaraan barang digunakan untuk mobil pengangkut barang dagangan yang hendak diperjual-belikan. Pejalan kaki berupa pedestrian dan trotoar. Data dari kondisi eksisting: Lokasi tapak berada di Jalan Raya Buduran yang merupakan jalur penghubung kota Surabaya ke kota Malang. Jalur ini merupakan akses utama menuju tapak dengan lebar jalan ±10 meter. Jalan Raya Buduran merupakan sirkulasi dua arah untuk berbagai jenis kendaraan dan sudah dilengkapi dengan jalur pejalan kaki (trotoar). Kondisi jalur lalu lintas tersebut merupakan jalan beraspal yang juga dilewati angkutan umum. 83

30 Tanggapan perancangan: Alternatif 1 Perletakan PINTU MASUK-KELUAR (MAIN ENTRANCE) menghadap KE JALAN UTAMA Perletakan SIDE ENTRANCE menghadap KE JALAN KECIL Alternatif 2 Perletakan PINTU MASUK-KELUAR (MAIN ENTRANCE) menghadap KE JALAN KECIL Perletakan SIDE ENTRANCE menghadap KE JALAN UTAMA Alternatif 3 Pemanfaatan TEMPAT PARKIR, TAMAN, PLAZA di lahan GSB Gambar 4.24 Alternatif Desain pada Sirkulasi Kendaraan ke Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Tabel 4.4 Alternatif Desain pada Sirkulasi Kendaraan ke Bangunan NO ANALISIS KETERANGAN TANGGAPAN 1. Alternatif 1 KELEBIHAN... Perletakan pintu masuk dan keluar menghadap ke jalan utama, merupakan letak yang strategis, karena lokasinya mudah dijangkau dan dilihat oleh pengguna jalan serta dapat dimanfaatkan sebagai view yang bagus. Posisi antara main entrance dan side entrance dipisahkan untuk memudahkan pencapaian, agar tidak terjadi crossing pada tapak. Side entrance diposisikan menghadap ke jalan kecil karena side entrance merupakan jalur servis tidak memerlukan view yang bagus. KEKURANGAN... _ Desain terpilih 84

31 Lanjutan tabel Alternatif 2 KELEBIHAN... Posisi antara main entrance dan side entrance dipisahkan untuk memudahkan pencapaian, agar tidak terjadi crossing pada tapak. Side entrance diposisikan menghadap ke jalan utama karena side entrance merupakan jalur servis dan mudah dijangkau oleh mobil darurat saja. KEKURANGAN... Perletakan pintu masuk dan keluar menghadap ke jalan kecil, merupakan letak yang kurang strategis, dan kemungkinan terjadi tingkat kemacetan yang tinggi. X 3. Alternatif 3 KELEBIHAN... Pemanfaatan lahan GSB sebagai tempat parkir, taman, dan plaza. Tidak membuang lahan dengan sia-sia KEKURANGAN... _ Desain terpilih Tabel 4.4 Alternatif Desain pada Sirkulasi Kendaraan ke Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Analisis Sirkulasi Pejalan Kaki untuk mencapai ke Bangunan Sirkulasi pada tapak sangat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan pola gerak pengunjung untuk kelancaran aktivitas yang dilakukan. Pada bangunan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas di Kabupaten Sidaorjo ini pola sirkulasi dibedakan atas dua sirkulasi, yaitu pejalan kaki. Kedua sirkulasi tersebut harus dipisahkan agar tidak terjadi cross sirculation antar keduanya. Agar sirkulasi menjadi fleksibel, dinamis serta memberikan kesan pada pengunjung, terdapat beberapa alternatif pola sirkulasi yang dapat diterapkan. 85

32 Tanggapan Perancangan: Alternatif 1 Perletakan PINTU MASUK-KELUAR pejalan kaki segala arah Alternatif 2 Perletakan PINTU MASUK-KELUAR pejalan kaki dari pintu utama pejalan kaki Gambar 4.25 Alternatif Desain Sirkulasi Pejalan Kaki ke Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Tabel 4.5 Alternatif Desain pada Sirkulasi Pejalan Kaki ke Bangunan NO ANALISIS KETERANGAN TANGGAPAN 1. Alternatif 1 KELEBIHAN... Perletakan pintu masuk dan keluar menghadap ke segala arah, merupakan letak yang strategis, karena lokasinya mudah dijangkau dan dilihat oleh pengguna pejalan kaki. Posisi antara pintu masuk dan pintu keluar dipisahkan untuk memudahkan pencapaian, agar tidak terjadi crossing pada tapak. KEKURANGAN... _ Desain terpilih 86

33 Lanjutan tabel Alternatif 2 KELEBIHAN... Perletakan pintu masuk dan keluar di posisikan dipintu utama, merupakan letak yang strategis. KEKURANGAN... lokasinya harus lewat pintu utama serta terlalu jauh jika dijangkau oleh pengguna pejalan kaki dari area pemukiman dan perumahan. X Tabel 4.5 Alternatif Desain pada Sirkulasi Pejalan Kaki ke Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 4.6 Analisis Kebisingan Data dari kondisi eksisting: Faktor kebisingan sangat mempengaruhi penempatan massa bangunan terhadap sumber bising. Kebisingan pada tapak perancangan hanya berasal dari aktivitas pengguna Jl. Raya Buduran. Site perancangan berada pada kawasan lahan kosong (persawahan) sehingga tingkat kebisingan pada site tidak terlalu tinggi. Tanggapan perancangan: B A B A 87

34 Tanggapan perancangan: timur sekolahan barat rel KA dan Jl. raya buduran Alternatif 1 Pemanfaatan VEGETASI tampak kawasan A-A utara Jl. kecil dan perumahan selatan Jl. kecil dan hamparan sawah tampak kawasan B-B Alternatif 2 Pemanfaatan VEGETASI dan PAGAR Bentuk desain pagar diambil dari perwujudan tulang ikan. Gambar 4.26 Alternatif Desain Kebisingan pada Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Tabel 4.6 Alternatif Desain Kebisingan pada Bangunan NO ANALISIS TANGGAPAN KETERANGAN TANGGAPAN 1. Alternatif 1 Gunakan pohon dan tanaman perdu. KELEBIHAN... Dapat menciptakan suasana sejuk dan rindang. Tingkat kenyamanannya terjaga. Menjadikan tingkat kebisingan tersaring. X KEKURANGAN... Tingkat keamanan kurang terjaga. 88

35 Lanjutan Tabel Alternatif 2 Gunakan pohon dan tanaman perdu. Gunakan tembok KELEBIHAN... Dapat menciptakan suasana sejuk dan rindang. Tingkat kenyamanannya sangat terjaga. Menjadikan tingkat kebisingan tersaring kuat. KEKURANGAN... _ Desain terpilih Tabel 4.6 Alternatif Desain Kebisingan pada Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 4.7 Analisis Vegetasi Kondisi tapak merupakan lahan kosong (persawahan) yang merupakan persawahan padi yang sekarang masih subur. Kondisi udara pada tapak sangat panas dan berdebu mengingat banyak kendaraan yang melalui Jl. Raya Buduran, sehingga tidak ada elemen yang dapat menyerap udara, asap, dan debu pembuangan kendaraan bermotor tersebut. Tanggapan perancangan: Gambar 4.27 Penggunaan Jenis Tanaman di Site (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 89

36 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... Vegetasi pengarah sebagai mengarahkan ke pintu masuk, peneduh dan pelindung yang berfungsi sebagai pengarah sirkulasi pejalan kaki, serta peneduh untuk menghilangkan polusi kendaraan serta kebisingan dan melindungi dari panas matahari. Kegunaan jenis vegetasi dengan fungsi keindahan pada ruang luar dengan warna-warni mencolok yang dapat mengesankan keaktifan dan kedinamisan karakter kerajinan sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas. Berikut tanaman yang dimaksud: Gambar 4.28 Jenis Tanaman (Sumber:Revisi RDTRK kecamatan Buduran Tahun ) 90

37 Tabel 4.7 Alternatif Desain Berdasarkan Fungsi Vegetasi No Jenis Tanaman dan Fungsinya Penerapan Desain Pohon Peneduh... Trembesi Tanjung Bungur Kiara Payung 1. Ciri-ciri Pohon Peneduh: a. Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median), b. Percabangan 2 m di atas tanah, c. bentuk percabangan batang tidak merunduk, d. Bermassa daun padat, e. Berasal dari perbanyakan biji, f. Ditanam secara berbaris, dan g. Tidak mudah tumbang. Pohon Penyerap Polusi Udara... Angsana Akasia daun besar 2. Oleander Bougenvil Ciri-Ciri Pohon Penyerap Polusi Udara: a. Terdiri dari pohon, perdu/semak, b. Memiliki kegunaan untuk menyerap udara, c. Jarak tanam rapat, dan d. bermassa daun padat. 91

38 Lanjutan Tabel 4.7 Pohon Peredam Kebisingan... Tanjung Akasia daun besar Kiara Payung Teh-tehan Pangkas Kembang sepatu Bougenvil 3. Oleander Ciri-Ciri Pohon Peredam Kebisingan: a. Terdiri dari pohon, perdu/semak, b. Membentuk massa, c. Bermassa daun rapat, dan d. Berbagai bentuk tajuk. 92

39 LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR... Lanjutan Tabel 4.7 Pohon Pemecah Angin... Cemara Mahoni Tanjung Kiara Payung 4. Kembang Sepatu Ciri-Ciri Pohon Pemecah Angin: a. b. c. d. Tanaman tinggi, perdu/semak, Bermassa daun padat, Ditanam berbaris atau membentuk massa, dan Jarak tanam rapat < 3 m. Pohon Pembatas Pandangan... Bambu Cemara 5. Kembang sepatu Oleander 93

40 Lanjutan Tabel 4.7 Ciri-Ciri Pohon Pembatas Pandangan: a. Tanaman tinggi, perdu/semak, b. Bermassa daun padat, c. Ditanam berbaris atau membentuk massa, dan d. Jarak tanam rapat. Pohon Penahan Silau Lampu Kendaraan... Bogenvil Kembang sepatu Oleander Nusa Indah 6. Ciri-Ciri Pohon Penahan Silau Lampu Kendaraan: a. Tanaman perdu/semak b. Ditanam rapat, c. Ketinggian 1,5 m, dan d. Bermassa daun padat. Tabel 4.7 Alternatif Desain Vegetasi Berdasarkan Fungsinya (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 4.8 Analisis Zoning Zoning merupakan pembagian daerah pada tapak yang disesuaikan dengan tingkatan fungsi-fungsi yang ada pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo. Fungsi-fungsi tersebut akan dibagi menurut alurnya berdasarkan tingkat kenyamanan pengguna terhadap suatu fungsi ruang yang ada. Selain itu, pembagian zoning pada tapak Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo juga disesuaikan dengan pembagian zoning alur 94

41 bentuk ikan dan udang. Adapun pembagian zoning pada tapak perancangan tersebut adalah: Tanggapan perancangan: Alternatif 1 Perletakan area bagian jual Makanan menjadi satu dengan area restaurant area jual Kerajinan disendirikan... area parkir berada di setiap stan dan dikelompokkan berdasarkan fungsinya Alternatif 2 Perletakan area bagian jual Makanan menjadi satu dengan area jual Kerajinan area restaurant disendirikan... Gambar 4.29 Alternatif Desain Penzoningan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Tabel 4.8 Alternatif Desain Penzoningan pada Bangunan NO ANALISIS KETERANGAN TANGGAPAN 1. Alternatif 1 KELEBIHAN... Pengunjung dapat berbelanja makanan dengan langsung menikmai rasa makanan yang khas di restaurant dalam suatu area. Dapat mengurangi rasa capek dan kejenuhan. Desain terpilih KEKURANGAN... _ 95

42 Lanjutan Tabel Alternatif 2 KELEBIHAN... Area jual makanan dan kerajinan dijadikan satu area guna pengunjung dapat berbelanja langsung baik makanan maupun kerajinan. KEKURANGAN... Dapat membuati rasa capek dan kejenuhan. Karena jika sebuah karya dijadikan satu area biasanya pengunjung cepat bosan sebab diantara area jual makanan dan kerajinan tidak ada sesuatu yang membedakan. X Tabel 4.8 Alternatif Desain Penzoningan pada Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 4.9 Analisis Fungsi, Pelaku dan Aktivitas Analisis Fungsi Secara umum, fungsi dari Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo adalah: Sebagai tempat untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan bentukbentuk kesenian dan produk-produk hasil kerajinan serta makanan (culiner) yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Sebagai sarana komunikasi antara pedagang dan masyarakat serta semua pihak yang mendukung perkembangan kerajinan dan makanan. Adapun fungsi dari rancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo secara operasional adalah: FUNGSI BANGUNAN Primer Sekunder Tersier Transaksi dan Pelayanan (Jual-Beli) Informasi dan Restaurant Hiburan Musholla Diagram 4.1 Fungsi Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 96

43 1. Fungsi primer (Transaksi dan Pelayanan [Jual-Beli]) Fungsi primer pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari Transaksi dan Pelayanan. a. Fungsi Transaksi Fungsi transaksi merupakan fungsi yang mewadahi kegiatan-kegiatan di bawah ini: a) Jual beli produk kerajinan, berupa toko/stand-stand yang menjual hasil produksi dari kerjinan khas Sidoarjo. b) Jual beli produk makanan, berupa toko/stand-stand yang menjual hasil produksi dari makanan khas Sidoarjo. b. Fungsi Pelayanan Fungsi Pelayanan memberikan wadah pada kegiatan pengelola, baik secara administratif maupun teknis operasional untuk kelancaran semua aktivitas pengelolah sesuai dengan fungsinya masing-masing. 2. Fungsi Sekunder (Informasi dan Restoran) Fungsi Sekunder pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari fungsi informasi dan restoran. a) Fungsi informasi Merupakan sarana dalam penyampaian dan pelayanan informasi tentang bentuk-bentuk kesenian dan produk kerajinan serta makanan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo. Adapun bentuk dari fungsi informasi ini adalah kegiatan periklanan, konsultasi dan sarasehan. b) Fungsi restaurant 97

44 Fungsi ini memberikan pelayanan mengenai hidangan makanan dengan menu khas Sidoarjo. Keberadaan Restaurant ini tidak terlalu jauh dengan stan makanan. Hal ini bertujuan untuk menambah cita rasa masakan khas masyarakat Sidoarjo. 3. Fungsi Tersier (Exibhition Hall dan Masjid) Fungsi tersier pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari exibhition hall dan masjid. Fungsi Exibhition Hall ini memberikan pelayanan mengenai pameran baik tentang kesenian, kerajinan, kuliner atau yang bersifat umum. Fungsi masjid ini memberikan tempat ibadah untuk pengunjung dan pengelola Analisis Pelaku Analisis pelaku pada bangunan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat melalui tabel analisis berikut: Tabel 4.9 Analisis Pelaku/Pengguna Bangunan NO PELAKU JENIS KEGIATAN PENGUNJUNG Pengunjung luar kota Pengunjung dalam kota PEDAGANG Penjual kerajinan Penjual makanan Berbelanja (shopping), dan menikmati produk hasil kerajinan dan makanan khas Sidoarjo. Menjual kerajinan, dan Menjual makanan khas Sidoarjo 3. PENGELOLA Direktur utama Sekretaris Kep. bagian informasi dan staf Kep. bagian restoran dan staf Kep. bagian transaksi dan staf Kep. bagian tata usaha dan staf Karyawan bagian cleaning service Tabel 4.9 Analisis Pelaku/Pengguna Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 98 Memberikan perawatan, informasi dan komunikasi dengan publik serta mengelola seluruh kegiatan yang ada.

45 4.9.3 Analisis Aktivitas Adapun diagram aktivitas dari masing-masing pengguna bangunan adalah sebagai barikut: 1. Pengunjung Datang (Pengguna kendaraan pribadi/umum) Parkir Entrance Datang (jalan kaki) Informasi Membeli produk hasil kerajinan dan makanan, istirahat, sholat, kegiatan lavatory Pulang Diagram 4.2 Analisis Aktivitas Pengunjung Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Keterangan diagram 4.2: : Hubungan langsung : Hubungan tak langsung (alternatif gerak pengunjung) 99

46 2. Pedagang Penjual Kerajinan dan Makanan Datang (Pengguna kendaraan pribadi/umum) Parkir Entrance Datang (jalan kaki) Persiapan Menjual hasil produksi Kordinasi dengan pengelola, makan/minum, istirahat, sholat, kegiatan lavatory Pulang Diagram 4.3 Analisis Aktivitas Penjual Kerajinan dan Makanan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Keterangan diagram 4.3: : Hubungan langsung : Hubungan tak langsung (alternatif gerak pedagang) 3. Pengelola (direktur, sekretaris, Kabag.info, resto, transaksi, tata usaha, & staf) Datang (Pengguna kendaraan pribadi) Parkir Entrance Datang (jalan kaki) Terima tamu Bekerja sesuai bidang Rapat dengan pemimpin Mengurusi arsip/laporan, makan/minum, istirahat, sholat, kegiatan lavatory Pulang Diagram 4.4 Analisis Aktivitas Pengelola Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 100

47 Keterangan diagram 4.4: : Hubungan langsung : Hubungan tak langsung (alternatif gerak pengelola) 4. Pengelola (cleaning service) Datang (Pengguna kendaraan pribadi) Parkir Entrance Datang (jalan kaki) Persiapan Bekerja Makan/minum, istirahat, sholat, kegiatan lavatory Pulang Diagram 4.5 Analisis Aktivitas Cleaning Service Bangunan (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Keterangan diagram 4.5: : Hubungan langsung : Hubungan tak langsung (alternatif gerak cleaning service) 4.10 Analisis Kebutuhan Ruang Analisis Program Ruang Analisis Tata Ruang Penataan ruang memiliki peranan yang sangat penting karena dapat memberikan pengaruh kenyamanan bagi penghuninya. Adapun penataan tersebut dapat terwujud dengan penggunaan elemen-elemen sebagai berikut: 101

48 a. Garis Tabel 4.10 Garis, Karakter dan Kesan pada Ruang No Garis Karakter Kesan Ruang TEMA 1 Garis Vertikal Memberikan aksentuasi pada ketinggian Tegak dan gagah Kaku, formal tegak dan Formal, kaku dan tidak santai Tidak sesuai dengan tema serius 2 Garis Horizontal Membuat ruang menjadi lebar, luas dan lapang Santai, dan tenang rileks Tidak sesuai dengan tema Dinamis (berada dalam Dimanfaatkan Tidak posisi bergerak) untuk suatu sesuai 3 Garis Diagonal Mendekatkan jarak dan sensasional maksud yang meminta perhatian/daya dengan tema tarik visual. Dinamis/berirama, Menarik dan Sesuai 4 riang, lembut,santai, tenang, dan memberi dinamis. dengan tema pengaruh gembira Tidak monoton Garis lengkung Tabel 4.10 Garis, Karakter dan Kesan pada Ruang (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 102

49 Dari hasil analisis di atas, garis yang digunakan dalam perancangan ruang Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner adalah garis lengkung. Hal ini dimaksudkan agar ruang tersebut tidak terkesan monoton namun terkesan menarik dan dinamis sehingga memberikan daya visual tersendiri. b. Pewarnaan Pemakaian komposisi warna dalam sebuah ruangan akan memberikan daya tarik bagi penggunanya. Karakter dari tiap warna berbeda-beda sehingga kesan yang ditimbulkan pun juga bebeda. Berikut penjelasan mengenai beberapa jenis dan karakter warna, antara lain: Tabel 4.11 Jenis dan Karakteristik Warna KARAKTER WARNA WARNA BESERTA ARTINYA merah jingga kuning PANAS Arti: Membangkitkan energi, hangat, komunikatif, optimis, antusias, dan bersemangat. Memberi kesan sensual dan mewah, meningkatkan aliran darah dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi. Terlalu banyak warna merah bisa merangsang kemarahan dan agresivitas. Gradasi yang lebih muda yaitu warna merah jambu (pink) merupakan warna yang hangat dan emosional namun juga lebut dab menenangkan. Melambangkan kasih sayang dan perasaan cinta namun juga bisa bearti kekanak-kanakan. Arti: hangat, Punya karakter yang mirip dengan merah tapi lebih feminim dan bersahabat. Warna yang melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat, vitalitas dan kreatifitas. Dapat menimbulkan perasaan positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi depresi/perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan merangsang prilaku hiperaktif. Arti: Membangkitkan energi dan mood, warna yang penuh semangat dan vitalitas, komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi insprirasi, memudahkan pikiran secara logis dan merangsang kemampuan intelektual(cocok sebagai warna atau aksen di ruang belajar). Penggunaan warna yang kurang tepat justru akan menimbulkan kesan menakutkan. 103

50 Lanjutan Tabel 4.11 biru hijau ungu DINGIN Arti: Tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, berasosiasi dengan alam, melambangkan keharmonisan, memberi kesan lapang. Pemakaian warna biru dapat menimbulkan perasaan tenang dan dingin, melahirkan perasaan sejuk, tentram, hening, dan damai, memberi kenyamanan dan perlindungan. Warna ini juga diasosiasikan dengan kesan etnik, antik, country-style. Warna biru yang kuat bisa merangsang kemampuan intuitif dan memudahkan meditasi. Tapi berhati-hatilah, karena terlalu banyak bisu bisa menimbulkan kesan kelesuan. Arti: Selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan, membangkitkan energi dan juga mampu memberi efek menenangkan, menyejukkan, menyeimbangkan emosi. Warna ini elegan, menyembuhkan, meinmbulkan perasaan empatiterhadap orang lain. Nuansa hijau dapat meredam stres, memberi rasa aman dan perlindungan. Namun hijau juga bisa menimbulkan perasaan terperangkap. Arti: Memberi kesan spiritual yang magis, mistis, misterius dan mampu menarik perhatian. Oleh karena itu ungu banyak digunakan kaum bangsawan. Warna ini juga terkesan sensual, feminim, antik, yang juga anggun dan hangat. Ungu yang gelap dapat memancarkan kekuatan, bisa manambah kekuatan instiusi, fantasi dan imajinasi, kreatif, sensitif, memberi inspirasi dan obsesif. VALUE hitam Arti: Warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, dramatis, dan misterius. Tapi hitam juga merupakan warna lambang duka dan dapat menimbulkan perasaan tertekan. abu-abu Arti: Termasuk warna netral yang dapat menciptakan kesan misterius, namun juga mententramkan dan menimbulkan perasaan damai. Kesan yang lain dari abu-abu antara lain adalah independen dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas. Abu-abu juga terkesan dingin, kaku dan tidak komunikatif. putih Arti: Melambangkan kemurnian dan kepolosan, memberikan perlindungan, ketentraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi. Namun terlalu banyak warna putih bisa menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku dan terisolir. Tabel 4.11 Jenis dan Karakteristik Warna (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Dari beberapa jenis dan karakteristik warna di atas, warna yang digunakan pada bangunan (eksterior) maupun ruang interior adalah putih 104

51 dan biru, karena ingin menciptakan suasana yang tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, berasosiasi dengan alam, melambangkan kenyamanan dan memudahkan refleksi. Pemakaian warna biru dapat menimbulkan perasaan tenang dan dingin, melahirkan perasaan sejuk, tentram, hening, dan damai, memberi kenyamanan dan perlindungan serta menciptakan keheningan dan kesan luas. c. Pencahayaan Ada dua prinsip pencahayaan yang dapat digunakan dalam sebuah ruangan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Sistem pencahayaan alami dan buatan pada obyek Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo tidak terlalu diperlukan bila dibandingkan karena lebih mengutamakan sistem pencahayaan buatan. Adapun tiga tipe pencahayaan, yakni general lighting, task lighting, dan accent lighting. General Lighting merupakan penerangan utama pada ruangan. Tipe ini ditandai dengan penempatan lampu pada beberapa titik yang difungsikan untuk menerangi ruangan secara merata. Misalnya dengan menempatkan sebuah lampu berwatt besar pada bagian tengah plafon atau menempatkan beberapa sumber cahaya yang dinyalakan bersamaan. Gambar 4.30 Penerangan Merata (Sumber:Hasil Analisis, 2011) 105

52 Task Lighting, tipe pencahayaan ini berfungsi umtuk memberi penerangan pada obyek yang spesifik. Misalnya, pada area meja dapur, area membaca, atau area menyetrika dan melipat pakaian. Beda dengan general lighting, task lighting menyorotkan cahaya ke area tertentu. Di dapur, jenis pencahayaan ini biasa dipasang di bawah lemari dapur. Fungsinya untuk menerangi meja dapur dan membantu proses pengolahan makanan. Pada ruang baca, task lighting dipakai untuk menerangi area baca. Task lighting juga dipakai untuk menerangi karya seni lukisan di dinding atau patung di rak pajangan dan sebagai penerangan yang menyorotkan cahaya pada area terbatas, task lighting dapat diujudkan melalui penggunaan spotlight, Gambar 4.31 Penerangan Terarah (Sumber:Hasil Analisis, 2011) standing lamp atau desk lamp. Accent Lighting merupakan tipe pencahayaan yang membangkitkan suasana dramatis. Fungsinya untuk menciptakan mood pada ruangan. Tipe pencahayaan ini dapat diperoleh dengan menempatkan lampu dinding, lampu track, atau rumah-rumah lampu yang memiliki bentuk dan arah sorot beraneka. 106

53 Untuk menciptakan mood, accent lighting digunakan menerangi lukisan atau karya seni. Tipe pencahayaan ini juga diperoleh dengan menempatkan lampu pada lantai atau bagian bawah dinding. Agar tampilan cahaya yang keluar lebih fleksibel, dimmer ditambahkan untuk mengatur tingkat terang cahaya lampu. Gambar 4.32 Penerangan Setempat (Sumber:Hasil Analisis, 2011) Analisis Tata Massa Bangunan Penataan massa bangunan pada perancangan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo dipilih dengan pertimbangan fungsi bangunannya. Karena pada bagunan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo ini mewadahi banyak fungsi dan fasilitas, maka diperlukan pemisahan massa yang jelas sehingga mempermudah pengunjung untuk menemukan unit dan ruang yang menjadi tujuan utama mereka. Pada tabel berikut akan dijelaskan beberapa analisis tentang pola tata massa yang akan diterapkan pada bangunan Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo. 107

54 Tabel 4.12 Pemilihan Tata Massa ALTERNATIF MASSA CIRI-CIRI KEPUTUSAN Pemisahan fungsi tidak jelas Satu massa Massa banyak Kordinasi antar fungsi mudah Memerlukan lahan yang tidak terlalu luas Pengembangan dapat dilakukan secara vertikal Pemisahan fungsi lebih jelas Kordinasi antar fungsi relatif sulit Memerlukan lahan yang cukupluas Pengembangan dapat secara vertikal maupun horizontal Tabel 4.12 Pemilihan Tata Massa (Sumber:Arofah, 2010) Kurang dapat diterapkan Dapat diterapkan Selain pertimbangan di atas, penataan massa bangunan pada Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo juga diambil dari konsep ikan dan udang baik dari bentuk maupun dari gerakannya Analisis Persyaratan Ruang Tabel 4.13 Persyaratan Ruang No. Persyaratan Ruang Jenis Ruang Ruang penjualan V V V V V V V 2 Ruang gudang V V V V V V 3 Ruang restaurant V V V V V V V 4 Ruang pangepakan V V V V V V V 5 Ruang kasir V V V V V V V V 6 Ruang kantor V V V V V V TD V 7 Ruang rapat V V V V V V TD V 108

55 Lanjutan Tabel Ruang administrasi dan keuangan V V V V V V TD V 9 Ruang karyawan V V V V V V V 10 Ruang istirahat karyawan V V V V V V V 11 Ruang keamanan V V V V V V V 12 Ruang utilitas V V V V V V V V 13 Ruang ME V V V V V V V 14 Ruang kontrol V V V V V V V V 15 Ruang panel listrik V V V V V V V 16 Ruang cleaning servis V V V V V V V V 17 Ruang KM/WC umum V V V X X V 18 Masjid V V V V V V TD 19 Ruang teknisi V V V V V V V Keterangan: 1. Pencahayaan alami 2. Pencahayaan buatan 3. Penghawaan alami 4. Penghawaan buatan 5. Akustik 6. View 7. Kebisingan 8. Perabot perlengkapan V X TD Perlu Tidak perlu Pelengkap Tidak Diinginkan Tabel 4.13 Persyaratan Ruang (Sumber: Hasil Analisis, 2010) 109

56 Analisis Hubungan Ruang Tabel 4.13 Matrik Hubungan Antar Ruang Ruang penjualan Ruang gudang Ruang pangepakan Ruang kasir Ruang kantor Ruang rapat Ruang administrasi dan keuangan Ruang karyawan Ruang istirahat karyawan Ruang keamanan Ruang utilitas Ruang ME Ruang kontrol Ruang panel listrik Ruang cleaning servis Ruang KM/WC umum Hubungan langsung Musholla Hubungan tidak langsung Ruang parkir Ruang teknisi Tabel 4.14 Matrik Hubungan Antar Ruang (Sumber: Hasil Analisis, 2010) KM/WC R. CLEANING SERVICE R. CONTROL R. GUDANG R. KARYAWAN R. TEKNISI R. PANEL R. PENGEPAKAN R. GUDANG R. ISTIRAHAT R. JUALAN INDUSTRI RUMAH TANGGA R. KASIR R. PARKIR PENGELOLA TEMPAT SAMPAH ENTRANCE KANTOR R. PENGELOLA R. JUALAN MAKANAN R. PARKIR PENGUNJUNG R. KEAMANAN 110 KM/WC R. TAMU R. RAPAT R. GUDANG R. ADMIN & KEUANGAN EXIT Diagram 4.6 Organisasi Ruang (Sumber: Hasil Analisis, 2010)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini membahas dengan cara mengumpulkan dan menguraikan yang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini membahas dengan cara mengumpulkan dan menguraikan yang BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Bab ini membahas dengan cara mengumpulkan dan menguraikan yang didapat dari literatur baik dari survei di lapangan dan buku maupun internet sehingga mendapatkan data primer

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Secara geografis, berbatasan dengan kota Surabaya,

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Penerapan Konsep Perancangan Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas Sidoarjo merupakan aplikasi lanjutan dari konsep Metafora Kombinasi. Metafora

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Semburan lumpur Lapindo terjadi di area pengeboran sumur Banjar Panji 1 yang dioperasikan oleh Lapindo Brantas Incorporation (LBI), yang berlokasi di desa Renokenongo,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 ANALISIS LOKASI TAPAK BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standart peraturan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya musik, ditinjau dari berbagai aspek mulai dari jenis alat yang digunakan, secara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci