PENERAPAN MaMa Ku Pintar UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DI PKBM SINAR PEKAN TUA PADA PROGRAM PAKET B DAN C Kec.Pelalawan Oleh : Mujiaman, S.
|
|
- Iwan Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MaMa Ku Pintar UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DI PKBM SINAR PEKAN TUA PADA PROGRAM PAKET B DAN C Kec.Pelalawan Oleh : Mujiaman, S.Pd A. PENGANTAR Dalam dunia pendidikan Ilmu pendidikan adalah salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting. Karena pelajaran salah satu sarana dalam membentuk warga belajar dalam berfikir kreatif, inovatif,aktual tajam dan terpercaya. Disisi lain lingkungan merupakan hal yang penting karena memupuk bakat dan motivasi warga belajar. Warga belajar juga didorong oleh keluarga secara intensif ditangani oleh ahlinya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan bakat kreatif seseorang berkaitan dengan dua faktor, yaitu motivasi seseorang untuk mengembangkannya dan lingkungan yang mendukung perkembangannya Kurikulum KTSP mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran harus berpusat kepada warga belajar (student centered) peran tutor atau guru sebagai fasilitator, pembimbing, atau pun motivator. Warga belajar bukan sebagai objek dan dituntut untuk aktif di dalam kelas apalagi sebagian besar warga belajar usianya sudah lanjut dan harus banyak muatan ketrampilanya dan harus banyak dilakukan dengan praktek. Selain itu, tutor juga harus bisa menerapkan suatu metode bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini penting karena seperti telah kita ketahui bersama bahwa pelajaran bagi warga belajar merupakan pelajaran yang dianggap sulit, tidak menarik, dan menakutkan bagi sebagian besar warga belajar. Realitas di lapangan khususnya di PKBM Sinar Pekan Tua dihadapkan pada kenyataan bahwa berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pembelajaran disimpulkan bahwa banyak tutor masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Warga belajar menjadi pasif dan hanya dijadikan sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran. Metode 1
2 pembelajaran yang dipakai hanya itu-itu saja dan hal ini membuat mereka menjadi tidak senang dalam kegiatan belajar. Alhasil hal ini membuat mereka semakin mengalami kesulitan dalam belajar. B. MASALAH Menindak kritisi berbagai permasalahan tersebut, penulis menuangkan pengalaman berupa best practice menggunakan model pembelajaran kooperatif, yaitu metode Make a Match dengan media kartu pintar, yang disingkat MaMa Ku Pintar. Make a Match berarti mencari pasangan. Metode pembelajaran ini menekankan adanya komunikasi, interaksi, dan kerja sama antar warga belajar dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Dengan penggunaan metode tersebut harapannya akan meningkatkan motivasi warga belajar di PKBM Sinar Pekan Tua Desa Rangsang. Berdasarkan masalah di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut; 1. Bagaimana proses pembelajaran dengan penerapan metode MaMa Ku Pintar di PKBM bisa meningkat? 2. Bagaimana hasil belajar warga dalam menerapkan metode MaMa Ku Pintar di PKBM Sinar Pekan Tua? C. PEMBAHASAN dan SOLUSI 1. Pembahasan Make a Match dengan Kartu Pintar Frase MaMa Ku Pintar merupakan akronim dari kata bahasa Inggris Make a Match dan bahasa Indonesia kartu pintar. Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu metode pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan di dalam kelas. Salah satu keunggulan teknik ini adalah warga belajarmencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Aktifitas mencari pasangan adalah kegiatan mempertemukan jawaban dan soal. Media yang digunakan adalah kartu pintar. Kartu pintar adalah kartu yang berisi soal atau jawaban mengenai suatu konsep atau 2
3 permasalahan tertentu. Kartu dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menarik warga belajar untuk mempelajarinya. Metode Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran Metode pembelajaran MaMa Ku Pintar yang merupakan akronim dari gabungan kata bahasa Inggris Make a match dan bahasa Indonesia Kartu Pintar merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Bejo (2011) mengatakan bahwa salah satu keunggulan teknik ini adalah warga belajarmencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Noviati (2009) menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Make a match dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Nadjamudin (2008) menambahkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Make a match dapat memperbaiki pembelajaran sejarah dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Ada beberapa alasan mengapa pembelajaran kooperatif metode MaMa Ku Pintar efektif dilaksanakan di antaranya sebagai berikut (a) mudah dilaksanakan karena tidak membutuhkan persiapan yang rumit dalam membuat media belajarnya; (b) biayanya murah karena hanya membutuhkan kertas foto/cover untuk dicetak atau kertas asturo/gambar dan spidol untuk menuliskan kartu jawaban atau soal, (c) warga belajarlebih aktif dan partisipatif. Model ini bisa meningkatkan keaktifan, partisipasi, dan keterlibatan warga belajardalam pembelajaran. Interaksi dan komunikasi dua arah antar Warga Belajar, interaksi dengan pasangan yang lain, interaksi dengan sumber belajar akan tercipta dalam pembelajaran; (d) warga belajar lebih mendalam menguasai materi dan lebih lama diingat. Dengan adanya interaksi dengan pasangannya dan interaksi dengan materi yang dibantu dengan kartu soal dan kartu jawaban maka akan memudahkan warga belajar untuk menguasai materi. Apalagi warga belajardiberi kesempatan untuk mengembangkan materi yang ada yang disesuaikan dengan pengalaman mereka. 3
4 Materi yang dikuasai akan lebih lama diingat atau long term memory; (e) memudahkan warga belajaruntuk mengeluarkan pendapat atau pikiran. Karena terjadi komunikasi dengan temannya sendiri, warga belajartidak malu-malu lagi atau sungkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Hal ini akan mudah mengeluarkan ide-ide atau pikiran-pikiranya; dan (f) tempat KBM bisa fleksibel karena kegiatan KBM bisa dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas sehingga kegiatan KBM bisa menarik dan tidak membosankan, ada pada gambar di bawah ini : Gb. Kegiatan KBM di dalam kelas Ada beberapa alasan mengapa pembelajaran kooperatif metode MaMa Ku Pintar efektif dilaksanakan warga belajar di antaranya sebagai berikut : 1. Mudah dilaksanakan warga belajar dan karena tidak membutuhkan persiapan yang rumit dalam membuat media belajarnya. 2. Biayanya murah karena hanya membutuhkan kertas foto/cover untuk dicetak atau kertas asturo/gambar dan spidol untuk menuliskan kartu jawaban atau soal. 3. Warga belajar lebih aktif dan partisipatif. Model ini bisa meningkatkan keaktifan, partisipasi, dan keterlibatan warga belajar dalam pembelajaran. Interaksi dan komunikasi dua arah antar Warga 4
5 Belajar, interaksi dengan pasangan yang lain, interaksi dengan sumber belajar akan tercipta dalam pembelajaran. 4. Warga belajar lebih mendalam menguasai materi dan lebih lama diingat. Dengan adanya interaksi dengan pasangannya dan interaksi dengan materi yang dibantu dengan kartu soal dan kartu jawaban maka akan memudahkan warga belajar untuk menguasai materi. Apalagi warga belajardiberi kesempatan untuk mengembangkan materi yang ada yang disesuaikan dengan pengalaman mereka. Materi yang dikuasai akan lebih lama diingat atau long term memory. 5. Memudahkan warga belajar untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran. Karena terjadi komunikasi dengan temannya sendiri, warga belajartidak malu-malu lagi atau sungkan untuk mencari pasanagan untuk jawaban. Hal ini akan mudah mengeluarkan ideide atau pikiran-pikiranya. 6. Tempat KBM bisa fleksibel karena kegiatan KBM bisa di laksanakan warga belajar di dalam kelas atau di luar kelas sehingga kegiatan KBM bisa menarik dan tidak membosankan. Ada beberapa karya yang bisa diambil dari penerapan metode pembelajaran ini di antaranya Meningkatnya Keaktifan Warga Belajar. pembelajaran dan karakter juga ini dapat di lihat pada motivasi menggunakan metode MaMa Ku Pintar semakin di gemari oleh warga belajar Meningkatnya antusias dan partisipasi warga belajar di dalam kelas. Warga belajar tampak tidak lagi begitu takut dalam pembelajaran. Keaktifan bisa diamati dari perilaku warga belajar seperti memperhatikan apa yang disampaikan tutor, menjawab pertanyaan tutor, berusaha menjawab/bertanya jawab dengan yang lain, bekerja sama dengan yang lain, berdiskusi atau bertukar pendapat dengan yang lainya, mencatat/menulis yang penting, dan merespon jawaban teman. Keaktifan secara positif tersebut meningkat secara signifikan. Sedangkan keaktifan 5
6 yang dimaknai secara negatif seperti warga belajarbanyak bergurau dan berbicara dengan temannya, selalu mondar-mandir di dalam kelas, asal menjawab pertanyaan dan asal bertanya, mengalami pengurangan intensitasnya 2. Solusi Solusi yang tepat salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu metode MaMa Ku Pintar. Metode ini diterapkan dan ditujukan agar minat belajar warga di PKBM bisa meningkat. Dalam waktu yang akan datang Warga Belajar akan dilibatkan ke dalam pembuatan media belajar ini dengan konsep awal atau materi dari tutor. Apabila hasilnya sudah baik atau layak jual yang dilihat dari segi penampilan dan kualitas akan diarahkan untuk dijual ke penyelenggara atau sekolah yang lainya. Langkah selanjutnya akan dibentuk sebuah kelompok belajar usaha bagi mereka yang merupakan Warga Belajar. a. Langkah-langkah Pembelajaran Aktivitas WB Tahap-1 Warga belajar melakukan yang diinstruksikan tutor terkait kegiatan motivasi atau keakraban Tahap-2 Warga belajar membentuk 5 kelompok dan mengambil salah satu kartu pintar yang sudah dikocok dan memikirkan jawaba/soal Tahap-3 Tiap warga belajar mencari pasangan yang cocok dengan kartu jawaban/soalnya Tahap-4 Pasangan melakukan pendalaman materi yang di berikan oleh tutor pengembangan pemberdayaan ekonomi bagi Kegiatan Tutor Memandu kegiatan motivasi, pembinaan keakraban (warming up exercises):teknik diad dan membagikan Lembar Kerja WB Mengocok kartu jawaban atau soal Melakukan pengamatan Memfasilitasi diskusi antar pasangan 6
7 Tahap- 5 Masing-masing pasangan presentasi, ambil kartu lagi Memberikan umpan balik Mengocok kartu kembali Sumber Lurna Curent dengan Modifikasi Ada beberapa hasil karya inovasi yang bisa diambil dari penerapan metode pembelajaran ini di antaranya Meningkatnya Keaktifan Warga Belajar. Hasil karya inovasi ini dapat di lihat pada motivasi menggunakan metode MaMa Ku Pintar yaitu bisa menghasilkan suatu karya yang mempunyai nilai jual. Meningkatnya antusias dan partisipasi warga belajar di dalam kelas. Warga belajar tampak tidak lagi begitu takut dalam pembelajaran. Keaktifan bisa diamati dari perilaku warga belajar seperti memperhatikan apa yang disampaikan tutor, menjawab pertanyaan tutor, berusaha menjawab/bertanya jawab dengan yang lain, bekerja sama dengan yang lain, berdiskusi atau bertukar pendapat dengan yang lainya, mencatat/menulis yang penting, dan merespon jawaban teman. Keaktifan secara positif tersebut meningkat secara signifikan. Sedangkan keaktifan yang dimaknai secara negatif seperti warga belajarbanyak bergurau dan berbicara dengan temannya, selalu mondar-mandir di dalam kelas, asal menjawab pertanyaan dan asal bertanya, di kelas mengalami pengurangan intensitasnya Perubahan perilaku warga belajar atau karakter yang terbentuk dari proses pembelajaran metode ini adalah sebagai berikut. a. Disiplin 7
8 Warga belajar menjadi disiplin di dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas serta disiplin masuk sekolah. Kedisiplinan di kelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berhubungan erat dengan keaktifan mereka di dalam kelas. Kedisiplinan masuk ke kelas dipengaruhi oleh faktor bahwa mereka tidak takut lagi mengerjakan perintah dan mengikuti kegiatan yang diberikan oleh tutor. b. Suka Kerja Sama Hal ini disebabkan oleh masalah yang harus diselesaikan dan dihadapi bersama-sama. Mau tidak mau mereka harus selalu bekerja sama dengan pasanganya. Dalam menghadapi suatu masalah atau soal mereka saling mengisi kekurangan dan kelebihan mereka. Kerja dalam pasangan atau tim ini sangat penting dan lamakelamaan bisa menjadi karakter mereka. c. Terbuka Sikap ini mengandung maksud bahwa karena mereka sudah terbiasa berinteraksi dan komunikasi di dalam kelas maka mereka menjadi terbuka akan masalah-masalah terutama dalam hal belajar. Terbuka diberi masukan temannya atau kritik dari yang lain akan bermanfaat sekali bagi setiap individu demi perbaikan. Di dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sikap ini penting sekali sehingga untuk menepis sifat tertutup yang bisa berujung dan mengarah pada sifat egois. Masalah-masalah belajar yang mereka hadapi dengan sendirinya akan cepat dipecahkan dan ditangani secara bersama-sama. d. Percaya Diri Perilaku ini terbentuk karena mereka sudah terbiasa untuk mengkomunikasikan pendapatnya di kelas. Kadang-kadang mereka tidak takut dan sungkan untuk bertanya atau mengemukakan ideidenya di depan kelas dengan menggunakan kartu pintar dalam pembelajaran. Kepercayaan diri mereka terbentuk lewat interaksi di 8
9 dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi yang terjadi bisa antar warga belajaratau interaksi dengan tutornya. Interaksi tersebut bisa dalam bentuk menjawab pertanyaan tutor atau teman yang lainya, berdiskusi atau bertukar pendapat dengan yang lainya, atau merespon jawaban teman. e. Menghargai Orang Lain Karena mereka sudah terbiasa mengeluarkan pendapat, mereka menjadi maklum apabila ada pendapat warga belajar lain salah. Apalagi dalam pelajaran yang mereka pelajari kegiatan yang ada di sekitar lingkungan adalah menu sehari-hari bagi mereka. Mereka tidak mencemoohnya karena mereka sadar bahwa menjawab, merespon pendapat orang lain atau mengeluarkan pendapat perlu pemikiran dan keberanian 9
10 KESIMPULAN DAN HARAPAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik simpulan berkaitan dengan penerapan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran MaMa Ku Pintar. Proses pembelajaran berkaitan dengan tahapan operasional metode. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Tutor memandu salah satu kegiatan motivasi atau pembinaan keakraban seperti teknik diad dan lainya, dan warga belajar melakukan instruksi. 2. Tutor mengocok kartu dan warga belajar mengambil kartu. 3. Warga belajar memikirkan pernyataan/pertanyaan atau jawaban dan tutor melakukan pengamatan 4. Warga belajar mencari pasangan yang cocok dengan kartu jawaban/soalnya dan memberikan reward and punishment bagi pasangan yang tercepat dan yang melebihi waktu yang disepakati dan tutor masih melakukan pengamatan. 5. Pasangan melakukan pendalaman materi dan bilamana perlu memfasilitasi diskusi pasangan. 6. Pasangan presentasi (bisa perwakilan saja) dan tutor memberikan umpan balik. 10
11 7. Tutor mengocok lagi dan tidak boleh mendapatkan jawaban/soal yang sama. Hasil belajar ini juga membuahkan hasil suatu karya.penggunakan metode ini membentuk warga belajar lebih aktif, antusias dalam belajar, bersemangat, dan termotivasi untuk belajar di dalam kelas. Indikator untuk mengukur keaktifan dan ada semangat serta motivasi yang besar seperti memperhatikan apa yang disampaikan tutor, menjawab pertanyaan tutor, berusaha menjawab/bertanya jawab dengan yang lain, bekerja sama dengan yang lain, berdiskusi atau bertukar pendapat dengan yang lainya, mencatat/menulis yang penting, dan merespon jawaban teman. Keaktifan secara positif tersebut meningkat secara signifikan. Dan sebaliknya, keaktifan yang dimaknai secara negatif seperti warga belajarbanyak bergurau dan berbicara dengan temannya, selalu mondar-mandir di dalam kelas, asal menjawab pertanyaan dan asal bertanya, pengurangan intensitasnya. Penerapan metode ini bisa membentuk sikap dan perilaku positif warga belajar dan menyentuh pendidikan karakter kepada mereka di antaranya menghargai orang lain, percaya diri, terbuka, dan suka bekerja sama. B. Harapan Adapun harapan yang dianggap perlu dikemukakan berdasarkan pembahasan di atas adalah sebagai berikut. 1. Warga Belajar, untuk lebih motivasi dan disiplin untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas serta bersemangat untuk mengembangkan pembuatan media untuk layak dijual sehingga mereka bisa berdaya secara ekonomi. 2. Tutor, sebaiknya tidak lagi menggunakan metode yang monoton dan tidak melibatkan Warga Belajar. Penulis menganjurkan kepada tutor yang lain untuk menggunakan metode MaMa Ku Pintar karena telah terbukti adanya peningkatan dan partisipasi Warga Belajar, 11
12 kecuali jika warga belajar telah mencapai titik jenuh terhadap metode tersebut maka tutor bisa memadukan dengan metode yang lain seperti role play, jigsaw, interviews, games, scrabble, atau yang lainya. Selain itu, metode ini bisa dikembangkan ke media lain selain kartu, misalnya menggunakan stereofom. 3. Penyelenggara sebagai penanggung jawab penyelenggaraan di kelompok belajar kiranya senantiasa memberikan motivasi kepada tutor lainnya untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran, terutama menyangkut proses kegiatan belajar mengajar dalam hal ini menyangkut penggunaan metode pembelajaran yang menarik khususnya di daeraah terpencil atau tempat yang sulit di jangkau. 12
13 DAFTAR PUSTAKA Bejo Peningkatan Keaktifan dan Kimia Kompetensi Lambang Unsur dan Rumus Kimia melalui Model Pembelajaran Make a Match pada Siswa Kelas X TAV-2 SMK N3 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011.Didaktika. Jurnal Pembelajaran, XII : 58. Nadjamudin, Lukman Penerapan Cooperative Learning Model Make a Make untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pengajaran Sejarah, (online), FKIP Universitas Tadulako. (Diakses 1 Mei 2013). Noviati, Dewi Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Make a match bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009. Error! Hyperlink reference not valid. 15 Mei 2013). 13
14 14
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :
PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah. Perkembangan teknologi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan. Di era globalisasi ini diperlukan pendidikan untuk menghadapi kompetisi yang begitu cepat. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor manusia sebagai sumber daya pembangunan mempunyai peranan yang sangat penting, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari tingkat pemahaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Menurut kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang memikirkan bagaimana menjalani kehidupan ini untuk mempertahankan hidup manusia
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciPENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN
PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (Kelas VII Semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar dirancang dan disajikan. Dengan dilaksanakannya Kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar adalah proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik atau guru. Berhasil tidaknya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan merupakan salah hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka siswa akan memiliki rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda secara perspektif member
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif
BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika menjadi sangat penting seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik mampu mendukung pembangunan di masa mendatang, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini akan dijelaskan mengenai mengenai kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian. Mulai dari perencanaan pembelajaran sejarah dengan menerapkan teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan
Lebih terperinciTri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi sarana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya dengan masalahmasalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha manusia agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya dengan masalah pendidikan. Untuk menjadi suatu bangsa yang maju harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Salah satu langkah untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan merupakan salah satu kunci pokok untuk mencapai cita- cita bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT
PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 NGUTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud antara lain seperti tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna menggali
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana siswa menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih banyak siswa yang kurang aktif sehingga berdampak pada kurangnya hasil belajar matematika.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai perbedaan hasil belajar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) antara metode pembelajaran aktif tipe quiz team dengan metode ceramah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyak siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan siswa langsung menyerah jika menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya-upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena komunikasi dapat mempermudah interaksi antara guru dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar Matematika bagi sebagian siswa adalah hal yang sangat menyenangkan, dan bagi sebagian siswa lain merupakan hal yang menjemukan bahkan menakutkan. Bagi
Lebih terperinciProsiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Naila Milaturrahmah 1, Jazim Ahmad 2, Swaditya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan keberhasilan pengajaran di lembaga pendidikan tergantung pada keefektifan pembelajaran dalam mengubah tingkah laku para peserta didik ke arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:114) keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu. Bangunan ini didirikan di
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Hak Asasi Manusia (HAM) Dengan Menggunakan Metode Make A Match
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Hak Asasi Manusia (HAM) Dengan Menggunakan Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas X A SMA Negeri 1 Balong Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014
Lebih terperinciMENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TPS BAGI SISWA SMP
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TPS BAGI SISWA SMP Riyani; Bambang Priyo Darminto; Mita Hapsari Jannah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK
0 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK ( PTK Di SMP Muhammadiyah 4 Sambi kelas VII Tahun Ajaran 2009
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model learning cycle-5e Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika model leaning
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan suatu bangsa dapat menciptakan generasi yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan begitu perkembangan IPTEK yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus dapat memberi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan
Lebih terperincipermasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran mengajar terlebih dahulu membuat desain atau perencanaan pembelajaran. Dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciOLEH. : Nurdin Dunggio. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X THP-1 SMK NEGERI 1 LIMBOTO. OLEH Nama : Nurdin Dunggio Nim
Lebih terperinciEli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Eli Santana
Lebih terperinciEti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah untuk mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan agar berkembang bakat dan potensi siswa untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar kooperatif lebih menekankan pada suatu tujuan dan kesuksesan dalam suatu kelompok yang hanya dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar kooperatif lebih menekankan pada suatu tujuan dan kesuksesan dalam suatu kelompok yang hanya dapat dicapai jika anggota dapat menguasai materi dengan baik serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan dorongan dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami masalah
Lebih terperinci