TAHUN Santi. Carmel Meiden. Haitami Abubakar ABSTRACT. invetors assessment.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TAHUN Santi. Carmel Meiden. Haitami Abubakar ABSTRACT. invetors assessment."

Transkripsi

1 PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN (Bidang Kajian: Perpajakan dalam Perspektif Ekonomi) Santi Institut Bisnis dan Informatika Indonesia Carmel Meiden Institut Bisnis dan Informatika Indonesia Haitami Abubakar Institut Bisnis dan Informatika Indonesia ABSTRACT This study investigates the influence of book-tax differences to the earnings persistence, accruals, and cash flows for one-period-ahead earnings. This study also examines whether the level of book-tax differences influence investor s assessment of future persistence. As sample, this study use 60 companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study proves that large book-tax difference influence earnings persistence, accrual and cash flows negatively. And also this study proves that information about book-tax difference do not influence invetors assessment. Key words: book-tax differences, earnings persistence, accruals, cash flows. 1

2 I. Pendahuluan Terdapat dua tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditor dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan (FASB [1978]). Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI [2007]) tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001). Beberapa peneliti kualitas laba telah memusatkan perhatiannya pada selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal (Patrick, 2001; Desai, 2002; Manzon dan Plesko, 2002; Mills et al., 2002 dalam Nissim et al., 2004). Mereka berpendapat bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal sehingga perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi tentang management discretion dalam proses akrual. Seida (2003) dalam Hanlon (2005) juga menyatakan bahwa laba fiskal dapat digunakan sebagai benchmark untuk mengevaluasi laba akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas rendah, dan konsekuensinya adalah 2

3 publik akan merespon negatif angka laba yang dilaporkan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, maka banyak penelitian menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Penelitian ini mereplikasi penelitian Hanlon (2005) yang didasarkan peraturan pajak yang berlaku di Amerika Serikat, yaitu menguji apakah book-tax differences berpengaruh secara negatif terhadap persistensi laba. Dengan kata lain, semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, persistensi laba semakin rendah. Selain itu, peraturan pajak yang berbeda antar negara di dunia menimbulkan pertanyaan apakah penelitian ini dapat diterapkan di negara-negara lain diluar Amerika Serikat, khususnya di Indonesia. Indonesia memiliki peraturan pajak yang berbeda dengan Amerika Serikat. Dengan demikian penelitian ini menguji peranan book-tax differences dalam menentukan persistensi laba akuntansi, akrual, dan aliran kas berdasarkan peraturan pajak yang berlaku di Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini juga memperluas peranan book-tax differences sebagai penentu kualitas laba terhadap reaksi pasar dengan menguji penilaian investor atas persistensi laba (Sloan,1996; Xie, 2001; Barth dan Hutton 2004). Penelitian sebelumnya seperti Joos et al. (2000) dan Channey dan Jeter (1994) melaporkan bahwa return saham mempunyai hubungan yang rendah dengan laba ketika perusahaan mempunyai large book-tax differences. Pengujian tersebut secara implisit menganggap bahwa kualitas laba yang lebih rendah disebabkan oleh large book-tax differences perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang besar, dan pasar menetapkan harga saham sesuai dengan kualitas laba tersebut. II. Kerangka Teoritis, Penelitian Terdahulu, dan Pengembangan Hipotesis. 2.1 Kerangka Teoritis Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (book-tax differences) Laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal, karena peraturan yang berbeda pula yang memayungi kedua perhitungan laba tersebut. Manajemen menghitung laba perusahaan untuk dua tujuan setiap tahunnya, yaitu tujuan untuk pelaporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan pelaporan pajak berdasarkan peraturan pajak untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak (taxable income) atau laba fiskal. Peraturan pajak di Indonesia. mengharuskan laba 3

4 fiskal dihitung berdasarkan metoda akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metoda akrual, Setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal dengan cara melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak yang berlaku saat itu. Rekonsiliasi fiskal diakhir perioda pembukuan menyebabkan terjadi perbedaan antara laba fiskal dan laba akuntansi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda antara PABU dan peraturan pajak. Penyebab perbedaan tersebut secara umum dikelompokkan kedalam perbedaan permanen (permanent differences) dan perbedaan sementara atau waktu (temporary or timing differences). Perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak pernah dimasukkan dalam ukuran laba yang lain. Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi, maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya. Definisi perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) menurut PSAK 46 (2007) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled). Perbedaan temporer merupakan perbedaan dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban, yang menyebabkan laba fiskal bertambah atau berkurang pada perioda yang akan datang. Perbedaan temporer disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal dalam mengakui pendapatan dan beban, sehingga mengakibatkan perbedaan waktu pengakuan item pendapatan dan beban, misalnya metode penyusutan, metode penilaian persediaan, penyisihan piutang tak tertagih, rugi-laba selisih kurs dan sebagainya. Berdasarkan dua kelompok penyebab perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, penelitian ini hanya memfokuskan pada perbedaan temporer sesuai dengan model penelitian Hanlon (2005). Penelitian ini tidak menggunakan perbedaan permanen dalam analisis utama karena perbedaan permanen hanya mempengaruhi perioda terjadinya saja dan tidak mengindikasikan kualitas laba yang dihubungkan dengan proses akrual, selain itu perbedaan permanen tidak menimbulkan konsekuensi 4

5 adanya penambahan atau pengurangan jumlah pajak masa depan. Sebaliknya, perbedaan temporer dapat menimbulkan jumlah pajak yang dapat ditambahkan atau dikurangkan dimasa depan (future taxable and future deductible amounts), yang berhubungan dengan proses akrual sehingga dapat digunakan untuk penilaian kualitas laba masa depan. Pengakuan pajak penghasillan dalam PSAK No. 46, telah menerapkan metoda akuntansi pajak penghasilan secara komprehensif dengan pendekatan aktivakewajiban atau balance-sheet approach (Harnanto, 2003:110). Metoda akuntansi pajak penghasilan yang berorientasi pada neraca mengakui kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi fiskal masa depan yang disebabkan oleh adanya perbedaan temporer dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan. Untuk itu, perbedaan temporer yang dapat menambah jumlah pajak di masa depan akan diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya beban pajak tangguhan (deferred tax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih awal atau menunda beban untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak. Sebaliknya, perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah pajak dimasa depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya keuntungan atau manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit). Penelitian yang dilakukan oleh John Philips, Morton Pincus dan Sonja Olhoft (2003) menunjukkan bahwa kenaikan aktiva pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui beban lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak Kualitas Laba Akuntansi Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa depan dibanding pihak eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen 5

6 menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin (2001), laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Laba umumnya mengandung komponen transitori. Chandrarin (2001) juga menjelaskan bahwa komponen transitori merupakan komponen yang hanya berpengaruh pada perioda tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berfluktuasi. Komponen transitori mungkin muncul karena berbagai macam alasan. Salah satu di antaranya adalah karena adanya perjanjian kompensasi atau perjanjian utang yang didasarkan pada laba akuntansi yang dilaporkan sehingga manajer terdorong untuk memanipulasi laba dengan caracara tertentu. Adanya komponen transitori dalam laba menyebabkan laba bersifat kurang permanen atau laba mempunyai persistensi yang rendah (Kusuma, 2003). Hayn (1995) menjelaskan bahwa gangguan persepsian dalam laba akuntansi disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya berpengaruh pada perioda terjadinya peristiwa tersebut. Semakin besar gangguan persepsian yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba akuntansi Komponen Akrual Laba Manajemen laba biasanya didominasi oleh maipulasi sistem akrual, sehingga akrual dapat dapat dijadikan proksi untuk mengukur manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dalam artikelnya di yang berjudul Earnings Quality, Tim Keefe, CFA mengatakan : the higher the total accruals as a percentage of assets, the greater the likelihood that earnings quality is low. Keefe berpendapat, semakin tinggi persentase total akrual terhadap total asset, maka semakin rendah pula kualitas dari laba tersebut. Akrual dapat dikatakan sebagai refleksi dari manipulasi laba dalam laporan keuangan, namun dapat juga sebagai estimasi akuntansi yang normal berdasarkan bisnis di masa depan. 6

7 Ada beberapa cara untuk mengukur nilai estimasi dari discretionary accrual yang merupakan proksi manajemen laba. Pada prakteknya, tidaklah mudah untuk mengukur discretionary accrual dengan menggunakan persamaan regresi, bagaimana mengukurnya dan variable independent apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur discretionary accrual. Menurut Keefe terdapat dua cara untuk mengukur discretionary accrual, yaitu melalui Total Net Accruals (TNA) atau Net Operating Accruals (NOA). Beberapa penelitian sebelumnya, termasuk penelitian Parawiyati dan Z. Baridwan (1998) dan Dechow (1994) yang berhasil membuktikan bahwa arus kas mampu memprediksi laba di masa depan (persistensi laba), maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan NOA sebagai proksi dalam mengukur discretionary accrual sebelum pajak perusahaan, yaitu dengan cara : Net Operating Accruals = Net Income Cash Flow from Operations Arus Kas Operasi Englard (1992:156) menyatakan bahwa: The cash from operating activities section shows the net increase (or decrease) in cash resulting from a company s operations. It thus includes cash inflows from sales of goods and services, interest income, and dividend income. It also includes cash outflows for merchandise inventory, employee wages, taxes, interest expense, and other expenses. The difference between the inflows and outflows represents the net change in cash resulting from operations. Dengan demikian, menurut Englard, arus kas dari aktivitas operasi dapat menunjukkan kenaikan ataupun penurunan dalam kas sebagai hasil dari operasional perusahaan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi 2, mengenai laporan arus kas, dikatakan bahwa Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Berarti dengan kata lain, dengan memanfaatkan informasi yang ada dalam 7

8 arus kas operasi, pengguna laporan keuangan dapat mengetahui dan memprediksi arus kas operasi masa depan, apakah operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar, apakah perusahaan dapat membayar deviden kepada para pemegang saham, apakah perusahaan dapat melakukan investasi baru, apakah perusahaan harus mengandalkan arus pendanaan lainnya untuk menjalankan operasionalnya dan lain sebagainya Persistensi Laba Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Menurut Penman (1982), persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Inovasi terhadap laba sekarang adalah informatif terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham. Harga saham merupakan nilai sekarang manfaat masa depan ekspektasian yang diperoleh pemegang saham. Nilai sekarang dari revisi atas laba masa depan dapat memperkirakan nilai sekarang revisi manfaat masa depan ekspektasiannya, yaitu dalam harga saham (Kormendi dan Lipe, 1997). Semakin kecil nilai revisi laba akuntansi masa depan (semakin persisten laba akuntansi), semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan abnormal return (semakin besar koefisien respon laba). Lipe (1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil. Selain itu, persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2001). Bernstein (1993, 461) dalam Sloan (1996) menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings cenderung kurang terulang lagi atau kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, defferred (tangguhan), alokasi dan penilaian yang mempunyai distorsi subyektif. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih 8

9 persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut Cummulative Abnormal Return Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Abdul, 2003:30). Return dapat berupa return realisasi (realized return) atau return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu alat pengukur kinerja perusahaan, sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000:107). Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko investor yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menaggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Perubahan harga saham dapat diukur dengan adanya perubahan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Dalam situs wikipedia ( abnormal return didefinisikan sebagai perbedaan antara return yang diharapkan dari sebuah sekuritas dan return aktual itu sendiri. Abnormal return sendiri terkadang dipicu oleh peristiwa-peristiwa penting dari perusahaan tersebut. Contoh peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah seperti merger, pengumuman deviden, pengumuman laba perusahaan, kenaikan tingkat bunga, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan terjadinya abnormal return. Cummulative abnormal return (CAR) merupakan selisih antara return realisasian masing-masing saham dengan return ekspektasian masing-masing saham. CAR merupakan akumulasi abnormal return selama perioda peristiwa untuk masingmasing saham. Dalam penelitian ini, periode peristiwa yang diamati adalah 7 hari, yaitu 3 hari sebelum dan 3 hari setelah tanggal pengumuman laporan keuangan pada media massa berskala nasional. 9

10 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian Ball, R., dan P. Brown dengan judul jurnal An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Pengujian kandungan informasi earnings dimulai dari penelitian seminal Ball dan Brown [1968] menemukan bukti adanya hubungan yang signifikan antara unexpected earnings dengan abnormal return saham. Penelitian ini kemudian dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara earnings dengan return saham Penelitian Bowen, R.M., D. Burgstahler., dan L.A. Daley dengan judul Jurnal Evidence on the Relationships Between Earnings and Various Measures of Cash Flow. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti: (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar modal. Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan laba akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Manipulasi laba ini biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang berbeda untuk transaksi yang sama dengan tujuan untuk menampilkan earnings yang diinginkan Kormedi, R., dan R. Lipe Earnings Innovations, Earnings Persistence, and Stock Returns. Kormedi dan Lipe [1987] menguji hubungan antara inovasi earnings dan persistensi laba dengan return saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien respon laba berkorelasi positif dengan persistensi laba dan tidak menunjukkan sensitivitas yang berlebihan, sehingga besarnya reaksi return saham perusahaan pada earnings harus dihubungkan dengan pengaruh inovasi earnings pada ekspektasi manfaat masa yang akan datang yang didapat pemegang saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya hubungan antara return saham dan earnings tergantung pada persistensi laba. 10

11 2.2.4 Board, J.L.G., dan J.F.S. Day The Information Content of Cash Flow Figures. Board dan Day [1989] menguji apakah data arus kas mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Data share price bulanan diambil dari London Share Price Database. Data akuntansi diperoleh dari Cambridge/DTI data. Sampel terdiri dari 39 perusahaan manufaktur untuk periode Hasil penelitian mereka menunjukkan tidak berhasil menolak hipotesis nol, yang berarti bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham Dechow, P.M Accounting earnings and Cash Flows as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Dechow [1994] meneliti laba akuntansi dan arus kas sebagai ukuran dalam menilai kinerja perusahaan. Sampel terdiri dari perusahaan yang listing di New York Stock Exchange atau American Stock Exchange. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah firm-quarter observations, firm-year observations, dan firm-four-year observations. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran penilaian kinerja perusahaan dan ia mendukung pernyataan FASB bahwa earnings mampu memprediksi arus kas maupun menilai kinerja manajemen Finger, C.A The Ability of Earnings to Predict Future Earnings and Cash Flow. Finger [1994] menguji kemampuan earnings dan arus kas dalam memprediksi earnings dan arus kas masa depan. Sampel terdiri dari 50 perusahaan untuk periode Data akuntansi diperoleh dari Compustat Annual Industrial File dari , ditambah dengan informasi laporan tahunan dari Finger [1994] juga menguji asersi FASB dengan dasar tahun 1935 sampai dengan tahun 1987, menggunakan univariate dan simple multivariate time-series prediction models. Atas dasar mean-square error, Finger [1994] menemukan bukti dalam jangka pendek (1-2 tahun ke depan), arus kas menyediakan informasi yang lebih baik daripada earnings dalam menaksir arus kas mendatang, sementara untuk jangka 11

12 panjang (4-8 tahun), sedangkan arus kas dan earnings sama baiknya untuk memprediksi. Hasil ini tidak konsisten dengan asersi FASB. Hasil dari multivariate model menunjukkan bahwa earnings menambah informasi untuk menaksir arus kas mendatang, tetapi kinerjanya tidak lebih baik daripada arus kas Penelitian Sloan, R.G Do Stock Prices dengan judul Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings? Sloan [1996] menguji sifat kandungan informasi komponen accruals dan komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil menunjukkan bahwa kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Sloan [1996] juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor fixate (percaya) pada earnings, gagal membedakan antara properties komponen accruals dan komponen arus kas. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang level akrualnya relatif tinggi (rendah) mengalami abnormal return masa datang yang negatif (positif) di sekitar pengumuman earnings masa datang. Sloan [1996] berpendapat bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan fiksasi earnings oleh sebagian kecil partisipan pasar terhadap jumlah total earnings yang dilaporkan tanpa memperhatikan besarnya komponen accruals dan komponen arus kas Parawiyati., dan Z. Baridwan Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Parawiyati dan Baridwan [1998] menguji hubungan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas masa mendatang. Populasi yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan go publik selama enam periode mulai tahun Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder dari Bapepam, dengan sampel laporan yang diambil secara purposive random sampling sebesar 288 laporan keuangan dari 48 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji variabel tanpa faktor deflator, dan menguji variabel setelah dilakukan penyesuaian dengan faktor deflator. Dengan menggunakan model regresi yang berbeda, hasil pengujiannya menunjukkan sebaliknya yaitu laba merupakan prediktor yang lebih baik dari pada arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas. 12

13 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Penman (1992), persistensi laba merupakan revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan. Lipe (1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Adanya perbedaan cara perhitungan antara laba akuntansi dan fiskal, lebih disebabkan karena accrual basis yang digunakan dalam laporan keuangan komersil yang memberikan keleluasaan bagi manajer untuk melakukan manajemen laba, namun hal ini tidak diperhitungkan dalam menyusun laporan keuangan fiskal (laporan labarugi fiskal). Oleh sebab itu, selisih yang besar baik itu selisih positif ataupun negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal, mengindikasikan kualitas laba yang rendah. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis mencoba menuangkannya kedalam bagan 2.1 : Bagan 2.1 : Pengaruh Perbedaan Selisih Besar Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba Akuntansi Satu Perioda Ke Depan Selisih Besar Positif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Large Positive Book Tax Differences) (LPBTDt)) Selisih Besar Negatif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Large Negative Book Tax Differences) (LNBTD t)) Laba Akuntansi Sebelum Pajak (Pre-tax Income (PTBIt) Laba Akuntansi Sebelum Pajak Satu Perioda Mendatang (Pre-tax Income (PTBI t+1) Laba Akuntansi Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LPBTD (PTBIt * LPBTDt) Laba Akuntansi Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LNBTD (PTBIt * LNBTDt) Book Tax Differences mengindikasikan kualitas laba rendah karena subyektifitas dalam proses akrual untuk tujuan laporan keuangan dibanding untuk tujuan pajak. Jika book-tax differences menunjukkan subyektifitas dalamproses akrual pelaporan keuangan maka perusahaan dengan large positive or negative book-tax differences akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten. Berdasarkan pemikiran 13

14 tersebut, penulis mencoba menuangkan ke dalam bagan 2.2 : Bagan 2.2 : Pengaruh Book-Tax Differences yang Berhubungan dengan Komponen Akrual Laba terhadap Persistensi Laba Satu Perioda Mendatang Selisih Besar Positif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Large Positive Book Tax Differences) (LPBTDt)) Selisih Besar Negatif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Large Negative Book Tax Differences) (LNBTDt)) Arus Kas Operasi Sebelum Pajak (Pre-tax Cash Flow (PTCFt) Arus Kas Operasi Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LPBTD (PTCFt * LPBTDt) Arus Kas Operasi Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LNBTD (PTCFt * LNBTDt) Laba Akuntansi Sebelum Pajak Satu Perioda Mendatang (Pre-tax Income (PTBIt+1) Berdasarkan kerangka pemikiran sebagaimana tampak diatas, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut: H1a H1b H 2a H 2b Laba Akrual Sebelum Pajak (Pre-tax Accrual (PTACCt) Laba Akrual Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LPBTD (PTACC t * LPBTD t) Laba Akrual Sebelum Pajak yang dipengaruhi oleh LNBTD (PTACCt * LNBTDt) 1a: Perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal akan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda ke depan. 1b: Perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal akan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda ke depan. 2a: Perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda ke depan. 2b: Perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan 14

15 dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda ke depan. H 3: Ekspektasi persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual adalah konsisten dengan persistensi akrual bagi perusahaan dengan book-tax differences besar. III. Metodologi Penelitian 3.1 Variabel dan Pengukuran Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. PTBIt+1 (Pretax Income), Laba akuntansi sebelum pajak satu perioda mendatang, sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum beban pajak kini (current tax expense) dan pos luar biasa (extraordinary item). 2. PTBI t (Pretax Income), Laba akuntansi sebelum pajak, sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum beban pajak kini dan pos luar biasa. 3. PTCF ( Pretax Cash Flow), Aliran kas sebelum pajak sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak (pretax cash flow) yang dihitung sebagai total aliran kas operasi dikurangi aliran kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan. 4. PTACC (Pretax Accrual), Laba akrual sebelum pajak, sebagai proksi komponen laba transitori merupakan item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada perioda berjalan (pretax accrual) yang dihitung sebagai laba akuntansi sebelum pajak (PTBI) dikurangi oleh aliran kas operasi sebelum pajak (PTCF). 5. Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal, (book-tax differences) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal yang hanya berupa perbedaan temporer, dan ditunjukkan oleh akun beban (manfaat) pajak tangguhan (deferred tax expense (benefit)). Variabel book-tax differences merupakan variabel moderasi yang mewakili subsampel perusahaan dengan perbedaan besar positif, perbedaan besar negatif, dan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ketiga subsampel tersebut berupa variabel indikator yang diukur dengan cara sebagai berikut: a. Large Positif Book Tax Differences (LPBTD), Perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal bernilai positif perioda t,, dimana laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal (Revsine et al., 2001). LPBTD merupakan 15

16 variabel indikator yang diperoleh dengan cara mengurutkan perbedaan temporer (diwakili oleh akun beban pajak tangguhan yang mencerminkan perbedaan temporer) per tahun, kemudian seperlima urutan tertinggi dari sampel mewakili kelompok LPBTD diberi kode 1, dan yang lainnya diberi kode 0. b. Large Negatif Book Tax Differences (LNBTD), Perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal bernilai negatif perioda t, dimana laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal (Revsine et al., 2001). LNBTD merupakan variabel indikator yang diperoleh dengan cara mengurutkan perbedaan temporer per tahun, kemudian seperlima urutan terbawah dari sampel mewakili kelompok LNBTD diberi kode 1, dan yang lainnya diberi kode 0. c. Small Book-Tax Differences (SBTD) merupakan subsampel sisa dari urutan setelah penentuan LPBTD dan LNBTD. 6. CAR t+1 (Cummulative Abnormal Return), Kumulatif return tidak normal masa depan sebagai proksi perubahan harga saham adalah akumulasi kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Harnanto, 433). Return normal merupakan return ekspektasi yang dihitung dengan market adjusted model. Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi expected return saham adalah return indeks pasar pada saat tersebut. CAR dihitung menggunakan metoda studi peristiwa dengan perioda tujuh hari (Warastuti, 2003). Seluruh variabel penelitian, kecuali Cumulative abnormal return, dibagi dengan aset total rata-rata (Sloan, 1996). 3.2 Sampel dan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dan laporan tahunan dari objek yang diteliti, yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2005, memiliki laba komersil, laba fiskal dan arus kas operasi yang positif. Terdapat 61 laporan keuangan perusahaan untuk mencari data-data seperti laba sebelum pajak, arus kas operasi, pembayaran pajak penghasilan, total asset, laba fiskal dan pajak tangguhan. 16

17 Adapun pusat data yang menjadi sumber penulis mengumpulkan data adalah Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia dan Pusat Data Pasar Modal, IBII. Metoda pemilihan sampel penelitian menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun Alasannya adalah kerugian dapat dikompensasi kemasa depan (carryforward) menjadi pengurang beban pajak tangguhan dan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan sehingga dapat mengaburkan arti book-tax differences yang sebenarnya pada akun beban pajak tangguhan. 3. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian ini. 4. Perusahaan telah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari Model Empiris 1. Pengujian Hipotesis 1a (H1a) dan Hipotesis 1b (H1b): Melakukan analisis regresi linier untuk persamaan pertama dengan PTBIt+1 sebagai variabel dependen dan PTBI t, LPBTD, LNBTD, PTBI t*lpbtd dan PTBIt*LNBTD sebagai variabel independen. Persamaannya adalah sebagai berikut : PTBI t+1 = a + b LPBTD + c LNBTD + d PTBI t + e PTBI t*lpbtd + f PTBI t*lnbtd (1) Di mana : PTBI t+1 = Laba akuntansi sebelum pajak tahun berikutnya LPBTD = Large Positif Book Tax Differences LNBTD = Large Negatif Book Tax Differences PTBIt = Laba akuntansi sebelum pajak tahun ini 17

18 2. Pengujian Hipotesis 2a (H2a) dan Hipotesis 2b (H2b) Melakukan analisis regresi linier untuk persamaan keempat dengan PTBIt+1 sebagai variabel dependen dan LPBTD t, LNBTD t, PTCF t, PTCF t*lpbtd t, PTCF t*lnbtd t, PTACC t, PTACC t*lpbtd t dan PTACC t*lnbtd t sebagai variabel independen. Persamaannya adalah sebagai berikut : PTBIt+1 = a + b LPBTDt + c LNBTDt + d PTCFt + e PTCFt*LPBTDt + f PTCF t*lnbtd t + g PTACC t + h PTACC t*lpbtd t + i PTACC t*lnbtd t (2) Di mana : PTBIt+1 = Laba akuntansi sebelum pajak tahun berikutnya LPBTD = Large Positif Book Tax Differences LNBTD = Large Negatif Book Tax Differences PTCFt = Arus kas operasi sebelum pembayaran pajak (Pretax Cash Flow) PTACCt = Laba akrual sebelum pajak (Pretax Accrual) 3. Pengujian Hipotesis 3 Dalam hipotesis 3 ini, penulis berusaha untuk mengivestigasi ekspektasi laba di masa depan yang dilekatkan pada harga saham dengan metodologi Mishkin (1983) yang direplikasi oleh Sloan (1996). Secara khusus, penelitian ini menggabungkan perkiraan sistem persamaan ekspektasi dengan persamaan penetapan harga dengan cara mensubtitusikan persamaan ekspektasi ke dalam persamaan penetapan harga untuk masing-masing subsample. Pengujian ini juga menggunakan dua persamaan, yaitu persamaan rasionalitas pasar yang sesuai dengan model persistensi laba sebelum pajak dan persamaan rasionalitas pasar sesuai dengan model komponen laba sebelum pajak, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Melakukan pencarian data tanggal publikasi laporan keuangan di media massa untuk tahun pengamatan penelitian, yaitu publikasi laporan keuangan tahun 2005, 2006 dan Penulis juga mencari dan mengumpulkan data Abnormal Return harian masing-masing sampel perusahaan, data tersebut penulis dapatkan dari Pusat Data Pasar Modal IBII. Untuk mendapatkan data Cummulative Abnormal Return, penulis menambahkan Abnormal Return 3 hari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan, saat tanggal publikasi 18

19 laporan keuangan dan 3 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan (total 7 hari). b. Melakukan analisis regresi linier dengan menggunakan persamaan 3, dan mensubtitusikan persamaan ekspektasi ke dalam persamaan penetapan harga dengan model persistensi laba sebelum pajak (persamaan 4) untuk masingmasing subsample, yaitu pada subsampel yang termasuk kelompok LPBTD, LNBTD dan SBTD. Persamaan ini merupakan persamaan rasionalitas pasar sesuai dengan model persistensi laba sebelum pajak. Persamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : PTBIt+1 = a + b PTBIt (3) CARt+1 = c + d (PTBIt+1 a b*ptbit) (4) c. Melakukan analisis regresi linier dengan menggunakan persamaan 5, dan mensubtitusikan persamaan ekspektasi ke dalam persamaan penetapan harga dengan model komponen laba sebelum pajak (persamaan 6) untuk masingmasing subsample, yaitu pada subsampel yang termasuk kelompok LPBTD, LNBTD dan SBTD. Persamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : PTBIt+1 = a + b PTCFt + c PTACC t (5) CARt+1 = c + d (PTBIt+1 a b*ptcft c*ptacct) (6) 3.4 Model Analisis Untuk menganalisis model diatas digunakan teknik regresi berganda. Uji yang dilakukan adalah uji asumi klasik yang meliputi: normalitas,multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Uji selanjutnya adalah F-test, t-test (Gujarati, 2003 : 2010) dan R 2. IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil Pengujian Regresi Model Pertama (Hipotesis 1 a (H1a) dan Hipotesis 1 b (H1b): PTBI t+1 = LPBTD t LNBTD t PTBI t PTBI t*lpbtd t PTBI t *LNBTD t 19

20 a. Koefisien PTBI t positif, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang terhadap laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang. b. Koefisien PTBI t *LPBTD t negatif, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif namun tidak signifikan, antara PTBI t*lpbtd t dengan PTBI t+1. Perbedaan besar (positif) antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba satu periode mendatang, semakin besar perbedaannya, maka laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang pun akan cenderung melemah. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya selisih positif antara laba akuntansi dan laba fiskal menyebabkan kualitas laba yang buruk dan merendahkan persistensi laba di masa mendatang. Hal ini konsisten dengan pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Handayani Tri Wijayanti (2006). Dengan demikian, Hipotesis 1a (H 1a ) diterima. c. Koefisien PTBIt*LNBTDt negatif, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan, antara PTBI t *LNBTD t dan PTBI t+1. Perbedaan besar (negatif) antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba satu periode mendatang, semakin besar perbedaannya, maka laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang pun akan cenderung melemah. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya selisih negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal menyebabkan kualitas laba yang buruk dan merendahkan persistensi laba di masa mendatang. Hal ini konsisten dengan hasil pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Handayani Tri Wijayanti (2006). Dengan demikian, Hipotesis 1b (H 1b) diterima. 4.2 Hasil Pengujian Model Regresi Kedua (Hipotesis 2a (H (H 2a) dan dan Hipotesis 2b (H 2b)): ): PTBI t+1 = LPBTD t LNBTD t PTCF t PTCF t *LPBTD t PTCF t *LNBTD t PTACC t PTACCt*LPBTDt PTACCt*LNBTDt 20

21 a. Koefisien PTCF t positif, menunjukkan bahwa arus kas operasi sebelum pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode mendatang. Semakin besar arus kas operasi periode sekarang maka laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang akan cenderung naik, dan juga sebaliknya, sehingga dengan makin besarnya arus kas operasi, persistensi laba di masa mendatang pun akan dapat terjaga dengan baik. Hal ini selaras dengan pernyataan Penman (2001), mengenai laba yang berkualitas, yaitu laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya. b. Koefisien PTCF t*lpbtd t dan PTACC t*lpbtd t, keduanya adalah negatif, menunjukkan bahwa arus kas operasi dan laba akrual dengan Large Positif Book Tax Differences berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi untuk satu periode mendatang. Hal ini konsisten dengan hasil pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Handayani Tri Wijayanti (2006). Dengan demikian, hipotesis 2a (H 2a ) diterima. c. Koefisien PTACC t positif, menunjukkan bahwa Laba akrual sebelum pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode mendatang. Semakin besar laba akrual periode sekarang maka laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang akan cenderung naik, dan juga sebaliknya, sehingga dengan makin besarnya komponen akrual laba, persistensi laba di masa mendatang pun akan dapat terjaga dengan baik. Hal ini selaras dengan pernyataan Penman (2001), mengenai laba yang berkualitas. d. Koefisien PTACC t*lnbtd t dan PTACC t*lnbtd t, keduanya adalah negatif, menunjukkan bahwa laba akrual dengan Large Negatif Book Tax Differences berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi untuk satu periode mendatang. Hal ini konsisten dengan hasil pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Handayani Tri Wijayanti (2006). Dengan demikian, hipotesis 2b (H 2b) diterima. 21

22 4.3 Hasil Pengujian Model Regresi Keempat dan Keenam (Hipotesis 3) Untuk model regresi keempat dan keenam, CAR t+1 merupakan variable dependen dan (PTBI t+1 a - b*ptbi t ) sebagai variable independent untuk persamaan 4 dan (PTBI t+1 a - b*ptcf t c*ptacc t ) sebagai variable independent persamaan 6. Persamaan 4 dan 6 mengestimasikan sistem secara terpisah untuk masing-masing subsampel untuk mengontrol variasi antar subsampel dalam persistensi komponen akrual dan aliran kas. Jika harga saham secara tepat mencerminkan persistensi laba dan aliran kas dan komponen akrual, maka b = µ dalam persamaan (3) dan (4), dan b 1 = µ dan c = µ untuk persamaan (5) dan (6). 1 2 Tabel 12 menunjukkan hasil estimasi dari persamaan prediksi laba dan penetapan harga dengan data subsampel perusahaan dengan perbedaan besar positif, besar negatif dan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Dalam ketiga subsampel tersebut, koefisien laba dalam model prediksi sebesar 0.988, dan sedangkan koefisien laba pada model penetapan harganya sebesar , dan Berdasarkan perbandingan koefisien tersebut menunjukkan bahwa investor underweight terhadap laba sekarang dalam hubungannya dengan laba mendatang. Hasil tersebut mengindikasikan pula bahwa harga saham belum mampu mencerminkan informasi laba sekarang untuk memprediksikan laba mendatang. Dengan demikian, investor juga belum mampu membedakan informasi yang ada dalam komponen akrual dan aliran kas dalam menentukan persistensi laba. Hal ini didukung dengan hasil pengujian yang terdapat pada tabel 13, yang menunjukkan hasil bahwa koefisien komponen laba dalam model prediksi tidak sama dengan koefisien komponen laba dalam model penetapan harga (b µ1 dan c µ2), dengan demikian hipotesis 3 ditolak. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Handayani Tri Wijayanti (2006). 22

23 V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1. Perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Positif Book Tax Differences) berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. 2. Perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Negatif Book Tax Differences) berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. 3. Perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Positif Book Tax Differences) yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. 4. Perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Negatif Book Tax Differences) yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. 5. Ekspektasi investor terhadap persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba tidak konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar. 3.5 Saran Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan penulis, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya, agar penulis berikutnya memperbanyak jumlah objek penelitian dan memperhitungkan beda permanent dalam menentukan LPBTD dan LNBTD. Pada penelitian kali ini, penulis membatasi diri untuk berfokus hanya pada perusahaan yang mendapatkan laba selama perioda pengamatan dan hanya memperhitungkan beda temporer saja dalam menentukan kelompok LPBTD maupun LNBTD. 23

24 2. Untuk para pemakai laporan keuangan dan laporan tahunan, agar lebih mewaspadai perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal yang mencerminkan kualitas dari laba akuntansi yang dilaporkan. 24

25 REFERENSI Ball, R., dan P. Brown (1968), An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (Autumn), pp Board, J.L.G., dan J.F.S. Day (1989), The Information Content of Cash Flow Figures, Accounting and Business Research, pp Bowen, R.M., D. Burgstahler., dan L.A. Daley (1986), Evidence on the Relationships Between Earnings and Various Measures of Cash Flow, The Accounting Review vol. LXI, no. 4. pp Chandrarin, G. (2001), Laba (Rugi) Selisih Kurs Sebagai Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Akuntansi: Bukti Empiris dari Pasar Modal Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Dechow, P (1994), Accounting Earings and Cash Flow as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals, Journal of Accounting and Economics 18 (July), pp Finger, C.A. (1994), The Ability of Earnings to Predict Future Earnings and Cash Flow, Journal of Accounting Research, vol. 32, no. 2 (Autumn), pp Gujarati, Damodar N. (2003), Basic Econometric, Singapura: Mc Graw Hill. Hanlon, M. (2005), The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-tax Differences, The Accounting Review 80 (March), pp Harnanto (2003), Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama, Yogjakarta: BPFE. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Keefee, Tim CFA, Earnings Quality, Kormendi, R dan R. Lipe (1987), Earnings Inovations, Earnings Persistence, and Stock Return, Journal of Business 60, pp Lipe, R (1986), The Information Contained in The Component Earnings, Accounting Research, pp Journal Parawiyati., dan Z. Baridwan, (1998), Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 1, no. 1 (Januari), pp Penman, Stephen H. (2007), Financial Statement Analysis and Security Valuation, Singapura. The McGraw-Hill Companies, Inc. Scott, William R. (2009), Financial Accounting Theory, Amerika Serikat, Pearson Prentice Hall. 25

26 Sloan, R. G. (1996), Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?, The Accounting Review 71 (July), pp Sopa Sugiarto (2003). Perataan Laba dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan, jurnal dalam Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, Oktober 2003, p. 351 Warastuti, Y. (2003). Analisis Kemampuan Harga Saham dalam Mencerminkan Informasi Laba dan Dividen yang Digunakan dalam Pembentukan Ekspektasi Laba Mendatang. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Xie, H. (2001). The Mispricing of Abnormal Accruals. The Accounting Review 76 (July). pp

27 Tabel 1 Sampel Penelitian Jumlah Kriteria Sampel Perusahaan Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI 459 Jumlah perusahaan yang memiliki laba komersil, laba fiskal dan arus kas operasi negatif 383 Jumlah Perusahaan yang memiliki laba komersil, laba fiskal dan arus kas operasi positif 76 Perusahaan dengan data tidak lengkap 2 Perusahaan yang terdaftar di BEI setelah 1 Januari TOTAL SAMPEL 60 Sumber : Tabel 2 Tabel Statistik Deskriptif Persamaan Regresi 1 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N PTBI t LPBTD t LNBTD t PTBI t PTBIt * LPBTDt PTBIt * LNBTDt Sumber : Output SPSS 16.0 Tabel 3 Pengujian Model Regresi 1 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual

28 Total a. Predictors: (Constant), PTBIt * LNBTDt, PTBIt * LPBTDt, PTBI t, LNBTD t, LPBTD t b. Dependent Variabel: PTBI t+1 Sumber : Ouput SPSS 16.0 Tabel 5 Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), PTBIt * LNBTDt, PTBIt * LPBTDt, PTBI t, LNBTD t, LPBTD t b. Dependent Variabel: PTBI t+1 Sumber : Ouput SPSS 16.0 Tabel 6 Koefisien dan Uji t Persamaan regresi 1 Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) Tabel 7 Statistik Kolinieritas Persamaan regresi 2 Collinearity Statistics LPBTD t LNBTD t PTBI t PTBIt * LPBTDt PTBIt * LNBTDt a. Dependent Variabel: PTBI t+1 Sumber : Output SPSS 16.0 Model 1 (Constant) Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman (2001:340) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki

Lebih terperinci

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ANALISIS PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence about the role of differences between accounting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian bagi para pengguna informasi laporan keuangan, baik pihak internal maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persistensi Laba Persistensi laba menurut Penman (1992) dalam Wijayanti (2006) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS 203 Ade Mayasari Pengaruh Kualitas Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Manajemen Laba. Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Laba Akrual terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Jenis Sesi Paper: Full paper Nurul Aisyah Rachmawati Universitas Trilogi nurulaisyah@universitas-trilogi.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: 1. Mark Jackson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara laba dengan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang berkembang tentunya Indonesia masih harus melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan suatu indikator dalam menilai kinerja pihak manajemen. Informasi laba merupakan hal yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) Perbedaan antara standar akuntansi dengan ketentuan pajak mengharuskan manajemen untuk menyusun dua macam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri dibedakan menjadi dua yaitu penerimaan yang bersumber dari pajak dan penerimaan yang bersumber bukan dari pajak. Penerimaan pajak akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian A.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penurunan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan serta ancaman ketidakpastian terkait memburuknya perekonomian global akibat krisis utang AS dan Eropa, harus

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Andreani Caroline Barus 1), Vera Rica 2) Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl Thamrin No.

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA

PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA I Made Andi Suwandika Ida Bagus Putra Astika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 AKUNTANSI PEMBIMBING :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum kena

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Hadiarrohman NIM. 105082002616 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS MEMPREDIKSI ARUS KAS MENGGUNAKAN PARTIAL ADJUSTMENT MODEL

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS MEMPREDIKSI ARUS KAS MENGGUNAKAN PARTIAL ADJUSTMENT MODEL KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS MEMPREDIKSI ARUS KAS MENGGUNAKAN PARTIAL ADJUSTMENT MODEL Meliana Binus University, Jakarta Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530 Titik Indrawati Binus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES

PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES TERHADAP HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN ARUS KAS DENGAN LABA DI MASA DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL, DAN ARUS KAS

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL, DAN ARUS KAS ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL, DAN ARUS KAS Handayani Tri Wijayanti STIE Atma Bakti Surakarta ABSTRACT This study investigates the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan yang go public adalah untuk mengembangkan usaha dan mencari suatu alternatif dana selain dari kegiatan operasi, yaitu dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN PERMANEN DAN PERBEDAAN TEMPORER BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA

PENGARUH PERBEDAAN PERMANEN DAN PERBEDAAN TEMPORER BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PENGARUH PERBEDAAN PERMANEN DAN PERBEDAAN TEMPORER BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Tercatat di BEI Tahun 2009-2013) Diah Noviyanti, Heri Sukendar

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 83 BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI & LABA PAJAK DENGAN PERILAKU MANAJEMEN LABA DAN PERSISTENSI LABA

HUBUNGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI & LABA PAJAK DENGAN PERILAKU MANAJEMEN LABA DAN PERSISTENSI LABA HUBUNGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI & LABA PAJAK DENGAN PERILAKU MANAJEMEN LABA DAN PERSISTENSI LABA SANTI ARYN WIRYANDARI YULIANTI UNIVERSITAS INDONESIA ABSTRACT The focus of this study is to see the relationship

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi pihak internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Investor atau stakeholder melihat laba

Lebih terperinci

Pengaruh Keandalan Akrual dan Siklus Operasi terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Keandalan Akrual dan Siklus Operasi terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Keandalan Akrual dan Siklus Operasi terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1 Elsa Fauzia, 2 Edi Sukarmanto, 3 Nurhayati 1,2,3 Prodi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap perilaku manajemen laba dan persistensi laba yang telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH ROA, ROE DAN NPM TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH ROA, ROE DAN NPM TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH ROA, ROE DAN NPM TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA NAMA KELAS : NURYANA : 3EB09 NPM : 25210226 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI 2013 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun selalu memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index untuk periode 2011-2013 berjumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan komponen terpenting yang dapat membantu pemegang saham dan calon investor dalam mengambilan keputusan. Laba merupakan selisih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah Satu isu yang menarik di Indonesia dari tahun ke tahun yaitu book tax differences (BTD) yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR Arif Siswanto Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Dividen merupakan laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN DAN NILAI PASAR TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010 2012 LARASATI SUNARTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen untuk memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES

OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di

Lebih terperinci

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 2010) Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan penelitian (Sekaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 58 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan dengan tidak ada laba negatif serta melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Pada Perusahaan yang Masuk dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Pada Perusahaan yang Masuk dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia) PENGARUH LABA DAN ARUS KAS TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Pada Perusahaan yang Masuk dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia) Oleh : Kusumawardana 1, Sujono 2 dan Lestari 3 1 Alumni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Pesinyalan (Signalling Theory) Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. pemisahan kepentingan tersebut disebut dengan agensi teori.

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. pemisahan kepentingan tersebut disebut dengan agensi teori. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya laba merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidup setiap perusahaan karena salah satu tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2010:105)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

Pradipta Febiyanto Nur Cahyonowati 1

Pradipta Febiyanto Nur Cahyonowati 1 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL

Lebih terperinci

RIZKI AFRIANSYAH

RIZKI AFRIANSYAH ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012 RIZKI AFRIANSYAH 26211321

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2014 diperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 10 No. 1, halaman: 35-45, Januari 2009

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 10 No. 1, halaman: 35-45, Januari 2009 Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 10 No. 1, halaman: 35-45, Januari 2009 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA DAN LABA AKRUAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Peraturan untuk perhitungan laba untuk tujuan pelaporan keuangan tidak selalu sama dengan peraturan laba untuk tujuan perpajakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laba Akuntansi 1. Pengertian Laba Akuntansi Salah satu informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengmbil keputusan adalah laba akuntansi yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) PUNGKI ARFIYANTO UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dengan objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain menjadi bahan rujukan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Berikut ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN * YOLANDA DAHLER RAHMAT FEBRIANTO Universitas Andalas ABSTRACT

KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN * YOLANDA DAHLER RAHMAT FEBRIANTO Universitas Andalas ABSTRACT KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN * YOLANDA DAHLER RAHMAT FEBRIANTO Universitas Andalas ABSTRACT The objective of this study is to investigate whether earnings

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN KEMAMPUAN PREDIKTIF EARNINGS DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN Yolanda Dahler Rahmat Febrianto Universitas Andalas Abstrak The objective of this study is to investigate whether earnings

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode 2008-2012 Annisa yuliawati 28211119 3EB04 BAB 1: Latar Belakang Pasar modal

Lebih terperinci

Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun )

Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun ) 349 Resha Nofrita dan Nurzi Sebrina: Pengaruh Book Difference Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor perlu mengetahui kondisi perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Begitu pula dengan kreditor, mereka dapat memperkirakan bahwa pinjaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI

ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI Feni Marnilin E-mail: fenimarnilin@gmail.com J.M.V. Mulyadi Darmansyah Program Studi Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DAN ARUS KAS PADA KPRI KARYA SEHAT JOMBANG

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DAN ARUS KAS PADA KPRI KARYA SEHAT JOMBANG EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.110/DIKTI/Kep/2009 ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DAN ARUS KAS PADA KPRI KARYA SEHAT JOMBANG Munawaroh munawarohw@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga akan bermanfaat bagi para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban keuangan mereka dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual yang

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES

PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci