JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA"

Transkripsi

1 PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Hadiarrohman NIM JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

2 PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Hadiarrohman NIM JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

3 Saya yang bertandatangan dibawah ini: SURAT PERNYATAAN Nama : Hadiarrohman NIM : Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelar dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Jakarta 10 Februari 2011 Hadiarrohman ii

4 PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABFL MODERATING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Hadiarrohman NIM: Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Azzam Jasin. MBA Reskino, SE. MSi. AK NIP: I JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20tl

5 Hari Kamis Taggal Sembilan Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komperhensif atas nama Hadiarrohman NIM: dengan judul Skripsi "PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBNDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 19 November 2009 Tim Penguji Ujian Komprehensif Reskino, SE. Ak. MSi Penguji III Dr. Yahva Hamia" MM Penguji I

6 Esl Hari ini Senin Tanggal Tujuh Maret Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Hadia:rohman NIM : dengan judul Skripsi.6PENGARUII LABA TAI{UN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING'. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 Maret 201I Tim Penguji ffi Rahmawati. S.8.. MM Sekretaris F* Pembimbing I Reskino. S.8.. M.Si.Ak Pembimbing II Dr. Amilin. S.8.. M.Si. Ak Penguji AhIi

7 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Hadiarrohman 2. Tempat & Tanggal Lahir : Bengkulu, 22 Oktober Alamat : Jl. Jalan Limun No 26E RT 003/008 Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, Telepon : (021) II. PENDIDIKAN 1. SDN 52 Bengkulu Tahun SDN 94 Bengkulu Tahun SMPN 4 Bengkulu Tahun SMUN 2 Bengkulu Tahun S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Tahun III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Drs. Irsal Idris 2. Ibu : Zaferni Rustam 5. Alamat : Jl. Ciliwung NO 27 RT 012/004 Padang Harapan, Gading Cempaka, Bengkulu, Telepon : vi

8 INFLUENCE EARNINGS, ACCRUALS, AND CASH FLOWS AGAINST PERSISTENCE OF EARNINGS WITH MODERATION EFFECTS OF BOOK TAX DIFFERENCES By: Hadiarrohman ABSTRACT This research aims to analyze the influence of earnings, accruals, and cash flows and also moderation effects of book tax differences against persistence of earnings. The datas of the research are acquired from the Indonesia Stock Exchange. And then to analyze how independent variables and effects from moderation influence dependent variable, this research used multiple linear regression analysis in SPSS 16 for Windows. Based on the result of multiple linear regression analysis that the earnings, accruals, and cash flows has positive significant influence upon to persistence of earnings and moderation effects of book tax differences has negative significant influence against persistence of earnings. The conclusion of this research is that earnings, accruals, and cash flows and also moderation effects of book tax differences has significant influence against the persistence of earnings. Key words : earnings, accruals, cash flows, persistence of earnings, book tax differences vii

9 PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh: Hadiarrohman ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba tahun berjalan, akrual dan arus kas, serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Pada penelitian ini digunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan moderasi terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi linier berganda pada SPSS 16 for Windows. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel laba tahun berjalan, akrual dan arus kas mempunyai pengaruh positif terhadap persistensi laba, variabel bebas yang telah di moderasi oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal mempengaruhi persistensi laba secara negatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa laba tahun berjalan, akrual dan arus kas serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba. Kata Kunci : laba, akrual, arus kas, persistensi laba, perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal. viii

10 KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, Dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba Dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Orang Tuaku (Irsal Idris dan Zaferni Rustam) serta kakak dan adik-adikku yang telah memberikan semangat, dukungan baik material maupun non material serta do a yang tiada henti-hentinya kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin. Ak., MBA selaku Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini 4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelsaikan perkuliahan ini dengan sebaikbaiknya. 5. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. ix

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI... i ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF... iv LEMBAR UJIAN SKRIPSI... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi ABSTRACT... vii ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 x

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laba Akuntansi... 8 B. Laba Fiskal... 9 C. Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Perbedaan Tetap Perbedaan Sementara D. Persistensi Laba Akuntansi E. Akuntansi Dasar Akrual F. Arus Kas G. Penelitian Terdahulu H. Keterkaitan Aantar Variabel dan Perumusan Hipotesis Penelitian I. Kerangka Pemikiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Uji Normalitas Data Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji Koefisien Determinasi xi

13 6. Uji Statistik t Model Matematis E. Operasionalisasi Variabel Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Moderating BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Autokorelasi C. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Statistik t D. Hasil Uji Hipotesis E. Hasil Uji Hipotesis F. Hasil Uji Hipotesis G. Hasil Uji Hipotesis H. Hasil Uji Hipotesis I. Hasil Uji Hipotesis xii

14 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu Operasional Variabel Rincian Sampel Penelitian Daftar Nama perusahaan Uji Multikolinieritas Model Persamaan Uji Multikolinieritas Model Persamaan Koefisien Determinasi Model Persamaan Koefisien Determinasi Model Persamaan Uji Statistik t Model Persamaan Uji Statistik t Model Persamaan Uji Pengaruh PTBI t terhadap PTBI t Uji Pengaruh PTACC t terhadap PTBI t Uji Pengaruh PTCF t terhadap PTBI t Uji Pengaruh PTBI t *BTD terhadap PTBI t Uji Pengaruh PTACC t *BTD terhadap PTBI t Uji Pengaruh PTCF t *BTD terhadap PTBI t xiv

16 DAFTAR GAMBAR No. ` Keterangan Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran Normal Plot Model Persamaan Normal Plot Model Persamaan Scatterplot Model Persamaan Scatterplot Model Persamaan xv

17 DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1 Data Perusahaan Data Input Hasil Olahan Persamaan Hasil Olahan Persamaan xvi

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri untuk menopang pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional. Dalam menghitung jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarkan, undang-undang perpajakan menjadi dasar perhitungan dan pelaporan pajak. Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang menarik banyak perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara laba kena pajak menurut peraturan perpajakan dan laba sebelum kena pajak menurut standar akuntansi. Laba akuntansi perusahaan yang dibuat dengan berdasarkan aturan-aturan dalam PSAK dan kebijakan manajemen memiliki perbedaan dengan peraturan pajak, sehingga pada akhir periode perusahaan juga disibukan dengan rekonsiliasi fiskal yang menghasilkan laba fiskal perusahaan untuk kemudian menjadi dasar perhitungan pajak perusahaan tersebut. Peraturan perpajakan dan akuntansi memiliki tujuan yang berbeda sehingga perbedaan tersebut muncul hampir di semua negara. Terjadinya fenomena book tax differences ini menimbulkan peluang terjadinya 1

19 manajemen laba dapat memberikan informasi mengenai persistensi laba (Tang, 2006). Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2007). Palepu et al (2000) Dalam Hanlon (2005) menyatakan bahwa semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal menunjukkan red flag bagi pengguna laporan keuangan, dan Penman (2007) juga menyatakan bahwa book-tax differences dapat digunakan sebagai diagnosa untuk mendeteksi adanya manipulasi pada biaya utama suatu perusahaan. Seida (2003) dalam Hanlon (2005) juga menyatakan bahwa laba fiskal dapat 2

20 digunakan sebagai benchmark untuk mengevaluasi laba akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas rendah, dan konsekuensinya adalah publik akan merespon negatif angka laba yang dilaporkan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, sehingga banyak penelitian menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Kormedi dan Lipe (1987) menguji hubungan antara inovasi earnings dan persistensi laba dengan return saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien respon laba berkorelasi positif dengan persistensi laba dan tidak menunjukkan sensitivitas yang berlebihan, sehingga besarnya reaksi return saham perusahaan pada earnings harus dihubungkan dengan pengaruh inovasi earnings pada ekspektasi manfaat masa yang akan datang yang didapat pemegang saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya hubungan antara return saham dan earnings tergantung pada persistensi laba. Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen accruals dan komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil menunjukkan bahwa kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Oleh karena book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, maka banyak penelitian (Joos et al., 2000; Mills dan Newberry, 2001; 3

21 Phillips et al., 2003; Ratmono, 2004; Yuliati, 2004) menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berperan untuk menilai kualitas laba melalui praktik manajemen laba, namun belum ada bukti secara langsung bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dapat mempengaruhi persistensi laba, karena menurut Jonas dan Blanchet (2000) dalam Hanlon (2005), persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan arus kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penulis ingin menganalisis dan melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai pengaruh yang disebabkan dari adanya perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal yang dapat memberikan informasi tentang persistensi laba. Informasi tentang kualitas laba mempunyai peranan sangat penting bagi pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan, sehingga penulis mengambil tema penulisan skripsi ini dengan judul Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani Tri Wijayanti yang telah lebih dulu meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas. Penelitian Handayati ini 4

22 mendapatkan hasil adanya pengaruh negatif dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal baik pada perbedaan besar positif maupun negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data dari BEI, Wijayanti Mengambil data perusahaan pada Database Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) Universitas Gajah Mada dan Indonesian Capital MArket Directory (ICMD.) 2. Penelitian ini mengambil data tahun terbaru yakni tahun 2007 hingga 2009, melanjutkan penelitian Wijayanti yang mengambil data tahun 2000 hingga Penelitian ini juga mempertimbangkan perbedaan permanen untuk menentukan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang sebelumnya Wijayanti hanya memakai perbedaan temporer. 4. Beda laba akuntansi pada penelitian ini adalah selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal, Wijayanti menggunakan variabel Dummy. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 5

23 2. Apakah komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 3. Apakah arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 4. Apakah laba tahun berjalan yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 5. Apakah komponen akrual yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 6. Apakah arus kas yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh dari laba tahun berjalan, akrual dan arus kas, serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba yang secara terperinci yaitu untuk : a. Menguji secara empiris pengaruh laba tahun berjalan terhadap persistensi laba akuntansi. b. Menguji secara empiris pengaruh komponen akrual terhadap persistensi laba akuntansi. 6

24 c. Menguji secara empiris pengaruh arus kas terhadap persistensi laba akuntansi. d. Menguji secara empiris pengaruh laba tahun berjalan yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. e. Menguji secara empiris pengaruh komponen akrual yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. f. Menguji secara empiris pengaruh arus kas yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Memberikan bukti empiris apakah laba tahun berjalan, akrual, dan arus kas memiliki pengaruh terhadap persistensi laba serta pengaruhnya terhadap persistensi laba setelah diperkuat (diperlemah) oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderating,. b. Dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. c. Dapat digunakan oleh para peneliti-peneliti berikutnya sebagai salah satu referensi dalam penelitiannya. d. Bagi pihak yang berkepentingan lainnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi sesuai dengan kebutuhan. 7

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laba Akuntansi Laporan laba rugi (income statement), adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian dari arus kas (Kieso, 2005). Perhitungan laba rugi yang merupakan salah satu bagian laporan keuangan, dapat didefinisikan sebagai ikhtisar (daftar) penghasilan, biaya dan rugi-laba untuk satu periode. Cara dan sistematika perhitungan laba rugi menurut akuntansi komersial berbeda dari ketentuan fiskal (lumbantoruan, 1996). Dalam kieso (2005) investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk: 1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, anda bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan para pesaing. 2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. 8

26 Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting yang jika berlanjut menyediakan informasi tentang kinerja masa depan. 3. Membantu menilai resiko atau ketidak pastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang berbagai komponen laba (pendapatan, beban, keuntungan, kerugian) memperlihatkan hubungan diantara komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu dimasa depan. B. Laba Fiskal Laporan laba rugi yang dibahas sebelumnya adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi dan dimaksudkan untuk keperluan berbagai pihak. Artinya, laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak, sehingga dapat berbeda antar perusahaan yang diakibatkan kebijakan manajemen. Apabila laporan disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan menggunakan semua peraturan perpajakan maka laporan tersebut dinamakan laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi akuntansi (komersial) dapat juga diubah menjadi laporan laba rugi fiskal dengan melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian dengan peraturan perpajakan. Perbedaan yang disebut dengan perbedaan perbedaan permanen dan perbedaan sementara menyebabkan laporan komersial dan fiskal tidak sama. Rincian tersebut diungkapkan dalam 9

27 rekonsiliasi laporan laba rugi komersial dan laporan laba rugi fiskal (lumbantoruan, 1996). Perhitungan laba rugi fiskal adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak selama satu tahun pajak, yang disusun dari pembukuan wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dengan Prinsip Akuntansi Indonesia. Definisi ini tidak jauh berbeda dari pengertian perhitungan laba rugi menurut akuntansi komersial. Yang berbeda adalah adanya keharusan dalam fiskal untuk menyesuaikan dengan ketentuan perpajakan (lumbantoruan, 1996). C. Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (book-tax differences) Laba akuntansi adalah laba yang dihasilkan dari perhitungan akuntansi yang merujuk pada PSAK dan kebijakan manajemen yang tetap berpedoman pada PSAK tersebut atau dengan kata lain berdasarkan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Kebijakan manajemen yang berbedabeda atas pengakuan dan pemakaian metode perhitungan beberapa akun pendapatan dan beban membuat laba akuntansi akan berbeda jika laba satu perusahaan dihitung dengan menggunakan perhitungan akuntasi yang dipakai pada perusahaan yang lainnya. Berbeda dengan laba fiskal, laba fiskal pada semua perusahan menggunakan perhitungan yang sama, yakni akuntansi pajak yang umumnya menyangkut masalah kapan suatu penghasilan diakui sebagai penghasilan 10

28 dan kapan suatu biaya diakui sebagai pengurang dari penghasilan tersebut yang harus mengikuti peraturan pajak yang berlaku pada saat itu. Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarkan metoda akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metoda akrual. Setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal dengan cara melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak yang berlaku saat itu. Rekonsiliasi fiskal diakhir perioda pembukuan menyebabkan terjadi perbedaan antara laba fiskal dan laba akuntansi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda antara PABU dan peraturan pajak. Penyebab perbedaan tersebut secara umum dikelompokkan kedalam perbedaan permanen (permanent differences) dan perbedaan sementara atau waktu (temporary differences). Perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak pernah dimasukkan dalam ukuran laba yang lain. Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi, maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya (Wijayanti, 2006) 1. Perbedaan Tetap (Permanent Different) Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasarkan peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Perbedaan tetap terjadi 11

29 karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (Resmi, 2005). Beda tetap adalah perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Dengan arti lain suatu penghasilan atau biaya tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak (taxable income). Misalnya pemberian kenikmatan atau natura kepada pegawai sama sekali tidak dapat dikurangkan sebagai biaya, sedangkan pemberian kemikmatan atau natura bagi perusahaan merupakan biaya yang harus diperhitungkan sebagai biaya. Yang termasuk dalam perbedaan tetap ini adalah penghasilan bunga bank, dividen, dan penghasilan lain yang sifat pemungutan pajaknya final, dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, yayasan, BUMN/BUMD, bunga yang diterima oleh perusahaan reksadana, dan jenis penghasilan lain yang dikecualikan dari objek pajak, pemberian imbalan dalam bentuk natura, sumbangan, biaya/pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemilik dan untuk pengurang lain yang tidak diperbolehkan menurut fiskal (nondeductible expenses). 2. Perbedaan Sementara (Temporary Different) Perbedaan sementara (waktu) adalah perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban tertentu menurut akuntansi dengan ketentuan 12

30 perpajakan. Perbedaan ini mengakibatkan penggeseran pengakuan penghasilan dan biaya antara satu tahun pajak ke tahun pajak lainnya. Misalnya penyusutan atas harta golongan 1 menurut ketentuan pajak adalah 50% dari sisa nilai buku, dan menurut akuntansi disusutkan dengan tarif 20% dari nilai perolehannya. Jika dihitung besarnya penyusutan pada akhirnya akan sama, yang terjadi adalah pergeseran biaya setiap tahunnya, oleh karena itu sifatnya sementara. Beda temporer merupakan perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban (fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (komersial), yang berakibat pada bertambahnya atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang, dimana pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau diselesaikan. Menurut Harnanto (2003), perbedaan temporer yang mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi apabila : 1. Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode berbeda, 2. Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan, 3. Goodwill yang timbul dalam konsolidasi 13

31 D. Persistensi Laba Akuntansi Laba merupakan informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga angka-angka dalam laporan keuangan, menjadi hal krusial yang mesti harus dicermati oleh pemakai laporan keuangan. Hal ini karena angka-angka dalam laporan keuangan merupakan fungsi dari kebijakan dan metoda-metoda akuntansi yang dipilih oleh perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan persistensi laba, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Definisi persistensi laba menurut Penman (2007) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Lipe (1986) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil (Wijayanti 2006). 14

32 Persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2007). Bernstein (1993) dalam Sloan (1996) menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings cenderung kurang terulang lagi atau kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, defferred (tangguhan), alokasi dan penilaian yang mempunyai distorsi subyektif. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan arus kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio arus kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut. E. Akuntansi Dasar Akrual Sebagian besar perusahaan menggunakan akuntansi dasar akrual (accrual basis of accounting) mereka mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pembayaran kas (Kieso, 2005). Dalam akuntansi berbasis akrual, menyatakan bahwa pendapatan atau beban diakui pada saat terjadinya bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. Akrual merupakan salah satu konvensi akuntansi mengenai pengukuran transaksi yang memegang peran penting dalam penilaian kinerja suatu entitas, yaitu melalui konsep laba. Akrual sendiri diinterpretasikan sebagai efek bersih dari seluruh kejadian pada suatu periode atau tahun yang tidak diperhitungkan dalam arus kas. 15

33 Laba akuntansi berdasar akrual memunculkan isu tentang persistensi laba, karena laba dari proses akuntansi akrual potensial menjadi objek perekayasaan laba (earning management). Beberapa teknik manajemen laba (earnings management) dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik. F. Arus Kas Informasi lain yang juga bermanfaat bagi para investor adalah arus kas (cash flow). Manfaat utama penyajian cash flow yaitu pertama, membantu investor atau kreditor memprediksi kas yang mungkin didistribusikan dalam bentuk dividen di masa datang atau bunga serta dalam bentuk distribusi liquidasi atau pembayaran kembali kepada prinsipal. Kedua, membantu dalam menilai risiko variabilitas return masa datang dan probabilitas. Oleh karena itu data cash flow memberikan informasi dasar dalam penilaian harga pasar sekuritas. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melekukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. 16

34 Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode (Kieso, 2005). Dalam Standar Akuntansi mengenai laporan arus kas, dikatakan bahwa Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Dengan memanfaatkan informasi yang ada dalam arus kas operasi, pengguna laporan keuangan dapat mengetahui dan memprediksi arus kas operasi masa depan, apakah operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar, apakah perusahaan dapat membayar dividen kepada para pemegang saham, apakah perusahaan dapat melakukan investasi baru, apakah perusahaan harus mengandalkan arus pendanaan lainnya untuk menjalankan operasionalnya dan lain sebagainya. Manfaat laporan arus kas ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya Bowen et al. [1986]. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti: (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar 17

35 modal. Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan laba akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Manipulasi laba ini biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang berbeda untuk transaksi yang sama dengan tujuan untuk menampilkan earnings yang diinginkan (Meythi, 2006). G. Penelitian Terdahulu 1. Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas Handayani Tri Wijayanti menyimpulkan large book-tax differences secara negatif dan juga positif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda dan mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax differences. Harga saham dalam penelitian ini tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi laba. 2. Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun Santi, Carmel Meiden, dan Haitami Abubakar (2009) menemukan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal 18

36 berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Begitu pun dengan keterkaitannya dengan komponen akrual, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Ekspektasi investor terhadap persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba tidak konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar. 3. Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba Aulia Eka Persada (2009) mencari faktor-faktor yang mempengaruhi book tax gap dan menganalisis book tax gap menggunakan perbedaan temporer (temporary differences) dan perbedaan permanen (permanent differences) serta masing-masing hubungannya dengan persistensi laba di indonesia. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan book tax gap dengan perubahan pendapatan dan aktiva tidak berwujud kotor, sedangkan aktiva tetap kotor, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan terbukti secara statistik memiliki hubungan negatif terhadap book tax gap. Didapatkan pula bahwa perbedaan permanen memiliki koefisien negatif secara statistik baik pada model ΔPTBI maupun model ΔNI, tetapi perbedaan temporer memiliki koefisien negatif secara statistik pada model ΔPTBI tetapi positif pada model ΔNI. 19

37 4. Persistensi dan Nilai Laba, Akrual dan Arus Kas Ketika Perusahaan Memiliki Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Yang Besar. Michelle Hanlon (2005) meneliti peran book-tax differences dalam menunjukkan persistensi laba, akrual dan arus kas untuk satu periode ke depan laba. Hanlon juga menguji apakah tingkat book-tax differences mempengaruhi penilaian investor akan kegigihan laba dimasa depan. Hasil penelitiannya mendapatkan bahwa perusahaan dengan large book-tax differences yang memiliki pendapatan yang kurang persisten dari perusahaan dengan perbedaan small book-tax differences. Selanjutnya, bukti konsisten dengan investor menafsirkan large positive book-tax differences (penghasilan buku lebih besar dari penghasilan kena pajak) sebagai bendera "merah" dan mengurangi harapan mereka pada persistensi laba masa depan. 5. Apakah harga saham benar-benar merefleksikan informasi Akrual dan Arus Kas tentang Pendapatan di Masa Datang? Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen accruals dan komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil menunjukkan bahwa kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Sloan (1996) juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor fixate (percaya) pada earnings, gagal membedakan antara properties komponen accruals dan komponen arus kas. Akibatnya, perusahaanperusahaan yang level akrualnya relatif tinggi (rendah) mengalami 20

38 abnormal return masa datang yang negatif (positif) di sekitar pengumuman earnings masa datang. Sloan (1996) berpendapat bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan fiksasi earnings oleh sebagian kecil partisipan pasar terhadap jumlah total earnings yang dilaporkan tanpa memperhatikan besarnya komponen accruals dan komponen arus kas. Rangkuman penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian kali ini tersaji dalan tabel 2.1 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL 1 Handayani Tri Wijayanti, STIE Atma Bakti Surakarta (2006) Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas Variabel independen: 1. Aliran kas operasi (PTCF) 2. Laba akrual (PTACC) 3.Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (booktax differences) Variable Dependen: 1.Laba sebelum pajak masa depan (PTBI t+1 ) 2. Kumulatif return tidak normal masa depan (CAR t+1 ) large book-tax differences secara negatif dan juga positif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda dan mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax difference. Harga saham dalam penelitian ini tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi 21

39 Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL 2 Santi, Carmel Meiden, Haitami Abubakar, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (2009) Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun Variabel independen: 1. Aliran kas operasi (PTCF) 2. Laba akrual (PTACC) 3. laba sebelum pajak (PTBI t ) 4.Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (booktax differences) Variable Dependen: 1.Laba sebelum pajak masa depan (PTBI t+1 ) 2. Kumulatif return tidak normal masa depan (CAR t+1 ) perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Begitu pun dengan keterkaitannya dengan komponen akrual, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Ekspektasi investor terhadap persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba tidak konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar. 22

40 Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL 3 Aulia Eka Persada, (2009) Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba Variabel independen: 1. Aktiva tetap kotor 2. Aktiva tidak berwujud kotor 3. Perubahan pendapatan 4. Kompensasi kerugian 5. Ukuran perusahaan Variabel Dependen: 1.Book Tax Gap (BTD) 2.Persistensi Laba tidak adanya hubungan book tax gap dengan perubahan pendapatan dan aktiva tidak berwujud kotor, sedangkan aktiva tetap kotor, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan terbukti secara statistik memiliki hubungan negatif terhadap book tax gap. Didapatkan pula bahwa perbedaan permanen memiliki koefisien negatif secara statistik baik pada model ΔPTBI maupun model ΔNI, tetapi perbedaan temporer memiliki koefisien negatif secara statistik pada model ΔPTBI tetapi positif pada model ΔNI. 23

41 Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL 4 Michelle Hanlon, University Of Michigan Business School. (2005) Persistensi dan Nilai Laba, Akrual dan Arus Kas Ketika Perusahaan Memiliki Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Yang Besar. (The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals and cash flows when Firms Have Large Book Tax Differences). Variabel independen: 1. Pre-tax book income in the current year 2. Pre-tax cash flow 3.book-tax differences 4. Pre-tax accruals 5. Market value of equity 6. Ratio of the firm s book value of equity 7. Earnings to price ratio Variable Dependen: 1. Pre-tax book income one-yearahead 2.Size-adjusted return perusahaan dengan large book-tax differences yang memiliki pendapatan yang kurang gigih dari perusahaan dengan perbedaan small booktax differences. Selanjutnya, bukti konsisten dengan investor menafsirkan large positive book tax differences (penghasilan buku lebih besar dari penghasilan kena pajak) sebagai bendera "merah" dan mengurangi harapan mereka kegigihan laba masa depan. 24

42 Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL 5 Richard G. Sloan, University of Trisakti Pennsylvani a (1996) Apakah harga saham benarbenar merefleksikan informasi Akrual dan Arus Kas tentang Pendapatan di Masa Datang? (Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?) kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Sloan (1996) juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor fixate (percaya) pada earnings, gagal membedakan antara properties komponen accruals dan komponen arus kas. Akibatnya, perusahaanperusahaan yang level akrualnya relatif tinggi (rendah) mengalami abnormal return masa datang yang negatif (positif) di sekitar pengumuman earnings masa datang. Sloan (1996) berpendapat bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan fiksasi earnings oleh sebagian kecil partisipan pasar terhadap jumlah total earnings yang dilaporkan tanpa memperhatikan besarnya komponen accruals dan komponen arus kas. 25

43 H. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Penelitian 1. Laba Tahun Berjalan dengan Persistensi Laba Menurut Sudibyo dalam Suwardjono (2003) akuntansi adalah rekayasa informasi dan pengendalian keuangan. Kebermanfaatan akuntansi dewasa ini tidak lagi hanya dinilai atas dasar fungsinya dalam pertanggungjawaban keuangan tetapi lebih luas atas dasar fungsinya dalam menunjang keputusan (decision usefulness) pada tingkat perusahaan maupun nasional. Definisi persistensi laba menurut Penman (2007) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Menurut Sloan (1996) persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai satu perioda masa depan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan persistensi laba, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Penelitian tentang persistensi di lndonesia dimulai penelitian oleh Wijayanti yang mereplikasi penelitian Hanlon untuk diteliti di Indonesia 26

44 menggunakan laba tahun berjalan sebagai variabel independen dan diletakkan sebagai dasar model penelitian mengenai persistensi (PTBI t+1 = γ 0 + γ 1 PTBI t + U t+1 ) begitupula penelitian tentang persistensi lainnya di Indonesia seperti Aulia Eka Persada, Santi, Sonya Erna Ginting, Santi dan Djamaluddin. Dari penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H 1 : Laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi Iaba akuntansi. 2. Komponen Akrual dengan Persistensi Laba Hayn (1995) menjelaskan bahwa gangguan persepsian dalam laba akuntansi disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya berpengaruh pada perioda terjadinya peristiwa tersebut. Chandrarin (2001) juga menjelaskan bahwa komponen transitori merupakan komponen yang hanya berpengaruh pada perioda tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berflukfuasi. Semakin besar gangguan persepsian yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba akuntansi (Wijayanti, 2006). Keterkaitan persistensi Iaba dengan komponen akrual dan arus kas dirnana persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Selain itu, persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran 27

45 kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2007). Laba akuntansi berdasar akrual memunculkan isu tentang persistensi laba, karena laba dari proses akuntansi akrual potensial menjadi objek perekayasaan laba (earning management). Beberapa teknik manajemen laba (earnings management) dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H 2 : Komponen Akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 3. Arus Kas dengan Persistensi Laba Sloan (1996) mengemukakan bahwa persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut (Wijayanti, 2006). 28

46 Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Dengan demikian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H 3 : Arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 4. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderating dengan Persistensi Laba] Joos et al., (2000) membuktikan bahwa perusahaan dengan booktax differences besar baik positif (laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal) maupun negatif (laba akuntansi lebih kecil daripada laba fiskal) diduga sama-sama mempunyai kualitas laba rendah. Hasil yang sama didapatkan oleh Hanlon, Wijayanti dan Santi yang mendapatkan bahwa perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang besar memiliki laba yang kurang persisten dibanding dengan perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang kecil. Dengan demikian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H4: Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal mengindikasikan kualitas laba rendah karena subyektivitas dalam proses akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding untuk tujuan pajak. Jika Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal menunjukkan subjektivitas dalam proses akrual pelaporan keuangan, maka perusahaan dengan perbedaan laba 29

47 akuntansi dan laba fiskal negatif yang besar akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten. Penelitian yang dilakukan wijayanti yang menemukan bahwa perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal negatif yang besar akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten dibanding perusahaan yang memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang kecil memiliki arti bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Maka hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah: H5: Laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba. Santi pada penelitiannya mendapatkan bahwa arus kas sebelum pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode mendatang. Koefisien PTCF t *LPBTD t dan PTACC t *LPBTD t, keduanya adalah negatif, menunjukkan bahwa arus kas operasi dan laba akrual dengan Large Positif Book Tax Differences berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi untuk satu periode mendatang. Hal ini konsisten dengan hasil pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Wijayanti (2006). Dengan demikian hipotesis terakhir dalam penelitian ini adalah: H6: Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba. 30

48 I. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pemikiran dan hipotesis tersebut diatas, penulis mencoba menuangkan kerangka pemikiran penelitian ini ke dalam Gambar 2.1 berikut: v a r i a b e l i n d e p e n d e n LABA TAHUN BERJALAN (Laba Akuntansi Sebelum Pajak (Pre-tax Income (PTBI t )) ARUS KAS (Arus Kas Operasi Sebelum Pajak (Pre-tax Cash Flow (PTCF t )) AKRUAL (Laba Akrual Sebelum Pajak (Pre-tax Accrual (PTACC t )) PERSISTENSI LABA (Laba Akuntansi Sebelum Pajak Satu Perioda Mendatang - Pre-tax Income (PTBI t+1 )) v a r i a b e l d e p e n d e n PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (Selisih Besar Positif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) (BTD t )) Variabel moderating Gambar 2.1 Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating. 31

49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) populasi dan sampel adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini bersifat empiris dengan cara mengumpulkan, mempelajari, menganalisis dan mengintegrasikan variabel-variabel dari hasil publikasi perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum tanggal 1 Januari B. Metode Penentuan Sampel Metode pemilihan sampel penelitian menggunakan purposive sampling, dengan kriteria agar data yang didapat benar-benar memperlihatkan pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Perusahaan telah terdaftar di BEJ dan BES sebelum 1 Januari Perusahaan terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan audit per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun , alasannya adalah kerugian dapat dikompensasi kemasa depan 32

50 (carryforward) menjadi pengurang beban pajak sehingga dapat mengaburkan arti perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang sebenarnya. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian ini dan menggunakan mata uang rupiah. C. Metode Pengumpulan Data 1. Data sekunder Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dan laporan tahunan dari objek yang diteliti, yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2007 dan masih beroperasi hingga tahun 2010, memiliki laba komersil, laba fiskal dan arus kas operasi yang positif. Adapun pusat data yang menjadi sumber penulis mengumpulkan data adalah Bursa Efek Indonesia. 2. Riset kepustakaan Riset kepustakaan adalah melaksanakan studi kepustakaan dengan teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. 33

51 D. Metode Analisis 1. Uji Normalitas data Menurut Ghozali (2009) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Data pengambilan keputusan normalitas data yaitu jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka regresi tersebut memenuhi normalitas, sedangkan jika data menyebar lebih jauh dan tidak mengikuti arah garis maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Juga mengetahui ada tidaknya kemiripan variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel 34

52 independen dengan variabel independen yang lain. Pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Pada umumnya, jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya (Santoso, 2001 dalam Priyatno, 2008). Regresi yang bebas dari Multikolinearitas apabila VIF<10 dan tolerance>0.10, maka data tersebut tidak ada Multikolinearitas. 3. Uji Heterokodasitas Heterokodasitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heterokodasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokodasitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Heterokodasitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. 35

53 Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson. Pengambilan keputusan tidak adanya autokorelasi ditentukan dengan nilai d yang harus lebih besar dari nilai du dan harus lebih kecil dari 4-du (du < d < 4-du) (Ghozali, 2009). 5. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai R 2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R 2 mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R 2 berkisar antar nol dan satu. Jika nilai adjusted R 2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. 6. Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada signifikan 0,05 maka Ha ditolak. Sedangkan jika nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel dengan signifikan 0,05 maka Ha diterima (Ghozali, 2009). 36

54 7. Model Matematis Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda dengan persamaan umum: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X b n X n Pengujian hipotesis menggunakan dua model. Chandrarin (2001) mengatakan persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Lipe [1990] dan Sloan [1996] menggunakan koefisien regresi dari hasil regresi antara laba periode sekarang dengan periode yang akan datang sebagai proksi persistensi laba karena sesuai dengan kondisi Indonesia (Meythi, 2006). Model pertama mengestimasi persistensi laba (PTBI t+1 ) yang dipengaruhi laba tahun berjalan (PTBI t ): PTBI t+1 = a + b 1 PTBI t Selanjutnya model persamaan dikembangkan dengan memasukkan variabel moderating beda laba akuntansi dan laba fiskal (BTD) yang menghasilkan variabel yang berinteraksi (PTBI t * BTD). Model persamaan pertama ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan keempat (H 1 dan H 4 ), persamaannya adalah: 37

55 PTBI t+1 = a + b 1 PTBI t + b 2 BTD + b 3 PTBI t * BTD... (1) Model persamaan kedua penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persistensi laba dengan laba sebelum pajak tahun berikutnya sebagai variabel dependen (PTBI t+1 )yang dipengaruhi pula oleh komponen akrual (PTACC t ) dan arus kas (PTCF t ). PTBI t+1 = a + b 1 PTCF t + b 2 PTACC t Untuk menguji hipotesis regresi linier berganda dilakukan dengan PTBI t+1 sebagai variabel dependen, PTCF t, PTACC t, ditambah BTD sebagai variabel moderating yang menghasilkan variabel yang berinteraksi PTBI t *BTD, PTCF t *BTD t dan PTACC t *BTD t. Model persamaan pertama ini digunakan untuk menguji hipotesis kedua, ketiga, kelima dan keenam (H 2,H 3,H 5 dan H 6 ), persamaannya adalah: PTBI t+1 = a + b 1 PTACC t + b 2 PTCF t + b 3 BTD + b 4 PTACC t * BTD + b 5 PTCF t * BTD... (2) 38

56 F. Operasional Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan. 1. Variabel Independen. Berikut adalah variabel independen dalam penelitian ini. a. Laba akuntansi sebelum pajak PTBI t sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum beban pajak kini dan pos luar biasa (Pretax Income). b. Arus kas operasi (PTCF) sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak (pretax cash flow) yang dihitung sebagai total arus kas operasi dikurangi arus kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan. c. Laba akrual (PTACC) sebagai proksi komponen laba transitori merupakan item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada perioda berjalan (pretax accrual) yang dihitung sebagai laba akuntansi sebelum pajak (PTBI) dikurangi oleh arus kas operasi sebelum pajak (PTCF). 39

57 2. Variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Laba sebelum pajak masa depan yang menjadi acuan penilaian persistensi laba sebagai variabel dependen. Laba sebelum pajak masa depan (PTBI t+1 ) adalah adalah laba perusahaan satu perioda mendatang sebelum biaya pajak kini (current tax expense) dan pos luar biasa (extraordinary item). 3. Variabel Moderating. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal meliputi perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Variabel book-tax differences (BTD) yang digunakan pada penelitian ini diukur dengan menghitung laba pajak terlebih dahulu dengan cara mengalikan kembali beban pajak kini dengan tarif yang berlaku pada tahunnya lalu dihitung selisih laba akuntansi dan laba pajaknya. Operasional variable yang diteliti pada penelitian ini dibagi total aset rata-rata dan dituangkan dalam bentuk table 3.1 berikut ini: 40

58 Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Jenis Variabel Indikator Skala Pengukuran Laba akuntansi sebelum pajak PTBI t Independen - Laba perusahaan sebelum beban pajak kini dan pos luar biasa dibagi total aset ratarata Rasio Arus kas operasi (PTCF) Independen - Transaksi kas masuk dank as keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak dibagi total aset rata-rata Rasio Laba akrual (PTACC) Independen - Laba akuntansi sebelum pajak dikurangi arus kas operasi dibagi total aset rata-rata Rasio Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) Moderating - Selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal book-tax differences (BTD) dibagi total aset rata-rata Rasio Laba sebelum pajak masa depan (PTBI t+1 ) Dependen - Laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang sebelum biaya pajak dan pos luar biasa dibagi total aset ratarata Rasio 41

59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2007 hingga tahun Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun dan pelaporan yang lengkap secara online di BEI, sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 91 perusahaan. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) tahun 2007 hingga tahun Tabel 4.1 merupakan rincian sampel yang diperoleh. Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum 1 Januari hingga tahun 2009 Perusahaan dengan data yang tidak sesuai dengan criteria 254 (minus, tidak menggunakan rupiah dan data tidak lengkap) Perusahaan yang menjadi sampel 91 Sumber: data diolah Terdapat 91 perusahaan yang memiliki data laporan keuangan lengkap secara online pada website BEI dan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun Berikut nama perusahaan tersebut: 42

60 Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan NO NAMA PERUSAHAAN 1 AKR CORPORINDO TBK 2 ANEKA TAMBANG TBK 3 AQUA GOLDEN M. TBK 4 ARTHAVEST TBK. 5 ARWANA CITRAMULIA TBK 6 ASTRA ARGO LESTARI TBK 7 ASTRA INTERNATIONAL TBK 8 ASTRA OTOPARTS TBK 9 ASURANSI BINA DANA ARTA TBK. 10 ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK 11 ASURANSI RAMAYANA TBK 12 BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK 13 BANK BUKOPIN TBK 14 BANK MANDIRI TBK 15 BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK 16 BAYU BUANA TRAVEL TBK 17 BETONJAYA MANUNGGAL TBK 18 BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK 19 CIPUTRA DEVELOPMENT TBK 20 CIPUTRA SURYA TBK 21 CITA MINERAL INVESTINDO TBK 22 CITRA MARGA NUSAPHALA TBK 23 DARYA VARIA LAB. TBK. 24 DELTA DJAKARTA TBK 25 DUTA PERTIWI TBK 26 DYNAPLAST TBK 27 DYVIACOM INTRABUMI TBK 28 ENSEVAL PUTERA M.T. TBK 29 EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK 30 FAJAR SURYA WISESA TBK 31 FAST FOOD INDONESIA TBK 32 FORTUNE INDONESIA TBK 33 GUDANG GARAM TBK 34 H.M. SAMPOERNA TBK 35 HERO SUPERMARKET TBK 36 HEXINDO ADIPERKASA TBK 37 INDO ACIDATAMA TBK 38 INDO KORDSA TBK 39 INDOCEMENT T.P. TBK 40 INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK 41 INDOSAT TBK 43

61 Tabel 4.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan NO NAMA PERUSAHAAN 42 INTI AGRI RESOURCES TBK 43 INTILAND DEVELOPMENT TBK 44 INTRACO PENTA TBK 45 JASUINDO TIGA PERKASA TBK 46 JAYA PARI STEEL TBK 47 JAYA REAL PROPERTY TBK 48 KAGEO IGAR JAYA TBK 49 KALBE FARMA TBK 50 KMI WIRE AND CABLE TBK 51 LAMICITRA NUSANTRA TBK 52 LION METAL WORKS TBK 53 LIPPO CIKARANG TBK 54 MALINDO FEEDMILL TBK 55 MANDOM INDONESIA TBK. 56 MAYORA INDAH TBK 57 MERCK TBK 58 MULTI BINTANG IND. TBK 59 MULTI INDOCITRA TBK 60 MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK 61 MUSTIKA RATU TBK 62 PAKUWON JATI TBK 63 PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK 64 PANCA GLOBAL SECURITIES TBK 65 PANORAMA SENTRAWISATA TBK 66 PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK 67 PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK 68 POOL ADVISTA INDONESIA TBK 69 PP LONDON SUMATERA TBK 70 PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK 71 PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK 72 PUDJIADI AND SONS TBK 73 PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK 74 PYRIDAM FARMA TBK 75 RAMAYANA LESTARI S TBK 76 RODA VIVATEX TBK 77 SAMUDERA INDONESIA TBK 78 SELAMAT SEMPURNA TBK 79 SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK 80 SONA TOPAS TOURISM I. TBK 81 SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK 82 SUMI INDO KABEL TBK. 44

62 Tabel 4.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan NO NAMA PERUSAHAAN 83 SURYA CITRA MEDIA TBK 84 SURYA TOTO INDONESIA TBK 85 TELEKOMUNIKASI INDONESIA 86 TEMPO SCAN PACIFIC TBK 87 TIRA AUSTENITE TBK 88 TOTAL BANGUN PERSADA TBK 89 TRIAS SENTOSA TBK 90 UNILEVER INDONESIA TBK 91 UNITED TRACTORS TBK Sumber: Data diolah B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil uji normalitas untuk persamaan pertama sebagai berikut: Sumber: Data Diolah (lampiran 3) Gambar 4.1 Normal Plot Model Persamaan 1 45

63 Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan karena asumsi normalitas. Untuk persamaan kedua setelah menguji data didapatkan hasil sebagai berikut: Sumber: Data Diolah (lampiran 4) Gambar 4.2 Normal Plot Model Persamaan 2 Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan karena asumsi normalitas. 46

64 2. Hasil Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Model Persamaan 1 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Zeroorder Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTBI t BTD PTBI t*bt D a. Dependent Variable: PTBIt1 Sumber: Data Diolah (Lampiran 3) Berdasarkan tabel 4.3, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada persamaan model pertama dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal yang sama terjadi pada uji data untuk persamaan kedua dalam tabel 4.4 sebagai berikut: 47

65 Tabel 4.4 Uji Multikolineritas Model Persamaan 2 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Zeroorder Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTCF t PTACC t BTD PTCF t * BTD PTACC t * BTD a. Dependent Variable: PTBIt1 Sumber: Data Diolah (Lampiran 4) Berdasarkan tabel 4.4, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada persamaan model kedua dan dapat digunakan dalam penelitian. 48

66 3. Hasil Uji Heterokedastisitas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Sumber: Data Primer Diolah (lampiran 3) Gambar 4.3 Scatterplot Model Persamaan 1 Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar 49

67 diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Sumber: Data Primer Diolah (lampiran 4) Gambar 4.4 Scatterplot Model Persamaan 2 Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar 50

68 diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. 4. Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai 1,875 (1,799<1,875<2,201) untuk persamaan 1 dan 2,002 (1,820<2,002<2,18) untuk persamaan 2 yang memiliki arti bahwa kedua model persamaan pada penelitian ini bebas Autokorelasi. C. Pengujian Hipotesis 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai R 2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel independen. Dari hasil uji pada data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Persamaan 1 Model Summary b Change Statistics Std. Error R Adjusted of the R Square F Sig. F Durbin- Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson a a. Predictors: (Constant), PTBI t*btd, PTBI t, BTD b. Dependent Variable: PTBI t+1 (lampiran 3) 51

69 Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) dan Standar Eror (SE). Pada tabel 4.5 diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (PTBIt+1) adalah 60.4% ditentukan oleh variabel laba tahun berjalan dan variabel moderating beda laba akuntansi dan laba fiskal. Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Persamaan 2 Model Summary b Change Statistics Adjusted Std. Error R R of the R Square F Sig. F Durbin- Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson a a. Predictors: (Constant), PTACC*BTD, PTCF, BTD, PTACC, PTCF*BTD b. Dependent Variable: PTBI t+1 (lampiran 4) Pada tabel 4.6 diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar.638 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (PTBI t+1 ) adalah 63.8% ditentukan oleh arus kas dan komponen akrual serta variabel-variabel independen yang dipengaruhi oleh beda laba akuntansi dan laba pajak. 2. Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t pada dua model persamaan ini memiliki hasil signifikan, yang berarti terdapat pengaruh dari setiap variabel independen 52

70 terhadap variabel dependen. Penjelasan dan nilai beta yang dihasilkan terlihat pada table 4.7 dan 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Statistik t Model Persamaan 1 Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics Std. Zero- Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTBI t BTD PTBI t *BTD a. Dependent Variable: PTBIt+1 (lampiran 3) Hasil pengujian variabel PTBI t mempunyai angka signifikan 0,000 dan variabel moderasi PTBI t *BTD mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Nilai beta yang dihasilkan sebesar untuk variabel PTBI t sebesar 1,038 dan variabel moderasi PTBI t *BTD sebesar -9,

71 Tabel 4.8 Uji Statistik t Model Persamaan 2 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Zeroorder Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTCF PTACC BTD PTCF*BTD PTACC*BTD a. Dependent Variable: PTBI t+1 (lampiran 4) Hasil pengujian variabel PTCF mempunyai angka signifikan 0,000, variabel PTACC mempunyai angka signifikan 0,000, variabel moderasi PTCF*BTD mempunyai angka signifikan 0,000 dan PTACC*BTD mempunyai angka signifikan 0,010, dan lebih kecil dari 0,05. Nilai beta yang dihasilkan sebesar untuk variabel PTCF sebesar 1,258, variabel PTACC sebesar 0,849, variabel moderasi PTCF*BTD sebesar -15,367 dan PTACC*BTD sebesar -6,810. Dari hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa model penelitian dan data telah di uji asumsi klasik dengan hasil yang bagus pada setiap uji dengan arti bahwa model persamaan dan data layak untuk diuji. Semua variabel dalam penelitian ini berpengaruh terhadap persistensi 54

72 laba baik pengaruh positif untuk semua variabel independen dan pengaruh negatif untuk variabel moderasi. Hasil ini konsisten dengan Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). D. Hasil Uji Hipotesis 1 Laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi Iaba akuntansi. PTBI t+1 = 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD 9,197PTBI t * BTD Laba tahun berjalan (PTBI t ) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 5 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,038. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,038 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki laba pada saat ini, maka laba tersebut memiliki potensi akan berlanjut (persisten) pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,038 poin seperti dijelaskan pada table 4.9 berikut: Tabel 4.9 Uji Pengaruh PTBI t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD 9,197PTBI t * BTD PTBI t ,28 + 1,038 (10) + 0,694(1) 9,197(1) 2, ,28 + 1,038 (20) + 0,694(1) 9,197(1) 12, ,28 + 1,038 (30) + 0,694(1) 9,197(1) 22, ,28 + 1,038 (40) + 0,694(1) 9,197(1) 33, ,28 + 1,038 (50) + 0,694(1) 9,197(1) 43,677 55

73 E. Hasil Uji Hipotesis 2 Komponen Akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. PTBIt+1 = 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Komponen akrual (PTACC t ) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komponen akrual berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 2 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 0,849. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 0,849 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 0,849 poin seperti dijelaskan pada table 4.10 berikut: Tabel 4.10 Uji Pengaruh PTACC t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - PTBI t+1 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 10 0, ,849 (10) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) -11, , ,849 (20) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) -2, , ,849 (30) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 5, , ,849 (40) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 14, , ,849 (50) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 22,676 56

74 F. Hasil Uji Hipotesis 3 Arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. PTBIt+1 = 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Arus kas (PTCF t ) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 3 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,258. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,258 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sloan (1996) yang menyatakan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba, yang mengisyaratkan semakin tinggi komponen arus kas akan meningkatkan persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,258 poin seperti dijelaskan pada table 4.11 berikut: Tabel 4.11 Uji Pengaruh PTCF t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - PTBI t+1 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 10 0, ,849 (1) + 1,258 (10) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) -7, , ,849 (1) + 1,258 (20) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 4, , ,849 (1) + 1,258 (30) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 17, , ,849 (1) + 1,258 (40) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 30, , ,849 (1) + 1,258 (50) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 42,717 57

75 G. Hasil Uji Hipotesis 4 Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBI t+1 = 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD 9,197PTBI t * BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan (PTBI t *BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 4 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 9,197. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar 9,197 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi laba pada saat ini maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 9,197 poin seperti dijelaskan pada table 4.12 berikut: Tabel 4.12 Uji Pengaruh PTBI t *BTD terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD 9,197PTBI t * BTD PTBI t+1 1 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) 9,197(1) -7, ,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) 9,197(2) -16, ,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) 9,197(3) -25, ,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) 9,197(4) -34, ,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) 9,197(5) -43,973 58

76 H. Hasil Uji Hipotesis 5 Laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBIt+1 = 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan komponen akrual (PTACC t *BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komponen akrual berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 5 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 6,810. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar 6,810 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi komponen akrual maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 6,810 poin seperti dijelaskan pada table 4.13 berikut: Tabel 4.13 Uji Pengaruh PTACC t *BTD terhadap PTBI t+1 PTBI t 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - PTBI t+1 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 1 0, ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (1) -15,367 (1) -18, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (2) -15,367 (1) -25, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (3) -15,367 (1) -32, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (4) -15,367 (1) -39, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (5) -15,367 (1) -46,165 59

77 I. Hasil Uji Hipotesis 6 Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBIt+1 = 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas (PTCF t *BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 6 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 15,367. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar 15,367 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi arus kas maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 15,367 poin seperti dijelaskan pada table 4.14 berikut: Tabel 4.14 Uji Pengaruh PTACC t *BTD terhadap PTBI t+1 PTBI t 0, ,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - PTBI t+1 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 1 0, ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) -18, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (2) , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (3) -49, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (4) -65, , ,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (5)

78 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh laba tahun berjalan, akrual dan arus kas yang juga dipengaruhi beda laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderating terhadap persistensi laba. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap enam hipotesa yang telah diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Laba tahun berjalan berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 1,038. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 2. Komponen akrual berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 0,849. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 3. Arus kas berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 1,258. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 4. Laba tahun berjalan yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -9,197. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 61

79 5. Komponen akrual yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -6,810. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 6. Arus kas yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -15,367. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). B. Implikasi Ke Depan Semua variabel independen yang dimoderasi (diperkuat/diperlemah) oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal ini dapat kembali dikaji oleh manajemen perusahaan, jika perusahaan memperkecil komponen-komponen yang membentuk book-tax differences atau dengan kata lain dengan mengeluarkan kebijakan yang mengikuti aturan perpajakan sehingga memperkecil beda tetap dan beda temporer pada laporan fiskal sehingga memperkuat persistensi laba. 62

80 C. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengamati variabel lainnya yang dapat berhubungan dengan persistensi laba. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan sampel perusahaan terbatas pada perusahaan yang laba tetapi mempertimbangkan juga perusahaan yang mengalami kerugian. 3. Untuk manajemen perusahaan agar sedapat mungkin mengikuti aturan pajak dalam membuat laporan keuangannya. Hal ini tentu saja karena mempertimbangkan pengaruh negatif dari moderasi perbedaan laba akuntasi dan laba fiskal terhadap persistensi laba perusahaan. 4. Pemerintah, dalam hal ini yang mengeluarkan undang-undang dan kebijakan perpajakan agar meninjau kembali faktor-faktor yang mempengaruhi beda laba akuntansi dan laba fiskal. Kesejahteraan, pemberian kenikmatan atau natura untuk karyawan adalah salah satu contohnya, perusahaan yang bermoral pasti akan mengalokasikan dana sehingga menimbulkan akun beban pada laporan laba rugi tetapi tidak dapat dibebankan pada laporan fiskal. 63

81 DAFTAR PUSTAKA Bahri, Syamsul, Sonya Erna Ginting, Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Akuntansi 17, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Baylock, Bradley, Terry Shevlin, Ryan Wilson, Tax Avoidance, Large Positive Book-tax Differences, and Earnings Persistence, Working Paper, Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, Hanlon, M, The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-tax Differences, The Accounting Review 80 (March), pp , Harnanto, Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama, BPFE, Yogjakarta, Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, Kieso, Donald E, dkk, intermediate Accounting eleventh edition, Jhon Wiley & Sons Inc, United States of America, Kormendi, R dan R. Lipe, Earnings Inovations, Earnings Persistence, and Stock Return, Journal of Business 60, pp , Lipe, R, The Information Contained in The Component Earnings, Journal Accounting Research, pp , Lubis, Irwansyah, Hukum Pajak Indonesia suatu Pengantar, seri 1, Penerbit Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YP2SDM), Jakarta, Lumbantoruan, Sophar, Akuntansi Pajak,Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, Mardiasmo, Perpajakan, edisi refisi, Andi Offset, Yogjakarta, Methy, Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening, Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang),

82 Penman, Stephen H, Financial Statement Analysis and Security Valuation, Mc Graw Hill, Singapore, Persada, Aulia Eka, Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba, Simposium Nasional Perpajakan II, Ratmono, D, Persistensi Relatif Earnings, Anomali Pasar Berbasis Earnings, dan Earnings Management, Simposium Nasional Akuntansi VII (Bali), Revsine, Collins, dan Johnson. Financial Reporting and Analysis, Prentice Hall, New Jersey, Santi, Carmel Meiden, dan Haitami Abubakar, Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun , Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, Simposium Nasional Perpajakan II, Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, Sloan, R. G, Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?, The Accounting Review 71 (July). Pp , Tang, Tanya Y.H, Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management - Empirical Evidence from China, Working Paper, The Australian National University, Warastuti, Y, Analisis Kemampuan Harga Saham dalam Mencerminkan Informasi Laba dan Dividen yang Digunakan dalam Pembentukan Ekspektasi Laba Mendatang, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Wijayanti, H.T, Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas, STIE Atma Bakti Surakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang), Wiryandari, Santi Aryn, dan Yulianti, Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi & Laba Pajak Dengan Perilaku Manajemen Laba Dan Persistensi Laba, Universitas Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi XII (Palembang),

83 Lampiran 1: Data Perusahaan (dalam jutaan rupiah) NO CODE NAMA PT LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK KINI ARUS KAS OPERASI TOTAL ASET AALI ASTRA AGRO LESTARI TBK ABDA ASURANSI BINA DANA ARTA TBK AKRA AKR CORPORINDO TBK AMAG ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK ANTM ANEKA TAMBANG TBK APIC PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK AQUA AQUA GOLDEN M. TBK ARNA ARWANA CITRAMULIA TBK ARTA ARTHAVEST TBK ASII ASTRA INTERNATIONAL TBK ASRM ASURANSI RAMAYANA TBK AUTO ASTRA OTOPARTS TBK BAYU BAYU BUANA TRAVEL TBK BBKP BANK BUKOPIN TBK BBNP BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK BCAP BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK BMRI BANK MANDIRI TBK BRAM INDO KORDSA TBK BTON BETONJAYA MANUNGGAL TBK CITA CITA MINERAL INVESTINDO TBK CMNP CITRA MARGA NUSAPHALA TBK CTRA CIPUTRA DEVELOPMENT TBK CTRS CIPUTRA SURYA TBK DILD INTILAND DEVELOPMENT TBK DLTA DELTA DJAKARTA TBK DNET DYVIACOM INTRABUMI TBK DUTI DUTA PERTIWI TBK DVLA DARYA VARIA LAB. TBK DYNA DYNAPLAST TBK

84 30 EPMT ENSEVAL PUTERA M.T. TBK FAST FAST FOOD INDONESIA TBK FASW FAJAR SURYA WISESA TBK FORU FORTUNE INDONESIA TBK GGRM GUDANG GARAM TBK GSMF EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK HERO HERO SUPERMARKET TBK HEXA HEXINDO ADIPERKASA TBK HMSP H.M. SAMPOERNA TBK IGAR KAGEO IGAR JAYA TBK IIKP INTI AGRI RESOURCES TBK IKBI SUMI INDO KABEL TBK INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK INTA INTRACO PENTA TBK INTP INDOCEMENT T.P. TBK ISAT INDOSAT TBK JPRS JAYA PARI STEEL TBK JRPT JAYA REAL PROPERTY TBK JTPE JASUINDO TIGA PERKASA TBK KBLI KMI WIRE AND CABLE TBK KLBF KALBE FARMA TBK LAMI LAMICITRA NUSANTRA TBK LION LION METAL WORKS TBK LPCK LIPPO CIKARANG TBK LSIP PP LONDON SUMATERA TBK MAIN MALINDO FEEDMILL TBK MBAI MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK MERK MERCK TBK MICE MULTI INDOCITRA TBK MLBI MULTI BINTANG IND. TBK MRAT MUSTIKA RATU TBK MYOR MAYORA INDAH TBK PANR PANORAMA SENTRAWISATA TBK

85 63 PEGE PANCA GLOBAL SECURITIES TBK PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK PJAA PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK PNSE PUDJIADI AND SONS TBK POOL POOL ADVISTA INDONESIA TBK PSDN PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK PUDP PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK PWON PAKUWON JATI TBK PYFA PYRIDAM FARMA TBK RALS RAMAYANA LESTARI S TBK RDTX RODA VIVATEX TBK SCMA SURYA CITRA MEDIA TBK SMDR SAMUDERA INDONESIA TBK SMGR SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK SMSM SELAMAT SEMPURNA TBK SOBI SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK SONA SONA TOPAS TOURISM I. TBK SQBI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK SRSN INDO ACIDATAMA TBK TCID MANDOM INDONESIA TBK TIRA TIRA AUSTENITE TBK TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA TOTL TOTAL BANGUN PERSADA TBK TOTO SURYA TOTO INDONESIA TBK TRST TRIAS SENTOSA TBK TSPC TEMPO SCAN PACIFIC TBK UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK UNTR UNITED TRACTORS TBK UNVR UNILEVER INDONESIA TBK

86 Lampiran 2: Data Input NO KODE NAMA PT PTBI PTCF PTACC BDT PTBIt AALI ASTRA ARGO LESTARI TBK ABDA ASURANSI BINA DANA ARTA TBK AKRA AKR CORPORINDO TBK AMAG ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK ANTM ANEKA TAMBANG TBK APIC PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK AQUA AQUA GOLDEN M. TBK ARNA ARWANA CITRAMULIA TBK ARTA ARTHAVEST TBK ASII ASTRA INTERNATIONAL TBK ASRM ASURANSI RAMAYANA TBK AUTO ASTRA OTOPARTS TBK BAYU BAYU BUANA TRAVEL TBK BBKP BANK BUKOPIN TBK BBNP BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK BCAP BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK BMRI BANK MANDIRI TBK BRAM INDO KORDSA TBK BTON BETONJAYA MANUNGGAL TBK CITA CITA MINERAL INVESTINDO TBK CMNP CITRA MARGA NUSAPHALA TBK CTRA CIPUTRA DEVELOPMENT TBK CTRS CIPUTRA SURYA TBK DILD INTILAND DEVELOPMENT TBK DLTA DELTA DJAKARTA TBK DNET DYVIACOM INTRABUMI TBK DUTI DUTA PERTIWI TBK DVLA DARYA VARIA LAB. TBK DYNA DYNAPLAST TBK

87 30 EPMT ENSEVAL PUTERA M.T. TBK FAST FAST FOOD INDONESIA TBK FASW FAJAR SURYA WISESA TBK FORU FORTUNE INDONESIA TBK GGRM GUDANG GARAM TBK GSMF EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK HERO HERO SUPERMARKET TBK HEXA HEXINDO ADIPERKASA TBK HMSP H.M. SAMPOERNA TBK IGAR KAGEO IGAR JAYA TBK IIKP INTI AGRI RESOURCES TBK IKBI SUMI INDO KABEL TBK INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK INTA INTRACO PENTA TBK INTP INDOCEMENT T.P. TBK ISAT INDOSAT TBK JPRS JAYA PARI STEEL TBK JRPT JAYA REAL PROPERTY TBK JTPE JASUINDO TIGA PERKASA TBK KBLI KMI WIRE AND CABLE TBK KLBF KALBE FARMA TBK LAMI LAMICITRA NUSANTRA TBK LION LION METAL WORKS TBK LPCK LIPPO CIKARANG TBK LSIP PP LONDON SUMATERA TBK MAIN MALINDO FEEDMILL TBK MBAI MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK MERK MERCK TBK MICE MULTI INDOCITRA TBK MLBI MULTI BINTANG IND. TBK MRAT MUSTIKA RATU TBK MYOR MAYORA INDAH TBK PANR PANORAMA SENTRAWISATA TBK

88 63 PEGE PANCA GLOBAL SECURITIES TBK PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK PJAA PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK PNSE PUDJIADI AND SONS TBK POOL POOL ADVISTA INDONESIA TBK PSDN PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK PUDP PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK PWON PAKUWON JATI TBK PYFA PYRIDAM FARMA TBK RALS RAMAYANA LESTARI S TBK RDTX RODA VIVATEX TBK SCMA SURYA CITRA MEDIA TBK SMDR SAMUDERA INDONESIA TBK SMGR SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK SMSM SELAMAT SEMPURNA TBK SOBI SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK SONA SONA TOPAS TOURISM I. TBK SQBI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK SRSN INDO ACIDATAMA TBK TCID MANDOM INDONESIA TBK TIRA TIRA AUSTENITE TBK TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA TOTL TOTAL BANGUN PERSADA TBK TOTO SURYA TOTO INDONESIA TBK TRST TRIAS SENTOSA TBK TSPC TEMPO SCAN PACIFIC TBK UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK UNTR UNITED TRACTORS TBK UNVR UNILEVER INDONESIA TBK

89 Lampiran 3: Hasil olahan persamaan 1 Ket: PTBI = PTBI t PTBIT1 = PTBI t+1 BTD = BTD M1 = PTBI t * PTBI t+1 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N PTBIt PTBIt BTD M Correlations PTBIt1 PTBIt BTD M1 Pearson Correlation PTBIt PTBIt BTD M Sig. (1-tailed) PTBIt PTBIt BTD M N PTBIt PTBIt BTD M

90 Variables Entered/Removed b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 M1, PTBIt, BTD a. Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PTBIt1 Model Summary b Std. Error Change Statistics Mode R Adjusted of the R Square F Sig. F l R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), M1, PTBIt, BTD b. Dependent Variable: PTBIt1 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), M1, PTBIt, BTD b. Dependent Variable: PTBIt1 Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTBIt BTD M a. Dependent Variable: PTBIt1 73

91 Coefficient Correlations a Model M1 PTBIt BTD 1 Correlations M PTBIt BTD Covariances M PTBIt BTD a. Dependent Variable: PTBIt1 Collinearity Diagnostics a Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) PTBIt BTD M a. Dependent Variable: PTBIt1 Casewise Diagnostics a Case Number Std. Residual PTBIt1 Predicted Value Residual a. Dependent Variable: PTBIt1 74

92 Residuals Statistics a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: PTBIt1 Charts 75

93 76

94 Lampiran 4: Hasil olahan persamaan 2 Ket: PTBIT1 = PTBI t+1 PTCF = PTCF t PTACC = PTACC t BTD = BTD M2 = PTCF t * BTD M3 = PTACC t * BTD Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N PTBIt PTCF PTACC BTD M M Correlations PTBIt1 PTCF PTACC BTD M2 M3 Pearson Correlation PTBIt PTCF PTACC BTD M M Sig. (1-tailed) PTBIt PTCF PTACC BTD M M

95 N PTBIt PTCF PTACC BTD M M Variables Entered/Removed b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 M3, PTCF, BTD, PTACC, M2 a. Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PTBIt1 Model Summary b Adjusted Std. Error Change Statistics R R of the R Square F Sig. F Durbin- Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson a a. Predictors: (Constant), M3, PTCF, BTD, PTACC, M2 b. Dependent Variable: PTBIt1 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), M3, PTCF, BTD, PTACC, M2 b. Dependent Variable: PTBIt1 78

96 Coefficients a Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Correlations Statistics Std. Zero- Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) PTCF PTACC BTD M M a. Dependent Variable: PTBIt1 Coefficient Correlations a Model M3 PTCF BTD PTACC M2 1 Correlations M PTCF BTD PTACC M Covariances M PTCF BTD PTACC M a. Dependent Variable: PTBIt1 79

97 Collinearity Diagnostics a Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) PTCF PTACC BTD M2 M a. Dependent Variable: PTBIt1 Casewise Diagnostics a Case Number Std. Residual PTBIt1 Predicted Value Residual a. Dependent Variable: PTBIt1 80

98 Residuals Statistics a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: PTBIt1 Charts 81

99 82

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian bagi para pengguna informasi laporan keuangan, baik pihak internal maupun

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: 1. Mark Jackson

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman (2001:340) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum kena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Manajemen Laba. Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan suatu indikator dalam menilai kinerja pihak manajemen. Informasi laba merupakan hal yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah Satu isu yang menarik di Indonesia dari tahun ke tahun yaitu book tax differences (BTD) yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang berkembang tentunya Indonesia masih harus melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persistensi Laba Persistensi laba menurut Penman (1992) dalam Wijayanti (2006) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Laba Akrual terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal berperan penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Investor atau stakeholder melihat laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri dibedakan menjadi dua yaitu penerimaan yang bersumber dari pajak dan penerimaan yang bersumber bukan dari pajak. Penerimaan pajak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen untuk memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara laba dengan return

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Peraturan untuk perhitungan laba untuk tujuan pelaporan keuangan tidak selalu sama dengan peraturan laba untuk tujuan perpajakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. pemisahan kepentingan tersebut disebut dengan agensi teori.

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. pemisahan kepentingan tersebut disebut dengan agensi teori. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya laba merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidup setiap perusahaan karena salah satu tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun selalu memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) Perbedaan antara standar akuntansi dengan ketentuan pajak mengharuskan manajemen untuk menyusun dua macam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memberikan perlindungan dan kepastian bagi para investor, kreditor, dan para pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Laba Laba memiliki peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer akan menentukan kebijakan akuntansi dalam pengelolaan laba agar terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak - pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan bagi pengguna saat ini maupun potensial untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan selalu membutuhkan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS 203 Ade Mayasari Pengaruh Kualitas Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Permanent differences, temporary or timing differences and earnings persistence. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Permanent differences, temporary or timing differences and earnings persistence. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Financial statements are the basis for stakeholders to make a decisions. Commercial financial statements using IFRS s regulation, while for calculating tax payable, financial statements used are

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban keuangan mereka dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain menjadi bahan rujukan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Berikut ini

Lebih terperinci

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI Buntoro Heri Prasetyo Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Lecturer of Economic

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : bond rating, income book-tax different, book income, tax income VIII. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : bond rating, income book-tax different, book income, tax income VIII. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research is aimed to analyze the influence of changes in accounting profit and profit tax differences tax obligation rating changes. The population of research selected are the companies

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor perlu mengetahui kondisi perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Begitu pula dengan kreditor, mereka dapat memperkirakan bahwa pinjaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk memberikan informasi yang baik dalam pengelolaan perusahaannya. Pihak-pihak yang berkepentingan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2010:105)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan yang go public adalah untuk mengembangkan usaha dan mencari suatu alternatif dana selain dari kegiatan operasi, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berkualitas akan bermanfaat bagi pemakai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berkualitas akan bermanfaat bagi pemakai sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Informasi akuntansi yang berkualitas akan bermanfaat bagi pemakai sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agency (agency

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agency (agency BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory secara formal berasal pada awal tahun 1970an. Jansen dan Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dengan objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/

Lebih terperinci

PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES

PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES PERSISTENSI LABA, AKRUAL, ALIRAN KAS DAN BOOK TAX DIFFERENCES (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian A.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI) umumnya terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : NISA ASMARINA PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : NISA ASMARINA PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 i PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES, ARUS KAS OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk kepentingan bersama. Semakin besar jumlah pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak (badan maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, terdapat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan manufaktur baik dalam meraih pangsa pasar yang luas maupun menyajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laba Akuntansi 1. Pengertian Laba Akuntansi Salah satu informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengmbil keputusan adalah laba akuntansi yang biasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang book tax differences, di antaranya dilakukan oleh beberapa peneliti di bawah ini: 1. Philips et al (2003) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES

PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES TERHADAP HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN ARUS KAS DENGAN LABA DI MASA DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Jenis Sesi Paper: Full paper Nurul Aisyah Rachmawati Universitas Trilogi nurulaisyah@universitas-trilogi.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ANALISIS PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence about the role of differences between accounting

Lebih terperinci

Disusun oleh : ELLY KURNIA B

Disusun oleh : ELLY KURNIA B ANALISIS PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, MAGNITUDE ACCRUAL, VOLATILITAS PENJUALAN, LEVERAGE, DAN SIKLUS OPERASI TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan.

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OLEH: WENNY MEGAWATI ONG 3203009183 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penurunan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan serta ancaman ketidakpastian terkait memburuknya perekonomian global akibat krisis utang AS dan Eropa, harus

Lebih terperinci

Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun )

Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun ) 349 Resha Nofrita dan Nurzi Sebrina: Pengaruh Book Difference Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba dan Akrual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Andreani Caroline Barus 1), Vera Rica 2) Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl Thamrin No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi. Informasi mengenai laba ini dapat ditemukan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi. Informasi mengenai laba ini dapat ditemukan di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laba pada dasarnya merupakan keuntungan perusahaan atas kegiatan operasional yang dilakukannya, baik berupa menjual barang ataupun menjual jasa. Laba juga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ) UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA: DETEKSI BERDASARKAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Kegiatan bisnis yang mulai berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Kegiatan bisnis yang mulai berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis sebagai dampak dari sistem globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan perekonomian. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan terdiri atas laporan keuangan komersial yang bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajer, pemegang saham, kreditor, serta stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap perilaku manajemen laba dan persistensi laba yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dan Laporan Keuangan Fiskal Manajemen wajib membuat laporan keuangan dalam rangka melaporkan kondisi perusahaan dalam periode tertentu. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan teori yang mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) OLEH WILLIANOVE 090503053 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh book-tax difference yang dikelompokkan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasiinformasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini pasar modal di Indonesia telah menunjukkan banyak perkembangan yang menggembirakan yang memberikan kontribusi yang positif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti akan membuat laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. Perusahaan menyusun suatu laporan keuangan dengan tujuan dapat menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbedaan permanen berpengaruh secara negatif signifikan terhadap persistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sebuah wujud pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 2012, standar akuntansi keuangan direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

BAB II TELAAH PUSTAKA. dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). BAB II TELAAH PUSTAKA II.1 Landasan Teori A. Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini. Persaingan

Lebih terperinci