BAB I PENDAHULUAN. tersendiri, seperti adanya ancaman terhadap bahaya kebakaran.
|
|
- Ari Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai kawasan seperti kawasan hunian, industri dan perdagangan. Ironisnya kondisi ini ternyata juga membawa konsekuensi logis tersendiri, seperti adanya ancaman terhadap bahaya kebakaran. Kebakaran merupakan bencana yang sering dihadapi dan digolongkan sebagai bencana yang disebabkan oleh manusia. Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, karena banyak peluang yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran. Pengertian kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Definisi api menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah suatu massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi/panas 1. Pada dasarnya api terdiri dari 3 unsur dasar yang saling terikat yang disebut dengan segitiga api atau fire triangle, yaitu panas, oksigen, dan bahan bakar. Dalam kehidupan saat ini musibah kebakaran sangat rawan terjadi. Kerugian yang ditimbulkan dari musibah kebakaran ini tidak sedikit, karena dari musibah ini dapat menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa yang tidak sedikit, berdasarkan data bulan Januari s/d Oktober 2014 terjadi kebakaran Bandung, h. 2 1 Djoko Tunggono, 2007, Api Mengamuk Bencana Menerpa, Cetakan Pertama, Pakar Jaya 1
2 2 sebanyak 113 kejadian, sedangkan di tahun 2013 terjadi kebakaran sebanyak 104 kejadian, hal ini menunjukan bahwa jumlah kebakaran di wilayah Kota Denpasar mengalami peningkatan 2. Untuk mengurangi kerugian materil dan korban jiwa yang ditimbulkan dari musibah kebakaran ini, maka dibentuklah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berfungsi untuk penanggulangan bencana kebakaran. Petugas pemadam kebakaran harus selalu siaga dalam setiap kesempatan apabila terjadi suatu peristiwa kebakaran. Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum Mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan (Permen PU) yang mengatur pengelolaan waktu tanggap terhadap pemberitahuan kebakaran tidak lebih dari 15 (lima belas) menit. Dalam pengoprasiannya terdapat beberapa kendala seperti ketidaktepatan waktu sampai lokasi kejadian karena terhalangnya gerakan mobil pemadam kebakaran oleh para petugas pemadam kebakaran menuju lokasi terjadinya kebakaran, dan hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dari masyarakat dan pengguna jalan akan keadaan darurat yang tengah terjadi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (yang selanjutnya disebut UULLAJ) dalam Pasal 134 huruf a bahwa kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas memperoleh hak yang diutamakan untuk didahulukan di jalan raya. Berdasarkan 2 Badan Penanggulangan Bencana Kota Denpasar, 2015, BPBD Kota Denpasar melatih 80 Karyawan/Karyawati Harris dan POP Hotel tentang cara penanganan kebakaran, URL diakses tanggal 19 Februari 2015
3 3 pasal tersebut di atas kendaraan pemadam kebakaran mendapatkan hak yang diutamakan di jalan raya dan mendapatkan prioritas jalan agar dapat tepat waktu di lokasi kejadian. Sirene pada kendaraan pemadam kebakaran berfungsi untuk memberitahukan kepada masyarakat dan para pengguna jalan akan keadaan darurat yang tengah terjadi, dengan harapan agar masyarakat dan para pengguna jalan tidak menghalangi gerakan para petugas pemadam kebakaran dan memberitahukan kepada pengguna jalan bahwa kendaraan pemadam kebakaran menuju lokasi kejadian terhadap hal tersebut petugas pemadam kebakaran dapat sampai tepat waktu pada lokasi terjadinya kebakaran, dan dapat memadamkan kebakaran sebelum kebakaran itu meluas dan membuat banyak kerugian dan korban jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya masih ada petugas pemadam kebakaran yang kurang berhati-hati dalam mengendarai kendaraan pemadam, sehingga mobil pemadam kebakaran yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak pengguna jalan, yang menimbulkan kerugian yang diderita oleh pengguna jalan. Pada tahun 2012 di jalan pertigaan selatan menuju arah Sidakarya Denpasar, tepatnya jembatan menuju ke arah selatan Sidakarya Denpasar di depan mobil pemadam kebakaran terdapat mobil minibus diam, memberikan prioritas jalan kepada mobil pemadam kebakaran yang berada di tengah-tengah jalan dengan kecepatan tinggi. Pada saat mobil minibus diam, mobil pemadam kebakaran mengambil arah haluan kiri, tiba-tiba muncul mobil sedan dari arah jalan masuk jembatan sehingga mobil pemadam kebakaran menabrak bagian depan mobil sedan. Berdasarkan Pasal 234 Ayat (1) UULLAJ yang menyatakan bahwa pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum
4 4 bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang atau pihak ketiga karena kelalaian Pengemudi. Berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut KUH Perdata) menyatakan bahwa, tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang yang dibebankan kepada orang yang telah menimbulkan kesalahan kepada pihak yang dirugikannya. Ganti rugi tersebut timbul karena adanya kesalahan, bukan karena adanya perjanjian 3. Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut di atas maka menarik untuk dituangkan dalam skripsi yang berjudul Tanggung Jawab Pemadam Kebakaran Terhadap Kerugian Pengguna Jalan : Studi Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Apakah pemadam kebakaran bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran? 2. Bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban pemadam kebakaran terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran? 3 Salim H.S, 2003, Hukum Kontrak, Cetakan Pertama, Sinar Grafika Jakarta, h. 100
5 5 1.3 Ruang Lingkup Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan skripsi ini, maka ruang lingkup pembahasannya disesuaikan dengan rumusan masalah seperti yang telah diuraikan di atas. Maka pembahasan ini difokuskan permasalahan yaitu mengenai pertanggungjawaban pemadam kebakaran terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran. Serta bentuk tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran. 1.4 Orisinalitas Penelitian Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat di dalam dunia pendidikan di Indonesia, maka mahasiswa diwajibkan untuk mampu menunjukan orisinalitas dari penelitian yang tengah dibuat dengan menampilkan, beberapa judul penelitian skripsi atau disertasi terdahulu sebagai pembanding. Adapun dalam penelitian kali ini, peneliti tidak menemukan skripsi atau disertasi yang pembahasannya berkaitan dengan tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian pengguna jalan. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan umum 1. Untuk mengetahui tanggung jawab terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran.
6 6 2. Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran Tujuan khusus 1. Untuk memperdalam permasalahan tanggung jawab terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran. 2. Untuk mendalami bentuk tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam kebakaran. 1.6 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat penting sebagai berikut: Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya pengembangan wawasan dan pemahaman dalam bidang ilmu hukum serta sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah Manfaat praktis 1. Bagi petugas pemadam kebakaran penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi sumber bacaan dan menjalankan profesionalnya terutama yang berkaitan dalam pemadaman kebakaran. 2. Bagi pemadam kebakaran penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi
7 7 terhadap kualitas perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bahaya kebakaran. 1.7 Landasan Teoritis Pertanggungjawaban wajib dilakukan tanpa melihat apakah ada atau tidak kesalahan. Ada empat prinsip pertangggungjawaban produk yang dikenal dalam dunia hukum, khususnya bisnis, yaitu sebagai berikut: 1) prinsip tanggung jawab berdasarkan kesalahan Prinsip ini berlaku sepanjang kerugian tersebut dapat dibuktikan oleh pihak yang dirugikan, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, segala perbuatan yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang bersalah untuk mengganti kerugian yang diderita orang atau pelaku usaha tersebut. Jadi, persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan secara curang harus terbukti secara subyektif dan akibatnya merugikan konsumen secara langsung dan pelaku usaha secara tidak langsung. 2) prinsip praduga untuk selalu bertanggungjawab Tergugat selalu dianggap bertanggungjawab, sampai ia dapat membuktikan, ia tidak bersalah. Jadi beban pembuktian ada pada pihak tergugat. 3) prinsip untuk selalu tidak bertanggungjawab Hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan demikian biasanya secara common sense dapat dibenarkan contoh pada hukum pengangkutan pada bagasi/kabin tangan, yang didalam pengawasan konsumen sendiri. 4) prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) Biasanya prinsip ini diterapkan karena konsumen tidak dalam posisi menguntungkan untuk membuktikan adanya kesalahan dalam suatu proses produksi dan distribusi yang kompleks, diasumsikan produsen lebih dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada gugatan atas kesalahannya,missal dengan asuransi atau menambah komponen biaya tertentu pada harga produknya 4. Sedangkan menurut Shidarta dalam bukunya Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia mengemukakan secara umum prinsip tanggung gugat, yaitu: 4 Adrian Sutedi, 2008, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, Jakarta, h.32.
8 8 1) kesalahan (liability based on fault) 2) praduga selalu bertanggungjawab (presumption of liability) 3) praduga selalu tidak bertanggungjawab (presumption of nonliability) 4) prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability), dan 5) pembatasan tanggung jawab 5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar yang diimplementasikan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008, secara resmi berdiri tanggal 30 Deseember 2008, yang merupakan pengembangan dari Dinas Pemadam Kebakaran. Pembentukan BPBD Kota Denpasar merupakan komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam upaya melindungi masyarakatnya dari penanggulangan bencana. BPBD Kota Denpasar merupakan unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran, yang termasuk dalam gawat darurat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (yang selanjutnya disingkat UUPB). Pelayanan yang baik dan berkualitas merupakan faktor yang sangat diperlukan bagi setiap organisasi terutama organisasi yang dalam bidang jasa. Dalam menjalankan tugasnya BPBD Kota Denpasar harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasanya. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari organisasi pemerintah yaitu memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada masyarakat (public service) di berbagai bidang termasuk bidang jasa pelayanan umum di Indonesia. Dalam melaksanakan pelayanan publik berdasarkan dimensi pelayanan yaitu: 5 Ibid, h.81
9 9 1. sikap Petugas, yaitu sikap, kepedulian, dan keinginan petugas untuk membantu masyarakat memperoleh pelayanan dengan baik. 2. prosedur, yaitu kemudahan tahapan mekanisme SOP pada saat dilapangan, yang diberikan petugas sebagai bentuk pelayanan. 3. waktu, yaitu ketepatan satuan unit pemadam kebakaran pada saat penanggulangan kebakaran. 4. fasilitas, yaitu tersedianya fasilitas pendukung seperti mobil (armada), sumber daya manusia dan peralatan.perlengkapan 5. pelayanan, yaitu kesesuaian dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya 6. Kecelakaan Lalu Lintas pada Pasal 1 angka 24 UULLAJ menyatakan bahwa, Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Berdasarkan Pasal 59 UULLAJ Ayat (5) mengatur bahwa penggunaan lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Penggunaan lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah, rescue, dan jenazah; dan penggunaan lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perawatan dan pembersihan fasilitas umum, menderek Kendaraan, dan angkutan barang khusus. Keadaan memaksa (overmacht) adalah suatu keadaan dimana debitur tidak dapat melaksanakan prestasinya kepada kreditur, yang disebabkan adanya 6 Agus Dwiyanto, 2008, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, UGM Press, Yogyakarta, h
10 10 kejadian yang berada di luar kekuasaannya, seperti adanya gempa bumi, banjir, lahar dan lain-lain. Pengaturan keadaan memaksa dapat ditemukan dalam KUH Perdata dan KUH Pidana. Keadaan memaksa dalam pembelaan terhadap dalil perbuatan melawan hukum merujuk pada Pasal 48 KUH Pidana. Sementara dalam KUH Perdata juga terdapat aturan mengenai keadaan memaksa yaitu dalam Pasal 1244 KUH Perdata dan Pasal 1245 KUH Perdata. Dari ketentuan dalam KUH Perdata dan KUH Pidana adalah bahwa tidak boleh seseorang dihukum, bila ia melakukan suatu perbuatan melawan hukum karena terdesak oleh keadaan memaksa. Sehingga seseorang yang melakukan perbuatan melawan hukum perdata karena terpaksa, ia dapat membebaskan dirinya dari kewajiban untuk membayar ganti kerugian. Selain keadaan memaksa terdapat keadaan darurat (noodtoestand) noodtoestand terjadi, bilamana kewajiban untuk tidak melakukan suatu perbuatan karena adalah sifat melawan hukum, dihapus oleh kewajiban hukum atau kepentingan yang lebih tinggi. Terdapat 2 teori tentang keadaan memaksa yaitu: 1. teori ketidakmungkinan (onmogelijkeheid). Teori ketidakmungkinan adalah suatu keadaan tidak mungkin melakukan pemenuhan prestasi yang diperjanjikan. 2. teori penghapusan atau peniadaan kesalahan (afwesigheid van schuld). Dengan adanya overmacht terhapuslah kesalahan debitur atau
11 11 overmacht peniadaan kesalahan. Sehingga akibat kesalahan yang telah ditiadakan tidak bisa dipertanggungjawabkan Hipotesis 1. Jika pemadam kebakaran terbukti menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan, maka pemadam kebakaran bertanggung jawab terhadap kecelakaan yang dialami pengguna jalan. 2. Jika pengguna jalan mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh pemadam kebakaran maka bentuk pertanggungjawaban pemadam kebakaran tersebut dapat berupa tanggung jawab hukum pidana, tanggungjawab hukum perdata, tanggungjawab hukum administasi Metode Penelitian Jenis penelitian Jenis penelitian pada penulisan ini adalah penelitian hukum empiris. Peter Mahmud Marzuki, menyatakan penelitian hukum empiris adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui pengamatan, wawancara, ataupun penyebaran kuisioner 9. Penelitian hukum empiris adanya kesenjangan antara teori dan realita, kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum, dan atau adanya situasi ketidaktauan yang dikaji untuk pemenuhan sistem 7 Salim H.S, op.cit., h Bambang Sunggono, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawaali Pers, Jakarta, h Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Cetakan I, Kencana, Jakarta, h. 35.
12 12 akademik. Penelitian hukum empiris atau sosiologis lebih menitikberatkan pada penelitian data primer yaitu wawancara Jenis pendekatan Penelitian ini mempergunakan Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach), dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum (Analitical & Conseptual Approach). Pendekatan Perundang-undangannya (The Statute Approach) dipergunakan untuk mengkaji beberapa aturan hukum yang ada, untuk mengetahui tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian pengguna jalan dan bentuk-bentuk tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap kerugian pengguna jalan. Pendekatan Analisis Konsep Hukum (Analitical & Conseptual Approach) pendekatan ini didapatkan dari pandangan-pandang dan doktrindoktrin yang berkembang didalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandanganpandangan dan dokrtin-doktrin didalam ilmu hukum, penulis akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi Sifat penelitian Pada penulisan ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 10 Amiruddin dan Zaenal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13.
13 13 Penelitian deskriptif dapat dikatakan sebagai langkah-langkah melakukan representatif obyektif tentang gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki 11. Dengan penelitian deskriptif maka dapat menggambarkan secara tepat situasi atau kejadian dan menerangkan hubungan antara kejadian tersebut dengan masalah yang akan diteliti, karena dari hasil ini dapat memberikan gambaran mengenai tanggung jawab pemadam kebakaran terhadap pengguna jalan sehingga gambaran tersebut dapat dianalisa tanpa memberikan kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber data, yaitu: 1. Sumber data primer (data lapangan), yakni data yang diperoleh dari peneliti, dari sumber asalnya yang pertama dan belum diolah dan diuraikan oleh orang lain 12. Data yang diperoleh didapatkan secara langsung melalui teknik wawancara dengan informan. 2. Sumber data sekunder, adalah data yang diperoleh dari kepustakaan yaitu dengan meneliti bahan-bahan hukum. Bahan hukum pada penulisan ini, yaitu: 11 H. Hadari Nawawi, 1983, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta, h Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, h. 65.
14 14 a. Bahan hukum yang bersifat primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat 13. Bahan hukum ini berupa peraturan perundangundangan yang dapat membantu dalam menganalisa dan memahami permasalahan dalam penulisan ini. Dalam penulisan skripsi ini bersumber pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana; - Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan; - Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) ; - Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) ; - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan; b. Bahan hukum yang bersifat sekunder, berupa literatur-literatur hukum, majalah, koran, dan karya tulis yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penulisan ini. 13 Bambang Sunggono, op.cit, h.131.
15 Teknik pengumpulan data Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian lazimnya dikenal 3 (tiga) jenis alat pengumpul data yaitu bahan pustaka, pengamatan atau observasi dan wawancara atau interview 14. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan sebagai berikut : - Data studi dokumen atau bahan kepustakaan yang juga disebut sebagai data sekunder terutama dapat diperoleh dari perpustakaan 15. Maksudnya bahwa dalam penelitian ini akan dikumpulkan data-data kepustakan yang dikumpulkan dengan cara membaca dan memahami, selanjutnya dilakukan teknik pencatatan dengan mengutip teori dan penjelasan yang penting dari bahan-bahan yang relevan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, baik itu berupa kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung. - Teknik wawancara (interview), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data guna mencari informasi dengan cara mengadakan tanya jawab secara lisan dan tulisan yang diarahkan pada masalah tertentu dengan informan yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya Teknik penentuan sampel penelitian Penentuan populasi dan sampel tepat sangat penting artinya dalam suatu penelitian. Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang 14 Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukun Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 13.
16 16 sama 16. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti yang dianggap mewakili populasinya. Teknik sampling atau cara pengambilan sampel dari populasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu probabilitas atau random dan nonprobabilitas atau nonrandom 17. Teknik penentuan sampel pada skripsi ini adalah teknik nonprobabilitas dengan teknik purposive sampling. Dalam Purposive sampling, pemilihan kelompok subyek atau ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya 18. Untuk menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu harus memenuhi syarat yaitu berdasarkan kriteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama populasinya. Subyek yang diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka sampel dalam penelitian adalah petugas yang berkaitan dengan pemadam kebakaran dan bagian sarana dan prasarana pada BPBD Kota Denpasar, karena sampel-sampel tersebut memenuhi kriteria dan sifat-sifat yang peneliti tentukan Teknik pengolahan dan analisis data Untuk berpedoman hasil atau jawaban atas permasalahan yang diteliti, maka keseluruhan data yang terkumpul baik itu berupa data kepustakaan maupun 16 Bambang Sunggono, op.cit, h Amiruddin, op.cit., h Ibid, h.106.
17 17 data lapangan, selanjutnya diolah dan analisa secara kualitatif, dalam arti keseluruhan data yang terkumpul diklasifikasikan sedemikian rupa kemudian diambil yang ada hubungan dengan permasalahan yang dibahas. Akhirnya diperoleh data yang berupa menjawab atas rumusan masalah dalam skripsi ini. Yang selanjutnya disajikan secara deskriptif analistis, yaitu berusaha menganalisa data dengan menguraikan dan memaparkan secara jelas dan apa adanya mengenai obyek yang diteliti. Data-data dan informasi yang diperoleh dari obyek penelitian dikaji dan dianalisa, dikaitkan dengan teori dan peraturan yang berlaku yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang diangkat dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi Hilman Hadikusuma, op.cit. h.93.
BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang cukup pesat karena kebutuhan setiap orang tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Hal ini menyebabkan setiap manusia di dalam kehidupannya senantiasa melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN PERJANJIAN JUAL BELI. konsumen. Kebanyakan dari kasus-kasus yang ada saat ini, konsumen merupakan
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN PERJANJIAN JUAL BELI 2.1 Tanggung Jawab Tanggung jawab pelaku usaha atas produk barang yang merugikan konsumen merupakan perihal yang sangat penting dalam
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
1 PENYANTUNAN BAGI KELUARGA MENINGGAL ATAU LUKA BERAT KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN PUTUSAN HAKIM Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Pembangunan Daerah dengan fungsinya meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah, sebagai perantara pihakpihak yang memiliki kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sarana transportasi massal saat ini menjadi sangat penting karena letak Indonesia yang begitu luas serta dikelilingi lautan. Transportasi tersebut akan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat dari gambaran Indonesia yang sangat luas dan menjadi salah satu penduduk terbanyak di dunia sudah pantas bila masyarakat Indonesia sangat membutuhkan moda transportasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HAK KEAMANAN PENGGUNA JALAN TOL DARI KABUT ASAP KEBAKARAN LAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PP NO 15 TAHUN
BAB IV ANALISIS HAK KEAMANAN PENGGUNA JALAN TOL DARI KABUT ASAP KEBAKARAN LAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PP NO 15 TAHUN 2005 A. Analisis Implementasi Hak Keamanan Konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING
TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING Dhevy Nayasari Sastradinata *) *) Dosen Fakultas hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Iklim
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
37 III. METODE PENELITIAN Metode artinya cara melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis). Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa di dalam Pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Secara substansial,
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh kelalaian pengemudi baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Beberapa faktor yang menyebabkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian sehubungan dengan penelitian ini adalah pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan makanan seperti halnya manusia yang sangat membutuhkan makanan. Manusia adalah mahluk Tuhan yang mempunyai sifat individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan zaman. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari interaksi antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang telah maju dan juga oleh Negaranegara yang sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kredit umumnya diberikan oleh lembaga keuangan. Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya.
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan. Untuk benda jaminan yang berupa benda bergerak, maka hak kebendaan tersebut adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB, KERUGIAN DAN PENGGUNA JALAN. tanggung jawab dapat dikelompokkan menjadi tiga dalam arti accountability,
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB, KERUGIAN DAN PENGGUNA JALAN 2.1. Tanggung Jawab 2.1.1. Pengertian tanggung jawab Pengertian tanggung jawab sangat luas, menurut Peter Salim, pengertian tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik semakin meningkat terutama kebutuhan atas kualitas informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan sekunder atau tersier dengan karakteristik tersendiri, yaitu padat modal, padat teknologi dan multiprofesi. Keberadaan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN Oleh: Ni Putu Shinta Kurnia Dewi I Nyoman Gatrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan Penyelidik. Dalam Pasal 1 angka 1 KUHAP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaksa pada setiap kejaksaan mempunyai tugas pelaksanaan eksekusi putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan untuk kepentingan itu didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau pengangkutan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktifitas kehidupan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciselamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum perjanjian merupakan bagian daripada Hukum Perdata pada umumnya, dan memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara hukum, dimana setiap orang dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa penerapan peraturan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat, saat ini hampir setiap orang dalam satu ruang lingkup keluarga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkembangan dunia dewasa ini ditandai arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (PELAKU USAHA) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (PELAKU USAHA) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Pengaturan Perlindungan Konsumen di Indonesia Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu : 1. Pendekatan yuridis normatif Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang penulis lakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejalan perkembangan zaman yang semakin maju, pola berpikir manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama sama dengan manusia lain. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Dalam kenyataannya tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini telah menimbulkan dampak yang luas terhadap berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function). Fungsi dari perlindungan kepada masyarakat yaitu upaya pemerintah daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris normatif yaitu jenis penelitian yang merupakan gabungan dari jenis penelitian hukum empiris dan normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara sekarang ini mengalami perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan atau maskapai penerbangan yang melayani jasa penerbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai tiga arti, antara lain : 102. keadilanuntuk melakukan sesuatu. tindakansegera atau di masa depan.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menurut Black's Law Dictionary, tanggung jawab (liability) mempunyai tiga arti, antara lain : 102 a. Merupakan satu kewajiban terikat dalam hukum atau keadilanuntuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan sepeda motor di Cengkareng terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kendaraan sepada motor yang demikian pesat didasarkan atas
Lebih terperinciSTUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA
STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Studi Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN 2.1. Pengangkut 2.1.1. Pengertian pengangkut. Orang yang melakukan pengangkutan disebut pengangkut. Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia adalahmembentuk masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Secara defenitif tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan. pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan Otonomi daerah sejak
1 BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber keuangan daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah yang melandasi kegiatan bernegara dan berbangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial tidak terlepas dari adanya pembangunan ekonomi bangsa indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesejahteraan sebagaimana yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yang mana tujuan Negara Indonesia yaitu melindungi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA
PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk melaksanakan suatu usaha
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang merdeka di dalam wadah Negara Republik Indonesia sudah berumur lebih dari setengah abad, tetapi setua umur tersebut hukum nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang diciptakan oleh Allah Subbahana Wa Ta ala (SWT) manusia tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berkehidupan di dalam masyarakat, setiap orang tidak akan lepas dari adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Sebagai mahluk sosial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti
17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin maju harus menjamin perlindungan dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai usaha yang terus berkembang di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak. memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Pasal 34 ayat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur baik material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
64 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Peter Mahmud, Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa pulau. Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan peran transportasi yang baik, berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pengangkutan dapat dilakukan melalui darat, laut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan sarana transportasi saat ini sangat penting. Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi bangsa.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah atau jawaban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT A. Pengirim Barang dan Hubungannya dengan Pengguna Jasa. Pengangkutan merupakan salah satu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum. Peristiwa hukum yang pasti dialami oleh manusia adalah kelahiran dan kematian. Sedangkan peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian Yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Normatif Penelitian Hukum Normatif adalah penelitian hukum yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin pesatnya perkembangan dunia bisnis. Tentunya proses yang berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini didukung oleh perkembangan globalisai yang semakin maju. Perkembangan globalisasi tersebut berpengaruh terhadap semakin pesatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ketentraman dan rasa aman merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang tertuang dalam
Lebih terperinci