IDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KERETAKAN KOMPOSIT GIPSUM TERHADAP BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KERETAKAN KOMPOSIT GIPSUM TERHADAP BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KERETAKAN KOMPOSIT GIPSUM TERHADAP BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI Muhd. Haiyum adefufira_lsm@yahoo.coms Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Keindahan suatu rumah atau bangunan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah ornamen ruang. Dewasa ini penggunaan gipsum sebagai ornamen ruangan baik dalam bentuk board plate maupun profil semakin meningkat pesat. Bentuk profil-profil gipsum untuk ornamen ruangan yang banyak terdapat menggunakan serat sintetis sebagai penguat. Penelitian ini dilakukan dengan memberi beban impak pada material komposit gipsum. Beban impak dihasilkan dari alat uji Kompressor Impak (KOMPAK). Spesimen dibuat dalam dua perlakuan, yaitu komposit gipsum yang diperkuat serat gelas dan tanpa diperkuat serat. Dari hasil pengujian menunjukan gipsum diperkuat serat jauh lebih baik dari segi kekuatannya. Ini dapat dilihat dari insiden stress yang terjadi, dimana pada gipsum diperkuat serat gelas, insiden stress yang terjadi berkisar antara 245 MPa sampai dengan 290 MPa, sedangkan gipsum tanpa diperkuat serat hanya memiliki insiden stress antara 7 MPa sampai dengan 16,48 MPa. Kata-kata kunci: Komposit, Gipsum, Impak, Insiden Stress PENDAHULUAN Dewasa ini penggunaan gipsum sebagai ornamen ruangan baik dalam bentuk board plate maupun profil semakin meningkat pesat. Oleh karenanya kebutuhan akan material gipsum yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik yang lebih baik terus meningkat. Profil-profil gipsum banyak dipasang pada langit-langit ruangan yang jauh dari kemungkinan terbentur, tetapi pembebanan tibatiba seperti gempa bumi membuat profil-profil tersebut rawan akan perpatahan. Pengembangan lebih lanjut sifat fisisnya akan memungkinkan profil gipsum dipasang pada daerah yang rawan akan beban kejut, seperti pada kosen pintu dan jendela. Selama ini informasi perilaku mekanik material struktur yang bersifat rapuh, seperti keramik, beton, gypsum dan sebagainya belum banyak diteliti. Kendalanya terletak pada beberapa hal seperti metode, peralatan, dan spesimen yang harus dipersiapkan. Penelitian ini dilakukan dengan memberi beban impak pada material komposit gipsum.. Spesimen yang diuji terbuat dari struktur gipsum yang biasa digunakan untuk menghiasi interior ruang terutama pada loteng atau langit-langit ruangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik propagasi dan kosentrasi tegangan dalam batang dengan menggunakan metode dua gage. Beban impak dihasilkan dari alat uji Air Gun Compressor (AGC) atau yang lebih dikenal dengan alat uji KOMPAK, yang terdiri dari tiga buah batang yang disusun secara kolinir yaitu, batang impak (strker), batang penerus (impak bar) dan batang uji (spesimen). Tujuan Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat diketahui ketangguhan patah komposit gipsum yang diperkuat serat gelas dan tanpa diperkuat serat terhadap beban impak khususnya beban impak kecepatan tinggi melalui tegangan insiden yang masuk ke dalam spesimen dengan teknik propagasi dan kosentrasi tegangan. TEORI DASAR Material komposit merupakan gabungan dua atau lebih material yang berbeda secara makroskopik membentuk suatu material baru yang lebih berdaya guna. Ikatan antara kedua unsur tersebut adalah ikatan adhesif yaitu ikatan interface antara dua unsur material yang berbeda. Kekuatan ikatan tersebut adalah sangat penting karena akan mempengaruhi sifat material komposit yang terbentuk [5]. Sifat mekanik bahan komposit seperti kekuatan, kekakuan, keliatan dan ketahanan sangat tergantung dari geometrinya dan sifat-sifat dari jenis penguatnya. Komposit serat memiliki keunggulan 876

2 dalam hal ketahanan terhadap aus dan suhu yang tinggi walaupun kekuatan dan ketahanan retaknya lebih rendah., namun hal itu dapat diperbaiki dengan penguatan tertentu [4]. Serat adalah struktur berbentuk seperti rambut berasal dari serat atau rambut hewan, tumbuhan dan mineral. Secara komersial serat berdiameter antara 0,004 mm (0,00015 in) sampai dengan 0,2 mm (0,008 in) [1]. Didalam meterial komposit serat berfungsi sebagai penguat, pengisi dan penerus tegangan kesepanjang komponen dengan mempertimbangkan interface antara serat dan matrik. Serat ijuk merupakan penguat dari jenis serat yang berasal dari pohon nira. Ijuk mudah didapat dan murah, sehingga memberi nilai ekonomi dalam proses pembuatan komposit. Matrik diartikan sebagai material pengikat antara serat atau partikel. Matriks berfungsi untuk menahan, pelindung, pembagi serta mempengaruhi penampilan. Gipsum merupakan salah satu matriks yang sangat mudah patah yang disebabkan sifatnya yang getas. Pengukuran sifat dinamik material menjadi sangat penting dikarenakan perilaku mekanik material yang dihadapkan pada pembebanan statis berbeda dengan yang dihasilkan oleh beban yang berlangsung cepat dan tiba-tiba (impak) [6]. Dengan beban impak laju regang dapat mencapai lebih dari 10 4 s -1. praktiknya pembebanan dengan laju regang (strain rate) sebesar itu (kecepatan impak yang berkisar antara 3 s.d 15 m/dt) lumrah terjadi seperti tabrakan kendaraan, gempa bumi, impak burung, impak hujan dan lain-lain. Kekuatan tarik impak material gipsum tidak secara signifikan dipengaruhi oleh laju pembebanan. [7]. Pengujian ini dilakukan pada dua jenis gipsum dengan menggunakan metode propagasi dan kosentrasi tegangan dalam batang. Beban impak diperoleh dari sebuah alat uji impak Air Gun Compressor. inisiasi dan penjalaran retak sangat erat hubungannya dengan daerah kosentrasi tegangan Dalam beberapa tahun terakhir ini, teknik batang hopkinson telah banyak dipakai dan dikembangkan dalam penyelidikan kekuatan tarik maupun tekan dari material yang diakibatkan oleh beban impak. Suatu metode baru, juga modifikasi teori batang Koisky. Dengan metode ini, spesimen dapat berbentuk sederhana, misalnya berbentuk batang bulat atau pipa [8]. Bentuk spesimen ini tentu saja mudah dan murah untuk diproduksi. Menggunakan metode ini, spesimen hanya diletakan bersentuhan dengan batang penerus; gaya impak diperoleh dengan mengimpak batang impak ke ujung yang lain dari batang penerus. Akibatnya, pada lokasi impak kedua batang (interface) akan timbul pulsa tegangan tekan yang kemudian berpropagasi ke arah kanan ke dalam batang penerus, dan ke arah kiri ke dalam batang impak: mencapai interface batang penerus dan batang spesimen gelombang tegangan ini akan diteruskan ke dalam batang spesimen. Pada ujung bebas, gelombang tegangan ini akan dipantulkan sebagai gelombang tarik. Sementara itu, gelombang tegangan tekan dari lokasi impak yang menjalar ke ujung batang impak akan juga dipantulkan sebagai gelombang tegangan tarik dan kembali menjalar ke kanan menuju batang spesimen. Pada saat tertentu kedua gelombang tegangan tarik bertemu. Pertemuan kedua gelombang tegangan tersebut menyebabkan terjadinya pemusatan tegangan yang bisa menyebabkan putusnya batang spesimen. Gambar (1) memperlihatkan skema alat uji impak KOMPAK yang akan digunakan untuk mengukur beban dan kekuatan impak material. Komponen utama KOMPAK adalah kompresor, tangki udara, pengatur tekanan, katup selenoid, barel, batang impak, batang penerus dan seperangkat alat ukur elektronik. Telah mencari bentuk initiasi dan penjalaran retak pada plaster plate dengan variasi beban dan visual informasi menggunakan high speed video camera [3]. Kosentrasi tegangan tarik dinamik dihitung dengan menggunakan metode finite elemen dengan Newmark approach. Hasil yang didapatnya, 877

3 mm 4000 mm V 0001 V Keterangan gambar: 1. Kompresor 8. Spesimen gipsum 2. Tangki Udara 9. Strain Gage 3. Pressure Regulator 10. Bridge Head 4. Katup Selenoid 11. Signal Conditioner 5. Pipa Barel 12. Transien Coverter 6. Striker 13. Personal Computer 7. input Bar 14. Interface Gambar 1. Alat uji KOMPAK Tabel 1. Sifat makanis striker dan input bar Material E (GPa) (kg/m 3 ) C o (m/s) Striker Al Input bar Al mm 80 mm 80 mm 60 mm 120 mm 240 mm 5 mm Gambar 2. Dimensi spesimen uji 878

4 Berat (gr) Bahan METODE PENELITIAN Spesimen terbuat dari tepung gypsum yang merupakan jenis casting plaster. Spesimen dibuat dengan dua jenis perlakuan, pertama gypsum tanpa penguat dan kedua gypsum dengan fiber glass sebagai penguat. Spesimen dibuat sebanyak masing-masing lima buah dengan cara mencetak dengan menggunakan cetakan kaca. Data gypsum yang diberikan oleh pabrik adalah - Working time : minutes - Setting time : 9 12 minutes - Mixing ratio : water : plaster = 60 / 100 by weight Dimensi spesimen dapat dilihat pada gambar (2). Peralatan Peralatan yang dibutuhkan untuk eksperimen adalah : a. Peralatan uji KOMPAK b. Mistar sorong, yang berguna untuk mengukur jarak straiker dengan batang penerus c. Spidol atau pulpen d. Cetakan kaca e. Neraca digital dan gelas ukur. Prosedur Kerja Pertama-tama spesimen dicetak sesuai data produk yang diberikan pabrik dengan menggunakan cetakan kaca. Kemudian spesimen dibuka dari cetakan setelah mengeras (sekitar 30 menit) dan selanjutnya spesimen ditimbang. Untuk mengetahui densiti dari gypsum tersebut spesimen dibiarkan selama tujuh hari, bertujuan untuk menyatakan kadar air dalam spesimen betulbetul hilang (kering) dan spesimen ditimbang setiap hari selama tujuh hari tersebut. Grafik berkurangnya kadar air selama tujuh hari dapat ditampilkan berikut ini Grafik Berat Spesimen Hari Gambar 3. Grafik berat spesimen Dengan volume spesimen m 3 dan berat akhir 168,08 gram maka density dari gypsum tersebut adalah 0, gr/m 3. Pengujian ini menggunakan peralatan uji impak KOMPAK yang terdapat di Laboratorium impak dan keretakan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Setup alat uji KOMPAK dapat lihat pada Gambar (3). Metode pengujian tegangan didapat dari dua buah semi condukter gage yang dipasang pada input bar pada posisi 1600 mm dan 1800 mm dari ujung kiri input bar, untuk mengukur sinyal tegangan yang merambat pada input bar dan tegangan yang masuk serta berpropagasi ke dalam spesimen pada lokasi semi conductor gage a dan b. Sinyal gelombang tegangan dihasilkan dari ujung impak pada striker dan input bar. Demikian juga sinyal tegangan pantul yang datang dari ujung striker yang bersentuhan pada lokasi tersebut, yang menghasilkan perubahan deformasi uniaksial pada batang striker yang menyebabkan perubahan tahanan pada strain gage. Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh data untuk setiap waktu pengujian. Dalam pengujian yang dilakukan sampling time pada transient converter di set 1 akan diperoleh sebuah data keluaran dalam bentuk digit yang selanjutnya akan diolah menjadi bentuk tegangan (volt). Data-data pengujian yang diperoleh disimpan pada riken yang filenya berextensi dat. Metode Pengukuran Tegangan Perhitungan tegangan insiden tekan pada lokasi impak dari beton didasarkan pada teori penjalaran gelombang elastik. Berikut ini diberikan persamaan mengitung besarnya gelombang tegangan pada lokasi b. 879

5 Stress (MPa) b = R + L dimana R dan L adalah tegangan yang berpropagasi ke kiri dan ujung kanan batang penerus. Ambil t 1 = l /C o dimana l jarak antara gage a dan b, juga c dan Co adalah kecepatan rambat gelombang elastik dalam batang. Tegangan pada a dan c dapat dihubungkan sebagai berikut : a = R ) + L ) dan c = t t ) + L ) R ( l Jika persamaan (3) disederhanakan dalam bentuk a dan b tegangan insiden yang ditransmisikan ke dalam beton, pada lokasi c dapat dihitung sebagai berikut : c = b ) + b ) - a disini, t = waktu. Untuk pengujian impak spesimen gypsum menggunakan striker 500 mm dan tekanan udara 0,2 bar. Pengujian Respon Input Bar dengan Spesimen Selanjutnya dapat pula ditinjau respon batang penerus bila digunakan spesimen, yang salah satu ujungnya bersentuhan dengan batang penerus sedangkan ujung yang lainnya bebas. Sifat mekanis batang penerus (input bar) dan striker yang digunakan seperti pada tabel 3.1 PEMBAHASAN dilakukan penambahan jarak impak hingga spesimen patah atu retak. Dengan bertambahnya jarak impak maka tegangan impak yang terjadi semakin naik. Tegangan impak yang timbul dari hasil pengukuran pada gage a dan b mempengaruhi intensitas tegangan insiden. Pada tegangan impak dan tegangan insiden spesimen gypsum dengan penguatan serat glass, dengan jarak impak antara 200 sampai 275 mm, tekanan 0,2 MPa dengan menggunakan striker 500 mm. Untuk specimen diperkuat serat, kondisi spesimen setalah diimpak tidak patah tetapi spesimen hanya mengalami retak, hal ini diperkirakan karena ketidak homogennya struktur spesimen satu dengan lainnya. Tegangan insiden terbesar terjadi pada jarak impak 275 mm yaitu sebesar 290,03 MPa. Tetapi yang penting dilihat disini, dengan penambahan jarak impak tegangan insiden akan meningkat. Jika kita membandingkan tegangan impak dan tegangan insiden pada setiap variasi pengujian, dapat kita lihat tegangan impak yang menjalar dalam batang penerus tidak dapat sepenuhnya dapat disalurkan ke dalam spesimen. Sebagai contoh pada jarak impak 7,5 mm, tekanan 0,2 MPa dan panjang striker 500 mm, tegangan yang terukur pada gage 1 (lokasi a) sebesar 57,03 MPa, sedangkan tegangan yang dapat disalurkan ke dalam spesimen beton hanya sebesar 5,99 Mpa. Disini terlihat adanya faktor transmisi yang mempengaruhi aliran tegangan yang terjadi dan yang masuk ke spesimen. Telah dilakukan pengujian impak dengan berbagai variasi, untuk pengimpakan tanpa spesimen tiga kali dan sepuluh kali untuk spesimen. Dari hasil pengujian didapat 30 buah gambar tegangan impak dan tegangan insiden Gage 1 Gage 2 Pada tegangan impak dan tegangan insiden spesimen gipsum tanpa serat menunjukan tegangan impak yang tertinggi terjadi pada gage 1 yaitu pada lokasi a dengan tegangan impak terbesar terjadi pada jarak impak 12,5 mm, yaitu sebesar 80,89 MPa, dengan tegangan insiden yang terbesar timbul sebesar 16,48 MPa. Dari pengujian ada kalanya spesimen tidak patah atau retak, maka -75 Time (us) Gambar 4a. Tipikal tegangan impak 880

6 Stress (MPa) Time ( s) s Gambar 4b. Tipikal tegangan Insiden stress Gambar 6. Bentuk perpatahan spesimen tanpa diperkuat serat Analisis Keretakan Kerusakan yang terjadi pada spesimen gipsum terdiri dari kerusakan patah dan kerusakan yang hanya menimbulkan retak. Untuk spesimen gipsum tanpa diperkuat serat kerusakan yang terjadi adalah patah. Perpatahan terjadi melintang disepanjang daerah tengah spesimen yang dimulai dari sudut yang terbentuk pada spesimen. Bentuk sudut tersebut mengawali kosentrasi tegangan pada spesimen. Ini dapat dilihat pada gambar (5) dan (6). Gambar 7. Perpatahan spesimen diperkuat serat gelas Untuk spesimen gipsum yang diperkuat serat gelas, bentuk perpatahan yang terjadi hanya dalam bentuk keretakan yang menjalar melintang sepanjang daerah tengah spesimen. Spesimen tidak patah/putus dikarenakan spesimen masih didukung oleh serat. Bentuk perpatahan pada spesimen ini dapat dilihat pada gambar (7) dan (8) Gambar 8. Bentuk perpatahan spesimen diperkuat serat gelas Gambar 5. Perpatahan spesimen tanpa diperkuat serat Analisis Statistik Dari hasil pengujian yang dilakukan, yang tergambar pada grafik tegangan impak dan tegangan insiden pada spesimen, maka dapat diolah lagi menggunakan analisis statistik untuk mencari probabilitas dari pengujian yang telah dilakukan pada spesimen uji gipsum. Analisis statistik menggunakan software statistik Weibull yang didowdload dari internet. 881

7 Dari hasil pengolahan data untuk insiden stress dapat ditampilkan grafik probabilitas seperti pada gambar 4.6, 4.7, dan 4.8. Untuk spesimen gipsum tanpa diperkuat serat gambar (9) didapat beta sebesar 2,59 dan eta 14,21 sedangkan untuk spesimen gipsum diperkuat serat gambar (10) didapat beta 36,67 dan eta 283,67. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa pada spesimen gipsum tanpa diperkuat serat mempunyai kemungkinan patah pada insiden stress lebih sebesar atau sama dengan 14,21 MPa. Sedangkan untuk spesimen gipsum diperkuat serat kemungkinan retak pada insiden stress lebih sebesar atau sama dengan 283,67MPa.. Insiden strees Gambar 9. Grafik Statistik Weibull Untuk Insiden Stress Spesimen Gipsum Tanpa diperkuat Serat Insiden strees Gambar 10. Grafik Statistik Weibull Untuk Insiden Stress Spesimen Gipsum diperkuat Serat 882

8 Insiden strees Insiden strees Gambar 11. Grafik Statistik Weibull Untuk Insiden Stress Spesimen Gipsum Tanpa diperkuat Serat dan Diperkuat Serat KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Telah dilakukan pengujian untuk material getas yaitu gipsum, dengan menggunakan alat uji KOMPAK menggunakan straiker dan input bar dari bahan alluminium 2. Dari hasil pengujian menunjukan gipsum diperkuat serat jauh lebih baik dari segi kekuatannya. Ini dapat dilihat dari insiden stress yang terjadi, dimana pada gipsum diperkuat serat gelas, insiden stress yang terjadi berkisar antara 245 MPa sampai dengan 290 MPa, sedangkan gipsum tanpa diperkuat serat hanya memiliki insiden stress antara 7 MPa sampai dengan 16,48 MPa. 3. Jenis kerusakan yang terjadi akibat impak pada gipsum terbagi dua, yaitu kerusakan berbentuk patah (putus) terjadi pada gipsum tanpa penguatan serat dan kerusakan berbentuk retak terjadi pada gipsum yang diperkuat serat. 4. Hasil pengujian dapat ditindak lanjut untuk dapat bermanfaat bagi industri rumah tangga atau industri kecil yang memproduksi panel-panel interior dari bahan gipsum 883

9 DAFTAR PUSTAKA 1. ASTM Committee, Annual Book of ASTM Standart Part 35, ASTM International, USA Collin, J.A, Failure of Materials in Mechanical Design, John Wiley & Sons Inc, Singapore Daimaruya Masashi, Fracture Initiation and Development in Plaster Plates Under Impacts, Dymat Journal, Vol. 1, pp , Tokyo Hull, Derek, An Introduction to Composte Materials, Cabridge University Press, Cabridge Jones, Robert.M, Mechanical of Composte Materials, Mc.Graw Hill, Koga Kusha LTD, Tokyo Syam Bustami, Uji Impak Material Gipsum Menggunakan Teknik Propagasi dan Kosentrasi Tegangan Dalam Batang, Jurnal Teknik Mesin USU, Vol. 2, pp , Jurusan Teknik Mesin USU, Medan Syam B, and Daimaruya, Concentration of Tensile Stress Wave and Impact Fracture of Brittle Material, Proc. Of the Asian Facific Conf. on Fracture and Strength (APCFS 95), Kyongju, Korea, Syam B, etal, Pembuatan Alat Uji Air Gun Compressor dan Penyelidikan Perilaku Mekanik Berbagai Material Keramik Akibat Beban Impak, Laporan Komprehensif Penelitian Hibah Bersaing VI/1 dan VI/2, Medan, Yanagihara, N., Theory of One- Dimensional Elastic Wave for the Measurement of the Impact Force, Bulletin of JSME, vol. 43, 1977, pp Weibul, W., A Statistical Distribution Function of Wide Aplicability, J. Appl. Mech., 18, , September Syam B, Uji Impak Material Gipsum Menggunakan Teknik Propagasi dan Kosentrasi Tegangan, Jurnal Teknik Mesin USU vol.2 No.1 Januari,

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa M. Rafiq Yanhar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UISU Abstrak Penelitian ini mengetengahkan

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI

STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI PKMI-2-14-1 STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI Jon Heri, Eko Hardiansyah, Chandra.A Siregar, Muhammad Daud Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BAB II TEORI DASAR. Gage length BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan di industri dan di dunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data yang didapatkan

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 7, Juni 2010 ISSN

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 7, Juni 2010 ISSN ANALISA EKSPERIMENTAL MODULUS ELASTISITAS BAHAN KOMPOSIT GLASS FIBER REINFORCED PLASTIC (GFRP) BERDASARKAN VARIASI DIAMETER SERAT AKIBAT BEBAN IMPAK LAJU REGANGAN TINGGI Zulfikar Mahasiswa Magister Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id

Lebih terperinci

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR Oleh: Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen Kopertis Wilayah I Abstract The traffic accident doesn t involved

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU RETAK PADA PLASTER GIPSUM YANG DIKENAI BEBAN IMPACT

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU RETAK PADA PLASTER GIPSUM YANG DIKENAI BEBAN IMPACT STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU RETAK PADA PLASTER GIPSUM YANG DIKENAI BEBAN IMPACT Ibnu Hajar & Suhardiman Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei Alam, Bengkalis-Riau hajar@polbeng.ac.id dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR Oleh: Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen KOPERTIS W ilayah I Abstract The traffic accident doesn t involved

Lebih terperinci

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK Burmawi 1, Kaidir 1, Ade Afedri 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang adeafedriade@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate) ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate) Hilda Trisna, Alimin Mahyudin Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH Alwiyah Nurhayati Abstrak Serabut kelapa (cocofiber) adalah satu serat

Lebih terperinci

RESPON HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS

RESPON HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS RESPON HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen Kopertis Wilayah I Abstract A test on a non-standard motor cycle helmet is needed to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komposit merupakan hasil penggabungan antara dua atau lebih material yang berbeda secara fisis dengan tujuan untuk menemukan material baru yang mempunyai sifat lebih

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diameter Serat Diameter serat adalah diameter serat ijuk yang diukur setelah mengalami perlakuan alkali, karena pada dasarnya serat alam memiliki dimensi bentuk

Lebih terperinci

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 1) Muh Amin, ST, MT.& 2) Drs. Samsudi R, ST 1,2) Program Studi teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC) PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC) Oleh Instansi e-mail : Ir. Muhammad Khotibul Umam Hs, MT : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY : umamhasan@lycos.com

Lebih terperinci

tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 Latar Belakang suasana yang tidak kondusif membutuhkan tindakan protektif lebih ditingkatkan Dibutuhkan material pelindung tahan beban

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN Mastur 1, Khanif Setiyawan 2 1,2, ) Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Jl. Semingkir No. 1 Purwokerto

Lebih terperinci

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Serat Tunggal 4.1.1 Pengukuran diameter Serat Sisal Pengukuran diameter serat dilakukan untuk input data pada alat uji tarik untuk mengetahui tegangan tarik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI BAB TINJAUAN PUSTAKA Uji standard yang kita kenal saat ini diadpsi dari: SNI 09-1811-1998 9 (Indnesia); JIS T 8131-1977 (Jepang); ANSI Z 89.1-1997 (USA), dimana menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Irwan Nugraha Saputra 2109100100 Dosen Pembimbing : Putu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komposit tidak hanya komposit sintetis saja tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang dapat didaur ulang (renewable)

Lebih terperinci

Djati Hery Setyawan D

Djati Hery Setyawan D TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT ACAK ENCENG GONDOK DENGAN PANJANG SERAT 25 mm, 50 mm, 100 mm MENGGUNAKAN MATRIK POLYESTER Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM Suci Olanda, Alimin Mahyudin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV 3.1 Metodologi Optimasi Desain Tabung COPV Pada tahap proses mengoptimasi desain tabung COPV kita perlu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu melakukan

Lebih terperinci

benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,

benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan empat variabel spesimen tarik perlakuan alkali yaitu spesimen uji tarik dengan kode A, B, C dan D. Spesimen uji A ialah benda

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1 PEMBUATAN SAMPEL 4.1.1 Perhitungan berat komposit secara teori pada setiap cetakan Pada Bagian ini akan diberikan perhitungan berat secara teori dari sampel komposit pada

Lebih terperinci

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan 1 Pengaruh Variasi Fraksi Berat dan Panjang Serat Komposit Pelepah Kelapa dengan Matriks Polypropylene terhadap Kekuatan Tarik pada Proses Injection Moulding (The Effect of Weight Fraction Variations and

Lebih terperinci

ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS

ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen KOPERTIS W ilayah I Abstract Events that often occur in traffic accidents where the driver is falling from

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Saifullah Arief 1, Pratikto 2, Yudy Surya Irawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin UNISKA, Jl

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil

Lebih terperinci

Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50%

Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50% TUGAS AKHIR Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50% Tugas akhir ini disusun guna menenuhi sebagian syarat

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK GENTENG BETON DENGAN PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA Ita Sari M Simbolon dan Mara Bangun Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR

Lebih terperinci

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS Oleh : EDI ARIFIYANTO NRP. 2108 030 066 Dosen Pembimbing Ir.

Lebih terperinci

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case study: Sustainable Product Development for Motorcycle Cast Wheel Willyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 Ariansyah Pandu Surya 1, Lies Banowati 2 dan Devi M. Gunara 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Nurtanio

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri komposit di Indonesia dengan mencari bahan komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan komposit di Indonesia yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL SERAT PADA BAHAN FIBERGLASS TERHADAP KEKUATAN, KETANGGUHAN, DAN KEKERASAN MATERIAL. Oleh : WENDY TRIADJI NUGROHO *) ABSTRAK

PENGARUH MODEL SERAT PADA BAHAN FIBERGLASS TERHADAP KEKUATAN, KETANGGUHAN, DAN KEKERASAN MATERIAL. Oleh : WENDY TRIADJI NUGROHO *) ABSTRAK PENGARUH MODE SERAT PADA BAHAN FIBERGASS TERHADAP KEKUATAN, KETANGGUHAN, DAN KEKERASAN MATERIA Oleh : WENDY TRIADJI NUGROHO *) ABSTRAK Fiberglass merupakan bahan yang sudah dikenal luas penggunaanya. Ia

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya teknologi yang ditemukan dalam segala hal bertujuan untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas dari manusia yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass. 1 LAMPIRAN 1. Perhitungan Komposisi Komposit Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan. Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 16,5 x 12 x 0,5.cm 3. Dengan fraksi volume serat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan

Lebih terperinci

PRILAKU KEGAGALAN RODA GIGI LURUS AKlBAT BEBAN FATIK DAN IMPAK

PRILAKU KEGAGALAN RODA GIGI LURUS AKlBAT BEBAN FATIK DAN IMPAK PRILAKU KEGAGALAN RODA GIGI LURUS AKlBAT BEBAN FATIK DAN IMPAK TESIS OLEH T.BAFU 017015015/MTM lliperiksa SEKoLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 T.Hafli : prilaku kegagalan roda gigi

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur. KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan produk.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal. BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Serat Tunggal Hasil pengujian serat tunggal kenaf menurut ASTM D 3379 dirangkum pada Tabel 10. Tabel ini menunjukan bahwa, nilai kuat tarik, regangan

Lebih terperinci

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu 25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta

Lebih terperinci

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang Impact Toughness Test Sigit Ngalambang Definisi Ketangguhan (Toughness) Dalam ilmu material dan metalurgi, ketangguhan adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi pembebanan dari material tanpa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat F171 Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat Ika Wahyu Suryaningsih dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri. Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada

TINJAUAN PUSTAKA Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri. Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada umumnya jenis helmet yang digunakan oleh masyarakat di negara-negara

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045 ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045 Willyanto Anggono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh MAT - Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 1-17 Oktober Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh Paryanto Dwi Setyawan a, Sugiman b a,b Jurusan

Lebih terperinci

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON Vivi Angraini 1 dan Besman Surbakti 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Amud Jumadi 1, Budi Hartono 1, Gatot Eka Pramono 1 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Corresponding author : Amudjumadi91@gmail.com

Lebih terperinci

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS Jurnal Mechanical, Volume 5, Nomor 2, September 214 Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A111 Menggunakan Mata Bor HSS Arinal Hamni, Anjar Tri Gunadi, Gusri Akhyar Ibrahim Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO EFEK WAKTU PERLAKUAN PANAS TEMPER TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPAK BAJA KOMERSIAL Bakri* dan Sri Chandrabakty * Abstract The purpose of this paper is to analyze

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1) ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS R. Bagus Suryasa Majanasastra 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian dilakukan dengan variable tiga spesimen tarik dengan perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2 dan PM. Spesimen

Lebih terperinci

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES C.9. Pengaruh arah serat gelas dan bahan matriks (Carli, dkk.) PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES Carli *1), S. A. Widyanto 2), Ismoyo Haryanto

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER TUGAS AKHIR PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi Sampel Pada proses preparasi sampel terdapat tiga tahapan utama, yaitu proses rheomix, crushing, dan juga pembentukan spesimen. Dari hasil pencampuran dengan

Lebih terperinci

Pengoptimuman Parameter Proses Pembentukan Komposit Serat Buah Kelapa Sawit/Resin Polyester Menggunakan Metode Taguchi

Pengoptimuman Parameter Proses Pembentukan Komposit Serat Buah Kelapa Sawit/Resin Polyester Menggunakan Metode Taguchi Pengoptimuman Parameter Proses Pembentukan Komposit Serat Buah Kelapa Sawit/Resin Polyester Menggunakan Metode Taguchi Hendra suherman ), Yovial Mahyoeddin ), Puba Pratama ) Jurusan Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas Andi Saidah, Helmi Wijanarko Program Studi Teknik Mesin,Fakultas Teknik, Universitas 17

Lebih terperinci

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK)

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) Oleh Muftil Badri M 1, Bustami Syam 2, Samsul Rizal 3, Krishna Surya

Lebih terperinci

Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik

Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin) Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin) Mastariyanto Perdana a ), Jamasri Jurusan Teknik Mesin dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR Oleh : Mastariyanto Perdana Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi terdiri dari tiga spesimen dengan diberi tanda A-D. Adapun spesimen yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polisi tidur (speed bump) atau disebut juga sebagai alat pengurang kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 ANALISIS RESPON SPEED BUMP DARI BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) YANG DIKENAI BEBAN IMPAK JATUH BEBAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporan Tugas Akhir 3.1 Diagram Alir Proses Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 25 Penelitian ini ditunjang dengan simulasi komputer dari hasil penelitian komposit PE-serbuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil serta analisa dari pengujianpengujian yang telah dilakukan. 4.1. HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN TERHADAP AGREGAT 4.1.1. Hasil dan Analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 1 Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Bending Komposit Matriks Polipropilena Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 10% Pada Proses Injection Moulding (The Effect Of Fiber Length Variation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi selain membawa dampak positif dalam kehidupan manusia juga banyak menimbulkan dampak negatif yang merugikan manusia seperti di antaranya polusi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174 INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174 Lies Banowati

Lebih terperinci