BAB II EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)"

Transkripsi

1 BAB II EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) A. Pengertian Evaluasi Setiap perusahaan tentu menghendaki keberhasilan atas program yang sedang dijalankan. Program yang sedang dijalankan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan adalah program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia tentang mutu pelayanan pada nasabah. Untuk memverifikasi keberhasilan suatu program, manajer meminta agar kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM dievaluasi secara sistematis mengingat lemahnya evaluasi akan menjadi permasalahan yang serius dalam suatu kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM. 1 Evaluasi menurut Hadari Nawawi dalam buku Evaluasi dan Kinerja: Perusahaan dan Industri mengatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan pekerjaan yang hasilnya dijadikan umpan balik (feed back) untuk membuat keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Keputusan tersebut tidak sekedar berpengaruh, tetapi juga menentukan masa depan dalam bekerja, yang akan menjadi baik dan menyenangkan jika evaluasi kinerjanya dinilai berhasil, atau sebaliknya akan buruk apabila dinilai gagal, yang tidak mustahil 1 Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: Malang Pers, 2009), hlm

2 24 akan memperoleh sanksi bahkan mungkin akan mengalami pemutusan hubungan kerja. 2 Sedangkan Edi Suharto berpendapat dalam buku Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, menjelaskan evaluasi adalah indentifikasi keberhasilan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. 3 Sedangkan menurut Surya Dharma dalam buku Manajemen Kinerja mengatakan evaluasi merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan secara periodik dan ditentukan oleh organisasi. 4 Dalam pendapat lain, Zainul Asmawi dalam buku Penilaian Hasil Belajar mengartikan evaluasi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar. 5 Sedangkan menurut Dimyati Mujiono dalam buku Belajar dan Pembelajaran, mengatakan evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai atau manfaat melalui kegiatan penilaian. 6 Dengan demikian evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas kinerja suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Objek evaluasi pada BMT Mitra Umat Pekalongan adalah 2 Hadari Nawawi, Evaluasi dan Kinerja: Perusahaan dan Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm Edi Suharto, Membangun Masyarakar Memberdaya Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005), hlm Surya Dharma, Manajemen Kinerja: Falsafah Teori dan Penerapannya, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hlm Zainul Asmawi, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hlm.97 6 Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2002), hlm.45

3 25 pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, di mana melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai karyawan dari program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada BMT Mitra Umat Pekalongan. B. Metode Evaluasi dan Langkah Evaluasi 1. Metode Evaluasi Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program yang dikembangkan dalam suatu perusahaan perlu diadakan evaluasi, di antaranya evaluasi formatif dan sumatif. Para evaluator perusahaan termasuk manajer yang mengadakan evaluasi tentu sudah mengenal dengan baik apa yang dimaksud dengan evaluasi formatif dan sumatif. Hampir setiap bulan manajer melaksanakan evaluasi formatif dalam bentuk ulangan harian. Evaluasi tersebut dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan untuk masing-masing pokok bahasan. Metode evaluasi formatif dan sumatif menunjukkan adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif). a. Evaluasi formatif Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi evalualor maupun karyawan. Evaluasi formatif secara prinsip merupakan

4 26 evaluasi yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Evaluasi formatif harus mengarah kepada keputusan tentang perkembangan program termasuk perbaikan, revisi, dan semacamnya. 7 Evaluasi formatif merupakan suatu metode untuk menilai layak atau tidak program yang sedang dikembangkan. Evaluasi formatif ini merupakan bagian dari evaluasi yang berfokus pada proses suatu kegiatan. Tujuan evaluasi formatif ini adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. 8 Dengan demikian evaluasi formatif pada dasarnya dilakukan dengan cepat. Manajer harus memantau seberapa jauh tujuan yang telah tercapai. Evaluasi Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pelatihan dan pengembangan SDM serta prestasi kerja karyawan. b. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang digunakan untuk menilai sampai di mana pencapaian karyawan terhadap materi pelatihan dan pengembangan yang telah diajarkan. Evaluasi sumatif merupakan suatu metode menilai suatu program yang dilakukan pada akhir 7 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1997), hlm.78 8 Ibid, Soekidjo Notoatmodjo, hlm.79

5 27 kegiatan untuk mengambil keputusan tentang kelanjutan program, apakah program akan berhenti atau tetap dilanjutkan. 9 Evaluasi sumatif ini bagian dari evaluasi yang berfokus pada hasil suatu kegiatan yang dikembangkan. Tujuan evaluasi sumatif ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh program yang telah dikembangkan sebelumnya dapat memberikan hasil pada karyawan. Berbeda dengan evaluasi formatif yang lebih menekankan pada proses penguasaan karyawan dalam suatu kegiatan, evaluasi sumatif lebih menekankan hasil pencapaian karyawan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi sumatif ini berfungsi untuk grading clacement dan promotion. Dalam hal motivasi, evalusi sumatif sangat menguntungkan bagi karyawan yang memperoleh prestasi yang tinggi. Secara umum tujuan evaluasi sumatif bukan untuk membantu karyawan meningkatkan pencapaian tujuan, tetapi untuk memberikan reward kepada mereka. 10 Reward yang diperoleh karyawan dapat digunakan untuk membuat perbandingan pencapaian antar karyawan. Evaluasi sumatif juga dapat dijadikan petunjuk, apakah karyawan dapat menguasai program yang dikembangkan atau tidak. 2. Langkah Evaluasi Formatif dan Sumatif Secara ringkas proses evaluasi formatif dan sumatif dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 9 Ibid, Soekidjo Notoatmodjo, hlm Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm.213.

6 28 a. Penentuan tujuan evaluasi Dalam melakukan program yang dikembangkan perusahaan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan evaluasi, misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta dalam kompetensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya. 11 b. Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation) Evaluasi ini dilakukan dengan wawancara yang dilakukan secara perorangan oleh evaluator terhadap beberapa peserta di mana secara satu persatu peserta diminta untuk memberikan komentarnya mengenai program yang sedang dikembangkan. 12 c. Evaluasi kelompok kecil (small group) Evaluasi di mana evaluator mengujicobakan suatu program pada kelompok peserta dan menilai performance dan memberikan komentar kepada peserta lain. 13 C. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Islam memandang ilmu sebagai dasar penentuan martabat dan derajat seseorang dalam kehidupan. Allah SWT memerintahkan kepada Rasulnya untuk senantiasa meminta tambahan ilmu. Dengan tambahan ilmu, akan meningkatkan pengetahuan seseorang terhadap berbagai dimensi kehidupan, 11 Ibid, Meldona, hlm Ibid, Meldona, hlm Ibid, Meldona, hlm.260.

7 29 baik ukuran dunia atau agama. Sehingga, ia akan mendekatkan diri dan lebih mengenal Allah SWT serta meningkatkan kemampuan dan kompetensinya dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 14 Pelatihan dan pengembangan dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu untuk meningkatkan kinerja karyawan, di mana Islam mendorong umatnya untuk bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia maka kedua belah pihak akan memperoleh manfaat dan kebaikan yang besar, karyawan akan merasa dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk menjaga kepercayaan yang diberikan, sedangkan manajer akan mendapat hasil maksimal dari terselesaikannya pekerjaan dengan baik. Hal ini telah dicantumkan dalam Al- Quran dan dijabarkan oleh hadits sebagai berikut: Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (QS.Yusuf: 55). Ayat tersebut didukung hadits Bukhari: ق ال ك ي ف ا ض اع ت ه ا ي ا ر س ول الل ه ق ال ا ذ ا ا س ن د ال ا م ر ا ل ى غ ي ر ا ه ل ه ف ان ت ظ ر الس اع ة Rasulullah SAW bersabda: Apabila suatu pekerjaan atau jabatan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kerusakan atau kehancurannya. (HR.Bukhari) Moh.Rifa i, Al-Qur an dan Terjemah, (Semarang: CV.Wicaksana, 1999), hlm Al-Imam Zainuddin Ahmad Lhatif, Muhtasor Shahih Muslim, (Bandung: Mizan, 2004), Cet.ke-9, hlm.29

8 30 Dengan demikian, jelas bahwa islam pun mendorong untuk melakukan pelatihan dan pengembangan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. 16 Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan satu fasilitas yang diberikan kepada karyawan lembaga keuangan syariah dengan tujuan bukan hanya kepentingan karyawan itu sendiri, melainkan lebih banyak demi terciptanya cita-cita lembaga tersebut dalam jangka panjang dan jangka pendek. 1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan adalah program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok, dan berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi. 17 Menurut Hadari Nawawi, dalam buku Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif Mengatakan pelatihan adalah proses melengkapi para pekerja dengan keterampilan khusus atau kegiatan membantu para pekerja dalam memperbaiki pelaksanaan pekerja yang tidak efisien. 18 Sedangkan menurut Mutiara S. Panggabean, dalam buku Menejemen Sumber Daya Manusia menyatakan pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan 16 Ibid, Al-Imam Zainuddin Ahmad Lhatif, hlm Hadari Nawawi, Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, (Yogyakarta: Gadjah mada University, 2001), Cet.III, hlm Ibid, Hadari Nawawi, hlm.209.

9 31 keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjannya sekarang. 19 Angela M. Thomas berpendapat dalam bukunya Coaching for Staff Development, Pelatihan untuk Pengembangan Karyawan pelatihan merupakan satu dari sejumlah cara terpenting yang dilakukan oleh para manajer untuk merangsang pengembangan karyawannya. 20 Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo dalam buku Pengembangan Sumber Daya Manusia menjelaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu kondisi yang harus ada dan terjadi di suatu organisasi. Namun demikian dalam pelaksanaan pengembangan SDM ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor, baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari luar organisasi yang bersangkutan. 21 Edy Sutrisno dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan pengembangan sumber daya manusia merupakan proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan pekerjaan yang 19 Mutiara S. Panggabean, Menejemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), Cet.I, hlm Angela M. Thomas, Coaching for Staff Development, Pelatihan untuk Pengembangan Karyawan, (Yogyakarta: kanisius, 1997), hlm Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1998), hlm.8.

10 32 lebih baik. Pengembangan SDM mengarah pada kesempatan-kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja. 22 Walaupun pelatihan dan pengembangan mempunyai kesamaan dalam metode yang digunakan dalam pembelajaran, namun dalam beberapa hal dapat dibedakan. Pelatihan lebih berorientasi pada pekerjaan saat ini, fokusnya kepada pekerjaan seseorang saat ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan tertentu dan kemampuan untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sesegera mungkin. Sedangkan pengembangan SDM lebih berorientasi pada masa depan dan lebih perduli terhadap pendidikan, yaitu terhadap peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterpretasi pengetahuan bukan mengajarkan keterampilan teknis. Dengan demikian, pengembangan SDM lebih kepada pertimbangan kepribadian karyawan, bukan kepada peningkatan kemampuan Jenis dan Metode Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia a. Jenis pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, yaitu: pelatihan dan pengembangan tingkat mikro, pelatihan dan pengembangan ini diselenggarakan oleh dan untuk perusahaan sendiri, sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kemampuan para pekerja dalam melaksanakan seluruh beban atau volume kerja agar dapat mewujudkan eksistensinya. 22 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 1997), hlm Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), Cet.1, hlm.51.

11 33 b. Metode Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the job training dan off the job training. 1) On the job training On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya ditempat kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi program magang, rotasi pekerjaan dan coaching. 24 a) Program Magang Program magang menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi yang didapatkan dari ruang kelas. Seorang karyawan baru ditugaskan pada karyawan yang ada saat ini selama jangka waktu yang ditentukan. Selama periode tersebut karyawan baru bekerja di bawah pengawasan anggota organisasi regular dan diharapkan setahap demi setahap memperoleh keahlian yang berkaitan Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm.46.

12 34 b) Rotasi Pekerjaan Karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain dalam jangka waktu yang direncanakan. Hal ini merupakan salah satu cara pengembangan karyawan. Dengan rotasi jabatan seorang karyawan ditugaskan memegang jabatan yang berbeda dari waktu ke waktu. Selain karyawan memahami pelaksanaan berbagai tugas agar mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang luas mengenai berbagai jabatan dan bagian operasional serta pengelolaan lembaga keuangan tersebut. 26 c) Coaching Coaching yaitu teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktik langsung dengan orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang dilatih. 27 2) Off the job training Off the job training merupakan pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Program ini memberikan individu dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja regular mereka. Off the job training, meliputi program study kasus dan seminar. 26 Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm.47.

13 35 a) Study kasus Metode ini disajikan kepada petatar masalah-masalah perusahaan secara tertulis kemudian petatar menganalisis kasus tersebut secara pribadi, mendiagnosis masalah dan menyampaikan penemuan dan pemecahannya di dalam sebuah diskusi. b) Seminar Metode ini bertujuan mengembangkan keahlian, kecakapan karyawan untuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain. Karyawan dilatih agar dapat mempersepsi dan mengevaluasi serta memberikan saran-saran, menerima atau menolak pendapat atau usulan orang lain Manfaat dan Tujuan Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sebagaimana kita ketahui bahwa pelatihan dan pengembangan SDM yang diberikan oleh perusahaan mempunyai manfaat yang besar pada perkembangan perusahaan diantaranya: a. Meningkatkan kinerja karyawan yang telah memiliki potensi dalam mengerjakan tugas perusahaan, b. Meningkatkan kompetensi antar karyawan untuk mencapai tujuan target perusahaan Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm Ubaydillah, Manfaat Pelatihan bagi Karyawan, Bandung: Sabtu, 22 Februari 2014, hlm.1.

14 36 Sementara menurut Manulang, seperti dikutip dalam Jurnal Manajemen memberikan batasan tentang manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan organisasi atau perusahaan terhadap karyawannya, antara lain: a) Memperbaiki metode dan sistem kerja b) Menaikkan tingkat penghasilan c) Mengurangi keluhan konsumen d) Memperbaiki komunikasi e) Meningkatkan pengetahuan karyawan f) Mewujudkan kerjasama yang baik. 30 Manfaat lain yang diperoleh dari pelatihan dan pengembangan SDM yang dilaksanakan oleh setiap organisasi atau perusahaan menurut Supri Hartono dalam Jurnal Manajemen, antara lain: a) Kenaikan produktivitas baik kualitas maupun kuantitas Tenaga kerja dengan program pelatihan dan pengembangan SDM diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa sehingga produktivitas baik dari segi jumlah maupun mutu dapat meningkat b) Kenaikan moral kerja c) Mengembangkan pertumbuhan pribadi Jurnal Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Journal-sdm, blogspot.com), Jumat, 21 Februari 2014, hlm Jurnal Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Journalsdm.blogspot.com), Jumat, 21 Februari 2014, hlm.12.

15 37 Tujuan umum dari pelatihan dan pengembangan SDM menurut Moekijat antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif dan lebih efisien, 2. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerjasama antar karyawan dan pimpinan. 32 Sementara menurut Mutiara S. Panggabean lebih detail dijelaskan tujuan pelatihan dan pengembangan pada umumnya dilakukan untuk kepentingan tiga pokok yaitu karyawan, perusahaan dan konsumen. a. Bagi Karyawan 1) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan. 2) Meningkatkan moral karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. 3) Memperbaiki kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. 4) Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan, baik perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya manusianya. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan 32 Jurnal Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia,( Jakarta:Journalsdm.blogspot.com), Jumat, 21 Februari 2014, hlm.9.

16 38 diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru. Manajer di semua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan teknologi yang baik membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif. 5) Peningkatan karier karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerja lebih baik. 6) Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kanaikan gaji didasarkan prestasi. 33 b. Bagi Perusahaan 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. Dengan pelatihan dan pengembangan perusahaan melakukan upaya bersama untuk secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan perusahaan. 2) Penghematan. Pelatihan dan pengembangan dapat mengurangi biaya produksi karena pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan karyawan (teknis, manusia, dan konseptual). Jika karyawan lebih terampil, maka bekerjanya lebih cepat selesai. 33 Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm.41

17 39 3) Mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan. Dengan pelatihan dan pengembangan dapat dikurangi kerusakan barang, produksi, mesin dan tingkat kecelakaan karyawan karena keterampilan karyawan telah meningkat. Hal ini dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. 4) Memperkuat komitmen karyawan. Organisasi yang gagal menyediakan pelatihan dan pengembangan akan kehilangan karyawan yang berorientasi pencapaian yang merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan untuk promosi dan akhirnya memilih keluar untuk mencari perusahaan lain yang menyediakan pelatihan bagi kemajuan karier mereka. c. Bagi Konsumen 1) Konsumen akan memperoleh produk yang lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitas. 2) Meningkatkan pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan perusahaan yang bersangkutan. Ini berarti bahwa dengan adanya pelatihan dan pengembangan akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi konsumen. Mereka dapat memperoleh produk pelayanan yang lebih bagi konsumen. Mereka dapat memperoleh produk atau pelayanan yang lebih baik pada waktunya Ibid, Mutiara S. Panggabean, hlm.43.

18 40

BAB IV ANALISIS EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG MUTU PELAYANAN PADA NASABAH

BAB IV ANALISIS EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG MUTU PELAYANAN PADA NASABAH BAB IV ANALISIS EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG MUTU PELAYANAN PADA NASABAH A. Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan SDM secara Formatif pada BMT Mitra Umat Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang profesional, baik dan benar. Masih banyak SDM lembaga

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang profesional, baik dan benar. Masih banyak SDM lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan lembaga keuangan syariah adalah terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk membangun lembaga keuangan syariah yang profesional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI Orientasi dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan kerja atau proses pengenalan dengan teman lama, dan dapat di definisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan yang saat ini sedang berkembang pesat membuat persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan dapat di peroleh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Manusia dalam hidup mempunyai kebutuhan mendasar yang tidak mungkin dapat dihilangkan, karena kebutuhan tersebut mendasari perilaku

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan memiliki peranan penting hampir disetiap kegiatan ekonomi. Lembaga keuangan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. 1

BAB I PENDAHULUAN. saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi ini, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pertama yaitu uji Box s M. Karena nilai sig hitung Box s M pada fixed factors

BAB V PEMBAHASAN. pertama yaitu uji Box s M. Karena nilai sig hitung Box s M pada fixed factors BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh tingkat pendidikan, jenis usaha, dan jumlah penghasilan pedagang Pasar di Kecamatan Kenjeran Surabaya secara simultan terhadap pemilihan tempat pembiayaan melalui BMT dan peminjaman

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menejemen. Akhir-akhir mulai di perkenalkan sebagai suatu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. menejemen. Akhir-akhir mulai di perkenalkan sebagai suatu pendekatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu cabang ilmu menejemen. Akhir-akhir mulai di perkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada dasarnya pendekatan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia membutuhkan pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Syariah merupakan lembaga keungan layaknya Bank Konvensional tetapi menggunakan prinsip syariah yaitu keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan. Kegiatan utama bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Defenisi Peranan Berdasarkan referensi yang ada, belum ada kesatuan persepsi tentang arti kata peranan, karena itu dalam rangka menyatukan persepsi, maka berikut ini akan disajikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Switching Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif di dunia kecantikan, dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan keunggulan yang hampir sama, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan bentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan

BAB V PEMBAHASAN. bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti telah terbukti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan kepuasan kerja terhadap komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO A. Analisis Penerapan Bagi Hasil dalam Pembiayaan Musha>rakah di BMT An- Nur Rewwin

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, yang dimulai sejak lahirnya ke dunia sampai kembali ke liang lahat, baik ilmu agama maupun yang

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS REKRUTMEN TENAGA KERJA PADA KJKSBINAMATLOGOSARI SEMARANG. A. Analisis Terhadap Pelaksanaan Rekrutmen Tenaga Kerja pada

BAB IV ANALISIS REKRUTMEN TENAGA KERJA PADA KJKSBINAMATLOGOSARI SEMARANG. A. Analisis Terhadap Pelaksanaan Rekrutmen Tenaga Kerja pada BAB IV ANALISIS REKRUTMEN TENAGA KERJA PADA KJKSBINAMATLOGOSARI SEMARANG A. Analisis Terhadap Pelaksanaan Rekrutmen Tenaga Kerja pada KJKSBINAMATlogosari Semarang 1. Proses Rekrutmen Rekrutmen merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL AKAD MURA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada si terdidik, baik jasmani maupun rohani, diarahkan kepada suatu tujuan positif dan mampu mengembangkan

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor: 143-K/PM. III-19/AD/IX/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO 65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses kegiatan belajar mengajar di kelas bagi siswa tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang-kadang lancar, kadangkadang tidak, kadang-kadang menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan memiliki kelebihan. Disamping terdapat kelebihannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia mempunyai tujuan yang sangat mulia, yaitu menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun. Manusia juga diberi pedoman

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan tentang pendidikan sampai saat sekarang ini masih sangat aktual dan terus menerus masih relevan sampai masa yang akan datang, karena setiap manusia

Lebih terperinci

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING 53 BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING A. Analisis Terhadap Peran Badan Anggaran Menurut UU No. 27 / 2009 Tentang Susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan

Lebih terperinci

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HAK KHIYA>R KONSUMEN TERHADAP SISTEM RETUR DALAM JUAL BELI FASHION HIJAB SECARA ONLINE MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Hak Khiya>r Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman

Lebih terperinci

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1436 H_2015 M Keutamaan Membaca dan Merenungkan Ayat Al-Kursi حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam, karena Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Dalam menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan ini sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan bekal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu i STUDI KORELASI KECERDASAAN EMOSI (EQ) DAN PRESTASI BELAJAR RANAH AFEKTIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan bentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus-menerus mampu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus-menerus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah bergulir, dominasi teknologi informasi sebagai infrastruktur menjadi sahabat para pelaku bisnis, ekonomi akan lebih berbasis pada pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]: ي ا أ ي ه ا آم ن وال إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ي ل م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN MOTIVASI DAN PROFESIONALITAS KARYAWAN DALAM PERPEKTIF MANAJEMEN SYARI AH DI BMT NUR INSAN MANDIRI

SISTEM PENGEMBANGAN MOTIVASI DAN PROFESIONALITAS KARYAWAN DALAM PERPEKTIF MANAJEMEN SYARI AH DI BMT NUR INSAN MANDIRI SISTEM PENGEMBANGAN MOTIVASI DAN PROFESIONALITAS KARYAWAN DALAM PERPEKTIF MANAJEMEN SYARI AH DI BMT NUR INSAN MANDIRI BAKI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman Publication: 1434 H_2013 M PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM A. Persamaan dalam Pertanggung Jawaban Tersangka yang Diduga Mengidap

Lebih terperinci

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Khutbah Pertama Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Mari pada kesempatan yang berharga ini kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita memohon agar Allah SWT. menghidupkan kita dalam ketakwaan

Lebih terperinci

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting untuk mamajukan masa depan suatu bangsa. Suatu bangsa dianggap maju karena didalamnya terdapat pendidikan yang baik dan bermutu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberikan dampak terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa penurunan laba dan bahkan tidak

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA 56 BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Penerapan Akad Bayʽ Bithaman Ajil dalam Peningkatan Keuntungan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Etos Kerja adalah pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan ASRORI, MA.

Etos Kerja adalah pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan ASRORI, MA. Modul ke: 01Fakultas FIKOM Etos Kerja adalah pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan ASRORI, MA. Program Studi Teknik Arsitektur Bagian Isi Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014 MeNCiNTai A H L U B A I T هللا ىلص NABI حفظو هللا Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA Publication: 1436 H_2014 M هللا ىلص Mencintai AHLUL BAIT Rasulullah Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA Disalin dari Majalah

Lebih terperinci

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. ذ ذ ه ا ل ي ن ا م ن و ام ن ك م ف ع ا لل ي ر ر جت ع ل م د وال ت و و ا ل ي ن ا Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang sering dikenal selalu berhubungan dengan ilmu di bidang lainnya. Dengan mempelajari Matematika, otak dilatih untuk berpikir

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan yang pada hakikatnya adalah membudayakan manusia. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pendidikan menjadi salah satu program utama dalam pembangunan nasional. Maju dan berkembangnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh keadaan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu

BAB V PEMBAHASAN. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu BAB V PEMBAHASAN Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu mengetahui besarnya pengaruh secara simultan dan parsial serta pengaruh yang paling dominan dari faktor kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya

BAB V PEMBAHASAN. A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya BAB V PEMBAHASAN A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya Tulungagung Dalam bab ini akan disajikan beberapa uraian pembahasan yang sesuai dengan hasil penelitian, sehingga

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN HARGA JUAL BENSIN MELEBIHI BATAS HARGA RESMI DARI PEMERINTAH DI DESA SAWAHMULYA KECAMATAN SANGKAPURA (PULAU BAWEAN) KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Faktor

Lebih terperinci