ANALISIS ARUS KAS KEGIATAN OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ARUS KAS KEGIATAN OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR"

Transkripsi

1 ANALISIS ARUS KAS KEGIATAN OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR OPERATING CASH FLOW ANALYSIS IN DETECTING REAL ACTIVITIES MANIPULATION AND ITS IMPACT ON MARKET PERFORMANCE Nessie Diera Hertha 1, Willy Sri Yuliandhari 2 1 Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom 2 Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom 1 nessiedierahertha@students.telkomuniversity.ac.id 2 willyyuliandhari@telkomuniversity.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi terhadap kinerja pasar perusahaan. Manajemen laba merupakan fenoma yang dikenal dan berkembang di seluruh dunia sejalan dengan perkembangan bisnis. Hal ini pernah terjadi pada PT. Kimia Farma Tbk (2002), PT. Indofarma Tbk (2004) dan Tesco Supermarket Ltd (2013). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari pemeringkatan SWA100 tahun Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana. Model manipulasi aktivitas riil yang digunakan adalah berdasarkan model Roychowdhury (2006). Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti menggunakan model regresi untuk menentukan arus kas kegiatan operasi normal dan abnormal. Kemudian, satistik deskriptif, regresi, one sample t-test, dan two independent sample t-test digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar. Selain itu, dampak dari manipulasi aktivitas riil terhadap kinerja pasar menunjukkan bahwa perusahaan yang cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil mempunyai kinerja pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Kata kunci: arus kas kegiatan operasi, manipulasi aktivitas riil, kinerja pasar. Abstract This research is aimed to examine the effect of manipulation of real activities through cash flow operations of the company s market performance. Earnings management is a known phenomenon and develop throughout the world in line with the development of the business world. It is ever happened on PT. Kimia Farma Tbk (2002), PT. Indofarma Tbk (2004) and Tesco Supermarket Ltd (2013). This research is using secondary data taken from the SWA100 rating of The data are collected using purposive sampling method. The analysis of this research employs simple regression. The real activities manipulation model based on Roychowdhury s model (2006). Prior to test the hypotheses, the researcher employed regression model to determine normal and abnormal cash flow from operating activities. Then, descriptive statistics, regressions, one sample t-test, and two independent sample t-test are used to answer the problems. Result show that manipulation of real activities through cash flow operations do not have effect of the company s market performance. Moreover, the impact of real activities manipulation on market performance shows firms that are more likely executing real activities manipulation have higher market performance than their counterparts. Keywords: operating cash flow, real activities manipulation, market performance.

2 1. Pendahuluan a. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal memiliki fungsi sebagai sarana dan prasarana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien, suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat (Hartono, 2006: 25-26). Pelaku pasar modal memerlukan informasi dari laporan keuangan untuk mengambil keputusan investasi dalam suatu perusahaan. Perusahaan publik mempunyai kewajiban melaporkan apa yang telah dilakukan manajemen atas sumber daya perusahaan. Laporan tersebut berupa laporan keuangan tentang laporan-laporan rutin dan laporan-laporan khusus yang menerangkan peristiwa penting yang terjadi. Berdasarkan kenyataan yang ada, investor dan calon investor cenderung memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan keuangan tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut di dapatkan (Koyuimirsa, 2011). Agmarina (2011) juga menyatakan bahwa manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik (pemegang saham), karena manajer memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwaperistiwa signifikan yang terjadi. Ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder yang pada umumnya sebagai pengguna informasi (user) disebut asimetri informasi (information assymmetry). Asimetri informasi antara pihak manajemen dan pemilik perusahaan memberi keleluasaan dan kesempatan kepada manajer untuk melakukan rekayasa yang disebut dengan istilah rekayasa laba atau manajemen laba (earning management). Tujuan dari manajemen laba adalah untuk menghindari kerugian, mendapatkan kompensasi, memenuhi target laba, dan analyst forecast (Oktorina, 2009). Gunny (2005) menyatakan bahwa manajemen laba dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Manipulasi akrual dapat terdeteksi oleh auditor, investor, ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan manipulasi aktivitas riil (real activities manipulation). Teknik manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil adalah dengan manipulasi arus kas operasi yang dapat dilakukan dengan manipulasi penjualan. Roychowdhury (2006) mendefinisikan manipulasi penjualan sebagai usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dengan menawarkan potongan harga dan memperlunak kredit yang diberikan. Peningkatan volume penjualan akibat penawaran potongan harga pada waktu tertentu akan menyebabkan arus kas masuk menjadi lebih besar. Namun, arus kas masuk per penjualan lebih rendah dari arus kas per penjualan normal karena potongan bersih yang berasal dari tambahan penjualan. Dengan kata lain, sebenarnya terjadi penurunan margin. Penurunan margin akibat potongan harga menyebabkan biaya produksi relatif terhadap penjualan menjadi tinggi secara abnormal (Gultom, 2013). Volume penjualan yang meningkat menyebabkan laba tahun berjalan tinggi namun arus kas menurun karena arus kas masuk kecil akibat penjualan kredit dan potongan harga. Oleh karena itu, aktivitas manajemen penjualan menyebabkan arus kas kegiatan operasi periode sekarang menurun dibandingkan dengan level penjualan normal dan pertumbuhan abnormal dari piutang. b. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana arus kas operasi abnormal, return, abnormal return, dan CAR (Cummulative Abnormal Return) pada perusahaan sektor manufaktur periode sehinggadapat mengetahui apakah terdapat perusahaan manufaktur yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi? 2) Apakah arus kas operasi abnormal berpengaruh terhadap return? 3) Apakah arus kas operasi abnormal berpengaruh terhadap abnormal return? 4) Apakah arus kas operasi abnormal berpengaruh terhadap CAR (Cummulative Abnormal Return)? 5) Apakah perusahaan manufaktur yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi? 2. Telaah Literatur a. Manipulasi Aktivitas Riil dan Arus Kas Kegiatan Operasi Dalam penelitian yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006) menjelaskan bahwa manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Manajemen akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui seberapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Manajemen laba riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui aktvitas perusahaan sehari-sehari selama periode akuntansi. Pergeseran dari manjemen laba akrual ke

3 manajemen laba riil ini menurut Oktorina (2009) didasari karena manipulasi akrual dapat terdeteksi oleh auditor, investor, ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Dengan melakukan manipulasi akrual perusahaan akan berisiko jika realisasi akhir tahun melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk manipulasi akrual setelah akhir periode fiskal. Pendapat ini didukung oleh penelitian Roychowdhury (2006) menjelaskan faktor penyebab terjadinya pergeseran penggunaan manajemen laba akrual ke manajemen laba riil. Pertama, manajemen laba akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor dan regulator dibanding dengan keputusan-keputusan riil, seperti dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi. Kedua, manajer yang mengandalkan pada manajemen laba akrual saja akan berisiko jika target laba yang diinginkan tidak dapat tercapai walaupun telah melakukan manajemen laba akrual. Sedangkan manajemen laba riil dapat terjadi sepanjang periode akuntansi berjalan melalui aktivitas perusahaan sehari-hari, tanpa menunggu akhir periode, sehingga manajer akan mudah untuk mencapai target laba yang diinginkan. Terdapat beberapa teknik manipulasi aktivitas riil yang dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006), yaitu: 1. Biaya produksi Manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi dapat dilakukan dengan melakukan produksi besar-besaran (overproduction). Overproduction adalah suatu usaha meningkatkan produksi dengan tujuan melaporkan harga pokok penjualan yang lebih rendah (Gultom, 2013). Manajer dari perusahaan manufaktur dapat melakukan produksi besar-besaran yaitu memproduksi barang lebih besar daripada yang dibutuhkan dengan tujuan mencapai permintaan yang diharapkan sehingga laba dapat meningkat. Produksi dalam skala besar menyebabkan biaya overhead tetap dibagi dengan jumlah unit barang yang besar sehingga rata-rata biaya per unit dan harga pokok penjualan menurun. Penurunan harga pokok penjualan ini akan berdampak pada peningkatan margin operasi. Dampak lain dari penurunan harga pokok per unit barang yang diproduksi besar-besaran adalah arus kas kegiatan operasi lebih rendah dari pada penjualan normal (Oktorina, 2009). 2. Biaya diskresioner Menurut Gultom (2013) biaya diskresioner adalah beban bagi perusahaan saat periode terjadinya pengeluaran tersebut atau yang disebut dengan period costs dimana pihak manajemen memiliki kendali dalam menentukan besarnya beban tersebut. Biaya diskresioner ini seperti biaya promosi atau iklan, biaya penelitian dan pengembangan (research and development), serta biaya penjualan, umum, dan administrasi. Dengan kendali yang dimilikinya, pihak manajemen dapat mengurangi biaya-biaya diskresioner ini untuk mengurangi beban yang dilaporkan dan meningkatkan laba. Hal ini kemungkinan besar terjadi apabila biaya-biaya tersebut tidak menghasilkan pendapatan dan laba dengan segera. 3. Manipulasi Penjualan Teknik manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi dapat dilakukan dengan manipulasi penjualan. Roychowdhury (2006) mendefinisikan manipulasi penjualan sebagai usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dengan menawarkan potongan harga dan memperlunak kredit yang diberikan. Peningkatan volume penjualan akibat penawaran potongan harga pada waktu tertentu akan menyebabkan arus kas masuk menjadi lebih besar. Namun, arus kas masuk per penjualan lebih rendah dari arus kas per penjualan normal karena potongan bersih yang berasal dari tambahan penjualan. Dengan kata lain, sebenarnya terjadi penurunan margin. Penurunan margin akibat potongan harga menyebabkan biaya produksi relatif terhadap penjualan menjadi tinggi secara abnormal (Gultom, 2013). Cara lain yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan menawarkan kredit yang lebih ringan, seperti menawarkan tingkat bunga kredit yang lebih rendah pada akhir tahun fiskal (Gultom, 2013). Volume penjualan yang meningkat menyebabkan laba tahun berjalan tinggi namun arus kas menurun karena arus kas masuk kecil akibat penjualan kredit dan potongan harga. Oleh karena itu, aktivitas manajemen penjualan menyebabkan arus kas kegiatan operasi periode sekarang menurun dibandingkan dengan level penjualan normal dan pertumbuhan abnormal dari piutang. b. Manipulasi Aktivitas Riil dan Kinerja Pasar Kinerja keuangan suatu perusahaan antara lain dapat diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut menghasilkan laba, dihubungkan dengan penjualan maupun investasi. Dengan kata lain, kinerja adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada suatu periode tertentu, yang juga merupakan cerminan dari efektivitas pengelolaan perusahaan (Himawan, 2006). Menurut Suta (2006) dalam Koyuimirsa (2011) pengukuran kinerja keuangan digolongkan menjadi dua, yaitu kinerja akuntansi dan kinerja pasar. Kinerja akuntansi dapat diukur melalui pertumbuhan

4 penjualan, profitabilitas, return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS). Sedangkan kinerja pasar dapat diukur melalui return saham, likuiditas saham, distribusi daham, dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitian ini kenerja pasar diukur dari tingkat pengembalian investasi (return) jangka panjang perusahaan, abnormal return, dan cummulative abnormal return (CAR). c. Kerangka Pemikiran Manipulasi aktivitas riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari selama periode akuntansi berjalan. Tujuannya adalah untuk menghindari melaporkan kerugian dengan menggunakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laba yang dilaporkan. (Aggraini, 2011). Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada aktivitas operasi karena arus kas dari kegiatan operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan, yang melibatkan pengaruh arus kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi. Dengan demikian rumusan hipotesis dijabarkan sebagai berikut: H a1 : Arus kas operasi abnormal berpengaruh signifikan terhadap return. Livnat (1990) dalam Yocelyn (2012) menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi menentukan apakah dari kegiatan operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber dari luar. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang akan memberikan sinyal positif kepada investor akan membeli saham perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan return saham. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa arus kas dari kegiatan operasi mempunyai hubungan yang positif dengan return saham. H a2 : Arus kas operasi abnormal berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Abnormal return merupakan kelebihan dari return ysng sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Abnormal return dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai reaksi pasar terhadap informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan. Inawati (2014) menyatakan bahwa jika arus kas operasi meningkat setiap tahunnya, maka hal ini akan memberikan dampak positif terhadap harga saham. H a3 : Arus kas operasi abnormal berpengaruh signifikan terhadap Cummulative Abnormal Return (CAR). Cummulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing masing sekuritas. Dalam penelitian Oktorina (2009) memperoleh hasil bahwa perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil memiliki CAR yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil. Perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil. Oleh karena itu, manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap CAR. Pemaparan kerangka pemikiran dalma bentuk paradigma penelitian tersaji dalam Gambar 1: Gambar 1. Kerangka Pemikiran d. Metodologi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang berturut-turut termasuk ke dalam SWA100 Indonesia s Best Wealth Creators pada periode tahun Berikut adalah kriteria-kriteria yang dipilih untuk menjadi sampel penelitian, yaitu: 1. Perusahaan manufaktur yang termasuk ke dalam SWA100 Indonesia s Best Wealth Creators selama periode Perusahaan manufaktur yang berturut-turut termasuk ke dalam SWA100 Indonesia s Best Wealth Creators selama periode dan mempublikasikan laporan keuangan dari periode tahun (periode akuntansi satu tahun sebelum SWA melaporkan perusahaan terbaik karena SWA mendasarkan perusahaan terbaik dari laporan keuangan periode akuntansi tahun sebelumnya).

5 Pengukuran Manipulasi Aktivitas Riil Untuk mengindikasikan perusahaan yang cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi diukur melalui arus kas operasi abnormal (ABN_CFO). Arus kas operasi normal diperoleh dari selisih antara arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala dengan total aktiva satu tahun sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas kegiatan operasi normal. Arus kas kegiatan operasi normal dihitung dengan menggunakan model persamaan regresi, mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006): Keterangan: CFO t / A t-1 = α (1/ A t-1 ) + β 1 (S t / A t-1 ) + β 2 (S t-1 / A t-1 ) + ε t CFO t / A t-1 α (1/ A t-1 ) = Arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. = Intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0. (S t / A t-1 ) = Penjualan bersih pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. (S t-1 / A t-1 ) = Penjualan bersih pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. ε t = error Untuk mengetahui perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui kegiatan operasi dan yang tidak, dilihat dari rerata arus kas kegiatan operasi abnormal perusahaan tersebut. Apabila rerata arus kas kegiatan operasi abnormal sampel berada di bawah 0 maka sampel diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi sedangkan sampel yang berada di atas 0 berarti sampel diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Pengukuran Kinerja Pasar Kinerja pasar diukur menggunakan CAR (Cummulative Abnormal Return). CAR merupakan akumulasi dari abnormal return, sehingga sebelum menghitung CAR terlebih dahulu perlu dihitung return dan abnormal return. a. Return Sedangkan menurut Agmarina (2011) kinerja pasar merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang diukur dari tingkat investasi (return) jangka panjang perusahaan atau return saham. Tingkat pengembalian yang diharapkan dapat dilihat dari harga pasar yang ditentukan dan disesuaikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor. Untuk para investor tingkat pengembalian yang diharapkan sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan, oleh karena itu investor mau membayar harga pasar yang sekarang berlaku untuk sekuritas tersebut. Untuk menghitung return dapat menggunakan rumus: (H t H t-1 ) R i,t = H t-1 Keterangan : R i,t H t H t-1 = Return sesungguhnya pada hari t = Harga saham hari t = Harga saham hari sebelumnya Pada pasar yang efisien peningkatan jumlah laba akan direaksi positif oleh pasar sehingga harga pasar saham perusahaan akan naik, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah

6 return yang diperoleh oleh para pemegang saham (Koyuimirsa, 2011). Dengan demikian, tingkat pengembalian investasi atau return saham perusahaan ini yang menjadi indikator pengukuran kinerja pasar. b. Abnormal Return Menurut Hartono (2000) pasar dikatakan tidak efisien bila satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu yang cukup lama. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi, yaitu return yang diharapkan oleh investor, yang terjadi pada kejadian normal dan tidak terjadi suatu peristiwa. Dengan demikian, abnormal return merupakan selisih dari return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi investor. Untuk menghitung abnormal return menurut Brown (1985) dalam Hartono (2006: ) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model, dan market adjusted model. Penelitian ini menggunakan model estimasi market adjusted model karena menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk megestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Untuk menghitung besarnya return indeks pasar, perlu diketahui dahulu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiap periode, angka IHSG digunakan untuk menghitung return pasar (market return) dengan rumus sebagai berikut: R mt = (IHSG t IHSG t-1 ) IHSG t-1 Keterangan: R mt IHSG t = Return indeks pasar pada waktu t = IHSG pada waktu t IHSG t-1 = IHSG hari sebelumnya Abnormal return untuk masing-masing saham dapat dihitung dengan mengurangkan return indeks pasar pada hari yang sama atau dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : AR i,t =R i,t R mt AR i,t R i,t R mt = Abnormal return saham i pada waktu t = Return yang sesungguhnya terjadi untuk saham i pada waktu t = Return indeks pasar pada waktu t c. Cummulative Abnormal Return (CAR) Akumulasi Return Tidak Normal (ARTN) atau Cummulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak nromal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa (Hartono, 2006: ). CAR dihitung selama 7 hari (3 hari sebelum hari peristiwa, 1 hari peristiwa dan 3 hari setelah peristiwa). Pemilihan 7 hari ini disebut dengan periode jendela. Lamanya jendela tergantung dari jenis peristiwanya. Jika peristiwa merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (misalnya pengumuman laba dan pengumuman deviden), periode jendela dapat pendek, disebabkan oleh investor dapat bereaksi dengan cepat. Oleh karena itu pemilihan periode jendela dalam penelitian ini adalah selama 7 hari. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut : CAR i,t =

7 Keterangan : CAR i,t = Cummulative abnormal return ke-i pada hari ke-t (selama 7 hari). = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji t. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel, maka hipotesis nul (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) yang diterima. Pada pengujian hipotesis dengan uji t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 10%. Hal ini dikarenakan pada penelitian sebelumnya, yaitu yang dilakukan oleh Oktorina (2009) dan Agmarina (2011) menggunakan tingkat signifikansi pada tingkat yang sama, yaitu 10%. Seperti yang dinyatakan oleh Amirullah (2013), peneliti mempunyai karakteristik terhadap resiko yang berbeda. Konsekuensinya adalah dalam menentukan tingkat kepercayaan (level of significance) tidak hanya 5% atau 10%, mungkin bisa di antara angka tersebut misal 6%, 7%, atau 12%. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 10%. 3. Hasil dan Analisis 3.1 Statistik Deskriptif a. Arus Kas Kegiatan Operasi Abnormal (X) Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh dengan menghitung selisih antara arus kas kegiatan operasi aktual dengan arus kas kegiatan operasi normal. Arus kas kegiatan operasi normal dihitung dengan menggunakan model persamaan regresi yang direplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006), Selanjutnya dari angka tersebut dilakukan regresi untuk mendapatkan nilai residualnya, sehingga dalam melakukan persamaan regresi tersebut dapat diperoleh nilai dari α, β 1, dan β 2. Dari tabel tersebut diperoleh nilai constant (α) sebesar 0, nilai β 1 sebesar 0,019, serta nilai β 2 sebesar 0,143. Kemudian nilai dari α, β 1, dan β 2 tersebut akan dimasukkan ke dalam model persamaan regresi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diperoleh nilai dari arus kas kegiatan operasi normal yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai dari arus kas kegiatan operasi abnormal. Untuk mencari nilai dari arus kas kegiatan operasi abnormal dihitung dari selisih antara arus kas kegiatan operasi aktual dikurangi dengan arus kas kegiatan operasi normal, maka diperoleh hasil dari arus kas kegiatan operasi abnormal setiap tahunnya. Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai arus kas kegiatan operasi abnormal dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar ,11. Standar deviasi variabel arus kas kegiatan operasi abnormal berdasarkan Tabel 4.2 adalah sebesar ,63 di atas rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa data dari return tidak berkelompok atau data bervariasi. Dari hasil pengujian di atas juga dapat diperoleh hasil dari emiten mana yang melakukan manipulasi aktivitas riil dan yang tidak. Menurut Oktorina (2009), apabila rata-rata arus kas kegiatan operasi abnormal pada sampel berada di bawah 0 maka sampel diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, sedangkan apabila rata-rata arus kas kegiatan operasi abnormal berada di atas 0 maka sampel diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Dari hasil tersebut diperoleh data bahwa terdapat sembilan emiten yang memiliki arus kas kegiatan operasi abnormal di bawah 0 yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Tetapi dari uji one sample t test pada Tabel 4.3 diperoleh hasil yang tidak signifikan. Dapat dilihat dari nilai siginifikansi yaitu sebesar 0,860 yang berarti jika probabilitas > 10% (tingkat signifikansi), maka hasil yang diperoleh tidak signifikan. b. Return (Y 1 ) Return diukur melalui selisih antara return tahun ini dikurangi return tahun lalu kemudian dari hasil pengurangan tersebut dibagi dengan return tahun lalu. Maka diperoleh nilai dari return untuk masingmasing emiten setiap tahunnya. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa ratarata return selama periode adalah sebesar 0,0709 dan standar deviasinya 0,2818. Standar deviasi berada di atas rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa data dari return tidak berkelompok atau data bervariasi. c. Abnormal Return (Y 2 ) Sebelum menghitung abnormal return, maka terlebih dahulu dicari return pasarnya, kemudian return aktual dari masing-masing emiten dikurangi dengan return pasarnya sehingga dapat diperoleh nilai dari

8 abnormal return. Berdasarkan uji statistik dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata dari abnormal return dari tahun adalah sebesar 0,0209. Standar deviasi variabel abnormal return adalah sebesar 0,2841. Hal ini menunjukkan bahwa data dari abnormal return tidak berkelompok atau data bervariasi. d. Cummulative Abnormal Return (CAR) CAR diukur dengan akumulasi dari abnormal return, yaitu selama 7 hari (3 hari sebelum, 1 hari kejadian, dan 3 hari setelahnya). Nilai rata-rata dari CAR sebesar 0,0063. Standar deviasinya sebesar 0,0254. Dengan nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari pada rata-ratanya, maka dapat disimpulkan bahwa data CAR bervariasi. 3.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah dengan melakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pada uji ini menggunakan arus kas kegiatan operasi abnormal (ABN_CFO) sebagai variabel independen dan return (RTN), abnormal return (ABN_RTN), dan Cummulative abnormal return (CAR) sebagai variabel dependen. Dengan memasukkan 15 perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian pada periode a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan garis normal P-P Plot dan diperkuat dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 1. Test of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. ABN_CFO * RTN * ABN_RTN * CAR * Berdasarkan hasil tes Kolmogorov-Smirnov dapat diperoleh kesimpulan nilai signifikansi dari arus kas kegiatan operasi abnormal, return, abnormal return, dan CAR adalah sama. Jika nilai signifikansi > dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Keempat nilai tersebut adalah 0,2 > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal b. Uji Heteroskedastisitas Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.3, dapat terlihat bahwa pada gambar grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik karena tidak ada titiktitik yang membentuk suatu pola tertentu hal ini menunjukkan bahwa data terbebas dari heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji autokorelasi maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa nilai dari masing-masing variabel, yaitu return, abnormal return, dan CAR memiliki nilai Durbin-Watson masing-masing sebesar 2,049; 2,017; dan 2,343 dengan dl sebesar 1,47538 dan du 1, Selanjutnya dihitung hasil untuk 4-dl dan 4-du masing-masingnya sebesar 2,52462 dan 2,43398 Artinya, hasil dari Durbin Watson untuk masingmasing variabel 1,56602 < 2,049; 2,017; dan 2,343 < 2,43398 berada diantara du dan 4-du berarti tidak terdapat autokorelasi. 3.3 Uji Hipotesis a. Pengaruh arus kas operasi abnormal terhadap return Dari hasil dapat disimpulkan jika dilihat pada kolom signifikansi nilai untuk ABN_CFO (arus kas abnormal) > α = 0,359 > 0,10 berarti interpretasi yang di dapatkan adalah H 0 diterima dan H a1 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah arus kas abnormal tidak berpengaruh terhadap return. Berdasarkan hasil olahan data statistik pada tabel, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel dependen secara parsial bahwa manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi memiliki nilai t hitung sebesar 0,928, sedangkan hasil t tabel yang diperoleh adalah 2,023. Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima. Keputusan ini akan menghasilkan keputusan yang sama yaitu menerima H 0. Hasil ini dapat disebabkan karena manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi merupakan suatu bentuk akuntansi kreatif yang dilakukan oleh manajer perusahaan agar dapat mencapai target laba yang diinginkan. Dalam kasus ini perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang termasuk ke dalam 100 perusahaan terbaik manurut SWA100 yang berarti dimana walaupun perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil, tetapi manipulasi yang dilakukan masih dalam batas yang wajar yang dapat diterima sehingga tidak memiliki pengaruhnya terhadap return perusahaan.

9 b. Pengaruh arus kas operasi abnormal terhadap abnormal return Dari Tabel 4.13 di atas dapat disimpulkan jika dilihat pada kolom signifikansi nilai untuk ABN_CFO (arus kas abnormal) > α = 0,265 > 0,10 berarti interpretasi yang di dapatkan adalah H 0 diterima dan H a2 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah arus kas abnormal tidak berpengaruh terhadap abnormal return. Berdasarkan hasil olahan data statistik pada tabel, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel dependen secara parsial bahwa manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi memiliki nilai t hitung sebesar 1,132, sedangkan hasil t tabel yang diperoleh adalah 2,023. Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima. Hasil ini akan memberikan keputusan yang sama. c. Pengaruh arus kas operasi abnormal terhadap CAR Dari Tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan jika dilihat pada kolom signifikansi nilai untuk ABN_CFO (arus kas abnormal) > α = 0,432 > 0,10 berarti interpretasi yang di dapatkan adalah H 0 diterima dan H a3 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah arus kas abnormal tidak berpengaruh terhadap CAR. Berdasarkan hasil olahan data statistik pada tabel, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel dependen secara parsial bahwa manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi memiliki nilai t hitung sebesar -0,795, sedangkan hasil t tabel yang diperoleh adalah 2,023. Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima. Keputusan ini akan menghasilkan keputusan yang sama yaitu menerima H 0. Dengan diperolehnya hasil bahwa hipotesis 3 (H 3 ) ditolak dan menerima Hipotesis 0, sama dengan kedua hipotesis sebelumnya yaitu karena ketiga variabel memiliki keterkaitan dalam pemerolehan nilainya. Untuk mencari CAR itu sendiri memerlukan akumulasi dari abnormal return dan untuk mencari abnormal return memerlukan nilai dari return sehingga alasan yang dipeoleh juga akan sama. Bahwa dengan dilakukannya manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi tidak memiliki pengaruhnya terhadap CAR. Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa alasan yang menyebabkan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar, yaitu manipulasi aktivitas riil yang dilakukan oleh manajemen memperlihatkan kinerja jangka pendek perusahaan yang baik namun secara potensial akan menurunkan nilai perusahaan (Anggarini, 2014). Hal ini disebabkan karena tindakan yang diambil manajer untuk meningkatkan laba tahun sekarang akan mempunyai dampak negatif terhadap kinerja (laba) perusahaan periode berikutnya. Kinerja yang turun pada periode berikutnya akan mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan sehingga nilai perusahaan akan turun. Selain itu pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam SWA100 selama tiga tahun berturut-turut yang digunakan pada periode penelitian. Dimana perusahaan yang termasuk ke dalam peringkat tersebut mamiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak termasuk ke dalam peringkat tersebut. Untuk masuk ke dalam peringkat tersebut harus melewati beberapa kriteria termasuk diantaranya laporan keuangan yang telah di audit, perusahaan yang berkapitalisasi besar, serta indikator lainnya yang mendukung perusahaan-perusahaan agar dapat masuk kedalam peringkat SWA100. Alasan lainnya adalah karena walaupun perusahaan melakukan manipulasi tetapi manipulasi yang dilakukan masih dalam batasan akuntansi yang diperbolehkan. Seperti definisi manajemen laba yang dikemukakan oleh Davidson (1987) bahwa manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. Pendapat ini juga diperkuat oleh Sulistyanto (2008) dalam bukunya yang menyebutkan bahwa menurut para akademisi, termasuk peneliti, beragumen bahwa pada dasarnya manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun informasi dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan ada beragam metode dan prosedur yang diakui dan diterima dalam prinsip akuntansi berterima umum. Sehingga perusahaan mempunyai kebebasan untuk memilih dan menggunakan sesuai dengan kepentingannya. Pada penelitian ini juga dilakukan independent sample t test untuk mengetahui apakah emiten yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi yang diproksi dengan menggunakan CAR. Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa sampel yang diduga melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi mamiliki rerata CAR yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,0066 dibandingkan dengan sampel yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki rerata CAR sebesar -0,0103. Hal ini dapat menunjukkan bahwa sample yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki kinerja pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan sample yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Tetapi, jika dilihat dari hasil uji independent sample t test dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai probabilitas yang digunakan, yaitu 0,812 > 0,10. Hal ini menyatakan bahwa walaupun perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki kinerja

10 yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, tetapi kinerja yang lebih tinggi ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan. 4. Saran a. Aspek Teoritis Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mencoba untuk memberikan saran bagi penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan arus kas kegiatan operasi abnormal sebagai variabel independen dan menggunakan return, abnormal return, dan CAR sebagai variabel dependen untuk pengukuran terhadap kinerja pasar. Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel independen dan dapat menggunakan pengukuran kinerja yang lain, misalnya kinerja keuangan atau variabel lainnnya yang dapat mengindikasikan manajemen laba.. 2. Dapat menambahkan waktu pengujian, misalnya 5 tahun agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. 3. Dalam pengambilan sample disarankan menggunakan peringkat yang lain, seperti Kompas100 atau peringkat yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia agar dapat menggunakan tingkat pengukuran yang berbeda dan memungkinkan menggunakan perusahaan yang berbeda. 4. Disarankan dapat melakukan pada sektor industri yang lain atau menggunakan pengujian pada sektor yang lebih luas. b. Aspek Praktis Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba untuk memberikan saran kepada praktisi dan pengguna lainnya sebagai berikut: 1. Bagi Investor Apabila perusahaan melakukan manipulasi, tetapi manipulasi yang dilakukan masih dalam batas yang dapat diterima maka investor tidak perlu khawatir bahwa manipulasi yang dilakukan akan memilki dampak yang akan merugikan investor. Karena perusahaan melakukan manipulasi agar dapat memiliki kinerja yang lebih tinggi tetapi masih memperhatikan batasan-batasan dalam melakukan tindak manipulasi tersebut. 2. Bagi Perusahaan Disarankan bagi perusahaan agar dalam melakukan manipulasi masih dalam batas yang sewajarnya, artinya masih dalam cakupan metode-metode dan prosedur yang diakui dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum. Serta apabila terjadi perubahan penggunaan metode dan prosedur tersebut, diharapkan agar perusahaan melakuakn transparansi dalam pelaporannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Badan Pengawas Pasar Modal karakteristik utama kegiatan industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ARUS KAS OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR

ANALISIS KEMAMPUAN ARUS KAS OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur BAB III METODE PENELITIAN 3..1. Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang ada di BEI pada tahun 2011 sampai 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi Linear Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu harus menentukan nilai normal arus kas operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda dunia bisnis. Penyelenggaraan pasar modal akan mendorong percepatan aktivitas investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

Lebih terperinci

DESAIN METODE PENELITIAN

DESAIN METODE PENELITIAN 40 BAB IV DESAIN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Dalam Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

REZA ANGGRAINI ) 98642/2009 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

REZA ANGGRAINI ) 98642/2009 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG DAMPAK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS OPERASI TERHADAP KINERJA PASAR (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011) Artikel OLEH: REZA ANGGRAINI 98642/2009 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN LABA MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

ANALISIS MANAJEMEN LABA MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO ANALISIS MANAJEMEN LABA MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO Nathalia Triandini. S Fachruzzaman Universitas Bina Nusantara, Jakarta, nathalia.triandini@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam perusahaan terdapat hubungan antara pihak pemilik perusahaan (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent masing-masing mempunyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian, Jenis, dan Sumber Data Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang terdapat di Indeks Saham Syariah Indonesia dan FTSE Bursa Malaysia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan non keuangan yang go

Lebih terperinci

PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Eka Hariyani

PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Eka Hariyani Jurnal SOROT Vol 8 No 2 Oktober hlm. 1 190 Lembaga Penelitian Universitas Riau PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

DAMPAK MANAJEMEN LABA AKRUAL DAN MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP KINERJA PASAR. Koyuimirsa Surya Raharja S.E., M.Si, Akt ABSTRACT

DAMPAK MANAJEMEN LABA AKRUAL DAN MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP KINERJA PASAR. Koyuimirsa Surya Raharja S.E., M.Si, Akt ABSTRACT DAMPAK MANAJEMEN LABA AKRUAL DAN MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP KINERJA PASAR Koyuimirsa Surya Raharja S.E., M.Si, Akt ABSTRACT This research is a replication of the Oktorina s research (2008), by adding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013. Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin berkembang pesat, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya secara efisien atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Hasil Penelitian 5.1.1. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum menganalisis lebih lanjut estimasi maka perlu diuraikan terlebih dahulu deskripsi data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hal yang berhubungan dengan analisis data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data yang

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar apabila sumber internal perusahaan maupun pinjaman bank dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang terdaftar di BEI sangat banyak dimana masing-masing perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah kumpulan kontrak kerja sama antar berbagai pihak yaitu antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan. Berbagai pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Untuk mendapatkan modal yang besar, banyak perusahaan yang memilih untuk go publik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (PROPER) yang terdaftar di BEI tahun Pemilihan sampel penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (PROPER) yang terdaftar di BEI tahun Pemilihan sampel penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan mengambil data laporan tahunan perusahaan Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang bergerak dalam sektor industri food and beverages yang terdatar di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013 sampai dengan 2015. Sedangkan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.027 4.742

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Basic Industry and Chemicals), (Consumer Goods Industry) dan (Trade, Services & Investment) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap dividen payout ratio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap dividen payout ratio. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Arianie (2010) Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Objek Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari IDX dan IICG, diketahui bahwa perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris adalah penelitian yang menggunakan fakta yang objektif, secara hati-hati diperoleh,

Lebih terperinci

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN DAN NILAI PASAR TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010 2012 LARASATI SUNARTO,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian beruntut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. resmi BEI, yahoo finance dan Indonesian Capital Market Electronic Library

III. METODE PENELITIAN. resmi BEI, yahoo finance dan Indonesian Capital Market Electronic Library III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua data dapat diperoleh dari situs resmi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan hasil perolehan sampel dan data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

Lebih terperinci

DAMPAK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI TERHADAP KINERJA PASAR

DAMPAK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI TERHADAP KINERJA PASAR 1 DAMPAK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI TERHADAP KINERJA PASAR Meiza Agmarina Dr. Etna Nur Afri Yuyetta, S.E., M.Si., Akt JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian ini menggunakan 287 data pooled yang diperoleh secara purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Penelitian ini di lakukan dengan 30 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor aneka Industri, sub sektor Tekstil & Garment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan disusunnya laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga penyusunan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Dimana sekunder sendiri adalah perolehan data yang didapat tidak secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priantinah (2008), Kontrak kerja dari pemilik/pemegang saham (principal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Priantinah (2008), Kontrak kerja dari pemilik/pemegang saham (principal) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki kontrak kerja yang terjalin antara pihak eksternal perusahaan (para pemegang saham) dengan pihak internal perusahaan (para manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan/annual report perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk mengadakan penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : EVA (X1) ROA (X2) ROE (X3) Harga Saham (Y)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang III.METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur serta telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 yang laporan keuangannya telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada penelitian ini

Lebih terperinci