STUDI APLIKASI ERGONOMI KOGNITIF UNTUK BEBAN KERJA MENTAL PILOT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR PENGENDALIAN PESAWAT DENGAN METODE SWAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI APLIKASI ERGONOMI KOGNITIF UNTUK BEBAN KERJA MENTAL PILOT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR PENGENDALIAN PESAWAT DENGAN METODE SWAT"

Transkripsi

1 STUDI APLIKASI ERGONOMI KOGNITIF UNTUK BEBAN KERJA MENTAL PILOT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR PENGENDALIAN PESAWAT DENGAN METODE SWAT Oleh : Sritomo Wignjosoebroto dan Purnawan Zaini *) ABSTRAKSI Kemajuan teknologi dalam industri penerbangan komersial memberikan banyak kemudahan bagi awak pesawat (pilot) dalam hal pengoperasian maupun pengendalian. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa dicerminkan melalui penerapan Standard Operating Procedures (SOPs) yang semakin sederhana dan mudah dipahami. Tetapi, kenyataan yang dihadapi masih banyak kecelakaan pesawat terbang yang diduga diakibatkan oleh kesalahan pilot (human error), meskipun mekanisme kerja pilot sudah diatur secara ketat langkah demi langkah melalui SOPs tersebut. Berdasarkan studi terakhir yang dilakukan oleh Civil Aviation Authority (CAA) pada tahun 1998, diperoleh data bahwa dari 447 kecelakaan fatal pesawat terbang di dunia, 76% diantaranya merupakan kesalahan manusia (human error). Dari berbagai studi kognitif yang telah dilaksanakan banyak faktor yang secara signifikan memicu terjadinya kesalahan manusia; dimana salah satunya diakibatkan oleh meningkatnya beban kerja mental (mental work load). Penelitian diawali dengan identifikasi faktor-faktor signifikan yang patut diduga memberikan pengaruh terhadap beban kerja mental pilot dalam pelaksanaan prosedur pengendalian pesawat. Identifikasi dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap sejumlah responden (pilot pesawat terbang). Faktor faktor yang berhasil diidentifikasi meliputi fase dan kondisi penerbangan, tingkat kecerdasan pilot, pengalaman (jam terbang), dan jenis pesawat terbang yang dioperasikan. Berdasarkan faktor faktor tersebut selanjutnya akan disusun skenario penerbangan menurut fase dan kondisi penerbangan kritis yang dipilih. Begitu skenario selesai dirancang, maka dengan mengaplikasikan metode SWAT bisa dilakukan pengukuran beban kerja mental pilot. Dalam pengukuran ini responden dikelompokkan berdasarkan jam terbang, tingkat kecerdasan dan jenis pesawat yang dioperasikan. Setelah hasil pengukuran diperoleh maka selanjutnya dengan memanfaatkan perancangan eksperimen faktorial akan di cari pola pengaruh faktor faktor tersebut terhadap beban kerja mental pilot. Kata Kunci : Ergonomi Kognitif, Human Error, Beban Mental Kerja, Metode SWAT. ABSTRACT Technological advances in the commercial aviation industry provide many simplifications for flight deck crew in their operating or handling activity. Those simplifications are represented by Standard Operating Procedures (SOPs) and pilots are expected to follow them whenever possible. Yet, pilot (human) error is still one of the most often cited contributing factors to aircraft accidents. In a recent Civil Aviation Authority (CAA) study of 447 global fatal aircraft accidents, 76 % involved a crew primary causal factor (human error). Several cognitive ergonomics study have taken in short time ago, there are so many significant factors that hypothetically (might be able to) stimulate the human error, which one of them is escalating of mental workload. This research is started with identification of significant factors that might be able to stimulate the escalating of pilot mental workload in performing aircraft handling procedures. Identification is done trough direct interview with several pilots beside bibliography study. Many factors will be identified, there are flight phase, flight condition, Intelegency Quotient, experience (flight hours), and type of aircraft. After that, flight scenarios will be created refer to critical flight phase and flight condition. After the flight scenarios have created, then through Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) Method, the pilots mental workload can be assessed. In this assessment, the pilots are grouped based on their experience flight hours, intelegency quotient and the type of aircraft. Finally, the result of the assessment is used to determine the influence pattern of hypothetically factors toward mental workload, it can be done by implementing factorial design of experiment. Keywords : Cognitive Ergonomics, Human Error, Mental Workload, SWAT Method *) Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja Jurusan Teknik Industri ITS.

2 1. LATAR BELAKANG. Banyak sekali kemajuan teknologi di jumpai dalam industri penerbangan komersial. Pesawat-pesawat modern dapat secara otomatis melakukan penerbangan sejak dari fase take-off sampai fase landing. Bagi pilot yang bekerja di dalam kabin penerbangan, kemajuan teknologi tersebut telah menjadi bagian dari perubahan dramatis dalam dunia kerjanya seiring dengan kematangan prosedur atau standar kerja. Pilot akan selalu mengacu pada Standard Operating Procedures (SOPs) dalam bekerja. SOPs di representasikan melalui Quick Reference Handbook (QRH). Dalam QRH terdapat prosedur-prosedur pelaksanaan tugas-tugas yang harus dijalankan, baik untuk kondisi normal maupun kondisi yang bersifat darurat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SOPs merupakan tuntunan langkah dalam pelaksanaan tugas. Pilot diharapkan tinggal mengikuti saja apa yang tertulis dalam SOPs. Kenyataan yang dihadapi masih banyak terjadi kecelakaan pesawat terbang yang diakibatkan oleh berbagai macam sebab mulai dari kesalahan teknis, iklim (kondisi cuaca) yang tidak baik, sampai dengan kesalahan manusia (human error). Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan oleh Civil Aviation Authority (CAA) pada tahun 1988 diperoleh kesimpulan dari 447 kecelakaan pesawat terbang yang berakibat fatal, 76% diantaranya merupakan kesalahan manusia (pilot). Meskipun SOPs sudah dirancang dengan semakin sederhana agar lebih mudah dipahami tetap menempatkan pilot sebagai kontributor utama terjadinya kecelakaan penerbangan (Wright, 1999). Dari berbagai studi ergonomi kognitif yang telah dilaksanakan banyak faktor yang secara signifikan memberikan kecenderungan memicu terjadinya kesalahankesalahan yang dibuat oleh manusia. Salah satunya diakibatkan oleh meningkatnya beban kerja mental (mental workload) dari operator dalam sebuah sistem kerja (Bridger, 1995). 2. PERUMUSAN MASALAH. Penelitian ini akan terfokus pada permasalahan beban kerja mental seperti apa yang sering dialami oleh pilot pesawat terbang yang memiliki kaitan dengan kecenderungan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia (human error) yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan. Data/informasi yang diperlukan untuk penelitian diperoleh dengan cara mewawancarai beberapa pilot yang memiliki pengalaman (jam terbang) cukup dari sebuah maskapai penerbangan nasional. 3. ERGONOMI KOGNITIF Kemajuan pesat di bidang teknologi informasi --- bersamaan dengan keinginan untuk perbaikan produktivitas dan kondisi manusia --- telah membuat ketrampilan fisiologik yang hanya meliputi kemampuan motorik dan kekuatan tenaga manual tidak bisa lagi digunakan sebagai satu-satunya alat untuk melakukan analisa terhadap performansi kerja manusia. Dilain pihak pertimbangan kemampuan/keterampilan intelektual dan kognitif juga semakin diperlukan. Sehingga dari perkembangan tersebut, memaksa untuk dengan segera diperkirakan sebuah pengkajian yang memungkinkan terakomodasikannya kemajuan-kemajuan yang ada. Pengkajian dalam perancangan sistem kerja dengan melibatkan tugas-tugas kognitif dalam pemecahan masalah, beban fisik (faal kerja) dalam pengendalian sistem kerja yang semakin kompleks, serta interaksi antara manusia dengan sistem kerja maupun lingkungannya memerlukan sebuah pendekatan yang komprehensif dan integral. Ergonomi sebagai sebuah disiplin keilmuan yang mencoba mempelajari interaksi manusia (dari aspek beban fisik dan mental) dalam sistem kerjanya secara komprehensif-integral mengklasifikasikannya sebagai studi Ergonomi Kognitif (Sage, 1992). 2

3 4. BEBAN KERJA MENTAL (MENTAL WORK LOAD). Terdapat dua pernyataan umum berdasarkan pengalaman pilot (pilot experience) terutama yang terkait erat dengan penelitian di dunia penerbangan tentang kondisi kerja yang harus diperhatikan benar yaitu adanya beban kerja mental (mental workload) dan kesadaran situasional (situasional awareness) pada saat mereka akan maupun sedang menjalankan tugasnya. Beban kerja mental didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh pilot dalam pelaksanaan tugasnya dimana hanya terdapat sumber daya mental dalam kondisi yang terbatas. Sedangkan kesadaran situasional merupakan sesuatu yang dirasakan oleh pilot akibat adanya perubahan kondisi dalam sistem pesawat terbang. Karena kemampuan orang untuk memproses informasi sangat terbatas, hal ini akan mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai. Pengujian beban kerja dilingkungan penerbangan muncul dari kebutuhan untuk menyakinkan bahwa kebutuhan untuk menerbangkan pesawat tidak melebihi batas-batas kemampuan dari seorang pilot. 5. SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESMENT TECHNIQUE (SWAT) METHOD. Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) --- dikembangkan oleh Gary B. Reid dari Divisi Human Engineering pada Armstrong Laboratory, Ohio-USA --- digunakan menganalisa beban kerja yang dihadapi oleh seseorang yang harus melakukan aktivitas (baik yang merupakan beban kerja fisik maupun mental) yang bermacammacam. Dalam penerapannya, SWAT akan memberikan penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilakukan untuk mengkuantifikasikan beban kerja dari aktivitas yang bermacam-macam yang harus dilakukan oleh seorang pekerja. SWAT juga akan menggambarkan sistem kerja sebagai sebuah model multi dimensional dari beban kerja yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu (1) Beban Waktu, (2) Beban Usaha Mental (3) Beban Tekanan Psikologis. Masing-masing terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Dalam penerapannya setiap tingkatan untuk ketiga faktor tersebut akan dikombinasikan sehingga akhirnya membentuk 27 kombinasi tingkatan beban kerja mental. Prosedur penerapan metode SWAT terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap penskalaan (Scale Development) dan tahap penilaian (Event Scoring). Pada langkah pertama, 27 kombinasi tingkatan beban kerja mental diurutkan dengan berdasarkan persepsi yang di pahami oleh responden. Data hasil pengurutan kemudian ditransformasikan kedalam sebuah skala interval dari beban kerja dengan range -1. Pada tahap penilaian, sebuah aktivitas atau kejadian akan dinilai dengan dengan menggunakan rating 1 sampai 3 (rendah, sedang, dan/atau tinggi) untuk setiap tiga dimensi atau faktor yang ada. Nilai skala yang berkaitan dengan kombinasi tersebut (yang didapat dari tahap penskalaan) kemudian dipakai sebagai nilai beban kerja untuk aktivitas yang bersangkutan. Semaksimal mungkin diusahakan agar selama proses pengumpulan data dalam penerapan metode SWAT tidak mengganggu pekerjaan dari subyek (pekerja) yang diteliti. 6. METODOLOGI PENELITIAN. Langkah penelitian diawali dengan perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian. Kemudian secara berturut-turut diikuti dengan studi kepustakaan dan dilanjutkan dengan pembentukan variabel-variabel penelitian berupa identifikasi faktorfaktor yang terdapat dalam variabel-variabel tersebut. Setelah faktor-faktor dalam variabel penelitian teridentifikasi, seterusnya dilanjutkan dengan penskalaan (scale development) dan penilaian (event scoring) yang merupakan langkah utama penerapan metode SWAT. Berikutnya dilakukan proses pengolahan data untuk mencari pola pengaruh faktor-faktor yang telah diidentifikasi dengan perancangan eksperimen faktorial (Metoda ANOVA). 3

4 Tentunya pengujian dengan menggunakan metode ANOVA ini dilakukan setelah asumsi dasar yaitu normalitas distribusi dan homogenitas varian data terpenuhi. Untuk memastikan normalitas distribusi data digunakan pengujian (test) Chi-Square; sedangkan untuk homogenitas varian data akan dilakukan dengan memanfaatkan uji Bartlett. Setelah pola pengaruh berhasil diidentifikasi melalui serangkaian pengujian diatas, maka faktor-faktor dan/atau interaksinya yang terbukti berpengaruh secara berarti (signifikan) akan diselidiki pula pengelompokkan pengaruhnya terhadap beban kerja mental pilot. Untuk ini dilakukan uji Rentang Newman Keuls. Hasil uji ini akan dimanfaatkan untuk menentukan kondisi terbang yang paling terbebani oleh faktor-faktor dugaan yang telah diidentifikasikan tersebut. Hasil pengolahan tersebut kemudian dianalisa dan diinterpretasikan untuk kemudian disusun beberapa kesimpulan dan saran yang bisa direkomendasikan sebagai hasil penelitian Penentuan Variabel-Variabel Independen. Phase Penerbangan (Faktor A) Dalam phase penerbangan ini, yang dipergunakan sebagai dasar pengambilan data adalah berupa phase mendekat (approach), dan phase mendarat (landing). Kedua phase tersebut merupakan phase paling kritis diantara phase-phase lain yang ada. Pada kedua phase tersebut pilot harus benar-benar terampil dalam menjaga keseimbangan antara kecepatan pesawat dengan gaya tarik gravitasi bumi. Kondisi Penerbangan (Faktor B) Berdasarkan hasil wawancara dengan pilot dan flight engineer diperoleh kesimpulan bahwa kondisi abnormal-kritis yang akan dimunculkan dalam skenario penerbangan adalah berupa persoalan mesin (engine problem) seperti engine fire dan engine failure, serta persoalan kelistrikan (total electrical fail). Pertimbangan pemilihan kondisi abnormal-kritis tersebut berdasar pendapat bahwa pada kondisi-kondisi tersebut pilot merasakan terjadinya suatu peningkatan beban kerja yang cukup signifikan. Hal ini berangkat dari anggapan bahwa pesawat tidak akan bisa terbang tanpa mesin dan/atau sistem kelistrikan yang bekerja secara benar. IQ (Faktor C) dan JamTerbang (Faktor D) Kedua faktor ini dipilih berdasarkan pendapat bahwa performansi pilot dalam mengendalikan pesawat akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ketrampilan (skill), kemampuan (ability), lingkungan (environment) dan automation (Wickens, 1995). Dari pendapat tersebut, yang kemudian dikombinasikan dengan hasil wawancara dengan responden ahli dapat dikatakan bahwa ketrampilan (skill) akan direpresentasikan melalui jam terbang yang dimiliki oleh pilot; sedangkan kemampuan (ability) dapat digambarkan oleh tingkat kecerdasan (IQ). Pengaruh lingkungan (environment) dan automation diasumsikan tidak saling berbeda antar pilot, sebab dalam penelitian ini responden akan dikelompokkan berdasarkan jenis pesawat yang sama dimana environment dan automation melekat pada jenis pesawat. Untuk faktor jam terbang akan dibagi menjadi 2 (dua) tingkatan, yaitu mereka (pilot) yang memiliki jam terbang < 5 jam; dan yang memiliki jam terbang > 5 jam. Hal tersebut dengan sebuah anggapan bahwa seorang pilot yang telah memiliki 5 jam terbang akan memiliki tingkat kedewasaan yang memadai dalam pengendalian sistem pesawat. Mereka yang telah mencapai tingkatan seperti ini biasanya sudah dapat dijadikan sebagai kapten dalam penerbangan. Selanjutnya mengenai faktor tingkat kecerdasan (IQ) akan dibedakan menjadi Superior dan Very Superior. Sebagian besar responden penelitian yang akan dijadikan nara-sumber berada pada kedua level tersebut. 4

5 5.2. Identifikasi Variabel Kontrol Variabel kontrol digunakan untuk pengalokasian responden kedalam blok/kelompok sedemikian rupa sehingga membuat responden dalam blok yang sama secara relatif bersifat homogen (Sudjana, 1995). Dalam hal ini responden akan dikelompokkan berdasarkan jenis pesawat Pengumpulan Data Fase Scale Development (FSD) Langkah pertama dalam metode SWAT adalah pemakaian kartu-kartu kombinasi beban kerja mental, yaitu berupa lembaran (form) yang dibuat secara khusus untuk mendukung pelaksanaan pengambilan data. Setelah itu responden diminta untuk mengurutkan kartu-kartu tersebut berdasarkan persepsi masing-masing tentang tingkatan beban kerja dari yang paling rendah sampai paling tinggi. Kartu yang diurutkan berjumlah 27 buah. Masing-masing merupakan kombinasi level (tingkatan) dari ketiga dimensi SWAT Pengolahan Data Fase Scale Development (FSD) Analisa ini dilakukan untuk tiga tujuan. Pertama adalah prototyping dan penentuan penggunaan jenis skala pada tiap responden melalui analisa Kendall s Coefficient of Concordance. Kedua adalah axiom test yang ditujukan untuk menilai validitas model aditif dari data; dan yang ketiga adalah scaling solution yaitu merupakan proses perhitungan skala yang akan digunakan oleh tiap responden. Prototyping & Analisa Kendall s Coefficient of Concordance Prototyping merupakan proses startifikasi responden dalam kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan persepsi tentang kepentingan relatif terhadap tiga dimensi utama dalam SWAT. Penentuan prototype correlation dilakukan dengan memanfaatkan metode Spearman s Rank Order Correlation, dimana tiap-tiap data urutan kartu yang dilakukan oleh responden akan dikorelasikan dengan The Six Possible Prototype Group. Pola korelasi yang dihasilkan menunjukkan kepentingan relatif dari ketiga dimensi beban kerja (workload) pada SWAT, yaitu Time (T), Effort (E), dan Stress (S). Hasilnya menunjukkan prototype dari tiap-tiap responden; dimana responden 1, 2, 6, 8, 9, 1, 12, 13, dan 16 termasuk dalam Time Prototype (T). Maksudnya, mereka menganggap beban waktu merupakan dimensi yang relatif paling penting dibandingkan dengan dua dimensi lainnya. Responden 3, 4, 5, dan 14 termasuk dalam Effort Prototype (E) dan selanjutnya responden 7, 8 dan 15 termasuk dalan Stress Prototype (S). Dalam SWAT terdapat 3 metode untuk menangani penskalaan (scale development) data, yaitu Group Scaling Solution (GSS), Prototyped Scaling Solution (PSS) dan Individual Scaling Solution (ISS). Dalam GSS, data dari seluruh responden akan diratarata, dan algoritma penskalaan konjoin akan menghasilkan skala berdasarkan rata-rata ini. Selanjutnya skala akan digunakan secara bersama-sama oleh seluruh responden. Dalam PSS responden dikelompokkan sesuai hasil prototyping dan tiga kelompok tersebut akan memiliki skala SWAT masing-masing. Dalam ISS data responden dianalisa secara terpisah dan skala SWAT diturunkan untuk setiap individu responden. Kriteria penentuan apakah akan digunakan GSS atau PSS didasarkan dari nilai Kendall s Coefficient of Concordance yang diperoleh. Koefisien ini merupakan indeks derajat kecocokan di antara seluruh responden yang ada. Apabila nilai koefisien >.75 akan menunjukkan responden relatif homogen, oleh karena itu akan digunakan GSS. Sedangkan bilamana koefisien <.75 maka akan di gunakan PSS, tetapi hal ini masih harus diselidiki lagi melalui Axiom Test. Apabila hasil Axiom Test menunjukkan banyak pelanggaran pada sifat-sifat model aditif yang menjadi asumsi dasar dari penskalaan SWAT, maka harus digunakan ISS. 5

6 Dalam penelitian yang telah dilakukan, nilai Kendall s Coefficien of Concordance yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan software SWAT adalah sebesar Artinya tidak mungkin untuk menggunakan GSS. Solusi yang memungkinkan adalah menggunakan PSS atau ISS yang pilihan alternatifnya tergantung dari hasil Axiom Test yang akan dilakukan. Axiom Test. Axiom Test dilakukan untuk menguji kesesuaian model aditif dan kekonsistenan terhadap pengurutan kartu. Dalam Axiom Test akan di uji 3 (tiga) sifat dasar dari model aditif, yaitu idependensi, penggagalan ganda dan idependensi gabungan. Axiom Test akan dilakukan secara bertahap. Sebagai langkah awal dilakukan Prototype Axiom Test untuk menguji apakah data pengurutan kartu ( scale development) responden dapat dianggap memenuhi sifat dasar model aditif pada prototype yang bersangkutan (sesuai hasil perhitungan prototype correlation). Bila pelanggaran terhadap independensi dan idenpendensi gabungan < 2, maka data pengurutan kartu responden dapat dianggap memenuhi sifat dasar model aditif pada prototype yang bersangkutan. Dengan demikian data scale development dapat ditangani dengan menggunakan metode PSS unttuk menghasilkan skala SWAT. Apabila pelanggaran aksioma > 2, maka harus dilakukan Individual Axiom Test untuk menyelidiki apakah apakah data pengurutan kartu responden dapat dianggap memenuhi sifat dasar model aditif. Jika hasil Individual Axiom Test ini menunjukkan pelanggaran terhadap idependensi dan idependensi gabungan < 2, maka data pengurutan kartu responden dapat dianggap memenuhi sifat dasar model aditif. Data scale development dapat ditangani dengan metode ISS untuk menghasilkan skala SWAT. Bilamana hasil Individual Axiom Test ini masih menunjukkan pelanggaran aksioma > 2, maka data responden tersebut sebaiknya di drop dari penelitian. Dalam penelitian ini, Prototype Axiom Test memperlihatkan bahwa pada seluruh prototype terjadi pelanggaran terhadap sifat-sifat aditifitas < 2. Hal ini berarti akan digunakan metode Prototyped Scaling Solution (PSS) untuk menghasilkan skala SWAT. Scaling Solution Berdasarkan analisa sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Prototyped Scaling Solution (PSS) merupakan metode terbaik untuk menghasilkan skala SWAT bagi kelompok responden penelitian ini. Hal ini berarti ada tiga macam skala SWAT yang akan dihasilkan, Tiga skala SWAT tersebut merupakan skala berdasarkan prototype yang ada pada kelompok responden, yaitu Time Prototype, Effort Prototype dan Stress Prototype. Nilai skala SWAT yang digunakan untuk transformasi data event scoring tiap responden akan disesuaikan dengan prototype dari tiap responden itu sendiri Pengumpulan data Event Scoring Phase (ESP) Phase kedua dari SWAT adalah Event Scoring yang merupakan tahap penilaian situasi yang ingin di evaluasi beban kerja mentalnya. Dalam tahapan ini responden disodori pernyataan-pernyataan yang merefleksikan situasi-situasi tertentu yang akan diukur beban kerjanya. Situasi-situasi yang akan dimunculkan merupakan gabungan dari faktor phase penerbangan dan faktor kondisi penerbangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini responden diminta memberikan rating untuk Time Load, Mental Effort Load, dan Psychological Strees Load terhadap situasi yang dimunculkan. Tanggapan responden tentang situasi yang dimunculkan dilakukan dengan memberikan skor 1, 2 atau 3 untuk ketiga dimensi dalam SWAT. Level 1, 2 atau 3 tersebut sama definisinya dengan apa yang terdapat dalam kartu-kartu yang digunakan dalam phase penskalaan (scale development). Responden yang akan melakukan penilaian dipilih secara acak berdasarkan tingkat kecerdasan (IQ), jam terbang dan jenis pesawatnya. Data mengenai hal tesebut dapat dilihat pada tabel 1 & 2. 6

7 5.6. Pengolahan Data Event Scoring Phase (ESP) Berdasarkan nilai skala SWAT, hasil perhitungan scaling solution yang telah dilakukan sebelumya, rating event scoring tersebut akan di transformasikan dengan disesuaikan pada prototype tiap responden. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 dan Penentuan Pola Faktor Dugaan terhadap Beban Kerja Mental. Data yang berasal dari tabel 3 & 4 tersebut akan dimanfaatkan sebagai dasar untuk menyelidiki pengaruh faktor dugaan berikut interaksinya terhadap beban kerja mental melalui aplikasi teori perancangan eksperimen faktorial. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa sebelum perhitungan ANOVA perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi dasar dari metode ANOVA tersebut, yaitu melalui pengujian kenormalan data dan pengujian homogenitas varian data. Tabel 1. Rating Scoring Pilot Fokker 28 Superior Very Superior <5 >=5 <5 >=5 Approach Normal EngineFailure Engine Fire Landing Normal 113 EngineFailure Engine Fire Tabel 2. Rating Event Scoring Pilot Boeing B-737 Superior Very Superior <5 >=5 <5 >=5 Approach Normal Engine Fire 233 EngineFailure Landing Normal Engine Fire EngineFailure

8 Uji Kenormalan Dari hasil Chi-Square Test diperoleh kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam percobaan ini baik untuk block design pesawat Fokker 28 maupun Boeing 737 adalah normal. Hal tersebut terbukti pada nilai signifikan F sebesar.992 untuk block design Fokker 28, dan.38 untuk block design Boeing 737. Angka tersebut lebih besar dari.5 (akurasi). Dengan kejadian tersebut cukup kuat untuk menyatakan penerimaan terhadap H, dimana H data berdistribusi normal. Tabel 3. Transformasi data ESP pilot Fokker 28 Superior Very Superior <5 >=5 <5 >=5 Approach Normal EngineFailure Engine Fire Landing Normal EngineFailure Engine Fire Tabel 4. Tranformasi data ESP pilot B- 737 Superior Very Superior <5 >=5 <5 >=5 Approach Normal Engine Fire EngineFailure Landing Normal Engine Fire EngineFailure Uji Homogenitas Varian Hasil uji Bartlett menunjukkan bahwa seluruh faktor baik pada block design Fokker 28 maupun Boeing 737 memiliki nilai X 2 hitung < X 2 tabel pada akurasi.5. Sehingga hal ini memberikan jaminan yang cukup kuat untuk menerima H, dimana H menyatakan varian dari semua level pada setiap faktor adalah sama atau dapat dikatakan homogen. 8

9 ANOVA Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa untuk jenis pesawat Fokker 28 faktor utama C (IQ), interaksi faktor A x C, B x C, C x D, A x B x C, A x C x D, dan B x C x D tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap beban kerja mental pilot pesawat Fokker 28 dalam pelaksanaan prosedur kerjanya. Dimana faktor A adalah phase penerbangan, faktor B kondisi penerbangan, dan faktor D jam terbang pilot. Untuk jenis pesawat Boeing 737 faktor utama C (IQ), interaksi faktor A x C, C x D, dan A x B x C x D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap beban kerja mental pilot pesawat Boeing 737 dalam pelaksanaan prosedur kerjanya. Ada satu hal yang cukup menarik dari hasil ANOVA ini, yaitu ternyata faktor IQ (Intelligency Quotient) secara statistik tidak pernah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beban kerja mental baik pada pilot Fokker 28 maupun pilot Boeing Pengujian Mean Setelah ANOVA Sebagai tindak lanjut dari ANOVA, maka akan dilakukan pengujian mean setelah ANOVA pada faktor-faktor utama yang terbukti berpengaruh secara signifikan untuk melihat pengelompokan dari perlakuan/level dalam memberikan pengaruhnya terhadap variabel dependen beban kerja mental. Pengujian ini menggunakan SNK test, dan hanya faktor kondisi penerbangan (faktor B) saja yang akan di uji. Karena faktor ini terdiri dari 4 level,maka perlu diketahui pengelompokan dari masing-masing level dalam memberikan pengaruhnya terhadap beban kerja mental pilot. Sedangkan faktor-lainnya, seperti faktor fase penerbangan (faktor A) dan faktor jam terbang (faktor D) hanya terdiri dari dua level. Artinya, begitu faktor-faktor tersebut secara statistik terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap beban kerja mental pilot, maka hal itu berarti pula terdapat perbedaan yang cukup signifikan diantara kedua levelnya. Hasil perhitungan SNK test ini bisa dilihat bahwa pada pilot pesawat Fokker 28 dimana keempat level dalam faktor kondisi penerbangan memberikan pengaruh yang berbeda. Artinya terbentuk sub-set dari empat level tersebut. Sedangkan pada pilot pesawat Boeing 737, hanya terdiri dari 3 subset dari empat level yang ada; dimana engine fire dan engine failure ternyata memberikan pengaruh yang hampir sama saja terhadap beban kerja mental pilot pesawat Boeing Penentuan Kondisi Paling Terbebani. Untuk mengetahui kondisi mana yang paling terbebani, dapat dilihat pada perhitungan estimated marginal mean setiap level dari faktor yang ada. Dari hal tersebut bisa diketahui beban kerja rata-rata dari setiap level pada faktor-faktor utama yang terbukti berpengaruh signifikan. Dan kondisi yang paling terbebani adalah kondisi yang terletak pada interaksi dari level tiap faktor dengan rata-rata (mean) beban kerja mental (mental workload) yang paling besar. Tabel 5. Kondisi Paling Terbebani (F-28) Faktor Level Mean Beban Kerja Fase Penerbangan Approach Landing * Kondisi Penerbangan Jam Terbang Normal Engine Failure Engine Fire Fail < 5 Jam > 5 jam * *

10 Tabel 6. Kondisi Paling Terbebani (B-737) Faktor Level Mean Beban Kerja Fase Penerbangan Approach Landing * Kondisi Penerbangan Jam Terbang Normal Engine Failure Engine Fire Fail < 5 Jam > 5 jam * Dalam perhitungan ini faktor IQ tidak dilibatkan, karena faktor tersebut tidak berpengaruh secarah siknifikan terhadap beban kerja mental (mental workload) pilot Fokker 28 maupun Boeing 737. Pada Tabel 5 dan Tabel 6 angka yang bertanda bintang (*) merupakan level dengan beban terberat pada tiap faktor. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi yang paling terbebani oleh faktor-faktor tersebut, baik pada pesawat Fokker 28 maupun Boeing 737 adalah saat penerbangan sampai pada phase approach landing, tiba-tiba muncul keadaan abnormal karena faktor kelistrikan (total electrical fail); dan lebih gawat lagi pesawat justru lagi dikendalikan oleh pilot dengan jam terbang dibawah 5 jam. 6. Kesimpulan Berdasar analisa yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Berdasarkan perhitungan Prototype Correlation, Kendall s Coefficient of Concordance, serta Axiom Testing dapat dinyatakan bahwa Prototyped Scaling Solution (PSS) merupakan metode terbaik untuk menghasilkan skala SWAT bagi kelompok responden. Secara individu faktor IQ (Intelligency Quotient) sesuai dengan uji statistik tidak pernah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beban kerja mental baik pada pilot Fokker 28 maupun pilot Boeing 737. Disisi lain faktor phase penerbangan, faktor kondisi penerbangan dan faktor jam terbang pilot telah terbukti memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap beban kerja mental pada pilot kedua jenis pesawat tersebut. Dalam hal interaksi antara faktor didapatkan kesimpulan untuk jenis pesawat Fokker 28, faktor AxC, BxC, CxD, AxBxC, AxCxD, dan BxCxD, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap beban kerja mental pilot pesawat Fokker 28 dalam pelaksanaan prosedur kerjanya. Dimana faktor A - phase penerbangan, faktor B - kondisi pener bangan, faktor C IQ pilot, dan faktor D - jam terbang pilot. Untuk jenis pesawat Boeing 737, interaksi faktor AxC, CxD, dan AxBxCxD juga tidak berpengaruh secara signifikan. Interaksi antar faktor selain yang disebutkan diatas telah terbukti berpengaruh secara signifikan. Hasil perhitungan SNK test, menunjukkan pada pilot pesawat Fokker28, keempat level dalam faktor kondisi penerbangan memberikan pengaruh yang berbeda. Artinya terbentuk empat sub-set dari empat level tersebut. Sedangkan pada pesawat Boeing 737, hanya terdiri dari 3 sub-set dari empat level yang ada dimana engine fire dan engine failure ternyata memberikan pengaruh yang hampir sama terhadap beban kerja mental pilot Boeing

11 Kondisi terbang pada pesawat jenis Fokker 28 maupun jenis Boeing 737 yang paling terbebani oleh faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh adalah saat penerbangan berada dalam phase Approach Landing, dan secara tiba-tiba terjadi abnormalitas pada sistem kelistrikannya ( Fail) dimana pesawat dikemudikan oleh seorang pilot dengan jam terbang dibawah 5 jam. Karena berbagai kendala teknis yang dihadapi, secara sadar penelitian yang dilaksanakan masih banyak melakukan simplifikasi sehingga kemungkinan bisa menghasilkan ketidak-telitian maupun validitas dari data yang diperoleh. Oleh karena itu satu hal yang patut disarankan untuk penelitian semacam ini adalah sebaiknya menggunakan semacam fasiltas (flight simulator) yang mampu mensimulasikan keadaankeadaan (events) yang sebenarnya yang akan dinilai. 7. Daftar Pustaka Bridger, R.S. (1995), Introduction to Ergonomics. Singapura : McGraw-Hill Co. Buss, Arnold H. (1978). Psychology Behaviour in Perspective. New York : John Willey & Son. Goettl, Barry P. (1996). The Spacing Effect in Aircraff Recognition. The Journal of Human Factors and Ergnomics Society, Volume 38, No. I, March Hicks, Charless R. (1993). Fundamental Concept in The Design of Experiments. Oxford: University Press. McCormick, Ernest J. and Sanders, Mark S. (1992). Human Factors in Enginering and Design. New York : McGraw-Hill Book Co. McFadden, K.L. (1997). Predicting Pilot Error Incidents of US Airline Pilots Using Logistic Regression. Journal of Applied Ergonomics : Human Factors in Technology and Society Volume 28, Number 3, June Moray, Nevile. (1979). Mental Workload : Its Theory and Measurement. New York : Plenum Press. Pribadi, Erwin M. and Warno (1997). In Flight Workload Assesment Tecnique in N- 25 Aircraft Using SWAT Method. Proceeding of Asean Ergonomics 97. Kuala Lumpur : IEA Press. Reid, Garry B, Scoot S. Potter, Rein Bressler (1989). Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) : A Users Guide (U). Harry G. Human Systems Command-Wright Patterson Air Force Base, Ohio - USA. Urban, Julie M, et al. (1996). Effects of Workload and Structure on Team Processes and Performance: Implications for Complex Team Decision Making. The Journal of Human Factors and Ergonomics Society. Volume 38 Number 2, June Wright, Petter; Pocock, Steven; and Fileds, Bob (1999). work The Prescription and Practice of on Flight Deck. Departement of Computer Science, University of York, UK. Wickens, Christoper. (1995). Aerospace Techniques. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice Hall PTR. 11

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Etika Muslimah, Cita Zulfa Rokhima, Akhmad Kholid Alghofari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL

ANALISIS PERBAIKAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL ANALISIS PERBAIKAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL SRI RAHAYUNINGSIH Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kadiri Jl. Selomangleng No. 1, Kediri, Jawa Timur

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT

PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT Abadi Dwi Saputra Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, 55281 Tlp. (0274) 545675

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN (AVIATION WEATHER) TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DITINJAU DARI PERBEDAAN USIA PILOT

PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN (AVIATION WEATHER) TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DITINJAU DARI PERBEDAAN USIA PILOT PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN (AVIATION WEATHER) TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DITINJAU DARI PERBEDAAN USIA PILOT Abadi Dwi Saputra Mahasiswa Program Doktoral Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri...

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri... C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri... (Indah Pratiwi) ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PADA PENGEMUDI BUS DAMRI DI PERUSAHAAN UMUM DAMRI UBK SURAKARTA DENGAN METODE

Lebih terperinci

PENGKAJIAN TINGKAT BEBAN KERJA MENTAL PILOT PESAWAT TERBANG DALAM MELAKSANAKAN TAHAP FASE TERBANG (PHASE OF FLIGHT)

PENGKAJIAN TINGKAT BEBAN KERJA MENTAL PILOT PESAWAT TERBANG DALAM MELAKSANAKAN TAHAP FASE TERBANG (PHASE OF FLIGHT) PENGKAJIAN TINGKAT BEBAN KERJA MENTAL PILOT PESAWAT TERBANG DALAM MELAKSANAKAN TAHAP FASE TERBANG (PHASE OF FLIGHT) Abadi Dwi Saputra Mahasiswa Program Doktoral Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X) Yogyakarta, 28 November 2007 ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X). 1. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT)

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) Risma Adelina Simanjuntak Dedi Apriyanto Situmorang Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Pengukuran Beban Kerja Mental Dengan Menggunakan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) (Studi Kasus di PT. Balai Iklan, Bandung)

Pengukuran Beban Kerja Mental Dengan Menggunakan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) (Studi Kasus di PT. Balai Iklan, Bandung) Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006 Lab.E&PSK-TI-FTI-ITS-2006 Surabaya, 29 Juli 2006 ISBN : 979-545-040-9 Pengukuran Beban Kerja Mental Dengan Menggunakan Metode Subjective Workload Assessment

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan zaman dan peningkatan persaingan yang terjadi di Indonesia memacu setiap perusahaan agar dapat mengikuti arus untuk ikut mensejajarkan usahanya dengan perusahaan lain. Salah satu perusahaan

Lebih terperinci

The 17 th FSTPT International Symposium, Jember University, August 2014

The 17 th FSTPT International Symposium, Jember University, August 2014 ANALISIS PENGARUH WAKTU TERBANG (PHASES OF TIME) TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) Abadi Dwi Saputra, SSiT., M.Sc.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL DALAM MENGANALISIS PENGARUH WAKTU TERBANG (PHASES OF TIME) TERHADAP USIA PILOT

APLIKASI PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL DALAM MENGANALISIS PENGARUH WAKTU TERBANG (PHASES OF TIME) TERHADAP USIA PILOT APLIKASI PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL DALAM MENGANALISIS PENGARUH WAKTU TERBANG (PHASES OF TIME) TERHADAP USIA PILOT Abadi Dwi Saputra Mahasiswa Program Doktoral Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE)

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE) ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE) Henni, Nurina, Syifa Fauziah Abbas Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N250-100 PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR ABSTRAK Pesawat udara merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam upaya meningkatkan keamanan parkir di Unersitas Kristen Maranatha (UKM), maka setiap kendaraan yang akan masuk dan keluar dari kampus harus melewati pos jaga parkir. Pada pos masuk para pengendara,

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas Ghani Rizki Fardan 1*, Anda Iviana Juniani 2, Binti Mualifatul R. 3 1,3 Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bank X adalah salah satu perusahaan perbankan yang cukup besar. Sebagai suatu lembaga yang bergerak di bidang jasa, pelayanan menjadi tolok ukur bagi kinerja lembaganya. Bank X yang diamati penulis

Lebih terperinci

Performa (2007) Vol. 6, No.1: 73-81

Performa (2007) Vol. 6, No.1: 73-81 Performa (2007) Vol. 6, No.1: 73-81 Kajian Pengaruh Kebisingan, Temperatur, Dan Pencahayaan Terhadap Performansi Kerja Operator Produksi Dengan Pendekatan Desain Eksperimen (Studi Kasus PT. Reksa Prima

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy ABSTRACT Payroll and remuneration systems is one of the largest and most important component in the accounting information system. Payroll and wage system must be designed to comply with government regulations

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan dan pengolahan data serta analisa dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil untuk menjawab

Lebih terperinci

RAMA FAJAR TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. oleh. Universitas Sumatera Utara

RAMA FAJAR TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. oleh. Universitas Sumatera Utara PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK LOAD ANALYSIS PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. FLORINDO MAKMUR TUGAS SARJANA

Lebih terperinci

DOC # RUMUS KOEFISIEN KORELASI MOMENT TIGA VARIABEL OPERATING INSTRUCTIONS DOCUMENT

DOC # RUMUS KOEFISIEN KORELASI MOMENT TIGA VARIABEL OPERATING INSTRUCTIONS DOCUMENT 26 December, 2017 DOC # RUMUS KOEFISIEN KORELASI MOMENT TIGA VARIABEL OPERATING INSTRUCTIONS DOCUMENT Document Filetype: PDF 453.95 KB 0 DOC # RUMUS KOEFISIEN KORELASI MOMENT TIGA VARIABEL OPERATING INSTRUCTIONS

Lebih terperinci

PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN DASAR BUJUR SANGKAR LATIN

PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN DASAR BUJUR SANGKAR LATIN PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN DASAR BUJUR SANGKAR LATIN SKRIPSI Oleh: Umi Sholikha J2A 606 050 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG.

DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. @! debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com!! Academic Background 2011 to Jul 2013 Master Degree of Mechanical System Engineering Dept., Kumamoto University, Japan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT JURNA HUMANIORA TEKNOOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 ANAISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADHIEA NOER SYAIEF Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah aut Jl. A. Yani, km 06, Ds. Panggung,

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh coping stress terhadap kinerja pada pilot maskapai penerbangan X. Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang pilot. Pemilihan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG

PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG T 610.28 PUT Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan suatu metoda pengenalan multi pola dari

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research is conducted to know is there any influence which is significant of Role Of Internal Auditor To Enterprise Risk Management. Writer use internal auditor s code of ethics and profession

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Style of Leadership, employee s work performance. vii

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Style of Leadership, employee s work performance. vii ABSTRACT Company as an organization consists of a group of people who is working and doing several routine activities which is planned under the coordination of a leader towards achieving specific goals.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas. Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa

Lebih terperinci

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro   Abstract PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT- OREOVOCZ DALAM PENINGKATAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL MATEMATIS (PAM) SISWA Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Balanced Scorecard (BSC) is a performance measurement system that not only measure performance through the financial perspective, but through nonfinancial perspective as well. Balanced Scorecard

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki. Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah 90 3.2 Langkah-langkah Penelitian 3.2.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dan kinerja pada buruh pabrik bagian produksi dept. spinning di PT. Bintang Agung Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI. PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: Narti Wulandari (NPM : 201015004), Sugeng Santoso ABSTRACT

Lebih terperinci

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi Meningkatkan Kemampuan Repesentasi Matematis Siswa Melalui Strategi Solusi Pada Materi Pecahan di Kelas VII SMPN 1 Sungai Kunyit Resy Nirawati, Dosen STKIP Singkawang Kalbar email : resynirawaty@gmail.com

Lebih terperinci

Purnawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

Purnawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Purnawan 0907620 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Apa randomized design? In the design of experiments, completely randomized designs

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124306 / Analisa dan Perancangan Sistem Kerja Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam

Lebih terperinci

Diah Maha Dwijayanthi 1 I.B. Dharmadiaksa 2. telp:

Diah Maha Dwijayanthi 1 I.B. Dharmadiaksa 2.   telp: PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA PADA KINERJA INDIVIDU PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SKPD DISPENDA KOTA DENPASAR Diah Maha Dwijayanthi 1 I.B. Dharmadiaksa 2 1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KONJOIN. Dalam upaya untuk memprediksi preferensi warga mengenai sistem

BAB III ANALISIS KONJOIN. Dalam upaya untuk memprediksi preferensi warga mengenai sistem BAB III ANALISIS KONJOIN Dalam upaya untuk memprediksi preferensi warga mengenai sistem pengelolaan air yang paling diminati, penelitian secara langsung penulisan ini telah mengarah kepada studi kasus

Lebih terperinci

PENGARUH PREFERENSI MUSIK TERHADAP PERFORMA KERJA MENTAL

PENGARUH PREFERENSI MUSIK TERHADAP PERFORMA KERJA MENTAL PENGARUH PREFERENSI MUSIK TERHADAP PERFORMA KERJA MENTAL Debora Anne Yang Aysia 1) dan Herry Christian Palit 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR Topik : Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Upaya Meningkatkan Performansi Kerja Teller di Bank X Cimahi dengan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil uji itas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI BILANGAN ROMAWI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 03 RANYAI HILIR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ericko Lestranda

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Balanced scorecard has a privilege in terms of coverage measurement is more comprehensive because it covers four perspectives. The first perspective is the financial perspective (financial perspective),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kemudian desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI Mila Yumaroh 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI Abstrak This

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a. Tingkat beban

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI 1 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI A. Pengujian Hipotesis 1. Estimasi dan Probabilitas Pernyataan hipotesis merupakan ekspektasi peneliti mengenai karakteristik populasi yang didukung oleh logika teoritis.

Lebih terperinci

Keywords: Goal-Setting Process, System Award, Achievement

Keywords: Goal-Setting Process, System Award, Achievement ABSTRACT Process in achieving corporate goals is the responsibility of every individual in the company. There are three factors that help limit the development of the concept of goal setting. First, the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja dengan Faktor Pemediasi Motivasi dan Kemampuan Kerja Karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten The Influence of Leadership Style to Working Productivity

Lebih terperinci

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku: 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Analisa dan Perancangan Sistem Kerja 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Keefektifan Penerapan Kombinasi Metode Numbered Head Together dan Index Card Match dalam meningkatkan Hasil Belajar Aspek Kognitif Akidah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan bentuk Pre-Experimental Design. Sugiyono (2013:74) memandang bahwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG TIFFANY SOPHIANA NRP 2502 100 008 Dosen Pembimbing Ir.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) (Studi Kasus pada Express Print, Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Keywords: management control systems, leadership style, performance company

Keywords: management control systems, leadership style, performance company ABSTRACT Management control system is a series of actions and activities that occur in all activities of the organization and running continuously. Management control is not a separate system within an

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan dukungan sosial dan dampak stres pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit X Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA ANGGOTA TAMTAMA-BINTARA TNI ANGKATAN DARAT DETASEMEN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG LANDASAN UDARA AHMAD YANI SEMARANG Novira Daniaputri, * Zaenal

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) Muhammad Arasyandi, Arfan Bakhtiar*) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Quasi experiment merupakan jenis penelitian

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI Ayu Rahmawati Permatasari, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 sariarp93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menyebarkan secara acak kuesioner kepada pengguna jasa transpotasi udara Garuda Indonesia sebagai responden. Cara pengambilan

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Muahamd Syukur¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha PENGARUH METODE SUGESTI IMAJINASI DENGAN MEDIA FOTO TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI DITINJAU DARI MINAT MENULIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 DENPASAR Ida Ayu Putu Udiyani Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 9) Jenis-jenis metode penelitian juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Internal Audit Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. PINDAD (PERSERO) Bandung)

ABSTRAK. Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Internal Audit Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. PINDAD (PERSERO) Bandung) ABSTRAK Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Internal Audit Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. PINDAD (PERSERO) Bandung) Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah efektivitas rekomendasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KULIAH KERJA NYATA (KKN) DENGAN ALGORTIMA GREEDY UNTUK MENENTUKAN PENGELOMPOKAN PESERTA KKN (STUDI KASUS: UNIVERSITAS LAMPUNG) Harisa Eka Septiarani 1), Aristoteles 1) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: stres kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA i

ABSTRAK. Kata-kata kunci: stres kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA i ABSTRAK Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, menuntut organisasi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi agar tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan yang baik tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang baik pula (Simanjuntak

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi Refference Niebel Benjamin W. & Freivalds A. 2003. Methods Standards and Work Design. 11 th edition. Mc Graw Hill. New York. Aft, Lawrence S. 2000. Work Measurement &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Sugiyono (2014, hlm. 3&6) mengemukakan secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

ABSTRACT THE INFLUENCE OF EXPERIENCE ON AUDITORS QUALITY MATERIAL EVIDENCE IN AUDIT ASSIGNMENT

ABSTRACT THE INFLUENCE OF EXPERIENCE ON AUDITORS QUALITY MATERIAL EVIDENCE IN AUDIT ASSIGNMENT ABSTRACT THE INFLUENCE OF EXPERIENCE ON AUDITORS QUALITY MATERIAL EVIDENCE IN AUDIT ASSIGNMENT Information of financial statement are important in corporate world, because through this information of financial

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DOSEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DOSEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DOSEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) Ratna Purwaningsih, Arief Sugiyanto Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH ISTIQOMAH TUSSANGADAH NIM F32110037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training program, Work Performance, Employees.

ABSTRACT. Keywords: Training program, Work Performance, Employees. ABSTRACT This research was done in PT. Tunas Ridean Tbk (Toyota) Cimindi Bandung at mechanical department, Service Advisor (SA), Customer Relation Coordinator (CRC). The objectives of this research are

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULA DA SARA 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun rasio yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PEMILIHAN MEREK SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK NOMINAL

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PEMILIHAN MEREK SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK NOMINAL ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PEMILIHAN MEREK SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK NOMINAL (Studi Kasus di Fakultas MIPA Universitas Diponegoro) SKRIPSI Oleh : Eny Purwantini J2A 605

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Penilaian kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas kerja (Studi Pada PT Sinar Sakti Matra Nusantara). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82 PERAN ANALISIS TUGAS DALAM GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ALAT OPTIK

Lebih terperinci