PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Laurensia Lia Kurniawati NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014

2 PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Laurensia Lia Kurniawati NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 i

3

4

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku Filipi 4 : 13 Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu ada 2. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan dukungan doa demi keberhasilan penulis 3. Adekku yang setia memberikan semangat iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 16 Desember 2014 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang membuat pernyataan, Laurensia Lia Kurniawati v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Laurensia Lia Kurniawati Nomor Induk Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE. beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang menyatakan, Laurensia Lia Kurniawati vi

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan banyak berkat dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets, dan Ineffective Monitoring pada Financial Statement Fraud dalam prespektif Fraud Triangle. ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi selama penyusunan skripsi ini, namun berkat bimbingan, dukungan serta dorongan dri berbagai pihak yang telah membesarkan hati, sampai pada akhirnya semua dapat diatasi dengan baik. untuk itulah pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., CA. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah sabar dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan masukkan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma selaku pribadi yang telah banyak memberikan wawasan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. vii

9 4. Kedua orang tuaku tercinta, Antonius Wahyu Tambang Wijil Joko Santosa dan Agustina Endang Kurniasih dengan kerelaannya memberikan seluruh kasih sayangnya, doa, dukungan, semangatnya dan segala sesuatunya demi keberhasilan penulisan skripsi ini, terimakasih banyak. 5. Adekku tercinta, Laurensius Sandy Tambang Kurniawan yang telah banyak memberikan semangat hingga selesainya penulisan skripsi ini. 6. Nenekku tercinta, Sri Marwantini dan Veronica Sri Amini yang telah memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang, terimakasih banyak. 7. Pacarku yang selalu setia mendampingi, susah maupun senang, memberikan nasehat, memberikan semangat dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 8. Sahabatku terkasih, Utami Tyas Andari Putri yang telah memberikan banyak semangat dan dorongan demi terselesaikannya skripsi ini. 9. Teman terbaikku, Claurriza Deizvi Aldhanewi dan Niken Dwi Kuswanti terima kasih atas kebersamaannya selama ini, terima kasih untuk doa dan dorongan serta semangatnya. 10. Teman-teman Akuntansi kelas B terima kasih kebersamaan selama kurang lebih 4 tahun ini, semoga kalian semua sukses. 11. Kakak kost terbaik, Dian Kristanti yang selalu memberi semangat saat pengerjaan skripsi ini. viii

10 12. Segenap penghuni kost Beo 52, Nica, Diana, Ketty, Mbak Friska, Cika dan lain-lain terima kasih semangat dan kebersamaannya. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, termia kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rakan dalam menyusun skripsi. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Penulis Laurensia Lia Kurniawati NIM: ix

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS HALAMAN KATA PENGANTAR HALAMAN DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR TABEL HALAMAN DAFTAR GAMBAR HALAMAN DAFTAR ABSTRAK HALAMAN DAFTAR ABSTRACT i ii iii iv v vi vii x xii xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Batasan Masalah 5 D. Tujuan Penelitian 6 E. Manfaat Penelitian 6 F. Sistematika Penulisan 7 BAB II LANDASAN TEORI 9 A. Laporan Keuangan 9 B. Fraud 11 C. Earning Manajement 27 D. Penelitian Terdahulu 29 x

12 E. Kerangka Pemikiran 32 F. Hipotesis Penelitian 35 BAB III METODE PENELITIAN 41 A. Jenis Penelitian 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian 41 C. Subjek dan Objek Penelitian 41 D. Populasi dan Sampel 42 E. Jenis dan Sumber Data 43 F. Variabel Penelitian 43 G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 48 H. Teknik Analisis Data 51 BAB VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 60 A. Bursa Efek Indonesia 60 B. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia 61 C. Deskripsi Data 61 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 77 A. Deskripsi Data 77 B. Analisis Data 79 C. Pembahasan 92 BAB VI PENUTUP 95 A. Kesimpulan 95 B. Saran 96 DAFTAR PUSTAKA 98 LAMPIRAN 101 xi

13 DAFTAR TABEL Tabel Tabel 1. Judul Kategori, Definisi, dan Contoh Fraud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan Financial Statement Fraud 25 Tabel 2. Daftar Sampel 78 Tabel 3. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) 79 Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas 80 Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) 81 Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) 82 Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 84 Tabel 8. Hasil Uji Simultan (Uji F) 85 Tabel 9. Hasil Koefisien Determinasi 86 Tabel 10. Hasil Uji Parsial (Uji t) 87 xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Gambar 1 Gambar Fraud Tree 14 Gambar 2 Fraud Triangle 22 Gambar 3 Kerangka Pemikiran 34 xiii

15 ABSTRAK PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE Laurensia Lia Kurniawati NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif lima variabel fraud triangle terhadap financial statement fraud. Penelitian ini berdasarkan teori fraud triangle Cressey (1953). Penelitian ini penting dilakukan karena untuk memberi bukti empiris pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring dalam mendeteksi financial statement fraud. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 183 perusahaan manufaktur. Variabel-variabel dari fraud triangle diukur dengan financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring. Financial statement fraud diukur dengan manajemen laba. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa external pressure dan financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Sementara itu, financial stability, personal financial need, dan ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Kata Kunci: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, manajemen laba. xiv

16 ABSTRACT INFLUENCE OF FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, AND INEFFECTIVE MONITORING ON FINANCIAL STATEMENT FRAUD IN FRAUD TRIANGLE PERSPECTIVE Laurensia Lia Kurniawati Student Number: Sanata Dharma University Yogyakarta 2014 This study aims to determine the positive effect of financial statement fraud against five variables on fraud triangle. This study is based on the theory of fraud triangle Cressey (1953). It is important because it provides empirical evidence of financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring in detecting financial statement fraud. The population of this study was the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2010 until The sample selection technique was purposive sampling. Total sample of this study was 183 manufacturing companies. The variables of the fraud triangle was measured by financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring. Financial statement fraud was measured by earnings management. The hypothesis testing was done by multiple regression analysis. The results showed that external pressure and financial targets had positive influenced to financial statement fraud. On the other hand, financial stability, personal financial need, and ineffective monitoring had no influenced on financial statement fraud. Keywords: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, earnings management. xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi sebagai mana yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Oleh karena itu, perusahaan selalu ingin menggambarkan kondisi laporan keuangannya dalam keadaan yang terbaik pada saat penerbitan laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan potensi kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan. Ketika terjadi kecurangan dalam laporan keuangan, informasi dalam laporan keuangan tersebut menjadi tidak relevan dan reliabel bagi investor maupun kreditor untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi sebenarnya. Informasi dalam laporan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan pemakai, bukan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Informasi yang disajikan atas dasar kebutuhan dan keinginan pihak tertentu menimbulkan risiko kecurangan (fraud), karena laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya tetapi laporan keuangan disusun agar kepentingan pihak-pihak tertentu dapat tercapai. 1

18 2 Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst & Young LLP, 2009). Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum. Faktor risiko kecurangan tersebut adalah pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut juga sebagai fraud triangle. Teori Cressey tentang faktor risiko kecurangan berdasarkan pada serangkaian proses wawancara dengan orang-orang yang dihukum karena penggelapan (Skousen et al., 2009). Menurut teori Crassey, pressure, opportunity, dan rationalization selalu hadir pada situasi fraud. Konsep fraud triangle ini juga terdapat dalam SAS No.99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (Skousen et al., 2009). Penggunaan analisis fraud triangle untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan keuangan sebelumnya pernah dilakukan oleh Cressey (1953), Turner et al. (2003), Lou dan Wang (2009), Skousen et al. (2009). Skousen et al. (2009) mengatakan bahwa Persons (1995) dan Kaminski, Wetzel, Guan (2004) mengembangkan model prediksi kecurangan menggunakan rasio keuangan, tetapi model tersebut mendapati tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi. Lou dan Wang (2009) mengatakan bahwa selama dua dekade terakhir, minat dari

19 3 praktisi dan akademisi di bidang kecurangan pelaporan keuangan telah tumbuh secara dramatis. Pada dekade ini banyak skandal akuntansi yang menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen puncak telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan. Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis tekanan, tiga jenis peluang dan rasionalisasi yang mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Keempat jenis tekanan adalah 1. Financial stability. Ketika financial stability perusahaan berada dibawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan dimata publik. 2. External pressure. Perusahaan yang sering mendapat external pressure akam memotivasi tindakan memanipulasi laporan keuangan. 3. Personal financial need. Peran personal financial need dalam suatau perusahaan adalah untuk melakukan pengendalaian terhadap terjadinya tindak kecurangan laporan keuangan. 4. Financial targets. Dalam menjalankan tugasnya, manajer akan melakukan segala cara agar financial targets dapat terpenuhi. Ketiga jenis peluang adalah 1. Nature of industry. Perusahaan akan melakukan segala cara agar nature of industry dalam perusahaan tersebut sesuai yang diharapkan. 2. Ineffective monitoring. Terjadinya kecurangan merupakan salah satu dampak dari ineffective monitoring dalam perusahaan. 3. Organizational structure. Apabila organizational structure dalam suatu perusahaan tidak stabil maka akan menimpulkan peluang kecurangan.

20 4 Rasionalisasi adalah bagian ketiga dari fraud triangle yang paling sulit untuk diukur. Rasionalisasi adalah sikap manajemen, atau karyawan yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan/atau membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan analisis fraud triangle dengan acuan penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009). Penelitian oleh Skousen et al. (2009) mengembangkan model prediksi kecurangan yang banyak digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring terhadap financial statement fraud. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah financial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud? 2. Apakah external pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud? 3. Apakah personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?

21 5 4. Apakah financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud? 5. Apakah ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap financial statement fraud? C. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Dalam fraud triangle terdapat tiga jenis kecurangan yaitu tekanan, peluang dan rasionalisasi. Penelitian ini hanya meneliti tekanan dan peluang yang dapat diukur secara kuantitatif. Rasionalisasi tidak diuji dalam penelitian ini karena rasionalisasi tidak dapat diukur secara kuantitatif. 2. Bursa Efek Indonesia memiliki berbagai macam jenis perusahaan. Fokus dalam penelitian ini hanya menggunakan salah satu jenis perusahaan yaitu perusahaan manufaktur. Alasan pengambilan sampel pada perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang jumlahnya paling banyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

22 6 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui apakah financial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. 2. Mengetahui apakah external pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. 3. Mengetahui apakah personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. 4. Mengetahui apakah financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. 5. Mengetahui apakah ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi ilmiah yang telah ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau acuhan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang fraud. 2. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan maupun ilmu yang ada dalam buku-buku.

23 7 Penelitian ini menambah wawasan penulis dalam bidang audit terutama tentang kecurangan dalam laporan keuangan. 3. Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan dan pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan. 4. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan untuk pengambilan kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan. F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori yang melandasi dilakukannya penelitian ini dan hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Dalam bab ini dijelaskan pula kerangka pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis penelitian.

24 8 Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang dioperasionalkan dalam pelaksanaan penelitian. Uraian-uraian tersebut meliputi definisi-definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, dan metode analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) dan gambaran singkat perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan deskripsi objek penelitian, analisis kuantitatif, interpretasi hasil serta dijelaskan pula argumentasi yang sesuai dengan hasil penelitian. Bab V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta keterbatasan dalam penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan penelitian tersebut, disertakan saran untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

25 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2002: 2) Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Komponen-komponen laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca Neraca adalah suatu laporan yang memuat daftar harta kekayaan atau aktiva yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Tujuan dari penyusunan neraca ini adalah untuk memperlihatkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada saat tutup buku yaitu pada akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun dan ditentukan sisanya, oleh karena itu maka neraca sering disebut balance sheet. 9

26 10 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang memuat tentang penghasilan serta biaya-biaya perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini menghasilkan laba atau rugi bersih yang diperoleh dalam periode tersebut. Fungsi laporan ini adalah untuk mengetahui hasil operasi yang telah dilakukan. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan ini menunjukkan sumber-sumber dari modal kerja yang diperoleh perusahaan dan penggunaannya dalam waktu tertentu. Adapun laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam suatu periode akuntansi dan atas modal perusahaan dalam periode waktu tertentu. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas berfungsi untuk memberikan informasi yang memungkinkan untuk melakukan evaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan perusahaan yaitu kemampuan untuk menghasilkan kas dan setara kas. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan yang berfungsi sebagai pendukung atau penunjang atas laporan keuangan periode yang bersangkutan. Catatan-catatan tersebut merupakan catatan penting yang memuat ikhtisar kebijakan akuntansi suatu perusahaan yang

27 11 berisi penjelasan dan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. B. Fraud 1. Pengertian Fraud Fraud memiliki definisi yang beragam dan banyak penelitian maupun lembaga yang mendefinisikan fraud. Berikut merupakan beragam definisi fraud dari berbagai sudut pandang. Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai an intentional act that result in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit (Tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit). Black s Law Dictionary mendifinisikan fraud sebagai: Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu. Oxford English Dictionary mendefinisikan fraud adalah sebuah tindak pidana kecurangan dengan menggunakan penyajian yang palsu untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak adil atau mengambil paksa hak atau kepentingan orang lain.

28 12 Fraud menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas dan pihak lain. Fraud menurut BPK, n.d. merupakan suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dari berberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan fraud (kecurangan) adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Molida (2011) menjelaskan unsur-unsur kecurangan secara umum menurut BPK,n.d. adalah: a. Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation) b. Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present). c. Fakta bersifat material (material fact). d. Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly) e. Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi. f. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut (misrepresentation)

29 13 g. Yang merugikannya (detriment). 2. Fraud Tree The Association of Certified Fraud Examiners atau ACFE mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut dikenal dengan istilah Fraud Tree yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan. Fraud Tree disajikan dalam bagan. Fraud Tree mempunyi tiga cabang utama, yaitu corruption, asset misappropriation, dan fraudulent ststement (Tuanakotta 2010:195).

30 14 Gambar I : Gambar fraud tree Sumber : Association of Certified Fraud Examiners, 2008 Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse dalam Tuanakotta (2010:197). a. Korupsi (Corruption) Korupsi merupakan jenis fraud yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain. Korupsi banyak terjadi di

31 15 negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini susah untuk dideteksi karena pihak yang melakukan bekerjasama untuk saling menutupi dan menikmati keuntungan bersama (simbiosis mutualisme). Jenis-jenis korupsi antara lain penyalahgunaan wewenang atau konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion). b. Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation) Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan atau pencurian aset dan harta perusahaan oleh pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value). Asset misappropriation dalam bentuk penjarahan cash atau cash misappropriation dilakukan dalam tiga bentuk yaitu: skimming, larency, dan fraudulent disbursements (Tuanakotta 2010:199). 1) Skimming Dalam skimming, uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal para auditor dengan istilah lapping.

32 16 2) Larency Larency atau pencurian adalah bentuk penjarahan yang paling kuno dan dikenal sejak awal peradaban manusia. Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan dengan perlindungan keselamatan aset. 3) Fraudulent Disbursements Fraudulent disbursements atau yang lebih dikenal dengan istilah penggelapan adalah sistem penjarahan yang dilakukan bila arus uang sudah terekam dalam suatu sistem. a) Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement) Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan. Ranting pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji overstatement maupun understatement. Cabang dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya atau asset/revenue overstatement. Kedua, menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang

33 17 sebenarnya atau asset/revenue understatement (Tuanakotta 2010:203). 3. Jenis Fraud Fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (Nguyen, 2008): a. Embezzlement employee atau occupational fraud Embezzlement employee atau occupational fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Jenis fraud ini dilakukan oleh bawahan dengan melakukan kecurangan pada atasannya secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan aset secara langsung dilakukan dengan cara mengambil uang tunai, perlengkapan, peralatan serta aset-aset lain perusahaan, sedangkan kecurangan secara tidak langsung dilakukan dengan menerima sogokan atau komisi dari pihak ketiga. b. Management fraud Kecurangan manajemen terdiri atas seluruh bentuk kecurangan yang dilakukan oleh manajemen untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan organisasi. Management fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak kepada para pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang mengandalkan laporan keuangan. Jenis fraud ini dilakukan manajemen puncak dengan cara memberikan penyajian yang keliru pada informasi keuangan.

34 18 c. Investment scams Investment scams merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh individu atau perorangan kepada investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan mengelabui atau menipu investor dengan cara menanamkan uangnya dalam investasi yang salah. d. Vendor fraud Vendor fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau perusahaan yang membeli barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan organisasi dengan memasang harga terlalu tinggi untuk barang dan jasa atau tidak adanya pengiriman barang meskipun pembayaran telah dilakukan. e. Customer fraud Customer fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan pelanggan dengan cara membohongi penjual dengan memberikan kepada pelanggan yang tidak seharusnya atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit dari yang seharusnya. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa fraud terdiri dari bermacam-macam jenis dilihat dari pelaku, korban serta tindakan fraud yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa financial statement fraud merupakan fraud yang banyak dilakukan dengan sepengetahuan

35 19 manajemen. Financial statement fraud tersebut merupakan bagian dari management fraud. 4. Pelaku Fraud Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja pada level apapun yang memiliki kesempatan. Association of Certified Fraud Examiners dalam Tuanakotta 2008, pelaku fraud dapat dijelaskan sebagai berikut. Pelaku fraud dibagi dalam tiga kelompok yaitu pemilik (eksekutif), manajer, dan karyawan. Tipe pertama adalah Asset Misappropriation dimana kecurangan yang dilakukan paling besar yaitu pada level karyawan sebesar 39,9% kemudian yang kedua pada level manajer sebesar 37,9% dan terakhir pada level pemilik (eksekutif) sebesar 23,6%. Jadi dapat disimpulkan pelaku fraud pada asset misappropriation paling dominan terjadi pada level karyawan. Tipe kedua adalah Corruption dimana kecurangan dilakukan paling besar yaitu pada level manajer sebesar 39,1% kemudian yang kedua pada level pemilik (eksekutif) sebesar 37,3% dan terakhir pada level karyawan sebesar 22,2%. Jadi dapat disimpulkan pelaku fraud pada Corruption paling dominan terjadi pada level manajer. Tipe yang ketiga adalah Financial statement Fraud dimana kecurangan dilakukan paling besar yaitu pada level pemililk (eksekutif) sebesar 53,3% kemudian yang kedua pada level manajer sebesar 35,6% dan terakhir pada level karyawan sebesar 11,1%. Jadi dapat disimpulkan

36 20 pelaku fraud pada financial statement fraud paling dominan terjadi pada level pemilik (eksekutif). 5. Financial Statement Fraud American Institute Certified Public Accountant (1998) mendefinisikan financial statement fraud sebagai tindakan disengaja atau kelalaian yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan. Selain itu, menurut Australia Auditing Standards (AAS), financial statement fraud merupakan suatu kelalaian maupun penyalahsajian yang disengaja dalam jumlah tertentu atau pengungkapan dalam pelaporan keuangan untuk menipu para pengguna laporan keuangan. Financial statement fraud didefinisikan berbeda oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Definisi financial statement fraud menurut (ACFE) adalah The intentional, deliberate, misstatement, or omission of material facts, or accounting data which is misleading and, when considered with all the information made available, would case the reader to change or alter his or her judgment or decision. Elliott dan Willingham (1980) menyatakan bahwa Definisi financial statement fraud sengaja dilakukan oleh manajemen untuk memuaskan investor dan kreditor melalui laporan keuangan yang sesungguhnya menyesatkan. Selain investor dan kreditor, auditor adalah salah satu korban dari financial statement fraud. Kecurangan secara umum dilakukan atas nama organisasi melalui tindakan oleh manajemen puncak.

37 21 Gravitt (2006) menyatakan bahwa kecurangan pada laporan keuangan melibatkan skema sebagai berikut: a. Pemalsuan, perubahan, atau manipulasi catatan keuangan yang material, dokumen pendukung atau transaksi bisnis. b. Kelalaian yang disengaja atau misrepresentasi peristiwa, transaksi, rekening, atau informasi penting lainnya dari laporan keuangan yang disusun. c. Kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, pengakuan, laporan, dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis. d. Kelalaian yang disengaja pada pengungkapan atau penyajian pengungkapan yang tidak memadai berdasarkan prinsip akuntansi dan kebijakan dan nilai keuangan yang terkait. 6. Teori Fraud Triangle Teori yang mendasar penelitian ini adalah fraud triangle theory. Konsep segitiga kecurangan pertama kali diperkenalkan oleh Cressey (1953) melalui wawancara dengan 200 orang yang dihukum karena melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya trust violators atau pelanggar kepercayaan yaitu mereka yang melanggar kepercayaan atau amanah yang dititipkan kepada mereka (Tuanakotta 2010:205). Cressey (1953) menyimpulkan bahwa orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat dirinya sendiri sebagai

38 22 orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat diceritakannya kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam-diam dapat diatasinya dengan menyalahgunakan, dan tindakan sehari-hari memungkinkannya menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang biasa dipercaya dalam menggunakan kekayaan yang dipercayakan. Teori segitiga kecurangan yang dicetuskan oleh D.R. Cressey pada tahun Cressey menyimpulkan terdapat kondisi yang selalu hadir dalam kegiatan kecurangan perusahaan yakni yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi). a. Pressure (Tekanan) Gambar II : Fraud Triangle Sumber : Fraud Triangle Theory oleh Cressey (1953) Tekanan yaitu insentif yang mendorong orang-orang untuk melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja. Tekanan mempunyai dua bentuk yaitu

39 23 bentuk nyata (direct) dan bentuk persepsi (indirect). Tekanan dalam bentuk nyata berupa kebiasaan sering berjudi, kecanduan obat terlarang, atau menghadapi persoalan keuangan. Tekanan dalam bentuk persepsi merupakan opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan seperti misalnya executive need. Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets. b. Opportunity (Kesempatan) Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan pengendalian internal lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Pengendalian internal adalah hal yang paling berkaitan dengan kesempatan. Pengendalian internal yang kurang baik akan memberi peluang yang besar untuk melakukan kecurangan. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. c. Rationalization (Rasionalisasi) Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau

40 24 karakter yang menyebabkan satu atau lebih individu secara rasional melakukan kecurangan. Integritas manajemen (sikap) merupakan penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Ketika integritas manajer dipertanyakan oleh berbagai pihak maka, keandalan dalam laporan keuangan diragukan. Bagi seseorang yang tidak jujur, lebih mudah untuk merasionalisasi penipuan, sedangkan seseorang dengan moral yang tinggi, tidak mudah untuk merasionalisasi penipuan. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional untuk membenarkan perbuatannya (Molida, 2011). Berikut ini disajikan ringkasan kategori, definisi dan contoh fraud risk factor berdasarkan fraud triangle theory oleh Cressey yang diadopsi dalam SAS No.99 dan berkaitan dengan financial statement fraud.

41 25 Tabel 1. Kategori, Definisi dan Contoh Fraud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan Financial Fraud Risk Factor Statement Fraud Kategori menurut SAS No. 99 Definisi dan Contoh Faktor Resiko Pressure Financial Stability Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Contoh faktor risiko: Perusahaan memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi. Pressure External Pressure Tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Contoh faktor risiko: Ketika perusahaan menghadapi adanya tren tingkat ekspektasi para analis investasi, tekanan untuk memberikan kinerja terbaik bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi perusahaan atau pihak eksternal lainnya. Pressure Personal Financial Need Suatu keadaan dimana keuangan perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan. Contoh faktor risiko: Kepentingan keuangan oleh manajemen yang signifikan dalam entitas, manajemen memiliki bagian kompensasi yang signifikan yang bergantung pada pencapaian target yang agresif untuk harga saham, hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas manajemen menjaminkan harta pribadi untuk utang entitas. Pressure Financial Targets Tekanan berlebihan pada manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen. Contoh faktor risiko: Perusahaan memanipulasi laba untuk tolok ukur analis seperti laba tahun sebelumnya.

42 26 Tabel 1. Kategori, Definisi dan Contoh Fraud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan Financial Statement Fraud (lanjutan) Fraud Risk Kategori menurut Definisi dan Contoh Faktor Resiko Factor SAS No. 99 Opportunity Nature Of Industry Berkaitan dengan munculnya risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar. Contoh faktor risiko: Penilaian persediaan mengandung risiko salah saji yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar dibanyak lokasi. Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat jika persediaan itu menjadi usang. Opportunity Ineffective Monitoring Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan. Contoh faktor risiko: Adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit Opportunity Organizational Structure Rationalization Rationalization Sumber : Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al., 2009 atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya. Struktur organisasi yang kompleks dan tidak satabil. Contoh faktor risiko: Struktur organisasi yang terlalu kompleks, perputaran personil perusahaan seperti senior manajer atau direksi yang tinggi. Sikap/rasionalisasi manajemen, atau karyawan yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan/atau membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Contoh faktor risiko: Jika CEO atau manajer puncak lainnya tidak peduli pada proses pelaporan keuangan, pelaporan keuangan yang curang lebih mungkin terjadi.

43 27 C. Earnings management Earnings management (manajemen laba) menurut Schipper (1997) adalah suatu intervensi terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Earnings management seringkali dilakukan atas intervensi manajemen. Pernyataan itu sejalan dengan Healy and Wahlen (1999) yang menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan melakukan manipulasi transaksi untuk mengubah laporan keuangan, baik digunakan untuk menyesatkan beberapa stakeholders tentang kinerja suatu perusahaan atau untuk mempengaruhi kontrak yang bergantung pada angkaangka dalam laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan. Fleksibilitas inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh manajemen untuk memilih kebijakan yang dapat menguntungkannya. Earnings Manajemen (manajemen laba) adalah salah satu cara yang digunakan oleh para manajer untuk mempengaruhi angka laba secara sistematis, dengan cara memilih kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan manajer dan atau nilai pasar dari perusahaan. Scott (2000: 34) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunis manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

44 28 utang dan political cost (Opportunistic Earnings Manajemen). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari prespektif efficien contracting (efficien earnings manajemen), manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengatisipasi kejadiankejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam suatu periode akuntansi dan atas modal perusahaan dalam periode waktu tertentu. yaitu: Alasan terjadinya motivasi manajemen laba menurut Scott (2000: 302), 1. Bonus Purposes. 2. Political Motivation. 3. Taxation Motivation. 4. Pergantian CEO. 5. Initial Public Offering (IPO). 6. Pentingnya Memberi Informasi Pada Investor. Basis akrual banyak digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Pemilihan basis akrual bertujuan untuk menjadikan laporan keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang mencerminkan kondisi yang sebenarnya, tetapi pada kenyataannya basis akrual digunakan untuk menyesuaikan beban dan pendapatan dengan periodenya, bukan mengaitkan beban dan pendapatan berdasarkan atas pengeluaran dan penerimaan kas. Oleh karena itu, basis akrual dapat digunakan untuk

45 29 melakukan manajemen laba. Berbagai teori yang diuraikan di atas mengindikasikan bahwa terdapat hubungan erat antara earnings management dan financial statement fraud. Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Rezaee (2002) yang menyatakan bahwa: Suatu financial statement fraud sering diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya berkembang menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material. Berdasarkan uraian di atas, relevan bila untuk mendeteksi adanya financial statement fraud diproksikan dengan earnings management yang dilakukan perusahaan karena keduanya memiliki hubungan erat. D. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang fraud banyak dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan fraud. Nguyen (2008) melakukan penelitian bertujuan untuk fokus pada sifat kecurangan laporan keuangan dan skema kecurangan terhadap laporan keuangan. Dua kasus kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan dianalisis dari Enron dan WorldCom. Penelitian ini membahas teknik umum yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Skousen et al.,(2009) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor resiko kecurangan yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk mendeteksi kecurangan dalam

46 30 laporan keuangan. Menurut teori Cressey, pressure, opportunity dan rationalization selalu hadir dalam situasi fraud. Skousen et al mengembangkan variabel yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum yang tersedia. Penelitian Skousen et al.,(2009) mengidentifikasi lima proksi untuk tekanan dan dua proksi untuk kesempatan yang secara signifikan berhubungan dengan kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan aset yang cepat, peningkatan kebutuhan uang tunai, dan pembiayaan eksternal yang secara positif berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fraud. Kepemilikan saham eksternal dan internal serta control dewan direksi juga terkait dengan peningkatan finacial statement fraud. Selain itu, dia juga menemukan bahwa ekspansi jumlah anggota independen di komite audit berhubungan negatif dengan terjadinya kecurangan. Lou dan Wang (2009) melakukan penelitian untuk menguji faktor resiko dari fraud triangle. Hasilnya mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari suatu perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi dari transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya integritas manajer sebuah perusahaan, atau penurunan hubungan antara perusahaan dengan auditornya. Sebuah model logistik sederhana berdasarkan contoh faktor risiko kecurangan ISA 240 dan SAS 99 mengukur kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan dan dapat menguntungkan praktisi.

47 31 Gagola (2011) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor risiko kecurangan yang diterapkan dalam SAS No. 99 dan PSA No. 70 untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Gagola mengembangkan variabel-variabel yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum yang tersedia. Molida (2011) melakukan penelitian bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang efektivitas dari fraud triangle dalam mendeteksi financial statement fraud. Variabel-variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah financial stability yang diproksi dengan ACHANGE, personal financial need yang diproksi dengan OSHIP, dan ineffective monitoring yang diproksi dengan AUDCSIZE. Pendeteksian financial statement fraud pada penelitian ini menggunakan proksi manajemen laba sebagai variabel dependen. Nobarani (2012) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji mengenai faktor risiko kecurangan yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan dengan segitiga kecurangan. Nobarani (2012) mengembangkan variabel-variabel yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum yang tersedia. Variabel-variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah financial stability yang diproksi dengan ACHANGE, external pressure yang diproksi dengan FREEC, personal financial need yang diproksi dengan OSHIP,

48 32 financial targets yang diproksi dengan ROA, dan ineffective monitoring yang diproksi dengan BDOUT. Pendeteksian financial statement fraud pada penelitian ini menggunakan proksi manajemen laba sebagai variabel dependen. E. Kerangka Pemikiran Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Akan tetapi, relevansi nilai informasi akuntansi semakin turun dari waktu ke waktu. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan acuan pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan oleh adanya kecurangan laporan keuangan atau financial statement fraud. Kecurangan tersebut sangat merugikan pengguna laporan keuangan karena informasi dalam laporan keuangan menyesatkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pada tahun 2002, AICPA menerbitkan SAS No.99 yang mengatur tentang pendeteksian financial statement fraud. SAS No.99 didasarkan pada fraud triangle theory oleh Cressey (1953) yang menyebutkan adanya tiga kondisi yang selalu muncul dalam kejadian fraud yaitu pressure, opportunity dan rationalization (Skousen et al., 2009). Penelitian ini bertujuan mendeteksi adanya financial statement fraud. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada faktor risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Audit Pelaporan 2.1.1 Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kecurangan (Fraud) Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara harfiah diartikan sebagai kecurangan. Menurut the Association of Certified Fraud Examiners

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE OLEH : CLAUDIA GANADHI 3203012075 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 PENDETEKSIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2003). Menurut Sugiyono (1998)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

Lebih terperinci

PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA

PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA OLEH: EVELYN LIEM CHRISLIANTI 3203014009 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi

Lebih terperinci

saji yang material akibat dari kecurangan adalah sebagai berikut:

saji yang material akibat dari kecurangan adalah sebagai berikut: 2.2.5 Imbalan Pelaku Kecurangan Imbalan yang diharapkan bagi para pelaku kecurangan beragam jenis. Menurut Mulford (2010) berbagai imbalan dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini : Tabel 2.2 Imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Penginformasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah salah satu instrumen penting yang digunakan dalam mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan dari manajer kepada

Lebih terperinci

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang mulai melebarkan sayapnya ke kancah nasional maupun

Lebih terperinci

OLEH: FRANSISCA HARTOYO

OLEH: FRANSISCA HARTOYO ANALISIS PENTAGON FRAUD DALAM MENDETEKSI FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH: FRANSISCA HARTOYO 3203013022 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT...

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT... PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN

Lebih terperinci

PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI

PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI 3203012080 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 2013. Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kieso dkk. (2011:4) adalah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE

PENGARUH EARNING PER SHARE SKRIPSI PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN TOTAL ASSET TURN OVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

Lebih terperinci

PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA

PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA 3203013036 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, penyajian laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan dan arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 2015. Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE 1 PENGARUH FINANCIAL STABILITY, PERSONAL FINANCIAL NEED DAN INEFFECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE Resti Molida Anis Chariri, SE, M.Com., Ph.D, Akt JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi angka angka hasil kinerja perusahaan dalam suatu periode yang biasanya diterbitkan setiap satu tahun. laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Agensi Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pemegang

Lebih terperinci

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE )

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE ) DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2014) Diajukan Oleh : SAYLUR ROHMAH NIM. 2012-12-184 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK EKSEKUTIF DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE OLEH : JEFFRY BAHARUDDIN

PENGARUH KARAKTERISTIK EKSEKUTIF DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE OLEH : JEFFRY BAHARUDDIN PENGARUH KARAKTERISTIK EKSEKUTIF DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE OLEH : JEFFRY BAHARUDDIN 3203011002 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Hubungan keagenan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Hubungan keagenan yang terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori agensi dapat menjelaskan hubungan yang terjadi antara pemilik dan pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan mengenai prinsipal dan agen, dalam perusahaan pemegang saham dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana penyampaian informasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 2014 DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP DETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA (BEI) WIDARTI 1

PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP DETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA (BEI) WIDARTI 1 PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP DETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA (BEI) WIDARTI 1 ABSTRACT The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal dekade pertama abad ke-21 terjadi beberapa skandal, penipuan dan manipulasi semua jenis informasi Bahkan saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum terpublikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengaudit laporan keuangan adalah upaya yang berorientasi pada resiko (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen (management assertion),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses pembangunan yang telah membuat dunia usaha menjadi semakin kompleks, bervariasi, dan sangat dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin meningkat sekarang ini menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks. Tuntutan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan jenis ciri akuntansi yang menyajikan informasi berupa data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dasar dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dasar dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini menyajikan teori, kerangka konseptual dan hipotesis yang menjadi dasar dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan fraud

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai Laporan Keuangan ) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Kecurangan (Fraud) Kecurangan (fraud) merupakan tindakan penipuan yang disengaja, baik melalui penghilangan ataupun tidak, yang menyebabkan korbannya menderita

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (SI) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (SI) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS, GROWTH OPPORTUNITIES, RISIKO LITIGASI, TINGKAT KESULITAN EKONOMI, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KONTRAK HUTANG TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE YANG DIADOPSI DALAM SAS NO.99

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE YANG DIADOPSI DALAM SAS NO.99 PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE YANG DIADOPSI DALAM SAS NO.99 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR/GRAFIK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR/GRAFIK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR/GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT... ABSTRAKSI... i ii iii iv vii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor

Lebih terperinci

DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE

DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE Skripsi DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013) Diajukan untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: KEVIN ALEXANDER

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: KEVIN ALEXANDER PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: KEVIN ALEXANDER 3203008254 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat perhatian cukup besar belakangan ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci