Muhammad Fachrizal Abubakar 1,Hartutiningsih 2, Muh Jamal Amin 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhammad Fachrizal Abubakar 1,Hartutiningsih 2, Muh Jamal Amin 3"

Transkripsi

1 ejournal Administrative Reform, 2015, 3 (2): ISSN , ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN GRATIS TINGKAT PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG SELOR) Muhammad Fachrizal Abubakar 1,Hartutiningsih 2, Muh Jamal Amin 3 Abstrak study discusses the Education Policy Implementation Guide Level Elementary And Secondary Education in Bulungan North Kalimantan (Case Study In SMA Negeri 1 Tanjung Selor) This type of research is qualitative descriptive research. Analysis of the data used is the analysis of qualitative that begins with data collection process, simplification, presentation, and conclusion. In this research using collection techniques with studies, field studies, namely by collecting data through observation, documentation, and interviews to obtain more detailed information in accordance with the in research. The result showed the overall picture that the Free Education Policy Implementation Level Elementary And Secondary Education in Bulungan North Kalimantan (Case Study In SMA Negeri 1 Tanjung Selor). The allocation of funds to the beneficiary schools were given to the school education department has been used in accordance with the provisions and target groups BOSDA in SMA Negeri 1 Tanjung Selor. Although in terms of the amount received is not in accordance with the provisions, but the school felt greatly helped by BOSDA. Distribution of funds use of funds, given the Department of Education to the school is still not precise date or time allocation, but still within a predetermined time period. Care and handling of complaints, given the education office always prepares a time to each school to submit complaints or aspiration to be conveyed to the Department of Education. Factors inhibiting the implementation of the Regional Regulation No. 13 Year 2014 concerning the implementation of the program of free education in primary and secondary education in Bulungan, complexity in the preparation of an accountability report that is due to the short period of preparation of accountability reports Kata kunci : Implementation, Policy, Free Education 1. Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL Samarinda. 2. Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL Samarinda. 3. Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL Samarinda.

2 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: Abstrak Penelitian ini membahas tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor) Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang diawali dengan proses pengumpulan data, penyederhanaan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini mengunakan tehnik pengumpulan data dengan studi kepustaka, studi lapangan yaitu dengan melakukan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai dengan yang dibututhkan dalam penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh Gambaran secara keseluruhan bahwa Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor). Alokasi dana sekolah ke penerima dana yang diberikan dinas pendidikan kepada sekolah telah digunakan sesuai dengan ketentuan dan kelompok sasaran BOSDA di SMA Negeri 1 Tanjung Selor. Walaupun dari sisi jumlah yang diterima belum sesuai dengan ketentuan, namun pihak sekolah merasakan sangat terbantu dengan BOSDA. Penyaluran dana penggunaan dana, yang diberikan Dinas Pendidikan kepada pihak sekolah masih belum tepat tanggal atau waktu penyaluran dana, tetapi masih dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pelayanan dan penanganan pengaduan, yang diberikan dinas pendidikan selalu menyiapkan waktu kepada setiap sekolah untuk menyampaikan keluhan-keluhannya atau aspirasi yang ingin disampaikan kepada Dinas Pendidikan. Faktor penghambat implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan, Kerumitan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban dana yaitu dikarenakan singkatnya jangka waktu penyusunan laporan pertanggungjawaban. Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pendidikan Gratis. Pendahuluan Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kemampuan aparat dalam merumuskan program/kebijakan untuk dilaksanakan oleh aparat pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat yang ikut serta bersama-sama melaksanakan program/kebijakan yang telah diputuskan, yang didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Pendidikan memiliki peranan strategis menyiapkan generasi berkualitas untuk kepentingan masa depan. Bagi setiap orang tua, masyarakat, dan bangsa pemenuhan akan pendidikan menjadi kebutuhan pokok. Pendidikan dijadikan 376

3 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) bagian utama dalam upaya pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan suatu bangsa. Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kehidupan manusia ini berakhir. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari peradaban manusia yang yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan potensi bawaan manusia yang selalu ingin menghadirkan penemuan-penemuan terbaru yang kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan Kebijakan Pendidikan Gratis yang dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Bulungan ini bertujuan untuk menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar dan menengah untuk membantu meringankan biaya sekolah dan untuk meningkatkan manajemen pendidikan dalam rangka mewujudkan standart biaya pendidikan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Dengan demikian, kualitas pendidikan akan meningkat guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan sumber daya yang berkualitas. Sasaran Kebijakan Pendidikan Gratis ini adalah Sekolah Dasar Negeri dengan jumlah sekolah 125 dan jumlah siswa siswa, Sekolah Menengah Pertama Negeri dengan jumlah sekolah 42 dan jumlah siswa 5.167, Sekolah Menengah Atas Negeri serta Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dengan jumlah sekolah 8 dan jumlah siswa di jajaran Pemerintah Kabupaten Bulungan. Dengan kata lain, semua sekolah negeri yang berada di Kabupaten Bulungan mendapatkan dana untuk biaya operasional sekolah, di Kabupaten Bulungan secara umum tahun 2013 persentase penduduk yang mengalami putus sekolah cenderung mengalami penurunan disbanding tahun 2012 masing masing sebesar 1,09% untuk usia 7-12 tahun, 5,79% usia tahun dan 38,04% untuk usia tahun, sementara ditahun 2014 persentase penduduk yang mengalami putus sekolah cenderung mengalami penurunan di banding tahun 2013 msing masing sebesar 0% untuk usia 7-12 tahun, 5,92% untuk usia tahun dan 23,20% untuk usia tahun. Sedangkan mengenai angka buta huruf di Kabupaten Bulungan hanya pada kisaran umur 10 tahun + 6,34% dan 15 tahun + 7,09% oleh karena itu pemerintah Kabupaten Bulungan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah Agar masing-masing prioritas pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu didukung dengan arah kebijakan yang matang dan komprehensif. Hal itu harus didukung penuh dengan komitmen peningkatan anggaran pendidikan secara bertahap guna memenuhi amanat Undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen dan Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut salah satu pemerhati pendidikan di Kabupaten Bulungan beliau mengatakan bahwa Pendidikan gratis di Kabupaten Bulungan khususnya di Tanjung Selor, tidaklah jauh berbeda dengan kota kota besar lainnya seperti Samarinda,Kutai Kartanegara, Bontang dan Balikpapan. untuk pendidikan di Kabupaten Bulungan sudah cukup baik kurikulum yang di ajarkan sudah 377

4 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: berstandar nasional untuk semua tingkatan pendidikan, oleh karena itu pendidikan sangatlah penting saat ini jika tidak mengapa pemerintah Kabupaten Bulungan mewajibkan program wajib 12 tahun belajar semua itu diharapakan agar pendidikan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat bukan hanya dirasakan oleh kaum yang dapat dikatakan berkecukupan secara ekonomi tetapi juga masyarakat yang ekonominya kurang mampu. Program pemerintah Kabupaten Bulungan yang mengarahkan pada kebijakan pendidikan gratis sebagai salah satu program andalan, arah pembanguanan Kabupaten Bulungan memuat kebijakan rencana pembangunan untuk menjadi pedoman pembanguanan daerah tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Bulungan, Mewujudkan Wilayah Agroindustri Utama yang Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat Kabupaten Bulungan yang Semakin Berkualitas, Adil dan Sejahtera. dengan adanya Program Pendidikan gartis Tahun ini bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka penulis memandang perlu mengkaji lebih lanjut berbagai masalah yang berkaitan dengan implementasi program penyelenggaraan di pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan. Program Pendidikan gratis di Bulungan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang pendidikan gratis ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor. 13 tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan, sehingga mendorong penulis memilih judul Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor) Penelitian Terdahulu Winarsih (2008) dengan judul penelitian Program sertifikasi Pendidikan (studi kasus di Kabupaten Semarang).Penelitian ini dilakukan untuk menilai bagaimana pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru, namun dikhususkan pada guru-guru sekolah dasar dengan mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan lima buah indikator teori implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi implementor, struktur birokrasi, dan lingkungan sosial ekonomi. Dengan menggunakan lima buah indikator ini, maka Winarsih percaya bahwa Implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Semarang sangat dipengaruhi dan dapat diukur berdasarkan lima faktor diatas. Jika kelima faktor berjalan dengan optimal maka implementasi dapat dinyatakan relatif baik namun jika tidak berjalan dengan optimal maka implementasi kebijakan dapat dikategorikan gagal. Mira Nurhayati (2008) dengan judul penelitian Pengaruh Program wajib belajar di Kecamatan Antapani pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Penelitian ini bermaksud untuk mengukur dan menjelaskan pengaruh implementasi kebijakan sertifikasi guru terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan 378

5 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) Antapani.Terdapat dua indikator kinerja dalam penelitian ini, yaitu kedisiplinan dan kemampuan mengajar. Sedangkan untuk variabel implementasi memakai tiga indikator yaitu organisasi, komunikasi dan kemampuan pelaksana (implementator). Bambang Budi Raharjo (2009) dengan penelitian berjudul Dampak Program Akreditasi Sekolah dan Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan, Adakah jaminan bahwa sertifikasi akan meningkatkan kualitas kompetensi guru sebagai agen pembelajaran? Adakah peningkatan kinerja guru setelah memperoleh sertifikat pendidik? Bagaimanakah bentukbentuk pembinaan kepada guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik? Dan berbagai pertanyaan lain yang serupa. Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan dan dampak dari kebijakan akreditasi sekolah dan sertifikasi guru tersebut terhadap peningkatan mutu di Indonesia khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah Kerangka Dasar Teori Kebijakan Publik Menurut Setiodarmodjo, (2000:36) kebijakan adalah suatu istilah yang menunjukkan adanya proses, karena hasil keputusan atau perbuatan yang mempunyai sifat untuk dilaksanakan kebijaksanaan, karena merupakan hasil perbuatan atau pemikiran seseorang, maka mengandung berbagai mancam kegiatan dan keputusan lainnya yang berkaitan dengan terealisasinya tujuan kebijaksanaan itu. Sedangkan menurut Kartasasmita dalam Setiodarmodjo, (2000:36) menyatakan bahwa kebijakan dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami dan mengartikan (1) apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh pemerintah mengenai suatu masalah (2) apa pengaruh dan dampak dari kebijakan tersebut (3) apa yang menyebabkan atau mempengaruhinya Implementasi Budi Winarno (2002:32), yang mengatakan bahwa: implementasi kebijakan dibatasi sebagai menjangkau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah dan individu-individu swasta (kelompok-kelompok) yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijaksanaan sebelumnya. Widodo (1994:21) dalam studi kebijakan Negara, dikemukakan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu studi yang bersifat cruncial, pada studi administrasi negara dan kebijakan negara, dalam arti bagaimanapun baiknya implementasi, akan tetapi tidak didahului danya suatu rencana yang baik, maka akan didapat suatu hal yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan 379

6 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: Radja mudyaharjo (2002:1) mengatakan pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan menurut Santoso S. Hamijoyo (2004: 3), adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tahap-Tahap Pendidikan Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa Kepala Sekolah Menurut Hasibuan (2005) bahwa: Proses atau langkah-langkah pendidikan hendaknya dilakukan dengan memperhatikan: a. Sasaran b. Kurikulum c. Sarana d. Peserta e. Pelatihan Pendidikan Gratis Menurut Wahyudi (2005:78) Pendidikan gratis dan mudah bagi rakyat artinya pendidikan tersebut diselenggarakan untuk rakyat dan mudah diikuti atau dijangkau untuk semua rakyat. Sedangkan menurut D.R. Harsono (2007: 51), Sekolah gratis adalah sekolah dimana anak-anak dan orang tua tidak harus membayar biaya yang dikelola oleh sekolah, misalnya uang SPP, uang pengembangan, uang pendaftaran, dan uang buku. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan gratis adalah pendidikan dimana semua lapisan masyarakat terutama masyarakat kurang mampu dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dengan murah dan mudah yaitu mereka tidak harus membayar biaya-biaya yang dikelola oleh sekolah, misalnya uang SPP, uang pengembangan, uang pendaftaran, dan uang buku atau dapat dikatakan tanpa dipungut biaya. Peraturan Daerah Pengertian Pembererdayaan 380

7 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (Bupati/Walikota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi. Peraturan Daerah terdiri atas: a) Peraturan Daerah Provinsi, yang berlaku di provinsi tersebut. Peraturan Daerah Provinsi dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. b) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang berlaku di kabupaten/kota tersebut. Definisi Konsepsional Implementasi penyelenggaraan pendidikan gratis dalah sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemerintah yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu yang berkaitan dengan pendidikan dengan mengalokasikan dana sekolah penerima dana, penyaluran dan penggunaan dana, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan bagi tenaga pendidikan, peningkatan pelayanan dan penanganan pengaduan, peningkatan penyediaan sarana dan prasarana, pengawasan penyelenggaraan pendidikan gartis Fokus Penelitian Untuk memudahkan suatu pemahaman agar memudahkan penelitian ini maka penulis memberikan fokus penelitian ini melalui beberapa indikator sebagai berikut: 1. Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor) yang meliputi: a) Alokasi dana sekolah ke penerima dana; b) Penyaluran dan penggunaan dana; c) Pelayanan dan Penanganan Pengaduan; d) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan gratis; 2. Faktor penghambat Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor) Jenis dan sumber data Menurut Loftland Moleong (2008:157) sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dua jenis data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu : 381

8 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: Data Primer Diperoleh melalui narasumber dengan cara melakukan tanya jawab langsung dan dipandu melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan penelitian yang dipersiapkan sebelumnya. 2. Data sekunder : Diperoleh melalui beberapa sumber informasi antara lain: a. Dokumen b. Buku-buku ilmiah dan Internet Dalam penelitian ini untuk memilih informan dilakukan dengan cara teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah menentukan informan dengan pertimbangan tertentu, yaitu informan yang ditunjuk adalah orang yang benarbenar memahami tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat kampung sehingga mampu memberikan data secara maksimal dan Snawball Sampling yaitu masyarakat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara untuk meminta informasi mengenai pemberdayaan masyarakat kampung. Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi Peraturan Daerah Nomor 13Tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Utara(Studi kasus SMA Negeri 1 Tanjung Selor Kabupaten Bulungan) Berbicara menyangkut tentang penyelengaraan pendidikan gratis guna meningkatkan SDM yang berkualitas dan memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat yang tidak mampu untuk dapat menyekolahkan anaknya supaya diharapakan dapat menambahkan pengalaman dan pengetahuan dalam pendidikan sebagaimana yang di kemukakan di atas sangat menarik dan perlu mendapat perhatian yang lebih besar, karena dari upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten bulungan dalam hal membebaskan biaya pendidikan hingga 12 tahun tidak hanya membawa konsekuensi terhadap kemandirian dan peningkatan SDM dikabupaten bulungan namun juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Alokasi Dana Sekolah Ke Penerima Dana jumlah yang harusnya diterima, pihak sekolah perlu menanyakan kepada pemerintah, baik pemerintah provinsi atau pemerintah daerah, apakah dana yang telah dikucurkan berasal dari pihak yang mana, sehingga terjadi transparansi dana oleh pihak pemerintah. Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) di SMA/SMK Negeri Rp sedangkan untuk SMA/SMK Swasta Rp , sedangkan untuk alokasi dana yang diperuntukan untuk SMA Melalui BOSPROF setiap siswa, BOSNAS Sedangkan untuk alokasi dana yang diperuntukan untuk SMK melalui BOSPROF dan BOSNAS per siswa. Hanya saja, hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk masalah ketepatan waktu pencairan dana selalu tidak tepat waktu atau terlambat. Menurut pihak berwenang keterlambatan pencairan dikarenakan proses 382

9 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) adminstrasi ada di bagian keuangan baik provinsi maupun daerah, sehingga untuk Dinas Pendidikan Kabupaten hanya mengkorfimasikan saja. Koordinasi diantara Dinas Pendidikan dan bagian keuangan sudah cukup intens, namun demikian untuk pencairan sering kali memang karena kas daerah belum ada Penyaluran Dana Penggunaan Dana Penyaluran dana program sekolah gratis pada mulanya dilakukan oleh tim manajemen provinsi/ kabupaten/ kota dengan mengajukan surat penyediaan dana (SPD) ke biro/ bagian keuangan sekretaris provinsi/ kabupaten/ kota sesuai ketentuan. Setelah SPD terbit, tim manajemen provinsi/ kabupaten/ kota mengajukan surat permohonan pembayaran langsung (SPP-LS) dana sekolah gratis sesuai kebutuhan. Dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/ kota melakukan verifikasi SPP-LS kemudian menerbitkan surat perintah membayar langsung(spm-ls). Surat itu ditujukan kepada biro/ bagian keuangan Setda provinsi/kabupaten/kota. Biro/ bagian keuangan Setda provinsi/ kabupaten/ kota melakukan verifikasi SPM-LS. Kemudian menerbitkan SP2D yang dibebankan kepada rekening kas daerah. Selanjutnya, dana sekolah gratis yang telah dicairkan dari biro/ bagian keuangan setda provinsi/ kabupaten/ kota disalurkan ke sekolah/madrasah/ ponpes yang ditunjuk sesuai dengan perjanjian kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi/ kabupaten/ kota dan lembaga penyalur. Pelayanan dan Penanganan Pengaduan pelayanan yang diberikan pihak dinas pendidikan kepada pihak sekolah dalam hal pengaduan pihak sekolah langsung mendatangi ke kantor dinas pendidikan untuk menyampaikan aspirasi yang menjadai kendala disekolah seperti halnya keterlambatan dalam penyaluran dana apalagi ditambah akses internet yang ada disekolah tidak ada hal itu menghambat sekolah dalam melakukan pengiriman data kepada dinas pendidikan. pengaduan tersebut yang disampaikan pihak sekolah kepada dinas pendidikan diharapakan dapat segera menindaklanjuti pengaduan tersebut agar terselengaranya pendidikan yang berkualiatas dan meningkatkan SDM di Kabupaten Bulungan Pengawasan penyelenggaraan pendidikan gratis Pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas yang dibentuk oleh tim dinas pendidikan digunkan untuk mengawasi setiap kegiatan-kegiatan dan penggunaan dana yang dimiliki sekolah megenai apa yang telah dilaksanakan maksudnya pengawasan tersebut untuk mencegah sekecil dan sedini mungkin terjadinya suatu penyimpangan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau tugas. Persoalannya tanpapengawasan, proses pelaksanaan suatu pekerjaan atau tugas bias saja menyimpang atau bertentangan dari prosedur dan ketentuan yang berlaku. Hal ini banyak terjadi, terutama dalam hal keuangan.kegiatan pengawasan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, 383

10 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: kebocoran dan pemborosan keuangan negara,pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik catatan,dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku. Dari penjelasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa pengawasan penyelenggaraan pendidikan gratis telah ada tim pengawas sendiri melalui SK bupati bulungan, dibuatnya tim pengawasan ini digunakan untuk mengawasi semua tugas-tugas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh sekolah agar tidak terjadi kesalahan, baik kesalahan teknis ataupun kesalahan prosedural. Pengawasan yang dilakukan dalam setiap organisasi akan berbeda Pengawasan dapat dilakukan secara internal yang dilakukan oleh kepala sekolah beserta warga sekolah lainnya dengan pihak penyelenggara sekolah. Di samping itu pengawasan dapat dilakukan oleh pengawas fungsional,seperti pengawas sekolah, inspektorat wilayah/ Badan Pengawas Daerah, BPIC,BPKP, dan lembaga keuangan lainnya. Selain itu, pengawasan dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pendidikan atauakuntan publik. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Tanjung Selor) Kerumitan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban sering sekali terdapat kekeliruan hal ini ditambah lagi dengan semakin singkatnya waktu penyusunan pertanggungjawabannya penyusunan sehingga membutuhkan pemikiran konsentrasi yang teliti apalagi ditambah dengan jangka waktu yang sangat singkat sehingga sangat mempersulit pihak sekolah dalam penyususnan laporan padahal laporan pertanggungjawaban tersebut harus didukung dengan data-data yang lengkap dan jelas sehingga masih banyak sekolah yang dalam penyusunan laporan banyak yang terlambat Berdasarkan uraian tersebut, maka kesulitan dalam laporan pertanggungjawaban merupakan kendala yang utama di dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan gratis. Kesulitan ini dapat dipengaruhi karena singkatnya jangka waktu penyusunan laporan pertanggungjawaban BOSDA, kurangnya kejelasan tentang pertanggungjawaban pada saat sosialisasi dan penggunaan dana yang sangat dibatasi dengan aturan-aturan yang dalam pembuatan laporan pertanggungjawabannya harus sesuai dengan batasan yang sudah diatur di dalam buku pedoman. Keterlambatan pencairan dana Keterlambatan pencairan dana yang diberikan kepada sekolah masih kurangnya kepastian tanggal atau waktu penyaluran dana tetapi masih dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu setiap tiga bulan sekali atau setiap 384

11 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) triwulan sekali yang mengakibatkan proses pembelajaran sedikit terlambat karena belum adanya dana yang digunakan untuk membiayai keperluan-keperluan dalam proses pembelajaran tersebut yang seharusnya awal periode atau awal triwulan dananya harus sudah cair sesuai dengan aturannya, terlambatnya pencairan dana tersebut mungkin disebabkan oleh pemerintah dalam membuat rencana APBN. Jadi sekolah harus berusaha meminjam untuk membiayai semua kegiatan yang sudah berlangsung terlebih dahulu Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa keterlambatan dalam pencairan dana mungkin disebabkan dengan adanya pembuatan RAPBN oleh pemerintah yang di buat pada awal tahun. Oleh sebab itu, maka pihak sekolah harus pandai-pandai berfikir bagaimana yang harus dilakukan agar semua kegiatannya bisa berjalan dengan lancar yaitu salah satunya harus mencari dana talangan terlebih dahulu, padahal pada kenyataannya kadang dana yang di pinjam itu lebih besar dari pada dana yang keluar dari pemerintah Kesimpulan 1. Alokasi dana sekolah ke penerima dana yang diberikan dinas pendidikan kepada sekolah telah digunakan sesuai dengan ketentuan dan kelompok sasaran BOSDA di SMA Negeri 1 Tanjung Selor. Walaupun dari sisi jumlah yang diterima belum sesuai dengan ketentuan, namun pihak sekolah merasakan sangat terbantu dengan BOSDA karena selama ini selalu mengandalkan dana rutin yang jumlahnya terbatas, sehingga tidak dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada. 2. Penyaluran dana penggunaan dana, yang diberikan Dinas Pendidikan kepada pihak sekolah masih belum tepat tanggal atau waktu penyaluran dana, tetapi masih dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu setiap tiga bulan sekali atau setiap triwulan sekali yang mengakibatkan proses pembelajaran sedikit terlambat karena belum adanya dana yang digunakan untuk membiayai keperluan-keperluan dalam proses pembelajaran tersebut. 3. Pelayanan dan penanganan pengaduan, yang diberikan dinas pendidikan selalu menyiapkan waktu kepada setiap sekolah untuk menyampaikan keluhankeluhannya atau aspirasi yang ingin disampaikan kepada Dinas Pendidikan, karena dengan adanya aspirasi dalam penyelengaraan pendidikan gratis baik itu mengenai penyaluran dana atau keterlambatan dana maka diharapkan dinas pendidikan dapat mengoptimalkan dalam penyelengaraan pendidikan gratis 4. Faktor penghambat implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan yaitu: a) Kerumitan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban dana yaitu dikarenakan singkatnya jangka waktu penyusunan laporan pertanggungjawaban BOSDA, kurangnya kejelasan tentang pertanggungjawaban pada saat sosialisasi dan penggunaan dana yang sangat dibatasi dengan aturan-aturan yang dalam pembuatan laporan 385

12 ejournal Administrative Reform, Volume 3, Nomor 2, 2015: pertanggungjawabannya harus sesuai dengan batasan yang sudah diatur di dalam buku pedoman b) Keterlambatan pencairan dana yaitu kurangnya kepastian tanggal atau waktu penyaluran dana tetapi masih dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu setiap tiga bulan sekali atau setiap triwulan sekali yang mengakibatkan proses pembelajaran sedikit terlambat karena belum adanya dana yang digunakan untuk membiayai keperluan-keperluan operasional dalam proses pembelajaran tersebut Saran 1. Pemerintah agar dapat memprioritaskan dana untuk BOSDA dalam APBD karena selama ini dana yang diberikan sangat terbatas sehingga sangat menghambat rencana penyelenggaraan kegiatan yang ada di sekolah oleh sebab itu hendaknya pemerintah memberikan tambahan dana yang ditujukan khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler agar kegiatannya itu dapat berlangsung secara optimal. 2. Pemerintah sebaiknya dalam hal penyaluran penggunaan dana yang diberikan kepada pihak sekolah per triwulan agar dapat tepat waktu supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga sekolah tidak perlu lagi meminjam kepada pihak ke tiga untuk membiayai semua kegiatan yang sudah berlangsung terlebih dahulu 3. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan tambahan kepada para pelaksana agar pemahaman terhadap prosedur dan mekanisme kerja BOSDA dapat ditingkatkan karena dalam hal mekanisme/prosedur Program BOSDA masih dirasakan panjang, sehingga perlu untuk disederhanakan. 4. Pengawasan terhadap implemntasi pendidikan gratis perlu ditingkatkan oleh pihak terkait agar implementasi kebijakan pendidikan gratis lebih transparan, akuntabel, efisien dan efektif. 5. Faktor penghambat implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Bulungan yaitu: a) Pihak pemerintah agar dapat lebih serius lagi dalam memberikan pengarahan tentang penyusunan laporan pertanggungjawaban agar benar dan sesuai dengan buku panduannya. b) Pemerintah agar lebih cepat dalam penyusunan anggaran sehingga pencairan dana dapat datang tepat waktu supaya pihak sekolah tidak perlu harus mencari dana talangan dulu untuk membiayai keperluan yang sudah berlangsung. Daftar Pustaka Budi Winarno 2002 Proses Penetapan Kebijaksanaan, terjemahan: ArdianSy Mnsutlin, Jakarta: Erlangga. 386

13 Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis..(Muhammad Fachrizal Abubakar) D.R. Harsono 2007, SistemInformasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hasibuan 2005, Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kartasasmita dalam Setiodarmodjo 2000 Prinsip prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta: BinaAksara. Loftland Dalam Moleong, 2008,Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, Cetakan Ketiga, Balai Aksara Yudhistira dan Pusataka Saadiyah, Kudus. Radja mudyaharjo 2002 Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan : Dengan Ilustrasi Bidang Pendidikan, Yogyakarta:Gajah Mada University Press Santoso S. Hamijoyo 2004 Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada Setiodarmodjo, 2000 Pengantar Analisi Kebijakan Negar, Jakarta:Rineka Cipta. Setiodarmodjo, 2000 Analisis Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta : Bumi Aksara Widodo 1994, Prinsip - prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bina Aksara Wahyudi 2005, Analisis Perumusandan Saran Kebijaksanaan Publik, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara 387

M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah...

M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah... M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah... Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kabupaten Bulungan

Lebih terperinci

BAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH. 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

BAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH. 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah BAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah Terdapat perkembangan dan perbedaan mengenai mekanisme penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Lebih terperinci

Politik Universitas Mulawarman.

Politik Universitas Mulawarman. ejournal Ilmu Pemerintahan, 2015, 3 (4): 1928-1939 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA DEPOK YANG BERASAL DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KOTA DEPOK YANG

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH NEGERI DAN SEKOLAH SWASTA KOTA BOGOR

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA SEKOLAH SWASTA UNTUK REHABILITASI SARANA DAN PRASARANA SERTA PENGADAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 1 Pokok Bahasan A B Sekilas Program BOS Kebijakan Perubahan Mekanisme Penyaluran Dana BOS Tahun

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Oleh : I Nyoman Edi Pramana Wijaya. Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : I Nyoman Edi Pramana Wijaya. Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana PENERAPAN SURAT EDARAN MENTRI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 186/MPN/KU/2008 MENGENAI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh : I Nyoman Edi Pramana Wijaya Bagian Hukum

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meringankan beban masyarakat/orang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: DWI HANDAYANI A210130022

Lebih terperinci

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PENDIRIAN LEMBAGA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 20 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBERIAN DANA HIBAH KEPADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SWASTA SE-KABUPATEN JEMBRANA BERUPA

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 1842-1852 ISSN 2338-3651, ejournal. ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG 3 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017: 6737-6750 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

KONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA.

KONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA. KONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA. Desi Handayani STMIK Pringsewu desihandayaniumar@gmail.com

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN SUMBANGAN DAN PINJAMAN DARI PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 104 Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 89 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN 5.1.1 Kebijakan pendidikan Sistem pendidikan di Indonesia, secara kebijakan maupun berdasarkan pengukuran desentralisasi dari OECD (1995), sudah dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co TINJAUAN HUKUM BATAS PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK DAN PERAN BPK DALAM PENGELOLAAN DANA BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK m.tempo.co I. PENDAHULUAN Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEGIATAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI DAN BANTUAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR KECAMATAN SAMARINDA ULU

DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR KECAMATAN SAMARINDA ULU ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 1123-1134 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT, Menimban: a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT KUSTA LAULENG KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama tahun 2008-2013 yang telah diuraikan sebelumnya bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan UU KIP pada badan publik

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA ejournal lmu Pemerintahan, 2016, ( ): ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA Shandy

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM 141 IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM Dwi Nursepto dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation Parking Levy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Menurut SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA KOTA SAMARINDA

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA KOTA SAMARINDA ejournal Administrative Reform, 2013, 1 (4): 732-743 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK PADA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN

PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jl. Pemuda No. 134 -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Menimbang PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 280 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT GUGUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT GUGUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT GUGUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN BIDANG PK

Lebih terperinci

2 b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

2 b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.657, 2015 KEMENDAGRI. Dana. Pemilihan. Gubernur/Wakil Gubernur. Bupati/Wakil Bupati. Walikota/Wakil Walikota. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Tahun

Rencana Strategis Tahun Bab IV VISI,, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN eiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, Inspektorat Aceh sebagai unit kerja dari Pemerintah Aceh berupaya menciptakan tata pemerintahan yang baik

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO 1 PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5,2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN RUTIN, DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN DANA

Lebih terperinci