TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN"

Transkripsi

1 TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN Muncul Wiyana *, Dony Noerliani **, Istikomah ** 1. Program D3 Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia * Abstrak Pendahuluan: Untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi Kementerian Kesehatan meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Pelaksanaan program Jampersal masih perlu mendapat perhatian. Evaluasi Jampersal oleh Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa belum semua bidan praktek swasta bersedia menjalin kerja sama dalam pelaksanaan Jampersal. Tahun 2011 terjalin kerjasama dengan BPS sebanyak 28% dan meningkat menjadi 45% diawal tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan program jampersal di wilayah dinas kesehatan Kota Madiun. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi adalah sekelompok subyek yang menjadi obyek atau sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian adalah : Seluruh ibu bersalin yang menggunakan program jampersal di Rumah Bersalin (RB) dan Bidan Praktik Swasta (BPS) di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Madiun. Besar sampel untuk 30 ibu bersalin dan 7 bidan BPS / RB yang bekerja sama dengan program Jampersal. Sebagai pembanding digunakan 30 informan masyarakat yang tidak menggunakan Jampersal dan 7 bidan yang tidak bekerja sama dengan Jampersal. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat bidan terhadap Program Jampersal masih rendah, sosialisasi program Jampersal belum menjelaskan proses klaim secara rinci, prosedur administrasi (klaim) masih dianggap terlalu rumit dan waktu tunggu untuk proses pencairan klaim Jampersal masih dirasakan terlalu lama serta nilai nominal Jampersal khususnya biaya persalinan masih dianggap kurang sesuai dengan pola tarif standar pelayanan persalinan. Hasil tanggapan masyarakat bahwa Jampersal meringankan beban masyarakat tidak mampu, Sosialisai program ke masyarakat sudah baik, syarat untuk mendapatkan pelayanan Jampersal sangat mudah dan masyarakat mengharapkan Program Jampersal dilanjutkan terus dengan biaya jaminan yang diperbesar serta seluruh bidan dapat melayani Jampersal. Kepuasan masyarakat terhadap layanan bidan rata-rata sangat tiggi menggambarkan kepuasan yang baik. Diskusi: Diharapkan pemerintah membuat langkah kebijakan yang mengikat bidan agar bekerja sama dalam program, mensosialisasi secara detail proses klaim, membuat Standar Pelayanan Minimal dalam pelayanan klaim Jampersal sehingga waktu tunggu pencairan dana lebih cepat. Kata Kunci: Jampersal, Bidan, Masyarakat, Tanggapan, kepuasan Abstract Introduction: In order to accelerate the achievement of the Millennium Development Goals (MDGs) by 2015, especially in reducing maternal mortality and infant health ministry launched a Delivery Guarantee (Jampersal). Jampersal implementation still needs attention. Several factors are thought to cause low absorption is low interest midwife, culture and lack of public knowledge challenged Jampersal program. Evaluation Jampersal Madiun Health Department has not all private midwives are willing to cooperate in the implementation. In 2011 established cooperation with Midwives in Private Practice as much as 28% and increased to 45% beginning in The purpose of this study is to determine the society response to the implementation of programs in the area of health department Jampersal Madiun. Method: The research design used in this study is descriptive research. The population is a group of subjects who became the object or target of research (Notoatmodjo, 2003). The population was: the entire maternal use Jampersal program in maternity hospitals and private practices and the entire Midwives in Private Practice and the Maternity Hospital region of Madiun Health Office work. The sample size for the 30 maternal and 7 Midwives in Private Practices/ Maternity Hospital in collaboration with Jampersal program. As 1

2 a comparison used as the informant 30 people who are not using Jampersal and 7 midwives who do not cooperate with Jampersal. Results: This research shows that interest Midwives against Jampersal program remains low, socialization programs Jampersal not explain in detail the claims process, the Administrative Procedure (claims) are still considered to be too complicated, the waiting time to process claims disbursement Jampersal still felt too long, the nominal value Jampersal especially labor costs still considered to be less in accordance with the standard rate patterns of service delivery. The result of the public response is Jampersal ease the burden of the people cannot afford, Socialization programs to the community has been good, the requirement to obtain very easy Jampersal services and community expect continued Jampersal program continues with an enlarged collateral costs as well as all midwives can serve Jampersal. People's satisfaction with maternal health services is very high average portrays a good satisfaction. Discussion: Government is expected to make binding policy measures midwives to work together in the program, socializing in detail the process of the claim, made in the Minimum Standards of claims service Jampersal so the wait time is faster disbursement. Key Words: Jampersal, Midwives, Community, Feedback, satisfaction Pendahuluan Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia suatu negara. Komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan dikenal dengan Millennium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari delapan target dan diharapkan tercapai pada tahun Delapan sasaran harus dicapai pada tahun 2015, yaitu menghapuskan kemiskinan, menyediakan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, melestarikan lingkungan, dan membangun kemitraan global. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, angka Kematian Bayi baru lahir (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lainlain 11%. Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan (terlambat mengambil keputusan), terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas 2

3 kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, sesuai dengan Standar Pelayanan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Quintile 1) baru mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya. Pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strategi sektor kesehatan secara terfokus. Fokus strategi MPS adalah untuk meningkatkan kemampuan sistem kesehatan dalam menjamin penyediaan dan pemantapan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menanggulangi penyebab utama kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir (Mardiana, 2004). Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang digulirkan sejak Jaminan Persalinan merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi proses kehamilan, persalinan, paska persalinan, dan pelayanan KB paska salin serta komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan, nifas, KB paska salin, sehingga manfaatnya terbatas dan tidak dimaksudkan untuk melindungi semua masalah kesehatan individu serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.. Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan. Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Kehadiran Jaminan Persalinan diharapkan dapat mengurangi terjadinya Tiga Terlambat tersebut sehingga dapat mendorong akselerasi tujuan pencapaian MDGs 4 dan 5. Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan. Peserta program dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (RS) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota. Fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta seperti Bidan Praktik Mandiri, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang berkeinginan ikut serta dalam program ini harus mempunyai perjanjian kerja sama (PKS) dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK atas nama Pemerintah Daerah setempat yang mengeluarkan ijin praktiknya. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan 3

4 tingkat lanjutan baik pemerintah maupun swasta harus mempunyai Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan DinasKesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota yang diketahui oleh Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Provinsi. Pelaksanaan program Jampersal masih perlu mendapat perhatian. Hal ini ditunjukkan masih rendahnya penyerapan alokasi jampersal dibeberapa daerah. Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya penyerapan adalah rendahnya minat bidan, budaya dan kurangnya pengetahuan masyarakat tantang program jampersal. Evaluasi jampersal Dinas Kesehatan Kota Madiun belum semua bidan praktek swasta bersedia menjalin kerja sama dalam pelaksanaan. Tahun 2011 terjalin kerjasama dengan BPS sebanyak 28% dan meningkat menjadi 45% diawal tahun Situasi tersebut dapat mempengaruhi pencapaian target penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kota Madiun. Rencana Kerja Tahunan Kota Madiun dalam bidang Kesehatan yaitu menurunkan angka kematian ibu dari 74,16 menjadi 40,4 / kelahiran hidup terealisasi 74,4 / kelahiran hidup. Sedangkan target penurunan angka kematian bayi 11,5 / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 terealisasi 8,56/1000 kelahiran hidup. Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomka (1973) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 1996). Kualitas jasa atau pelayanan dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler,1994). Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukan berasal dari penyedia jasa, melainkan dari sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa, sehingga merekalah yang seharusnya menilai kualitas, manfaat atau performance dari jasa tersebut. Metode Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tanggapan masyarakat tentang Program Jampersal di wilayah kerja Dinas Kesehatan kota Madiun. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang menggunakan program jampersal di klinik bersalin dan Bidan praktik swasta di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Madiun dalam kurun waktu dilakukannya pengumpulan data. Rata-rata pengguna jampersal pada tahun 2011 perbulan adalah 35 orang. Seluruh Bidan Praktik Swasta (BPS) dan Rumah Bersalin (RB) diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Madiun sejumlah 39, yang melakukan Mou Jampersal sejumlah 18 bidan dan yang belum melakukan MOU Jampersal sejumlah 21 BPS. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas baik yang menggunakan maupun tidak menggunakan layanan jampersal dan bidan praktik swasta di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Madiun. 4

5 Tehnik sampling yang akan digunakan pada bidan BPS pelaksana program Jampersal adalah convenience sampling yaitu semua informan yang mengalami fenomena yang akan diteliti dan mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti. Informan untuk mengetahui tanggapan bidan terhadap diberlakukannya Program Jampersal di wilayah Dinas Kesehatan kota Madiun adalah bidan pengelola BPS baik yang masih aktif sebagai PNS ataupun yang sudah pensiun yang melakukan Mou Jampersal. Sebagai pembanding informan bidan BPS yang berada di wilayah kota Madiun yang tidak melakukan Mou dengan Jampersal. Data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan dokumendokumen tentang jampersal serta dengan wawancara mendalam dengan petugas dinas kesehatan Kota Madiun yang terkait pada Jampersal. Hasil Informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pemberi layanan kesehatan dan pengguna layanan kesehatan. Adapaun pemberi layanan kesehatan terdiri dari 7 orang Bidan Praktik Swasta (BPS)/Puskesmas yang memberikan pelayanan Jampersal dan 7 orang BPS yang tidak memberikan pelayanan Jampersal untuk kepentingan wawancara mendalam. Pengguna layanan kesehatan meliputi pasien pengguna layanan Jampersal dan bukan pengguna layanan Jampersal (Non Jampersal) sejumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang peserta Jampersal dan 30 orang Non Jampersal, yang datanya diperoleh dengan cara wawancara tersetruktur dan kuesioner tertutup. Wawancara mendalam kepada BPS dilakukan dengan kontrak terlebih dahulu dengan Bidan yang bersangkutan. Setelah ada kesepakatan dengan BPS peneliti mendatangi Bidan di tempat praktiknya dan melakukan wawancara. Selanjutnya peneliti meminta data pasien Jampersal/Non Jampersal sesuai kepesertaan BPS terhadap Jampersal kemudian mendatangi langsung ke alamat pasien sasaran untuk melakukan wawancara dan pengisian kuesioner tertutup, serta saat itu juga hasil dikumpulkan ke peneliti. Karakteristik BPS yang bekerja sama dengan Jampersal 57% masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Bidan Non Jampesal 86% masih aktif sebagai PNS. rata-rata umur pada Informan Pengguna Jampersal adalah 26,75 tahun dengan standar deviasi 4,5, umur termuda 19 tahun dan tertua 38 tahun. Rata-rata Jumlah kelahiran/kehamilan informan pengguna Jampersal adalah 1,65 kelahiran dengan standar deviasi 0,834. Proporsi informan Jampersal yang berpendidikan menengah adalah 73,3% lebih banyak dari yang berpendidikan dasar dan tinggi masing-masing 10 % sebanyak 16,7%. Proporsi pendidikan informan non jampersal adalah 66,7% pendidikan menengah dan sisannya pendidikan Dasar dan Tinggi masing-masing 5%. Penghasilan Keluarga pada informan jampersal adalah 83% dibawah satu Juta rupiah dan sisanya 16,7% antara 1-2 juta rupiah. Sedangkan pada informan Non jampersal adalah 56,7% berpenghasilan > dari 1 Juta rupiah dan sisanya 43,3 % kurang dari 1 juta rupiah 5

6 Tanggapan Bidan terhadap pelaksanaan program jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa Program Jampersal direspon dengan baik oleh Bidan Praktik Mandiri /BPS dilingkungan Dinas kesehatan kota Madiun, hampir seluruhnya dari bidan yang melakukan Mou jampersal memiliki minat ikut Jampersal karena merasa berkewajiban ikut serta berpartisipasi mensukseskan program pemerintah dan mendukung program MDG s untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, terutama pada masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Namun program Jampersal ini belum sepenuhnya mendapat dukungan BPS di wilayah kota Madiun. Sebagian BPS tidak memiliki minat untuk mengikuti program Jampersal dengan tidak bersedia melakukan MOu program jampersal dengan berbagai alasan sebagaimana ungkapan beberapa bidan yang tidak melakukan Mou tersebut dibawah ini : Saya tidak berminat sama sekali karena tidak mendidik masyarakat, tidak menunjang keberhasilan KB dan tidak sesuai biayanya Saya tidak berminat karena saya ingin santai dalam administrasi dan tidak mau berbelit-belit bu Tanggapan Bidan Terhadap Sosialisasi Program Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa sosialisasi program Jampersal kepada pelaksana program jampersal ( Bidan, BPS, RSB, Puskesmas) cukup baik dan dilakukan secara terus menerus. Sebagian kecil bidan pengelola BPS mengatakan bahwa sosialisasi secara umum sudah cukup bagus namun perubahan aturan klaim sebaiknya juga disosialisasikan serta diberikan edaran secara formal. Tanggapan Bidan Terhadap Prosedur Administrasi Program Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa kelengkapan administrasinya dalam proses klaim jampersal sangat diperlukan, karena sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap pemerintah. Banyak keluhan dari BPS program jampersal tentang dokumen yang harus dipersiapkan, hampir seluruh informan ( bidan,bps ), menyatakan keberatan terhadap dokumen-dokumen Jampersal yang dinilai cukup banyak dan sangat menyita waktu serta tenaga bidan. Walaupun demikian ada beberapa bidan (BPS) yang menyatakan tidak mempermasalahkan dengan banyaknya dokumen persaratan jampersal dikarenakan mereka memiliki tenaga bidan sebagai tenaga pendamping sekaligus tenaga yang dapat membantu menyelesaikan dokumen-dokumen tersebut, seperti yang diungkapan oleh beberapa bidan tersebut dibawah ini : Persyaratan administrasi jampersal memang cukup banyak, tetapi saya tidak mempermasalahkannya karena disini ada bidan lulusan D3 kebidanan yang bekerja membantu saya, apalagi anak saya juga seorang bidan, yang memang saya kader untuk menggantikan saya disini, mungkin bila tidak ada tenaga bidan yang membantu akan kerepotan dengan persyaratan dari jampersal tersebut. Apalagi saya sudah pensiun he..he,. Tanggapan Bidan Terhadap Proses Kepengurusan Mou Jampersal bahwa Dinas kesehatan 6

7 kota Madiun sebagai pelaksana kebijakan program jampersal telah cukup baik didalam melaksanakan prosedur kepengurusan Mou dengan BPS di lingkungan dinas kesehatan kota Madiun, hal ini seperti yang disampaikan oleh semua bidan pengelola BPS yang telah melakukan Mou program jampersal. dibawah ini : Proses MOu mudah karena semua berkas sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan Kepengurusan Mounya tidak masalah, kan Dinkes sudah menyiapkan berkas-berkas yang harus saya tanda tangani, tidak ribet kok Untuk pengurusan nota Mou menurut saya cukup mudah dan tidak masalah...karena dinkes sudah menyiapkan, kita tinggal tanda tangan saja kok. Tanggapan Bidan Terhadap Proses Administrasi Klaim Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa proses pencairan terlalu lama bisa 1 bulan baru cair, seperti yang disampaikan oleh bidan pengelola BPS di wilayah dinas kesehatan kota Madiun berikut ini ; Menurut saya proses pencairannya terlalu lama, satu bulan baru cair, sebenrnya gak apaapa tapi kitakan swasta jadi kalau cair lebih cepat juga lebih baik he..he Di RB Banjarejo proses klaim jampersal, misalnya ada 10 persalinan diklaimkan ke dinas, lalu dikembalikan ke dinas kesehatan jadi tidak ada reward ke bidan, kembalinya ke jasa pelayanan dimana jumlah yang diterimakan ke bidan sama dengan yang lainnya, dengan model pengelolaan seperti itu sebetulnya kami kurang puas. Sebetulnya ini sudah kami sampaikan tapi keputusan tetap seperti ini, makanya kami hanya mengikuti jampersal persalinan saja, yang ANC sudah tidak lagi karena tidak ada reward yang sesuai, jasa pelayanan bidan masih dibawah jasa pelayanan perawat. Sedangkan persratannya ya itu tadi harus melengkapi dokumen-dokumen yang sudah ditetapkan bila kurang ya dikembalikan, kita sering 2 sampai 3 kali dikembalikan, kita lengkapi baru kita serahkan lagi. terlalu banyak persratan yang harus dibuat,lembarannya saja ada 18 lembar belum yang lainnya seperti SOAP, paktograpnya dan lain-lainnya, kalau prosesnya sudah agak lancar daripad tahun kemarin, biasanya kita diberitahu kok oleh dinas kalau sudah waktunya klaim. Proses klaim juga dipakai alasan bagi sebagian BPS untuk tidak melakukan Mou jampersal di kota Madiun sebagaimana disampaikan oleh pengelola BPS seperti tersebut dibawah ini : Yang saya ketahui administrasi jampersal terlalu ribet, tenggang waktu klaim yang terlalu lama dan bila ada kekeliruan dengan persaratan administrasinya menjadi hangus padahal kita sudah kerja keras dengan disertai was-was saat menolong pasien ditunjang dengan nilai kompensasi yang kurang memadai sehingga membuat saya tidak tertarik untuk mengikuti program jampersal. Tanggapan Bidan terhadap nilai nominal Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa kenaikan dana jaminan persalinan (jampersal) dari pemerintah pusat menjadi Rp untuk setiap persalinan diharapkan mampu memotivasi para bidan untuk melayani persalinan kaum ibu yang 7

8 menggunakan program jampersal. Sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Jampersal, besaran tarif pelayanan Jampersal tingkat pertama untuk persalinan normal sebesar Rp Sedangkan pemeriksaan kehamilan dipatok tarif Rp tiap kali periksa. Tarif untuk pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan Rp Pasien jampersal yang mendapatkan pelayanan di BPS wilayah dinas kesehatan kota Madiun sebelum tindakan bersama bidan pengelola BPS telah melakukan kesepakatan untuk penambahan biaya persalinan apabila ada tindakan lain diluar persalinan yang membutuhkan tambahan biaya, seperti disampaikan oleh BPS tersebut dibawah ini : Nilai nominal jampersal menurut saya hanya cukup untuk proses persalinan saja untuk tindakan lainnya kita selalu diawal mengadakan persetujuan dengan pasien untuk menambah biaya persalinan sebesar kurang lebih kisaran ,- sampai dengan ,-. Nilai nominal jampersal sebetulnya masih sangat kurang bila dibandingkan dengan biaya persalinan pada pasien umum, nilai nominal jampersal baru 50 persennya saja. Nilai nominal jampersal dinilai cukup kecil untuk suatu proses persalinan oleh BPS yang tidak melakukan Mou jampersal seperti yang disampaikan oleh BPS dibawah ini : rata-rata sangat kurang karena hanya sekitar sampai dengan ,- saja, padahal kalau kami menolong persalinan lebih dari itu. Menurut saya sangat kurang karena apabila ada kekurangan biaya mesthinyakan tidak boleh minta ke pasiennya, takut juga nanti dengan LSM he..he. Saya dengar katanya hanya ribu saja ya tidak cukup bu. Menurut saya nilai nominalnya terlalu sedikit dan sangat kurang, lagian tidak ada pembatasan pada persalinan ke berapa akhirnya nantikan berdampak pada program KB, gimana program Kb bisa berhasil??. Tanggapan Bidan tentang Upaya Penurunan AKI/AKB melalui Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi Kementerian Kesehatan meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Tujuan dari program pemerintah tersebut telah dipahami oleh sebagian besar BPS ataupun instansi pemerintah penyelenggara program. Harapan Bidan terhadap pelaksanaan program jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa hampir semua informan BPS dengan jampersal menyatakan program jampersal tetap dilanjutkan dengan diadanya perubahan kebijakan khususnya pada administrasi, proses klaim, nilai nominal dan aturan pembatasan kelahiran pada peserta yang akan melahirkan dengan program jampersal. Tetap dilanjutkan saja namun persratan administrasinya disederhanakan, juga persaratan rujukannya disederhanakan. Dan itu 8

9 tadi bila ada aturan yang berubah sebaiknya segera disosialisasikan atau diberitahukan biar tidak terjadi salah persepsinya lagi. Dan juga sebaiknya ada pembatasan persalianan ke berapa...namun kalau ada pembatasan juga kasihan ya pada ibu-ibu resiko tinggi yang kurang mampu, misalnya ibu melahirkan anak ke lima...dan dia tidak punya jaminan kesehatan lain...kan kasihan bila tidak dibantu ya seperti cerita saya tadi...repot nggih he..he... dan juga kalau ganti pimpinan apakah jampersal ini akan tetap dilanjutkan??? Pernyataan BPS non jampersal sebagian besar informan menyatakan program ini banyak yang tidak tepat sasaran oleh karena itu dihentikan saja atau diganti dengan program lain, dan sebagian menyatakan tetap dilanjutkan tetapi harus ada revisi atau perubahan terutama pada administrasi dan nilai nominal serta pembatasan jumlah kelahiran. Tanggapan masyarakat pengguna terhadap Program Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa Informan Peserta/Non Jampersal mengetahui Jampersal adalah program pemerintah untuk meringankan biaya bagi ibu yang melahirkan. Salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui keberadaan Program Jampersal adalah kurangnya informasi tentang Jampersal dari petugas, bahkan petugas memang tidak memberikan informasi tentang Jampersal. Pengguna Jampersal memperoleh informasi tentang Program Jampersal dari Puskesmas/Bidan tempat informan melakukan pemeriksaan kehamilan, Pamong atau Toma, Tetangga/Teman/Media dan untuk Non Jampersal ada yang tidak pernah mendapat informasi tentang Jampersal. Tanggapan masyarakat terhadap administrasi Jampersal Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun. Persyaratan administrasi untuk mendapatkan pelayanan Jampersal dari masing masing pengguna jampersal terdapat variasi, ada yang cukup KTP dan KK saja, ada yang KTP, KK dan Surat Nikah, ada pula selain persyaratan tersebut membutuhkan persyaratan lain misalnya SKTM atau surat keterangan dari kelurahan. Tanggapan pengguna terhadap besaran biaya tambahan tambahan Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun. Besaran biaya tambahan Jampersal bervariasi mulai dari tidak dipungut biaya sama sekali (gratis), ada yang kurang dari Rp ,00, Rp ,00 s/d Rp ,00, dan lebih dari Rp ,00 sebagaimana disampikan berikut: Semua biaya persalinan gratis Mbak, tidak ada tambahan biaya sama sekali, jadi program ini sangat membantu sekali bagi orang yang tidak mampu. (P-19) Mengurangi biaya persalinan, dan sangat membatu sekali karena hanya kena tambahan Rp , 00 untuk beli sabun, handuk dan lain - lain. (P-22) Biaya persalinannya saja gratis, sehingga bisa membantu orang yang kurang mampu meskipun perlu menambah biaya sendiri untuk makan, cuci baju dll. Periksa awal kehamilan di puskesmas gratis, tetapi menjelang kelahiran periksa di bidan dikenai biaya. Untuk biaya melahirkan dikenai tambahan biaya diluar 9

10 persalinan sebesar Rp ,-, dapat dari Jampersal Rp ,00, jadi semuanya Rp ,00. (P-7) Tanggapan pengguna terhadap keberadaan Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa informan yang menyatakan perlu karena program jampersal sangat membantu masyarakat yang kurang mampu dalam meringankan biaya persalinan. Sesuai pendapat : Perlu karena program jampersal sangat membantu masyarakat yang kurang mampu dalam meringankan biaya persalinan serta banyak bayi yang meninggal karena tidak punya biaya sehingga tidak bisa tertolong dengan cepat. (P-11) Alasan kepesertaan pengguna terhadap Program Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun bahwa peserta Jampersal seluruhnya karena untuk meringankan biaya persalinan, sesuai dengan pendapat: Alasan ikut Jampersal ya karena dapat meringankan biaya persalinan. (P-1) Bagi Non Jampersal ada beberapa alasan tidak mengikuti Program Jampersal karena tidak tahu adanya Program Jampersal dan tidak mendapatkan informasi tentang Jampersal, persyaratan mengurus Jampersal ribet, masyarakat masih memandang bahwa pelayanan peserta Jampersal kurang memuaskan, dan belum semua BPS ada Program Jampersal. Harapan pengguna terhadap Program Jampersal di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun Peserta dan Non Peserta Jampersal mengharapkan persyaratan administrasi Jampersal dipermudah, digratiskan semua biaya, pelayanan diperluas, program dilanjutkan terus, mutu pelayanan ditingkatkan dan semua bidan ikut Program Jampersal. Kepuasan masyarakat pada tiap dimensi layanan bahwa rata-rata kepuasan masyarakat terhadap layanan di BPS dengan Jampersal sebesar 87,92 % dengan standar deviasi 9,75, tingkat kepuasan terendah 75% dan tertinggi 106,25%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% masyarakat berada diantara 87,92 84,28%. Rata-rata kepuasan masyarakat pada layanan di BPS Non Jampersal adalah 94,30% dengan standar deviasi 7,34, tingkat kepuasan terendah 79% dan tertinggi 105%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% masyarakat berada diantara 91,58%sampai 97,06%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Kehandalan) terhadap layanan di BPS dengan Jampersal sebesar 89,25 % dengan standar deviasi 12,30, tingkat kepuasan terendah 75% dan tertinggi 114,29%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% masyarakat berada diantara 84,65% sampai 93,84%. Rata-rata kepuasan masyarakat pada layanan di BPS Non Jampersal adalah 85,71% dengan standar deviasi 10,64, tingkat kepuasan terendah 69% dan tertinggi 108%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% masyarakat berada diantara 81,74% sampai 92,42%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Jaminan) terhadap layanan di BPS dengan Jampersal 85,86% dan standar deviasi 12,13, kepuasan terendah 62,5% dan tertinggi 10

11 116,67%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% pasien berada diantara 81,33% sampai 90,39%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Jaminan) terhadap layanan di BPS Non Jampersal 88,37% dan standar deviasi 10,85, tingkat kepuasan terendah 75% dan tertinggi 107%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% pasien berada diantara 84,31% sampai 92,42%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Bukti langsung) terhadap layanan di BPS dengan Jampersal 89,73%, standar deviasi 10,54, tingkat kepuasan terendah 71,43% dan tertinggi 100%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa kepuasan pasien berada diantara 85,78% sampai 93,66%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Bukti Langsung) terhadap layanan di BPS Non Jampersal 90,60%, standar deviasi 9,84, tingkat kepuasan terendah 73% dan tertinggi 100%. Hasil estimasi interval pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa kepuasan pasien berada diantara 86,93% sampai 94,28%. Rata-rata tingkat kepuasan masyarakat (dimensi Empati) terhadap layanan di BPS dengan Jampersal 87,95% dengan standar deviasi 11,44, tingkat kepuasan terendah 73,33% dan tertinggi 100%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% pasien berada diantara 83,67% sampai 92,22%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Empati) terhadap layanan di BPS Non Jampersal 91,95% dengan standar deviasi 11,38 dengan tingkat kepuasan terendah 75% dan tertinggi 107,69%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% pasien berada diantara 88,54% sampai 95,36%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Daya Tanggap) terhadap layanan di BPS dengan Jampersal 87,59% dengan standar deviasi 11,38. Kepuasan terendah 75% dan tertinggi 107,69% dan hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan berada diantara 83,34% sampai 91,84%. Rata-rata kepuasan masyarakat (dimensi Daya Tanggap) terhadap layanan di BPS Non Jampersal adalah 92,07% dengan standar deviasi 8,263. Kepuasan terendah 75% dan tertinggi 100%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% pasien terhadap pelayanan keperawatan berada diantara 88,99% sampai 95,16%. Pembahasan Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan yang digunakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan kesehatan nifas termasuk KB pascapersalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Jampersal telah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Tanah Air dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dinas kesehatan Kota Madiun sangat mendukung program ini dengan telah dilakukannya sosialisasi program kepada masyarakat dan 11

12 pemberi layanan melalui Bidan BPS, bidan puskesmas, dan kader-kader kesehatan serta sudah menyiapkan verifikator jampersal jamkesmas untuk menjembatani proses klaim di Jampersal. Permasalahan klaim menjadi issue yang dominan sebagai penyebab belum semua BPS bekerja sama. Hal ini bisa karena sosialisasi hanya terbatas pada program jampersal. Sosialisasi tentang proses klaim perlu di tingkatkan kedalamnya agar semua bidan tidak perlu menunggu lama dalam pencairan. Selain itu dukungan sarana prasana untuk mempercepat proses pencairan harus segera ditingkatkan. Bidan Praktek Mandiri(BPS) yang melakukan Mou Jampersal dilingkungan Dinas kesehatan kota Madiun, hampir seluruhnya memiliki minat ikut Jampersal dikarenakan merasa berkewajiban ikut serta mensukseskan program pemerintah dan mendukung program MDG s untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, terutama pada masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pelaksana kebijakan dalam hal ini dinas kesehatan Kota Madiun untuk melakukan pendekatan dan upaya persuasive lainnya ataupun memberlakukan suatu kebijakan agar seluruh BPS yang berada di wilayah dinas kesehatan kota Madiun khususnya dan BPS yang berada di wilayah kota Madiun umumnya dapat berperan serta pada program Jampersal sehingga tujuan mulia dari Jampersal dapat terwujud secara nyata. Keterbukaan informasi tentang Jampersal dari petugas kepada masyarakat sangat mendukung untuk menguatkan pengetahuan masyarakat tentang Jampersal dan petugas mempunyai kewajiban memberikan informasi secara terbuka demi tercapainya Program Jampersal. Variasi persyaratan administrasi Jampersal dan masih dianggap rumit dimungkinkan karena belum ada kesepahaman terhadap persyaratan yang terkandung dalam Juknis Jampersal. Sosialisasi program dari penentu kebijakan sampai pelaksana kebijakan akan mempengaruhi operasional kebijakan dilapangan, hal ini mengakibatkan tidak efektifnya program yang ada karena minimnya partisipasi masyarakat dalam penggunaan Jampersal. Biaya tambahan persalinan masing masing BPS maupun pengguna Jampersal berbeda sesuai dengan kualitas dan kuantitas alat yang digunakan di luar persalinan. Kebijakan Program Jampersal masih memberikan kesempatan bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk menentukan bekerja sama atau tidak. Sebelum bekerja sama dengan Jampersal petugas bisa mendapatkan imbalan secara langsung, tetapi dengan Jampersal pertugas mendapatkan imbalan setelah persyaratan lengkap kemudian diklaimkan baru dana turun. Hal ini memungkinkan bidan memilih tidak bekerja sama dengan Jampersal dan enggan melayani peserta Jampersal, namun kesadaran petugas untuk mendukung program pemerintah sangat diharapkan dengan tujuan masyarakat terjamin kesehatannya. Masyarakat Kota Madiun mempunyai harapan yang besar terhadap kelangsungan dari Program Jampersal, persyaratan dipermudah dan sosialisasi ditingkatkan, semua biaya jenis pelayanan diperluas, 12

13 mutu pelayanan ditingkatkan dan semua bidan ikut Program Jampersal. Mutu layanan BPS jampersal dan Non jampersal sudah tinggi, meskipun ada perbedaan dimensi mutu yang menonjol. Tingginya angka mutu yang hampir sama ini dapat disebabkan pada pada BPS dengan jampersal masih ada biaya tambahan dari pasien untuk biaya alat-alat diluar Jampersal. Sehingga secara keseluruhan penerimaan bidan jampersal maupun yang non jampersal sama. Jampersal menjamin keamanan bagi kedua belah pihak baik pelanggan maupun pelaksana program. Simpulan Minat Bidan terhadap Program Jampersal masih rendah, masih ada sebagian bidan diwilayah kerja dinas kesehatan kota Madiun belum menjalin kerja sama dalam pelaksanaan Jampersal karena osialisasi program Jampersal kepada pelaksana program jampersal cukup baik tetapi belum menjelaskan proses klaim secara rinci, prosedur Administrasi (klaim) masih dianggap terlalu rumit dengan banyaknya dokumen yang harus dilampirkan, waktu tunggu untuk proses pencairan klaim Jampersal masih dirasakan terlalu lama, proses pengurusan Mou Jampersal sangat mudah, tetapi belum ada ketetapan yang mengikat harus mengikuti program jampersal sehingga sebagian bidan memilih tidak bergabung. Nilai nominal Jampersal khususnya biaya persalinan masih dianggap kurang sesuai dengan pola tarif standar pelayanan persalinan. Bidan yakin bahwa Jampersal mampu menurunkan AKI/AKB karena semua masyarakat tidak mampu bisa terlayani pemeriksaan dan persalinannya oleh tenaga kesehatan. Harapan Bidan terhadap pelaksanaan program jampersal adalah kemudahan administrasi, peningkatan kecepatan klaim dan besarnya jaminan. Saran Analisis kebijakan khususnya besarnya nilai jaminan perlu dilakukan agar dapat menguntungkan kedua belah pihak baik pengguna maupun pelaksana layanan jampersal. Peningkatan ketajaman sosialisasi program khususnya penjelasan tentang proses pencairan (klaim) sehingga masa tunggu bisa diperpendek. Perlu ditetapkan standar pelayanan minimal dalam proses pencairan klaim di dinas kesehatan. Perlu pendekatan yang lebih intensif dengan Bidan Praktek Swasta agar segera bergabung dengan program pemerintah. Bidan Praktik Swasta Agar lebih terbuka dalam memberikan informasi kepada masyarakat dengan memasang informasi tentang Jampersal di papan pengumuman yang bisa dibaca masyarakat serta segera berperan serta dalam program Jampersal guna mendukung upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Masyarakat agar memanfaatkan keseluruhan bentuk layanan program Jampersal dari ante Natal sampai post natal dan KB. Daftar Pustaka Adi, Rukminto Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta: P.T. Rajawali. Ari Andi Rizki, (2011) Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas di Instalasi 13

14 Rawat Inap RSUD dr. Rasidin Kota Padang tahun Azwar, Azrul, 1996, Pengantar Administrasi kesehatan, Edisi ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta. Arikunto, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Brockopp, D.Y. & Marie, T.H.T Fundamental of nursing research (Dasar-dasar riset keperawatan). Boston: Jones & Barlett Publishers. Burn, N., & Grove, S.K., (2005). /Practice nursing Research, Penerbit: Elsevier Sounders. Pp Depkes, 2008, Peta Kesehatan Indonesia tahun 2007, Pusat data dan informaasi kesehatan, Jakarta Depkes, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562 / Menkes / Per /Xii/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan tahun 2012, Djarwanto Mengenal beberapa uji statistik dalam penelitian. Yogyakarta: Liberty. Hastono, S.P. (2007). Basic data analysis for health research. Depok: FKM-UI. Kotler,P., dan Anderson,1997, Strategi Pemasaran Sosial untuk Organisasi Nirlaba, Gajah Mada University Press, Yogjakarta. Lemeshow, S.; David,W.H.Jr.; Janelle, K.: Stephen K. L. (1990). Adequacy of sample size in health studies. (Besar sampel dalam penelitian kesehatan). John Wiley & Sons. Parasuraman A, Zeitmal V.A, and Berry L.L, (1988), A Conceptual Model of Service Quality, Journal of marketing, vol 49. Polit, D.F. & Hungler, B.P. 199). Nursing research principles and methods. (6th ed.).philadelphia: J.B. Lippincott. Depkes, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562 / Menkes / Per /Xii/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan tahun 2012, Sarmeilia Tri, 2009, Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUD Kota Langsa publication/ tingkat_ Kepuasan_Pasien_Jamkesmas_ Terhadap_Pelayanan_Keperaw atan_di_rsud_kota_langsa, diakses tanggal 29 Oktober Satono, 2012, Analisis Kepuasan Pasien Jamkesmas dan Non Jamkesmas di Puskesmas Kabupaten Brebes, nt/analisis-kepuasan-pasienjamkesmas-dan-nonjamkesmas-di-puskesmaskabupaten-brebes, diakses tanggal 29 Oktober Stanley Lemeshow et all, 1997, Besar sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Gajah Mada University Press, Yogjakarta. Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:Rineka Cipta Supranto,J, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan pangsa Pasar, Rineka Cipta, Jakarta. Sugiono,2003, Statistic untuk Penelitian, Alfabeta, bandung Supriyanto, 2007, Strategi Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan, AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Surabaya Tjiptono, Fandi dan Chandra,Gregorius, 2005, Service, Quality dan Satisfaction, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta. Tjiptono, Fandi, 2000, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Jogjakarta Walgito,2004, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Penerbit Andi, Yogjakarta. 14

15 Wiyono, Djoko, 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Airlangga University Pres, Surabaya. 15

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN Muncul Wiyana 1*, Dony Noerliani 1, Istikomah 1, Sudaryani 1, Sri Subekti 1 1. Program D3 Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) dan Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia dalam bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan secara mudah dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama 189 negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, ekonomi dan kesehatan. Masalah kesehatan sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan. Salah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL (Level of Village Midwife Knowledges at Jember District of JAMPERSAL/ Delivery Assurance) Eri Witcahyo 1 1 Bagian AKK FKM Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium Development Goals

Lebih terperinci

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan PENGARUH PERSEPSI BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG PROGRAM PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP KEMAUAN BIDAN MENJADI PROVIDER PROGRAM JAMPERSAL DI KOTA BINJAI TAHUN 2012 Hessy Mayona 1, Siti Khadijah Nasution 2, Rusmalawaty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi millenium menegaskan kepedulian utama masyarakat dunia untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

Lebih terperinci

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat... GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA JAMPERSAL TERHADAP LAYANAN KESEHATAN DI KLINIK PENDIDIKAN SARI MULIA BANJARMASIN R.Topan Aditya Rahman* 1. Esti Yuandari 2,, 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES

Lebih terperinci

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 Karya wijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Puskesmas PONED

Lebih terperinci

suplemen Informasi Jampersal

suplemen Informasi Jampersal suplemen Informasi Jampersal A. Apa itu Jampersal? Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan, artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitif dalam kehidupan wanita, yaitu rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental. Perawatan kesehatan ibu selama

Lebih terperinci

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI) kesehatan ibu dan anak, penyediaan SDM yang berkulitas dan penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Bangka Tengah. Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada produktifitas perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh AKI tahun

Lebih terperinci

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract GAMBARAN PEMANFAATAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) OLEH IBU BERSALIN DI BPS ROSMAWARNI MESJID GUMPUENG KECAMATAN MUTIARA TIMURKABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Kesehatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG. Abstrak

PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG.   Abstrak PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG Rinayati 1), Ambar Dwi Erawati 2), Sri Wahyuning 3) 1)2)3) STIKES Widya Husada email: rinayati82@yahoo.co.id Abstrak Selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional secara menyeluruh. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah

Lebih terperinci

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PESERTA JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU BRAK KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012 Teguh Pribadi 1 ABSTRAK Provinsi Lampung menyebutkan

Lebih terperinci

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes PENDAHULUAN Latar Belakang GAMBARAN RUJUKAN PERSALINAN SEBELUM DAN SESUDAH PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI RUMAH SAKIT Dr. HARYOTO LUMAJANG Moh. Wildan (Program Studi D.4 Kebidanan Jember, Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target MDG 2015 berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penurunan angka Kematian Bayi dan Angka kematian Ibu terkait dengan pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang percepatan pencapaian Millenium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Setiap tahun di dunia diperkirakan empat juta bayi baru lahir meninggal pada minggu pertama

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS Septerina P.W., Puji Hastuti, Fitria Z. Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: rienu@rocketmail.com ABSTRACT: THE IMPLEMENTATION PROCESS

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2016 Fando Ainur Rifqi *), Eti Rimawati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 66 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 66 TAHUN 2012.. TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012 BUPATI KUDUS, Menimbang : a bahwa dalam rangka menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat akan sangat tergantung dari ketersediaan data dan informasi. Sistem informasi yang baik, proses pengumpulan, analisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai menunjukkan hasil nyata. Keberhasilan pembangunan kesehatan ini, salah satunya dapat dilihat dari periode

Lebih terperinci

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Kes. No. 36 Tahun 2010) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Pengantar Mengapa melakukan Monitoring Kebijakan Proses Kebijakan Penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Good governance merupakan paradigma baru dalam tatanan pengelolaan pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance tidak menyurut kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dikarenakan masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di daerah dilakukan oleh Puskesmas sebagai pelaksana terdepan. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan angka

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Istiqomah *1, Fadhiyah Noor Anisa 2, Sari Febrianti Matandung 1, 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa indikator. Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG Usi Erna Desita ABSTRAK Puskesmas Karang Malang adalah salah satu puskesmas yang dipilih

Lebih terperinci

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN ! 1! BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena tumbuh kembang anak ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang sedang berkembang. Hampir sebagian besar kematian maternal terjadi di negara berkembang. Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi permasalahan di dunia sampai saat ini. AKI dan AKB merupakan salah satu indikator derajat kesehatan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL 32 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL Tri Budi Rahayu 1 1 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu dari 8 tujuan pembangunan millenium atau MDG s (Millenium Development Goals) yang terdapat pada tujuan ke 5 yaitu

Lebih terperinci

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011 Mempercepat pencapaian tujuan pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 2599-3399 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Yusmaharani Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah bagi kehidupan seorang ibu dalam usia produktif. Bila terjadi gangguan dalam proses ini, baik itu

Lebih terperinci

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman Oleh: Dewiyana* Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013 HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : EKA PUSPA JANURVININGSIH

Lebih terperinci

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 Alimin Maidin Fridawaty Rivai Indahwaty A.Sidin a. Latar Belakang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyak wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun masih rendahnya jumlah ibu yang melakukan persalinan di fasilitasi kesehatan disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI SERANG,

TENTANG BUPATI SERANG, BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal akibat suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu TUJUAN 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu 57 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian ibu. Proporsi

Lebih terperinci

PERSEPSI STAKEHOLDERS

PERSEPSI STAKEHOLDERS PERSEPSI STAKEHOLDERS TENTANG PELAKSANAAN KEMITRAAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 S K R I P S I OLEH: ANNIE AGUSTINA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesehatan ibu dengan perhatian utama pada penurunan angka kematian ibu/ AKI merupakan tujuan pembangunan milenium kelima/millennium Development

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2-2 Khuriyah, Dyah Fajarsari, dan Lina Dwi Puji Rahayu Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.000 jiwa (Wilmoth et al., 2010). Angka kematian ibu di setiap negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memperoleh mutu pelayanan yang layak merupakan keinginan setiap individu. Hal ini menyangkut tentang kepuasaan individu dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN Faizatul Ummah.......ABSTRAK....... Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, angka kematian ibu global (MMR) adalah 210 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup, turun dari 380 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu, sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada diatas Angka Kematian Ibu di negara ASEAN lainnya.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016 GAMBARAN IMPLEMENTASI STIKER PROGRAM PERENCANAANPERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI WILAYAH KERJA UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN II KABUPATEN KEBUMEN Eni Indrayani 1, Yamoto 2, Eti Sulastri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, lebih dari 529.000 wanita di dunia meninggal

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Negara-negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga menempatkannya di antara delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci