SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam"

Transkripsi

1 Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam Oleh : AHMAD FAJRI PANCA PUTRA NIM : JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2010 i

2 ii

3 iii

4 MOTTO Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (Q.S. At Taubah : 35 ) iv

5 PERSEMBAHAN Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberi bimbingan dan arahan dalam setiap jejak langkahku, pendamping dan penyejuk hati dan yang tidak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya dengan tulus serta doa untuk kesuksesan ananda. Sanak saudara serta sahabat-sahabat setiaku, pemberi motivasi dan semangat dalam cita-citaku. v

6 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 29 November 2010 Deklarator Ahmad Fajri Panca Putra NIM : vi

7 ABSTRAK Ahmad Fajri Panca Putra (NIM: ). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang: Program Strata S1 Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pendayagunaan zakat produktif (X), 2) Mengetahui pemberdayaan mustahiq (Y), 3) Mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah Cabang Weleri. Penelitian ini menggunakan metode persamaan regresi Y=a=bX, adapun sampel penelitian sebanyak 44 responden, menggunakan tekhnik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket kuesioner untuk mengetahui data X dan data Y. Hasil X pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil skor kuesioner dengan mayoritas responden pada pilihan jawaban (sangat setuju dan setuju) membuktikan sudah baik dalam pendayagunaan zakat produktif melalui (alokasi, sasaran dan distribusi) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Hasil Variabel Y pemberdayaan mustahiq pada tabel hasil skor kuesioner jawaban responden hampir merata pada pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) terutama pada pelatihan banyak jawaban kurang setuju membuktikan bahwa perlu adanya peningkatan pemberdayaan mustahiq melalui (pelatihan, manajemen usaha, pendampingan) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Pendayagunaan zakat produktif (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq (Y) pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Terlihat t hitung (11,181) > t tabel (1,682) dan Terlihat F hitung (125,018) > F tabel (4,067) p value (Sig) sebesar yang di bawah alpha 5% yang berarti membuktikan hipotesis H1 diterima bahwa ada pengaruh signifikan pendayagunaan zakat produktif mempunyai andil dalam mempengaruhi pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal dan persamaan regresi diperoleh Y=a+bX dapat di lukiskan bahwa Y= - 2, ,6 X. Dari persamaan ini dapat di baca dan di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel independen (X). Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para muzaki, amil dan mustahiq BAPELURZAM. Mengingat manfaat zakat para muzaki, seberapa jauh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan bagi amil, dan senantiasa meningkatkan usaha para mustahiq dalam menggunakan dana zakat itu agar tepat guna dan berdaya guna. vii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan kasih sayang serta bimbingannya menuju jalan yang lurus, akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, tanpa hidayahnya mustahil semua ini bisa berhasil. Skripsi ini berjudul Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saransaran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Yahya, M.Ag., selaku dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. H. Hasyim Syarbani, MM., selaku dosen pembimbing I dan Ari Kristin, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Semua dosen yang telah mengajar selama belajar di bangku perkuliahan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 4. Bapak Yusuf Darmawan sebagai kepala BAPELURZAM Weleri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta bapak AS Nawawi sebagai kepala Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri, bapak Abdul Malik sebagai viii

9 sekretaris BAPELURZAM, bapak Agus Sunaryo selaku pihak BPRS Artha Surya Barokah yang telah banyak memberikan informasi dalam mengadakan penelitian ini. 5. Ayah dan ibu yang telah berkenanan memberikan segalanya selama studi dan penyusunan skripsi ini. 6. Kakak saya tercinta Agus Kholid, Umi Kurniati, Ismaini Hatta, Aida Rahmawati, Rifqi, Nur Azizah, Ana Izzatika serta semua keponakan yang selalu memberi semangat. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan mereka semua dalam kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 7. Teman-teman satu paket kelas EI A 2006: Nurudin, Faisol, Umam, Asnal, Khambali, Nikmah, Aya, Ani, dan lain-lain yang membagi ilmu di bangku perkuliahan, dan temanteman seperjuangan UKM WSC Badminton Division PIONIR Pontianak 2007 yang menaruhkan segala tenaga dan kekuatannya untuk mengharumkan nama baik IAIN Walisongo Semarang di kejuaraan PTAI tingkat nasional. 8. Teman-teman organisasi Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kaliwungu, teman di studio musik Bahtiar, Fahmi, Miqodarosan, Ipix, Adi, Dika, Kiki, dan lain-lain yang senantiasa mengutamakan kerukunan dan kebersamaanya. Penulis tidak dapat berbuat sesuatu untuk membalas budi, selain memanjatkan doa semoga kita dalam lindungannya, Amien. Semarang, 29 November 2010 Penulis ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i PERSETUJUAN PEMBIMBING ii PENGESAHAN iii MOTTO iv PERSEMBAHAN v DEKLARASI vi ABSTRAK vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiv Bab I Pendahuluan Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian. 6 Bab II Tinjauan Pustaka Pengertian zakat Tujuan zakat Golongan yang berhak menerima zakat Organisasi pengelola zakat. 11 x

11 Pengertian organisasi pengelola zakat Fungsi organisasi pengelola zakat Zakat dalam persepektif sosial ekonomi Pengaruh zakat dalam perekonomian Zakat untuk usaha produktif Zakat produktif dalam persepektif hukum Islam Kajian relevan Hipotesis penelitian 30 Bab III Metodologi Penelitian Jenis penelitian Obyek penelitian, populasi dan sampel Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Definisi oprasional variabel dan pengukuran.. 39 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran umum Badan Pelaksana Urusan zakat Amwal Muhammadiyah dan Karakteristik Responden Gambaran umum Bapelurzam Weleri Sejarah singkat dan profil Bapelurzam Weleri Visi, Misi dan Program Bapelurzam Weleri Karakteristik responden Deskripsi data penelitian Pendayagunaan zakat produktif Pemberdayaan Mustahiq Uji validitas dan reabilitas instrument Uji asumsi klasik Uji multikolienaritas Uji autokorelasi Uji heteroskedastisitas Uji normalitas Analisis data Koefisien determinasi xi

12 Analisis regresi Pembahasan Bab V Kesimpulan, saran, penutup Kesimpulan Saran Penutup Daftar pustaka Lampiran-lampiran xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.3 Tabel oprasionalisasi variabel 40 Tabel 4.2 Tabel pembagian wilayah Kecamatan Weleri 42 Tabel 4.3 Tabel jenis kelamin responden.. 50 Tabel 4.4 Tabel umur responden Tabel 4.5 Tabel pendidikan responden Tabel 4.6 Tabel status perkawinan responden Tabel 4.7 Tabel pekerjaan responden Tabel 4.8 Tabel sektor pekerjaan responden Tabel 4.9 Tabel pendapatan per bulan responden Tabel 4.10 Tabel status dalam muhammadiyah responden 60 Tabel 4.11 Tabel lama menjadi mustahiq responden. 61 Tabel 4.12 Tabel hasil skor kuesioner regresi 63 Tabel 4.13 Tabel uji validitas instrument Tabel 4.14 Tabel uji realibilitas instrument 71 Tabel 4.15 Tabel uji multikolinieritas 72 Tabel 4.16 Tabel uji autokorelasi.. 73 Tabel 4.17 Tabel uji normalitas Kolmogorov-Smirnov 76 Tabel 4.18 Tabel uji koefisien determinasi Tabel 4.19 Tabel anova analisis regresi 78 Tabel 4.20 Tabel Coefficients xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar kerangka pemikiran teoritik.. 29 Gambar 4.2 Gambar jenis kelamin. 51 Gambar 4.3 Gambar umur responden 53 Gambar 4.4 Gambar pendidikan responden.. 54 Gambar 4.5 Gambar status perkawinan 55 Gambar 4.6 Gambar pekerjaan responden Gambar 4.7 Gambar sektor pekerjaan responden 58 Gambar 4.8 Gambar pendapatan per bulan responden 59 Gambar 4.9 Gambar status dalam organisasi Muhammadiyah Gambar 4.10 Gambar lama menjadi mustahiq responden. 62 Gambar 4.11 Gambar Uji Heterokedasitas 74 Gambar 4.12 Gambar grafik histogram. 75 Gambar 4.13 Gambar grafik normal P-P Plot xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran. 1 Agama Islam telah menawarkan beberapa doktrin bagi manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di akhirat. Ayat-ayat Alquran mengingatkan agar harta kekayaan tidak hanya terbatas sirkulasinya pada sekelompok orang kaya saja. Orang-orang bertakwa adalah mereka yang menyadari bahwa dalam harta kekayaan yang mereka memiliki terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Perhatian penuh harus diberikan kepada lapisan masyarakat yang belum dapat hidup wajar sebagai manusia. Persoalan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah ada sejak lama, dan menjadi kenyataan yang hidup di tengah masyarakat. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan kenyataan 1 Abdurrachman Qadir. Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h

16 abadi dalam kehidupan manusia. Dalam hubungan ini, isu-isu kesenjangan dan ketimpangan sosial-ekonomi semakin mencuat ke permukaan. Ajaran Islam telah memberi solusi terhadap persoalan kemanusiaan yang dihadapi manusia. Tetapi karakter individu sebetulnya adalah faktor yang dapat memberi jalan keluar terhadap masalah moralitas sosial itu sendiri seperti kemiskinan, keadilan sosial, dan hak asasi manusia. Abdurrachman Qadir dalam bukunya berjudul Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial) Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. 2 Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan. 3 Sehubungan dengan hal itu, maka zakat dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosial-ekonomi bagi umat Islam. Artinya pendayagunaan zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang berdasarkan pada orientasi konvensional (kegiatan konsumtif), tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program pengentasan 2 Ahmad M. Saefuddin. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. Jakarta: CV Rajawali,1987 h Abdurrachman Qadir. Op.Cit, h

17 kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha. Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila di salurkan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Badan Amil Zakat (BAZ) dan sejenisnya, karena sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri. Dengan demikian penulis tertarik meneliti pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal, dimana Badan Amil itu juga mengalokasikan sebagian dana zakat untuk kegiatan produktif. Menurut hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM data sampai sekarang yang masih menggunakan dana zakat produktif sekitar 221 orang untuk keperluan bantuan tambahan modal usaha para mustahiqnya, berdasarkan seleksi dari pengurus yang bekerjasama 3

18 dengan pihak baitul maal BPRS Arta Surya Barokah Cabang Weleri dan Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Weleri. 4 Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari zakat akan menyerap tenaga kerja dan berkembangnya usaha para mustahiq. Hal ini berarti angka pengangguran bisa dikurangi, berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian BAPELURZAM membutuhkan pengelolaan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat itu menjadi dana zakat produktif untuk bantuan modal usaha dalam rangka pemberdayaan para mustahiqnya. Maka dari itu apakah dengan adanya program pendayagunaan dana zakat produktif yang di kelola BAPELURZAM dapat berdaya guna dan tepat guna mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para mustahiq di kecamatan Weleri kabupaten Kendal. Sehubungan hal tersebut maka saya sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal 4 Data bersumber dari hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM tanggal 31 Maret

19 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pendayagunaan dana zakat produktif di Badan Pelaksanaan Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 2. Bagaimana pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 3. Apakah berpengaruh pendayagunaan dana zakat produktif terhadap pemberdayaan para mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pendayagunaan dana zakat produktif di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 5

20 2. Untuk mengetahui pemberdayaan mustahiq di Badan Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kabupaten Kendal? 3. Untuk mengetahui pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan para mustahiqnya? Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademisi Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu syari ah pada umumnya dan keuangan Islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan mustahiq. 2. Manfaat Praktisi Adapun bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal atau pihak yang terkait di dalamnya dalam mengoptimalkan pendistribusian zakat untuk pemberdayaan mustahiq. 6

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian zakat Ditinjau dari segi bahasa, menurut lisan orang arab, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji, yang semua arti ini digunakan di dalam menerjemahkan Al-Qur an dan hadits. 5 Menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. 6 Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Dalam penggunaannya, selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk jiwa orang yang menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya. 7 Sedangkan dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya. 8 5 Muhammad Ridwan dan Mas ud. Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: UII Press, 2005, h Didin Hafidhhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h Muhammad Ridwan dan Mas ud. Op.Cit., hlm Ibid, h

22 Dalam buku pedoman pelaksanaan zakat muhammadiyah juga di jelaskan pengertian zakat, yaitu : zakat adalah ibadah kepada allah SWT, yang penjabaranya dan realisasinya merupakan sistem pemerataan kesejahteraan sosial ekonomi Tujuan Zakat Tujuan Zakat, antara lain: 1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan. 2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya. 3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. 4. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta. 5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang - orang miskin. 6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat. 7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta. 9 Abdul Barie Shoim. Pelaksanaan Gerakan Zakat Muhammadiyah Daerah Kabupaten Kendal, KENDAL: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal. 1987, h

23 8. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya. 10 Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Pada BAB II Tentang Tujuan Zakat di jelaskan Pada Pasal 5 Berbunyi : 1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dal upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan berdaya guna Golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) Orang orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah diatur dalam ajaran syariat Islam, yakni ada delapan golongan (asnaf). Ketentuan ini diatur dalam Al Qur an surat At-Taubah: 60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, 10 Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat (4), Jakarta: Departemen Agama, 1982, h M. Ali Hasan. Zakat dan Infak. Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h

24 sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah:60). 12 Dalam Buku Tafsir al Maraghi karangan Mustafa Al-Maraghi yang berhak menerima zakat ialah: 1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 12 Departemen Agama, Alqur an dan Terjemahnya,Semarang: Toha Putra, 1988, h

25 8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya Organisasi Pengelola Zakat Pengertian Organisasi Pengelola Zakat Organisasi Pengelola Zakat merupakan sebuah institusi yang bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah. 14 Definisi menurut UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pada Pasal 1, Ayat 1 adalah: kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat Fungsi Organisasi Pengelola Zakat Organisasi pengelola zakat apapun bentuk dan posisinya secara umum mempunyai dua fungsi yakni: 1. Sebagai perantara keuangan Amil berperan menghubungkan antara pihak muzakki dengan mustahiq. Sebagai perantara keuangan amil dituntut menerapkan azas trust (kepercayaan). Sebagaimana layaknya lembaga keuangan yang lain, azaz kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun. Setiap amil dituntut mampu menunjukkan keunggulannya masing- 13 Ahmad Mustafa Al-Maraghi (ed.),terjemah Tafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer Ali dkk dari Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Toha Putra, h Rifqi Muhammad. Akuntansi Lembaga Keuangan Publik Islam, Modul Mata Kuliah. Yogyakarta: FIAI UII, 2006, h M. Ali Hasan.. Op.Cit, h

26 masing sampai terlihat jelas positioning organisasi, sehingga masyarakat dapat memilihnya. Tanpa adanya positioning, maka kedudukan akan sulit untuk berkembang. 2. Pemberdayaan Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi pembentukan Amil, yakni bagaimana masyarakat muzaki menjadi lebih berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi dan masyarakat mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian bahkan dalam jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi muzaki baru Zakat dalam Persepektif Sosial Ekonomi Zakat adalah poros dan pusat keuangan Islam. Zakat dalam bidang sosial bertindak sebagai alat khas yang diberikan kepada Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka memiliki, sedang dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan sangat berbahaya ditangan pemiliknya, maka sebagian diberikan kepada yang berhak. 17 Dalam istilah ekonomi Islam, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya. Transfer kekayaan berarti transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini tentu saja akan mengakibatkan perubahan tertentu yang bersifat 16 Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil(BMT), cet 2, Yogyakarta: UII Press, 2005, h Muhammad Abdul Manan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993, h

27 ekonomis;umpamanya saja, seseorang yang menerima zakat bisa mempergunakannya untuk berkonsumsi atau berproduksi. Dengan demikian, zakat walaupun pada dasarnya merupakan ibadah kepada Allah, bisa mempunyai arti ekonomi. 18 Sehubungan dengan argumen di atas bahwa dengan mempergunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep muamalah (kemasyarakatan), yaitu konsep tentang cara bagaimana manusia harus melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk di dalamnya dalam bentuk ekonomi. Karena itu, ada dua konsep yang selalu dikemukakan dalam pembahasan mengenai doktrin sosial-ekonomi Islam yang saling berkaitan, yaitu pelarangan riba dan perintah membayar zakat. Tujuan ini dapat dicapai dengan mudah melalui pembagian uang zakat secara tepat di kalangan si miskin dan orang yang kekurangan. Dengan memberikan daya beli kepada mereka zakat dapat menghasilkan keseimbangan ekonomi, dengan demikian zakat akan memakmurkan golongan yang kurang mampu dilihat dari persepektif sosial ekonomi Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Prinsip zakat dalam tataran ekonomi mempunyai tujuan untuk memberikan pihak tertentu yang membutuhkan untuk menghidupi dirinya selama satu tahun ke depan bahkan diharapkan sepanjang hidupnya. Dalam konteks ini zakat di distribusikan untuk dapat mengembangkan 18 Muhammad Ridwan dan Mas ud. Op.Cit, h

28 ekonomi baik melalui ketrampilan yang menghasilkan, maupun dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu prinsip zakat memberikan solusi untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan kemalasan, pemborosan dan penumpukan harta sehingga menghidupkan perekonomian makro maupun mikro. 19 Zakat dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk modal bagi usaha kecil. Dengan demikian, zakat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai hal kehidupan umat, di antaranya adalah pengaruh dalam bidang ekonomi. Pengaruh zakat yang lainnya adalah terjadinya pembagian pendapatan secara adil kepada masyarakat Islam. Dengan kata lain, pengelolaan zakat secara profesional dan produktif dapat ikut membantu perekonomian masyarakat lemah dan membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian negara, yaitu terberdayanya ekonomi umat sesuai dengan misi-misi yang diembannya. Diantara misi-misi tersebut adalah: 1. Misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal. 2. Misi pelaksanaan etika bisnis dan hukum. 3. Misi membangun kekuatan ekonomi untuk Islam, sehingga menjadi sumber dana pendukung dakwah Islam Mursyidi. Akuntansi dan Zakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h Muhammad Ridwan dan Mas ud. Op.Cit, h

29 2.7. Zakat Untuk Usaha Produktif Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Perkembangan metode distribusi zakat yang saat ini mengalami perkembangan pesat baik menjadi sebuah objek kajian ilmiah dan penerapannya di berbagai lembaga amil zakat yaitu metode pendayagunaan secara produktif. Kata produktif sendiri secara bahasa berasal dari bahasa inggris productive yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak hasil; banyak menghasilkan barang-barang berharga; yang mempunyai hasil baik. productivity daya produksi. 21 Zakat produktif adalah mendistribusikan dana zakat kepada para mustahik dengan cara produktif. Zakat diberikan sebagai modal usaha, yang akan mengembangkan usahanya itu agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sepanjang hayat. 22 Dalam bukunya Abdurrachman Qadir berjudul Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan kepada Mustahiq sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan 21 Joyce. M. Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Oxford- Erlangga. 1996, h Asnaini. Zakat Produktif Dalam Persefektif Hukum Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar h

30 ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahiq. 23 Pendayagunaan zakat harus berdampak positif bagi mustahiq, baik secara ekonomi maupun sosial. Dari sisi ekonomi, mustahiq dituntut benar-benar dapat mandiri dan hidup secara layak sedangkan dari sisi sosial, mustahiq dituntut dapat hidup sejajar dengan masyarakat yang lain. Hal ini berarti, zakat tidak hanya didistribusikan untuk hal-hal yang konsumtif saja dan hanya bersifat charity tetapi lebih untuk kepentingan yang produktif dan bersifat edukatif. 24 Kelemahan utama orang miskin serta usaha kecil yang dikerjakannya sesungguhnya tidak semata-mata pada kurangnya permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan kesiapan manajemen usaha. Untuk itu, zakat usaha produktif pada tahap awal harus mampu mendidik mustahiq sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena tidak mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan mental si miskin itu sendiri. Inilah yang disebut peran pemberdayaan. zakat yang dapat dihimpun dalam jangka panjang harus dapat memberdayakan mustahiq sampai pada dataran pengembangan usaha. Program-program yang bersifat konsumtif ini hanya berfungsi sebagai stimulan atau rangsangan dan berjangka pendek, sedangkan program pemberdayaan ini harus diutamakan. Makna pemberdayaan dalam arti 23 Abduracchman Qadir. Op.Cit, h Muhammad Ridwan. Op.Cit, h

31 yang luas ialah memandirikan mitra, sehingga mitra dalam hal ini mustahiq tidak selamanya tergantung kepada amil Zakat produktif dalam perspektif hukum Islam Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan zakat produktif disini adalah pendayagunaan zakat dengan cara produktif. Hukum zakat produktif pada sub ini dipahami hukum mendistribusikan atau memberikan dana zakat kepada mustahiq secara produktif. Dana zakat diberikan dan dipinjamkan untuk dijadikan modal usaha bagi orang fakir, miskin dan orang-orang yang lemah. Al-Qur an, al-hadits dan Ijma tidak menyebutkan secara tegas tentang cara pemberian zakat apakah dengan cara konsumtif atau produktif. Dapat dikatakan tidak ada dalil naqli dan sharih yang mengatur tentang bagaimana pemberian zakat itu kepada para mustahiq. 25 Ayat 60 surat at-taubah (9), oleh sebagian ulama dijadikan dasar hukum dalam pendistribusian zakat. Namun ayat ini hanya menyebutkan pos-pos kepada siapa zakat diberikan, tidak menyebutkan cara pemberian zakat. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, 25 Asnaini. Op.Cit, h

32 sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At Taubah : 60). 26 Teori hukum Islam menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah-masalah yang tidak jelas rinciannya dalam Al-Qur an atau petunjuk yang ditinggalkan Nabi SAW, penyelesaiannya adalah dengan metode ijtihad. Ijtihad atau pemakaian akal dengan tetap berpedoman pada Al-Qur an dan Hadits. 27 Dalam sejarah Hukum Islam dapat dilihat bahwa ijtihad diakui sebagai sumber hukum setelah Al-Qur an dan Hadits. Apalagi problematika zakat tidak pernah absen, selalu menjadi topik pembicaraan umat Islam, topik aktual dan akan terus ada selagi umat Islam ada. Fungsi sosial, ekonomi dan pendidikan dari zakat dan bila dikembangkan dan dibudidayakan dengan sebaik-baiknya akan dapat mengatasi masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang di hadapi bangsa. Disamping itu zakat merupakan sarana, bukan tujuan karenanya dalam penerapan rumusan-rumusan tentang zakat harus ma qulu al-ma na, rasional, ia termasuk bidang fiqh yang dalam penerapannya harus dipertimbangkan kondisi dan situasi serta senafas dengan tuntunan dan perkembangan zaman. Menurut Ibrahim Husen dalam bukunya berjudul Kerangka Landasan Pemikiran Islam, hal demikian adalah agar persyari atan hukum Islam yaitu jalbu al-ma shalihi al-ibad (menciptakan kemaslahatan umat) 26 Departemen Agama, Op.Cit, h Asnaini. Op.Cit, h

33 dapat terpenuhi, dan dengan dinamika fiqh semacam itu, maka hukum Islam selalu dapat tampil ke depan untuk menjawab tantangan zaman. 28 Dengan demikian berarti bahwa tekhnik pelaksanaan pembagian zakat bukan sesuatu yang mutlak, akan tetapi dinamis, dapat disesuaikan dengan kebutuhan di suatu tempat, dalam artian perubahan dan perbedaan dalam cara pembagian zakat tidaklah dilarang dalam Islam karena tidak ada dasar hukum yang secara jelas menyebutkan cara pembagian zakat tersebut. Di Indonesia misalnya, BAZIS DKI Jakarta berdasarkan hasil lokakarya zakat, menentukan kebijakan pembagian zakat sebagai berikut: 1) Pembagian zakat harus bersifat edukatif, produktif dan ekonomis, sehingga pada akhirnya penerima zakat menjadi tidak memerlukan zakat lagi, bahkan menjadi wajib zakat. 2) Hasil pengumpulan zakat sebelum dibagikan kepada mustahik dapat merupakan dana yang biasa dimanfaatkan bagi pembangunan, dengan disimpan dalam bank pemerintah berupa deposito, sertifikat atau giro biasa. 29 Menurut penulis, kebijakan BASIZ dengan memproduktifkan dana zakat ini adalah agar zakat dapat berguna dan berdaya guna bagi masyarakat. Khususnya fuqara, masakin dan dhuafa. Kyai Sahal Mahfudh melalui Badan Pengembangan Masyarakat Pesantren (BPPM) melaksanakan pelaksanaan pengelolaan dana zakat 28 Ibrahim Husen. Kerangka Landasan Pemikiran Islam. Jakarta: Departemen Agama, 1984, h BAZIS, Pedoman Pengelolaan ZIS, Jakarta: BAZIS, 1980, h

34 kepada kaum fakir miskin melalui pendekatan kebutuhan dasar ini. Lebih jauh menurut Kyai Sahal ; Pendekatan kebutuhan dasar bertujuan mengetahui kebutuhan dasar masyarakat (fakir, miskin), sekaligus mengetahui apa latar belakang kemiskinan itu. Apabila si miskin itu punya ketrampilan menjahit, maka diberi mesin jahit, kalau ketrampilannya mengemudi becak, si fakir miskin itu diberi becak. Maka dalam hal ini, memberi motivasi kepada masyarakat miskin bukan merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Agar mereka mau berusaha dan tidak sekedar menunggu uluran tangan orang kaya. Dan hal ini dilakukan secara riil oleh beliau dengan penuturannya; Pernah suatu kali saya mencobanya terhadap seseorang pengemudi becak di Kabupaten Pati. Saya lihat dia tekun mangkal di pasar untuk bekerja sebagai tukang becak. Pada saat pembagian zakat tiba, dia saya beri zakat. Hasil zakat bulan syawal itu berupa zakat mall, zakat fitrah dan infaq. Semua saya kumpulkan dan sebagian saya belikan becak untuknya. Sebelumnya dia hanya mengemudikan becak yang milik seorang non pribumi, namun sekarang dia memiliki dua buah becak. Usaha itu berkembang dan sehari-hari ia tidak harus mengemudikan becak dengan mengejar setoran. Dengan mengemudikan becak sampai jam tiga sore, hasilnya sudah cukup untuk makan dan untuk menjaga kesehatan, setelah itu ia biasa kumpul-kumpul mengikuti pengajian. Dengan cara ini, meskipun dia tidak menjadi kaya, tetapi jelas ada perubahan. 30 Kyai sahal juga melembagakan dana zakat melalui koperasi. Dana zakat yang terkumpul tidak langsung diberikan dalam bentuk uang. mustahiq diserahi zakat berupa uang, tetapi kemudian di tarik kembali sebagai tabungan si mustahiq untuk keperluan pengumpulan modal. Pihak BPPM membantu dalam manajemen, perantara keuangan. Menurutnya 30 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LkiS, 2003, cet. Ke-2, h

35 cara ini fakir miskin dapat menciptakan pekerjaan dengan modal yang dikumpulkan dari harta zakat. 31 Begitu pula Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu lembaga zakat non pemerintah, sejak bulan Desember 1999 telah mengagendakan pengembangan pemberdayaan zakat model kelompok dengan program Masyarakat Mandiri, yang telah dilaksanakan pada awal tahun Sasarannya adalah kaum fakir miskin dan dhuafa yang difokuskan di wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi, di tambah Bengkulu, Tasikmalaya, Palu/Poso dan Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah. Sebagian dana ZIS yang terkumpul diproduktifkan dengan meminjamkannya kepada sasaran untuk dijadikan modal usaha dan pengembangan usaha bagi mereka. Memang belum terlalu tampak hasilnya akan tetapi ini merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan dan di tekuni oleh lembaga zakat khususnya, karena dengan zakat produktif akan memungkinkan masyarakat lebih merasakan betapa besarnya makna dan fungsi zakat bagi mereka. 32 Apa yang telah dialakukan BASIZ DKI, BPPM (Pati) dan Dompet Dhuafa Republika Jakarta adalah memproduktifkan dana zakat. Memproduktifkan atau membudidayakan dana zakat pada prinsipnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Khususnya pada pensyari atan zakat. Karena zakat produktif akan membuat harta di bumi ini berputar di antara semua manusia, tidak hanya pada sebagian orang 31 Ibid, h http// www. Dompet Dhuafa Republika.Com. 21

36 kaya saja. Dimana hal ini sangat dilarang dalam Islam, sebagaimana firman Allah yang berbunyi: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Makkah adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr : 7) 33 Salah satu tujuan zakat adalah agar harta benda tidak menumpuk pada suatu golongan saja, dinikmati orang-orang kaya sedang orang-orang miskin larut dengan ketidak mampuannya dan hanya menonton saja. Padahal orang kaya tidak akan ada dan tidak sempurna hidupnya tanpa adanya orang-orang miskin disebutkan bahwa: Zakat itu adalah milik bersama, karena mendapatkannya atas usaha bersama masyarakat. Orang yang kaya tidak akan ada kalau tidak ada orang miskin. Seorang pedagang tidak akan sukses menjadi konglomerat jika tidak ada pembeli, distributor dan para karyawan. Uang itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Jika darah tidak menjangkau seluruh bagian anggota tubuh, dimana sebagian anggota tubuh kebagian terlalu banyak sehinga bagian yang lain mendapatkan terlalu sedikit, maka badan menjadi sakit dan terserang penyakit Departemen Agama, Op.Cit, h Muhtar Sadili, Amru (ed), Problematika Zakat Kontemporer; Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, Jakarta: Forum Zakat, 2003, cet. I, h

37 Artinya dalam berbagai bidang kehidupan fakir miskin harus diperhitungkan dan diikut sertakan apalagi jumlah mereka tidaklah sedikit. Di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya, agar tidak terjadi gejolak ekonomi, kesenjangan sosial dan masyarakat yang terbelakang karena kebodohan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melaksanakan zakat produktif. Karena bila zakat selalu satu semuanya diberikan dengan cara konsumtif, maka bukannya mengikut sertakan mereka tetapi malah membuat mereka malas dan selalu berharap kepada kemurahan hati si kaya, membiasakan mereka tangan di bawah meminta dan menunggu belas kasihan. Padahal ini sangat tidak disukai dalam ajaran Islam. Islam sangat menganjurkan supaya umatnya berusaha agar dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik, termasuk dapat membayar zakat, infak dan sedekah serta ibadah-ibadah lainnya yang dalam pelaksanaannya diperlukan biaya atau dana dan kemampuan secara material, anjuran berusaha ini sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-nya. dan hanya kepada-nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Al-Mulk : 15) Departemen Agama, Op.Cit, h

38 Anjuran berusaha inilah hendaknya diiringi dengan bantuan dan pertolongan modal untuk berusaha atau mengembangkan usaha mereka karena sudah pasti yang namanya fakir miskin tidak memiliki kemapuan yang lebih untuk membiayai usaha yang dapat menjamin hidupnya di masa depan karena hartanya hanya cukup untuk membiayai hidupnya seharihari. Bantuan ini dapat dilakukan oleh umat Islam melalui ibadah zakat. Zakat yang dapat membantu mereka untuk mencari kebutuhannya yang layak. Zakat dalam arti yang lebih luas, bukan hanya sekedar pelaksanaan kewajiban semata tetapi lebih dari itu yaitu menyangkut pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagaimana diungkapkan: zakat harus ditafsirkan lagi, sehingga membicarakan zakat berarti membicarakan ekonomi secara lebih luas, tidak lagi orientasi zakatnya sekedar pelaksanaan kewajiban hukum dalam lintas yang klasik, tetapi harus dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, terutama di bidang peningkatan daya beli dan cadangan dan yang kuat. 36 Dikutip dalam bukunya Asnaini yang berjudul zakat produktif dalam persepektif hukum islam Pemaknaan zakat seperti ini pada dasarnya telah dilakukan sejak lama, Imam Nawawi dalam kitab al-majmu mengatakan bahwa Apa yang diberikan kepada orang fakir dan miskin, hendaknya dapat mengeluarkan mereka dari lembah kemiskinan kepada 36 Muhtar Sadili, Amru (ed), Op.Cit, h

39 taraf hidup yang layak (cukup), yaitu sejumlah pemberian yang dapat dijadikan dasar untuk mencapai suatu tingkat hidup tetentu. 37 Pemberian yang dapat dijadikan dasar, dapat diartikan pemberian yang dapat dijadikan modal untuk mencari dan menekuni suatu usaha, agar hasilnya dapat mencukupi kebutuhan mereka dalam waktu yang lama bukan sesaat. Setidaknya pernyatan diatas menyebutkan dua cara pembagian zakat. Produktif kepada orang-orang miskin yang kuat berusaha dan konsumtif kepada yang tidak kuat untuk berusaha. Hal ini hanya mungkin terjadi, jika sumber-sumber zakat dimanfaatkan sebagai modal dalam proses produksi, orientasi kegiatan masyarakat selalu kearah produktif, berguna dan berhasil guna, dan memandang jauh ke depan dengan pengorbanan yang dilakukan masa kini. Sehingga akan tecipta masyarakat yang berjiwa produktif, bukan masyarakat yang berjiwa konsumtif Kajian Relevan 37 Asnaini. Op.Cit, h

40 Sepengetahuan penulis pembahasan tentang pengaruh pemberian zakat terhadap pemberdayaan ekonomi umat telah banyak dibahas sebagai karya ilmiah. Dan untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap masalah di atas, penyusun berusaha melakukan penelitian terhadap literatur yang relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian. Penelitian yang pernah penyusun jumpai yang berkaitan dengan zakat produktif sebagai sarana pemberdayaan ekonomi adalah penelitian Hosnu El Wafa. Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin), yang membahas pendapat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mengenai pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat dapat dilakukan dengan memberikan sarana atau peralatan kepada mustahiq yang disesuaikan dengan kepandaian atau keterampilan yang dimiliki mustahiq. Sedangkan kepada mustahiq yang mampu mengembangkan usaha produktifnya agar diberikan modal. 38 Penelitian Mila Sartika (Mahasiswa UII Yogyakarta) berjudul Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif (diukur dari jumlah dana yang di berikan) Terhadap Pemberdayaan Mustahiq (diukur dari pendapatan usaha). Pada penelitian ini terdapat dua macam hipotesis yang diajukan yaitu: 1) hipotesis nihil (H0) dan 2) hipotesis alternatif (HA). Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh jumlah dana 38 Hosnu El Wafa. Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2003, h

41 (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Sedangkan hipotesis alternatif (HA) adalah ada pengaruh jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Hipotesis ditolak jika nilai sig < 0,05, sebaliknya hipotesis diterima jika nilai sig > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana diperoleh nilai signifikan 0, 045 atau dapat dikatakan nilai sig < 0,05, maka hipotesis nihil (H0) ditolak, berarti hipotesis alternatif (HA) diterima, atau dapat dinyatakan bahwa jumlah dana yang disalurkan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan mustahiq. 39 Studi lain yang berkenaan dengan zakat untuk pemberdayaan ekonomi yaitu, penelitian Alfiya Nur Hasanah. Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY yang menjelaskan bahwa pendayagunaan zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga dapat dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif, bantuan pendidikan dan usaha-usaha untuk menciptakan lapangan kerja serta mengurangi pengangguran. 40 Ulin Ulfa dalam penelitiannya membahas tentang Pendayagunaan zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam adalah dapat dibenarkan, sepanjang memperhatikan kebutuhan pokok bagi masingmasing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk 39 http//www. Jurnal skripsi UII Yogyakarta.com. 40 Alfiya Nur Hasanah. Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY Tahun , Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h

42 segera diatasi. Selain itu pendayagunaan dan pengelolaan zakat untuk usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut cukup banyak. 41 Hazamih dalam sebuah penelitiannya berjudul Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta membahas tentang bagaimana BAZIS DKI Jakarta dalam melakukan pendayagunaan zakat sebagai salah satu sarana dalam mengatasi kemiskinan masyarakat perorangan/individu yang ada di wilayah DKI Jakarta. 42 A. Qodri Azizy dalam bukunya berjudul Membangun Fondasi Ekonomi Umat menyimpulkan bahwa zakat hendaknya tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat dijadikan sumber dana umat. Penggunaan zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika ada mustahiq yang tidak mungkin untuk dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak, maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan Ulin Ulfa. Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal 16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat), Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h Hazamih. Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta, Skripsi S1, Yogyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam, 1998, h A. Qodri Azizy. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam), cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h

43 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritik Dalam kerangka pikir ini menunjukkan model-model atau gambaran dan variabel utama yang menjadi permasalahan penelitian dan menjelaskan adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Pengalokasian pendayagunaan dana zakat produktif Pelatihan dan Ketrampilan kepada para Mustahiq Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif Pendayagun -aan zakat produktif Pemberdayaan Mustahiq Manajemen Usaha kepada para Mustahiq Pendistribusian pendayagunaan dana zakat produktif Pengawasan Bapelurzam kepada para Mustahiq Dimana : X : Pendayagunaan zakat produktif Indikator : - Pengalokasian pendayagunaan dana zakat produktif - Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif - Pendistribusian pendayagunaan dana zakat produktif 29

44 Y : Pemberdayaan Mustahiq Indikator : - Pelatihan dan Ketrampilan kepada para Mustahiq - Manajemen Usaha kepada para Mustahiq - Pengawasan BAPELURZAM kepada para Mustahiq Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. 44 Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori maka penelitan ini penulis mengajukan hipotesis: Ada pengaruh positif antara Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, artinya semakin berdaya guna pemberian dana zakat produktif kepada para Mustahiq akan mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para Mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. 44 Umardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian zakat Ditinjau dari segi bahasa, menurut lisan orang arab, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP. kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP. kita tarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada variabel X dalam pembahasan dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Oleh : MUHAMAD NURIDIN NIM :

Oleh : MUHAMAD NURIDIN NIM : Analisis Pengaruh Pemberian Modal Kerja, Pelatihan, Dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahiq Kota Semarang (Studi Kasus Pada Program Misykat LAZ DPU DT Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a. Zakat Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat. Rendahnya taraf perekonomian nyatanya juga dialami oleh masyarakat muslim pada masa awal. Persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, masalah yang utama pada negara-negara berkembang adalah kemiskinan. Adapun persoalan kemiskinan itu sudah ada sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data statistik pada tahun 2014 baik di kota maupun di desa sebesar 544.870 jiwa, dengan total persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta Oleh: Mila Sartika* Abstract Te following article originates from the result of the field research.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada

Lebih terperinci

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 PENGARUH LABEL HALAL DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH RELIGIOSITAS DAN PENDAPATAN TERHADAP MINAT BAYAR ZAKAT MELALUI BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) PCM WELERI KENDAL

PENGARUH RELIGIOSITAS DAN PENDAPATAN TERHADAP MINAT BAYAR ZAKAT MELALUI BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) PCM WELERI KENDAL PENGARUH RELIGIOSITAS DAN PENDAPATAN TERHADAP MINAT BAYAR ZAKAT MELALUI BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) PCM WELERI KENDAL SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harta yang dimiliki manusia sesungguhnya hanyalah sebuah titipan dari Allah SWT. Manusia ditugaskan untuk mengelola dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan ketentuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mengandung 2 dimensi, yaitu dimensi hablumminallah dan hablumminannas 1. Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PADA MAHASISWA EKONOMI ISLAM IAIN WALISONGO SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PADA MAHASISWA EKONOMI ISLAM IAIN WALISONGO SEMARANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PADA MAHASISWA EKONOMI ISLAM IAIN WALISONGO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENGARUH BAGI HASIL DAN KREDIT MACET TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT NU SEJAHTERA SEMARANG TAHUN 2011-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat pengajuan skripsi Guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang berisi tuntunan dan tatanan hidup yang ditujukan kepada segenap umat manusia. Ajaran Islam dapat kita bagi menjadi dua bagian. Pertama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu (2009) zakat diyakini mampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG A. ANALISIS PRAKTEK

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Strata

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) SEMARANG

MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) SEMARANG MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Ekonomi Islam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam. ANALISIS FAKTOR BUDAYA, FAKTOR SOSIAL, FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUSANA MUSLIM DI TOKO KISA KALIWUNGU, KENDAL. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG

PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam PENGARUH PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Angkatan Tahun 2011 UIN Walisongo Semarang) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata1

Lebih terperinci

PENGARUH PERSONAL SELLING DAN KARAKTERISTIK PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MITRA IQRA

PENGARUH PERSONAL SELLING DAN KARAKTERISTIK PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MITRA IQRA PENGARUH PERSONAL SELLING DAN KARAKTERISTIK PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MITRA IQRA (Studi Kasus Pada Nasabah AJB Bumiputera Syariah Kantor Cabang Semarang) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF DI LAZIS IPHI JATENG. A. Analisis Pengelolaan Zakat Produktif di LAZIS IPHI Jateng

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF DI LAZIS IPHI JATENG. A. Analisis Pengelolaan Zakat Produktif di LAZIS IPHI Jateng BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF DI LAZIS IPHI JATENG A. Analisis Pengelolaan Zakat Produktif di LAZIS IPHI Jateng Dalam perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarajana Strata1 Dalam Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat hukumnya fardu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abudi. Dalam Al Qur an perintah zakat sama dengan perintah

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS JASA (PELAYANAN) TERHADAP KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MUZAKKI DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DANA UMAT SULTAN AGUNG (LPDU-sa) SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS JASA (PELAYANAN) TERHADAP KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MUZAKKI DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DANA UMAT SULTAN AGUNG (LPDU-sa) SEMARANG SKRIPSI PENGARUH KUALITAS JASA (PELAYANAN) TERHADAP KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MUZAKKI DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DANA UMAT SULTAN AGUNG (LPDU-sa) SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MARKETING SYARIAH TERHADAP MINAT NASABAH DANA TALANGAN HAJI (STUDI KASUS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG)

ANALISIS PENGARUH MARKETING SYARIAH TERHADAP MINAT NASABAH DANA TALANGAN HAJI (STUDI KASUS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG) ANALISIS PENGARUH MARKETING SYARIAH TERHADAP MINAT NASABAH DANA TALANGAN HAJI (STUDI KASUS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH) Skripsi

PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH) Skripsi PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam

Lebih terperinci

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam . Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam 2 Pengertian Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang)

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan dengan membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini sebagaimana firman

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TUMBUHNYA JIWA BISNIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN ILAA

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TUMBUHNYA JIWA BISNIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN ILAA ANALISIS PENGARUH ORIENTASI DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TUMBUHNYA JIWA BISNIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN ILAA ROHMAN AS-SAJAD SENDANGGUWO SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian usaha yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk mengubah kepada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam Islam. Zakat disebutkan dalam Alquran sebanyak 35 kali, yang dalam 27 diantaranya penggunaan

Lebih terperinci

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari ah Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh ANA ROCHMANIAH NIM. 3223103009 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya

Lebih terperinci

BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ. pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (mas}lahat)

BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ. pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (mas}lahat) BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ A. Pendayagunaan Zakat Produktif Pendayagunaan zakat adalah bentuk pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TENTANG ZAKAT KEPADA KIAI DALAM PERSPEKTIF FIQH DAN UU. No. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

STUDI ANALISIS TENTANG ZAKAT KEPADA KIAI DALAM PERSPEKTIF FIQH DAN UU. No. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT STUDI ANALISIS TENTANG ZAKAT KEPADA KIAI DALAM PERSPEKTIF FIQH DAN UU. No. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SKRIPSI Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH i PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : WASIS

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus Pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq Di Pati )

PENGARUH MOTIVASI DAN ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus Pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq Di Pati ) PENGARUH MOTIVASI DAN ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus Pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq Di Pati ) SKRIPSI Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang muslim, pelunasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN 77 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Fitrah di Masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang sangat pesat menjadikan setiap insan harus mampu sebaik mungkin memanfaatkan waktunya agar dapat bertahan hidup dengan ekonomi dan sosial

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENDAPATAN BMT (Studi Kasus pada BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang )

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENDAPATAN BMT (Studi Kasus pada BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang ) PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENDAPATAN BMT (Studi Kasus pada BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang 2009-2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG

IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis dan menyajikan fakta yang ada secara sistematik. 1. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: 2

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis dan menyajikan fakta yang ada secara sistematik. 1. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu

Lebih terperinci