BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.
|
|
- Liani Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat. Rendahnya taraf perekonomian nyatanya juga dialami oleh masyarakat muslim pada masa awal. Persoalan ini pun menjadi perhatian serius. Islam memerangi kemiskinan, tidak hanya miskin sebagai akibat, tetapi memberantas pula faktor penyebab kemiskinan, yaitu kebodohan, pola pikir, dan semangat hidup yang salah. Masalah kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran. 1 Dalam tataran praktis, upaya pemberatasan kemiskinan muncul dari berbagai kalangan sepanjang sejarah. Usaha itu datang dari berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali negara sebagai pemegang otoritas. Para ulama pun tampil memberikan sumbangsih pemikiran dan aksi nyata mengatasi kemiskinan. (Republika.co.id publikasi 25 September 2012) Persoalan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya 1 Abdurrachman Qadir,Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hlm
2 karena sudah ada sejak lama, dan menjadi kenyataan yang hidup di tengah masyarakat. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan kenyataan dalam kehidupan manusia. Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. 2 Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan. 3 Namun sampai saat ini zakat dan sebagainya itu belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi umat, terutama mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) dan muzakki (orang yang berzakat). Zakat sebagai komponen penting dalam perekonomian kurang diperhatikan baik oleh individu, lembaga keislaman, maupun pemerintah. 4 Setelah ditetapkannya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, masyarakat berharap agar pengelolaan zakat lebih efektif dalam pemungutan maupun pendistribusian. Konsekuensi dari undang-undang itu sendiri adalah mempositifkan hal-hal yang tadinya hanya bersifat normatif 5 sehingga sejalan dengan dibuatnya undang-undang tersebut. 2 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. Jakarta: CV Rajawali, 1987, hlm Abdurrachman Qadir. Zakat., hlm Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, cet.1. Jakarta: Gema Insani, 2007, hlm Didin Hafidudin. Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm
3 Zakat adalah kunci agar harta berkah dan terus bertambah. Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Berbeda dengan sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak memiliki dampak balik apapun kecuali ridha dan mengharap pahala dari Allah semata. Namun demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak ada sistem kontrolnya. Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan. 6 Sebelum kita berupaya untuk mendayagunakan zakat, terlebih dahulu kita harus mengetahui hikmah dan urgensi ibadah zakat. Kewajiban menunaikan zakat merupakan sesuatu yang demikian tegas dan mutlak. Karena di dalam ajaran islam, hal ini terkandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahiq, harta benda yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. 7 Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila di salurkan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketiadaan 6 Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), cet 2. Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, hlm. 69 3
4 modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan sejenisnya, karena sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri. Penyaluran zakat produktif melalui Lembaga Amil Zakat bisa berupa bantuan modal usaha bisa berupa uang tunai dan perlengkapan ataupun melalui bantuan pemberian hewan ternak. Pemberian bantuan hewan ternak ini tidak serta merta hanya diberikannya ternak saja, tapi didukung pula dengan pendampingan dan pembinaan agar mustahiq penerima ternak bisa belajar serta paham cara berternak yang baik. Seperti yang telah ketahui bahwa cara berternak sudah lebih dahulu diajarkan oleh para Nabi-nabi kita seperti pernyataan dalam hadits berikut: Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali telah menggembalakan kambing? Lalu para sahabat beliau bertanya:? Demikian juga engkau? Beliau menjawab: Ya, Aku dahulu menggembalakan kambing milik seorang penduduk Mekkah dengan imbalan beberapa qiraath. (HR. Bukhari dan Muslim). 4
5 Para ulama umumnya menafsirkan hadits tersebut dengan menguraikan beberapa kebaikan dari penggembalaan kambing diantaranya adalah: melatih kesabaran, mengembangkan sifat tawadhu, kasih sayang terhadap yang lemah, cinta usaha dan mandiri, membangun kekuatan jasmani, membangun keberanian, mengembangkan managerial skills. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta (DPU DT Yogyakarta) selain Lembaga Amil Zakat yang berperan mendistribusikan zakat kepada mustahiq, DPU DT juga memiliki cara pandang yang sama dengan hadits diatas bahwa dengan berternak dapat meningkatkan kualitas hidup. Melalui program Desa Ternak Mandiri (DTM), dimana dalam program ini pemberian zakat produktif berbentuk hewan ternak yaitu kambing. Tujuan pemberian hewan ternak kambing ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kedepannya dalam menambah penghasilan mustahiq. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tentang zakat produktif dengan judul PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP PEMBERDAYAAN MUSTAHIQ DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHIID YOGYAKARTA (Studi Kasus Desa Ternak Mandiri Desa Dingo, Kec. Dlingo, Kab. Bantul). 5
6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas maka penelitian ini membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Pemberian hewan tenak kambing merupakan salah satu bentuk zakat produktif guna meningkatkan penghasilan, konsumsi, sedekah mustahiq Pertanyaan Penelitian 1. Berapa tambahan penghasilan mustahiq dari hewan ternak yang diterima dari zakat produktif? 2. Seberapa besar pengaruh penghasilan mustahiq terhadap konsumsi dan sedekah sebelum memperoleh bantuan zakat produktif? 3. Seberapa besar pengaruh penghasilan total mustahiq terhadap konsumsi dan sedekah sesudah memperoleh bantuan zakat produktif? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian a. Untuk menganalisis berapa tambahan penghasilan mustahiq dari hewan ternak yang diterima dari zakat produktif b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penghasilan mustahiq terhadap konsumsi dan sedekah sebelum memperoleh bantuan zakat produktif 6
7 c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penghasilan totalmustahiq terhadap konsumsi dan sedekah sesudah memperoleh bantuan zakat produktif. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah nilai lebih serta meperluas wawasan penulis dalam pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq di DPU Daarut Tauhid Yogyakarta. b. Bagi Akademisi, diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan bagi ilmu syariah secara umum dan keuangan islam secara khusus, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya terkait pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq. c. Bagi Lembaga, diharapkan penilitian ini menjadi catatan atau koreksi untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja lembaga sekaligus memperbaiki kekurangan dan kelemahannya Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis pembahasan tentang Zakat Produktif telah banyak dibahas sebagai karya ilmiah. Dan untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap masalah diatas, penyusun berusaha melakukan penelitian terhadap literatur yang relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian. Ada empat penelitian yang mengangkat judul berkaitan dengan zakat produktif. 7
8 Pertama, penelitian Alfiya Nur Hasanah, (2005). Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY yang menjelaskan bahwa pendayagunaan zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga dapat dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif, bantuan pendidikan dan usaha-usaha untuk menciptakan lapangan kerja serta mengurangi pengangguran. Kedua, Ulin Ulfa, (2005), dalam penelitiannya membahas tentang Pendayagunaan zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam adalah dapat dibenarkan, sepanjang memperhatikan kebutuhan pokok bagi masingmasing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk segera diatasi. Selain itu pendayagunaan dan pengelolaan zakat untuk usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut cukup banyak. Ketiga, Faradillah, (2006), dari S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah pada penelitiannya yang berjudul Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq pada LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra (BSM Ummat). Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil dari penelitiaan ini memaparkan bahwa Efektifitas penyaluran zakat adalah pola penyaluran zakat dalam bentuk pemberdayaan produktif yang disertai target terjadi kemandirian ekonomi bagi mustahiq dan mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahiq. Keempat, Mila Sartika, (2008), UII Yogyakartaberjudul Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif (diukur dari jumlah dana yang di berikan) 8
9 Terhadap Pemberdayaan Mustahiq (diukur dari pendapatan usaha). Pada penelitian ini terdapat dua macam hipotesis yang diajukan yaitu: 1) hipotesis nihil (H0) dan 2) hipotesis alternatif (HA). Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Sedangkan hipotesis alternatif (HA) adalah ada pengaruh jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Hipotesis ditolak jika nilai sig < 0,05, sebaliknya hipotesis diterima jika nilai sig > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana diperoleh nilai signifikan 0, 045 atau dapat dikatakan nilai sig < 0,05, maka hipotesis nihil (H0) ditolak, berarti hipotesis alternatif (HA) diterima, atau dapat dinyatakan bahwa jumlah dana yang disalurkan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan mustahiq. Kelima, Khoiruddin Hasibuan, (2011) dengan judul penelitian Analisis Distribusi Zakat Dan Pengaruhnya Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Dompet Dhuafa Jogjakarta dan Jejaringnya). Metode penelitian yang digunakan Analisis Deskriptif dan regresi linear berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan hasil penelitiannya Koefesien determinan menunjukkan bahwa variabel independen modal, peran pengelola dan pendampingan mampu menjelaskan variasi variabel dependen pemberdayaan masyarakat sebesar 9,4%. Keenam, Nurhayati Ismail, (2011) judul penelitiannya Pertambahan Pendapatan Peternak Penerima Bantuan Ternak Sapi di Kecamatan Randangan 9
10 Kabupaten Pahuwato. peneliti menganalisis mekanisme distribusi dan penerima bantuan ternak di kecamatan Randangan kabupaten Pahuwato. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan petani sebanyak 54 responden dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Randangan telah dilaksanakan baik di tingkat kesesuaian diatas 90 persen, dan untuk mengukur keberhasilan menerima bantuan sapi untuk peternak dengan metode check list sesuai dengan pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pahuwato. Bantuan ternak sapi pada dasarnya dapat menaikkan dan menambah pendapatan peternak, tetapi masih relatif kecil dibanding dengan UMR (Upah Minimum Regional) di Provinsi Gorontalo. Ketujuh, Salman Nuri, (2012) judul penelitiannya Pendapatan Peternak Penerima Bantuan Ternak Sapi di Peternakan Terpadu Ketapang Kabupaten Aceh Tengah. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis mekanisme penyaluran bantuan ternak sapi dan menghitung pertambahan pendapatan peternak penerima bantuan ternak sapi di peternakan terpadu Ketapang Kabupaten Aceh Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara dengan peternak penerima bantuan sebanyak 80 responden menggunakan kuesioner dan sekunder diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian tahapan penyaluran bantuan ketentuan dan syarat menerima bantuan ternak sapi adalah rata-rata kesesuaian penyaluran bantuan ternak sapi berdasarkan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis Dinas Peternakan dan 10
11 Perikanan Kabupaten Aceh Tengah antara seharusnya dengan realitas sebesar 88 persen, dari 15 tahapan 4 mekanisme yang belum sesuai. Rata-rata kesesuaian dalam ketentuan/ persyaratan berdasarkan tujuh kriteria antara seharusnya dengan realitas adalah 100 persen, berarti kesesuaian ketentuan/ syarat menerima bantuan sudah terpenuhi. Sedangkan untuk pendapatan peternak penerima bantuan ternak sapi sebesar Rp ,00 pertahun, sehingga per bulannya pendapatan ratarata peternak Rp ,00, masih diatas upah minimum kabupaten Aceh Tengah sebesar Rp ,00. Disimpulkan bahwa bantuan ternak sapi dapat menjadi sumber pendapatan peternak. Penelitian ini mempunyai beberapa perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya. Perbedaannya yakni yang pertama adalah pada tempat yang akan diteliti yakni Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Yogyakarta dan zakat produktif yang disalurkan berupa hewan ternak kambing.kedua, variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penghasilan mustahiq sebelum dan sesudah menerima zakat produktif berupa hewan ternak, konsumsi, dan sedekah. Ketiga metode analisis yang digunakan adalah regresi linier dan uji beda rata-rata penghasilan mustahiq baik sebelum menerima bantuan zakat produktif dengan sesudah menerima bantuan zakat produktif, konsumsi, sedekah, dan yang terakhir adalah tahun peneltiannya Sistematika Penulisan Dalam penyusunan pembahasan proposal tesis ini, penulis mengurutkan permasalahannya menjadi 5 (lima) bab, yaitu: 11
12 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas mengenai berbagai hal yang erat hubungannya dengan zakat produktif. Mencakup teori yang berkenaan dengan topik ini diantaranya; pengertian, tujuan zakat, golongan penerima zakat, hikmah dan urgensi zakat, lembaga pengelola zakat, urgensi lembaga pengelola zakat, pendistribusian zakat secara produktif, zakat dalam prespektif sosial ekonomi, pengaruh zakat terhadap perekonomian, teori konsumsi, teori sedekah, dan pemberdayaan masyarakat. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang objek penelitian, jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL ANALISIS DATA Dalam bab ini ditulis tentang profil objek penelitian dan analisis dengan regresi linier untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq di DPU Daarut Tauhid Yogyakarta. 12
13 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil penlitian serta saran kepada pihak yang terkait dan yang berkepentingan terhadap tema yang diteliti. 13
BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, masalah yang utama pada negara-negara berkembang adalah kemiskinan. Adapun persoalan kemiskinan itu sudah ada sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu Negara ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya harus mengupayakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah menjadi isu utama pembangunan diberbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah memporak-porandakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data statistik pada tahun 2014 baik di kota maupun di desa sebesar 544.870 jiwa, dengan total persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS pada tahun 2010, Indonesia memiliki total penduduk mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai angka 207, 2 juta jiwa atau
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG
SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : PEBRIANITA 07 951 032 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mengandung 2 dimensi, yaitu dimensi hablumminallah dan hablumminannas 1. Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak
Lebih terperinciPengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta
Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta Oleh: Mila Sartika* Abstract Te following article originates from the result of the field research.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek ruhiyah harus senantiasa dimiliki oleh manusia dalam menjalani setiap aktivitasnya, yaitu kesadaran akan hubungannya dengan Allah Yang Maha Menciptakan. Manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG A. ANALISIS PRAKTEK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu (2009) zakat diyakini mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu suatu lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu problematika yang dihadapi hampir semua negara di seluruh dunia termasuk Indonesia saat ini adalah masalah kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan, sampai pada masing-masing individu. Beberapa penyebab serta solusi dalam menghadapi kemiskinan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat
Lebih terperinciA. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel
ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang dan telah menjadi isu yang cukup menyita perhatian pemerintah dan masyarakat dunia. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat penting, karena dalam pandangan Islam setiap individu harus secara layak di tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertical dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat apabila
Lebih terperinciBAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ. pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (mas}lahat)
BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ A. Pendayagunaan Zakat Produktif Pendayagunaan zakat adalah bentuk pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pendistribusian Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jepara Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Jepara zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak terasa enam puluh dua tahun sudah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan
Lebih terperinciPENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciAnalysis of Source and Uses of Zakat Fund That Influencing of Community Empowerment (Case Study In Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung)
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung) Analysis of Source and Uses of Zakat Fund That
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan sekarang ini merupakan salah satu isu penting di Indonesia, terutama setelah Indonesia dilanda krisis moneter yang terjadi pada periode tahun 1997-1999.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam ini, serta teriring salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per-september 2015 mencapai 28,51 juta orang atau sekitar 11,13% dari total jumlah penduduk.
Lebih terperinciyang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a. Zakat Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat dalam Islam memiliki fungsi, peranan dan kesejahteraan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat dalam Islam memiliki fungsi, peranan dan kesejahteraan yang cukup penting. Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-2 hijriyah dan semenjak itulah zakat tidak lepas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.
53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penulis bahas pada bab-bab sebelumnya, akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah yang dapat ditarik dari uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemiskinan hingga saat ini masih menjadi problem yang terjadi bangsa indonesia. Kemiskinan biasanya diukur dengan pendapatnya. Kemiskinan pada dasarnya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan, kemelaratan dan kelaparan merupakan bahaya besar bagi umat manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari
BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU A. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Zakat adalah istilah sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.
xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan zaman secara global yang cepat dan karena kemajuan era teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusia (SDM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang muslim, pelunasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang kesejahteraan tidak akan lepas dengan lembaga keuangan. Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat bagi seorang muslim merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam. Melaksanakan zakat adalah kewajiban semua muslim yang telah memenuhi syarat-syarat untuk berzakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persoalan kemiskinan merupakan salah satu persoalan krusial yang tengah dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia. Kota Bandung merupakan salah satu daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam upaya membangun perekonomian, salah satunya adalah kemiskinan. Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN
56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang tertulis pada sila ke-5 yaitu tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat untuk aktif dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan perkataan Ketua Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan Jurnalis dan sosialisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN
BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian usaha yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk mengubah kepada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi
Lebih terperinciBAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga
BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA A. Profil LAZ Masjid Nurul Huda Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG
MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun Islam (Qardawi, 2007:3). Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarahnya pengelolaan zakat di negara Indonesia sebelum tahun 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada tahun 90-an belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Islam, ada beberapa bentuk kewajiban yang disebut dengan istilah ibadah, zakat merupakan harta yang dimiliki seseorang tergolong dalam kewajiban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. representif dalam membangun kekuatan ekonomi. Dalam membangun. dalam membangun perekonomian umat. Dengan demikian, salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini umat Islam lebih sering dipandang sebelah mata dalam menghadapi problem ekonomi karena kemampuannya yang dianggap tidak representif dalam membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan namanya harta. Harta merupakan titipan dari Allah kepada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang sebenarnya telah berlangsung lama dalam kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan suatu realita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kelebihan harta atau biasa disebut para aghniya. Agar zakat. yang mampu mendatangkan pendapatan bagi mereka dan bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang memiliki kelebihan harta atau biasa disebut para aghniya. Agar zakat mampu memberi pengaruh signifikan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan di dunia kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari lima rukun islam (Yusuf Qardawi, 2010:3). Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah besar bagi bangsa Indonesia. Kemiskinan ini sudah ada sejak lama dan telah menjadi kenyataan dalam kehidupan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari yang sering kita sebut dengan muamalah. Muamalat secara bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal dan komprehensif, sangat mampu menjawab problematika-problematika kehidupan manusia yang kompleks termasuk di dalamnya masalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSEDUR PENGELOLAAN DANA INFAQ YDSF DAN ANALISIS DAMPAK DARI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
BAB IV ANALISIS PROSEDUR PENGELOLAAN DANA INFAQ YDSF DAN ANALISIS DAMPAK DARI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT A. Analisis Prosedur Pengelolaan Dana Infaq YDSF Perolehan dana infaq Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang sebenarnya telah berlangsung lama dalam kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah yang terus menjadi sorotan oleh pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memberantas kemiskinan dengan menjalankan program-program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium Development Goals (MDGs) atau populer dalam bahasa Indonesia disebut Sasaran Pembangunan Milenium
Lebih terperinci