UNIVERSITAS INDONESIA REPRESENTASI IDENTITAS IMIGRAN TURKI DALAM FILM ALMANYA: WILKOMMEN IN DEUTSCHLAND. Makalah Non Seminar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA REPRESENTASI IDENTITAS IMIGRAN TURKI DALAM FILM ALMANYA: WILKOMMEN IN DEUTSCHLAND. Makalah Non Seminar"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA REPRESENTASI IDENTITAS IMIGRAN TURKI DALAM FILM ALMANYA: WILKOMMEN IN DEUTSCHLAND Makalah Non Seminar FATHIA CHAIRUNNISA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK FEBRUARI 2014

2 HALAMAN PENGESAHAN Karya Ilmiah diajukan oleh: Nama : Fathia Chairunnisa NPM : Program Studi : Jerman Jenis Karya : Makalah Non Seminar Nama Mata Kuliah : Kebudayaan Jerman Judul Karya Ilmiah : Representasi Identitas Imigran Turki dalam Film "Almanya: Willkommen in Deutschland" Ini telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ulac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia Dosen Mata Kuliah : Maria Regina Widhiasti M. Hum ( : ~ ) Ditetapkan di Tanggal : Depok : 28 Februari 2014

3 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fathia Chairunnisa NPM : Program Studi : Jennan Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Jenis karya : Makalah Non Seminar demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Representas i Identitas Imigran Turki dalam Film "Almanya : Willkommen in Deutschland" (Cultural Identity Representation ofturkish Immigrants in the Film "Almanya: Willkommen in Deutschland") beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Univeritas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 28 Februari 2014 Yang menyatakan Fathia Chairunnisa

4 REPRESENTASI IDENTITAS IMIGRAN TURKI DALAM FILM ALMANYA: WILLKOMMEN IN DEUTSCHLAND Fathia Chairunnisa, Maria Regina Widhiasti Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia ABSTRAK Artikel ini membahas mengenai representasi imigran Turki dalam film Almanya: Willkommen in Deutschland. Analisis ini menggunakan metode studi pustaka yang dilakukan secara deskriptif dan argumentatif. Dalam analisis ditunjukkan simbol yang digunakan dalam film untuk menunjukkan identitas budaya tokoh dari berbeda generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imigran Turki memiliki beragam identitas budaya karena pengaruh lingkungan tempat mereka berada. Cultural Identity Representation of Turkish Immigrants in the Film Almanya: Willkommen in Deutschland ABSTRACT This article discusses about representation of Turkish immigrants cultural identity in the film Almanya: Willkommen in Deutschland. The research used qualitative descriptive method based on literature study. The symbols that are used in the film show various cultural identities which are represented by different immigrant generations. The result of the research proves that cultural identity is a process of becoming than a fixed substance. It is not determined by the place we live. Keywords: Cultural identity; Immigrant; Film; Turkey Pendahuluan Perang Dunia II yang berakhir pada tahun 1945 membawa kekalahan dan kerugian besar bagi negara Jerman. Setelah berakhirnya perang dunia, keadaan ekonomi Jerman pun sangat terpuruk ditambah lagi dengan kondisi bahwa sebagian besar sumber daya manusia telah gugur di medan perang. Namun, Jerman berusaha bangkit dari keterpurukannya. Setelah ditandatanganinya perjanjian Marshall Plan pada tahun 1948, Jerman mulai bangkit dari keterpurukannya. Marshall Plan sendiri adalah program ekonomi skala besar yang dibuat oleh Amerika Serikat untuk

5 membangun kembali ekonomi Eropa pasca Perang Dunia II. 1 Karena bantuan dana dari Amerika ini Jerman mencapai masa yang disebut Wirtschaftswunder, yaitu kemajuan pesat dalam bidang ekonomi. Sekitar tahun 1950, perindustrian Jerman baik logam, tambang, mesin, dan industri lainnya, dikembangkan secara maksimal menurut standar teknik mutakhir. Seiring dengan berkembangnya keadaan ekonomi tersebut, Jerman menghadapi sebuah masalah lain, yaitu kurangnya sumber daya manusia terutama tenaga kerja di sektor informal. Oleh karena itulah, Jerman menandatangani perjanjian bilateral untuk mendatangkan tenaga kerja menjadi Gastarbeiter (pekerja tamu, guestworker) yang pada awalnya dilakukan dengan negara Italia (1955). Selanjutnya perjanjian serupa ditandatangani antara Jerman dengan negara lain seperti Spanyol (1960), Yunani (1960), Yugoslavia (1968), termasuk Turki pada tahun Selain untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor informal, kebijakan ini dilakukan juga demi menekan biaya penggunaan buruh imigran. Pemerintah Jerman memberlakukan sistem rotasi, sehingga para pekerja diharapkan untuk kembali ke negara asalnya setelah periode waktu tertentu untuk menghindari menetapnya pekerja di Jerman. 3 Namun pada kenyataannya, banyak pekerja yang datang dan tidak kembali ke negara asalnya. Saat ini, imigran Turki di Jerman berjumlah sekitar 2,5 juta jiwa. 4 Banyak di antara warga imigran Turki yang tidak kembali ke Turki setelah menjadi pekerja tamu karena kondisi penghidupan di Jerman yang mereka anggap lebih layak, ditambah lagi asuransi dan jaminan kesehatan yang terdapat di Jerman. Setelah lebih dari 50 tahun sejak migrasi pertama orang Turki sebagai Gastarbeiter di Jerman, kini jenis pekerjaan para imigran Turki tidak hanya menjadi tenaga kerja informal, tetapi menyebar ke berbagai sektor. Salah satunya di bidang perfilman seperti aktor dan sutradara. Sebagai seorang keturunan sutradara keturunan Turki yang bekerja di Jerman, banyak di antara mereka yang membuat film bertemakan imigran, di antaranya Fatih Akın yang sudah diakui 1 Economic Miracle, diakses pada 3 Februari Germany: Immigration in Transition, diakses pada 26 Februari Ibid. 4 Migrasi dan Integrasi, diakses pada 3 Februari 2014.

6 secara internasional. Tidak sedikit filmnya yang bertemakan imigran, yang mendapat penghargaan di ajang internasional, seperti Kebab Connection, Auf der anderen Seite. Sebagai media komunikasi massa, sebuah film dapat menunjukkan lebih banyak dari sekadar hiburan semata. Film dapat memperlihatkan kebudayaan dan perilaku dari sekelompok masyarakat tertentu, bahkan dapat membuat perubahan pola pikir kelompok tertentu. James Monaco (2000: 39) mengatakan bahwa film memiliki sistem kode tersendiri. Meskipun tidak secara langsung diucapkan, tetapi film memiliki sistem tanda tersendiri yang bisa menghubungkan berbagai bentuk cara berkomunikasi. Film juga biasanya memiliki peruntukan penyajian, mulai film untuk anak-anak, dewasa, laki-laki atau perempuan. Salah satu film bertema imigran di Jerman adalah sebuah film yang disutradai Yasemin Şamdereli, Almanya: Willkommen in Deutschland (selanjutnya akan disebut AwiD). Şamdereli merupakan seorang wanita keturunan Turki generasi kedua yang lahir dan tinggal di Jerman sejak tahun Dalam membuat film ini, ia bekerjasama dengan adiknya, Nesrin Şamdereli, yang bertanggung jawab untuk cerita. Film ini berdurasi 101 menit dan dibintangi oleh aktor Turki, Vedat Erincin, yang telah tinggal di Jerman sejak tahun Film ini menceritakan perjalanan kehidupan keluarga Turki di Jerman dan perjalanan mereka untuk kembali mengunjungi Turki. Pemeran utama dalam film ini adalah Hüseyin, seorang pria muda Turki yang datang ke Jerman untuk menjadi Gastarbeiter. Di tengah masa kerjanya menjadi pekerja tamu, ia kembali ke Turki dan membawa istri serta tiga anaknya untuk tinggal di Jerman, yang kemudian melahirkan kembali seorang anak di Jerman. Mereka pun tinggal di Berlin dan memiliki sebuah keluarga besar yang terdiri dari anak, menantu, dan cucu. Cerita ini difokuskan ketika Hüseyin mengajak seluruh keluarga untuk berjalan-jalan ke Turki, karena ia telah membeli sebuah rumah di negara tersebut. Berdasarkan tema yang diangkat dan penggambaran dalam film mengenai imigran Turki di Jerman, penelitian ini akan membahas representasi identitas budaya imigran Turki di Jerman.

7 Tinjauan Teoretis Analisis terhadap identitas budaya keluarga imigran Turki dalam film AWiD didasarkan pada teori Stuart Hall (1990: 222) mengenai identitas budaya. Identitas budaya adalah suatu kesatuan kolektif/bersama yang dimiliki oleh orang berlatar belakang dan leluhur yang sama. Hall berpendapat bahwa identitas budaya dapat dilihat dengan dua cara pandang (Hall, 1990: 223). Cara pandang pertama, identitas budaya seseorang yang didasarkan pada latar belakang sejarah yang sudah merupakan sesuatu yang umum, misalnya garis keturunan. Identitas dalam sudut pandang ini bersifat kolektif karena dimiliki juga dalam diri orang banyak yang mempunyai kesamaan sejarah dan leluhur. Identitas ini bersifat tetap, sebagai wujud yang sudah ada (identity of being) dan tidak dapat berubah. Sedangkan dalam sudut pandang kedua, Hall (1990: 225) berpendapat bahwa identitas budaya adalah suatu proses yang senantiasa berubah, bukan sesuatu yang tetap dan sudah ada. Identitas akan senantiasa dipengaruhi oleh waktu, tempat, dan lingkungan sekitar individu itu sendiri. Identitas budaya tidak ditentukan oleh sesuatu yang sudah ada seperti keturunan atau sejarah, melainkan sebagai sebuah proses menjadi (identity of becoming). Identitas ini dipengaruhi oleh semua aspek lain yang memengaruhi kehidupan seseorang, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa seseorang yang memiliki latar belakang sama dengan orang lain akan memiliki identitas budaya yang sama. Dengan kata lain, identitas bisa dikatakan cair. Metode Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang berasal dari buku, jurnal, dan film mengenai identitas, imigran, dan yang erat kaitannya dengan multikulturalisme. Landasan teori dan tata cara penelitian didapatkan pula melalui pustaka. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif yang bisa berkembang sesuai dengan jalannya penelitian dengan human instrument atau penulis sendiri sebagai instrumen peneliti. Penyajian analisis data dilakukan dalam bentuk formal, yaitu dalam bentuk jurnal.

8 Pembahasan dan Hasil Penelitian Penelitian mengenai identitas budaya imigran Turki dalam film AWiD, dilakukan dengan menganalisis berbagai elemen dalam film. Analisis tersebut dibagi menjadi analisis judul, alur cerita, dan tokoh. 1. Analisis Judul Judul film ini, Almanya: Willkommen in Deutschland terdiri atas dua bahasa, yaitu bahasa Jerman dan Turki. Almanya adalah bahasa Turki yang memiliki arti negara Jerman, sedangkan Willkommen in Deutschland merupakan kalimat dalam bahasa Jerman, artinya selamat datang di Jerman. Dengan demikian, jika kalimat ini dituliskan kembali dalam bahasa Indonesia, maka akan menjadi Jerman: Selamat Datang di Jerman. Penggabungan dua bahasa tersebut menunjukkan bahwa film ini menampilkan bagian dari budaya Jerman dan Turki menjadi satu kesatuan. Penggunaan tanda baca titik dua dalam judul tersebut dapat diartikan bahwa Almanya merupakan hal utama dalam judul, yang lebih lanjut dijelaskan dengan kalimat Willkommen in Deutschland. Kalimat Willkommen in Deutschland merupakan kalimat yang biasanya digunakan sebagai sambutan. Hal ini dapat diartikan bahwa film Almanya: Willkommen in Deutschland hendak menunjukkan atau mempertontonkan apa saja yang ada di negara Jerman. Namun, negara Jerman yang ditampilkan dalam film ini merupakan Jerman dalam versi Turki, karena Jerman disebut sebagai Almanya. Pemilihan judul tersebut sesuai dengan isi film yang menceritakan mengenai persepsi sebuah keluarga imigran Turki mengenai Jerman. 2. Analisis Alur cerita Film Almanya: Willkommen in Deutschland diawali dengan perjalanan seorang pria Turki bernama Hüseyin yang menjadi Gastarbeiter (pekerja tamu) di Jerman. Pada awalnya, ia pindah tanpa keluarganya untuk mencari sumber penghidupan yang lebih baik. Ketika kembali ke Turki, ia menganggap anaknya sangat tidak disiplin dan memutuskan membawa seluruh keluarganya ke Jerman agar mereka belajar mengenai kedisplinan yang menurutnya dimiliki oleh orang Jerman. Cerita dilanjutkan dengan gambaran keluarga Hüseyin setelah tinggal di Jerman, mulai generasi pertama, kedua, dan ketiga. Hüseyin mengajak keluarga besarnya untuk berlibur ke Turki, karena

9 ia membeli sebuah rumah di sana. Namun sebagian besar dari mereka tampak tidak suka dan mengeluarkan alasan-alasan supaya tidak perlu pergi ke Turki. Keengganan mereka untuk mengunjungi Turki, tanah lahir mereka sendiri, memperlihatkan adanya perasaan berjarak yang dimiliki para imigran Turki dengan negara Turki. Hal ini disebabkan oleh rasa asing mereka terhadap negara Turki, karena mereka sudah dibesarkan di Jerman dan tidak lagi memiliki keterikatan dengan Turki. Persoalan mengenai identitas pertama kali muncul dalam film Almanya: Willkommen in Deutschland ketika Cenk, cucu terkecil Hüseyin yang berumur 6 tahun, mendengar perdebatan keluarganya dan bertanya: Was bin ich den nun: Deutscher oder Türke? (Jadi, sebenarnya aku orang Jerman atau Turki?) Hal ini ditanyakan oleh Cenk yang merasa tertekan dengan kondisinya di sekolah, karena ia selalu dianggap bukan orang Jerman. Ia harus memutuskan apakah ia akan mengikuti ayahnya sebagai orang Turki atau ibunya seorang berkebangsaan Jerman. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab hanya dengan memilih, karena ia merupakan orang Jerman sekaligus orang Turki. Berdasarkan garis keturunan, Cenk dapat dianggap baik sebagai orang Turki maupun Jerman. Ia lahir dan besar di Jerman, sehingga budaya yang dominan memengaruhinya adalah budaya Jerman. Namun, karena dibesarkan dalam sebuah keluarga keturunan Turki, Cenk juga masih mendapat pengaruh budaya Turki. Selain itu, secara legal ia adalah seorang warga negara Jerman, karena lahir dari seorang perempuan berkewarganegaraan Jerman. Di bagian akhir film diceritakan bahwa Hüseyin meninggal dalam perjalanannya dari Jerman ke Turki. Ia meninggal ketika Canan sedang menceritakan cerita awal mula perpindahan kakek nenek mereka ke Jerman. Tepat setelah pertanyaan Cenk, Lalu mengapa kakek berbicara bahasa Jerman dengan sangat buruk? Hüseyin terpejam dan tidak bangun lagi. Pertanyaan Cenk memperlihatkan bahwa setelah sekian lama tinggal di Jerman, Huseyin masih belum juga menguasai bahasa Jerman dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa di satu sisi film AWiD tetap menempatkan Huseyin sebagai orang Turki. Interpretasi ini diperkuat juga dengan tempat kematian Huseyin, yaitu di Turki. Meskipun demikian, di sisi lain film ini juga menceritakan bahwa Hüseyin tidak bisa dikubur di pemakaman Turki, karena sebagai pemegang paspor Jerman, secara legal ia adalah orang Jerman. Pendapat Hall mengenai identitas budaya yang

10 bukan merupakan hal yang tetap dan mutlak digambarkan dengan sangat jelas melalui peristiwa kematian Huseyin tersebut. Dari interpretasi terhadap peristiwa tersebut, terlihat bahwa identitas Huseyin adalah sebagai orang Turki sekaligus orang Jerman dalam waktu bersamaan, dan bahwa identitas budaya tergantung dari sudut pandang dan penempatan (positioning) seorang subjek. Dalam kasus Huseyin, ia adalah orang Turki berdasarkan garis keturunannya, tetapi seorang Jerman berdasarkan kewarganegaraannya. 3. Analisis Tokoh Selain dari judul dan alur cerita, tokoh dalam film ini pun turut memainkan peranan penting dalam menggambarkan identitas dan representasi imigran Turki di Jerman. Analisis tokoh dalam film AWiD dilakukan dengan membagi tokoh per generasi. A. Imigran Generasi 1 Imigran generasi pertama dalam film ini direpresentasikan oleh Hüseyin dan istrinya, Fatma. Hüseyin digambarkan masih mencintai Turki sebagai tanah asalnya, sedangkan Fatma merasakan hal yang berbeda dengan Hüseyin. Ia sangat bersemangat untuk menjadi warga negara Jerman dan lebih senang untuk disebut sebagai warga negara Jerman dibandingkan sebagai warga negara Turki. Ketika Hüseyin mengatakan dirinya memiliki kabar gembira untuk keluarga besarnya, Fatma langsung mengira bahwa kabar itu adalah kepemilikan paspor kewarganegaraan Jerman yang baru dimiliki mereka dapatkan. Kebahagiaan Fatma atas kepemilikan paspor Jermannya ditunjukkan dengan ekspresi Fatma yang tersenyum lebar. Hüseyin dan Fatma, yang pada dasarnya memiliki latar belakang yang sama, ternyata berbeda pandangan mengenai kewarganegaraan. Hal ini disebabkan oleh cara adaptasi mereka terhadap lingkungan sekitar yang berbeda. Lingkungan dan pergaulan di Jerman tidak membuat Hüseyin menginginkan status kewarganegaraannya. Ia menganggap paspor kewarganegaraan tersebut hanyalah kertas dan tidak bisa mencerminkan kewarganegaraan yang dirasakan oleh orang itu sendiri. Namun, Fatma tidak sependapat. Ketika tinggal di Jerman, lingkungan kerja yang dijalani hampir setiap hari berbeda antara Hüseyin dan Fatma.

11 Gambar 1 Gambar 2 Gambar 1 menunjukkan bahwa sehari-hari Hüseyin bekerja sebagai pekerja kasar bersama dengan para imigran lain. Sedangkan dalam gambar 2, Fatma harus mengurus keperluan seharihari seperti belanja dan mengantar anak-anak mereka ke sekolah Jerman, yang berarti mengharuskannya memperbanyak interaksi dengan orang Jerman. Perbedaan lingkungan seharihari ini mengakibatkan perbedaan pandangan kewarganegaraan antara Hüseyin dan Fatma. Jika dilihat secara sekilas, Hüseyin bisa saja digolongkan sebagai seorang esensialis, yakni seseorang yang memegang teguh kepercayaan dasarnya dan hanya akan melakukan apa yang dianggapnya adalah kebudayaan/ kepemilikannya. 5 Ia selalu mengulang kata bahwa ia adalah orang Turki dan selalu mengatakan kepada keluarga besarnya atas nama keluarga Turki. Ia juga masih menggunakan bahasa Turki untuk berkomunikasi dengan keluarganya meskipun melibatkan menantunya yang merupakan orang Jerman. Selain digambarkan selalu berbahasa Turki, setelah puluhan tahun tinggal di Jerman Huseyin masih tetap selalu mengonsumsi makanan khas Turki yang biasa dikonsumsi sehari-hari seperti zeytin (buah zaitun), ekmek (roti tawar yang dikonsumsi sebagai makanan pokok), peynir (keju khas Turki yang tidak dipasterisasi), dan çay (teh khas Turki yang disajikan dalam sebuah cangkir kecil, biasa dikonsumsi baik pagi, siang, maupun malam), seperti yang terlihat pada gambar di samping. Namun, di 5 Diskusi tentang Esensialisme Kebudayaan, diakses pada 7 Februari 2014.

12 sisi lain, ia tidak seluruhnya menutup dirinya dari kebudayaan Jerman. Ia menunjukkan toleransinya ketika mengetahui bahwa Canan, cucu wanitanya, hamil di luar nikah, terlebih lagi oleh seseorang yang bukan Turki. Ia tidak naik pitam, bahkan sebaliknya, ia malah menenangkan dan menghibur Canan. Ia juga tetap mau menggunakan bahasa Turki untuk berkomunikasi dengan Cenk, cucunya yang merupakan campuran Jerman dan Turki. B. Imigran Generasi Kedua Dalam film ini, terdapat empat tokoh imigran yang digolongkan menjadi generasi kedua. Keempat tokoh tersebut adalah anak-anak dari Hüseyin dan Fatma; Veli, Muhamed, Leyla, dan Ali. Dari keempat tokoh imigran generasi kedua ini terdapat persamaan yang membedakan mereka dengan generasi pertama. Dilihat dari pakaian yang dikenakan, generasi kedua ditampilkan lebih modern daripada generasi pertama. Pakaian yang dikenakan generasi kedua lebih terkesan kasual dan tidak terkesan lusuh seperti yang diperlihatkan pada pakaian generasi pertama. Fatma dan Hüseyin menggunakan pakaian dengan warna yang cukup pudar dan kuno. Hal tersebut merpresentasikan perbaikan keadaan ekonomi yang dialami keluarga ini. Perbedaan juga sangat terlihat pada Leyla dan Fatma. Sebagai seorang wanita Turki, Leyla tetap memakai celana jeans dan kaos kasual, tidak seperti Fatma yang selalu menggunakan rok dan kerudung di kepalanya semenjak ia muda hingga ia telah memiliki cucu. Dari penggambaran ini, terlihat bahwa Leyla merepresentasikan perempuan imigran generasi kedua yang sudah lebih modern dengan mengikuti trend, sedangkan Fatma merepresentasikan perempuan generasi pertama yang masih lebih tradisional. Ali, anak keempat Hüseyin dan Fatma, memiliki istri orang Jerman, Gabi. Ketika kumpul keluarga besar, Ali mengeluh kepada ibunya bahwa makanan tersebut terlalu pedas, tetapi Gabi yang duduk di sampingnya menikmati makanan yang sama tanpa mengeluh apapun. Adegan ini menunjukkan bahwa pada saat ini, kegiatan sehari-hari yang terkait erat dengan budaya, seperti makan, tidak lagi terbatasi hanya dalam lingkup budaya sendiri saja. Dengan semakin memudarnya batasan antarnegara dan antarbudaya, berbagai makanan dapat dengan mudah dijumpai di tempat-tempat yang berada jauh dari tempat asal makanan tersebut, dan bahkan disukai oleh orang-orang asing.

13 Jika melihat ke masa kecil imigran generasi kedua ketika mereka baru pindah ke Jerman, mereka digambarkan lebih mudah beradaptasi dengan suasana baru. Mereka lebih cepat pandai dalam berkomunikasi bahasa Jerman dibandingkan dengan orang tua mereka. Hal ini dapat disebabkan oleh penyesuaian diri seseorang yang masih muda dan belum berlatar belakang kuat lebih mudah dibandingkan penyesuaian diri orang dewasa yang telah memiliki banyak pengalaman dan latar belakang yang bisa menjadi sebuah dinding pembatas antara dirinya dan perubahan. C. Imigran Generasi Ketiga Dalam film AWiD imigrasi generasi ketiga direpresentasikan oleh Cenk dan Canan. Sebagian dari film ini membahas mengenai kejadian di masa kini dan setengah lagi membahas kejadian di masa lampau. Hampir seluruh bagian cerita mengenai masa lalu dinarasikan oleh Canan, anak dari Leyla. Penceritaan dengan gaya seperti ini memberi kesan lebih nyata, karena seolah diceritakan langsung oleh tokoh dalam film kepada penonton. Pemilihan Canan sebagai tokoh yang menyampaikan narasi memperlihatkan bahwa film ini berupaya menyampaikan pandangan dari imgran Turki generasi ketiga. Melalui film ini, sutradara ingin mencoba memberikan sudut pandang bahwa identitas itu tidak bersifat mutlak. Identitas tidak ditentukan hanya berdasarkan ciri fisik ataupun kewarganegaraan seseorang. Suara Canan dibuat seperti ia sedang bercerita kepada Cenk mengenai sejarah mereka sebagai imigran, sama seperti film ini, yang sedikit banyak membuat penonton mengerti mengenai permasalahan yang mereka angkat dalam film ini, yaitu identitas dan kehidupan multikultural. Film ini juga mendukung cerita dan kejadian dalam film dengan selingan cuplikan dokumenter mengenai Gastarbeiter dan kehidupan Jerman dan awal mula proses migrasi di waktu lampau. Kesimpulan Film Almanya: Willkommen in Deutschland yang berkisah mengenai keluarga imigran Turki di Jerman yang bepergian ke Turki memperlihatkan persoalan identitas budaya yang dihadapi oleh para imigran. Di satu sisi, para imigran masih mendapatkan pengaruh budaya negara asal mereka, sementara di sisi lain juga berinteraksi dengan intensitas yang tinggi dalam budaya negara tujuan. Dalam film ini, persoalan identitas ditunjukkan antara lain melalui pertanyaan-pertanyaan dalam

14 dialog antartokohnya. Pertanyaan seperti apakah saya orang Jerman atau Turki? yang diajukan oleh Cenk representasi imigran Turki generasi ketiga di Jerman tidak dapat dijawab hanya dengan memilih. Dengan kata lain, Cenk adalah representasi generasi ketiga imigran Turki di Jerman, yang merupakan orang Jerman sekaligus Turki dengan batasan yang sudah sangat samar. Alur film Almanya: Willkommen in Deutschland menggambarkan kisah Huseyin, seorang lelaki Turki yang pergi ke Jerman dan menetap selama puluhan tahun. Hidup Huseyin berakhir di Turki, tetapi ia tetap harus kembali ke Jerman karena sudah tidak lagi diakui secara legal sebagai warga negara Turki. Hal ini menggambarkan posisi identitas imigran yang selalu berada dalam situasi tarik-menarik, tidak berada di satu tempat yang tetap. Selain itu, film ini juga memperlihatkan ada banyak sudut pandang mengenai representasi imigran Turki yang tinggal di Jerman. Film ini menunjukkan banyak hal yang membuktikan bahwa identitas bukanlah suatu hal yang mutlak dan tidak dapat diubah, melainkan cair dan fleksibel tergantung kepada individu masing-masing. Adegan menunjukkan simbol-simbol sederhana seperti pakaian, ekspresi, tempat menjadi sebuah gambaran yang berbeda dari tiap-tiap imigran. Film ini membuktikan teori Stuart Hall, bahwa identitas bukan semata-mata sebuah wujud yang sudah ada (identity of being) melainkan juga sebuah proses menjadi (identity of becoming). Daftar Referensi Buku: Hall, Stuart. (1997). Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. London: Sage (1990). Cultural Identity and Diaspora. Dalam Jonathan Rutherford (Ed.), Identity, Community, Culture, Difference. London: Lawrence & Wishart. Monaco, James. (2000). How to Read A Film: The world of Movie, Media and Multimedia, Language, History, and Theory. New York: Oxford University Press Artikel online: Economic Miracle, diakses pada 3 Februari 2014.

15 Germany: Immigration in Transition, diakses pada 26 Februari Migrasi dan Integrasi, diakses pada 3 Februari Diskusi tentang Esensialisme Kebudayaan, diakses pada 7 Februari 2014.

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Identitas Budaya-dalam kaitannya dengan multikulturalisme dari Stuart Hall.. 2.1 Teori Identitas Budaya dan kaitannya dengan multikulturalisme

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian analisis resepsi menekankan poin penting terhadap khalayak yang dapat memaknai sendiri teks yang dibacanya dan tidak selalu sejalan dengan apa yang menjadi ideologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD

PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD PERSEPSI SISWA TERHADAP NILAI BUDAYA PADA IKLAN FASTFOOD (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Siswa SMP Negeri 7 Medan Terhadap Nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Iklan Produk KFC Pokkits) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri media pada saat ini semakin ramai, salah satunya media massa yang merupakan saluran, alat atau fasilitas yang dapat dipergunakan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial AMRITSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN KEPUTUSAN PELANGGAN MENGINAP (Studi Deskriptif tentang Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Keputusan Pelanggan menginap di Hotel Grand Aston City Hall Medan) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

STRATEGI BRANDING MANUAL.CO.ID DALAM MENCIPTAKAN BRAND IMAGE TUGAS AKHIR MUHAMMAD RAUSHAN FIKR

STRATEGI BRANDING MANUAL.CO.ID DALAM MENCIPTAKAN BRAND IMAGE TUGAS AKHIR MUHAMMAD RAUSHAN FIKR STRATEGI BRANDING MANUAL.CO.ID DALAM MENCIPTAKAN BRAND IMAGE TUGAS AKHIR MUHAMMAD RAUSHAN FIKR 1151923010 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL ILMU KOMUNIKASI JAKARTA JUNI 2017 HALAMAN PERYATAAN ORISINALITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)

Lebih terperinci

TESIS SANTI SRI HANDAYANI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA JAKARTA DESEMBER 2009

TESIS SANTI SRI HANDAYANI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA JAKARTA DESEMBER 2009 IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK KONSUMEN DALAM PELAYANAN AIR MINUM PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TESIS SANTI SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KOMUNITAS HARDCORE FRIENDS STAND UNITED (FSU) DALAM FILM BOSTON BEATDOWN VOL. II. Oleh SAMUEL CHANDRAMUKTI PEMASELA

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KOMUNITAS HARDCORE FRIENDS STAND UNITED (FSU) DALAM FILM BOSTON BEATDOWN VOL. II. Oleh SAMUEL CHANDRAMUKTI PEMASELA ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KOMUNITAS HARDCORE FRIENDS STAND UNITED (FSU) DALAM FILM BOSTON BEATDOWN VOL. II Oleh SAMUEL CHANDRAMUKTI PEMASELA 362006024 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH

ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH (Analisis Retorika Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Medan 2015) SKRIPSI

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum PENGUJIAN MATERIIL PERATURAN DESA (Kajian Normatif - Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 10 Th. 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

KONFLIK PERAN PADA ANAK LAKI-LAKI SULUNG USIA DEWASA AWAL PASCA KEMATIAN AYAH

KONFLIK PERAN PADA ANAK LAKI-LAKI SULUNG USIA DEWASA AWAL PASCA KEMATIAN AYAH KONFLIK PERAN PADA ANAK LAKI-LAKI SULUNG USIA DEWASA AWAL PASCA KEMATIAN AYAH Oleh 802005057 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA RELEVANSI STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONTEKS INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG (Studi Kasus Rukun Warga 11, Kelurahan Warakas, Tanjung Priok,

Lebih terperinci

PERDAGANGAN PEREMPUAN UNTUK TUJUAN PELACURAN Studi Kasus tentang Perempuan Penjual Minuman di Sepanjang Rel Kereta Api Jakarta

PERDAGANGAN PEREMPUAN UNTUK TUJUAN PELACURAN Studi Kasus tentang Perempuan Penjual Minuman di Sepanjang Rel Kereta Api Jakarta PERDAGANGAN PEREMPUAN UNTUK TUJUAN PELACURAN Studi Kasus tentang Perempuan Penjual Minuman di Sepanjang Rel Kereta Api Jakarta TESIS WAHYU TINI ASTUTI 7105060092 PROGRAM STUDI KAJIAN WANITA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP IMBAL HASIL IHSG SERTA KAITANNYA DENGAN RESIKO PASAR MODAL PERIODE

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP IMBAL HASIL IHSG SERTA KAITANNYA DENGAN RESIKO PASAR MODAL PERIODE UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP IMBAL HASIL IHSG SERTA KAITANNYA DENGAN RESIKO PASAR MODAL PERIODE 2003-2007 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAMPUS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ATIKAH FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAMPUS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ATIKAH FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO KAMPUS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ATIKAH 21020112140160 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMARANG SEMARANG 2016 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH PERANAN NOTARIS DALAM RUPS YANG BERKAITAN DENGAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PERSEROAN ( Studi Kasus dalam Proses Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian, 2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X

Lebih terperinci

TRANSFORMASI POLA PIKIR DARI MITRA BISNIS WARALABA KE PEMILIK MEREK SENDIRI: KAJIAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PENGEMBANGAN MEREK TUGAS AKHIR

TRANSFORMASI POLA PIKIR DARI MITRA BISNIS WARALABA KE PEMILIK MEREK SENDIRI: KAJIAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PENGEMBANGAN MEREK TUGAS AKHIR TRANSFORMASI POLA PIKIR DARI MITRA BISNIS WARALABA KE PEMILIK MEREK SENDIRI: KAJIAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PENGEMBANGAN MEREK TUGAS AKHIR MUHAMMAD SYAIFUL 1141923016 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan. Wacana tentang perempuan ataupun feminis berkembang diseluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perempuan mempunyai peran penting pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu negara ke negara lainnya, maupun perjalanan antar benua banyak dilakukan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI Boromeus Sakti Wibisana 04 04 03 022 9 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA TUGAS AKHIR PADMO PRABOWO AJIBASKORO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA TUGAS AKHIR PADMO PRABOWO AJIBASKORO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA TUGAS AKHIR PADMO PRABOWO AJIBASKORO 21020110120058 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG SEPTEMBER 2014 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Lebih terperinci

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI STEVANUS YULYANTO 0705130575 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA BERSIH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERBUKA DI SEKTOR TRADING DENGAN PERIODE PENELITIAN TAHUN 2003 HINGGA 2007 SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia dibayar. Di Eropa tempat duduk seperti ini biasanya dihuni petinggi klub, pejabat, atau konglomerat sementara suporter biasa duduk di tempat biasa. Ada pula semacam anggapan yang berlaku bahwa suporter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008

UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008 UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008 SKRIPSI YUSIE LUCIANA PERMATA 0105001928 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PEMBERIAN HAK PAKAI ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI ALTERNATIF BAGI WARGA NEGARA ASING UNTUK MEMILIKI RUMAH TINGGAL DI INDONESIA DALAM MENUNJANG KEPENTINGAN INVESTASI TESIS Diajukan

Lebih terperinci

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing Diajukan Oleh : Rahmat Sophia 0603003736 UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, fungsi film selain menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana pendidikan.

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Melalui media televisi, film telah menjadi salah satu media massa yang

Lebih terperinci

KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA

KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA TESIS Oleh: HENY ANDAYANI NPM 0706187413 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS

IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) FANY

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 171 Barangsiapa : a. tidak memberikan kesempatan yang sama kepada

Lebih terperinci

PERILAKU KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PERVIOUS CONCRETE SKRIPSI

PERILAKU KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PERVIOUS CONCRETE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERILAKU KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PERVIOUS CONCRETE SKRIPSI ROY IMMANUEL 04 04 01 066 X FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK DESEMBER 2008 844/FT.01/SKRIP/12/2008

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN Dengan Penekanan Desain Sustainable Settlement

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN Dengan Penekanan Desain Sustainable Settlement LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN Dengan Penekanan Desain Sustainable Settlement Diajukan Oleh : FATHULIA FAHMATINA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI ENI NUR ZULIANI 1005000653 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang orang, benda atau tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi dewasa ini. perfilman karena target penontonnya adalah perempuan, suatu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi dewasa ini. perfilman karena target penontonnya adalah perempuan, suatu strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan mempunyai peran penting pada realitas sosial. Mereka, perempuan bukanlah kaum yang tidak bisa apa apa dibawah bayang bayang kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi

Lebih terperinci

Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia. Tugas Akhir

Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia. Tugas Akhir Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen M. Marsyal Tedianto 11210010 PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPUASAN AKAN BENTUK TUBUH DENGAN LOCUS OF CONTROL PADA REMAJA WANITA

UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPUASAN AKAN BENTUK TUBUH DENGAN LOCUS OF CONTROL PADA REMAJA WANITA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPUASAN AKAN BENTUK TUBUH DENGAN LOCUS OF CONTROL PADA REMAJA WANITA (Relationship between Body Dissatisfaction and Locus of Control in Adolescence) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa di zaman ini telah menjadi bagian wajib dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, media massa telah menempati posisi penting untuk memuaskan kebutuhan manusia

Lebih terperinci

MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS

MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS IKA ESTI KURNIAWATI 0706305495 FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM JAKARTA JUNI 2010

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa sebagai gambar hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana komunikasi massa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena perilaku seks bebas di kalangan remaja mengakibatkan terjadinya kecenderungan meningkatnya pelaku seks pranikah, penderita HIV/AIDS, dan kasus Aborsi. Fenomena

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING 0606023450 KAJIAN STRATEJIK IMIGRASI PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SEMARANG CINEMA CENTER Dengan Penekanan Eco Architecture

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SEMARANG CINEMA CENTER Dengan Penekanan Eco Architecture LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG CINEMA CENTER Dengan Penekanan Eco Architecture Diajukan Oleh : Pramesti Widya Kirana 21020112130136 Dosen Pembimbing I Dr. Ir. Atik Suprapti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Film

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STATUS GIZI IBU MENYUSUI DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI DESSY SEPTIANINGSIH Y

UNIVERSITAS INDONESIA STATUS GIZI IBU MENYUSUI DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI DESSY SEPTIANINGSIH Y UNIVERSITAS INDONESIA STATUS GIZI IBU MENYUSUI DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI DESSY SEPTIANINGSIH 010500053Y FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UMUM JAKARTA

Lebih terperinci

SOSIALISASI. Oleh: TUGAS AKHIR. Psikologi. guna

SOSIALISASI. Oleh: TUGAS AKHIR. Psikologi. guna SOSIALISASI GENDER DALAM KELUARGA MISKIN Oleh: 802006065 TUGAS AKHIR Diajukan kepadaa Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjanaa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui tayangan cerita yang ditampilkan dalam film tersebut. Cerita yang ada

I. PENDAHULUAN. melalui tayangan cerita yang ditampilkan dalam film tersebut. Cerita yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang unik. Film mampu memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda kepada para penontonnya melalui tayangan cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film pertama kali dipertontonkan di Paris, Perancis pada tahun1895. Dari waktu ke waktu film mengalami perkembangan, baik dari teknologi yang digunakan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater/ peran. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

RADIANA MAHAGA

RADIANA MAHAGA EVALUASI DAMPAK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN TAHAP DUA (P2KP-2) DI JAWA BARAT TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MASYARAKAT TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata

Lebih terperinci

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Senin, 27 Juni 2016 05:00 Oleh : Dahlan Iskan http://www.jawapos.com/read/2016/06/27/36436/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/ Jawa Pos Photo Dahlan Iskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Aku ingin membeli sepeda jadi aku bisa balapan dengan Abdullah... Kalimat di atas merupakan kalimat yang diungkapkan oleh Wadjda kepada ibunya, dan sekaligus

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR 134 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN : POST MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA AKIBAT HUKUM KEWAJIBAN BERBAHASA INDONESIA BERDASARKAN PASAL 31 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TERHADAP PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) DI BIDANG PERMINYAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

LAMAN SAMPUL STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) LUBUK GADANG DI SUMATERA BARAT DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

LAMAN SAMPUL STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) LUBUK GADANG DI SUMATERA BARAT DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS LAMAN SAMPUL STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) LUBUK GADANG DI SUMATERA BARAT DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS Fidiarta Andika 0606004382 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.4 1. Perhatikan teks acak di bawah ini! 1. Handphone menjadi lebih praktis dan memiliki berbagai macam fitur yang sangat banyak dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan media lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

JUDUL PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI) YANG DILAKUKAN OLEH WARGA MASYARAKAT DI INDONESIA SKRIPSI

JUDUL PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI) YANG DILAKUKAN OLEH WARGA MASYARAKAT DI INDONESIA SKRIPSI JUDUL PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI) YANG DILAKUKAN OLEH WARGA MASYARAKAT DI INDONESIA SKRIPSI HUSNAH 0502230974 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM SARJANA EKSTENSI DEPOK JANUARI 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian yang terkecil dan yang pertama kali digunakan manusia sebagai sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga inilah kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK (Menggunakan Data Kecelakaan Polres Metro Depok Tahun 2008) SKRIPSI METTA KARTIKA 1005001153

Lebih terperinci