ASPEK YURIDIS PEMBIAYAAN MODAL VENTURA TERHADAP PENGEMBANGAN UMKM. Oleh : IKARINI DANI WIDIYANTI SH.MH. Abstraksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASPEK YURIDIS PEMBIAYAAN MODAL VENTURA TERHADAP PENGEMBANGAN UMKM. Oleh : IKARINI DANI WIDIYANTI SH.MH. Abstraksi"

Transkripsi

1 ASPEK YURIDIS PEMBIAYAAN MODAL VENTURA TERHADAP PENGEMBANGAN UMKM Oleh : IKARINI DANI WIDIYANTI SH.MH Abstraksi Pengembangan UMKM selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan permodalan dan manajemen. Kendala akses modal dari perbankan membuat UMKM memilih alternatif pembiayaan Modal Ventura. Modal Ventura adalah pembiayaan yang high risk dan sangat mungkin terjadi kegagalan usaha perusahaan pasangan usaha (UMKM). Bagi UMKM, pemahaman yang baik terhadap kelebihan dan kelemahan pembiayaan Modal Ventura dimaksudkan agar risiko dapat di-managed. Apabila terjadi kegagalan usaha langkah yang diambil oleh Perusahaan Modal Ventura adalah melakukan pengambilalihan (take over) dan divestasi. UMKM yang dapat didanai dengan pembiayaan modal ventura haruslah memiliki potensi riil untuk menghasilkan keuntungan (laba) dan memenuhi aspek legalitas pendiriannya. Persoalan utama bagi UMKM adalah modal, manajemen, dan teknologi. Adapun kriteria legal atas Perusahaan Pasangan Usaha haruslah berbadan hukum. Pembiayaan Modal Ventura termasuk dalam kategori High Risk Capital maka Perusahaan Modal Ventura harus selalu mengacu pada prinsip kehati-hatian dan selektif dalam memilih mitra usaha agar kegagalan dalam bermitra dapat dikurangi. Bagi pelaku UMKM dituntut untuk meningkatkan jiwa entrepreneurshipnya khususnya dalam menghadapi persaingan global. Kata Kunci: UMKM, modal ventura, high risk capital, take over. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang pelaku usaha, kebutuhan dana diibaratkan sebagai urat nadi dalam kehidupan seseorang yang tidak pernah berhenti dan merupakan kunci utama kebutuhan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Seorang pelaku usaha memang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memperoleh kucuran dana bagi pengembangan usahanya. Sementara di sisi yang lain, ada pelaku usaha ataupun perusahaan yang justru memiliki kelebihan dana sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pengembangan usaha atau investasi lainnya. Kendala utama pengembangan UMKM di Indonesia adalah persoalan permodalan, manajemen dan teknologi. Untuk persoalan permodalan, UMKM sering mengalami kendala untuk mengakses pinjaman melalui jalur perbankan 1

2 2 khususnya berkaitan dengan ketidakmampuannya dalam memenuhi persyaratanpersyaratan yang dibutuhkan perbankan. Kesulitan masyarakat mengakses dana dari bank ini disebabkan antara lain jangkauan persebaran kredit bank yang belum merata, keharusan bank menerapkan prinsip prudent banking, keharusan debitur untuk menyerahkan jaminan, dan terbatasnya kemampuan permodalan bank sendiri. 1 Disamping itu ada perlakuan yang berbeda antara debitur UMKM dan debitur besar. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Sandiaga Uno (Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) yang menyatakan ; Ada sebuah ketidakadilan terhadap Debitur UMKM.Kalau debitur kecil tidak mampu bayar hutang asetnya langsung disita oleh bank, padahal kredit yang mengucur untuk debitur UMKM sebelum krismon tahun hanya sekitar 20 %. Sebagian besar porsi kredit perbankan dinikmati oleh konglomerat. 2 Saat ini, pemerintah telah mengucurkan kredit mikro tanpa agunan melalui Bank-bank Pemerintah dalam bentuk Kredit usaha rakyat (KUR) untuk membantu mengatasi persoalan modal bagi UMKM. Program KUR selain digulirkan oleh Bank BUMN seperti Bank Mandiri, BNI, BTN juga oleh 2 (Dua) Bank Swasta yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bukopin. KUR adalah kredit modal kerja dan atau investasi dengan plafond kredit sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat pinjaman dari perusahaan penjaminan. 3 Pasal 21 Undang-undang No 9 Tahun 1995 menyatakan bahwa Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat menyediakan pembiayaan yang meliputi: a) kredit perbankan; b) pinjaman lembaga keuangan bukan bank; c) modal ventura; d) pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN); e) hibah; dan 1 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika,Jakarta,2008,h.3 2 Iswi Hariyani, Hapus buku&hapus Tagih Kredit macet Debitur UMKM di Bank BUMN, Bina Ilmu, Surabaya,2008,h usaha.umkm.blog.com,diakses tanggal 11 April 2010

3 3 f) jenis pembiayaan lainnya. 4 Untuk meningkatkan akses Usaha Kecil terhadap pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dilakukan dengan : a) meningkatkan kemampuan dalam pemupukan modal sendiri; b) meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan; c) meningkatkan kemampuan manajemen keuangan; d) menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penjamin. 5 Namun demikian, kendala di bidang manajemen yang terkait langsung dengan pengembangan UMKM ke depan masih belum ada solusi konkritnya. Salah satu alternatif yang dapat ditawarkan adalah melalui pembiayaan modal ventura. Pengertian Modal Ventura (Venture Capital Company) menurut Perpres No 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan adalah: Badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha 6 Adapun Pasal 2 Perpres No 9 Tahun 2009 menegaskan bahwa yang termasuk dalam kategori Lembaga Pembiayaan meliputi: a) perusahaan pembiayaan; b) perusahaan Modal Ventura; c) perusahaan pembiayaan Infrastruktur. Modal ventura merupakan sumber pembiayaan yang baik untuk memulai suatu usaha dengan melibatkan risiko investasi, namun memiliki potensi keuntungan yang lebih baik dari invetasi dalam bentuk lain baik bagi perusahaan pasangan usaha maupun bagi perusahaan modal ventura. Modal ventura sebagai bagian dari perusahaan pembiayaan dalam arti institusional dan formal merupakan pranata hukum dan bisnis yang relatif masih baru. 4 UU No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil ditetapkan untuk memberikan dasar hukum bagi pemberdayaan usaha kecil dan mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang berdasarkan Demokrasi Ekonomi. 5 Pasal 22 UU no 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil 6 Perpres No 9 Tahun 2009 diterbitkan sebagai upaya meningkatkan peran lembaga pembiayaan dalam proses pembangunan nasional

4 4 Usaha ini baru diperkenalkan melalui Kebijakan Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) yang diikuti dengan dikeluarkannya Kepres nomor 61 Tahun 1988 yang telah diperbarui kembali melalui Perpres nomor 9 Tahun 2009 tentang Perusahaan pembiayaan. Keberadaan pembiayaan modal ventura ini adalah untuk mengeliminasi kendala umum yang selama ini dihadapi oleh usaha kecil seperti keterbatasan modal, kemampuan manajemen, dan teknologi yang memadai. Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura tentu saja berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang besar mengingat usaha ini mempunyai tingkat risiko yang tinggi (high risk capital). Meskipun demikian, bukan berarti usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi humanistik (humanistic institution),yaitu lembaga penolong bagi usaha lemah agar dapat mengembangkan usahanya. Pada umumnya, investasi ini dilakukan dalam bentuk penyertaan modal secara tunai yang dilakukan dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha. Kebanyakan dana ventura ini berasal dari sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi. Penyertaan modal yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan yang baru berdiri sehingga belum memiliki riwayat operasional yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. 7 Pembiayaan dengan pola modal ventura juga masih menimbulkan beberapa persoalan apabila dicermati dari sudut pandang pengembangan UMKM terutama bagi Perusahaan pasangan usaha. Hal ini disebabkan dalam praktik, apabila perusahaan menunjukkan gejala kegagalan, perusahaan yang bersangkutan cenderung diambil alih (take over) atau dilikuidasi oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) tanggal 11 April Sunaryo,Op.Cit h.27

5 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut ada beberapa permasalahan tentang aspek yuridis pembiayaan melalui modal ventura terhadap pengembangan UMKM, yaitu: 1. Bagaimanakah karakteristik pembiayaan modal ventura untuk UMKM? 2. Apakah kelebihan dan kelemahan memilih pembiayaan modal ventura bagi UMKM? 3. Apakah akibat hukum bagi para pihak yang terlibat dalam pembiayaan modal ventura apabila terjadi kegagalan usaha yang dijalankan oleh UMKM selaku perusahaan pasangan usaha? II.PEMBAHASAN 2.1. Karakteristik Pembiayaan Modal ventura bagi UMKM Sesuai dengan amanah Pasal 33 UUD 1945, maka pembangunan ekonomi seyogyanya menyentuh segenap lapisan masyarakat dan segenap tingkat pengusaha. Ketimpangan dalam memperoleh pendapatan tentu saja bukan merupakan amanah dari UUD Oleh karena itu dalam rangka mengemban misi ini, berbagai upaya dapat dilakukan untuk memberi keseimbangan antara pertumbuhan sektor ekonomi dengan pemerataan pendapatan yang salah satunya adalah melalui pembiayaan modal ventura. Namun demikian, harus diakui bahwa bisnis modal ventura adalah sama dengan bisnis lainnya, yang berorientasi mencari laba (profit oriented). Oleh karena itu, tidaklah mudah bagi UMKM untuk mendapatkan akses dana dari modal ventura. Modal ventura dengan misi khusus untuk UMKM ini mempunyai karakteristik, antara lain sebagai berikut: a) Perusahaan pasangan usaha haruslah perusahaan kecil yang kekurangan modal; b) Perusahaan pasangan usaha tidak berafiliasi dengan perusahaan lainnya, khususnya perusahaan besar; c) Bantuan dana yang diberikan relatif kecil;

6 6 d) Perusahaan modal ventura biasanya perusahaan BUMN atau perusahaan besar, ataupun yang dibentuk oleh badan-badan internasional seperti Asian Development Bank. 9 Sementara itu, beberapa manfaat dari membantu usaha kecil lewat sistem modal ventura ini, dapat disebutkan antara lain: a) merupakan bagian dari usaha dalam rangka pemerataan pendapatan; b) jika dibandingkan antara jumlah modal yang ditanam dengan jumlah tenaga kerja, maka perusahaan kecil banyak menapung tenaga kerja; c) pengusaha kecil umumnya cukup fleksibel dan mudah mengikuti perubahan; d) perusahaan kecil dan menengah di banyak negara terbukti cukup efisien menopang ekonomi suatu negara. Namun demikian, persoalan yang mengemuka adalah ternyata tidak semua pengusaha kecil dapat menikmati modal ventura dengan misi khusus apalagi modal ventura yang normal. Kelompok yang sering dipilih untuk menikmati fasilitas ini adalah kelompok pengusaha kecil formal, kelompok periset dan pengembangan teknologi baru. Perusahaan Modal Ventura (sebagai suatu entitas bisnis), memberikan pembiayaan hanya pada perusahaan atau UMKM yang memiliki propek usaha dan potensi riil untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini berbeda dengan pembiayaan usaha kecil dalam bentuk kredit perbankan, pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan lain yang pembiayaannya dijamin oleh Lembaga Penjamin yang dimiliki pemerintah dan atau swasta sehingga apabila terjadi pembiayaan yang bermasalah atau macet telah terdapat solusi konkrit penyelesaiannya. 10 Untuk mengetahui potensi riil sebuah usaha dapat menghasilkan keuntungan adalah dengan melihat beberapa kriteria: a) Potensi Pasar (Market Share) terkait dengan penjualan produk yang dihasilkan b) Kapasitas Produksi (Product Capacity) sebuah usaha dalam hitungan bulan dan tahun. 9 Munir Fuady, Hukum tentang Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung,2006, h Lihat Pasal 23 UU No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

7 7 c) Laporan keuangan, dengan melihat Cash Flow (Arus Kas), Neraca, dan Laporan penjualan Kriteria ini juga merupakan seleksi alam terhadap UMKM yang layak dibiayai atau tidak dengan menggunakan pembiayaan Modal Ventura. 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembiayaan Modal Ventura bagi UMKM Kelebihan Pembiayaan Modal Ventura bagi UMKM Modal Ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang mengandung risiko karena penyedia dana (venture capital) terutama mengharapkan adanya capital gain dan bukan pendapatan bunga atau dividen. 11 Munir Fuady telah menginventarisir kelebihan pembiayaan modal ventura sebagai berikut: 12 a) merupakan dana jangka pendek dan menengah yang relatif murah dengan sistem repayment yang cukup flexibel; b) merupakan sumber dana bagi perusahaan yang baru yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan dana dari sumber pendanaan lainnya; c) bantuan manajemen yang diberikan oleh Perusahaan Modal Ventura terhadap perusahaan pasangan usaha akan menambah majunya perusahaan; d) biasanya perusahaan modal ventura sangat perhatian terhadap maju mundurnya perusahaan, sehingga jalannya perusahaan pasangan usaha selalu dimonitor; e) karena perusahaan modal ventura umumnya adalah perusahaan yang telah mempunyai reputasi, maka dengan penyertaan sahamnya ke dalam perusahaan pasangan usaha ikut pula menaikkan pamor dari perusahaan pasangan usaha; f) perusahaan pasangan usaha dapat memperluas jaringan usaha lewat partner dari perusahaan modal ventura; g) karena umumnya modal ventura diberikan kepada perusahaan kecil maka dapat mengangkat dan melindungi pengusaha kecil dan memperluas kesempatan kerja. Inventarisasi kelebihan modal ventura (seperti yang dilakukan Munir Fuady), akan terlihat bahwa pembiayaan modal ventura dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan UMKM. Di negara maju perhatian negara 11 Tony Lorenz,1985,Venture Capital Today,Woodhead,Faulkner Cambridge,UK,h Munir Fuady, Op.Cit,h.125

8 8 terhadap pengembangan UMKM cukup memadai. Hal ini disebabkan karena UMKM memiliki faktor-faktor yang dapat disinergikan dengan bisnis inti (core business) usaha skala besar. Sedangkan di negara berkembang pada umumnya terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. 13 Artinya, perhatian Pemerintah negara berkembang termasuk Indonesia belum sepenuh hati dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan UMKM Kelemahan Pembiayaan Modal Ventura bagi UMKM Munir fuady juga telah mengidentifikasi kelemahan yang mungkin timbul, apabila UMKM memilih pembiayaan modal ventura, yaitu sebagai berikut: 14 a) bila dilihat jangka panjangnya, pendanaan lewat modal ventura bisa sangat mahal, berhubung dengan sistem bagi hasil yang diterapkannya; b) bantuan finansial lewat modal ventura hanya dapat diberikan kepada perusahaan tertentu saja, dan biasanya sangat selektif; c) para pendiri perusahaan pasangan usaha yang dibiayai oleh perusahaan modal ventura dapat kehilangan kontrol dan kepemilikan dari perusahaannya berhubung manajemen dan saham yang dipegang oleh perusahaan modal ventura; Selain itu, suatu perusahaan yang akan dibiayai menggunakan modal ventura juga harus memenuhi kriteria berikut: 15 a) memiliki teknologi,produk,ciri atau merek yang sulit ditiru dan disaingi; b) memiliki potensi pertumbuhan penjualan jangka panjang yang tinggi dan kontinyu; c) memiliki potensi laba bersih per tahun sekitar 30 % dari nilai investasi atau lebih.lebih baik lagi jika potensi keuntungan bagi investor adalah lima atau sepuluh kali nilai investasi dalam periode tiga atau lima tahun sejak investasi; d) memiliki bukti atau potensi keberhasilan yang jelas; e) bersedia menjadi perusahaan publik, dimerger atau dijual kepada investor lain; f) keberhasilan bisa dicapai dalam periode tidak lebih dari sepuluh tahun. Selanjutnya, ada kriteria legal yang harus dipenuhi calon perusahaan pasangan usaha yang ingin memperoleh pembiayaan modal ventura adalah : Dikutip dari berita berjudul Safety Belt UMKM dalam C-FTA,Jawa Pos, 2 Maret Munir Fuady,op.cit.h Handowo Dipo,Sukses Memperoleh Dana Usaha dengan Tinjauan Khusus Modal Ventura,Pustaka Utama Grafiti,Jakarta.1995,h.16

9 9 a) perusahaan pasangan usaha harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT); b) perusahaan pasangan usaha didirikan di Indonesia; c) perusahaan pasangan usaha belum menawarkan sahamnya di pasar modal; d) bidang usaha di sektor riil atau jasa kecuali jasa keuangan; e) hasil produksinya untuk ekspor atau dipasarkan di dalam negeri; f) perusahaan pasangan usaha bukan perusahaan besar. Adanya kriteria legal yang mengharuskan perusahaan pasangan usaha berbentuk Perseroan Terbatas, tentu saja merupakan hal yang menyulitkan bagi UMKM karena UMKM cenderung merupakan usaha yang tidak berbadan hukum. Sementara itu disisi lain, apabila untuk menjadi Perusahaan pasangan usaha, UMKM harus berbenah diri dengan mengubah menjadi badan hukum Perseroan Terbatas (PT) dan hal ini membutuhkan waktu, pengetahuan serta biaya yang tidak sedikit dan disinilah persoalan mendasar bagi UMKM. 2.3 Akibat Hukum bagi Para Pihak Apabila Terjadi Kegagalan Usaha Perusahaan Pasangan Usaha Penyebab kegagalan usaha Perusahaan Pasangan Usaha Pemerintah Indonesia dalam perkembangannya berusaha memasyarakatkan pembiayaan modal ventura dengan mendirikan Perusahaan modal Ventura Daerah (PMVD). Sampai dengan akhir tahun 1998, penyertaan modal ventura berdiri di 27 Propinsi yang ada di Indonesia. PMVD yang ada di setiap propinsi, semua berinduk/afiliasi dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV) karena BAV sebagai pemilik saham terbesar dan salah satu anak perusahaan dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Namun demikian keberadaan PMVD di setiap daerah yang secara nyata telah membantu dan membina UMKM belum dapat mengeliminasi permasalahan UMKM yang dapat menyebabkan kegagalan usaha bagi Perusahaan Pasangan Usaha. Ada beberapa masalah yang dapat menyebabkan kegagalan usaha bagi perusahaan pasangan usaha yaitu sebagai berikut: Sunaryo.op.cit.h.31 dan UU No 7 Tahun 1991 tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan diakses tanggal 11 April 2010

10 play. 19 Ketika Perusahaan mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi, perusahaan 10 a) arah bisnis yang belum jelas, terutama untuk jangka panjang karena kebanyakan Perusahaan Pasangan Usaha masih berpatokan pada pengalaman masa lalu; b) modal kerja yang minim, sehingga perkembangan usaha menjadi lamban, disamping kurangnya pengetahuan tentang seluk beluk perkreditan maupun pembiayaan; c) manajemen yang belum profesional dan adanya monitoring yang dilakukan PMVD selalu dicurigai; d) kurang tenaga kerja trampil dan berakibat produk yang dihasilkan tidak kompetitif; e) prospek pasar yang belum jelas (berorientasi atas produk); f) pemasaran kurang gencar dan cenderung cepat puas dengan pasar yang dimiliki; g) biaya produk tinggi, sehingga kuantitas produk relatif kecil akibat daya serap pasar yang terbatas Akibat Hukum apabila terjadi kegagalan usaha Perusahaan Pasangan Usaha Salah satu kelemahan pembiayaan modal ventura adalah sering pendiri perusahaan pasangan usaha kehilangan kontrol dan kepemilikan atas perusahaannya karena manajemen dan saham dipegang oleh Perusahaan Modal Ventura. Apabila perusahaan menunjukkan gejala kegagalan, perusahaan yang bersangkutan cenderung diambil alih ( take over) atau dilikuidasi. 18 Dalam konstruksi hukum, kegagalan usaha merupakan sebuah risiko bisnis yang dapat dikelola melalui manajemen risiko. Pada prinsipnya manajemen risiko akan mengurangi atau memperkecil atau menghindari terjadinya kerugian. Manajemen risiko akan memberikan wawasan yang luas tentang kedisiplinan, hubungan antarpihak, keuntungan masing-masing pihak, dan kesetaraan serta fair perlu memproteksi kemungkinan terjadinya risiko dengan memilih metode yang tepat, yaitu: 20 a) mengeliminasi risiko; b) perusahaan dapat mengeliminasi risiko dengan menghentikan operasi yang dapat menyebabkan terjadinya risiko tersebut; 18 Sunaryo,op.cit, h Harsono, Pengantar Bisnis, STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara, Yogyakarta, 2006,h Daeng Naja, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia,Pustaka Yustisia, Yogyakarta,2008, h.110

11 11 c) mengalihkan Risiko; d) perusahaan dapat mengalihkan risiko kepada Perusahaan asuransi atau pihak lain yang menerima pengalihan risiko dengan imbalan tertentu e) mengambil alih risiko; f) perusahaan mengalokasikan sejumlah dana secara berkala untuk mengatisipasi terjadinya risiko yang telah diperkirakan akan terjadi (Self Insurance). Pembiayaan modal ventura termasuk dalam kriteria perjanjian timbal balik. Dalam bagian umum KUH Perdata, tidak diatur tentang risiko dalam perjanjian timbal balik sehingga para pihak mencari penyelesaiannya dalam asas kepatutan (billijkheid), yang dalam perjanjian timbal balik berarti resiko ditanggung oleh mereka yang tidak melakukan prestasi. 21 Tindakan perusahaan modal ventura untuk melakukan pengambilalihan atau melikuidasi perusahaan pasangan usaha yang usahanya gagal adalah semata mata untuk kepentingan perlindungan terhadap investasinya. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif bagi pengembangan usaha UMKM. Menurut Pasal 1 angka 11 (Sebelas) UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pengambilalihan adalah: Perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam pasal 89 UU No 40 Tahun Pengambilalihan saham perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan, tetapi dilakukan langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan anggaran dasar perseroan yang diambil alih. 22 Akibat hukum apabila perusahaan pasangan usaha diambil alih oleh Perusahaan Modal ventura, maka dia akan kehilangan hak pengelolaan perusahaannya.tujuan pengambilalihan ini adalah untuk menyelamatkan usaha 21 Lihat ketentuan Pasal 1545 dan Pasal 1553 KUH Perdata serta Pasal 1460 KUH Perdata 22 Jamin Ginting,Hukum Perseroan terbatas,citra Aditya Bakti, Bandung,2007,h.147

12 12 perusahaan pasangan usaha serta agar kerugian Perusahaan Modal Ventura tidak menjadi semakin besar, sehingga apabila dianalisis melalui asas kepatutan (billijkheid), tindakan tersebut dapat diterima. Kemungkinan lain, apabila telah terjadi kegagalan sebagai bagian dari risiko pembiayaan modal ventura dan kegagalan tersebut terjadi setelah mencapai rentang waktu antara 5 (Lima) sampai dengan 10 (Sepuluh) tahun maka langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan divestasi. 23 Divestasi adalah tahap atau langkah bagian akhir dari keterlibatan perusahaan modal ventura dalam perusahaan pasangan usaha yang menjadi mitranya. Dengan divestasi, berarti perusahaan modal ventura memutuskan hubungan hukum dengan perusahaan pasangan usaha dengan cara menjual saham atau instrumen lain yang dimiliki, misalnya obligasi konversi dengan nilai wajar (memperoleh nilai tambah) atau tidak wajar (mengalami kerugian).dengan demikian, dalam tahap pelaksanaan divestasi di samping dikenal adanya divestasi positif kemungkinan juga terjadi divestasi negatif (nilai saham di bawah pari, bahkan minus). Ada beberapa alasan yang dapat digunakan untuk melakukan divestasi sebagai berikut: 24 a) karena perusahaan pasangan usaha dianggap mampu oleh perusahaan modal ventura untuk berjalan sendiri tanpa kehadiran perusahaan modal ventura lagi; b) atas permintaan perusahaan pasangan usaha; c) atas permintaan perusahaan modal ventura dengan pertimbangan: Perusahaan pasangan usaha tidak dapat dikembangkan lebih lanjut; Pengelola (direksi) sulit diajak bekerja sama; Apabila tidak diputuskan segera kerugian yang dialami perusahaan modal ventura akan semakin besar; Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan melalui jalur hukum lebih besar dibanding dengan hasil yang diperoleh saat ini. Ada beberapa mekanisme bagi perusahaan modal ventura untuk melakukan divestasi, antara lain: Lihat Perpres No 9 Tahun 2009 tentang Perusahaan Pembiayaan 24 Sunaryo,op.cit.h Hoediono Kadarisman,Modal Ventura Alternatif pembiayaan Usaha Masa Depan, IBEC,Jakarta.1995,h.182

13 13 a) jika perusahaan sudah memenuhi kualifikasi di pasar modal, perusahaan tersebut dapat melakukan penawaran umum pada publik dan pada kesempatan ini investor akan menjual porsi sahamnya di pasar modal; b) investor dapat menjual sahamnya kepada pihak ketiga atau pemodal lain (perusahaan besar) di luar perusahaan yang bukan pesaing; c) investor mempunyai opsi untuk menjual sahamnya kembali kepada pemegang saham pendiri (perusahaan yang bersangkutan); d) investor dapat menjual sahamnya kepada tim manajemen perusahaan. Usaha modal ventura sebagai lembaga bisnis yang memiliki risiko tinggi (high risk) karena lembaga ini tidak menekankan pada aspek jaminan tetapi pada usaha perusahaan pasangan usaha. Untuk itulah sebelum terjadi kegagalan usaha pasangan usaha harus berupaya mengamankan investasinya. Upaya pengamanan investasi ini telah dilakukan sejak tahap awal calon perusahaan pasangan usaha mengajukan permohonan sampai dengan tahap akhir dari proses penyertaan modal, yaitu divestasi. Berbagai upaya atau langkah pengamanan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura tersebut dapat dipaparkan ke dalam matrik sebagai berikut: Tabel 1. Upaya Pengamanan Investasi Oleh PMV 26 No Upaya Pengamanan Keterangan 1 Penetapan sasaran atau kriteria PPU a. Memiliki manajemen yang solid b. Memiliki pangsa pasar yang baik c. Memiliki arus kas yang baik d. Memiliki alternatif divestasi e. Memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional 2 Penetapan persyaratan Meliputi berbagai identitas dan dokumen tentang legalitas PPU (KTP,KK,SIUP,TDP,NPWP,Bukti kepemilikan,sertifikat,laporan Keuangan, Rekening Koran) 3 Pencairan dan penggunaan dana a. Membuka rekening bersama b. Pencairan dana secara bertahap atau dengan cara mengajukan permohonan setiap kali akan mencairkan dana. c. Penggunaan dana harus sesuai dengan maksud dan tujuan 26 Sunaryo,Op.Cit,h.41

14 14 4 Terlibat dalam manajemen PPU PMV terlibat dalam pengelolaan usaha PPU (Produksi, pemasaran, finansial, dan sumber daya manusia) 5 Pembukuan dan laporan a. PPU membuat pembukuan/administrasi b. Laporan keuangan secara periodik 6 Divestasi PPU menyisihkan dana setiap bulan dan diserahkan kepada PMV untuk diperhitungkan saat divestasi. Selanjutnya untuk menjamin pengembalian atas seluruh dana yang ditanam di perusahaan pasangan usaha pada saat harus dilakukan divestasi, perusahaan modal ventura menetapkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh perusahaan pasangan usaha tanpa sepengetahuan dan seizin dengan persetujuan tertulis dari perusahaan modal ventura. Beberapa hal/tindakan itu adalah : 27 a).melakukan likuidasi atau pembubaran atau tindakan yang menjurus pada kepailitan; b).mendapatkan fasilitas dalam bentuk apapun dari pihak ketiga lainnya yang menimbulkan kewajiban dan/atau menjadikan dijaminkannya sebagian atau semua harta kekayaan perusahaan pasangan usaha; c).melakukan pembayaran atau pemenuhan kepada pihak ketiga yang menimbulkan gangguan terhadap kewajiban perusahaan pasangan usaha kepada perusahaan modal ventura; d).menjaminkan,menggadaikan atau dengan cara lain mempertanggungkan harta kekayaannya kepada pihak ketiga. III.PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut : 27 Ibid a) Karakteristik pembiayaan modal ventura bagi UMKM adalah Perusahaan pasangan usaha haruslah perusahaan kecil yang kekurangan modal, Perusahaan pasangan usaha tidak berafiliasi dengan perusahaan lainnya, khususnya perusahaan besar dan bantuan dana yang diberikan relatif kecil, Perusahaan modal ventura biasanya perusahaan BUMN atau perusahaan

15 15 besar, ataupun yang dibentuk oleh badan-badan internasional seperti Asian Development Bank.Perusahaan modal ventura tidak terlalu mengharapkan return on investment yang tinggi namun tetap melakukan prinsip kehatihatian dalam menentukan UMKM yang layak dibayai dengan terlebih dahulu menilai potensi riil usaha dari UMKM yang dimaksud. b) Kelebihan memilih pembiayaan modal ventura bagi UMKM adalah UMKM dapat memperoleh alternatif pembiayaan jangka pendek dan menengah yang relatif murah dengan sistem repayment yang flexibel, teratasinya kendala manajemen, memperluas kesempatan kerja, menaikkan pamor perusahaan pasangan usaha (UMKM) serta memperluas jarisngan usaha lewat partner baru yang dimiliki oleh perusahaan modal ventura. Adapun kelemahan pembiayaan modal ventura bagi UMKM adalah apabila dilihat dari segi jangka waktu yang panjang, pembiayaan modal ventura dapat menjadi sangat mahal karena sistem bagi hasil yang diterapkannya, bantuan diberikan kepada perusahaan tertentu secara selektif serta para pendiri perusahaan pasangan usaha dapat saja kehilangan kontrol atas kepemilikan perusahaannya karena manajemen dan saham dipegang oleh perusahaan modal ventura. c) Akibat hukum apabila terjadi kegagalan usaha perusahaan pasangan usaha (UMKM) maka langkah yang dapat dilakukan adalah Perusahaan Modal Ventura melakukan take over atau pengambil alihan agar kerugian tidak semakin besar atau melakukan divestasi sebagai bentuk penyelamatan yang menguntungkan bagi kedua pihak Saran Adapun saran yang dapat disampaikan adalah : a) Perusahaan Modal Ventura hendaknya tetap memegang teguh prinsip kehati-hatian pada saat memilih UMKM sebagai perusahaan pasangan usaha untuk melindungi investasinya. b) Perusahaan pasangan usaha (UMKM) dapat lebih kreatif, inovatif, profesional dan selalu mencari peluang bisnis serta berjiwa entrepreneurship agar kegagalan usaha dapat dihindarkan.

16 16 DAFTAR PUSTAKA a. Buku Daeng Naja., Pengantar Hukum Bisnis Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Yustisia Handowo Dipo,1995, Sukses Memperoleh Dana Usaha dengan Tinjauan Khusus Modal Ventura, Jakarta :Pustaka Utama Grafiti. Harsono,2006. Pengantar Bisnis,Yogyakarta: STIE Yayasan keluarga Pahlawan Negara. Hoediono Kadarisman,1995,Modal Ventura Alternatif Pembiayaan Usaha Masa Depan,Jakarta:IBEC. Iswi Hariyani,2008,Hapus Buku & Hapus Tagih Kredit Macet Debitur UMKM di Bank BUMN,Surabaya : Bina Ilmu. Jamin Ginting,2007,Hukum Perseroan Terbatas,Bandung :Citra Aditya Bakti. Munir Fuady,2006, Hukum tentang Pembiayaan, Bandung :Citra Aditya Bakti. Sunaryo,2008, Hukum lembaga Pembiayaan, Jakarta:Sinar Grafika. Tony Lorenz,1985, Venture Capital Today, Cambridge, UK :Woodhead Faukner b.perundang-undangan UU No 7 Tahun 1991 tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. UU No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Perpres No 9 Tahun 2009 tentang Perusahaan Pembiayaan KUH Perdata c.lain-lain Koran Jawa Pos 2 Maret 2010 Internet tgl 11 April diakses tgl 11 April tgl 11 April 2010

17 17

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu badan usaha sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan atau modal. 1 Banyak pengusaha yang memiliki

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Modal ventura sesungguhnya memiliki catatan sejarah yang cukup panjang dan dalam perkembangannya mempunyai peran dalam perkembangan ekonomi modern (DR. Sofyan Djalil,

Lebih terperinci

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah.

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah. PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA KECIL Nitaria Angkasa E-mail: nitaria10angkasa@gmail.com ABSTRAK Perkembangan lembaga pembiayaan yang baru-baru ini yang berkembang seperti

Lebih terperinci

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016 Definisi MODAL VENTURA Muhammad Ozal 156010200111019(05) Ana Maria Fernandez 156010200111075(29) Anang Ade Irawan 156010200111089(37) Modal ventura berasal dari bahasa inggris yakni venture capital. Venture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor yang relatif penting dan harus tersedia,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita,

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita, DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita, 1984. B. N., Marbun. Manajemen Perusahaan Kecil, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996. Dipo, Handowo.

Lebih terperinci

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM PERTEMUAN 12 MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM Pengertian/Definisi Handowo Dipo, MV: Suatu dana usaha dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Toni Lorenz,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlu dikemukakan terlebih dahulu kenapa. Penulis memilih judul Perkembangan Pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Perlu dikemukakan terlebih dahulu kenapa. Penulis memilih judul Perkembangan Pengaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu dikemukakan terlebih dahulu kenapa Penulis memilih judul Perkembangan Pengaturan Modal Ventura di Indonesia. Walaupun penyertaan modal sudah dikenal, serta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura

Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura A. Perusahaan Modal Ventura adalah badan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan 1. Lembaga pembiayaan Pembiayaan sendiri berasal dari bahasa inggris financing, yang berasal dari kata finance yang artinya dalam kata benda

Lebih terperinci

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008. A. Pengertian Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. 19 Usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya 1. Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Pembiayaan 1. Pengertian Lembaga Pembiayaan Menurut SK Menkeu No. 1251 / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan Merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada umumnya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, pegawai swasta,

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama 21 BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN A. Lembaga Pembiayaan di Indonesia 1. Pengertian Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA 2.1 Lembaga Pembiayaan 2.1.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan relatif baru

Lebih terperinci

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga TAMBAHAN BERITA NEGARA R.I No.18 LPS. Program Restrukturisasi Perbankan. Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5618 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2017 LPS. Program Restrukturisasi Perbankan. Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

MODAL VENTURA DAN REKSA DANA

MODAL VENTURA DAN REKSA DANA MODAL VENTURA DAN REKSA DANA 1. PENGERTIAN DAN PERANAN MODAL VENTURA DAN REKSA DANA Modal ventura merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa pernyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

Aspek Keuangan dan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

Aspek Keuangan dan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Aspek Keuangan dan Pembiayaan Bisnis Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Manajemen Kas Lingkup Kas adalah aset yang paling penting namun yang paling tidak produktif yang dimiliki suatu bisnis.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012 No. Urut: 02 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir.

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir. Perusahaan yang dikelola secara mandiri, dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok kecil pemilik modal dengan ruang lingkup operasi terbatas.jumlah karyawan biasanya berkisar antara 10 hingga 50 orang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA Berikut ini adalah tabel mengenai pokok-pokok perubahan dan tambahan pengaturan dalam upaya penyempuraan, pengaturan kegiatan usaha modal ventura: Tabel 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, kegiatan bank menjadi semakin canggih dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa industri perasuransian yang sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.143, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Perusahaan. Modal. Ventura. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta

Lebih terperinci

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA A. Modal Ventura a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia Menurut Miranda Nasihin, keberadaan lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pilar-pilarnya yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pilar-pilarnya yang dianggap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pilar-pilarnya yang dianggap mampu menopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 02/MBU/7/ 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI BADAN

Lebih terperinci

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 No.257, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Modal Ventura Modal Ventura adalah suatu jenis pembiayaan berupa penyertaan modal dalam jangka waktu tertentu oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) kepada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015 KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015 1. RELAKSASI KETENTUAN PERSYARATAN KEGIATAN USAHA PENITIPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai tempat tumbuh kembang

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bank-bank dituntut untuk menjadi lebih dinamis terhadap perubahan agar siap bersaing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 15: Dana Pensiun Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Dana Pensiun Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. (UU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 99/PMK.010/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT DENGAN

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV,

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV, Para pihak dalam perjanjian modal ventura terdiri dari : Perusahaan Modal Ventura (PMV), yaitu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Akan

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia, perkembangan dunia usaha di tanah air mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian nasional, usaha yang dijalankan oleh para pelaku ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi melakukan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK 1. Pengaturan Perjanjian Kredit Pengertian perjanjian secara umum dapat dilihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu suatu perbuatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional diperlukan dana yang cukup besar, sehingga sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas.

Lebih terperinci

KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM

KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM KlikACC P2P Lending Solusi Pembiayaan untuk UMKM Agenda Peluang Pasar UMKM saat ini Filosofi KlikACC Siapa KlikACC? Cara Kerja P2P KlikACC Kunci Sukses Langkah Berikutnya Pasar Pembiayaan UMKM: Sela antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Seminar Serial Kelompok TEMPO Media dan Bank Danamon dengan Tema : Peran Pemberdayaan dalam Pengembangan Ekonomi Daerah.

Lebih terperinci