PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI TUKAR DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI TUKAR DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY"

Transkripsi

1 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI TUKAR DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE DENGAN PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL Sri Mona Octafia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dengan menggunakan Error Correction Model untuk periode 1998:1 2010:12. Hasil dari uji kointegrasi memperlihatkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang atau ekulibrium diantara tingkat suku bunga SBI, nilai tukar, jumlah uang beredar dan indeks harga saham sektor property dan real estate. Dalam jangka pendek, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan rela estate dan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate. Dalam jangka panjang, tingkat suku bunga SBI dan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor propety dan real estate, sedangkan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate. Kata Kunci: Indeks harga saham sektor property dan real estate, tingkat suku bunga SBI, nilai tukar, jumlah uang beredar (M2) dan error correction model. ABSTRACT This study aims to verify the impac of interest rate, exchange rate and money supply on the property and real estate sector composite index by using Error Correction Model (ECM) for 1998:1-2010:12 period. The result of cointegration test shows that there is a long-term or equilibrium relationship between interest rate, exchange rate, money supply and property and real estate sector composite index. In the short term, interest rate and exchange rate to be significant and negative determinant of the property and real estate sector composite index and money supply not be significant and positive of the property and real estate composite index. In the long term, interest rate and money supply to be significant and positive determinant of the property and real estate sector composite index, and exchange rate to be significant and negative determinant of the property and real estate sector composite index. Keyword : Property and real estate sector composite index, interest rate, exchange rate, money supply (M2) and error correction model. Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008: 2). Indeks harga saham dibagi atas delapan macam, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ-45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan dan indeks individual. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu dari indeks sektoral. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Clasification). Salah satunya adalah sektor properti dan real estate, dimana sektor ini merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara (Achmad, 2009). Sehingga ketika perekonomian 1

2 suatu negara dalam kondisi yang sehat maka kondisi perusahaan di negara tersebut pun dalam keadaan yang baik. Ketika perusahaan memiliki profitabilitas yang bagus maka akan banyak investor membeli saham yang menyebabkan harga saham perusahaan akan meningkat yang tercermin dari indeks harga saham gabungan. Dalam berinvestasi dalam bentuk saham seorang investor selalu memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham yang akan dibelinya (Oksiana, 2007). Faktor -faktor tersebut adalah risk and return yang harus dihadapi oleh investor. Return merupakan sesuatu yang memotivasi investor dalam melakukan investasi. Sedangkan risiko ( risk) merupakan perbedaan return yang diharapkan dengan return aktual yang terjadi. Risiko yang akan dihadapi oleh investor dalam manajemen modren dibagi atas dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis, merupakan risiko yang berkaitan dengan kondisi pasar secara keseluruhan. Risiko tidak sistematis, merupakan risiko yang berkaitan dengan kondisi perusahaan (Eduardus, 2001: 47). Risiko sistematis erat kaitannya dengan faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi, dan lain-lain. Tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham (Mohamad,2006:201). Ketika tingkat suku bunga mengalami peningkatan maka harga saham akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya ketika tingkat suku bunga mengalami penurunan maka harga saham akan mengalami peningkatan. Karena dengan tinggi nya tingkat suku bunga orang beralih berinvestasi pada tabungan atau deposito yang mengakibatkan saham tidak diminati sehingga harga saham pun akan turun yang terlihat pada indeks harga saham gabungan. Nilai tukar ( exchange rate) juga merupakan faktor makro ekonomi lainnya yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Menurut Eduardus (2001:214) penguatan kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi investor. Dimana ketika kurs rupiah terhadap mata uang asing mengalami penguatan maka akan banyak investor berinvestasi pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus. Sedangkan ketika kurs rupiah melemah yang berarti mata uang asing mengalami penguatan maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam kondisi yang kurang baik sehingga investor pun akan berpikir dua kali dalam berinvestasi pada saham karena hal tersebut terkait dengan keuntungan atau imbal hasil yang akan mereka dapatkan. Berkurangnya demand akan saham menyebabkan harga saham menjadi turun. Jumlah uang beredar ( money supply) merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham (Mohamad, 2006: 210). Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat mengalami peningkatan maka orang akan cendrung berinvestasi pada saham, karena dengan itu mereka akan mendapatkan keuntungan sesuai yang mereka harapkan. Sedangkan jika mereka berinvestasi pada bank, maka keuntungan yang mereka harapkan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan karena pada saat itu suku bunga akan mengalami penurunan. Jumlah uang beredar yang digunakan dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah M2 (uang dalam arti luas). Model koreksi kesalahan yang dipakai adalah model Engle Granger Error Correction Model (EG-ECM), mengansumsikan adaya keseimbangan ( equilibrium) dalam jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi. Dalam jangka pendek bila pada suatu periode terdapat ketidakseimbangan ( disequilibrium), maka pada periode berikutnya dalam rentang waktu tertentu akan terjadi proses koreksi kesalahan sehingga kembali kepada posisi keseimbangan (Florentinus, 2008). Penelitian sejenis telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya Florentinus (2008), Achmad (2009), Suramayam (2 012) dan Heru (2008) dengan hasil yang beragam sehingga menarik peneliti untuk melakukan penelitian ini. Adapun penelitian menggunakan indeks harga saham sektor properti dan real estate sebagai variabel terikat, tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang beredar sebagai variabel bebas. KAJIAN TEORI Risk and Return Menurut Eduardus (2001: 47), tujuan investor dalam beirnvestasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dihadapinya. 2

3 Sedangkan risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi yaitu: (1) risiko suku bunga, (2) risiko pasar, (3) risiko inflasi, (4) risiko bisnis, (5) risiko finansial, (6) risiko likuiditas, (7) risiko nilai tukar mata uang, dan (8) risiko negara. Risiko Sistematis Menurut Suad (2005: 200), risiko sistematis ( systematic risk) merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak perusahaan). Sedangkan menurut Lukas (2003: 44), risiko sistematis merupakan probabilitas keuntungan perusahaan berada dibawah keuntungan yang diharapkan karena adanya faktor-faktor yang membawa dampak bagi seluruh perusahaan yang berada dalam suatu perekonomian. Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar dan mempengaruhi semua (banyak) perusahaan. Menurut Bambang dan Cahyani (2009), faktor fundamental makroekonomi: inflasi, tingkat bunga, kurs dan pertumbuhan ekonomi merupakan faktor-faktor yang sangat diperhatikan oleh para pelaku pasa bursa. Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor ini dapat mengakibatkan perubahan-perubahan di pasar modal, yaitu meningkat atau menurunnya harga saham. Volatilitas dari harga-harga saham di pasar modal dapat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko sistematis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan pada faktor makroekonomi dapat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko sistematis. orang akan cendrung menunda melakukan investasi jangka panjang. Sedangkan menurut Mohamad (2006: 201), kenaikan tingkat bunga memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain, naiknya suku bunga akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. H1: Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham. Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham Menurut Perry dan Solikin (2003: 69), nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga yang relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Sedangkan menurut Samuelson dan Nordhaus (2004: 305), nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Menurut Eduardus (2001: 214), menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Sehingga menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi para investor. Ketika kurs dollar mengalami penguatan (peningkatan) maka pada saat itu kurs rupiah sedang mengalami penurunan (melemah). Hal tersebut merupakan sinyal negatif bagi para investor. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesa kedua. H2: Nilai tukar ( Exchange rate) berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham. Tingkat Suku Bunga SBI dan Indek Harga Saham Menurut Reilly and Brown (1997) dalam Achmad (2009) suku bunga adalah harga atas dana yang dipinjam. Sedangkan menurut Bodie, Kane & Marcus (2006: 180) mengatakan bahwa suku bunga merupakan salah satu masukan yang penting dalam keputusan investasi. Jika suku bunga turun maka orang akan cendrung memilih untuk berinvestasi jangak panjang, sedangkan ketika suku bunga mengalami kenaikan maka Jumlah Uang Beredar dan Indeks Harga Saham Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004: 186), uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima umum. Uang juga merupakan alat pembayaran, mata uang dan cek yang digunakan apablia kita membeli sesuatu. Namun lebih daripada itu, uang adalah minyak pelumas yang memudahkan pertukaran. Apabila setiap orang percaya dan menerima uang 3

4 sebagai pembayaran untuk barang dan hutang, maka perdagangan dimudahkan. Menurut Mohamad (2006: 210), jika jumlah uang beredar meningkat, maka harga saham naik. Hal tersebut dikarenakan ketika jumlah uang beredar meningkat maka orang akan cendrung melakukan investasi. Ketika para investor menyimpan uang mereka dalam bentuk investasi saham maka harga saham perusahaan pun akan mengalami peningkatan yang berdampak pada meningkatnya indeks harga saham (pergerakan harga saham). Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesa ketiga. H3: Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh positif signifikan terhadap indeks harga saham. Error Correction Model (ECM) Menurut Wing (2009: 10.1) apabila data time series diregresikan, ada kemungkinan tejadi salah satu dari dua kondisi berikut yaitu: terjadi kointegrasi atau regresi lancung ( spurious regression). Kointegrasi terjadi apabila variabel bebas dan variabel terikat sama-sama merupakan suatu tren ( time series), sehingga masing-masing tidak stasioner. Akan tetapi apabila keduanya di regresi kombinasi linearnya menjadi stasioner. Kointegrasi juga dapat menyebabkan terjadinya regresi lancung. Regresi lancung terjadi apabila antara variabel bebas dan variabel terikat sebenarnya tidak memiliki hubungan apa-apa, sehingga tidak saling mempengaruhi. Model koreksi kesalahan yang diajukan oleh Engle-Granger memerlukan dua tahap ( two steps EG). Tahap pertama adalah menghitung nilai residual dari persamaan regresi awal. Tahap kedua adalah melakukan analisis regresi dengan memasukkan residual dari langkah pertama. Oleh karena itu ECM digunakan untuk mengatasi terjadinya regresi lancung. Ada tidaknya regresi lancung (atau regresi yang tidak bermakna) dapat dilihat dari beberapa karakteristik output analisis. Indeks Harga Saham Jogianto (2009: 100), menyatakan bahwa indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritassekuritas. Indonesia Stock Exchange (2008) juga menyatakan hal yang sama yaitu indeks harga saham merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk melihat kinerja suatu saham bisa diketahui dengan bantuan indeks harga saham. Indeks-indeks di BEI dihitung dengan menggunakan metodologi rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar) atau Market Value Weighted Average Index (Indonesia Stock Exchange, 2008: 15). Menurut Indonesian Stock Exchange (2008: 3), ada delapan jenis indeks harga saham yaitu : indeks harga saham gabungan, indeks sektoral, indeks LQ-45, Jakarta Islamic Indeks, indeks kompas100, indeks papan utama, indeks papan pengembangan, dan indeks individual. Menurut Eduardus (2001: 214), ada beberapa faktor makro yang mempengaruhi harga saham yaitu: PDB, Inflasi, suku bunga, kurs rupiah, anggaran defisit, investasi swasta serta neraca perdagangan dan pembayaran. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat sensus, dimana penelitian ini meneliti seluruh elemen populasi. Populasi (sampel) dalam penelitian ini adalah saham-saham yang terdaftar dalam indeks harga saham sektor property dan real estate dari Januari 1998 sampai Desember 2010 denga total sampel yaitu 158 bulan pengamatan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan statistik Bank Indonesia dan situs resmi BI Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate. Indeks merupakan indikator yang digunakan dalam melihat pregerakan harga saham. Indeks harga saham sektor property dan real estate mencerminkan pergerakan harga saham pada sektor property dan real estate. Data nilai Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data bulanan, yaitu data bulanan dari periode Januari 1998 sampai Desember Data Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate diperoleh dari indeks harga saham penutupan ( closing price) dari sektor property dan real estate. Satuannya adalah poin. Tingkat Suku Bunga SBI 4

5 Tingkat suku bunga SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan). Data yang digunakan untuk menghitung tingkat suku bunga SBI adalah data bulanan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tingkat suku bunga SBI dinyatakan dalam bentuk persen (%). Nilai Tukar Nilai tukar ( exchange rate) adalah harga relatif suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kurs tengah ( middle rate) antara kurs jual dan kurs beli mata uang nasional terhadap mata uang asing yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada suatu saat tertentu. Nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs bulanan dari bulan Januari tahun 1998 sampai bulan Desember 2010 yang dilaporkan oleh Bank Indonesia. Jumlah Uang Beredar (M2) Jumlah uang yang beredar adalah seberapa banyak uang yang beredar ditangan masyarakat. M2 merupakan salah satu komponen dari suplai uang ( money supply) dalam arti luas. M2 terdiri dari aset seperti rekening tabungan sebagai tambahan koin, uang kertas, dan deposit yang dapat dicekkan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data M2 bulanan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dari bulan Januari tahun 1998 sampai Desember Satuan dari M2 adalah dalam jutaan rupiah. Teknik Analisis Dalam penelitian ini metoda yang digunakan dalam menganalisis data adalah error correction model. Persamaan yang digunakan adalah: DLogY t = α 0 +α 1 DLogX 1 +α 2 DLogX 2 +α 3 DLogX 3 +α 4 ECT t +u Keterangan: Y t Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate, X 1 Tingkat Suku Bunga SBI, X 2 Nilai Tukar, X 3 Jumlah Uang Beredar (M2), ECT Error Correction Model, dan e Kesalahan (Error). HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran nilai minimun, maximum, rata-rata ( mean), dan simpangan baku ( standart deviasi) dari variabel-variabel yang diteliti. Hasil deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Statistika Deskriptif N Min. Max. Mean SDV. IHSG ,00 251,82 202,60 47,62 SBI 158 6,20 69,57 14,28 16,42 Kurs M Uji Stasioneritas Data dan Integritas Data Uji stasineritas data pada data keseluruhan variabel dilakukan dengan menentukan apakah keseluruhan data pada masing-masing variabel mengandung pola random walk with drift atau hanya persamaan random walk. Tabel 2 Hasil Uji Stasioneritas Data No Variabel Prob. 1 IHS Sektor Property dan Real Estate 0, Tingkat Suku Bunga SBI 0, Nilai Tukar (Kurs) 0, M2 0,0000 Uji Kointegrasi Persamaan Model OLS untuk Model Indeks Harga Saham Sektor Porperty dan Real Estate dalam jangka panjang Analisis ini digunakan untuk mendapatkan atau mengestimasi residual sehingga bisa dilakukan uji kointegrasi. Tabel 3 Hasil Estimasi Model OLS Variabel Coefficient Prob C 7, ,0019 LOG(SBI) 0, ,0219 LOG(KURS) -1, ,0000 LOG(M2) 0, ,0000 5

6 Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh persamaan indeks harga saham sektor property dan real estate dalam jangka panjang sebagai berikut: ( ) =, +, ( ), ( ) +, ( ) Uji Kointegrasi Dari hasil OLS yang sudah BLUE ( best linier un estimation), dapat diperoleh residual dan setelah itu baru dilakukan uji kointegrasi dengan cara melakukan uji stasioneritas data terhadap residual tersebut. Uji Diagnosis Uji diagnosis dilakukan agar model penelitian valid dan tidak bias. Asumsi yang harus dipenuhi adalah data terdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, dan heterokedastisitas serta data bersifat linear. Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan Jarque-Bera Test. Jika nilai J-B < 2 maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya, apabila nilai J-B > 2 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Selain itu jika probabilitas > 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya, apabila probabilitas < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 4 Hasil Uji Kointegrasi terhadap Residual Variable Prob. ECT(-1) Error Correction Model (ECM) Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dinamika jangka pendek variabel tingkat suku bunga SBI, kurs dan jumlah yang beredar (M2) terhadap indeks harga saham sektor properti dan real estate dari kondisi ekuilibriumnya. Tabel 5 Hasil Estimasi Persamaan Indeks Harga Saham ECM-EG Variable Coefficient Prob. C DLOG(SBI) DLOG(KURS) DLOG(M2) ECT(-1) Berdasarkan hasil olahan data diperoleh persamaan indeks harga saham sektor property dan real estate dalam jangka pendek sebagai berikut: ( ) =,, ( ), ( ), ( ) Gambar 1 Uji Jarque-Bera Uji Autokorelasi Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat adanya hubungan antara data (observasi) satu dengan data yang lainnya dalam satu variabel. Setelah dilakukan pengujian awal ternyata data mengalami autokorelasi, untuk mengatasi gejala autokorelasi digunakan metode Breusch-Godfrey. Jika probabilitas > α=5%, berarti tidak ada autokorelasi. Jika probability α=5%, berarti terjadi autokorelasi. Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Prob. F(2,148) 0,1415 Series: RESID02 Sample 1998M M12 Observations 156 Mean -2.37e-15 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Prob. Chi-Square (2) 0,1325 Uji Liniearitas Untuk mengetahui apakah data bersifat linear atau tidak digunakan metode Ramsey Test. Jika probabilitas < 0.05 maka model regresi liniear ditolak dan sebaliknya, jika probabilitas > 0.05 maka model regresi liniear diterima. 6

7 Tabel 7 Hasil Uji Liniearitas Prob. F(1.149) Prob. Chi-Square (2) Uji Heterokedasitas Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedasitas digunakan metode Park Test. Apabila ditemukan korelasi yang signifikan (sig < 0,05) antara absolut residual dengan variabel independen lainnya, maka terjadi heterokedasitas. Apabila korelasi tidak signifikan ( sig > 0,05) berarti model bebas heterokedasitas. Tabel 8 Hasil Uji Heterokedasitas Variabel Coefficient Prob C 1, ,1346 LOG(SBI) 0, ,2306 LOG(KURS) -0, ,0983 LOG(M2) 0, ,1493 Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) Uji Koefisien Determinasi (R 2) Koefisien determinasi ( R 2 ) menunjukkan proporsi yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini, formulasi model yang keliru dan kesalahan eksperimen. Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) Hasil tersebut memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R 2 yang diperoleh sebesar 0, Ini berarti bahwa indeks harga saham sektor properti dan real estate dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan M2 sebesar 27%. Sisanya 73% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Diantarnya faktor mikro perusahaan atau faktor makro lainnya. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat kointegrasi antara variabel tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadinya disekuilibrium pada jangka pendek sehingga ada keseimbangan ( equilibrium) pada jangka panjang. Dimana jika variabel tersebut berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang, maka akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjang. Sedangkan jika yang berpengaruh signifikan hanya dalam jangka pendek saja, maka variabel tersebut tidak akan mengalami keseimbangan dalam jangka panjang. Sebaliknya jika berpengaruh signifikan hanya dalam jangka panjang, maka akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjang Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program eviews dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek indeks harga saham sektor property dan real estate dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi diequilibrium pada indeks harga saham sektor property dan real estate yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI. Koefesien korelasi sebesar -0,3183 artinya dalam jangka pendek tingkat suku bunga SBI menurunkan indeks harga saham sektor properti sebesar -0,3183% setiap kenaikan suku bunga SBI sebesar 1%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Eduardus (2001: 214) yang dipakai dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tingginya tingkat suku bunga menyebabkan investor akan menarik investasinya pada saham dan memindahkannya investasinya berupa tabungan atau deposito. Karena banyak nya investor menarik investasinya pada saham menyebabkan lebih banyak saham yang beredar di bandingkan yang terjual, sehingga indeks harga saham akan jatuh yang tercermin pada indeks harga saham gabungannya. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suramayam (2012) yang menyatakan bahwa Suku Bunga SBI 7

8 berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Tingkat suku bunga yang signifikan disebabkan karena pada kenyataannya semakin tinggi suku bunga, maka akan mendorong investor beralih ke tabungan dan deposito sehingga menjatuhkan harga saham. Sedangkan dalam jangka panjang, tingkat suku bunga SBI juga berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dengan koefesien sebesar 0, atau sig = 0,0219 < α = 0,05. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Eduardus (2001: 214) yang dipakai dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tingginya tingkat suku bunga menyebabkan investor akan menarik investasinya pada saham dan memindahkannya investasinya berupa tabungan atau deposito. Karena banyak nya investor menarik investasinya pada saham menyebabkan lebih banyak saham yang beredar di bandingkan yang terjual, sehingga indeks harga saham akan jatuh yang tercermin pada indeks harga saham gabungannya. Hal tersebut dikarenakan, ketika tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka permintaan akan sektor properti seperti perumahan, kantor-kantor akan mengalami peningkatan. Meskipun pada awalnya perusahaan yang bergerak disektor properti mengalami kerugian tetapi lama kelamaan mereka akan mengalami keuntungan karena banyaknya permintaan atas sektor ini. Ketika profitabilitas mengalami permintaan, maka harga saham perusahaan pun akan mengalami peningkatan sehingga investor tetap tertarik melakukan investasi pada sektor property dan real estate ini. Sehingga dapat diketahui bahwa terjadi kointegrasi variabel tingkat suku bunga SBI terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate. Oleh sebab itu investor tidak perlu takut untuk berinvestasi pada sektor property dan real estate, karena meskipun terjadi ketidakseimbangan pada suatu periode tertentu, maka pada periode berikutnya dalam rentang waktu tertentu akan terjadi proses koreksi kesalahan sehingga kembali kepada posisi keseimbangan. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program eviews dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek dengan nilai tukar sebesar -0,7583 atau sig = 0,0000 < α = 0,05 indeks harga saham sektor property dan real estate dipengaruhi oleh nilai tukar. Dimana jika nilai tukar mengalami peningkatan sebesar satu persen maka indeks harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0,7583 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Eduardus (2001: 214) yang menyatakan bahwa menguatnya kurs rupiah merupakan sinyal positif bagi investor. Kurs yang signifikan disebabkan karena pada kenyataannya apabila kurs dollar mengalami peningkatan artinya kondisi perekonomian sedang dalam keadaan kurang baik, sehingga para investor takut berinvestasi pada saham. Karena ketika kurs rupiah mengalami penurunan, maka keuntungan dari perusahaanpun akan turun sehingga tingkat keutungan yang disyaratkan oleh investor tidak sesuai yang mereka harapkan. Berkurangnya para investor melakukan transaksi dalam bentuk saham, akan mengakibatkan harga saham turun. Sebaliknya, apabila kurs dollar terhadap rupiah melemah maka investor akan berinvestasi dalam bentuk saham karena pada saat itu kondisi perekonomian dalam keadaan bagus. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Florentinus (2008) yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang kurs berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor keuangan. Sedangkan dalam jangka panjang, kurs juga berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dengan koefesien sebesar -1, atau sig = 0,0000 < α = 0,05. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Eduardus (2001: 214) yang menyatakan bahwa menguatnya kurs rupiah merupakan sinyal positif bagi investor. Kurs yang signifikan disebabkan karena pada kenyataannya apabila kurs dollar mengalami peningkatan artinya kondisi perekonomian sedang dalam keadaan kurang baik, sehingga para investor takut berinvestasi pada saham. Karena ketika kurs rupiah mengalami penurunan, maka keuntungan dari perusahaanpun akan turun sehingga tingkat keutungan yang disyaratkan oleh investor tidak sesuai yang mereka harapkan. Berkurangnya para investor melakukan transaksi dalam bentuk saham, akan mengakibatkan harga saham turun. Sebaliknya, apabila kurs dollar terhadap rupiah melemah maka investor akan berinvestasi dalam bentuk saham karena pada saat itu kondisi perekonomian dalam keadaan bagus. 8

9 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa indeks harga saham akan mengalami keseimbangan dalam jangka panjang yang dipengaruhi oleh kurs. Sehingga investor tidak perlu takut untuk berinvestasi pada sektor properti, karena meskipun terjadi ketidakseimbangan pada suatu periode tertentu, maka pada periode berikutnya dalam rentang waktu tertentu akan terjadi proses koreksi kesalahan sehingga kembali kepada posisi keseimbangan. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property dan Real Estate Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program eviews dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek, jumlah uang beredar tidak berpnegaruh terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate. Hal ini terlihat dari probabilitasnya yang tidak signifikan atau sig = 0,9008 > α = 0,05, yang berarti meskipun terjadi kenaikan jumlah uang beredar sebesar satu persen tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan indeks harga saham sektor property dan real estate. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Mohammad (2006: 210) yang menyatakan bahwa semakin banyak uang yang beredar ditangan masyarakat maka akan semakin tinggi harga saham, karena masyarakat akan mencari cara untuk mengalokasikan dana mereka. Banyaknya uang yang beredar akan menyebabkan suku bunga turun, sehingga orang cendrung tidak memilih investasi dalam perbankan melainkan dalam bentuk saham. Hal tersebut dapat disebabkan karena dalam jangka pendek, masyarakat akan memilih berinvestasi pada sesuatu yang bisa dicaikan dengan mudah dan beresiko kecil, seperti barangbarang berharga mudah untuk diuangkan kembali. Karena dalam jangka pendek, masyarakat akan lebih memilih memenuhi kebutuhan mereka terlebih dahulu, sehingga untuk berinvestasi pada saham yang memiliki resiko yang cukup besar tidak begitu disukai oleh msyarakat. Sedangkan dalam jangka panjang variabel jumlah uang beredar berpengaruh signifikan dengan koefesien sebesar 0, atau sig = 0,0000 < α = 0,05. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mohamad (2006: 210) yang menyatakan bahwa ketika uang yang beredar di dalam masyarakat meningkat, maka orang cendrung berinvestasi pada saham di bandingkan pada tabungan atau deposito sehingga permintaan akan saham pun mengalami peningkatan. Sehingga dapat diketahui meskipun indeks harga saham sektor property dan real estate yang dipengaruhi oleh jumlah uang beredar tidak berpengaruh dalam jangka pendek, tetapi indeks harga saham akan tetap mengalami keseimbangan dalam jangka panjang. Sehingga sebelum berinvestasi investor sebaiknya juga melakukan analisis terhadap perkembangan atau perubahan jumlah uang beredar. KESIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil penelitian, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)Tingkat Suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan dalam jangka pendek terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dan berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka panjang. (2) Nilai tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. (3)Jumlah Uan g Beredar (M2) tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dalam jangka pendek dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate dalam jangka panjang. (4) Terdapat kointegrasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Sehingga meskipun terjadi ketidakseimbangan dalam jangka pendek, tetapi dalam periode yang akan datang akan terjadi keseimbangan akan variabel terikat tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas dimana ketiga variabel tersebut adalah faktor makro, sedangkan harga saham juga dipengaruhi oleh faktor non makro, sehingga disarankan analisis harga saham tidak hanya dengan melihat ketiga variabel tersebut tetapi juga memperhatikan variabel lain. (2) Bagi Peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Dengan menambahkan periode penelitian terbaru, mengganti objek penelitian pada sektor atau indeks yang lain dan menambah variabel penelitian seperti inflasi, kinerja perusahaan dan 9

10 faktor fundamental lain. (3)Bagi Investor, dapat lebih memperhatikan faktor fundamental dan variabel ekonomi makro dalam berinvestasi, karena prospek perusahaan sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan tanpa mengabaikan faktor mirko ekonomi itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Achmad Ath Thobarry Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada BEI Periode Pengamatan ). Thesis Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Bambang Sudiyatno dan Cahyani Nuswandhari Peran Indikator Ekonomi Dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Jakarta. Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.1. Universitas Stikubank Semarang. Bayu (2010). Potensi Bisnis 2011, Sektor Properti Tumbuh 20 Persen. SuaraKarya. (8 Januari 2013). Bodie, Zvi, dkk Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Moch. Doddy Ariefianto Ekonometrika Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga. Mohamad Samsul Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Oksiana Jatiningsih dan Musdholifah Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 5. Samuelson, Paul A dan William D Nordhaus Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Eduardus Tandelilin Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: PT.BPFE. Florentinus Nugro Hardianto Pengaruh Variabel Moneter Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Keuangan Di Indonesia: Error Correction Model. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13. Universitas Parahyangan. Heru Nugroho Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks LQ-45. Thesis. Universitas Diponegoro Indonesia Stock Excange Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Indonesia Stock Exchange Building. Insukindro Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Universitas Gadjah Mada. Joe Hartanto Property Vs Real Estate. Online. (08 Januari 2013). Jogianto Hartono Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Suad Husnan Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN Suramaya Suci Kewal Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economica Vol.8. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Palembang. Perry Warjino dan Solikin Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, Dan Organisasi. Jakarta: PPSK BI. Wing Wahyu Winarno Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 10

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM) Ni Putu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan Zumrotun Nafiah Jurusan Akuntansi STIE SEMARANG Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang tumbuh begitu pesat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh faktor makro ekonomi terhadap harga saham properti.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai tuka rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INDEKS HARGA SAHAM

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INDEKS HARGA SAHAM FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INDEKS HARGA SAHAM Irma Fauziah Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Gunadarma Abstrak Kondisi ekonomi makro suatu negara sangat mempengaruhi terhadap nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam katagori metode penelitian kuantitatif karena menggunakan data yang diukur dengan sekala numerik (angka) dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara tanpa memasukkan besaran uang. Uang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi Judul : Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Sangga Yoga Wismantara NIM : 1315251131 Abstrak Pasar modal memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis dari data-data penelitian yang telah diolah menggunakan Eviews, diikuti dengan pembahasan dari hasil pengolahan data.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini 42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Unit Root Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini diuji dengan uji unit roots yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian saham Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Saham juga merupakan sekuritas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari berupa catatan yaitu melakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian. Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan laba oleh investor dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN

PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH WILIA AGUSTIANI Willia.Agustiani@gmail.com FAKULTAS

Lebih terperinci

FACTORS AFFECTING THE LOAN DISBURSEMENT IN COMMERCIAL BANKS IN INDONESIA IN

FACTORS AFFECTING THE LOAN DISBURSEMENT IN COMMERCIAL BANKS IN INDONESIA IN Faktor Kredit Bank... (Arif Darmawan) FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 20102015 Arif Darmawan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2014 JULI 2016

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2014 JULI 2016 PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2014 JULI 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano Alumni STIE MURA Lubuklinggau. 2. Dosen Tetap STIE MURA Lubuklinggau.

Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano Alumni STIE MURA Lubuklinggau. 2. Dosen Tetap STIE MURA Lubuklinggau. PENGARUH SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA ) PERIODE BULANAN 2013-2014 Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano 2 1. Alumni

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Bayu Setiawan Nugroho. 2012. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham LQ45 Periode 2007-2011 (Studi Kasus di LQ45), Institut Manajemen Telkom

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD 2009-2013 By ANNISA NOERLITA INDRA DEWI The purpose of this research is to analyzing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS 44 III. METODE PENELITIAN A.Deskripsi Data Input Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen variabel) yang digunakan adalah harga saham perbankan. Sedangkan variabel bebasnya (independent variabel)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Sektoral BEI (Bursa Efek Indonesia) merupakan sub indeks dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tingkat suku bunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel BI rate, kurs tengah dan M2 (broad money) dalam mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. B. Jenis

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Kevin Adi Irawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu likuiditas saham dan return saham. Alasan penulis memilih keduanya yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan data

BAB V PENUTUP. di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan data 48 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel Pada bagian ini akan dibahas mengenai deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu inflasi, nilai tukar, dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada penelitian ini adalah return saham perusahaan sektor

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada penelitian ini adalah return saham perusahaan sektor 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah return saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 hingga

Lebih terperinci

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anggun Dillafah Dianti

SKRIPSI. Oleh Anggun Dillafah Dianti ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011.1-2015.12 THE ANALYSIS OF THE EFFECT

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci