HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI."

Transkripsi

1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : YUNI CHRISTINAWATY PURBA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : YUNI CHRISTINAWATY PURBA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul : HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : YUNI CHRISTINAWATY PURBA NIM Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi pada tanggal 30 Juli 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima TIM PENGUJI Ketua Penguji Penguji I dr. Surya Dharma, MPH NIP dr. Taufik Ashar, MKM NIP Penguji II Penguji III Ir. Indra Chahaya S, Msi NIP Ir. Evi Naria, M.Kes NIP Medan, 18 Agustus 2009 Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan, dr.ria Masniari Lubis, Msi NIP

4 ABSTRAK Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainya, tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan, contohnya tar, nikotin, dan CO. Anak Sekolah Menengah Umum merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross secsional. Analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square. Jumlah sampel yang diwawancarai sebanyak 60 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja terhadap kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok (p=0,041), tidak ada perbedaan antara jumlah uang saku perhari yang didapatkan responden dengan kebiasaan merokok (p=0,629), ada perbedaan antara ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan kebiasaan merokok (p=0,008), tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan kebiasaan merokok (p=0,234) dan tidak ada hubungan antara sikap responden tentang rokok dan kebiasaan merokok (p=0,657). Agar SMU Parulian 1 Medan memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMU Parulian 1 Medan agar tidak mencoba untuk menghisap rokok dan untuk yang terbiasa merokok agar berusaha menghentikan kebiasaanya. Kata kunci : rokok, remaja, karakteristik, pengetahuan, sikap

5 ABSTRACT Cigarette is output of tobacco processin packed include cigar or the other shape, tobacco contains about 4000 elements and 200 among them danger for health, for example are tar, nicotine, and CO. Senior High School student is adolescent group and in growprocess, some times they like to try somethings example smoking. This research is analityc with deisgn crosssecsional. Data analyse using chi square test. All sample are 60 persons. This research purpose to analyse the relationship adolescent ʼs characteristic, knowledge, and attitude with smokoing habit in Parilian 1 Medan Senior High School. Results of this research are there is the relationship between respondenʼs age with smoking habit (p=0,041), there is no relationship between daily money they have with smoking habit (p=0,629), there are relationship between any body or no body of family smoking with smoking habit(0,008), there is relationship between responden knowledge about cigarette with smoking habit(p=0,234) and there is no relationship between responden attitude with smoking habit(p=0,657). In order to parulian 1 Medan Senior High School give information about cigarette to their student. For all student Parulian 1 Medan Senior High School donʼt try smoking and for student who has smoking habit try to stping. Keyword : Cigarette, Adolescent, Characteristic, Knowledge, Attitude

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Yuni Christinawaty Purba Tempat/Tanggal lahir : Bandar Maruhur / 24 juni 1985 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin Alamat Rumah : PTS, Jln.Seroja Raya Blok E No.1,Medan RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun : SD Negeri Bandar Maruhur 2. Tahun : SMP Ostrom Methodist Tebing Tinggi 3. Tahun : SMA Negeri 2 Tebing Tinggi 4. Tahun : Akademi Keperawatan Gleneagles Medan 5. Tahun : FKM USU RIWAYAT PEKERJAAN 1. Tahun : Perawat Rumah Sakit Gleneagles Medan

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr.ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Ir.Indra Chahaya S, Msi,selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak dr. Surya Dharma, MPH selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiranya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan. 4. Bapak dr.taufik Ashar, MKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran saran penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Ibu Dr.Ir.,Evawani Yunita Aritonang,M.Kes. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan kepada penulis. 6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Khususnya Bapak/Ibu Dosen Di Departemen Kesehatan lingkungan. 7. Buat bapak Drs. Sintong M. Sianturi selaku Kepala Sekolah SMU Parulian 1 Medan beserta guru-guru dan staf yang telah banyak membantu saya dalam penelitian.

8 8. Bapakku (J.L Poerba) terima kasih buat semuanya pengorbananmu buatku, mamaku (+ E.Saragih) aku sayang mama dan aku tak akan pernah lupakan mama karena mama adalah mama yang terbaik, dan seluruh keluargaku aku sayang kalian semuanya. 9. Kak Dian yang telah banyak menolong untuk memperlancar penyelesaian skripsi dan juga rekan rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Semoga Tuhan yang maha kuasa melimpahkan berkatnya kepada semua yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Medan, Agustus 2009 Penulis

9 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...i ABSTRAK...ii ABSTRACT...iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP...iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rokok Pengertian Rokok Kandungan Rokok Jenis Rokok Dampak Tembakau terhadap kesehata Faktor - faktor yang mempengaruhi remaja merokok Tahap-tahap merokok Alasan merokok Tipe merokok Remaja Karakteristik Remaja Lingkungan remaja secara sosial Pengetahuan Sikap Tingkatan sikap Sifat Sikap Ciri Ciri Sikap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Cara menghindari kebiasaan merokok Cara menghindari terpapar asap rokok Kerangka konsep penelitian Hipotesis Penelitian...32

10 BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian Lokasi dan waktu penelitian Lokasi Waktu penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Defenisi operasional Variabel Variabel Dependent Variabel Independent Aspek Pengukuran Tehnik Pengolahan Data Teknik Analisa Data...39 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik responden Responden menurut karakteristik Pengetahuan Responden tentang Rokok Pengetahuan Responden tentang Rokok Kategori Pengetahuan tentang rokok Sikap Responden tentang Rokok Distribusi sikap Responden tentang Rokok Responden berdasarkan Kategori Sikap tentang rokok Kebiasaan Merokok Responden Distribusi Kebiasaan merokok Analisa Statistik Hubungan Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok Hubungan ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Pengetahuan Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Sikap responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok...50

11 BAB V PEMBAHASAN 5.1.Karakteristik Responden Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok HubunganJumlahUangSakuperharidenganKebiasaan Merokok Hubungan ada atau tidak Anggota Keluarga Responden yang Merokok dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Sikap Responden dengan Kebiasaan Merokok...56 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran...57 DAFTAR PUSTAKA

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki millenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektoral, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. ( Depkes, 2002). Wujud dan kondisi sehat ditahun 2010 dapat digambarkan dalam beberapa dimensi yaitu dapat mewujudkan suatu lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, terwujudnya kehidupan yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa ( Dinkes, 2002). Sehat adalah hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk biasa hidup sehat, kita harus berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang

13 kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2006). Menurut Depkes RI tahun 2006 kegiatan puskesmas yang digalakkan pada saat ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu : 1. Memakan makanan yang bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak. 2. Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari. 3. Tidak merokok. Dari salah satu kegiatan Puskesmas tersebut salah satunya adalah merokok dimana merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Data Depkes dan Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam kampanye Hari Tanpa Tembakau Dunia, penggunaan tembakau di Indonesia menyebabkan 9,8 persen kematian karena penyakit paru kronik dan emfisema pada tahun Anak yang terpapar asap rokok dilingkunganya mengalami pertumbuhan paru yang lambat dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma. Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan merokok langsung sebanyak 20 batang perhari, dimana konsekuensinya adalah meningkatnya kejadian infeksi saluran nafas bagian atas, batuk, asma, sinusitis, penyakit kardiovaskuler, kanker, mengganggu fertilitas, lahir kurang bulan, kematian maupun absen dari sekolah atau kerja. Menurut Soetjiningsih pada tahun 2004 angka kejadian pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa, dan lebih dari 80%

14 perokok mulai berumur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 menyatakan bahwa di Indonesia sekitar 70% dari perokok memulai kebiasaannya sebelum berumur 19 tahun karena terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Anak-anak dan remaja tidak memiliki kemampuan untuk memahami secara menyeluruh dampak kesehatan produk tembakau dan sifat nikotin yang adiktif. Keadaan tingginya jumlah remaja yang merokok yang dapat mempengaruhi masa depan remaja dan juga bangsa karena mereka inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan maka mereka perlu dipersiapkan dengan baik. Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi sumatera Utara yang masyarakatnya juga terdiri dari remaja yang sebagian sedang menuntut ilmu terdapat di beberapa Sekolah Menengah Umum salah satunya adalah sekolah Parulian I Medan yang berada di lokasi strategis yakni dekat dengan pusat perbelanjaan dan taman bunga yang biasanya digunakan siswa/siswi sebagai tempat berkumpul yang sangat beresiko tinggi mendorong meningkatnya kenakalan-kenakalan pada remaja seperti merokok dimana pada masa remaja adalah masa mencari jati diri sehingga selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru tanpa memikirkan akibatnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009.

15 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik (umur, uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok), pengetahuan dan sikap remaja dengan kebiasaan merokok Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru UKS SMU Parulian 1 untuk mengadakan penyuluhan / memberikan informasi tentang rokok bagi siswa / siswi SMU Parulian 1 Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi Instansi kesehatan dan lembaga lembaga lainya yang melakukan promosi kesehatan.

16 3. Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam menemukan hubungan yang berkaitan dengan kebiasaan merokok pada remaja.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan ( PP No.19, 2003). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataanyaitu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro, 2007) Kandungan Rokok Menurut Gondodiputro tahun 2007 bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain: 1. Karbon Monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja.

18 Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar. 2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar nanogram nikotin setiap 1ml nya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. 3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. 4. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. 5. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 6. HCN ( Asam Sianida ) merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.

19 7. Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menghilangkan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya digunakan dokter sebagai pembius saat melakukan operasi. 8. Formaldehid adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam, gas ini tergolong sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup. 9. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim. 10. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11. H2S (Asam Sulfida) adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim. 12. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 13. Metil Klorida adalah zat ini adalah senyawa organik yang beracun. 14. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Jika meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian. 15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.

20 16. Volatik nitrosamine merupakan jenis asap tembakau yang diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial ( Gondodiputro, 2007) Jenis rokok Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. a. Berdasarkan bahan pembungkusnya maka rokok terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren, sigaret yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas, cerutu yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. b. Berdasarkan bahan baku atau isi maka rokok terdiri dari rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Berdasarkan proses pembuatannya rokok terdiri dari sigaret kretek tangan (SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana, sigaret kretek mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok dan yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat

21 ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar. d. Berdasarkan penggunaan filter, maka rokok terdiri dari rokok filter (RF) yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus, rokok non filter (RNF) rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus ( Wikipedia, 2008 ) Merokok diperkirakan 90 % menyebabkan kanker paru paru pada pria, dan sekitar 70 % pada wanita. Di negara negara industri, sekitar 56 % - 80 % merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan sekitar 22 % penyakit kardiovaskular. Perusahaan - perusahaan rokok tetap memproduksi batang rokok yang meningkat setiap tahunnya dan mengincar komsumen baru yaitu perempuan. Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar seratus empat puluh satu juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok di Indonesia setiap tahun mencapai seratus sembilan puluh sembilan miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian sebanyak lima juta orang pertahunnya. Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian akan meningkat dua kali mendekati sepuluh juta orang pertahun pada tahun 2020.

22 Dampak Tembakau pada kesehatan Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, kanker lambung, kanker pankreas, kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkomsumsi tembakau seperti kanker paru-paru, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan, penyakit paru kronik, melebarnya gelembung pada paru-paru dan radang pada tengorokan, stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kematian bayi setelah lahir dan penyakitpenyakit pada anak-anak. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya. ( Gondodiputro, 2007). Menurut Gondodiputro (2007), ada beberapa penyakit yang disebabkan rokok yaitu : 1. Efek tembakau terhadap susunan saraf pusat, hal ini disebabkan karena nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan gemetar pada tangan dan kenaikan berbagai hormon dan rangsangan dari sumsum tulang belakang menyebabkan mual dan muntah. Di lain tempat nikotin juga menyebabkan rasa nikmat

23 sehingga perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan efek lain menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. 2. Penyakit Kardiovaskuler, ini disebabkan karena asap tembakau akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Seseorang yang stres yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung koroner, proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Sehingga apabila melakukan aktifitas fisik atau stres, kekurangan aliran meningkat sehingga menimbulkan sakit dada. Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu atau lebih arteri koroner berakhir dengan kematian jaringan / komplikasi dari infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru paru. Orang yang merokok lebih dari dua puluh batang tembakau per hari memiliki resiko enam kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di negara negara industri dan

24 berkembang, yaitu sekitar 30 % dari semua penyakit jantung berkaitan dengan memakai tembakau. 3. Arteriosklerosis merupakan menebal dan mengerasnya pembuluh darah, sehingga menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sekitar 10 % dari seratus pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah (Arteriosklerosis Obliteran) sembilan puluh sembilan diantaranya adalah perokok. Ada empat tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu tingkat I tanpa gejala, tingkat II kaki sakit saat latihan misalnya berjalan lebih dari 200 meter dan kurang dari 200 meter, keluhan hilang bila istirahat, tingkat III keluhan timbul saat istirahat umumnya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan sedangkan tingkat IV adalah jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang dilakukan adalah amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta daerah perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula timbulnya gangguan ereksi. 4. Tukak lambung dan Tukak usus dua belas jari, di dalam perut dan usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok. 5. Efek Terhadap Bayi, ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya

25 tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru paru maupun bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30 %. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang. 6. Efek terhadap otak dan daya ingat, akibatnya proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok. 7. Impotensi, pada laki laki berusia tahunan merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50 %. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh. 8. Kanker, asap tembakau menyebabkan lebih dari 85 % kanker paru paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker yang umumnya terjadi pada pemakai tembakau adalah kanker kandung

26 kemih, kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara dan lain lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. 9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases ( COPD ), kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang tiga bulan pada setiap tahun berjalan selama dua tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur empat puluh tahun. 10. Interaksi Dengan Obat Obat, perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan demikian, efek obat obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi daripada non perokok misalnya obat analgetika. 11. Penyakit Pada Perokok Pasif, perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita hamil Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk merokok Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagi remaja untuk merokok yaitu terdiri dari : 1. Faktor Psikologik yang terdiri dari faktor perkembangan sosial yaitu menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian

27 perubahan psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman - teman sebayanya yang merokok, faktor psikiatrik yang dilihat dari suatu studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan hubungan antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan jiwa, depresi, cemas dan penyalahgunaan zat zat tertentu dan remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang tidak menampakkan gejala. 2. Faktor Biologik yang terdiri dari lima bagian yaitu faktor kognitif merupakan faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek yang bermanfaat dari nikotin. Telah dibuktikan bahwa nikotin dapat mengganggu perhatian dan kemampuan, tetapi hal ini akan berkurang apabila mereka diberi nikotin atau rokok, faktor jenis kelamin dimana belakangan ini kejadian merokok meningkat pada remaja wanita. Wanita perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang dan secara sosial baik, keadaan ini berbeda dengan lelaki perokok yang secara sosial tidak aman, faktor etnik dapat ditunjukkan bahwa di Amerika serikat angka kejadian merokok tertinggi pada orang orang kulit putih dan penduduk asli Amerika, serta terendah pada orang orang Amerika keturunan Afrika dan Asia, Faktor genetik pada faktor ini variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamine dan enzim hati yang memetabolisme nikotin. Konsekuensinya adalah meningkatnya resiko kecanduan nikotin pada beberapa individu.

28 3. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. 4. Faktor peraturan berupa peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang tinggi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun telah dibuat usaha usaha untuk mencegahnya ( Soetjiningsih, 2004) Tahap Tahap Merokok Menurut Helmi dan Komalasari tahun 2005 perilaku merokok merupakan perilaku yang disenangi dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif, hal ini disebabkan oleh nikotin yang bersifat adiktif dan apabila dihentikan secara tiba tiba akan menyebabkan stress. Menurut Leventhal dan Clearly terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok : a. Tahap Prepatory, pada tahap ini seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil bacaan. Hal ini menimbulkan niat untuk merokok. b. Tahap Initation, pada tahap ini perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok. c. Tahap becoming a smoker, pada tahap ini yaitu apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang sehari, maka mempunyai kecenderungan perokok.

29 d. Tahap Maintanance of smoking, pada tahap ini sudah merupakan suatu cara pengaturan diri. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan Alasan Merokok Ada beberapa alasan umum yang menjadikan seseorang menjadi perokok menurut Monique tahun 2000 yaitu : a. Mencoba coba dan ikut ikutan, dimana kedua hal ini sering menjadi suatu alasan beberapa remaja yang menjadi perokok terutama remaja pria yang selalu ingin mencoba pengalaman baru tanpa mengetahui bahaya yang diakibatkan. b. Menambah kepercayaan diri/ jati diri, alasan ini sering juga menjadi alasan remaja terutama pria di dalam pergaulanya selalu mencari jati diri dan menambah kepercayaan diri. c. Menghilangkan waktu senggang, ini juga merupakan alasan yang sering dijumpai pada beberapa golongan usia. d. Mengusir rasa dingin sementara pada tubuh, alasan ini merupakan alasan pada beberapa golongan masyarakat yang tinggal didaerah dingin karena dapat mengusir rasa dingin pada tubuh. e. Dapat menghilangkan sakit kepala dan stress, alasan ini dijumpai pada orang yang terbiasa merokok dan sudah lama menjadi perokok sehingga apabila tidak merokok seperti ada sesuatu yang hilang yang menyebabkan sakit kepala dan stres.

30 Tipe Perokok Tipe perokok dapat dibagi menjadi 2 : a. Perokok aktif adalah orang orang yang langsung menghisap atau mengkonsumsi rokok. Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai orang yang merokok disekitar kita, seperti dikantor, dipasar, tempat umum lainya atau dalam rumah tangga kita sendiri. b. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok. Hal ini bisa terjadi pada saat perokok aktif mengeluarkan asap utama yang dihisap perokok itu sendiri dan yang keluar keudara sehingga terhisap oleh orang orang yang ada disekitar perokok (Nurlailah, 2000) Remaja Menurut Salzman dalam buku Yusuf (2004) remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minatminat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isuisu moral. Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir (Iskandarsyah,2006). Masa remaja dapat dibagi berdasarkan umur yang terdiri dari dua tahap, yaitu : 1. Masa Remaja Awal sekitar usia tahun, pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya goncangan emosi,

31 kecemasan, dan kekawatiran. Hal hal yang berkaitan dengan perkembangan budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai nilai agama seperti beredarnya film-film dan fofo-foto porno, minuman keras, ganja atau obat obatan terlarang. Hal ini mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja untuk mencobanya. 2. Masa Remaja Akhir tahun, secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan pemikiranya mulai matang (kritis ). Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses perkembangan atau menjadi, yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkunganya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupanya. Disamping itu pada proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus dari masalah. Faktor penghambat ini bisa bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat yang bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter, kurang kasih sayang Karakteristik Remaja Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya menurut Iskandarsyah (2006) karakteristik pada remaja dibagi menjadi menjadi 8 yaitu:

32 a. Masa remaja adalah periode yang penting, periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan meminta hal yang baru. b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan, misalnya pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya. c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, peningkatan emosionalitas, perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, karena perubahan minat dan pola perilaku maka

33 terjadi pula perubahan nilai, dan kebanyakan remaja merasa biasa saja terhadap perubahan yang terjadi. d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu pertama, pada saat anak-anak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga yang ditimbulkan adalah kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri, pada periode ini pergaulan terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan, masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dipikiran masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau guru untuk memecahkan masalahnya. g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis, remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan

34 orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspirasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai. h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dan menciptakan kesimpulan bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual Lingkungan sosial remaja. Secara sosial remaja berada di tiga lingkungan yaitu : 1. Di lingkungan Keluarga, yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara), menerima otoritas orang tua / mau menaati peraturan yang ditetapkan orang tua, menerima tanggung jawab dan batasan batasan atau norma keluarga, berusaha untuk membantu anggota keluarga. 2. Di lingkungan Sekolah, meliputi bersikap bertanggung jawab dan mau menerima peraturan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman teman disekolah, bersikap hormat terhadap guru atau pemimpin sekolah dan staf lainya, membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan tujuanya.

35 3. Di lingkungan Masyarakat, yang terdiri dari mengakui dan menghormati hakhak orang lain, memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain, bersikap simpati dan memperhatikan kesejahteraan orang lain, bersikap menghormati nilai nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan kebijakan masyarakat ( Yusuf, 2004) Pengetahuan Pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk contohnya adalah koran, majalah, , artikel, iklan, dan manusia ( Hendrik, 2003). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan dapat melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang yang terdiri dari : a. Proses adaptasi perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru ada beberapa proses yang berurutan yaitu Awarenes (kesadaran) pada tahap ini seseorang menyadari atau mengetahui stimulus terlebih

36 dahulu, Interest yaitu orang mulai tertarik pada stimulus, selanjutnya adalah evaluation yaitu mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, kemudian trial yaitu orang telah mulai mencoba perilaku baru dan yang terakhir adalah adoption, yakni orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. b. Tingkat pengetahuan. Pengetahuan mencakup enam tingkatan yaitu yang pertama adalah tahu (Know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, pengetahuan tingkat ini termasuk juga mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, yang kedua memahami (Comprehension ) yang merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, yang ketiga aplikasi (Aplication ) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya, keempat adalah Analisis yang merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain, kemudian Sintesis yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian didalam bentuk suatu keseluruhan yang baru, dan yang terakhir adalah Evaluasi (Evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek.

37 2.4. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku atau sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) Tingkatan sikap Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat yaitu menerima (Receiving ) yang berarti subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, merespon (Responding ) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, yang ketiga adalah menghargai ( Valuing ) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan yang paling tinggi adalah bertanggung jawab (Responsible ) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2003) Sifat Sikap Sikap dibagi menjadi dua sifat yang pertama adalah sikap positif yaitu kecenderungan tindakanya mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu dan yang kedua sikap negatif yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Azwar, 2005).

38 Ciri Ciri Sikap Menurut Azwar ( 2005 ) ada 5 ciri-ciri sikap yaitu : 1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. 2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. 3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain : 1. Pengalaman Pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap

39 akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis yang mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 4. Media Massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 6. Faktor Emosional, kadang kala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 2.1.1. Pengertian Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang

Lebih terperinci

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian Rokok Menurut PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, rokok adalah salah satu

Lebih terperinci

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN ( Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 81 Tahun 1999 tanggal 5 Oktober 1999 ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

Lebih terperinci

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN Pertimbangan disusunnya PP No.19 tahun 2003 : a. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara). Diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kandungan Rokok Rokok dan asap rokok mengandung berbagai racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok maupun orang-orang disekitarnya. Setiap kali seseorang menghirup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

ROKOK DAN IKLAN ROKOK BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan pengetahuan siswa SLTP Dharma Pancasila Medan tentang rokok dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah i Rokok merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Bahkan, dewasa ini sejumlah remaja, sudah mulai menghisap lintingan tembakau yang disebut rokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataubentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataubentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ROKOK 2.1.1. Pengertian Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu ataubentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PERILAKU 1. Teori Lawrence Green Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Kandungan rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Merokok merupakan kebiasaan buruk yang menjadi masalah seluruh dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Di negara-negara yang maju kebiasaan merokok telah jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat lebih dari 100 produsen rokok, dimana kebanyakan berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. Produsen rokok yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tembakau diperkirakan sudah digunakan sejak 100 tahun sebelum masehi oleh suku Aborigin di Amerika (Geiss 2007). Kemudian ketika, Columbus mendarat di benua Amerika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan. PENJELASAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN UMUM Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai

Lebih terperinci

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu : A. Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok a. Pengertian Rokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus daun nipah atau kertas (KBBI, 2016). Rokok adalah tembakau yang cara penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia yang berumur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di setiap tempat dapat kita jumpai di berbagai aktivitas, kantor, pusat perbelanjaan, jalan-jalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Saat ini banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh kuman atau bakteri, tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dalam perkembangannya sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Salah satu perilaku tidak sehat oleh remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan adalah merokok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waktu tidur yang dibutuhkan manusia di setiap tahapan umur berbedabeda. Pada mulanya, bayi yang baru lahir akan menghabiskan waktunya untuk tidur dan hanya akan terbangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat konsumsi yang relatif tinggi di masyarakat. Masalah rokok juga masih menjadi masalah nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Anak Ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah gulungan kecil potongan daun tembakau yang dibungkus dalam silinder kertas tipis. Berdasarkan peraturan pemerintah republik indonesia nomor 109 tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Hampir semua orang tahu

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran

Lebih terperinci

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh) Efek rokok bagi tubuh Yang Terhormat (orang tua / pengasuh) Aktivitas di bawah ini dapat digunakan untuk membantu Anda berdiskusi tentang masalah yang berkaitan dengan merokok dengan putra putri Anda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan

Lebih terperinci

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi rokok merupakan salah satu epidemi terbesar dari berbagai masalah kesehatan masyarakat di dunia yang pernah dihadapi, membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh : MEICA AINUN CHASANAH F

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak adalah ciri kehidupan tiada hidup tanpa gerak apa guna hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa merokok adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Asap rokok mempunyai pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah salah satu zat adiktif yang apabila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang biasanya didapatkan dari lingkungan tempat tinggal, orang tua, ataupun temanteman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian rokok Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Kandungan zat berbahaya dalam rokok Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Vina Wiliana Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 19-11-1988 Agama : Buddha Alamat : Jl. Sibayak no.32 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1992-1995 : TK Methodist-3 Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok Perilaku merokok merupakan salah satu salah satu kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan. Seperti yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1) BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah

Lebih terperinci

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari mulai dari usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai lansia. Ketika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai akibat dari perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan.

Lebih terperinci