BAB VII PEKERJAAN PERKUATAN STRUKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII PEKERJAAN PERKUATAN STRUKTUR"

Transkripsi

1 BAB VII PEKERJAAN PERKUATAN STRUKTUR Untuk pekerjaan perbaikan struktur pada pekerjaan pembangunan lanjutan gedung Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan ada beberapa hal perbaikan yang harus dilakukan pada kerusakan yaitu: a. Keretakan pada balok,kolom dan tangga beton. b. Spalling (terlepasnya) beton pada balok dan kolom beton. c. Kerusakan pada Kolom termasuk Beton dan Baja Tulangannya d. Keratakan pada dinding bata, kebanyakan pada sambungan dengan kolom/balok. e. Getaran pada plat lantai. Karena tingkat kerusakan sudah pada taraf cukup mengkhawatirkan, maka harus segera dilakukan penanganan perbaikan dan perkuatan pada beton maupun dinding pada bangunan BBPOM tersebut, apabila tidak segera diambil langkah-langkah penanganan akan sangat membahayakan untuk pegawai maupun untuk bangunan itu sendiri. 1. Sistim Perbaikan A. Perbaikan Keretakan Beton: Pada dasarnya perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan sama sekali terjadinya oksidasi pada tulangan beton sekaligus merekatkan kembali beton yang sudah terputus dengan dilakukan injeksi epoxy resin, sedemikian sehingga tidak terjadi lagi oksidasi pada baja tulangan dan beton kembali lagi pada kekuatan semula. B. Perbaikan Spalling Beton : Karena ada beberapa kolom beton sudah mengalami spalling, maka yang harus dikerjakan adalah mengganti beton yang mengalami spolling dengan 1

2 beton baru, dan beton yang baru ini harus mempunyai kuat tekan diatas beton yang lama, cepat pelaksanaannya dan waktu pengerasan yang singkat. Untuk itu harus dipergunakan beton dari jenis Micro Concrete yang sudah prepacking dari pabrik, sehingga kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan. C. Perbaikan Kolom Beton yang Hancur dan mengalami penurunan : Terdapat beberapa kolom beton mengalami spalling yang sangat parah sehingga berakibat baja tulangan mengalami perubahan (sudah lidak lurus lagi), maka yang harus dikerjakan adalah dengan cara mengdongkrak terlebih dahulu balok yang mengalami penurunan akibat kolomnya hancur, sedemikian sehingga balok kembali keposisi semula (datar), mengganti beton yang mengalami spolling dengan beton baru, mengganti baja yang sudah terdeformasi, beton yang baru ini harus mempunyai kuat tekan diatas beton yang lama, cepat pelaksanaannya dan waktu pengerasan yang singkat. Untuk itu harus dipergunakan beton dari jenis Micro Concrete yang sudah prepacking dari pabrik, sehingga kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan. D. Perbaikan Dinding : Pasangan dinding yang mengalami keretakan, terlepas dari kolom/balok dan masih utuh dan tidak mengalami kemiringan, tidak perlu di demolished, akan tetapi masih dapat dipertahankan dengan dilakukan injeksi Semen yang diberi additive khusus sehingga tidak terjadi shrinkage apabila semen tersebut sudah di injeksikan. E. Perbaikan Plat Lantai : Pada pekerjaan plat lantai untuk menghindari terjadinya getaran yang belebihan pada plat lantai pada saat terjadinya aktifitas di atasnya maka akan dilakukan penambahan kekuatan pada permukaan plat lantai tersebut yaitu dengan pemasangan FiberCarbon (NITOWRAP FRC 300 tebal mm) 2

3 2. Metode Kerja : A. Perbaikan Keretakan Beton 1. Pembersihan Permukaan retakan dibersihkan dengan sikat kawat dilanjutkan dengan sikat ijuk sampai benar benar bersih dari segala kotoran seperti : minyak, debu dan lainnya hingga celah retakan terlihat jelas. 2. Pemasangan Napples Kaki Napples diolesi dengan Sealent Agent (Nitobond EC ) agar Napples dapat melekat pada permukaan retakan beton. Napples dipasang dengan menggunakan stick Napples. Posisi Napples harus tegak lurus dan kemudian ditekan sampai Napples tidak bergerak lagi, selanjutnya stick Napples ditarik kembali. Jarak pemasangan Napples satu dengan lainnya berkisar antara 15 s/d 20 cm. 3. Pemasangan Sealent Setelah Napples tidak bergerak, selanjutnya dipasang penutup retakan dengan sealent. 4. Pemasangan Instalasi Setelah ± 8 jam T pembagi dipasang pada Napples, kemudian Napples tersebut dihubungkan dengan Napples yang lain dengan menggunakan Connected tubing ( selang penghubung ) dalam satu rangkaian. Setiap rangkaian terdiri dari 5 Napples yang disambungkan dalam suatu jaringan tertutup dengan 2 3 rangkaian lainnya, sehingga dalam satu jaringan terdapat antara 10 s/d 15 Napples Untuk membagi aliran cairan Epoxy pada setiap ujung rangkian digunakan T pembagi yang kemudian dihubungkan dengan mesin injeksi LPI-P dengan menggunakan selang penghubung. 3

4 5. Mixing dan Injeksi Epoxy Setelah instalasi siap terpasang, maka dilakukan mixing dengan menggunakan tabung pengaduk. Pencampuran material Conbextra EP 10 TG dilakukan sesuai dengan persyaratan, yaitu Hard : Base = 1 : 3 Untuk memperoleh campuran yang homogen digunakan mixer dan padle mixer yang sesuai, yaitu yang berkecepatan rendah. Setelah cairan Epoxy mencapai homogenitas, maka cairan tersebut dimasukan kedalam tabung injeksi pada mesin LPI P untuk segera dilakukan proses injeksi. Selama proses Injeksi berlangsung dilakukan pengawasan pada : a. Sumber tekanan dan Compressor b. Cairan dalam tabung yang dapat menimbulkan panas akibat cairan mendekati waktu setting dan persiapan mixing jika cairan dalam tabung sudah mendekati habis. c. Napples yang sedang diinjeksi untuk segera ditutup bila sudah penuh. Proses Injeksi dianggap selesai apabila terlihat tanda tanda sebagai berikut: a. Kecepatan aliran Epoxy terlihat sangat lambat b. Pada sela sela kaki Napples timbul cairan Epoxy juga pada retakan lain yang jaraknya berdekatan pada retakan yang sedang mengalami proses injeksi. 6. Finishing Setelah ± 12 Jam cairan Epoxy sudah berfungsi dengan baik, sehingga Napples sudah dapat dipotong dengan Gerinda. 4

5 B. Perbaikan Spolling Beton : Perbaikan dengan cara Grouting. Metode Grouting dilakukan pada beton yang mengalami spalling, kropos dan kerusakan retak retak dengan kedalaman retakan yang cukup dalam dan lebar,retakan sampai selebar 20 mm, hingga tulangan tidak terlindungi lagi oleh selimut beton dan dapat mengakibatkan tulangan mengalami korosi. Tahapan perbaikan beton dengan metode Grouting : 1. Pekerjaan Chipping Pekerjaan chipping dimaksudkan untuk mengupas beton yang sudah mengalami spalling atau crack, chipping dilakukan hingga ketebalan tertentu, atau sampai tulangan terlihat dan ada jarak kira-kira satu jari dengan permukaan beton yang lama. Dalam proposal ini dibuat untuk chipping pada balok/kolom +/-5 Cm pada bagian sisi-sisinya. Untuk pelaksanaan chipping dipergunakan Electric Hammer Drill dengan kapasitas 8 10 kg, yang dimaksud untuk menghindari getaran yang berlebihan. Apabila pelaksanaan chipping sudah selesai, maka hasil chipping dibersihkan dengan High Pressure Water Jetting dengan maksud untuk membersihkan hasil chipping dari sisa-sisa debu dan sekaligus memberikan penjenuhan terhadap beton existing. 5

6 A. TEBAL CHIPPING UNTUK BETON RUSAK BERAT Di chipping 9 cm 7 cm 7 cm Di chipping B. TEBAL CHIPPING UNTUK BETON RUSAK SEDANG / RINGAN Di chipping 5 cm 5 cm 5 cm Di chipping 2. Pekerjaan cetakan Micro Concrete Cetakan micro concrete dibuat bentuknya sesuai dengan kebutuhan, cetakan tersebut dibuat dari bahan multiplek lapis film dengan ketebalan 18 mm yang diperkuat dengan besi siku L dan bout dia 10mm. Pekerjaan pembuatan cetakan micro concrete dilakukan di workshop dengan menggunakan peralatan : Mesin las listrik, mesin potong besi dan alat bantu lainnya. Pemasangan cetakan micro concrete di lapangan dilakukan dengan menggantung cetakan tersebut menggunakan Dyna Bolt. 3. Pekerjaan Pouring/Grouting Pekerjaan pouring adalah : pekerjaan pelapisan / pengecoran beton pada bagian beton yang dikupas untuk mengembalikan pada domensi awal dari komponen struktur saluran. Ketebalan pouring pada pelat bagian bawah adalah 5-10 cm. Persiapan pekerjaan pouring : Sebelum dilakukan pouring, dilakukan persiapan / instalasi terhadap peralatan yang digunakan, yaitu : Tabung Sagola, mesin kompresor, slang 1 ½ inch dan Hand mixer untuk mencampur material 6

7 (Renderoc HF Premix) dengan air bersih. Tabung sagola dihubungkan dengan lubang inlet pada bekisting oleh slang 1 ½ inch Setelah instalasi siap, maka dilakukan pencampuran material Renderoc HF Premix dengan air, pencampuran dilakukan menggunakan peralatan Hand mixer yang mempunyai paddle mixer berbentuk spiral, kecepatan pengadukan adalah : 400 sampai 500 putaran permenit. Pengadukan dilakukan pada ember pengaduk dengan komposisi 30 Kg Renderoc HF Premix dicampur dengan ± 4,0 liter air bersih selama ± 2 3 menit sampai terlihat material tercampur merata. Kemudian material yang telah tercampur tersebut dituang kedalam tabung Sagola untuk selanjutnya di masukan kedalam cetakan dengan menggu nakan tekanan compressor sebesar 2 3 bar sampai merata memenuhi seluruh ruang didalam cetakan tersebut. Setelah seluruh ruang dalam cetakan dipenuhi oleh material yang terindikasi dengan keluarnya material dari lubang outlet, maka tekanan dihentikan dan slang pada lubang inlet dipotong dan lubang inlet ditutup dengan mengikat sisa slang yang terpotong tersebut dan selanjutnya bekisting dibuka setelah waktu setting dari material terlampaui atau ± 9 jam. 4. Pekerjaan Coating lapisan pelindung. Setelah bekisting dibuka pada struktur beton, maka diperlukan coating, untuk melindungi beton baru dari zat-zat kimia yang merusak konstruksi beton. Untuk itu digunakan materian Curseal. Pelaksanaan coating dilakukan dengan menggunakan alat kuas yang langsung diapliaksikan pada permukaan beton secara merata. C. Perbaikan Kolom (Balok) Beton Yang Turun : 1. Pendongkrakkan Kolom Beton. Kolom Beton yang mengalami Penurunan akibat Spalling pada ujung atas kolom beton sebelum dilakukan pendongkrakkan terlebih dahulu disiapkan penyangga, kemudian baja tulangan yang telah mengalami deformasi dipotong, penyangga diletakkan pada sisi kiri dan kanan (pada balok) kolom, dan dilanjutkan dengan pendongkrakkan dengan dongkrak yang cukup besar kapasitasnya, setelah posisi balok bisa 7

8 mendatar sempurna dipasang penyangga dari baja WF atau kayu, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan penggantian baja tulangan dan Grouting. 2. Pekerjaan Grouting dan baja tulangan. Metode Grouting dilakukan pada beton yang mengalami spalling, kropos dan kerusakan retak retak dengan kedalaman retakan yang cukup dalam dan lebar,retakan sampai selebar 20 mm, hingga tulangan tidak terlindungi lagi oleh selimut beton dan dapat mengakibatkan tulangan mengalami korosi. Balok beton retak dan kropos Balok beton retak dan kropos Tahapan perbaikan beton dengan metode Grouting : a. Pekerjaan Chipping. Pekerjaan chipping dimaksudkan untuk mengupas beton yang sudah mengalami spalling atau crack, chipping dilakukan hingga ketebalan tertentu, atau sampai tulangan terlihat dan ada jarak kira-kira satu jari dengan permukaan beton yang lama. Dalam proposal ini dibuat untuk chipping pada kolom sampai dengan beton yang tidak mengalami kerusakan. Untuk pelaksanaan chipping dipergunakan Electric Hammer Drill dengan kapasitas 8 10 kg, yang dimaksud untuk menghindari getaran yang berlebihan. Apabila pelaksanaan chipping sudah selesai, maka hasil chipping dibersihkan dengan High Pressure Water Jet dengan maksud untuk membersihkan hasil chipping dari sisa-sisa debu dan sekaligus memberikan penjenuhan terhadap beton existing 8

9 b. Pengantian dan Penambahan Baja Tulangan. Baja tulangan yang sudah mengalami deformasi di potong, kemudian dipasang baja tulangan yang baru dengan cara serta aturan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia termasuk didalamnya pemasangan sengkang. Jenis baja yang digunakan antara lain : - Diameter baja > Ø 19 mm tulangan ulir dengan mutu baja U 32 digunakan untuk tulangan utama kolom. - Diameter baja > Ø 12 mm digunakan tulangan ulir dengan mutu baja U Diameter baja < Ø 12 mm digunakan tulangan polos dengan mutu baja U 24. Pekerjaan Penulangan. Pekerjaan Penulangan dimaksudkan untuk mengganti tulangan yang sudah tidak memenuhi syarat lagi akibat terkena korosi dengan tulangan yang baru minimal sepanjang dari panjang penyaluran tegangan dengan cara tulangan yang lama yang sudah terkorosi dipotong dengan las, kemudian tulangan yang baru dilas pada ujung tulangan lama, akan tetapi apabila tidak memungkinkan untuk dilas, maka tulangan yang baru dimasukkan ke dalam beton dengan cara beton dibor terlebih dahulu sedalam 10 cm, kemudian tulangan ditanam dengan perekat epoxy. Tulangan besi yang lama dan baru seluruhnya dicat dengan bahan anti karat. Material yang digunakan adalah Nitoprime Zinchrich. 9

10 MUKA LANTAI II PLAT LANTAI T = 12 CM DIBOR BEGEL EXISTING KOLOM EXISTING BETON K.450 PICHING 7CM BEGEL Ø BESI EXISTING 18 Ø Ø 19 BEGEL EXISTING 7 PICHING 7CM BEGEL Ø BETON K.450 KOLOM EXISTING BESI EXISTING Pekerjaan cetakan Micro Concrete Cetakan micro concrete dibuat bentuknya sesuai dengan kebutuhan, cetakan tersebut dibuat dari bahan multiplek lapis film dengan ketebalan 18 mm yang diperkuat dengan besi siku L Pekerjaan pembuatan cetakan micro concrete dilakukan di workshop dengan menggunakan peralatan : Mesin las listrik, mesin potong besi dan alat bantu lainnya. 10

11 Pemasangan cetakan micro concrete di lapangan dilakukan dengan menggantung cetakan tersebut menggunakan Dyna Bolt atau dengan bantuan kaso-kaso untuk penguat. 4. Pekerjaan Pouring/Grouting Pekerjaan pouring adalah : pekerjaan pengecoran beton pada bagian beton yang dikupas untuk mengembalikan pada domensi awal dari komponen struktur saluran. Persiapan pekerjaan pouring : Sebelum dilakukan pouring, dilakukan persiapan / instalasi terhadap peralatan yang digunakan, yaitu : Tabung Sagola, mesin kompresor, slang 1 ½ inch dan Hand mixer untuk mencampur material ( Renderoc HF Premix) dengan air bersih. Tabung sagola dihubungkan dengan lubang inlet pada bekisting oleh slang 1 ½ inch Setelah instalasi siap, maka dilakukan pencampuran material Renderoc HF Premix dengan air, pencampuran dilakukan menggunakan peralatan Hand mixer yang mempunyai paddle mixer berbentuk spiral, kecepatan pengadukan adalah : 400 sampai 500 putaran permenit. Pengadukan dilakukan pada ember pengaduk dengan komposisi 30 Kg Renderoc HF Premix dicampur dengan ± 4,0 liter air bersih selama ± 2 3 menit sampai terlihat material tercampur merata. Kemudian material yang telah tercampur tersebut dituang kedalam tabung Sagola untuk selanjutnya di masukan kedalam cetakan dengan menggu nakan tekanan compressor sebesar 2 3 bar sampai merata memenuhi seluruh ruang didalam cetakan tersebut. Setelah seluruh ruang dalam cetakan dipenuhi oleh material yang terindikasi dengan keluarnya material dari lubang outlet, maka tekanan dihentikan dan slang pada lubang inlet dipotong dan lubang inlet ditutup dengan mengikat sisa slang yang terpotong tersebut dan selanjutnya bekisting dibuka setelah waktu setting dari material terlampaui atau ± 9 jam. 5. Pekerjaan Coating lapisan pelindung. Setelah bekisting dibuka pada struktur beton, maka diperlukan coating, untuk melindungi beton baru dari zat-zat kimia yang merusak konstruksi 11

12 beton. Untuk itu digunakan materian Curseal. Pelaksanaan coating dilakukan dengan menggunakan alat kuas yang langsung diapliaksikan pada permukaan beton secara merata. D. Perbaikan Keretakan Dinding: 1. Pembersihan Permukaan retakan dibersihkan dari kotoran akibat retakan, dilanjutkan dengan disikat dengan sikat ijuk sampai benar benar bersih dari segala kotoran seperti : minyak, debu dan lainnya hingga celah retakan terlihat jelas. 2. Pemasangan Pipa injeksi. Pada retakan dipasang pipa aluminium diameter 0,25 inchi dengan cara di bor terlebih dahulu pada daerah retakan dan dilekatkan dengan perekat khusus sehingga kuat melekat pada permukaan retakan. Jarak pemasangan antar pipa injeksi satu dengan lainnya berkisar antara 45 s/d 50 cm. 3. Pemasangan Sealent Setelah pipa injeksi tidak bergerak, selanjutnya dipasang penutup retakan dengan sealent. 4. Pekerjaan Injeksi Setelah ± 24 jam dilakukan penyuntikan Cementitieus grout dengan alat manual, bahan yang di injeksikan terdiri atas Portland Cement ditambah dengan Cebex 100 untuk menghindarkan terjadinya penyusutan bahan yang di injeksikan. 12

13 5. Finishing Setelah ± 24 Jam cairan Semen sudah berfungsi dengan baik, sehingga Pipa injeksi sudah dapat dipotong dengan Gerinda. 6. Bahan/Material yang dipergunakan. a. Untuk melakukan perbaikan dengan cara Injeksi pada balok, dan kolom beton dipergunakan material Khusus, yaitu Conbextra EP 10 TG. Data teknis material Compressive Strength Tensile Strength Flexural Strength : 57 N/mm 2 pada umur 1 hari : 66 N/mm 2 pada umur 3 hari : 93 N/mm 2 pada umur 7 hari : 26 N/mm 2 pada umur 7 hari : 63 N/mm 2 pada umur 7 hari a. Untuk melakukan perbaikan dengan cara grouting pada umumnya baik plat lantai beton, balok, dan kolom digunakan material Khusus, yaitu material Renderoc HF..Data teknis material : Metode Test Kecepatan alir fluida Setting time Waktu setting awal Waktu setting akhir Kuat tekan karakteristi k Modulus elastisitas Kekuatan lekat Hasil test 750 mm dalam 10 detik Berat Jenis 2100 kg / m 3 6 ½ jam ( pd 20 0 C ) 9 jam ( pd 20 0 C ) 440 Kg / cm 2 pada umur 7 hari 550 Kg / cm 2 pada umur 14 hari 640 Kg / cm 2 pada umur 28 hari 33 kn / mm 2 pada umur 28 hari 66 kn / mm 2 pada umur 28 hari 13

14 b. Material yang digunakan untuk merekatkan besi tulangan dengan beton lama yang terdiri dari bahan Epoxy resin, yaitu material Epoxy Nitobond EC. Data teknis material Compressive Strength Tensile Strength Flexural Strength Bond strength : 600 Kg / cm 2 pada umur 1 hari : 700 Kg / cm 2 pada umur 3 hari : 800 Kg / cm 2 pada umur 7 hari : 220 Kg / cm 2 pada umur 7 hari : 500 Kg / cm 2 pada umur 7 hari : 400 Kg / cm 2 pada umur 7 hari D. Perbaikan Plat Lantai: Pekerjaan persiapan. Area yang akan diberi perkuatan sesuai gambar rencana perkuatan diberi tanda Material Nitowrap FRC 300 dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Pembersihan permukaan beton pada bidang yang akan diberi perkuatan untuk menghilangkan kotoran, bekas cat, kontaminasi minyak atau lumut dan meratakan permukaan yang menonjol dengan mesin Gerinda. Untuk aplikasi pada sudut tegak lurus (pada arah geser atau confinement column) maka perlu dilakukan perbaikan pada sudut tajam dengan cara membentuk sudut menjadi bidang lengkung. RØ10mm Concrete Apabila dijumpai kulit beton yang terkelupas atau gompal maka perlu dilakukan penambalan terlebih dahulu dengan mortar khusus sesuai yang direkomendasikan oleh pihak pabrik. 14

15 Concret EPOXY PUTTY / MORTAR EPOXY PUTTY / MORTAR Pembersihan permukaan dari debu dilakukan dengan cara divacuum atau disemprot dgn compressor dan kemudian diseka dengan menggunakan lap bersih. Priming Material Nitowrap Primer disiapkan sesuai dengan kebutuhan yang akan diaplikasikan sesuai dengan proporsi perbandingan antara base dan hardener (2 :1) Kemudian material dimasukkan ke dalam tempat yang telah disiapkan ( ember pengaduk ) Selanjutnya material di campur dengan cara mengaduk dengan menggunakan slow speed hand mixer hingga tercapai campuran yang homogen selama lebih kurang 2 menit 15

16 Setelah capuran homogen maka diaplikasikan ke permukaan yang telah dimarking dengan menggunakan roller brush hingga merata ke seluruh permukaan Untuk permukaan yang porous dapat dilakukan coating ulang primer setelah primer lapis pertama kering Pemasangan Nitowrap FRC 300 Nitowrap FRC 300 yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang direncanakan disiapkan pada lokasi telah dibersihkan. Nitowrap Encapsulation Resin disiapkan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan diaduk sesuai dengan pengadukan Nitowrap Primer Kemudian Nitowrap Encapsulation Resin yang telah disiapkan diaplikasikan ke permukaan yang telah diprimer dengan menggunakan roller brush Selanjutnya Nitowrap FRC yang telah disiapkan direkatkan ke permukaan yang telah diaplikasikan Nitowrap Encapsulation Resin dengan menggunakan roll karet yang ditekan ke permukaan serat carbon Nitowrap FRC searah dengan serat carbon untuk membantu agar seluruh permukaan Nitowrap FRC menempel dengan sempurna ke lapisan perekat. Nitowrap FRC ini dipasang dalam keadaan tegang dan tidak boleh ada bagian yang terlipat Kemudian Nitowrap Encapsulation Resin diaplikasikan lagi pada permukaan Nitowrap FRC untuk proses impregnasi dengan menggunakan roller brush sampai seluruh material carbon terbenam dalam lapisan epoxy : : Nitowrap : Nitowrap FRC300 : Nitowrap Encapsulation 16

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB V RETAK BETON BERTULANG

BAB V RETAK BETON BERTULANG BAB V RETAK BETON BERTULANG 5.1 KERUSAKAN BETON BERTULANG PADA STRUKTUR Seringkali dalam pekerjaan struktur mengalami sebuah permasalahan seusai pekerjaan tersebut telah menjadi bentuk bangunan struktur.

Lebih terperinci

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6 Bab 6 6 Estimasi Biaya Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 6.1 Umum Perkiraan biaya konstruksi Pekerjaan Perbaikan Dermaga Konvensional A s/d I dan pemasangan sistem

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan BAB III METODE PEMASANGAN BALOK SUSULAN 3.1 Umum Pemasangan balok susulan diharapkan dapat mengkondisikan balok susulan tersebut bekerja seperti balok yang seharusnya ada, sesuai dengan perencanaan semula.

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dibahas prilaku beton mutu K-300 dengan kandungan serat 0 % dan 1 % dari volume serta balok pratarik dengan kandungan serat 0 %

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON 7.1 Uraian Umum Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

Perbaikan Struktur Gedung Bangunan Cagar Budaya (Studi Kasus pada bangunan di Jl. Rajawali No. 3 5, Surabaya)

Perbaikan Struktur Gedung Bangunan Cagar Budaya (Studi Kasus pada bangunan di Jl. Rajawali No. 3 5, Surabaya) Jurnal APLIKASI Volume 11, Nomor 1, Pebruari 2013 Perbaikan Struktur Gedung Bangunan Cagar Budaya (Studi Kasus pada bangunan di Jl. Rajawali No. 3 5, Surabaya) Akhmad Yusuf Zuhdy, R. Buyung Anugraha, Sungkono

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak

PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN Kusdiman Joko Priyanto Abstrak Kebakaran merupakan bencana yang dapat terjadi setiap saat dan kapan saja. Banyak bangunan telah mengalami kebakaran karena berbagai

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material, BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Beton Bertulang Pengertian beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk

Lebih terperinci

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON Niko S 1, Robert D 2, Handoko Sugiharto 3 ABSTRAK: Dalam dunia konstruksi, beton adalah barang yang sering

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah balok dengan ukuran panjang 300 cm, tinggi 27 cm dan lebar 15 cm. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah beton

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI 2.1. PENGERTIAN BETON BERTULANG Beton bertulang (reinforced concrete) tersusun dari bahan beton dan baja, yang antara keduanya mempunyai ikatan/lekatan (bond) yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO BENGKEL KERJA BATU BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB DAN METODE PERBAIKAN YANG TEPAT PADA BETON YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR NON-STRUKTURAL

ANALISA PENYEBAB DAN METODE PERBAIKAN YANG TEPAT PADA BETON YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR NON-STRUKTURAL ANALISA PENYEBAB DAN METODE PERBAIKAN YANG TEPAT PADA BETON YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR NON-STRUKTURAL Daniel Alfredo, Kevinardy Hutomo, Prasetio Sudjarwo, Januar Buntoro ABSTRAK: Saat ini, banyak ditemukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 Pendahuluan Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat mempengaruhi berbagai aspek yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut, antara lain

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.2 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana di Kampus Bukit Jimbaran. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang cukup pesat diikuti dengan bertambah banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya peningkatan yang menonjol serta

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

M-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA

M-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA M-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA M-SYSTEM Panel M-System : Single Panel Double panel Partisi kecil Partisi besar Panel partikon Single panel khusus (hp) Panel tangga Panel bordes Aksesoris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.

Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja. Laporan Survei Kerusakan Bangunan dan Rekomendasi Perbaikan Gereja Baptis di Padang Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Pendahuluan Pada tanggal 30

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

SESI 9 KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI. Kementerian Pekerjaan Umum

SESI 9 KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI. Kementerian Pekerjaan Umum SESI 9 KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 PENDAHULUAN Siar muai mengakomodir pergerakan jembatan tanpa menimbulkan tegangan tambahan yang signifikan Pemilihan siar muai berdasarkan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode pengujian langsung lapangan dengan Static Loading Test pada pelat jembatan dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pembuatan Jig BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk membantu pada saat proses penyambungan komponen (assembly) maka perlu untuk dibuat cetakan untuk sepeda sehingga sepeda dapat presisi dan nyaman untuk

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

Ganter Bridge, 1980, Swiss. Perencanaan Struktur Beton Bertulang

Ganter Bridge, 1980, Swiss. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Ganter Bridge, 1980, Swiss Perencanaan Struktur Beton Bertulang Beton dan Beton Bertulang Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Bahan lain (admixtures)( ) dapat ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi parameter penelitian, alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, serta tahapan-tahapan proses penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Regina Deisi Grasye Porajow M. D. J. Sumajouw, R. Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS 6.1 Pengertian Umum Beton prestress adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR Million Tandiono H. Manalip, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : tan.million8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing :

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing : WATERPROOFING Waterproofing adalah bahan yang dipergunakan untuk melindungi bagian bawah suatu permukaan untuk menolak atau menahan rembesan dari bahan cair terhadap struktur yang dilapisi. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran.

Lebih terperinci