Oleh: Darwin ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Darwin ABSTRAK"

Transkripsi

1 PILIHAN HUKUM DALAM PERJANJIAN PERLINTASAN PIPA DARAT ANTAR KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI BERDASARKAN HUKUM PERJANJIAN DAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (Studi Kasus Terhadap Negosiasi Klausula Hukum Yang Mengatur Dalam Perumusan Perjanjian Perlintasan Pipa Darat Antara PT Pertamina Hulu Energi dengan Mobil Cepu Limited) Oleh: Darwin ABSTRAK Penelitian yang diangkat adalah Pilihan Hukum dalam Perjanjian Perlintasan Pipa Darat antar Kontraktor Kontrak Kerja Sama Berdasarkan Hukum Perjanjian dan Hukum Perdata Internasional. Dengan subjudul studi kasus terhadap negosiasi klausula hukum yang mengatur dalam perjanjian perlintasan pipa darat antar PT Pertamina Hulu Energi dan Mobil Cepu Limited. Pembimbing utama dari penelitian ini adalah Prof. Huala Adolf, S.H., LL.M., Ph.D dan anggota pembimbing adalah Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M. Metode pada penelitian ini didasarkan atas data yang dikumpulkan melalui penelitian. Untuk itu dipergunakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam sumber hukum perdata internasional dan hukum perjanjian dengan pendekatan studi kasus. Data utama yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa prinsip-prinsip dalam hukum perjanjian dan hukum perdata internasional yang harus diterapkan dalam menentukan pilihan hukum pada perjanjian perlintasan pipa darat antara PT Pertamina Hulu Energi dan Mobil Cepu Limited selain asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme dan asas itikad baik, perlu juga diperhatikan asas-asas dalam hukum perdata internasional seperti asas lex rei sitae, asas lex loci contractus, asas lex loci actus dan asas choice of law.. Berdasarkan hasil penelitan, dapat disimpulkan bahwa mengacu kepada hukum perjanjian dan hukum perdata internasional, pilihan hukum yang sesuai untuk diterapkan dalam perjanjian perlintasan pipa darat antara PT Pertamina Hulu Energi dan Mobil Cepu Limited adalah hukum Indonesia. 1

2 Keyword: Perjanjian Perlintasan Pipa Darat, Pilihan Hukum ABSTRACT Darwin, , Department of Law Studies, Faculty of Law Padjadjaran University. Title of this research is Choice of Law in Onshore Pipeline Crossing Agreement between Oil and Gas Upstream Contractors Based on Contract Law and International Private Law. With sub-title: case study on negotiation of choice of law in drafting onshore pipeline crossing agreement between PT Pertamina Hulu Energi and Mobil Cepu Limited. The main supervisor for this research is Prof. Huala Adolf, S.H., LL.M., Ph.D and the supporting supervisor is Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M. This research was based upon data gathered through research and conducted using normative legal research, a legal research that refers to legal norms as established in international private law and contract law with case study approach. Main data that was utilized is secondary data gathered from literature study. The research outcomes found that principles in contract law and international private law that shall be implemented in determining the choice of law within onshore pipeline crossing agreement between the oil and gas upstream contractors, other than the principle of freedom to contract, good faith, and consensus, may appear principles of international private law: lex rei sitae, lex loci contractus, lex loci actus and choice of law. Based on the research outcomes, concluded that based on the principles in contract law and international private law, the most appropriate law to be implemented as governing law in onshore pipeline crossing agreement between PT Pertamina Hulu Energi dengan Mobil Cepu Limited is Indonesian Law. Keyword: Onshore Pipeline Crossing Agreement, Choice of Law 2

3 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi jumlah besar dalam bentuk infrastruktur utama maupun penunjang tidak dapat terelakkan, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur CPA (Central Processing Area) yang berfungsi untuk memproses minyak mentah yang diangkat dari dalam perut bumi agar dipisahkan dari unsur air untuk selanjutnya dialirkan melalui pipa ke storage yang dalam prakteknya biasa bersandar dalam bentuk floating storage di kawasan perairan laut. Pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan minyak mentah tersebut terbentang dari CPA (Central Processing Area) sampai ke floating storage dengan jarak yang cukup jauh dan memakan biaya pembangunan dengan nilai jutaan Dollar Amerika Serikat dan melewati kawasan pemukiman penduduk, persawahan, kawasan hutan dan lainnya. Hal ini tentu mengandung risiko baik keselamatan maupun keamanan dalam pelaksanaannya. Struktur yang kokoh sangat diperlukan untuk melindungi pipa tersebut dari potensi tekanan eksternal yang dapat merusak dan mengganggu proses pengaliran minyak mentah yang pada akhirnya dapat berdampak pada produksi minyak nasional. Persinggungan wilayah kerja antar Kontraktor Kontrak Kerja Sama mengakibatkan perlintasan pipa-pipa penyalur minyak mentah tersebut tidak dapat terelakkan dan mengakibatkan paparan risiko kepada Kontraktor-Kontraktor Kontrak Kerja Sama tersebut meningkat secara 3

4 signifikan. Hal ini yang menjadi pertimbangan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang bersinggungan wilayah kerjanya untuk mengatur ketentuan mengenai hak dan kewajiban dalam hal perlintasan pipa penyalur minyak mentah dan risiko yang mungkin dapat timbul dalam proses instalasi maupun dalam penggunaanya saat terpasang. PHE tengah menyusun suatu perjanjian perlintasan pipa antara PHE dengan MCL yang bersinggungan wilayah kerjanya. PHE telah memasang dan menggunakan jalur pipa minyak mentah sepanjang 20 (dua puluh) km sejak tahun 1997 yang mengalirkan minyak mentah dari CPA Mudi ke sekitar pantai di Desa Karang Agung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. MCL, sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang bersinggungan wilayah kerjanya dengan PHE Tuban East Java, memiliki rencana untuk menggelar pipa yang akan melintasi jalur pipa PHE Tuban East Java sebanyak 15 titik perlintasan. MCL pada rencananya akan mengerjakan jalur pipa 20 inci yang membentang dari Kabupaten Bojonegoro ke Tuban sepanjang 72 kilometer dengan 11 kecamatan yang akan dilintasi pipa untuk mengalirkan minyak mentah dari Lapangan Banyuurip, Blok Cepu tersebut. Diantaranya, 5 kecamatan di Bojonegoro dengan jumlah desa mencapai 26 dan di Kabupaten Tuban ada 31 desa di 6 kecamatan dan untuk Kabupaten Bojonegoro, 5 kecamatan yang dimaksud adalah, Kecamatan Ngasem terdapat 7 desa, Kalitidu terdapat 2 desa, Dander terdapat 3 desa, Kapas terdapat 5 desa dan Kecamatan Kota terdapat 9 4

5 desa yang akan dilalui pipa. Sedangkan Kabupaten Tuban, di Kecamatan Soko ada 7 desa yang dilintasi pipa, Rengel terdapat 9 desa, Plumpang terdapat 7 desa, Widang terdapat 1 desa, Semanding terdapat 1 desa dan 6 desa di Kecamatan Palang. Perjanjian Perlintasan Pipa Darat (Onshore Pipeline Crossing Agreement) antara PHE Tuban East Java dengan MCL telah disusun selama hampir 2 tahun namun belum dapat disetujui para pihak dikarenakan belum adanya kesepakatan mengenai klausula Hukum yang Mengatur. Perlu peneliti sampaikan bahwa ketidaksepakatan tersebut timbul karena pihak Mobil Cepu Limited bersikeras untuk menggunakan Hukum Inggris sebagai hukum yang mengatur, namun PT Pertamina Hulu Energi Tuban East Java berkehendak agar Hukum Indonesia harus menjadi hukum yang mengatur Perjanjian Perlintasan Pipa Darat tersebut. Penentuan klausula hukum yang mengatur merupakan aspek penting dalam menjamin adanya kepastian hukum bagi para pihak dalam perjanjian. Peneliti mendapatkan fakta-fakta awal yang berlaku dan merupakan asas penting dari Perjanjian Internasional sebagai berikut: a. Courtesy, yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan Negara. b. Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh iktikad baik. 5

6 c. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu Negara terhadap Negara lain dapat dibalas setimpal. d. Egality Rights, yaitu asas yang menentukan bahwa pihak yang aling mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama. e. Rebus Sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu. f. Pacta Sunt Servanda, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati. Adapun peneliti menemukan juga pada tahap awal penelitian mengenai subjek hukum perjanjian internasional yang juga berarti pihakpihak yang mengadakan perjanjian internasional. Subjek hukum internasional antara lain: a. Negara b. Takhta Suci Vatikan c. Palang Merah Internasional d. Organisasi Internasional e. Individu atau Orang Perorangan f. Pemberontak atau Pihak dalam Sengketa g. Perusahaan multinasional Dalam perjanjian perlintasan pipa darat antara PHE dengan MCL, dapat dikemukakan bahwa para pihak dalam perjanjian adalah Perusahaan Multinasional dan merupakan subjek dalam perjanjian 6

7 internasional. Sementara asas perjanjian internasional yang dapat digarisbawahi atau mendapat perhatian khusus adalah asas courtesy, bonafides dan egality rights. Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan Negara merupakan suatu dasar penting dari perancangan perjanjian internasional. Begitu pula dengan asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh itikad baik (bonafides) dan asas yang menentukan bahwa pihak yang aling mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama. Mengenai objek dari perjanjian perlintasan pipa darat antara PHE dengan MCL, tentunya pipa / flowline yang mengalirkan minyak bumi dari CPA ke floating storage. Peneliti menemukan pada tahap awal bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Hukum Perdata Internasional mengatur beberapa asas yang penting untuk melakukan penelitian ini. Pihak MCL mengajukan hukum Inggris sebagai hukum yang mengatur dalam perjanjian perlintasan pipa darat tersebut. Sebagai fakta yang akan diteliti lebih jauh dalam penelitian ini. peneliti kemukakan sebelumnya, bahwa beberapa asas dalam Hukum Perdata Internasional yang akan diteliti lebih jauh adalah sebagai berikut: 1. Lex Rei Sitae (Lex Situs): hukum yang berlaku atas suatu benda adalah hukum dari tempat dimana benda itu terletak atau berada (bisa benda bergerak, berwujud, atau tak berwujud). 7

8 2. Lex Loci Contractus: terhadap perjanjian yang bersifat HPI berlaku kaidah hukum dari tempat pembuatan perjanjian/ tempat dimana perjanjian ditandatangani. 3. Lex Loci Solutionis: hukum yang berlaku adalah tempat dimana isi perjanjian dilaksanakan. 4. Lex Loci Celebrationis: hukum yang berlaku bagi sebuah perkawinan adalah sesuai dengan hukum tempat perkawinan itu dilangsungkan. 5. Lex Domicile: hukum yang berlaku adalah tempat seseorang berkediaman tetap/ permanent home. 6. Lex Patriae: hukum yang berlaku adalah dari tempat seseorang berkewarganegaraan. 7. Lex Loci Forum: hukum yang berlaku adalah tempat perbuatan resmi dilakukan. Perbuatan resmi adalah pendaftaran tanah, kapal dan gugatan perkara itu diajukan dan perbuatan hukum yang diajukan. 8. Lex Loci Delicti Commisi Tator: Hukum dari tempat dimana perbuatan melanggar hukum dilakukan 9. Asas choice of law (pilihan hukum): hukum yang berlaku adalah hukum yang dipilih berdasarkan para pihak. Peneliti menggarisbawahi dan mengerucutkan penelitian terhadap asas hukum perdata internasional dan mendapat perhatian khusus adalah asas Lex Rei Sitae (Lex Situs), hukum yang berlaku atas suatu benda 8

9 adalah hukum dari tempat dimana benda itu terletak atau berada, asas Lex Loci Contractus: terhadap perjanjian yang bersifat HPI berlaku kaidah hukum dari tempat pembuatan perjanjian/ tempat dimana perjanjian ditandatangani, asas Lex Loci Solutionis: hukum yang berlaku adalah tempat dimana isi perjanjian dilaksanakan, dan asas choice of law (pilihan hukum): hukum yang berlaku adalah hukum yang dipilih berdasarkan para pihak. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka dihasilkan suatu Identifikasi Masalah sebagai berikut: 1. Apa prinsip hukum perjanjian dan hukum perdata internasional yang dapat diterapkan dalam menentukan pilihan hukum mengatur dalam perjanjian perlintasan pipa darat antar kontraktor kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi? 2. Apa pilihan hukum yang dapat diterapkan dalam perjanjian perlintasan pipa darat antar kontraktor kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan hukum perjanjian dan hukum perdata internasional. 9

10 II. METODE PENELITIAN Penulisan tesis ini didasarkan atas data yang dikumpulkan melalui penelitian. Untuk itu dipergunakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam sumber hukum perdata internasional dan hukum perjanjian. Dalam penelitian hukum normatif, maka data utama yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan. 1 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perjanjian dan Hukum Perdata Internasional dalam Menentukan Pilihan Hukum pada Perumusan Perjanjian Perlintasan Pipa Darat Dalam proses negosiasi dan perumusan perjanjian perlintasan pipa darat antara Mobil Cepu Limited dan PT Pertamina Hulu Energi, hasil pertemuan atau rapat yang difasilitasi oleh BPMIGAS pada tanggal 30 Desember 2011 yang telah menyepakati bahwa pilihan hukum yang akan diterapkan sebagai hukum yang mengatur pada perjanjian perlintasan pipa darat antara Mobil Cepu Limited dan PT Pertamina Hulu Energi adalah hukum Indonesia, merupakan suatu bentuk kesepahaman prakontraktual antara Mobil Cepu Limited dan PT Pertamina Hulu Energi sebagai para pihak yang akan dituangkan dalam Perjanjian Perlintasan Pipa Darat tersebut. 1 Soerjono Soekanto dan Sri Marjudi, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo, Jakarta, 1995, hal

11 Pada prinsipnya, selama kesepahaman prakontraktual belum memenuhi unsur syarat sahnya sebuah kontrak seperti yang diatur dalam pasasl 1320 K.U.H.Perdata, maka prakontraktual adalah bukan sebagai kontrak itu sendiri, sehingga prakontraktual tersebut tidak mempunyai kekuatan mengikat sebagai kontrak bagi Mobil Cepu Limited dan PT Pertamina Hulu Energi dan masing-masing pihak harus bertanggung jawab atas resiko yang terjadi sampai dengan perjanjian ditandatangani. B. Pilihan Hukum pada Perumusan Perjanjian Perlintasan Pipa Darat Berdasarkan Prinsip Hukum Perdata Internasional Dari bentuknya, klausul pilihan hukum dapat dinyatakan secara tegas, maupun secara diam-diam. Untuk mencari jalan keluar, Sudargo Gautama mengemukakan beberapa teori yang dapat dijadikan dasar, antara lain: 2 1. Teori The Proper law of Contract Teori ini dipraktekan di Inggris, menurut teori ini pengadilan akan melakukan analisis dari etentuan-ketentuan, fakta-fakta sekitar kontrak yang bersangkutan, untuk menetapkan hukum yang sebenarnya telah dipikirkan oleh para pihak. 2. Teori Lex Loci Contractus 2 Sudargo Gautama, Op.Cit, hlm

12 Suatu kontrak ditentukan oleh hukum dimana kontrak diciptakan atau dilahirkan. 3. Teori Lex Loci Solutionis Menurut teori ini, dalam hal tidak adanya pilihan hukum maka pengadilan akan menentukn hukum mna yang berlaku berdasarkan tempat dimana perjanjian dilaksanakan 4. Teori Lex Fori Hukum yang berlaku terhadap suatu kontrak adalah hukum dari pihak pengadilan 5. Teori the Most Characteristic Connection Menurut teori ini pengadilan akan menentukan pilihan hukum didasarkan pada salah satu pihak yang melakukan prestasi yang paling karakteristik dari suatu transaksi Klausul ini memberikan sebuah kepastian hukum bagi para pihak. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika para pihak tidak menemukan kata sepakat dalam kontrak mereka dalam tahap prakontraktual, ataupun salah satu pihak membatalkan perundingan disaat yang hampir final, dimana hal ini berarti belum terdapat kontrak diantara mereka. Faktor-faktor yang membedakan apakah suatu peristiwa hukum 12

13 perdata termasuk dalam bidang Hukum Perdata Internasional dinamakan Titik Taut Pembeda atau Titik Pertalian Primer. Sedangkan faktor yang menentukan sistem hukum mana yang berlaku untuk suatu perkara perdata internasional dinamakan Titik Taut Penentu atau Titik Pertalian Sekunder. 3 Titik Pertalian Primer ini antara lain: 1. Kewarganegaraan 2. Bendera kapal 3. Domisili 4. Tempat kediaman 5. Tempat kedudukan pribadi hukum 6. Tempat dilakukannya isi suatu perjanjian. 4 Sedangkan titik pertalian sekunder merupakan faktor-faktor atau sekumpulan fakta yang menentukan hukum mana yang harus digunakan atau berlaku dalam hubungan HPI. Yang termasuk dalam titik pertalian sekunder antara lain: 1. Tempat terletaknya benda (lex situs / lex rei sitae) 2. Tempat dilangsungkannya perbuatan hukum (lex loci actus) 3. Tempat dilangsungkannya atau diresmikannya perkawinan (lex 3 ibid 4 Purnadi Purbacaraka, Agus Brotosusilo, Sendi-Sendi Hukum Perdata Internasional, Rajawali Press, Jakarta, hlm

14 loci celebrationis) 4. Tempat ditandatanganinya perjanjian (lex loci contractus) 5. Tempat dilaksanakannya perjanjian (lex loci solutionis / lex loci executionis) 6. Tempat terjadinya perbuatan melawan hukum (lec locus deliicti commisi) 7. Pilihan hukum para pihak Masalah pilihan hukum (choice of law) adalah masalah klasik dalam hukum kontrak internasional. Dalam hukum kontrak internasional, para pihak memiliki kebebasan dalam menentukan hukum mana yang akanberlaku untuk kontrak bisnis yang mereka buat.para pihak juga dapat memakai perjanjian-perjanjian internasional tentang kontrak sebagai hukum yang berlaku bagi kontrak mereka, seperti konvensi CISG ataupun UNIDROIT. Dalam pembukan UPICCs secara tegas menyatakan : Shall be applied when the parties have agreed that their contract be governed by them. Hal ini menunjukkan bahwa diakuinya kebebasan para pihak dalam memilih atau menerapkan prinsip choice of law adalah berbeda, namun negara Inggris menyamakan pengertian choice of law dengan choise of forum, pengadilan Inggris berpendapat bahwa apabila para pihak telah memilih suatu bdan hukum tertentu, maka secara otomatis 14

15 hukum yang berlaku adalah hukum nasional dimana pengadilan (forum) tersebut berada. Pendirian pihak Mobil Cepu Limited yang mengacu kepada asas kebebasan berkontrak tersebut adalah benar dan berdasar, namun alasan bahwa Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengatur mengenai perlintasan pipa penyalur minyak bumi yang dikhawatirkan dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan praktek kegiatan hulu minyak dan gas bumi di dunia dan alasan bahwa rancangan naskah perjanjian (template) yang digunakan pada perusahaan induknya sudah menentukan bahwa pilihan hukum dalam perjanjian operasional minyak dan gas adalah hukum Inggris, tidak dapat dibenarkan, tidak berdasar dan terkesan mengada-ada. C. PENUTUP Berdasarkan pembahasan sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut: 1. Prinsip hukum perjanjian dan hukum perdata internasional yang dapat diterapkan dalam menentukan pilihan hukum mengatur dalam perjanjian perlintasan pipa darat antar kontraktor kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi selain asas kebebasan berkontrak, asas itikad baik dan asas konsensualisme adalah: 15

16 a. prinsip lex rei sitae yang menjelaskan hukum yang harus digunakan atau berlaku adalah hukum tempat terletaknya benda; b. prinsip lex loci contractus yang menjelaskan hukum yang harus digunakan atau berlaku adalah hukum di tempat ditandatanganinya perjanjian; c. prinsip lex loci actus yang menjelaskan hukum yang harus digunakan atau berlaku adalah hukum di tempat dilangsungkannya perbuatan hukum; dan d. prinsip choice of law yang menjelaskan bahwa para pihak dalam perjanjian yang bersifat internasional berhak menentukan hukum yang harus digunakan atau berlaku. 2. Pilihan hukum yang dapat diterapkan dalam perjanjian perlintasan pipa darat antar kontraktor kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan hukum perjanjian dan hukum perdata internasional adalah hukum Indonesia. Berdasarkan simpulan sebagaimana diuraikan diatas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Para pihak dalam perjanjian yang bersifat internasional, dalam hal ini perjanjian perlintasan pipa darat antara suatu Perseroan Terbatas dengan Badan Hukum Asing harus mendasarkan perjanjian yang akan dirancang kepada asas kebebasan 16

17 berkontrak, konsensualisme dan asas itikad baik tanpa mengesampingkan prinsip lain yang diakui dalam hukum perdata internasional yang memberikan titik taut atau pertalian dalam menentukan pilihan hukum untuk diterapkan sebagai hukum yang mengatur suatu perjanjian. 2. Dalam tahapan prakontraktual atau perumusan perjanjian yang bersifat internasional, sebaiknya para pihak yang bernegosiasi tidak mengajukan suatu perjanjian baku yang diberikan oleh perusahaan induknya, akan tetapi tetap berdiskusi dan bernegosiasi secara equal/seimbang untuk menemukan persesuaian paham atau kehendak yang berdasar pada hukum perjanjian dan hukum perdata internasional agar kemudian dapat dituangkan dalam perjanjian. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Huala Adolf, S.H., LL.M., Ph.D selaku Pembimbing Utama 2. Ibu Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M selaku Pembimbing Kedua 3. Bapak Dr. Tarsisius Murwadji, S.H., M.H. selaku Penelaah 4. Ibu Dr. Hj. Sinta Dewi, S.H., LL.M. selaku Penelaah 5. Seluruh Dosen Program Magister Ilmu Hukum Universitas Padjajaran 6. Direktur PT Pertamina Hulu Energi khususnya Bapak Bambang H. Kardono 7. Tim Legal PT Pertamina Hulu Energi khususnya Bapak Musfadilah Daulay 17

18 DAFTAR PUSTAKA Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional cetakan III, Rajawali Pers, Jakarta, 2002, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Bandung, 2004., Dasar-Dasar Hukum Perjanjian Internasional cetakan II, Refika Aditama, Bandung, 2008 Mariam. D Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994., Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, Leonora Bakarbessy, Klausula Pilihan Hukum (Choice of Law) dan Pilihan Hukum (Choice of Forum) dalam Transaksi Bisnis Internasional, Yuridika, Vol. 14 No.1, Januari-Pebruari Joni Emirzon, Dasar-Dasar dan Teknik Penyusunan Kontrak, Inderalaya, Universitas Sriwijaya, Munir Faudy, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Sudargo Gautama, Kontrak Dagang Internasional: Himpunan ceramah dan Prasaran ), Alumni, Bandung, 1976., Soal-Soal Aktual Hukum Perdata Internasional, Alumni, Bandung, 1981, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, Badan Pembinaan Hukum Nasional Depertemen Kehakiman, Binacipta, Bandung, 1987., Hukum Perdata Internasional Hukum Yang Hidup, Alumni, Bandung, 1983., Pengantar Hukum Perdata Internasional, Binacipta, bandung, 1987., Aneka Masalah Hukum Perdata Internasional, PT. Alumni, Bandung, M.Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perikatan, PT. Alumni, Bandung, Ridwan Khairandy, Nandang Sutrisno, dan Jawahir Thantowi, Pengantar Hukum 18

19 Perdata Internasional Indonesia, Gama Media, Yogjakarta, 1999, Pengantar Hukum Perdata Indonesia, Gana Media offset, Jogyakarta, Yansen Derwanto Latif, Pilihan Hukum dan Pilihan Forum dalam Kontrak Internasional, Program Pasca sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2002 Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo, Sendi-sendi Hukum Perdata Internasional: Suatu Orientasi, CV. Rajawali, Jakarta, Ida Bagus Wyasa Putra, Hukum Lingkungan Internasional ( Perspektif Bisnis Internasional ), PT.Refika Aditama, Bandung, Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006., Hukum Kontrak (teori dan teknik penyusunan kontrak), Penerbit Sinar Grafika, cetakan ke 3, Jakarta, Salim HS, H. Abdullah, Wiwiek Wahyuningsih, Perancangan Kontrak (Memorandum of Understanding), Sinar Grafika, Jakarta, J. Satrio, Hukum Perikatan ( Perikatan Pada Umumnya ), Hukum Perikatan (Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian Buku I), Citra Aditya Bakti, Bandung, Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press, Jakarta, 1985., Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, R. Subekti, Pokok-Pokok dari Hukum Perdata, PT. Intermassa, Jakarta, 1975., Aneka Perjanjian, Alumni, Bandung, 1977., Hukum Perjanjian, Penerbit PT. Intermassa, Jakarta, Syahmin, Hukum Kontrak Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung,

20 Vollmar. H.F.A, Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid II (diterjemahkan oleh I.S. Adiwimarta ), Rajawali, Jakarta, Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang Undang Hukum Perdata Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005 Tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Keputusan Menteri ESDM Nomor 3135 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Organisasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Sumber Lain Henry Campbell Black, Black s Law Dictionary, Thomson West

HPI PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX. By Malahayati, SH., LLM

HPI PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX. By Malahayati, SH., LLM HPI 1 PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX By Malahayati, SH., LLM TOPIK 2 PENGERTIAN CARA PILIHAN HUKUM LEX MERCATORIA LEX LOCI CONTRACTUS TEORI PENGERTIAN 3 Pada prinsipnya hukum yang berlaku di dalam kontrak

Lebih terperinci

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013. PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL 1 Oleh : Raditya N. Rai 2

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013. PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL 1 Oleh : Raditya N. Rai 2 PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL 1 Oleh : Raditya N. Rai 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang ada dalam hukum kontrak dagang internasional

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KONTRAK MANAJEMEN HOTEL JARINGAN INTERNASIONAL DI BALI

PEMBENTUKAN KONTRAK MANAJEMEN HOTEL JARINGAN INTERNASIONAL DI BALI PEMBENTUKAN KONTRAK MANAJEMEN HOTEL JARINGAN INTERNASIONAL DI BALI Oleh : Nyoman Santi Dewi Ni Nyoman Sukeni Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurrahman, Aneka Masalah Hukum dalam pembangunan di Indonesia, Tarsito, Bandung, 1979 Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2006. Adjie Habib,

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI SEGI HUKUM PERIKATAN 1 Oleh: Gerry Lintang 2 Abstrak Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan renegosiasi Kontrak

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT Oleh: Ni Putu Mirayanthi Utami I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Program Kekhususan Hukum Internasional dan

Lebih terperinci

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994.

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994. 107 DAFTAR REFERENSI Asshiddiqie, Jimly. Beberapa Pendekatan Ekonomi Dalam Hukum. Cet.1. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum, 2003. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1.

Lebih terperinci

TITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI

TITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI TITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI HPI Kelas D All Images : Internet s Archive FOKUS BAHASAN Definisi & Jenis Titik Taut Definisi & Jenis Kualifikasi TITIK-TITIK TAUT Aanknopingspunten (Ned) Momenti di collegamento

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum BAB I PENDAHULUAN Hukum perjanjian adalah bagian dari Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum Perdata, karena Hukum Perdata banyak mengandung

Lebih terperinci

Muhammad Risnain, S.H.,M.H. 1

Muhammad Risnain, S.H.,M.H. 1 PROBLEMATIKA PILIHAN HUKUM (CHOICE OF LAW) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TRANSAKSI BISNIS ELEKTRONIK INTERNASIONAL DALAM UNDANG- UNDANG (UU) NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I.

PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I. PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I. Latar Belakang. Kontrak binis Internasional selalu dipertautkan oleh lebih dari system hukum. Apabila para pihak dalam kontrak kontrak bisnis yang demikian ini tidak

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017 KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK DALAM KUHPERDATA (PENERAPAN PASAL 1320 JO PASAL 1338 KUHPERDATA) 1 Oleh: Adeline C. R. Dille 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK Disusun Oleh : Cyntia Citra Maharani, Fitri Amelia Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (amelia_fitri25@yahoo.com)

Lebih terperinci

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994.

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994. 82 DAFTAR REFERENSI Asshiddiqie, Jimly. Beberapa Pendekatan Ekonomi Dalam Hukum. Cet.1. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum, 2003. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1.

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 157 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Laporan Akhir Pengkajian Tentang Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia Makna Perjanjian Internasional Secara umum perjanjian internasional

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Bobot sks : 2 sks Tim Penyusun : 1. Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. 2. Djumikasih SH. M.Hum. 3. Amelia Sri Kusuma Dewi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perseroan Terbatas ( PT ) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

Lebih terperinci

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL HUKUM PERDATA INTERNASIONAL I Nyoman Ngurah Suwarnatha, S.H., LL.M. 9/18/2012 3:21 PM Ngurah Suwarnatha 1 Pendahuluan dan Definisi HPI HPI merupakan bagian daripada hukum nasional. Istilah internasional

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN

Lebih terperinci

KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng

KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng ABSTRAK KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng Fokus kajian dalam tulisan ini adalah menyangkut kekuatan mengikat Memorandum Of Understanding

Lebih terperinci

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Putu Prasintia Dewi Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACK Standard contract is typically made

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung DAFTAR PUSTAKA Buku Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti,, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT.Citra Aditya Bakti, Djindang, Saleh Mohammad/E, Utrecht, 1989, Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Achmad Iksan, 1969, Hukum Perdata IB, Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek yang dewasa ini aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk sengketa beraneka ragam dan memiliki sekian banyak liku-liku yang

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk sengketa beraneka ragam dan memiliki sekian banyak liku-liku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan bisnis dan perdagangan sangat pesat dan tidak dapat dibatasi oleh siapa pun. Pelaku bisnis bebas dan cepat untuk menjalani transaksi bisnis secara

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN Oleh : Avina Rismadewi Anak Agung Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Many contracts are in writing so as to make it

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini

Lebih terperinci

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian di lapangan, berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian konsinyasi dalam penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945).

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM 1 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ANTARA KEJAKSAAN TINGGI GORONTALO DENGAN PT. BANK SULAWESI UTARA CABANG GORONTALO DALAM PENANGANAN KREDIT MACET RISNAWATY HUSAIN 1 Pembimbing I. MUTIA CH. THALIB,

Lebih terperinci

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA Oleh Anak Agung Ayu Pradnyani Marwanto Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT In business activities in Indonesia,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, RajaGrafindo Persada, Jakarta Ahmad Ali dan Djohari Santoso, 1989, Hukum Perjanjian Indonesia, Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja SENGKETA KOMPETENSI ANTARA SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC) DENGAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC BESERTA AFILIASINYA DAN LIPPO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi di Indonesia merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan yang ada tidak menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan bermasyarakat tidak bisa terlepas dari hubungan manusia lainnya hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan mahkluk sosial. Interaksi atau hubungan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdurrasyid, Prijatna 2002, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian sengketa (Suatu Pengantar), Fikahati Aneska, Adjie, Habib, 2009, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN Oleh : Ni Komang Wijiatmawati Ayu Putu Laksmi Danyathi, S.H., M.Kn Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Mediation is the one of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum kontrak termasuk dalam ranah hukum perdata, disebut demikian karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan dengan individu lain untuk

Lebih terperinci

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA Oleh: Anastasia Maria Prima Nahak I Ketut Keneng Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti 17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan

Lebih terperinci

YURISDIKSI PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK BISNIS INTERNASIONAL ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR TESIS

YURISDIKSI PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK BISNIS INTERNASIONAL ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR TESIS YURISDIKSI PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK BISNIS INTERNASIONAL ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR TESIS Oleh : WAYAN WEDA NPM : 12105002 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NAROTAMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.  hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Grafitti, 2006.

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Grafitti, 2006. DAFTAR PUSTAKA Buku-buku : Amiruddin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Grafitti, 2006. Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2006. Badrulzaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya perdagangan secara global membuat transaksi baik dalam tingkat lokal maupun antar kota bahkan lintas negara (transnasional) pun makin meningkat.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum. ABSTRAK Dita Kartika Putri, Nim 0810015183, Akibat Hukum Terhadap Perjanjian Tidak Tertulis Sewa-Menyewa Alat Berat di CV. Marissa Tenggarong, Dosen Pembimbing I Bapak Deny Slamet Pribadi, S.H., M.H dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Badrulzaman, Mariam Darus, 1980, Perjanjian Baku (standar), perkembangannya di Indonesia, Medan: Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Introduction Transaksi-transaksi atau hubungan dagang banyak bentuknya, mulai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung. DAFTAR PUSTAKA BUKU Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV), Rineka Cipta, Jakarta. Badrulzaman, Mariam Darus, Sutan Remy Sjahdeini, Heru Soepraptomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. AZ Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.

DAFTAR PUSTAKA. AZ Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995. DAFTAR PUSTAKA A. Buku : Abdul Kadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Pedagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. Affandi Muchtar, Ilmu-Ilmu Kenegaraan, Suatu Studi Perbandingan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang

Lebih terperinci

Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C

Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C ANALISIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KONTRAK KERJASAMA DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK (Studi Memorandum of Understanding antara Forisntinct dan Partner) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN Rosdalina Bukido 1 Abstrak Perjanjian memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan keperdataan. Sebab dengan adanya perjanjian tersebut akan menjadi jaminan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR No. Alumni Universitas: HADITYA SANJAYA No. Alumni Fakultas: (a) Tempat/Tgl.Lahir: Solok/ 7 Januari 1990 (f) Tanggal Lulus: 4 Mei 2011 (b) Nama Orang Tua: Basri Tasmin dan Surmiati Latin (g) Predikat Lulus:

Lebih terperinci

SILABUS NAMA MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KEPERDATAAN KODE MATA KULIAH : HKI4004

SILABUS NAMA MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KEPERDATAAN KODE MATA KULIAH : HKI4004 SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KEPERDATAAN KODE MATA KULIAH : HKI4004 JUMLAH SKS : 2 (DUA) PRASYARAT : Seluruh Mata

Lebih terperinci

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : FERRI HANDOKO NIM :C100080118 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

EFEKTIVITAS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING JURNAL EFEKTIVITAS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DALAM PEMBUATAN SUATU PERJANJIAN DI BIDANG PENDIDIKAN, STUDI KASUS DI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Diajukan oleh : Darwin Effendi N P M : 120511016

Lebih terperinci

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Ida Bagus Oka Mahendra Putra Ni Made Ari Yuliartini

Lebih terperinci

D A F T A R R E F E R E N S I

D A F T A R R E F E R E N S I 69 D A F T A R R E F E R E N S I A. KITAB UNDANG-UNDANG Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijke Wetboek) [dengan tambahan Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Perkawinan]. Diterjemahkan

Lebih terperinci

PILIHAN HUKUM DALAM PERJANJIAN LISENSI DI BIDANG MEREK DAGANG ANTARA PARA PELAKU USAHA YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO

PILIHAN HUKUM DALAM PERJANJIAN LISENSI DI BIDANG MEREK DAGANG ANTARA PARA PELAKU USAHA YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO PILIHAN HUKUM DALAM PERJANJIAN LISENSI DI BIDANG MEREK DAGANG ANTARA PARA PELAKU USAHA YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK Oleh : Nyoman Bob Nugraha Ngakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN A. MANFAAT MATA KULIAH

KONTRAK PERKULIAHAN A. MANFAAT MATA KULIAH KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : Hukum Perikatan Fakultas/ Program Studi : Hukum/ Magister Kenotariatan Kode Mata Kuliah : 532013 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.Hum. Bobot SKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan tanah saat ini sangat meningkat karena tanah tidak hanya digunakan sebagai tempat hunian tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk membuka usaha. Banyaknya

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: Abuyazid Bustomi, SH, MH. 1 ABSTRAK Secara umum perjanjian adalah

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015. PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI KAPAL BARANG MENURUT HUKUM PERDATA 1 Oleh : Merisa Putri Hadji Djafar 2

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015. PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI KAPAL BARANG MENURUT HUKUM PERDATA 1 Oleh : Merisa Putri Hadji Djafar 2 PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI KAPAL BARANG MENURUT HUKUM PERDATA 1 Oleh : Merisa Putri Hadji Djafar 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan peraturan

Lebih terperinci

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh : Melya Sarah Yoseva I Ketut Westra A.A Sri Indrawati Hukum Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, -------------, 2005, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo Persada, Abdul Halim Barkatullah,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju. DAFTAR PUSTAKA Ali, Moch Chidin, dkk. 1993. Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju. Badrulzaman, Mariam Darus. 1980. Aneka Hukum Bisnis. Bandung : Alumni.. 1987.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

Lebih terperinci

Asas asas perjanjian

Asas asas perjanjian Hukum Perikatan RH Asas asas perjanjian Asas hukum menurut sudikno mertokusumo Pikiran dasar yang melatar belakangi pembentukan hukum positif. Asas hukum tersebut pada umumnya tertuang di dalam peraturan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku

Lebih terperinci

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE Oleh Shinta Vinayanti Bumi Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

Islamic Banking standard law

Islamic Banking standard law MPRA Munich Personal RePEc Archive Islamic Banking standard law Adhitya Putra Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon 13 June 2018 Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/87328/

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Budirto, Agus, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Mataram : Ghalia Indonesia, 2009

DAFTAR PUSTAKA. Budirto, Agus, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Mataram : Ghalia Indonesia, 2009 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ali, Chidir, Badan Hukum, Bandung : Alumni, 1991 Amanat, Anisitus Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Penerapannya dalam Akta Notaris. Jakarta : Raja Grafindo Persada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Rosa, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Rosa, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia, Jakarta 178 DAFTAR PUSTAKA BUKU Agustina, Rosa, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia, Jakarta Anshori, Abdul Ghofur, 2008, Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga Keuangan, Lembaga

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU TENTANG

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU TENTANG EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU)TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI TIONGKOK KE INDONESIA DI BIDANG INVESTASI: STUDI IMPLIKASI PENGIRIMAN TENAGA KERJA ASING DISUSUN

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab ini akan diketengahkan gambaran dari suatu hasil penelitian Penulis. Gambaran hasil penelitian dimaksud bukanlah penelitian terhadap studi kepustakaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai sekarang pembuatan segala macam jenis perjanjian, baik perjanjian khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman pada KUH Perdata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Suatu keniscayaan bahwa dalam penyelesaian suatu konflik sengketa

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Suatu keniscayaan bahwa dalam penyelesaian suatu konflik sengketa BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Suatu keniscayaan bahwa dalam penyelesaian suatu konflik sengketa khususnya sengketa hukum diperlukan adanya penyelesaian yang pasti untuk menentukan kebenaran.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum Dagang SH 1117 3 IV (empat) Marnia Rani, SH.,MH Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Matakuliah Hukum Dagang

Lebih terperinci

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA Oleh: Arya Adhitya Kusumaatmaja Ida Bagus Surya Darmajaya Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara dibutuhkan dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi dengan memperdayakan secara maksimal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alfred Hutauruk, Sistem dan Pelaksanaan Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1983;

DAFTAR PUSTAKA. Alfred Hutauruk, Sistem dan Pelaksanaan Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1983; DAFTAR PUSTAKA A. Buku Alfred Hutauruk, Sistem dan Pelaksanaan Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1983; Amir M.S, Seluk-beluk dan Tehnik Perdagangan Luar Negeri; Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam suasana abad perdagangan dewasa ini, boleh dikatakan sebagian besar kekayaan umat manusia terdiri dari keuntungan yang dijanjikan oleh orang lain yang akan

Lebih terperinci