Buah-buahan Lokal Jawa Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buah-buahan Lokal Jawa Timur"

Transkripsi

1 Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lokal Jawa Timur LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT-BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI Jalan Raya Surabaya-Malang Km.65 Purwodadi - Pasuruan Telepon : , Fax : , krpurwodadi@mail.lipi.go.id Web site : UPT-Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi

2 ISBN Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lokal Jawa Timur LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI

3 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi* 2010 Katalog Dalam Terbitan POTENSI DAN KONSERVASI BUAH-BUAHAN LOKAL JAWA TIMUR Solikin x + 66 pp.; 14,8x21 cm ISBN Penyunting Tata Letak Kulit Muka Foto Penerbit : Sugeng Budiharta Solikin : Rachmawan Adi Laksono : Rachmawan Adi Laksono : Solikin, Sugeng Budiharta, Hariyono, Rony Irawanto : Kebun Raya Purwodadi * Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi Jl. Surabaya-Malang Km.65, Purwodadi-Pasuruan Telp.: ; Fax.: ; krpurwodadi@mail.lipi.go.id

4 UCAPAN TERIMA KASIH Buku ini merupakan rangkuman hasil kegiatan proyek tematik Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Sumberdaya Buahbuahan Lokal Jawa Timur yang didanai oleh DIPA tahun anggaran Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu pelaksanaan kegiatan terutama kepada: Ir. Djauhar Asikin, M.Sc., Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi saat proyek ini berlangsung; Ir. Soejono, pencetus ide awal proyek; anggota tim pelaksana proyek, yaitu Sugeng Budiharta, Rachmawan Adi Laksono, Ridesti Rindyastuti, Roif Marsono, Japar, Suhartono dan Nursali; penyumbang beberapa foto, yaitu Hariyono dan Rony Irawanto; dan karyawan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para personel dinas terkait di kabupaten-kabupaten di Jawa Timur yang turut mendampingi tim Kebun Raya Purwodadi pada saat pengumpulan data di berbagai kawasan di Jawa Timur. v

5 DAFTAR ISI Ucapan Terima Kasih. Kata Pengantar... v ix Pendahuluan 1 Deskripsi Jenis. 15 Daftar Pustaka. 66 vii

6 KATA PENGANTAR Pelestarian keanekaragaman genetik dan jenis tumbuhan, terutama tanaman buah-buahan sangat penting dilakukan. Hal ini mengingat terdapat kecenderungan adanya penurunan keanekaragaman genetik dan populasi tanaman buah-buahan lokal akibat kurangnya perhatian masyarakat. Upaya pelestarian ini perlu mendapatkan perhatian secara sungguh-sungguh karena buah lokal memiliki potensi sebagai bahan pangan, obat-obatan, kayu, sumber kimia bahan alam, sumber plasma nutfah untuk pemuliaan dan pengembangan tanaman serta penyedia beragam jasa lingkungan (ecosystem services). Buku Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lokal Jawa Timur ini disusun berdasarkan hasil eksplorasi tanaman buah-buahan di berbagai kawasan di Jawa Timur, penelitian lapangan di Kebun Raya Purwodadi dan studi pustaka. Buku ini berisi informasi mengenai 51 jenis buah minor, langka dan varietas lokal di Jawa Timur untuk kepentingan pelestarian dan pengembangan tanaman buah-buahan serta pelestarian lingkungan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat umum terutama para pengambil kebijakan dalam bidang pengembangan tanaman pangan dan pelestarian lingkungan. Oktober, 2010 Penulis ix

7 PENDAHULUAN Buah-buahan adalah bahan pangan penting sebagai sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Permintaan buah-buahan di Indonesia dan dunia terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jenis buah-buahan tropik yang diperdagangkan pada tingkat dunia antara lain pisang (12,4 juta ton), nanas (1,6 juta ton), mangga (732 ribu ton) dan pepaya (208 ribu ton) dengan Amerika Serikat sebagai negara pengimpor terbesar. Produksi buah-buahan di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 17,1 juta ton dan meningkat menjadi 17,8 juta ton pada tahun Perdagangan buah-buahan seperti mangga, manggis dan jambu biji di pasar dunia pada tahun 2005 mencapai 1,18 juta ton dimana Indonesia berkontribusi sebesar ton atau 0,15%. Buah-buahan yang diekspor dari Indonesia adalah manggis, nanas, pisang, mangga, melon, salak dan apel. Indonesia memiliki sekitar 400 jenis tanaman buah-buahan yang dapat dimakan (Verheij and Coronel, 1992). Namun demikian, belum seluruhnya diketahui dan dimanfaatkan potensinya. Di Jawa Timur terdapat sekitar 59 jenis tanaman buah yang terdiri atas 18 jenis buah populer dan 41 jenis buah kurang populer (minor). Buah populer banyak dijual di pasaran dan mudah dijumpai, baik berupa buah segar atau produk olahannya. Sedangkan jenis-jenis buah kurang populer jarang dijumpai dijual secara luas di pasaran dan biasanya dijual di pasar tradisional secara terbatas atau kadang-kadang hanya dikonsumsi sendiri. Tanaman buah populer ditanam masyarakat secara luas di beberapa daerah sehingga kelestariannya dapat terus terjaga. Di lain pihak jenis tanaman buah kurang populer seperti trenggulun (Protium javanicum), juwet (Syzygium cumini) dan mundu (Garcinia dulcis) kurang mendapatkan perhatian secara luas dari masyarakat bahkan dari pemerintah sehingga terancam kelestariannya. Selain itu, adanya buahbuahan impor dari luar negeri seperti dari Australia, Cina dan Thailand yang banyak beredar bebas di pasaran pada akhirnya dapat mendesak dan mengancam keberadaan serta kelestarian jenis-jenis buah lokal. Upaya konservasi dan pengembangan tanaman buah lokal sangat penting untuk menyediakan sumber genetik tanaman dalam melakukan pemuliaan dan pengembangan tanaman, konservasi lingkungan, dan pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan. 1

8 Kondisi geografis Masing-masing jenis tanaman buah memiliki kesesuaian ketinggian tempat (altitude) yang berbeda-beda. Berdasarkan lokasi ketinggian tempat dari permukaan laut, jenis-jenis tanaman buah dapat dikategorikan menjadi tanaman yang tumbuh di dataran rendah (<500 m dpl), dataran rendah sampai sedang ( m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Jenis-jenis tanaman yang tumbuh baik di dataran rendah antara lain adalah mangga, siwalan, srikaya, kawista, bukol dan maja Jenis tanaman buah yang memiliki persebaran mulai dataran rendah hingga sedang antara lain juwet, rukam, apokat, pisang, rambutan, duku dan sirsat. Jenis tanaman yang tumbuh di dataran tinggi (>1000 m dpl) adalah kesemek, apel dan apokat. Iklim memengaruhi jenis buah-buahan yang tumbuh di suatu daerah. Beberapa jenis tanaman buah hanya dijumpai di daerah tertentu karena kesesuaian iklim. Sebagai contoh, siwalan banyak dijumpai di daerah dataran rendah kawasan utara Jawa Timur (Tuban, Pamekasan, Sumenep, Bangil dan Situbondo) dengan kondisi iklim relatif kering; srikaya banyak tumbuh di daerah Tuban, Bangil, dan Madura; kesemek banyak dijumpai di daerah dataran tinggi sekitar Sarangan (Magetan) dan Junggo (Batu); kawista dijumpai di daerah Tuban, Bangil dan Bangkalan; bukol pada umumnya dijumpai di daerah dataran rendah beriklim kering dan berbatu kapur di daerah Situbondo dan Madura (Gambar 1). Gambar 1. Sebaran buah lokal dan langka di Jawa Timur (Laksono, 2009) 2

9 Keterangan Gambar 1: Simbol Jenis Tanaman Nama daerah Borassus flabellifer Limonia acidissima Inocarpus fagiferus Annona reticulata Citrus nobilis Ziziphus rotundifolia Sandoricum koetjape Garcinia dulcis Aegle marmelos Antidesma bunius Syzygium malaccense Cynometra cauliflora Flacourtia rukam Annona squamosa Diospyros blancoi Psidium guajava Syzygium cumini Syzygium polycephalum Diospyros kaki Chrysophyllum cainito Baccaurea racemosa Siwalan Kawista Gayam Menowa Jeruk crongong Bukol Kecapi Mundu Maja Wuni Jambu darsono Nam nam Rukem Srikaya Bisbul Jambu biji Juwet Gowok Kesemek Kenitu Kepundung/jirek 3

10 Budidaya Berdasarkan status budidayanya, tanaman buah dapat digolongkan menjadi tanaman yang tumbuh liar (tidak dibudidayakan), tanaman yang dibudidayakan, dan tanaman yang tumbuh liar atau ditanam. Seluruh tanaman buah-buahan yang populer dibudidayakan masyarakat secara luas dan tidak dijumpai tumbuh liar. Jenis-jenis buah kurang populer pada umumnya tumbuh liar atau ditanam penduduk namun bukan untuk tujuan ekonomi. Jenis buah yang hanya dijumpai tumbuh secara liar adalah maja (Aegle marmelos); jenis yang dapat dijumpai tumbuh liar atau ditanam antara lain juwet (Syzygium cumini), rukem (Flacourtia rukam), trenggulun (Protium javanicum) dan bukol (Ziziphus rotundifolia); jenis yang ditanam di pekarangan atau lahan sekitar rumah antara lain kedondong (Spondias cytherea), kesemek (Diospyros kaki), blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dan kepel (Stelechocarpus burahol) (Tabel 1). Status budidaya ini berkaitan dengan peran kearifan masyarakat dalam melestarikan tanaman dan potensi buah itu sendiri. Jenis tanaman yang tumbuh liar pada umumnya kurang mendapatkan perhatian masyarakat sehingga tanaman dibiarkan tumbuh liar, terutama pada daerah sekitar hutan atau lahan marginal yang belum dikelola secara intensif. Buah-buahan kurang populer yang tumbuh liar biasanya terkait dengan peran binatang dan alam (angin dan air) dalam menyebarkan biji tanaman pada tempat-tempat tertentu, seperti hutan, pinggiran hutan atau lokasi-lokasi yang sulit untuk dilakukan budidadaya tanaman. Jenis-jenis buah yang biasa ditanam umumnya menggunakan teknik budidaya yang masih bersifat tradisional sehingga untuk menjadikannya sebagai tanaman buah yang bernilai ekonomi perlu mendapat perhatian dalam perbaikan teknik budidaya dan pemanfaatannya. Pada umumnya jenis-jenis buah yang kurang populer ini kurang diminati masyarakat karena rasanya kurang enak, volume daging buah relatif kecil, bijinya terlalu banyak atau besar, dan bentuknya kurang menarik. Potensi dan Pemanfaatan Buah-buahan lokal, baik yang populer maupun yang kurang populer pada umumnya dikonsumsi segar. Kecuali beberapa buah yang harus diolah terlebih dahulu atau hanya untuk minuman agar lebih enak dimakan seperti kemloko, kolang-kaling, jeruk nipis dan jeruk purut. 4

11 Tabel 1. Jenis-jenis tanaman buah langka edibel dan potensinya di Jawa Timur (Solikin dan Budiharta, 2007) 5

12 Keterangan: W = liar; C = ditanam; Pr = pasar; KM = konsumsi masyarakat. Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan buah adalah subur, gembur, drainase baik, ph 5,5 6,8. 6

13 Permasalahan buah-buahan populer adalah rendahnya harga jual apabila terjadi panen raya. Sedangkan untuk jenis buah yang kurang populer adalah harga dan kualitasnya yang rendah sehingga di beberapa daerah sering dibiarkan tanpa dirawat dan diganti dengan tanaman buah lain yang lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan nilai dan harga jual buah-buahan dilakukan dengan mengolah buah-buahan menjadi selai, sale, sirup, dodol, sari buah, ledre, manisan dan kripik (Tabel 2, Tabel 3). Industri pengolahan buah-buahan tersebar di beberapa daerah seperti Blitar, Malang, Pacitan, Madiun, Tulungagung, Lumajang dan terutama sekitar Malang dan Batu. Di Malang dan Batu jenis-jenis buah banyak diolah menjadi kripik seperti nangka, apel, nanas, rambutan, kelengkeng, salak, pisang dan melon. Contoh pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis buah lokal adalah agroindustri blimbing manis oleh kelompok tani Margomulyo Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Blitar yang telah berhasil memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kelurahan ini dapat disebut sebagai kampung blimbing karena sekitar 1000 kepala keluarga telah menanam blimbing unggul lokal (blimbing Karangsari Merah) dengan jumlah populasi sekitar pohon. Pohon yang berumur sekitar 10 tahun dapat menghasilkan buah sekitar kg/pohon/tahun. Buah blimbing manis di tempat ini telah diolah menjadi dodol, manisan, sirup dan sari buah (Solikin, Sofiah dan Yulia, 2009). Upaya Konservasi Secara umum terdapat 3 kelompok buah lokal yang perlu mendapat perhatian. Ketiga kelompok tersebut antara lain kelompok buah yang tingkat pendayagunaannya masih cukup tinggi namun populasinya terus menurun seperti siwalan (Borassus flabellifer), gayam (Inocarpus fagiferus), sawo kecik (Manilkara kauki), cerme (Phyllanthus acidus) dan kawisto (Limonia acidissima); kelompok buah yang belum didayagunakan dan populasinya menurun drastis seperti kepel (Stelechocarpus burahol), mojo legi (Aegle marmelos), lo (Ficus racemosa), bukol (Ziziphus rotundifolia), trenggulun (Protium javanicum), rukam (Flacourtia rukam), mundu (Garcinia dulcis) dan kemloko (Phyllantus emblica); kelompok buah yang mempunyai sifat unggul dan varietas lokal seperti Averrhoa carambola (blimbing Tasik Madu dan blimbing Moyo), Musa acuminata x balbisiana (pisang Agung dan pisang Mas Kirana) dan Syzygium samarangense (klampok/camplong), jeruk Macan (Citrus maxima), salak 7

14 (Salacca zallaca), duku (Lansium domesticum), durian (Durio zibethinus) dan mangga (Mangifera indica) Masing-masing kelompok mempunyai karakter yang berbeda sehingga memerlukan strategi pendekatan konservasi yang berbeda pula. Untuk kelompok pertama, perlu diupayakan pendayagunaan yang lebih intensif melalui kegiatan agroindustri teknologi tepat guna atau peningkatan mutu buah, sedangkan kelompok kedua perlu dilaksanakan kegiatan penanaman di areal hutan atau di kawasan konservasi sehingga tidak mengalami gangguan oleh masyarakat. Untuk kelompok ketiga, upaya pendayagunaan dan konservasi sudah berjalan dengan baik oleh masyarakat sehingga tinggal bagaimana mempromosikannya sebagai buah komersial. 8

15 Tabel 2. Jenis-jenis buah populer dan pemanfaatannya di Jawa Timur. 9

16 Tabel 3. Jenis-jenis buah kurang populer di Jawa Timur dan potensi pemanfaatannya. 10

17 11

18 12

19 Deskripsi Jenis

20 ANACARDIACEAE Anacardium occidentale L. Sinonim: Anacardium microcarpum Ducke Nama lokal: jambu mede, jambu mete (Jawa), jambu monyet (Indonesia). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 8-12 m, diameter cm, bergetah. Daun tunggal, tersebar, bulat telur terbalik memanjang, panjang 8-12 cm, lebar 5-13 cm, ujung membulat, dasar runcing, tepi rata. Bunga majemuk, malai rata, terletak di ujung batang, panjang cm, daun pelindung bulat telur, panjang 0,5-1 cm; anak tangkai bunga 2-5 mm, daun kelopak berambut 4-5 mm; daun mahkota runcing, putih berambut, panjang 1 cm; bunga jantan dengan tangkai sari 1 cm, putik rudimenter; bunga betina dengan benang sari 6 mm, staminodea 2-4 mm; bakal buah oval, tangkai buah berbentuk lonceng atau jantung terbalik, kuning, kadang-kadang merah, panjang 4-7,5 cm. Buah sesungguhnya, coklat tua, panjang 3 cm. Biji 1. Gambar Pohon Kegunaan: Tangkai buah (sering dianggap buah) masak dimakan segar atau dibuat jus, rujak dan minuman. Daun muda dimakan sebagai lalap. Getah untuk bahan lem kayu. Kulit biji untuk pakan ternak, minyak CSNL (Cashew Nut Shell Liquid). Biji mengandung 21% protein, 35-45% minyak. Penyebaran: Tanaman berasal dari Brasil, kemudian menyebar ke India, Srilanka dan Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai hampir di seluruh daerah terutama di daerah pantai utara bagian Timur dan Madura. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl, terutama pada daerah beriklim kering. Perbanyakan: biji 15

21 ANACARDIACEAE Mangifera foetida Lour. Sinonim: Mangifera horsfieldii Miq. Nama daerah: pakel (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter cm. Daun tunggal, tersebar, elip memanjang hingga elip melebar, panjang cm, lebar 9-15 cm, hijau tua, tebal, ujung runcing atau tumpul, tepi rata, dasar tumpul, tangkai 1,5-8 cm. Bunga majemuk malai, terletak di ujung batang, panjang cm, berwarna merah muda; daun kelopak 5, panjang 6-9 mm, lebar 1,5-2,5 mm, benang sari 5, putik 1. Buah lonjong atau bulat telur memanjang hingga bulat, buah batu, panjang 9-24 cm, lebar 7-12 cm, hijau kusam saat muda dan menjadi kuning kehijauan saat masak. Kegunaan: Buah masak dimakan segar dan dibuat sirup. Kayu untuk bahan bangunan. Penyebaran: Tanaman tersebar di Jawa dan Kalimantan. Di Jawa Timur dijumpai di Malang dan Ngawi. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman tumbuh liar atau dibudidayakan pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji, cangkok, sambung. Gambar Pohon 16

22 ANACARDIACEAE Spondias cytherea Sonn. Sinonim: Spondias dulcis Soland ex Park.. Nama lokal: kedondong, dongdong (Jawa), klonceng (Madura). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi cm, diameter cm. Daun majemuk, 5-13 anak daun, berhadapan, anak daun memanjang, panjang 8-20 cm, lebar 1,5-6 cm, tangkai 2-5 mm, ujung meruncing, pangkal runcing, dasar membulat/tumpul, tepi rata atau beringgit. Bunga majemuk, malai, terletak di ketiak daun; daun mahkota 3 mm; benang sari 2 kali jumlah daun mahkota. Buah bulat memanjang, kuning kehijauan saat masak, panjang 6-8 cm, lebar 3-7 cm. Tanaman mulai berbuah umur 4 tahun. Kegunaan: Buah dimakan segar dan dibuat rujak atau manisan. Setiap 110 g mengandung 60-85% air, 0,5-0,8 g protein, 0,3-1,8 g lemak, 8-10 g karbohidrat, 0,85-3,6 g serat; sumber utama vitamin C dan zat besi; buah muda mengandung 10% pektin. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur tersebar hampir di seluruh daerah, terutama di dataran rendah. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl dan relatif tahan terhadap kekeringan. Perbanyakan: biji atau cangkok Gambar Pohon 17

23 ANNONACEAE Annona muricata L. Sinonim: Annona macrocarpa Wercklé; Annona bondplaniana Kunth; Annona cearaensis Barb. Rodr. Nama lokal: sirsat, nangka belanda (Indonesia), moris (Jawa, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-10 m, diameter batang cm. Daun tunggal berseling, lonjong hingga bulat telur terbalik, panjang 8-16 cm, lebar 3-7 cm, ujung meruncing, dasar tumpul atau membulat, tepi rata, tangkai 3-7 mm. Bunga majemuk, terletak di batang, 1-2, hijau kekuningan, tangkai 1-2,5 cm; daun kelopak 3, daun mahkota 6 dalam 2 lingkaran, yang luar (3) kecoklatan, bulat telur, panjang; 3-5 cm, lebar 2-4 cm. Buah buni, panjang cm, lebar cm, permukaan berpapila, hijau atau hijau kekuningan. Biji , lonjong, 1-2 cm x 0,7-1 cm, coklat. Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat minuman, sirup dan dodol. Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika tropik, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropik lainnya. Di Jawa Timur ditemukan hampir di seluruh daerah. Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 18

24 ANNONACEAE Annona reticulata L. Sinonim: Annona humboldtiana Kunth; Annona laevis Kunth; Annona longifolia Sessé & Moç. Nama lokal: buah nona, nona, jambu nona (Indonesia), manowa, nona (Sunda), kanowa, manuwa, menowa (Jawa), binuwa, benowa (Madura). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-6 m, diameter batang cm. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset atau elip memanjang, panjang cm, lebar 5-7 cm, ujung meruncing, tepi rata, dasar tumpul atau membulat. Bunga majemuk, bergerombol di ketiak daun. Buah bulat telur, panjang 6-8 cm, diameter 6-10 cm, kulit berwarna coklat kekuningan. Kegunaan: Akar mengandung senyawa alkaloid yang dapat mematikan serangga. Kulit batang berkhasiat untuk menghentikan murus, demam akibat pembengkakan limpa. Daun berkhasiat untuk obat cacing, kutu dan pestisida. Buah masak dapat dimakan dan dibuat jus, es krim, dengan hasil 45 kg/pohon/tahun. Biji diekstrak berkhasiat untuk obat murus/disentri. Pernyebaran: Tanaman berasal dari India Barat kemudian menyebar ke daerah tropik Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Madura, Madiun, Pacitan, Ponorogo, Pasuruan, Malang. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman tumbuh liar di tepi-tepi hutan atau ladang penduduk pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 19

25 ANNONACEAE Annona squamosa L. Sinonim: Annona cinerea Dunal; Annona forskahlii DC.; Annona glabra Forssk. Nama lokal: srikaya (Indonesia), serkaya, surikaya, srikaya (Jawa). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 2-6 m, diameter batang 8-15 cm. Daun tunggal, tersebar, lonjong hingga memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 3-6 cm, permukaan atas hijau, ujung daun meruncing tepi rata, dasar membulat. Bunga majemuk semu, terletak di ketiak daun. Buah buni, permukaan buah berlekuk-lekuk, berwarna hijau keputihan, daging buah putih, buah masak manis. Biji coklat, berjumlah 10-25, lonjong. Kegunaan: Buah dimakan segar atau dibuat es krim; produksi 5-20 ton/ha. Daun berkhasiat untuk obat kudis dan kutu. Biji dapat digunakan untuk vermisida dan insektisida. Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika Selatan dan menyebar ke daerah tropis dan Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Tuban, Madiun, Pasuruan dan Madura. Habitat: Tumbuh baik pada ketinggian m dpl, toleran terhadap iklim kering. Tanah yang cocok lempung berpasir atau lempung berliat. Perbanyakan: biji, sambung. 20

26 ANNONACEAE Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook.f. & Thomson Sinonim: Uvaria burahol Bl. Nama lokal: kepel (Jawa), burahol (Sunda). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter batang cm. Daun tunggal, tersebar, elip memanjang atau bulat telur lanset, panjang cm, lebar 4-9 cm, hijau gelap, tidak berbulu, tangkai 1-5 cm; daun muda berwarna merah kecoklatan. Bunga jantan berada pada cabang atau ranting bagian atas, dalam berkas 8-16; daun mahkota 5, daun kelopak 5; bunga betina berada pada batang pokok terutama pada bagian bawah, 1-13 dalam berkas, tangkai buah mencapai 8 cm. Buah masak bulat, coklat, diameter 3-8 cm, daging buah kuning, harum dan manis. Kegunaan: Buah masak dimakan segar, bermanfaat sebagai deodoran, diuretik dan pencegah kehamilan. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias. Penyebaran: Tanaman tersebar Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Ngawi dan Blitar. Jumlah populasi sangat jarang. Habitat: Tanaman hidup pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 21

27 ARECACEAE Borassus flabellifer L. Sinonim: Borassus sundaica Becc. Nama lokal: lontar, siwalan, taal (Jawa), taal (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, soliter, tinggi m, diameter cm. Daun tunggal, bulat, diameter hingga 1,5 m, tepi bercangap atau berbagi menjari, lebar tajuk daun 5-7 cm, ujung membelah 2, tangkai 1 m. Bunga berumah dua; bunga jantan berupa tongkol, bulir, panjang 0,5 m, melengkung, berbentuk seperti sisik yang tersusun seperti genting, mahkota panjang 3 mm; bunga betina berupa bulir dengan daun pelindung besar, panjang 2,5 cm, tenda bunga 6; bakal buah berbentuk peluru, kepala putik 3, duduk. Buah bulat, berwarna coklat keunguan, diameter 7-10 cm, daging buah berserabut, beruang 3, beraroma alkohol dan rasanya manis. Biji pada umumnya berjumlah 3. Kegunaan: Bunga disadap untuk diambil nira sebagai bahan gula. Buah muda dimakan. Batang untuk bahan bangunan bahan tepung. Daun untuk bahan anyaman, seperti tikar, kerajinan, cetakan gula dan tempat air. Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah tropik di Asia. Di Jawa Timur dijumpai di kawasan utara mulai dari Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan hingga Situbondo dan Madura. Habitat: Tanaman dapat tumbuh pada m dpl, namun pada umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di daerah beriklim kering. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 22

28 ARECACEAE Salacca zallaca (Gaertner) Voss. Sinonim: Salacca edulis Reinw. Nama lokal: salak (Jawa, Madura, Indonesia) Ciri-ciri umum: Semak, tinggi 2-3 m, berumpun, merayap, berumah dua. Daun majemuk, menyirip, panjang 1,5-3 m, berduri tajam, coklat tua, pipih, berbentuk jarum, panjang 3-5 cm. Bunga majemuk, tongkol; bunga jantan memanjang, bulir, panjang 7-15 cm, coklat kemerahan, daun pembungkus cm; bulir bunga betina 7-20 cm, lebih tebal dibanding bunga jantan, daun kelopak 6 mm, daun mahkota hijau kekuningan. Buah bulat atau bulat telur, beruang 1-3, kulit bersisik, baris sisik 31-33, bentuk sisik bulat telur terbalik. Biji 1-3, aril putih. Kegunaan: Buah dimakan segar, dibuat asinan dan manisan. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan. Di Jawa Timur banyak memiliki banyak variasi, diantaranya salak menjalin, salak kebo, salak nase (Madura), salak kersikan (Pasuruan), salak suwaru (Malang), salak wedi (Bojonegoro). Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl, terutama di pinggir-pinggir sungai atau kebun pekarangan. Tanaman ini tidak tahan kekeringan. Perbanyakan: biji, anakan. 23

29 AVERRHOACEAE Averrhoa bilimbi L. Sinonim: - Nama lokal: Belimbing wuluh (Jawa, Madura ) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-7 m, diameter batang cm. Daun majemuk 3-15 pasang, anak daun bulat telur, memanjang atau elip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1,2-4 cm, ujung meruncing atau runcing, dasar rompang atau membulat, tepi rata, hijau muda. Bunga majemuk, malai, menggantung, muncul di batang, terutama di batang utama, panjang 5-20 cm; daun kelopak 5, putih kehijauan, bulat telur, panjang 6 mm; daun mahota 5, berlekatan, benang sari 10 dalam dua lingkaran. Buah buni, bulat memanjang, ujung membulat, panjang 4-7 cm, diameter 1-2 cm, rasa masam. Biji pipih, coklat muda. Kegunaan: Buah dimakan atau sebagai bumbu masak, berkhasiat untuk obat batuk dan penyakit kulit. Digunakan juga untuk pembersih karat pada logam. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai di seluruh daerah dan yang terbanyak di daerah Tuban, Bojonegoro, Blitar dan Tulungagung. Habitat: Tanaman tumbuh baik pada ketinggian m dpl, ph 5,5-6,5. Perbanyakan: biji atau cangkok. Gambar Pohon 24

30 BROMELIACEAE Ananas comosus (L.) Merr. Sinonim: Bromelia comosa L.; Ananas sativus (Lindley) Schults Nama lokal: nanas (Jawa, Madura, Indonesia) Ciri-ciri umum: Herba, tahunan, tinggi cm, berumpun, batang pendek. Daun berbentuk pedang, panjang hingga 100 cm, lebar 5-8 cm, ujung runcing, tepi berduri, warna hijau keputihan atau merah keunguan. Bunga majemuk, di ujung batang dengan jumlah bunga hingga 200, berlekatan; daun kelopak 3, daun mahkota 3, benang sari 6. Buah semu, panjang cm, warna merah kecoklatan, kuning atau kuning kehijauan, daging kuning atau kuning muda, bobot 1-2,5 kg. Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat rujak, sale, keripik dan untuk pelunak daging. Serat daun dibuat tali atau pakaian. Penyebaran: Tanaman berasal dari Amerika Selatan, menyebar ke seluruh daerah tropik. Di Jawa Timur dijumpai di seluruh daerah dan yang terbanyak di daerah Blitar. Habitat: Tanaman dapat tumbuh pada ketinggian m dpl, curah hujan mm/tahun dan ph 4,5-6,5. Perbanyakan: anakan atau mahkota daun pada buah. 25

31 BURSERACEAE Protium javanicum Burm.f. Sinonim: Amyris protium L.; Protium zollingeri Engl.; Amyris dentata Wild. Nama lokal: bernang, tenggulun, trenggulun (Jawa), nggulun (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tahunan, tinggi mencapai 22 m, diameter batang cm, cabang berduri. Daun majemuk, jumlah 3-7, 1-3 pasang anak daun, tangkai 4-5 cm; anak daun lonjong hingga lanset atau bulat telur hingga lanset, tidak berbulu, tepi bergerigi, panjang 4-10 cm, lebar 2-5 cm, tangkai 0,1-0,3 cm, beraroma terpen bila diremas. Bunga majemuk malai, gundul atau berbulu halus; daun mahkota bulat telur, runcing, panjang 2-3 mm. Malai bunga jantan 6-25 cm; mahkota kuning; malai bunga betina 2-14 cm. Buah bulat, diameter 0,75-1,50 cm, kulit merah dan berbau resin. Kegunaan: Daun muda dapat dimakan dan untuk obat batuk. Buah masak dimakan, agak manis, bau terpen, rasa asam, kulit buah berwarna merah saat tua. Kayu berwarna coklat kemerahan, serat halus, untuk perabot rumah tangga dan tiang rumah. Penyebaran: Tanaman tersebar di Jawa dan kepulauan Sunda Kecil. Di Jawa Timur ditemukan di Pasuruan, Nganjuk, Madura dengan jumlah populasi sangat jarang dan sulit ditemukan. Tanaman ini biasanya tumbuh di lereng-lereng tepi sungai. Habitat: Biasanya tumbuh pada daerah kering, di tepi hutan pada ketinggian <1000 m dpl. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 26

32 CLUSIACEAE Garcinia mangostana L. Sinonim: Mangostana garcinia Gaertner Nama local: manggis (Jawa, Madura, Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi cm, diameter cm, batang bergetah kuning. Daun tunggal berhadapan, elip memanjang, panjang cm, lebar 7-13 cm, tidak berbulu, tebal, ujung meruncing atau runcing, tepi rata, permukaan halus. Bunga majemuk, di ketiak daun; daun kelopak 4, hijau, tidak gugur; daun mahkota 4, hijau kekuningan, staminodea banyak; bakal buah duduk, bulat, beruang 4-8, kepala putik terbagi 4-8. Buah buni, bulat, diameter 4-7 cm, kulit coklat kemerahan. Biji 0-3 Kegunaan: Buah masak dimakan segar. Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah Semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar, Indonesia, Papua hingga Filipina. Di Jawa Timur ditemukan di Malang, Lumajang, Pacitan, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Blitar pada ketinggian di bawah 1000 m dpl. Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 27

33 CLUSIACEAE Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz. Sinonim: Garcinia elliptica Choisy; Garcinia longifolia Blume Nama lokal: mundu (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 5-13 m, diameter batang cm, batang utama biasanya pendek, bergetah putih kekuningan, ranting bersegi empat. Daun tunggal berhadapan, elip memanjang, panjang 7-30 cm, lebar 2,5-10 cm, hijau tua mengkilat pada permukaan atas, ujung runcing atau meruncing, dasar tumpul atau membulat, tangkai hingga 0,6-2 cm. Bunga majemuk di ketiak daun; kelopak 5; daun mahkota 5; benang sari banyak, putik 1. Buah bulat, ujung melancip atau bulat, diameter 5-8 cm, bergetah putih kekuningan saat muda, kuning saat tua, rasa manis asam, daging berwarna kuning. Biji 1-5, coklat, panjang 2-3 cm Kegunaan: Buah dimakan segar. Buah, daun dan biji dan berkhasiat untuk obat gondok. Kulit kayu untuk pewarna alami. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias. Penyebaran: Tanaman menyebar di Asia Tenggara, khususnya Filipina, Kalimantan dan Jawa. Di Jawa Timur ditemukan di Nganjuk, Ngawi, Blitar. Populasi sangat jarang. Habitat: Tanaman tumbuh baik pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji, cangkok. Gambar Pohon 28

34 EBENACEAE Diospyros blancoi A.DC. Sinonim: Diospyros discolor Willd.; Diospyros philippensis (Desr.) Gürke Nama lokal: bisbul (Jawa), buah mentega (Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 7-32 m, diameter batang cm. Daun tunggal, tersebar, memanjang, panjang 8-30 cm, lebar 2,5-12 cm, tepi rata, dasar membulat, ujung meruncing, bagian bawah berbulu keperakan, daun muda berbulu keperakan, halus, tangkai 1-2 cm. Bunga jantan, majemuk, di ketiak daun; daun kelopak berbentuk tabung, berlekuk 4; daun mahkota lebih panjang daripada kelopak, putih krem; benang sari Bunga betina soliter, di ketiak daun, stamenodia 4-8. Buah buni, bulat, panjang 5-12 cm, lebar 8-10 cm; buah muda hijau, berbulu coklat muda; buah tua merah, Gambar Pohon bulu coklat, daging putih, harum. Biji 0-10, panjang 3-4 cm, lebar 2-2,5 cm. Kegunaan: buah masak dimakan segar. Kayu untuk mebel atau kerajinan. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias. Penyebaran: Tanaman berasal dari Filipina kemudian menyebar ke daerah tropik lainnya. Di Jawa Timur ditemukan di Ponorogo, Ngawi, Malang dan Blitar. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 29

35 EBENACEAE Diospyros kaki Thunb. Sinonim: Diospyros chinensis Blume Nama lokal: kesemek (Jawa, Indonesia) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 15 m, diameter cm. Daun tunggal, tersebar, bulat telur atau elip, panjang 5-25 cm, lebar 2,5-15 cm ujung membulat, tepi rata, dasar runcing, hijau mengkilat. Bunga majemuk, 3-5 bunga cymes; bunga jantan soliter, benang sari 14-24; daun pelindung bunga betina memanjang atau lanset, 2,5 x 1 cm. Buah buni, bulat bersegi, kuning kehijauan atau oranye, daging buah tebal dan endocarp berwarna kuning, renyah dan manis. Biji Kegunaan: Buah masak dimakan segar, dibuat es krim atau jus dan berkhasiat untuk menurunkan tekanan Gambar Pohon darah, obat sakit mata dan sariawan. Setiap 100 g mengandung 80 g air, 0,7 g protein, 0,4 g lemak dan 19,6 g karbohidrat. Penyebaran: Tanaman berasal dari Cina menyebar ke Jepang dan Asia Tenggara. Di Indonesia di jumpai ditanam di Jawa, Sumatera dan Maluku. Di Jawa Timur ditemukan di Batu, Magetan dan Pasuruan. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Perbanyakan: stek akar. 30

36 EUPHORBIACEAE Antidesma bunius (L.) Spreng. Sinonim: Silago bunius L., Antidesma rumphii Tulasure, Antidesma dallachyanum Baillon Nama lokal: wuni, buni (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-15 m, diameter batang cm. Daun tunggal tersebar, lonjong atau lanset, panjang cm, lebar 4-10 cm, ujung meruncing atau tumpul, dasar membulat, tepi rata, panjang tangkai mencapai 1 cm. Bunga majemuk tandan, panjang 6-20 cm, di ketiak daun atau di ujung batang; bunga jantan bertangkai pendek, benang sari 3-4, kemerahan, bakal buah rudimenter; bunga betina bertangkai, bakal buah lonjong atau bulat, kepala putik 3-4. Buah batu, bulat atau lonjong, merah kekuningan atau ungu. Biji lonjong memanjang, panjang 6-8 mm, lebar 4,5-5,5 mm. Gambar Pohon Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat jeli. Setiap 100 g buah mengandung 90-95% air, 6,3 g karbohidrat, 6,3 g lemak, 8 mg vit C, 10 IU vitamin A. Daun muda untuk lalapan. Kayu untuk bangunan. Penyebaran: Tanaman tersebar dari India, Srilanka, Myanmar dan Malesia. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Banyuwangi, Lumajang. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman ditanam atau tumbuh liar pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji 31

37 EUPHORBIACEAE Baccaurea racemosa (Reinw. ex Blume) Müll. Arg. Sinonim: Baccaurea wallichii Hook.f. ; Pierardia racemosa (Reinw.) Blume Nama lokal: kepundung, jirek, mundung (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter cm. Daun tunggal, bulat telur atau lonjong hingga bulat telur terbalik, panjang 7-18 cm, lebar 3-7 cm, berkelenjar, tepi rata; daun penumpu segitiga. Bunga tandan, muncul dari batang atau cabang besar; tandan bunga jantan bekelompok tigatiga, panjang 5-12 cm, berambut lebat; tandan bunga betina sendiri-sendiri atau berkelompok, ukuran lebih besar, panjang cm; bakal buah beruang 3-4. Buah bulat, diameter 2-2,4 cm, buah muda hijau, buah masak kuning atau kemerah-merahan. Kegunaan: Buah dimakan segar atau dibuat manisan. Kayunya sebagai bahan bangunan, mebel dan perahu. Penyebaran: Tanaman berasal dari Malesia barat dan menyebar hingga Semenanjung Malesia, Sumatera, Jawa dan Bali. Di Jawa Timur ditemukan di Jombang, Ponorogo, Ngawi, Madiun, Malang dan Banyuwangi. Habitat: Tanaman ditanam di kebun atau tumbuh liar di hutan atau tepi sungai pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 32

38 EUPHORBIACEAE Phyllanthus acidus (L.) Skeels Sinonim: Averrhoa acida L.; Cicca acida L; Cicca disticha L.; Cicca nodiflora Lamk.; Phyllanthus distichus (L) Müll. Arg. Nama lokal: cerme (Jawa), careme (Madura ) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 2-9 m, diameter batang cm. Daun tunggal, tersebar, bentuk ginjal, bulat telur, lonjong atau lanset, panjang 1-9 cm, lebar 1-4,4 cm, ujung meruncing, membulat atau runcing, dasar menjantung, membulat atau runcing, tepi rata, tangkai 0,2-0,5 cm. Bunga majemuk, malai, terletak di sepanjang cabang, panjang hingga 12 cm. Buah batu, bulat, berlekuk 6-8, diameter 1-2,5 cm, putih kekuningan. Biji 4-6. Kegunaan: Akar berkhasiat sebagai obat asma atau purgatif. Daun berkhasiat obat kanker. Buah masak dimakan segar atau dibuat manisan. Biji untuk obat sembelit. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur dapat ditemukan di hampir seluruh daerah. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman ditanam di samping rumah pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 33

39 EUPHORBIACEAE Phyllanthus emblica L. Sinonim: Cicca emblica Kurz; Emblica offinalis Gaertn.; Mirobalanus emblica Burm. Nama lokal: kemloko (Jawa), mlakah (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter batang cm. Daun majemuk tersebar, elip, panjang 0,4-1,5 cm, lebar 0,2-0,5 cm, ujung membulat, dasar rompang, hijau, tepi rata. Bunga majemuk tandan, di ketiak daun, benang sari banyak, buah bulat, hijau kekuningan, diameter 1-2,5 cm. Buah batu, berbiji satu, namun beruang banyak yang berisi banyak biji di dalamnya. Rasa buah asam kelat. Kegunaan: Kayu untuk bahan arang dan tangkai perkakas rumah tangga. Kulit batang untuk pewarna biru tua dan penyamak. Daun untuk pewarna batik. Buah masak dimakan segar atau dibuat manisan dan berkhasiat untuk obat diare. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai di daerah Situbondo dan Madura pada ketinggian hingga 1000 m dpl. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman tumbuh pada m dpl, terutama daerah kering dan savana. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 34

40 FABACEAE Cynometra cauliflora L. Sinonim: Cynometra acutifolia Vidal Nama lokal: nam nam, kopi anjing (Jawa, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 3-15 m, diameter batang cm. Daun majemuk, sepasang, helai daun elip memanjang atau bulat telur terbalik memanjang, panjang 2,5-5 cm, lebar 1-6 cm, saat muda berwarna kemerahan. Bunga majemuk tandan, terletak pada batang utama, tangkai 0,4-0,7 cm, kelopak merah muda, berubah coklat, panjang 0,5-0,6 cm. Buah buni, panjang 6,5-9 cm, lebar 4-6 cm, kuning atau kemerahan saat masak, rasa manis asam. Biji 1, pipih, panjang 3-5 cm, lebar 4-5 cm. Kegunaan: Buah dimakan segar. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias. Penyebaran: Tanaman menyebar Gambar Pohon di Asia Tenggara. Di Jawa Timur dijumpai di daerah Pacitan dan Ngantang. Populasinya sangat jarang. Habitat: Dataran rendah hingga 1000 m dpl, menyukai sinar matahari penuh, toleran terhadap naungan, curah hujan mm/tahun. Temperatur o C. Perbanyakan: biji, cangkok. 35

41 FABACEAE Inocarpus fagiferus (Park.) Fosb. Sinonim: Inocarpus edulis J.R. & G. Forst Nama lokal: gayam (Jawa), gajam (Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 5-15 m, diameter batang cm, batang beralur dalam dan tidak teratur. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset atau elip, hijau, tepi rata, ujung tumpul atau terbelah, pangkal tumpul, bentuk jantung, sering tidak simetris, ujung runcing, panjang 7,5-40 cm, lebar 3-10 cm, tangkai 0,5-1,5 cm. Bunga majemuk bulir, di ketiak daun, daun mahkota 5, putih, daun kelopak 5, hijau, berbau harum. Buah batu, agak pipih, panjang 5-7 cm, lebar 5-8 cm, hijau saat muda dan hijau kekuningan saat masak. Kegunaan: Biji tua dimakan atau dibuat keripik. Penyebaran: Tanaman tersebar di seluruh Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di daerah Tuban, Pasuruan, Situbondo, Malang pada ketinggian m dpl. Habitat: Tanaman tumbuh dekat sumber air atau sungai pada m dpl. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 36

42 FABACEAE Tamarindus indica L. Sinonim: Tamarindus occidentalis Gaertn.; Tamarindus officinalis Hook. Nama lokal: asem (Jawa, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 30 m, diameter batang mencapai 1 m. Daun majemuk, 8-16 pasang anak daun, tersebar, berpenumpu, anak daun lonjong, panjang 1-3,5 cm dan lebar 0,5-1 cm, tepi rata, dasar daun membulat. Bunga majemuk tandan, di ujung batang, panjang hingga 13 cm, harum, daun kelopak 4, daun mahkota 5, berwarna krem, benang sari 3, putik 1. Buah batu, panjang mencapai 14 cm, lebar 1-2 cm, melengkung. Biji mencapai 18. Kegunaan: buah dimakan segar, untuk bumbu masak, atau dibuat manisan, permen, sirup dan minuman. Daun muda dibuat minuman segar (sinom), Gambar Pohon dibalurkan untuk mengobati rematik dan berkhasiat mengurangi rasa sakit. Biji dimakan setelah direndam dalam air dan direbus. Minyak biji untuk bahan pernis. Kulitnya berkhasiat untuk astringent, tonikum dan lotion pada luka bengkak dan bernanah. Penyebaran: Tanaman tersebar di daerah tropik, dibudidayakan, dijumpai di seluruh Jawa Timur, terutama di pinggir jalan. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl. Pada umumnya ditanam di pinggir jalan atau di sekitar rumah dan relatif tahan terhadap iklim kering. Tanaman berpotensi sebagai tanaman hias. Perbanyakan: biji 37

43 FLACOURTIACEAE Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi Sinonim: Flacourtia edulis Griff.; Flacourtia euphlebia Merr.; Flacourtia megaphylla Ridley Nama daerah: Rukem, gondorukem (Jawa), rukam (Madura) Ciri- ciri umum: Pohon, tinggi 5-20 m, diameter batang cm, batang bawah tanaman muda berduri dengan panjang mencapai 10 cm. Daun tunggal tersebar, berbentuk bulat telur atau lonjong hingga lanset, panjang 2-8 cm, lebar 1-6 cm, merah kecoklatan pada saat muda dan hijau saat tua, tangkai daun 5-8 mm. Tanaman berumah dua. Bunga majemuk, tandan pendek, di ketiak daun, tangkai 3-4 cm, hijau kekuningan; bunga jantan hingga 8 bunga, berwarna hijau kekuningan, benang sari banyak. Buah buni, bulat, tidak berbulu, diameter 2-2,5 cm, berwarna hijau saat muda dan menjadi ungu atau merah tua saat masak. Biji banyak dan pipih. Kegunaan: Buah masak dimakan segar, untuk dibuat minuman, jelly atau selai. Buah muda untuk diare. Daun untuk mengobati sakit mata dan cacar. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Malang, Pasuruan, Madura dan Banyuwangi. Habitat: Tanaman tumbuh liar atau ditanam. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 38

44 LYTHRACEAE Punica granatum L. Sinonim: Granatum punicum St.-Lag.; Punica florida Salisb. Nama lokal: delima (Jawa, Madura, Indonesia) Ciri-ciri umum: Semak atau pohon, tinggi 3-6 m. Daun tunggal, berhadapan atau berkelompok, memanjang atau lanset, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5 cm, dasar runcing atau tumpul, tepi rata, ujung membulat. Bunga majemuk 1-5 di ujung batang, panjang 4-5 cm, daun mahkota 5-8. Buah buni, bulat, diameter 6-12 cm; buah masak 5-7 buah. Kegunaan: Buah masak dimakan segar dan berkhasiat untuk obat cacing. Buah dan daun berkhasiat untuk obat disentri dan dapat digunakan sebagai pewarna alami. Penyebaran: Tanaman berasal dari Persia, kemudian menyebar ke daerah tropik. Di Jawa Timur hampir dapat ditemukan di seluruh daerah. Habitat: Tanaman ditanam pada ketinggian m dpl. Perbanyakan: biji, cangkok. 39

45 MELIACEAE Lansium domesticum Corr. Sinonim: Aglaia dooko Griffith; Aglaia domestica (Correa em. Jack) Pellegrin; Aglaia aquaea (Jack) Kosterm. Nama lokal: duku, langsat, langsep, kokosan (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 6-15 m, diameter cm. Daun majemuk tersebar, anak daun bulat memanjang, lanset, panjang 6-10 cm, lebar 4-7 cm, ujung runcing, pangkal tumpul atau runcing. Pada saat berkecambah tanaman berdaun tunggal. Bunga majemuk, tandan atau bulir, terletak di batang. Buah bulat atau lonjong panjang 1-3 cm, diameter 1-1,5 cm, rasa manis atau asam manis, kulit kuning keputihan, kuning kecoklatan, bergetah atau tidak. Terdapat tiga macam variasi, yaitu: a. duku (kulit tebal, hampir tidak bergetah, buah bulat, rasa manis); b. langsep/langsat/picitan (kulit buah Gambar Pohon bergetah putih, buah bulat, rasa manis asam); c. kokosan (kulit buah berwarna kuning kecoklatan, bergetah, rasa asam sedikit manis, aril sulit lepas dari biji). Kegunaan: Buah dimakan segar. Setiap 100 g mengandung 84 g air, 14,2 g karbohidrat, 19 mg Ca, 275 mg K. Kulit buah berkhasiat untuk obat diare dan obat nyamuk. Penyebaran: Tanaman tersebar di Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di Tuban, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Tulungagung, Blitar. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl dan kurang tahan terhadap kekeringan. Perbanyakan: biji 40

46 MELIACEAE Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Sinonim: Melia koetjape Burm.f.; Sandoricum indicum Cav.. Nama lokal: santol, kecapi, (Madura); kecapi (Indonesia), sentul (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi hingga 30 m, diameter batang mencapai 90 cm, bergetah putih. Daun majemuk, tersebar; anak daun 3, elip memanjang, permukaan atas hijau, panjang 6-26 cm, lebar 3-16 cm; ibu tangkai daun 2-9 cm, anak tangkai daun mencapai 1 cm, ujung daun meruncing, dasar daun membulat atau lancip. Bunga majemuk, malai, di ketiak daun, panjang cm, hijau. Buah bulat, berbulu halus, diameter 4-6 cm, kuning kehijauan saat masak, rasa manis asam. Biji 2-5. Kegunaan: Buah dimakan segar, dibuat permen, jeli atau selai. Kayu untuk konstruksi bangunan dan alat pertukangan. Bubuk kulit batang berkhasiat untuk obat cacing gelang dan kurap. Akar berkhasiat sebagai anti diare, antikasmodik, karminatif, sakit perut dan tonikum sehabis melahirkan. Tanaman berguna sebagai tanaman peneduh. Penyebaran: Kecapi berasal dari Indocina dan Malesia Barat Daya yang tumbuh secara alami atau ditanam di daerah Asia tropik, khususnya di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Di Jawa Timur dijumpai di Bangkalan Madura, Banyuwangi dan jumlah populasinya jarang sekali. Habitat: Tanaman tumbuh baik pada ketinggian m dpl pada daerah kering hingga basah. Pertumbuhan dan perkembangan: Biji berkecambah 20 hst. Berbunga dan berbuah 5-7 tahun setelah tanam dan tumbuh baik tanpa irigasi. Tanaman dapat diperbanyak dengan biji, sambung, okulasi atau merunduk. Perbanyakan: biji atau sambung. Gambar Pohon 41

47 MORACEAE Artocarpus altilis (Parkinson) Forsberg Sinonim: Artocarpus communis J.R. & G. Forst.; Artocarpus incisa (Thunb.) L. f. Nama lokal: sukun (Jawa, Madura, Indonesia). Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi 6-30 m, diameter batang 0,6-1,8 m, hijau sepanjang tahun, bergetah putih. Daun tunggal tersebar, bentuk bulat telur atau elip, panjang cm, lebar cm, tepi bercangap terbagi 5-11, hijau, agak kaku, berbulu, tangkai 3-5 cm. Bunga majemuk, tongkol, muncul di ketiak daun, tangkai 4-8 cm, terbungkus daun pembalut, panjang 1,5-15 cm, lebar 3-4 cm, berspon, kuning; bunga betina bulat atau silindris, panjang 8-10 cm, lebar 5-9 mm. Buah bulat, diameter cm, hijau kekuningan, daging kuning muda, pada umumnya tidak berbiji. Kegunaan: Buah tua dimakan dan dibuat kripik. Kulit batang untuk bahan serat dan dibuat topi. Daun berkhasiat untuk penurun tekanan darah tinggi. Getah dapat digunakan untuk menambal perahu kano dan berkhasiat untuk obat diare. Penyebaran: Sentra genetik sukun berasal dari Indonesia dan Papua Nugini, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropik. Di Jawa Timur tanaman ini menyebar hampir di seluruh daerah. Habitat: Tanaman tumbuh liar atau ditanam pada ketingian m dpl, namun tanaman ini banyak dijumpai di dataran rendah, curah hujan mm/tahun, kelembaban 70-90% Perbanyakan: stek akar. 42

48 MORACEAE Artocarpus camansi Blume Sinonim: - Nama lokal: kluwih Cirri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter cm, bergetah putih. Daun tunggal, tersebar, bentuk elip atau memanjang, panjang 9-32 cm, lebar 5-15 cm, tepi rata atau berlekuk, permukaan kasap atau berbulu, tangkai 1-2 cm. Bunga majemuk, muncul dari ketiak daun; bunga jantan bulat, diameter mm; bunga betina dengan seludang, tangkai 0,8-4 cm. Buah bulat atau lonjong, panjang cm, diameter 9-10 cm, hijau, permukaan berduri. Kegunaan: Buah untuk sayur. Penyebaran: Tanaman tersebar di Indonesia. Di Jawa Timur hampir dijumpai di seluruh daerah. Habitat: Tanaman tumbuh liar atau ditanam pada ketinggian m dpl. Tanaman biasanya tumbuh di pinggir sungai atau jurang. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 43

49 MORACEAE Artocarpus elastica Reinw. Sinonim: Artocarpus pubescens Bl.; Artocarpus blumei Trece; Artocarpus kunstleri King in Hook; Artocarpus corneri Kochummer Nama daearah: bendo (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi hingga 40 m, diameter cm, bergetah putih. Daun tunggal tersebar, bentuk lonjong atau memanjang, panjang cm, lebar cm. Buah majemuk semu, bulat, diameter 9-16 cm, coklat kekuningan, berduri halus, berdaging putih. Kegunaan: Buah masak dimakan segar. Kayu untuk bahan papan. Kulit kayu untuk bahan tali, anyaman. Serat dari kulit kayu sangat baik untuk dibuat kain. Getah berkhasiat untuk obat disentri. Daun berkhasiat untuk obat TBC. Penyebaran: Tanaman tersebar di Myanmar, Thailand, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Di Jawa Timur hampir ditemukan di seluruh daerah. Jumlah populasi jarang. Habitat: Tanaman tumbuh pada dataran rendah ketinggan hingga 1500 m dpl, terutama di lereng jurang atau dekat sumber air. Perbanyakan: biji Gambar Pohon 44

50 MORACEAE Artocarpus heterophyllus Lmk. Sinonim: Artocarpus philippensis Lamk.; Artocarpus brasiliensis Gomez; Artocarpus maxima Blanco Nama lokal: nongko (Jawa), nangka (Indonesia, Madura) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter batang cm, bergetah putih. Daun tunggal, tersebar, bulat telur terbalik atau lanset, panjang 5-25 cm, lebar 3,5-12 cm, ujung meruncing, bawah lancip, tepi rata, tangkai 1,5-4 cm; daun penumpu 1,5-8 x 0,5-3 cm. Bunga majemuk, soliter, di batang atau di ketiak daun, tangkai 1,5-4 cm; bakal buah 3-8 x 1-3 cm, elip. Buah bulat memanjang atau elip, panjang cm, diameter cm, kulit bergigi, hijau, hijau kecoklatan, daging buah masak berwarna kuning atau kuning keputihan, rasa manis, tekstur renyah, kenyal atau lembek. Biji 1, memanjang 1,5-5 cm. Gambar Pohon Kegunaan: Daun dapat digunakan untuk pakan ternak. Buah muda untuk sayur. Buah masak dimakan atau dibuat kripik, minuman, permen, selai dan jeli. Kayu untuk bangunan dan ukiran. Penyebaran: Tanaman tumbuh di seluruh daerah tropik, terutama Asia Tenggara. Di Jawa Timur ditemukan di semua daerah. Habitat: Tanaman tumbuh pada ketinggian m dpl dan toleran terhadap kekeringan. Perbanyakan: biji, berkecambah 7-30 hst. 45

51 MORACEAE Ficus racemosa L. Sinonim: Ficus glomerata Roxb. Nama lokal: lo (Jawa) Ciri-ciri umum: Pohon, tinggi m, diameter batang 1-2 m, bergetah putih. Daun tunggal, lanset, panjang 1-13 cm, lebar 1-5 cm, ujung lancip, dasar lancip, tepi rata, permukaan agak kasap, tersebar, tangkai 1-2 cm. Bunga majemuk bentuk periuk, pada batang, bentuk tandan, putih kemerahan. Buah buni, bulat, diameter 1,5-2,5 cm, tangkai 1 cm, berair, agak manis. Kegunaan: Buah masak dimakan segar atau dibuat rujak. Buah muda atau daun berkhasiat untuk obat diare. Penyebaran: Tanaman tersebar di Afrika, India, Indocina, Malesia dan Australia. Di Jawa Timur hampir di jumpai di seluruh daerah. Habitat: Tanaman tumbuh di tepi sungai pada ketinggian m dpl. Seringkali ditemukan tumbuh di sela-sela batu atau bangunan talut. Perbanyakan: biji. Gambar Pohon 46

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan sumber daya genetik (plasma nutfah) yang sangat besar. Oleh karena itu Indonesia termasuk negara dengan megabiodiversity terbesar

Lebih terperinci

Amomum cardamomum Willd

Amomum cardamomum Willd Amomum cardamomum Willd Kapulaga Sinonim Amomum kapulaga Sprague Amomum compactum Solad ex Maton Alpinia striata Horst. Cardamomum minum Rumph Elettaria cardamomum Maton Elettaria major Smith Familia Zingiberaceae

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

PERAKITAN VARIETAS SALAK : PERAKITAN VARIETAS SALAK : SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010 KERJASAMA ANTARA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw. DESKRIPSI TANAMAN Acriopsis javanica Reinw. Marga : Acriopsis Jenis : Acriopsis javanica Reinw Batang : Bulat mirip bawang Daun : Daun 2-3 helai, tipis berbentuk pita, menyempit ke arah pangkal Bunga :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Buah Maja Buah maja merupakan tanaman dari famili Rutaceae, yang penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Tumbuhan ini terdapat di negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Hingga saat ini varietas unggul mangga di Indonesia yang telah dilepas sebanyak 32 varietas. Dari 32 varietas unggul tersebut, 14 varietas berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Kecicang PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN International Exhibition International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA Indonesia of

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) Gambar 1. Bengkuang Sumber: http://www.google.com/search?gs_rn=21&gs_ri=tanaman+bengkuang A. Sekilas Tanaman Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indoesia merupakan negara yang terkenal dengan makanan tradisional. Banyak makanan Indonesia yang tidak dijumpai di negara lain termasuk dodol. Dodol adalah makanan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997). II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Taksonomi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang (Musa spp.) Indonesia pisang merupakan tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pisang adalah tanaman herba yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 Nama Kelompok Rizky Ratna Sari Rika Dhietya Putri Ahmad Marzuki Fiki Rahmah Fadlilah Eka Novi Octavianti Bidayatul Afifah Yasir Arafat . Swietenia macrophylla

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I. Pendahuluan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili : Plantae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak (Salacca Edulis Reinw) termasuk kelompok tanaman palmae yang tumbuh berumpun, umumnya tumbuh

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN

PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN iptek hortikultura PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN Sebagai buah subtropis yang telah lama beradaptasi di Indonesia, Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu buah yang banyak digemari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Taksonomi tanaman iles-iles menurut Jansen et al. (1996) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotiledone Ordo :

Lebih terperinci

Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli

Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli AGROTROP, 5 (2): 179-186 (2015) ISSN: 2008-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan batang dan cabang berkayu serta tumbuh tinggi tegak. Manggis berasal dari hutan

Lebih terperinci

Buku Seri : Tanaman Khas Papua

Buku Seri : Tanaman Khas Papua ISBN: 978-602-72094-3-5 Buku Seri : Tanaman Khas Papua Badan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian 2014 Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi : Sitti Raodah Garuda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pohon Kawista Kawista atau Kawis (L. acidissima syn. Feronia limonia) adalah tumbuhan buah, termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan ini berasal dari India selatan

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, II. TINJAUN PUSTAKA 2.1. Pisang Pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh

Lebih terperinci

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam iptek hortikultura Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam Buah pepaya telah menjadi buah trend setter sejak beredarnya beberapa varietas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ciri Morfologi Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ciri Morfologi Jarak Pagar TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ciri Morfologi Jarak Pagar Jarak pagar termasuk ke dalam kingdom Plantae, subkingdom Tracheobionta (tumbuhan vasikular), divisi Spermatophyta, ordo Euphorbiales, famili Euphorbiaceae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci