EFFECT OF INDIGENOUS MYCORRHIZA AND Rhizobium ON PEANUT (Arachis hypogea) GROWTH ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFFECT OF INDIGENOUS MYCORRHIZA AND Rhizobium ON PEANUT (Arachis hypogea) GROWTH ABSTRACT"

Transkripsi

1 EFFECT OF INDIGENOUS MYCORRHIZA AND Rhizobium ON PEANUT (Arachis hypogea) GROWTH ABSTRACT Research the effect of indigenous mycorrhiza from sampling locations Petong Village District Tanah Merah Bangkalan and Rhizobium given to peanut (Arachis hypogea) do in laboratory Botany, Biology ITS Surabaya from September 2010 until September Propagation indigenous mycorrhizal is done by the host's maize within 2 months, the number of spores was calculated by wet screening methods, then obtained spores of glomus sp. and Gigaspora sp. Peanut was grown with seven different treatment : addition of indigenous mycorrhizae (result from multiplication), mikofer mycorrhizae, Rhizobium, Rhizobium + indigenous mycorrhiza, dung, SP-36, and controls during 100 days. Each treatment were observed several parameters : plant growth parameters (plant height, dry weight, pod weight, nodule formation) and percent mycorrhizal infection parameters by microscopic with mycorrhizal spore coloring is tryplan blue. The results showed that the treatment of indigenous mycorrhiza + Rhizobium has no effect on growth (plant height, dry weight, and root nodules) and development of plants (peanuts pod weight) but only give effect on the mycorrhiza infection percentages with 55% infection. Key words: indigenous mycorrhiza ; Rhizobium ; Arachis hypogea PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA INDIGENOUS DAN Rhizobium PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea) ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza indigenous dari lokasi sampling Desa Petong Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan dan Rhizobium yang diberikan pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogea) dilakukan di laboratorium Botani, Biologi ITS Surabaya dari bulan September 2010 hingga September Perbanyakan mikoriza indigenous dilakukan dengan inang jagung selama 2 bulan, hasilnya dihitung jumlah sporanya dengan metode penyaringan basah, sehingga didapatkan spora Glomus sp. dan Gigaspora sp. Tanaman kacang tanah ditumbuhkan dengan tujuh perlakuan berbeda, yaitu : penambahan mikoriza indigenous (hasil perbanyakan), mikoriza mikofer, Rhizobium, mikoriza indigenous + Rhizobium, pupuk kandang, pupuk SP-36, dan kontrol selama 100 hari. Pada tiap perlakuan diamati beberapa parameter pertumbuhan dan perkembangan tanamanan, yaitu : tinggi tanaman, berat kering, berat polong, pembentukan bintil dan persentase infeksi mikoriza melalui pengamatan secara mikroskopis dengan pewarna spora mikoriza tryplan blue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza indigenous dan Rhizobium tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, berat kering, dan bintil akar) dan perkembangan tanaman (berat polong kacang tanah). Namun hanya memberikan pengaruh pada hasil persentase infeksi mikoriza dengan persen infeksi 55%. Kata kunci : mikoriza indigenous ; Rhizobium ; Arachis hypogea. PENDAHULUAN Sektor pertanian di bangkalan menghasilkan produk palawija, salah satunya adalah kacang tanah (Sudjadi dan Supriaty, 2001). Desa Petong merupakan salah satu desa di kabupaten Bangkalan yang menghasilkan produksi kacang tanah sebesar 87,00 ton pada tahun 2008, dan 98,00 ton tahun Produktivitas kacang tanah pada tahun 2008 adalah 1,18 ton/ha dan tahun 2009 adalah 1,26 ton/ha. Hasil produktivitas tersebut tidak mengalami peningkatan secara signifikan (BPS Kab. Bangkalan, 2009). Bangkalan Madura merupakan salah satu wilayah lahan kering di Jawa Timur

2 (Nurhidayati dkk., 2010). Jumlah lahan kering tersebut semakin meningkat pada musim kemarau karena ada defisit air di beberapa lahan (Wignyosukarto, 2000 dalam Nurhidayati dkk., 2010). Salah satu teknologi yang dapat dikembangkan di lahan kering adalah Bioteknologi FMA (Fungi Mikoriza Arbuskular) karena berdasarkan hasil penelitian Nurhidayati dkk (2010) pada lahan kering Bangkalan Jawa Timur ditemukan 6 genus mikoriza yaitu, Gigaspora, Scutellospora, Acaulospora, Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Mikoriza tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Budidaya kacang tanah di Bangkalan dilakukan dengan penambahan pupuk SP-36 dan pupuk organik berupa pupuk kandang. Pemupukan dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas kacang tanah. Pemilihan pupuk yang tepat dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara signifikan (BPS Kab. Bangkalan, 2009). Pupuk SP-36 merupakan pupuk P dalam bentuk super fospat yang mengandung 36% P 2 O 5 yang di dalam tanah tidak segera tersedia dan sebagian terfiksasi (Jutono, 1987 dalam Sumaryo dan Suryono, 2000). Pupuk SP-36 adalah pupuk kimia tunggal yang menyediakan satu macam hara bagi tanaman yaitu P. Sehingga kebutuhan hara tanaman yang lain seperti unsur N, dan K sebagai hara makro dan mikro harus disuplai dengan pupuk yang lain. Pemberian pupuk SP-36 dalam jangka yang lama dapat menimbulkan rusaknya agregat tanah sehingga akan mengganggu pertumbuhan polongan kacang tanah akibat struktur tanah yang keras (Marsono, 2008). Penggunaan pupuk kandang sendiri memiliki kekurangan antara lain apabila tidak disterilisasi dengan baik, maka pupuk kandang cenderung mengandung bibit penyakit dan hama bagi tanaman. Penggunaannya juga harus dilakukan dalam jumlah besar. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi juga menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan dengan rasio C/N di bawah 20 (Hartatik dan Widowati, 2010). Oleh sebab itu perlu digunakan alternatif pupuk yang lain yaitu pupuk hayati. Hal ini sesuai dengan pengembangan tanaman budidaya dewasa ini, yang diupayakan mengacu pada teknis pertanian organik, yaitu peniadaan penggunaan input kimiawi eksternal seperti pupuk kimia dan lebih disarankan pada penggunaan pupuk hayati dengan pemanfaatan mikroorganisme pada tanah itu sendiri (Sudaryanta, 1999 dalam Nasahi, 2010). Salah satu mikroba yang umum digunakan sebagai pupuk hayati adalah mikoriza dan Rhizobium. Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti jamur akar yaitu merupakan suatu kerja sama saling menguntungkan antara jamur tertentu dengan akar tanaman tingkat tinggi (Hendromono, 1996). Hubungan kerja sama yang saling menguntungkan tersebut ialah tanaman inang menerima nutrisi yang berupa mineral, di lain pihak jamur menerima karbon sebagai hasil fotosintesis dari inang (Harley & Smith, 1983; Harley, 1989 dalam Bundrett et al, 1996). Penggunaan mikoriza dari daerah asal (indigenous) menunjukkan kecocokan dengan inangnya, sehingga penggunaan mikoriza indigenous pada daerah asalnya memungkinkan kecocokan yang lebih tinggi dalam bersimbiosis dengan tanamannya (Bertham, 2007). Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman legum seperti kacang tanah, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya, dan memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Rhizobium berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya (Sutanto, 2002). Inokulasi ganda Rhizobium dan jamur mikoriza arbuskular dilaporkan dapat meningkatkan jumlah bintil akar dan biomassa tanaman (Zhao et al., 1997 dalam Bertham, 2007), pertumbuhan dan hasil tanaman (Lin et al., 1993; Das et al., 1997; Sri Purwaningsih, 2001), karena meningkatkan penyerapan P,

3 pembentukan bintil akar, dan penambatan nitrogen. Sehingga penggunaannya secara bersamaan pada suatu tanaman dimungkinkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Bertham, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza indigenous dan Rhizobium pada tanaman kacang tanah. BAHAN DAN METODE Lokasi pengambilan sampel Pengambilan sampel tanah dilakukan di desa Petong kecamatan Tanah Merah kabupaten Bangkalan Madura dengan posisi 7º S dan 112º T. Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan Tanah di Desa Petong U Pengambilan Sampel Tanah Untuk Perbanyakan Mikoriza Indigenous Tanah diambil pada lima titik, yaitu pojok kanan atas, pojok kanan bawah, pojok kiri atas, pojok kiri bawah, dan tengah. Lapisan tanah yang diambil setebal 20 cm dari permukaan yang merupakan lapisan top soil. Tanah diambil dengan menggunakan pipa paralon sebanyak ± 90 kg. Perbanyakan Inokulan Mikoriza Indigenous Penanaman jagung dimulai dari persiapan media tumbuh. Media yang digunakan untuk perbanyakan inokulan mikoriza indigenous pada jagung adalah tanah yang berasal dari daerah desa Petung Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan. Tanah ditimbang sebanyak 3 kilogram dan dimasukkan dalam polybag ukuran 30 cm x 30 cm. Penanaman jagung dilakukan dalam polybag yang telah berisi tanah, setiap polybag diisi dengan benih jagung sebanyak 10 benih per polybag dan pada umur tujuh hari setelah tanam (7 HST) diadakan penjarangan dengan menyisakan satu tanaman per polybag. Tanaman jagung ditumbuhkan dalam polybag selama 2 bulan, dan diasumsikan mikoriza telah bersimbiosis dengan tanaman jagung. Tanamn jagung yang bermikoriza dalam polybag tersebut selanjutnya dilakukan stressing selama 3 sampai 4 minggu. Setelah dilakukan stressing dan media kering, batang tanaman dipotong. Media tanam dalam pot dibongkar dan akar tanaman dipotong pendek-pendek kurang lebih 1 cm dan dicampur dengan media tanam. Sebagian lagi dilakukan pengamatan mikroskopis untuk menghitung presentase infeksinya. Inokulan tersebut kemudian diperbanyak lagi dengan cara yang sama dan hasilnya siap digunakan sebagai pupuk hayati. Uji Viabilitas, Uji Jumlah Spora, dan Identifikasi Mikoriza Indigenous Uji viabilitas inokulum dilakukan dengan seri pengenceran kelipatan 10. Inokulum mikoriza indigenous diambil sebanyak 100 gram dan diletakkan dalam polybag dan diatasnya ditumbuhkan biji jagung sebagai inang. Hal ini merupakan inokulum murni (10 0 ). Seri pengenceran 10-1 diambil 10 gram inokulum dan dicampurkan dengan 90 gram tanah steril, diatasnya ditumbuhkan tanaman inang jagung. Seri pengenceran 10-2 diambil 10 gram dari inokulum pengenceran 10-1 dan dicampurkan dengan 90 gram tanah steril, diatasnya ditumbuhkan tanaman inang. Seri pengenceran dilakukan hingga (Rahayu, 2005). Setelah ± 1 bulan, tanaman diambil dari media tanam dan dibersihkan perakarannya dari tanah. Selanjutnya, dilakukan pengamatan infeksi akar dengan metode autoclave pada tiap pengenceran. Dari uji tersebut kemudian ditentukan dosis pemberian mikoriza pada perlakuan. Apabila mikoriza menginfeksi akar tanaman 70%, maka bisa digunakan sebagai biofertilizer (Rahayu, 2005). Uji jumlah spora dilakukan dengan mengambil sampel tanah sebanyak 100 gram, dan dimasukkan ke dalam wadah (Waskom). Ditambahkan air dan diaduk-aduk. Ditunggu

4 selama detik. Dituangkan airnya ke dalam saringan yang telah disiapkan (600, 180,106,75,63,38 µm). Dituang (hasil saringan) ukuran 75,63,38 µm ke dalam wadah sampel. Hasil penyaringan dituang ke dalam tube centrifugase. Ditambahkan larutan glukosa 60%. Disentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 5 menit. Dituangkan cairan bagian atas (jernih) ke dalam cawan petri. Cairan jernih dalam petri tersebut kemudian dituang ke dalam saringan ukuran 38 µm, dan dicuci dengan air mengalir (menghilangkan larutan glukosa). Hasilnya dituang ke dalam cawan petri, dan diamati di bawah mikroskop. Sampel yang diamati kemudian difoto dan diidentifikasi sampai tingkat genus (Prasetya, 2011). Persiapan Media Tanam Media tanam berupa tanah yang telah disterilkan dengan autoclave disiapkan sebanyak ± 85 kilogram. Kemudian disiapkan polybag sebanyak 28 buah ukuran 5 kg. Polybag tersebut disusun sesuai dengan jenis perlakuannya. Tanah yang sudah steril di masukkan ke dalam polybag dan diletakkan di dalam green house. Pemberian Pupuk Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Pupuk diberikan sebelum penanaman kacang tanah dengan cara dicampurkan dengan media tanam yang telah steril. Masing-masing pupuk diberikan dengan dosis sebagai berikut : a. Perlakuan kontrol tidak diberi penambahan pupuk, baik pupuk organik (pupuk kandang), pupuk anorganik (pupuk SP-36), dan pupuk hayati (mikoriza, Rhizobium). b. Mikoriza indigenous diberikan sebanyak 100 gram/kg tanah dengan jumlah spora tertinggi dan jumlah infeksi 100 % (Sesuai dengan hasil uji viabilitas) c. Mikoriza mikofer (Glomus sp.) diberikan sebanyak 10 gram/kg tanah d. Rhizobium diberikan sebanyak 10 gram/kg benih (khusus Rhizobium diberikan langsung pada biji) e. Pupuk SP-36 diberikan sebanyak 0,56 gram/kg tanah f. Pupuk kandang diberikan sebanyak 18,52 gram/kg tanah (Muzar, 2008) Penanaman Biji Biji yang digunakan berasal dari Bangkalan Madura. Biji berasal dari varietas bertipe tegak dan berumur pendek dicirikan dengan kulit bening mengkilap, tidak keriput, atau tidak cacat. Penanaman dilakukan dengan meletakkan biji pada tanah yang sudah dilubangi sedalam ± 5 cm. Biji ditanam selama 110 hari (Rukmana, 1998). Teknik Pemanenan Kacang tanah yang telah ditanam selama 110 hari dipanen, dengan cara mengambilnya dari tanah. Tanah pada bagian akar disisakan untuk menjaga akar akar tanaman tidak patah saat hendak diamati. Tajuk tanaman juga diambil untuk pengukuran berat kering. Pengamatan Secara Mikroskopis Melalui Persen Infeksi Akar Akar sebanyak ± 5 gram diambil dari tiap perlakuan, kemudian dicuci bersih dengan aquades. Akar yang telah dicuci disimpan dalam Formalin Acero-Alkohol (FAA) untuk fiksasi sebelum dilakukan pengecatan. Selanjutnya akar direndam dalam KOH 10% dan dipanaskan dengan autoclave selama menit pada 121ºC. kemudian dicuci dengan air. Akar selanjutnya diputihkan dengan hydrogen peroksida alkali, dan dicuci lagi dengan air. Selanjutnya akar diasamkan dengan HCl 1%, dan rendam dalam larutan cat trypan blue w / v dengan konsentrasi 0,05 % dan beri laktogliserol hingga terendam. Panaskan dengan autoclave pada 121ºC selama 15 menit. Cat dibuang dan akar direndam dalam laktogliserol. Selanjutnya diamati di bawah mikroskop (Alkareji, 2007). Potongan akar diamati dengan mikroskop perbesaran x. Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dari 10 potongan akar yang diamati. Akar yang terinfeksi ditandai dengan adanya vesikel atau arbuskel pada korteks akarnya. Tiap perlakuan dibuat replikasi preparat sebanyak 3 kali. Prosentase infeksi mikoriza dihitung : % infeksi = JAT x 100% JSP Keterangan : JAT : Jumlah Akar Terinfeksi

5 JSP : Jumlah Seluruh Potongan Akar Yang Diamati Pengamatan Secara Visual (Morfologi) Pengamatan morfologi merupakan pengamatan tanaman secara langsung mengenai bagian-bagian yang terlihat secara langsung pertumbuhan dan perkembangannya a. Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tanaman dilakukan dengan menggunakan benang dan penggaris dari batas terbawah pertumbuhan sampai batas teratas pertumbuhan yaitu daun terakhir yang tumbuh (Sitompul dan Guritno, 1995 dalam Nainggolan, 2011). b. Bintil Akar Jumlah bintil akar tidak efektif dan jumlah bintil akar efektif ditentukan setelah panen (akhir pengamatan). Jumlah bintil akar tidak efektif dan bintil akar efektif dihitung secara manual. Untuk mengetahui bintil akar efektif dapat ditentukan dengan cara membelah bintil akar menjadi dua bagian, apabila berwarna merah muda maka bintil akar tersebut merupakan bintil akar efektif (Islami dkk, 1995 dalam Nainggolan, 2011). c. Berat Kering Tanaman (gram) Berat kering tanaman meliputi akar, batang, dan daun. Masing-masing bagian dihitung sendiri-sendiri dan dijumlahkan untuk mendapatkan berat kering tanaman keseluruhan. Bahan tanaman dikeringkan dalam oven dengan temperatur 110ºC sampai beratnya konstan. Berat yang sudah konstan kemudian ditimbang dengan neraca analitik. d. Produksi Kacang Tanah (gram) Berat kacang tanah diukur dengan dua cara, yaitu menghitung berat buah kacang tanah dan berat polongannya. Kacang tanah yang sudah dibersihkan, dikering anginkan, ditimbang sampai beratnya konstan. Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Penelitian dilakukan sebanyak empat ulangan dengan tujuh macam perlakuan, yaitu : 1. Perlakuan I = benih ditanam pada tanah tanpa penambahan pupuk 2. Perlakuan II = benih ditanam pada tanah dengan penambahan mikoriza indigenous (Gigaspora sp. Dan Glomus sp.) 3. Perlakuan III = benih ditanam pada tanah dengan penambahan mikoriza Glomus sp.(mikofer) 4. Perlakuan IV = benih ditanam pada tanah dengan penambahan Rhizobium 5. Perlakuan V = benih ditanam pada tanah dengan penambahan mikoriza indigenous dan Rhizobium 6. Perlakuan VI = benih ditanam pada tanah dengan penambahan pupuk SP Perlakuan VII = benih ditanam pada tanah dengan penambahan pupuk kandang Hasil data yang diperoleh dibandingkan dengan kontrol untuk masing-masing parameter pertumbuhan dengan uji Analysis of Variance (ANOVA) satu arah. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter pertumbuhan kacang tanah, diajukan hipotesis : Ho : Tidak ada pengaruh pemberian mikoriza indigenous dan Rhizobium terhadap pertumbuhan dan H1 perkembangan kacang tanah : Ada pengaruh pemberian mikoriza indigenous dan Rhizobium terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah Jika H1 diterima atau terdapat pengaruh perlakuan terhadap parameter pertumbuhan, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata yaitu menggunakan uji Dunnet dengan taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman, Berat Kering, dan Berat Polong Arachis hypogea Pertumbuhan didefinisikan sebagai pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran) yang meliputi peningkatan berat kering, tinggi tanaman, volume, dan luas daun. Sedangkan perkembangan merupakan proses lanjutan dari pertumbuhan dimana tanaman membentuk bunga dan membentuk buah serta biji (Gardner, 1991). Beberapa hasil pertumbuhan dan perkembangan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

6 Tinggi Tanaman Gambar 4.1. Grafik tinggi tanaman Arachis hypogea pada beberapa perlakuan Berat Kering Tanaman Gambar 4.2. Grafik berat kering tanaman Arachis hypogea pada beberapa perlakuan Berat Kering Polong Gambar 4.3. Grafik berat kering polong Arachis hypogea pada beberapa perlakuan Gambar 4.4 Grafik Bintil akar Arachis hypogea pada beberapa perlakuan Berdasarkan hasil analisis ANOVA satu arah menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza indigenous dan Rhizobium yang diberikan tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang meliputi tinggi tanaman, berat kering, berat polong dan bintil akar. Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value > 0,05 (lihat lampiran 8). Tidak berpengaruhnya perlakuan mikoriza indigenous dan Rhizobium terhadap pertumbuhan Arachis hypogea disebabkan karena masing-masing mikro organisme tersebut tidak dapat membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara secara optimal. Hal tersebut pertama didukung dengan hasil pembentukan bintil akar, didapatkan bahwa bintil akar yang ditemukan merupakan bintil akar yang tidak efektif (tidak berwarna merah muda saat dibelah). Bintil akar yang efektif biasanya berukuran besar, terletak dibagian atas atau bergerombol di sekitar leher akar dan tampak warna merah pada bagian tengah nodul ketika dibelah. Warna merah tersebut disebabkan karena dalam nodul terdapat kandungan lehemoglobin. Selain lehemoglobin di dalam bakteri Rhizobium tersebut juga terdapat enzim nitrogenase (Maharani, 2008). Menurut Handayanto (1998) adanya lehemoglobin dan enzim nitrogenase merupakan dua komponen yang memegang peranan proses fiksasi N2.. Sebaliknya, bintil akar yang tidak efektif (inefektif) tersebar di seluruh perakaran tanaman dan berukuran kecil, apabila ditemukan bintil akar yang tidak efektif dalam suatu perakaran, maka tidak terjadi fiksasi nitrogen (N 2 ) oleh Rhizobium (Suryantini, 1994 dalam Maharani, 2008). Kemudian yang kedua, dari hasil persen infeksi mikoriza yang kurang dari 70%, dimana menurut Bundrett (1996), standart persen infeksi mikoriza yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah diatas 70% (Rahayu, 2005). Hasil persen infeksi yang kurang optimal pada perakaran tanaman disebabkan karena adanya kompetisi interspesies mikoriza indigenous, yaitu Glomus sp. dan Gigaspora sp. (lihat lampiran 2), dimana diduga diantara kedua mikoriza indigenous tersebut terjadi persaingan dalam penggunaan hara dan nutrisi dari tanaman inang. Menurut Hart and Reader (2002) diketahui bahwa spesies Glomus sp. lebih cepat dalam menginfeksi perakaran tanaman bila dibandingkan dengan spesies Gigaspora sp. Hal ini menentukan kecepatan infeksi dan selanjutnya akan menentukan

7 tingkatan infeksi mikoriza pada akar tanaman. Selain terjadi kompetisi interspesies antara mikoriza indigenous, juga terjadi kompetisi intraspesies antara mikoriza indigenous dengan Rhizobium, hal ini dapat dilihat dari hasil persen infeksi mikoriza pada perlakuan mikoriza indigenous + Rhizobium menunjukkan persen infeksi paling sedikit diantara perlakuan lainnya. Kompetisi yang mungkin terjadi antara mikoriza indigenous dan Rhizobium adalah kompetisi nutrisi dan ruang untuk pertumbuhan. Setelah diketahui bahwa dalam penyerapan unsur hara, tanaman lebih mengoptimalkan akarnya dibandingkan dengan bantuan mikoriza ataupun Rhizobium. Seperti pada pernyataan Chairuman (2008) yang menyebutkan bahwa tanaman akan lebih memanfaatkan unsur hara langsung dari tanah melalui perakarannya apabila unsur hara pada tanah dijumpai dalam bentuk tersedia, sehingga bisa langsung digunakan oleh tanaman. Kondisi tersebut juga mengakibatkan penginfeksian oleh mikoriza dan Rhizobium tidak optimal. Pada hasil penelitian diketahui bahwa tanaman kacang tanah (Arachis hypogea) melakukan pertumbuhan vegetatif yang lebih optimal dibandingkan dengan pertumbuhan generatifnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil tinggi tanaman yang mencapai tinggi 84 cm, sedangkan pada tanaman kacang tanah normal daerah Madura maksimal tinggi mencapai 40 cm. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil berat kering polong kacang tanah (Arachis hypogea) yang pertumbuhan polongnya tidak maksimal (kebanyakan masih membentuk ginofora). Secara umum pertumbuhan generatif terjadi apabila tanaman berada dalam kondisi tercekam. Cekaman tersebut mengakibatkan tumbuhan melakukan mekanisme pembentukan biji melalui pembentukan bunga terlebih dahulu. Di dalam biji terdapat embrio yang nantinya akan tumbuh menjadi tanaman baru, sehingga tanaman dapat terus melestarikan jenisnya (Desmarina, 2009). Pada hasil penelitian diketahui bahwa pembentukan bunga sedikit (antara 1-5 bunga) sedangkan untuk pembentukan polong yang banyak, diperlukan bunga yang banyak pula. Pada fase generatif (pembentukan bunga dan buah), tanaman masih melakukan pertumbuhan vegetatifnya seperti terlihat pada pernyataan Kasirah (2007), dimana saat terjadi pertumbuhan generatif, tanaman masih melakukan pertumbuhan vegetatif dalam hal perpanjangan batang dan penambahan jumlah daun. Jika dilihat dari hasil penelitian ini polong yang dihasilkan kurang sempurna, beberapa polong masih berbentuk ginofora, dimana ginofora ini masih merupakan tahap perkembangan polong stadium awal (lihat lampiran 10). Persentase Infeksi Mikoriza Persentase infeksi mikoriza menunjukkan banyaknya mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan tanaman inangnya. Tanaman inang yang di infeksi oleh mikoriza mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air. Selain itu juga meningkatkan serapan fosfat dan juga unsurunsur mikro seperti Cu, Zn, dan Bo (Marschner, 1992 dalam Setiadi, 1999). Hasil infeksi mikoriza pada tanaman Arachis hypogea adalah sebagai berikut: Persen Infeksi Gambar 4.5 Grafik Persentase infeksi mikoriza pada beberapa perlakuan Berdasarkan hasil analisis ANOVA satu arah menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza indigenous dan Rhizobium memberikan pengaruh terhadap infeksi mikoriza pada tanaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value < 0,05 (lihat lampiran 8). Pada perlakuan kontrol, Rhizobium, dan pupuk SP-36 tidak terinfeksi oleh mikoriza. Hal ini didukung oleh kondisi media tanam yang disterilkan dengan autoclave sebelum perlakuan, sehingga membunuh mikroorganisme pada tanah tersebut. Pemberian pupuk mikoriza, baik mikoriza indigenous, mikoriza mikofer, gabungan mikoriza indigenous dan Rhizobium, dan pupuk kandang memiliki persen infeksi kurang dari 70%. Menurut Bundrett, persen

8 infeksi yang kurang dari 70% adalah infeksi yang kurang optimal, sehingga belum cukup memberikan pengaruh ke tanaman (Rahayu, 2005). Perlakuan dengan penambahan pupuk kandang menunjukkan persen infeksi 57,5%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa pada pupuk kandang yang ditambahkan terdapat mikroorganisme yang salah satunya adalah jamur mikoriza. Pupuk kandang selain mengandung unsur hara makro seperti N,P, dan K (Jamila, 2003) juga mengandung mikroorganisme seperti fungi yang dapat menguraikan bahan organik pada pupuk kandang tersebut (Isroi, 2008). Berdasarkan hasil uji kimia tanah pada perlakuan pupuk kandang menunjukkan unsur P yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada perlakuan mikoriza. Menurut Chairuman (2008) keberadaan unsur fosfat yang tinggi dalam tanah dapat menurunkan infeksi mikoriza pada tanaman, hal ini disebabkan karena tanaman akan cenderung menggunakan fosfat secara langsung untuk pertumbuhan tanaman daripada menggambil fosfat tersedia dari mikoriza, sehingga mikoriza tidak tumbuh optimal. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil persen infeksi pupuk kandang yang lebih rendah bila dibandingkan perlakuan penambahan mikoriza. Pada perlakuan mikoriza indigenous + Rhizobium didapatkan persen infeksi mikoriza terendah (55%). Dijelaskan dalam Saptaningsih (2003) kacang tanah yang termasuk tanaman leguminosae lebih responsive terhadap infeksi Rhizobium dibanding dengan mikoriza. Rendahnya persen infeksi ini disebabkan adanya peningkatan kompetisi antara mikoriza dengan Rhizobium. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa perlakuan dengan penambahan mikoriza indigenous dan Rhizobium tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, berat kering tanaman, dan bintil akar) perkembangan tanaman (berat polong) kacang tanah (Arachis hypogea). Namun perlakuan hanya memberikan pengaruh pada hasil persentase infeksi mikoriza dengan persen infeksi 55%. DAFTAR PUSTAKA Aak Kacang Tanah. Kanisius : Yogyakarta. Abdullah, Sofyan, Y. Musa, dan Feranita H Perbanyakan Jamur Mikoriza Arbuskular (JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA) Pada Berbagai Varietas Jagung (Zea Mays L.) Dan Pemanfaatannya Pada Dua Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.). J. Sains & Teknologi, April 2005, Vol. 5 No. 1: Alkareji Pemanfaatan Mycorrhizal Helper Bacteria (MHBS) Dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Sengon (Paraserianthes Falcataria (L.) Nielsen) Di Persemaian. Skripsi. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor : Bogor. Azcon R, Rubio R., Barea JM Selective interactions between different species of mycorrhizal fungi and Rhizobium meliloti starins, and their effects on growth, N 2 fixation (N-15) and nutrition of Medicago sativa L. New Phytol. 117 : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan Kecamatan Tanah Merah Dalam Angka Tahun Katalog BPS : Bertham, Y. Harini Rr Dampak Inokulasi Ganda Fungi Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium Indigenous pada Tiga Genotipe Kedelai di Tanah Ultisol. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus No.2 hlm Bundrett, M., N. Bougher, B., Dell, T. Grove and N. Malajezuk Working With Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. ACIAR : Canberra. Chairuman, Novia Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula Pada Beberapa Tingkat Pemberian Kompos Jerami Terhadap Ketersediaan Fosfat Serta Pertumbuhan Dan Produksi Padi Gogo Di Tanah Ultisol. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara : Medan. Desmarina, Riszky Respon Tanaman Tomat Terhadap Frekuensi Dan Taraf

9 Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Tomat. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor : Bogor. Gardner FP, RB Pearce, RL Mitchell, Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press : Jakarta Handayanto dan Hairiah Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura : Yogyakarta. Harris D, Pacovsky RS, Paul EA Carbon economy of soybean-rhizobium-glomus associations. New Phytol. 101 : Hart Miranda M. and Reader R.J Taxonomic basis for variation in the colonization strategy of arbuscular mycorrhizal fungi. New Phytologist 153 : Hartatik, W. dan L.R. Widowati, Pupuk Kandang. Diakses tanggal 31 Januari Hendromono Mikoriza Pada Tanaman Hutan dalam Sylva Tropika. Vol 1. No. 1. Departemen Kehutanan. Bogor : Bogor. Imas et al Mikrobiologi Tanah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor : Bogor. Isroi Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia : Bogor. Jamila Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Kelengasan Terhadap Perubahan Bahan Organik Dan Nitrogen Total Entisol. Skripsi. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara. Kasirah Sistem Informasi Pemupukan Lahan Pertanian. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: Yogyakarta Kramadibrata, K Pengenalan Jenis-jenis Jamur Mikoriza Arbuskular dalam Workshop Mikoriza Aplikasi Jamur Mikoriza pada Tanaman Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Departemen Kehutanan : Bogor. Maharani, P.S Nodulasi Dan Efektivitas Rhizobium Endogen Tanah Entisol Dan Vertisol Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max ( L.) Merril). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang : Malang Marschner H Mineral Nutrition of Higer Plants. Academic Press : London. Marsono dan S. Paulus Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya : Jakarta. Muzar, Ali Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Tanah Ultisol Dan Pengaruhnya Pada Tanaman Kedelai. J. Agrivigor 80): 24-32, September- Desember 2008; ISSN Nainggolan, Paul F.H Kajian PemanfaatanLumpur Limbah Water Treatment PT. Pupuk Kujang Sebagai Media Tanam Arachis hypogaea Dengan Penambahan Mikoriza, Rhizobium, dan Pupuk Bokashi. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya. Nasahi, Ceppy Peran Mikroba Dalam Pertanian Organik. Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran : Bandung. Noermawati, D Pengaruh Pemberian Mikoriza Arbuskular (MVA) dan Rhizobium japonicum Terhadap Pembentukan Bintil Akar dan Penyerapan Fosfor pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Skripsi. Jurusan Biologi Universitas Airlangga : Surabaya. Nurhidayati, Tutik, K.I. Purwani, dan D. Ermavitalini Isolasi Mikoriza Vesikular-arbuskular pada Lahan Kering di Jawa Timur. Journal of Biological Researche., Edisi Khusus No. 4F : Pacovsky RS Micronutrient uptake and distribution in mycorrhizal and phosphorus fertilized soybeans. Plant and soil 95 : Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah. Menteri Pertanian Republik Indonesia. Petrokimia Gresik Pupuk SP-36. Petrokimia. Gresik

10 Prasetya, Budi Perhitungan Jumlah Spora. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya : Malang. Rahayu, M Potensi Inokulum Rhizobium Phaseoli dan Mikoriza (Glomus etunicatum) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata) pada Lahan Pesisir. Skripsi tidak dipublikasikan. Rahman, A Respon Pertumbuhan Dan Aplikasi Terhadap Cekaman Kekeringan Tiga Jenis Tanaman Legume Pakan Yang Diinokulasi Jamur Mikoriza Arbuskular (JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA) dan Rhizobium Di Ultisol. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. IPB : Bogor. Rao, N.S.S Soil Microorganisms and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. (TerjemahanH. Susilo. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman). Universitas Indonesia Press : Jakarta. Rukmana, R.H Kacang Tanah. Penerbit Kanisius : Yogyakarta. Ruiz-Lozano JM, Azcon R Hyphal contribution to water uptake in mycorrhizal plants as affected by the fungal species and water status. Physiol Plant. 95 : Saptaningsih E, Pertumbuhan Vigna radiate L.Wilezeck Dalam Persaingan Dengan Cyperus rotundus L. Pada Perlakuan Inokulasi Rhizobium Dan Mikorhiza Arbuskula. Tesis. Fakultas Biologi. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada : Jogjakarta. Schenck, N. C., and K. Hinson Response of Nodulating and Non-Nodulating Soybeans to a Species Endogone mycorrhiza. Agron. J. 65 : Setiadi, Y Pengembangan Jamur Mikoriza Arbuskular sebagai Pupuk Biologis dalam Bidang Kehutanan dalam Workshop Mikoriza Aplikasi Jamur Mikoriza pada Tanaman Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Bogor. Smith, S. E., and D. J. Read Mycorrhizal Symbiosis. Second Edition. Academis Press: USA. Sumaryo dan Suryono Pengaruh Dosis Pupuk Dolomit Dan Sp-36 Terhadap Jumlah Bintil Akar Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Di Tanah Latosol. Agrosains Volume 2 No 2 Sutanto, R Penerapan Pertanian Organik. Kanisius : Yogyakarta. Sylvia DM Mycorrhizal Symbioses In : Sylvia DM, Fuhrmann JJ, Hartel PG, Zuberer DA. (eds.). Principles and Applications of Soil Microbiology. Prentice Hall : New Jersey. Pp Wachjar, Ade, Supijatno, dan D. Rubiana Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan Dua Klon Tanaman Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze). Bul. Agron. (34) (3) Zarate, J.T. and R.E. Dela Cruz, Pilot testing the effectiveness of arbuscular mycorrhizal fungi in the reforestation of marginal grassland. Biotrop Spec. Publ.No56: Biology and Biotechnology of Mycorrhizae.

DAFTAR PUSTAKA. Aak Kacang Tanah. Kanisius : Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Aak Kacang Tanah. Kanisius : Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Aak. 1989. Kacang Tanah. Kanisius : Yogyakarta. Abdullah, Sofyan, Y. Musa, dan Feranita H. 2005. Perbanyakan Jamur Mikoriza Arbuskular (JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA) Pada Berbagai Varietas Jagung

Lebih terperinci

Ni Ketut Dewi Indrayati NRP Dosen Pembimbing : Tutik Nurhidayati,S.Si.,M.Si Kristanti Indah Purwani, S.Si.,M.Si

Ni Ketut Dewi Indrayati NRP Dosen Pembimbing : Tutik Nurhidayati,S.Si.,M.Si Kristanti Indah Purwani, S.Si.,M.Si Pengaruh Rhizobium dan Mikoriza Indigenous Desa Pangpong, Kecamatan Labang,Kabupaten Bangkalan,Madura Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Ni Ketut Dewi Indrayati NRP.1507 100 044 Dosen

Lebih terperinci

Sidang Hasil Tugas Akhir (SB )

Sidang Hasil Tugas Akhir (SB ) Sidang Hasil Tugas Akhir (SB- 091358 ) Kajian Pemanfaatan Lumpur Limbah Water Treatment PT. Pupuk Kujang Sebagai Media Tanam Arachis hypogaea dengan Penambahan Mikoriza, Rhizobium, dan Pupuk Bokashi Paul

Lebih terperinci

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var. UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var. Domba) Onesia Honta Prasasti (1509100036) Dosen Pembimbing : Kristanti Indah

Lebih terperinci

APLIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI LAHAN GUNUNG DAN TEGAL DI PAMEKASAN PADA TANAMAN TEMBAKAU MADURA (NICOTIANA TABACUM)

APLIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI LAHAN GUNUNG DAN TEGAL DI PAMEKASAN PADA TANAMAN TEMBAKAU MADURA (NICOTIANA TABACUM) TUGAS AKHIR- SB-091358 APLIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI LAHAN GUNUNG DAN TEGAL DI PAMEKASAN PADA TANAMAN TEMBAKAU MADURA (NICOTIANA TABACUM) Oleh Rini Hapsari (1507100034) Dosen Pembimbing 1. Tutik Nurhidayati

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI PERAKARAN TEMBAKAU DI AREA PERSAWAHAN KABUPATEN PAMEKASAN MADURA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI PERAKARAN TEMBAKAU DI AREA PERSAWAHAN KABUPATEN PAMEKASAN MADURA ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI PERAKARAN TEMBAKAU DI AREA PERSAWAHAN KABUPATEN PAMEKASAN MADURA Siti Sundari 1507 100 058 Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati, S.Si, M.si Indah Trisnawati,

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT Tugas Akhir IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) Disusun Oleh : Eka Novi Octavianti

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Produksi Tanaman, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium Agrobioteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB oleh : Bayu Widhayasa 0910480026 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, mulai bulan Maret sampai Mei

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Bandar Lampung,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015. 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Perkebunan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Kedelai Tanaman kedelai dapat mengikat Nitrogen di atmosfer melalui aktivitas bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama

Lebih terperinci

, Kristanti Indah Purwani Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

, Kristanti Indah Purwani Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pengaruh Rhizobium dan Mikoriza Indigenous Labang,Kabupaten Bangkalan,Madura Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis hypogea) Ni Ketut Dewi Indrayati *), Tutik Nurhidayati 1) 1), Kristanti Indah Purwani

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung pada September 2014 sampai Januari 2015. Identifikasi jumlah spora

Lebih terperinci

PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL

PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL Oleh :,, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY

Lebih terperinci

POTENSI BERBAGAI TANAMAN SEBAGAI INANG INOKULUM MIKORIZA ARBUSKULAR DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL

POTENSI BERBAGAI TANAMAN SEBAGAI INANG INOKULUM MIKORIZA ARBUSKULAR DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL POTENSI BERBAGAI TANAMAN SEBAGAI INANG INOKULUM MIKORIZA ARBUSKULAR DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL Potency of Several Plants as Host of Mycorrhiza Arbuscular

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 6 bulan pada bulan Februari Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) The Effect of Local Micro Organisms and NPK Fertilizers on Growth

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM INDIGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM INDIGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL Buana Sains Vol 6 No 2: 171-176, 26 171 PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM INDIGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL Intan Agistia 1) dan Ricky Indri Hapsari 2) 1) PS Ilmu Tanah, Fak. Pertanian

Lebih terperinci

Oleh: Norma Rahmawati Dosen Pembimbing: Tutik Nurhidayati, S.Si.,M.Si.

Oleh: Norma Rahmawati Dosen Pembimbing: Tutik Nurhidayati, S.Si.,M.Si. Uji Multilokasi Pengaruh Bakteri Penambat Nitrogen, Bakteri Pelarut Fosfat, dan Mikoriza Asal Desa Condro, Kecamatan Pasirian, Lumajang terhadap Pertumbuhan Sawi Hijau (Brassica rapa var. Parachinensis

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU INOKULASI Trichoderma spp. DAN Glomus sp. TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI AKASIA (Acacia mangium)

PENGARUH WAKTU INOKULASI Trichoderma spp. DAN Glomus sp. TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI AKASIA (Acacia mangium) PENGARUH WAKTU INOKULASI Trichoderma spp. DAN Glomus sp. TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI AKASIA (Acacia mangium) The Influence Of Inoculation Time Of Trichoderma Spp. And Glomus Sp. To The Growth Of Acacia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (SB )

TUGAS AKHIR (SB ) TUGAS AKHIR (SB 091358) BIOAUGMENTASI BAKTERI PELARUT FOSFAT GENUS Bacillus PADA MODIFIKASI MEDIA TANAM PASIR DAN KOMPOS (1:1) UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica sinensis) Oleh : Resky Surya Ningsih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dari bulan November 2009 Mei

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Kandang Sapi Dan Fosfat Growth and Production of Peanuts (Arachis hypogaea L.) with Cow Manure and Phosphate Fertilizer Application

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk pertanian. Kurang lebih tujuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari daratan Afrika. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang juga meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Agrium ISSN 082-1077(Print) ISSN 2442-7306 (Online) April 2017 Volume 20 No. 3 PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Erlita 1 dan Farida Hariani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT

Lebih terperinci

ACARA V BIOLOGI TERAPAN INOKULASI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DIBERI BAHAN ORGANIK

ACARA V BIOLOGI TERAPAN INOKULASI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DIBERI BAHAN ORGANIK ACARA V BIOLOGI TERAPAN INOKULASI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DIBERI BAHAN ORGANIK A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Ia

Lebih terperinci

Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura

Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura Oleh Tugas Akhir (SB 091358) Siti Nurhalimah (1509 100 048) Dosen Pembimbing : Ir. Sri Nurhatika, MP

Lebih terperinci

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik TUGAS AKHIR - SB09 1358 Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik Oleh : Shinta Wardhani 1509 100 008 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH BIOETANOL JAGUNG

PENGARUH LIMBAH BIOETANOL JAGUNG Sidang Tugas Akhir PENGARUH LIMBAH BIOETANOL JAGUNG ( Zea mays L.) TERHADAP MEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA VARIETAS WALET DAN VIMA 1 Oleh : LIDYA MERCIANI 1508 100 058

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan Media Peternakan, Agustus 24, hlm. 63-68 ISSN 126-472 Vol. 27 N. 2 Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Penelitian I. Populasi dan Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskular pada Lahan Sayuran dan Semak 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah untuk penelitian ini diambil dari

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas. Cabai jenis ini dibudidayakan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR [RESPONSE TO GROWTH AND YIELD OF PEANUT ON APPLICATION OF ORGANIC SOLIDS AND LIQUIDS DOSAGE FERTILIZER] Deni Suprianto

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Buana Sains Vol 6 No 2: 165-170, 2006 165 PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Fauzia Hulopi PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh Penambahan pupuk hayati ke dalam pembuatan kompos mempunyai peran penting dalam meningkatkan kandungan hara dalam kompos, terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan jagung terus meningkat, baik untuk pangan maupun pakan. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan nasional. Peningkatan kebutuhan jagung

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret sampai Juni

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH EFFECT OF APPLICATION LEGIN AND FERTILIZER COMPOST ON YIELD OF PEANUTS (Arachis hypogaea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yang menempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan pangan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr) merupakan tanaman yang telah dibudidayakan sejak tahun 2500 SM di dataran Cina, berasal dari daerah Manchuria dan Jepang, Asia Timur (Suprapto,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah Oleh Embriani BBPPTP Surabaya Latar Belakang Mikroorganisme fungsional yang dikenal sebagai biofungisida adalah jamur Trichoderma sp. dan jamur vesikular

Lebih terperinci

JURNAL SAINS AGRO

JURNAL SAINS AGRO JURNAL SAINS AGRO http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index e-issn 2580-0744 KOMPONEN HASIL DAN HASIL KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DOLOMIT DI TANAH MASAM JENIS ULTISOL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 0 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pemberian pupuk kotoran sapi pada kacang tanah dengan dosis 4 ton/ha memberikan respon terhadap pertumbuhan kacang tanah tinggi tanaman umur 4 minggu setelah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH Baiq Tri Ratna Erawati, Ahmad Suriadi, dan Hiryana W. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI TAMBAHAN

EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI TAMBAHAN Usman Kris Joko S., Nodulasi pada Kedelai di Tanah Sisa Inokulasi dan Ditambah Inokulasi 31 EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha Rejosari dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;

Lebih terperinci

PERLAKUAN BENIH KEDELAI SEBELUM TANAM

PERLAKUAN BENIH KEDELAI SEBELUM TANAM PERLAKUAN BENIH KEDELAI SEBELUM TANAM Oleh: Elly Sarnis Pukesmawati,SP., MP. Penanaman kedelai di tanah yang subur biasanya tidak menimbulkan masalah, karena pada hakikatnya tanah seperti ini banyak mengandung

Lebih terperinci

H105. PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) YANG DIINOKULASI DENGAN CAMPURAN MIKORIZA VA DI TANAH ULTISOL.

H105. PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) YANG DIINOKULASI DENGAN CAMPURAN MIKORIZA VA DI TANAH ULTISOL. H105 PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) YANG DIINOKULASI DENGAN CAMPURAN MIKORIZA VA DI TANAH ULTISOL Riezky Maya Probosari 1 1 FKIP Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Ni Kadek Marina Dwi Cahyani

Ni Kadek Marina Dwi Cahyani Ni Kadek Marina Dwi Cahyani 1509 100 067 Dosen Pembimbing: Ir. Sri Nurhatika, MP Dr. Ir. Anton Muhibuddin, SP., MP JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

SULISTIYOWATI A

SULISTIYOWATI A KOMPATIBILITAS TANAMAN TOMAT DAN CABAI DENGAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN HAYATI (CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SULISTIYOWATI A 420 090 161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Hutan dan rumah kaca Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA) Gunung Batu Bogor. Percobaan dilaksanakan

Lebih terperinci

Kata kunci : kacang hijau, Cendawan Mikoriza Arbuskula, pupuk Fosfor, pertumbuhan, hasil

Kata kunci : kacang hijau, Cendawan Mikoriza Arbuskula, pupuk Fosfor, pertumbuhan, hasil Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Akibat Pemberian Pupuk P dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Alfandi (Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon) Abstract

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 16-20 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian EKA SUKMAWATY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah hutan di Indonesia pada umumnya berjenis ultisol. Menurut Buckman dan Brady (1982), di ultisol kesuburan tanah rendah, pertumbuhan tanaman dibatasi oleh faktor-faktor yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan yang lebih berorientasi pada penyediaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Komoditas kakao menempati peringkat ke tiga ekspor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Januari 2012

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK S6 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L) VARIETAS GAJAH Oleh: Edy Soenyoto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.)) PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.)) EFFECT OF DOSE AND TIME OF APPLICATION OF Azolla pinnata ON THE GROWTH

Lebih terperinci

METODE PERBANYAKAN DAN EFEKTIVITAS INOKULUM MIKORIZA INDIGENOUS RHIZOSFER PANDAN DARI PANTAI BUGEL KULON PROGO

METODE PERBANYAKAN DAN EFEKTIVITAS INOKULUM MIKORIZA INDIGENOUS RHIZOSFER PANDAN DARI PANTAI BUGEL KULON PROGO METODE PERBANYAKAN DAN EFEKTIVITAS INOKULUM MIKORIZA INDIGENOUS RHIZOSFER PANDAN DARI PANTAI BUGEL KULON PROGO Agung-Astuti Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UMY ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

EVALUASI KEBERADAAN MIKORIZA DARI RESIDU APLIKASI MIKORIZA DAN KOMPOS JERAMI SERTA EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN KEDELAI

EVALUASI KEBERADAAN MIKORIZA DARI RESIDU APLIKASI MIKORIZA DAN KOMPOS JERAMI SERTA EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN KEDELAI EVALUASI KEBERADAAN MIKORIZA DARI RESIDU APLIKASI MIKORIZA DAN KOMPOS JERAMI SERTA EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max) PADA TANAH ULTISOL SKRIPSI OLEH : T. IRZA HANDOKO O5O3O3OO6/ ILMU TANAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Kacang Tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Kacang Tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau legume yang berasal dari Amerika Selatan yang merupakan legume kedua yang terpenting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan simbiosis yang saling menguntungkan antara akar tanaman dengan fungi tertentu. Melalui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan lahan kering adalah keterbatasan kandungan lengas tanah yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan kering terutama di Gunungkidul

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan Kacang Tanah. dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan Kacang Tanah. dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Kacang Tanah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara

Lebih terperinci

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik Oleh : Isroi Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas andalan bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci