PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER.91/DJ-PSDKP/2014 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER.91/DJ-PSDKP/2014 TENTANG"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KELAUTAN 1 DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat Telp (021) ext 1524/1526, Fax : (021) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER.91/DJ-PSDKP/2014 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan motivasi bagi Awak Kapal Pengawas Perikanan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab perlu disusun pedoman mengenai pengembangan jenjang karir Awak Kapal Pengawas Perikanan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tentang Pengembangan Jenjang Karir Awak Kapal Pengawas Perikanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan

2 2 Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125); 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126); 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kapal Pengawas Perikanan adalah kapal pemerintah yang diberi tanda-tanda tertentu untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan. 2. Awak Kapal Pengawas Perikanan, selanjutnya disebut AKP, adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal pengawas perikanan untuk melakukan tugas pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai jabatan dan keterampilannya.

3 3 3. Anak Buah Kapal Pengawas Perikanan yang selanjutnya disingkat ABK adalah Awak Kapal Pengawas Perikanan selain Nakhoda. 4. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 6. Jabatan adalah suatu kedudukan yang akan dicapai dalam karir AKP di Kapal Pengawas Perikanan. 7. Jenjang Karir adalah mekanisme atau proses untuk mencapai Jabatan tertentu di atas Kapal Pengawas Perikanan. 8. Nakhoda adalah seorang dari AKP yang menjadi pimpinan umum di atas kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu, sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. 9. Kepala Kamar Mesin selanjutnya disingkat KKM adalah Perwira Kapal Pengawas Perikanan yang mengepalai bagian mesin dan bertanggung jawab kepada Nahkoda. 10. Mualim adalah perwira pembantu Nahkoda dalam melaksanakan tugas bagian deck untuk melaksanakan administrasi dan pimpinan ABK Pengawas Perikanan bagian deck. 11. Masinis adalah perwira Kapal Pengawas Perikanan yang ditugaskan sebagai pembantu KKM di kamar mesin dan kepala kerja di kamar mesin. 12. Markonis adalah perwira pembantu Nakhoda dalam melaksanakan tugas sebagai operator radio/komunikasi. 13. Serang adalah AKP yang ditugaskan untuk memimpin ABK bagian deck tentang pemeliharaan dan perawatan Kapal Pengawas Perikanan. 14. Juru Mudi adalah AKP yang ditugaskan untuk memegang kemudi atas petunjuk Nahkoda dan Mualim. 15. Kelasi adalah AKP yang ditugaskan untuk merawat Kapal Pengawas Perikanan bagian deck.

4 4 16. Juru masak adalah AKP yang ditugaskan untuk memasak di Kapal Pengawas Perikanan. 17. Oiler adalah AKP yang ditugaskan untuk merawat dan memelihara mesin Kapal Pengawas Perikanan. 18. Ijazah adalah surat tanda tamat belajar yang diberikan oleh suatu instansi kepada seseorang sebagai tanda bukti bahwa seseorang itu telah menyelesaikan program secara akademik. 19. Sertifikat keterampilan khusus pelaut adalah bukti pengakuan kecakapan dan keterampilan untuk melakukan tugas dan fungsi, yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. 20. Kementerian adalah Kementerian yang membidangi urusan kelautan dan perikanan 21. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal yang membidangi urusan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. 22. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal ini adalah sebagai acuan dalam pengembangan jenjang karir AKP. (2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal ini adalah dalam rangka pengembangan karir AKP dalam melaksanakan tugas pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku bagi AKP yang berstatus PNS dan/atau Calon Pegawai Negeri Sipil. Pasal 4 Personil yang ditetapkan sebagai AKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berasal dari: a. PNS dan/atau Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal;

5 5 b. PNS dari Unit Eselon I lain lingkup Kementerian yang dimutasi ke Direktorat Jenderal; dan c. PNS pindahan dari luar Kementerian. Pasal 5 (1) Penetapan PNS dan/atau Calon Pegawai Negeri Sipil pertama kali sebagai AKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a disesuaikan dengan formasi yang tersedia dan/atau kebutuhan di Kapal Pengawas Perikanan. (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 6 Persyaratan untuk diangkat sebagai AKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi: a. PNS dan/atau Calon Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat paling rendah Pengatur Muda, golongan ruang II/a; b. memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut dan/atau Sertifikat Keterampilan Pelaut; c. tidak cacat fisik; dan d. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar calon AKP. BAB IV JENJANG KARIR AWAK KAPAL PENGAWAS Pasal 7 (1) Jenjang karir AKP meliputi: a. bagian deck; dan b. bagian mesin. (2) Bagian deck sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a meliputi: a. Nakhoda; b. Mualim I; c. Mualim II; d. Mualim III e. Markonis; f. Serang; g. Juru Mudi I;

6 6 h. Juru Mudi II; i. Juru Mudi III; j. Kelasi I; k. Kelasi II; l. Kelasi III; m. Kelasi IV; n. Juru Masak I; dan o. Juru Masak II. (3) bagian mesin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b: a. KKM; b. Masinis I; c. Masinis II; d. Masinis III; e. Oiler I; f. Oiler II; g. Oiler III; dan h. Oiler IV; (4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab AKP di Kapal Pengawas Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan Jenjang karir AKP Pasal 8 (1) Nakhoda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a merupakan pimpinan, pemegang kewibawaan umum, penegak hukum di bidang kelautan dan perikanan, perencana dan melakukan pengendalian operasional di Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Nakhoda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. berada di atas Kapal Pengawas Perikanan selama berlayar, kecuali dalam keadaan yang sangat memaksa dan mendesak; b. memastikan bahwa Kapal Pengawas Perikanan telah memenuhi persyaratan kelaiklautan dan melaporkan kesiapan kapal kepada Direktur yang membidangi operasional Kapal Pengawas Perikanan; c. memperhatikan dan memelihara kondisi Kapal Pengawas

7 7 Perikanan tetap laik laut untuk berlayar; d. menyelenggarakan jurnal Kapal Pengawas Perikanan sesuai dengan format yang ditetapkan; e. berwenang memberikan tindakan disiplin dan pemberian prestasi atas perilaku yang dilakukan setiap ABK; f. berwenang untuk melakukan tindakan untuk merubah arah Kapal Pengawas Perikanan dan mengambil tindakan lain yang diperlukan; g. menyusun dan mengusulkan rencana gelar operasi Kapal Pengawas Perikanan; h. mengajukan kebutuhan operasional dan logistik Kapal Pengawas Perikanan selama beroperasi di laut; i. memberi perintah dan tugas kepada ABK; j. mengontrol pelaksanaan tugas ABK; k. menciptakan keamanan dan kedisiplinan di Kapal Pengawas Perikanan; l. memperhatikan efisiensi pelayaran Kapal Pengawas Perikanan; m. mengawasi kebersihan dan kesehatan di Kapal Pengawas Perikanan; n. melakukan penyimpanan dokumen-dokumen penting; o. memberikan tanggung jawab perorangan kepada masing-masing ABK; p. mengusulkan peningkatan karier dan prestasi ABK, melalui pendidikan dan pelatihan; q. menegakkan disiplin di atas Kapal Pengawas Perikanan; r. bertanggungjawab terhadap operasional Kapal Pengawas Perikanan; s. melaksanakan perintah atasan secara baik dan bertanggungjawab; t. membuat laporan pelaksanaan tugas setelah melaksanakan operasi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan; u. melakukan pengelolaan keuangan, menyiapkan dan membuat laporan pertanggungjawaban keuangan; dan v. memimpin pelaksanaan penghentian, pemeriksaan dan

8 8 penahanan kapal dan menentukan pelabuhan tujuan Adhock atau kawal terhadap kapal perikanan yang diduga atau patut diduga melakukan tindak pidana di bidang kelautan dan perikanan. (3) Nakhoda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab atas keselamatan, keamanan dan ketertiban Kapal Pengawas Perikanan. Pasal 9 (1) Mualim I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b merupakan pembantu utama Nakhoda Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Mualim I sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) meliputi: a. menegakkan disiplin diatas Kapal Pengawas Perikanan; b. memeriksa seluruh kegiatan operasional Kapal Pengawas Perikanan; c. mengatur dan mengawasi pekerjaan ABK diatas deck; d. menyiapkan kapal 1 (satu) jam sebelum Kapal Pengawas Perikanan berangkat atau memasuki alur pelabuhan/akan bersandar; e. menyiapkan kesiapan ABK; f. mencoba semua peralatan navigasi, komunikasi, mesin induk, sekoci, suling-suling dan mengibarkan bendera internasional "P" pada saat Kapal Pengawas Perikanan akan berangkat; g. menyiapkan peralatan peran muka; h. melakukan inventarisasi peralatan Kapal Pengawas Perikanan bagian deck; i. menyiapkan rute dan rencana pelayaran Kapal Pengawas Perikanan; j. melaporkan kepada Nakhoda apabila Kapal Pengawas Perikanan sudah siap untuk berlayar; k. membuat rencana daftar jaga laut dan jaga darat; l. membuat program dan rencana kerja pada saat Kapal Pengawas Perikanan bersandar;

9 9 m. mengawasi kegiatan dan keamanan ABK pada saat bekerja; n. menyiapkan administrasi Kapal Pengawas Perikanan pada saat Kapal Pengawas Perikanan berlayar maupun tidak berlayar; o. melaporkan kepada Nakhoda tentang kesiapan Kapal Pengawas Perikanan memasuki pelabuhan; p. melakukan koordinasi bersama Nakhoda dengan instansi terkait tentang keberadaan Kapal Pengawas Perikanan di dalam suatu pelabuhan; q. berada di anjungan 1 (satu) jam sebelum Kapal Pengawas Perikanan memasuki pelabuhan untuk menyiapkan serta mengawasi ABK; r. merencanakan Kapal Pengawas Perikanan masuk pelabuhan dengan memilih alur yang aman; s. memeriksa kesiapan ABK dan bahan-bahan logistik cair, basah dan kering; t. melakukan pengaturan pelatihan dan usulan bagi ABK; u. membuat catatan khusus tentang bagian deck dan menyiapkan dokumen-dokumen penting lainnya; dan v. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Mualim I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Nakhoda Kapal Pengawas Perikanan. Pasal 10 (1) Mualim II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c merupakan pembantu Mualim I selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar, saat berlabuh dan/atau bersandar. (2) Tugas Mualim II sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. mengawasi kegiatan operasional Kapal Pengawas Perikanan, baik yang menyangkut ABK maupun kegiatan penghentian, pemeriksaan dan penahanan kapal; b. melakukan pemeliharaan dan pengaturan peralatan; c. melakukan pengaturan pekerjaan para ABK; d. mengambil posisi Kapal Pengawas Perikanan dan mencocokan

10 10 waktu; e. memeriksa dan membuat laporan tentang alur pelayaran Kapal Pengawas Perikanan; f. mengawasi barang-barang di Kapal Pengawas Perikanan agar aman pada saat berlayar dan bersandar; g. bertindak sebagai pimpinan di buritan pada saat Kapal Pengawas Perikanan melakukan olah gerak; h. menyiapkan peralatan peran belakang; i. memperhitungkan waktu pasang surut dan menyiapkan jurnal pada saat Kapal Pengawas Perikanan akan berlabuh; j. menyiapkan laporan hasil operasi atas perintah Mualim I; k. membantu Mualim I dalam pelaksanaan administrasi Kapal Pengawas Perikanan; l. menyiapkan ruang pemeriksaan dan tenaga pengawalan terhadap hasil penghentian, pemeriksaan dan penahanan kapal; m. menyiapkan dan melakukan pemeliharaan, pengaturan penggunaan senjata dan personil ABK; dan n. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Mualim II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Nakhoda. Pasal 11 (1) Mualim III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d merupakan pembantu Mualim I dan II selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar, saat berlabuh dan/atau bersandar. (2) Tugas Mualim III sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. mengawasi kegiatan operasional Kapal Pengawas Perikanan baik yang menyangkut ABK maupun kegiatan penghentian, pemeriksaan dan penahanan kapal perikanan; b. mengawasi bahan yang akan diuji di laboratorium; c. menyiapkan perangkat kemudi; d. menyiapkan peralatan menjangka peta; e. membuat garis haluan sesuai perintah Nakhoda;

11 11 f. menjaga kebersihan Kapal Pengawas Perikanan secara menyeluruh; g. menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran. h. menyiapkan rute pelayaran Kapal Pengawas Perikanan, mencatat posisi haluan, posisi perubahan haluan dan melakukan koreksi posisi aman pada saat Kapal Pengawas Perikanan berlayar; i. menyiapkan dan mengoperasionalkan peralatan pembantu alat navigasi seperti Radar, GPS, Gyro Kompas, Echo Sounder serta lampu-lampu navigasi; j. melakukan perawatan alat-alat navigasi pada saat Kapal Pengawas Perikanan berlayar maupun tidak berlayar; k. melakukan perawatan terhadap peta, lampu peta dan meja peta; l. melakukan pemeliharaan dan perawatan peralatan telepon satelit. m. menyiapkan dan merawat alat-alat laboratorium; n. menyiapkan dan menginventarisir kebutuhan obat-obatan di dalam Kapal Pengawas Perikanan dan persediaan P3K; o. mengontrol kesehatan AKP; p. merawat AKP pada saat sakit di dalam pelayaran; dan q. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (1) Mualim III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Nakhoda. Pasal 12 (1) Markonis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e merupakan operator radio/komunikasi Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Markonis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. menjaga keselamatan kapal dari marabahaya baik itu yang ditimbulkan dari alam seperti badai, ada kapal tenggelam dan lain sebagainya; b. menyiapkan peralatan komunikasi pelayaran sesuai dengan prosedur untuk kelancaran komunikasi pelayaran; c. melakukan pemeliharaan peralatan komunikasi Kapal Pengawas Perikanan secara rutin dan berkala sesuai standar yang berlaku

12 12 untuk kesiapsiagaan peralatan komunikasi setiap saat; d. melakukan koordinasi antar ABK sesuai dengan jabatan untuk saling membantu dan menunjang pelaksanaan tugas pelayaran; e. melakukan perbaikan peralatan komunikasi berdasarkan kerusakan untuk kelancaran komunikasi dan kesiapsiagaan pelayaran; f. membantu Mualim I dalam menjalankan tugas administrasi operasional Kapal Pengawas Perikanan dan AKP; g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik tertulis maupun lisan; h. mengisi Jurnal Radio, dan mengatur peralatan radio secara umum; i. menyampaikan dan menerima berita serta mengarsip semua berita yang diterima maupun dikirim; j. melakukan komunikasi radio dengan PUSDAL secara prodik untuk melaporkan posisi, keadaan Kapal Pengawas Perikanan, dan AKP; dan k. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Markonis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Nakhoda. Pasal 13 (1) Serang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf f merupakan kepala kerja bawahan di Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Serang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. mengatur dan melaksanakan pemeliharaan rutin deck; b. mengkoordinir kebersihan deck Kapal Pengawas Perikanan; c. membantu Mualim dalam menyiapkan bahan-bahan perlengkapan Kapal Pengawas Perikanan; d. merawat dan bertanggungjawab terhadap peralatan deck, seperti winch jangkar dan winch dewi/sekoci; e. membuat jurnal perawatan Kapal Pengawas Perikanan; f. mengawasi pekerjaan harian Juru Mudi, Kelasi dan Juru Masak;

13 13 dan g. mengatur tugas Juru Mudi dan Kelasi pada saat sandar/labuh; h. mengevaluasi hasil kerja Juru Mudi dan Kelasi; i. bersiaga di haluan pada saat kapal olah gerak; j. menyiapkan jangkar pada saat lego/hibob; k. menerima dan menghitung secara rutin dengan teliti mengenai persediaan air tawar di atas kapal; dan l. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Serang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Mualim. Pasal 14 (1) Juru Mudi I, Juru Mudi II, dan Juru Mudi III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf g, huruf h dan huruf i merupakan pembantu Mualim selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar, berlabuh maupun bersandar dan mengawasi kegiatan operasional Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Juru Mudi I, Juru Mudi II, dan Juru Mudi III sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. bertugas memegang kemudi, menjaga haluan yang ditentukan, memeriksa keadaan cuaca serta melaksanakan penugasan dari perwira; b. mengatur haluan sesuai instruksi Mualim; c. menyiapkan bendera-bendera, alat-alat pemadam di deck dan perlengkapan lainnya yang diperintahkan oleh Mualim; d. menjaga kebersihan ruangan anjungan dan kemudi; e. menghidupkan/mematikan penerangan di deck dan navigasi; f. menyiapkan tangga pada saat Kapal Pengawas Perikanan berlabuh dan bersandar; dan g. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Juru Mudi I, Juru Mudi II, dan Juru Mudi III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab pada Mualim.

14 14 Pasal 15 (1) Kelasi I, Kelasi II, Kelasi III, dan Kelasi IV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf j, huruf k, huruf l dan huruf m merupakan pembantu Serang dalam bertugas, baik selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar, berlabuh dan bersandar. (2) Tugas Kelasi I, Kelasi II, Kelasi III, dan Kelasi IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. melaksanakan perintah Serang dan Perwira Kapal Pengawas Perikanan; b. membantu Juru Mudi di anjungan; c. melakukan kebersihan deck, ruangan dan/atau kamar; d. menyiapkan tali-tali pada saat kapal akan berlayar; e. siaga di haluan/buritan pada saat kapal olah gerak dan menyiapkan jangkar dan tali tambat dalam rangka sandar dan labuh; f. mengawasi ketegangan tali pada waktu kapal sandar; g. melakukan perawatan terhadap tali-tali kepil, jangkar, dan peralatan lainnya di atas deck; h. memberi pelumasan sling, derek, engsel-engsel pintu dan peralatan deck lainnya; i. melaksanakan/menjaga keselamatan kapal, ronda keliling deck pada saat kapal sandar/berlabuh; j. tugas jaga di deck pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Kelasi I, Kelasi II, Kelasi III, dan Kelasi IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Mualim. Pasal 16 (1) Juru Masak I atau II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf n dan huruf o berperan menyiapkan konsumsi dan bahan makanan selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar, bersandar maupun berlabuh. (2) Tugas Juru Masak I dan Juru Masak II sebagaimana dimaksud pada

15 15 ayat (1), meliputi: a. mengajukan bahan-bahan makanan yang diperlukan; b. mengatur penempatan/penyimpanan bahan-bahan makanan basah/kering ke dalam gudang dan/atau tempat penyimpanan lainnya; c. membuat menu masakan yang akan dihidangkan setiap hari; d. memasak makanan sesuai menu dengan memperhatikan nilainilai giziserta syarat-syarat kesehatan; e. menyajikan makanan pada jam makan untuk AKP; f. melakukan kontrol terhadap bahan-bahan makanan basah maupun kering; dan g. menjaga kebersihan tempat bekerja. (3) Juru Masak I dan Juru Masak II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Mualim. Pasal 17 (1) KKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a merupakan pembantu Nakhoda Kapal Pengawas Perikanan yang bertanggungjawab di bagian permesinan. (2) Tugas KKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. memeriksa perlengkapan mesin Kapal Pengawas Perikanan; b. mengontrol pengoperasian dan pemeliharaan mesin Kapal Pengawas Perikanan dan semua yang ada hubungannya dengan permesinan; c. memberi pengarahan kepada Masinis dan Oiler dalam pengoperasian mesin induk dan mesin bantu serta motor-motor penggerak lainnya; d. menerima laporan dari Masinis tentang kondisi mesin saat berlayar maupun berlabuh; e. memeriksa kesiapan bagian mesin secara keseluruhan dan melaporkan kepada Nakhoda; f. merencanakan perawatan berkala pada mesin induk, mesin generator dan peralatan bantu lainnya; g. merencanakan, membuat dan mengajukan daftar kebutuhan kamar mesin seperti spare parts, bahan bakar, pelumas dan

16 16 bahan-bahan lainnya; dan h. mencatat setiap penggantian suku cadang dan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin Kapal Pengawas Perikanan. (3) KKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Nakhoda. Pasal 18 (1) Masinis I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf b merupakan pembantu utama KKM dalam mengatur dan mengawasi serta mengontrol pekerjaan bagian mesin secara umum. (2) Tugas Masinis I sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. memberi bimbingan teknik ke Oiler dalam usaha penyelesaian perbaikan mesin; b. merencanakan pekerjaan di dalam kamar mesin dan mengatur Oiler yang bekerja selama Kapal Pengawas Perikanan berlayar maupun tidak berlayar; c. menyusun daftar jaga mesin sepengetahuan KKM; d. mengisi jurnal mesin sesuai dengan prosedur yang berlaku; e. melakukan pengoperasian dan pencatatan indikator pesawatpesawat kelistrikan; f. pengoperasian sistem mesin pendingin, sistem air condition, panel listrik dan elektro motor; g. melaporkan tentang kondisi mesin induk, baling -baling, bahan bakar, pelumas dan kebersihan di kamar mesin; h. menyiapkan dan mengganti lampu-lampu penerangan dan lampu-lampu navigasi apabila ada yang padam; i. melaporkan ke KKM dalam hal stabilitas kapal; j. melakukan inventarisasi bagian mesin; k. melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan terencana; dan l. tugas jaga di Kamar Mesin pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Masinis I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada KKM.

17 17 Pasal 19 (1) Masinis II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c merupakan pembantu masinis I dalam mengoperasikan mesin Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Masinis II sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. mengatur pemakaian atau penggantian generator beserta peralatan power steering dan peralatan lainnya di kamar mesin; b. mengontrol perlengkapan listrik termasuk peralatan ventilasi, lampu-lampu, AC dan alat-alat bantu untuk digunakan di dalam Kapal Pengawas Perikanan; c. memeriksa dan memelihara kondisi pipa-pipa dan tangki-tangki serta perlengkapannya; d. mengontrol kebersihan ruangan-ruangan mesin; e. melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan terencana; dan f. tugas jaga di Kamar Mesin pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Masinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada KKM. Pasal 20 (1) Masinis III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf d merupakan pembantu Masinis I dan Masinis II dalam mengoperasikan mesin Kapal Pengawas Perikanan. (2) Tugas Masinis III sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. membantu kegiatan di kamar mesin; b. memelihara pompa-pompa dan perlengkapannya; c. melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan terencana; d. melaporkan dan mencatat pemakaian bahan bakar dan minyak pelumas kepada KKM; e. mengawasi pelaksanaan pengisian bahan bakar dan penerimaan minyak pelumas; f. menyiapkan mesin sekoci serta mesin jangkar;dan g. tugas jaga di Kamar Mesin pada waktu kapal berlayar dan pada

18 18 waktu kapal di pelabuhan. (3) Masinis III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada KKM. Pasal 21 (1) Oiler I, Oiler II, Oiler III dan Oiler IV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h merupakan pembantu Masinis dalam mengoperasikan mesin Kapal Pengawas Perikanan di kamar mesin. (2) Oiler I, Oiler II, Oiler III dan Oiler IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. menghidupkan mesin induk sesuai perintah Masinis; b. mengawasi pengoperasian generator, pompa dan peralatan lain, serta mengontrol pekerjaan lain; c. melakukan perawatan dan kebersihan terhadap mesin-mesin, ruangan dan peralatan serta kunci-kunci; d. melakukan perawatan sistem kemudi dan kemudi darurat; e. melakukan pengecekan pemakaian bahan bakar dan pelumas serta menambah bahan bakar dan pelumas jika kurang dan mengisi sesuai kebutuhan mesin; f. merapikan gudang mesin dan suku cadang; dan g. tugas jaga di Kamar Mesin pada waktu kapal berlayar dan pada waktu kapal di pelabuhan. (3) Oiler I, Oiler II, Oiler III dan Oiler IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungan jawab terhadap Masinis. Pasal 22 (1) Pengembangan jenjang karir AKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. (2) Pengembangan jenjang karir AKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Direktur yang membidangi pengawakan Kapal Pengawas Perikanan. (3) Penetapan jenjang karir AKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

19 19 ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 23 Dalam rangka pengembangan jenjang karir, AKP dapat menerima: a. promosi; b. mutasi; dan/atau c. pendidikan dan pelatihan. Pasal 24 (1) Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a, meliputi: a. kenaikan jenjang karir di Kapal Pengawas Perikanan; atau b. diangkat dalam jabatan struktural. (2) Kenaikan Jenjang karir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi. (3) Persyaratan kenaikan jenjang karir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 25 (1) Mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b, meliputi: a. perpindahan tugas antar Kapal Pengawas Perikanan; b. perpindahan tugas dari Kapal Pengawas Perikanan ke unit kerja lingkup Direktorat Jenderal; dan c. perpindahan tugas dari Kapal Pengawas Perikanan ke unit kerja lain. (2) Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, dapat dilakukan dengan syarat: a. tidak mampu bekerja di atas Kapal Pengawas Perikanan berdasarkan Surat Keterangan Dokter; dan b. telah mencapai masa kerja di atas Kapal Pengawas Perikanan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) tahun. (3) Syarat mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. (4) AKP yang telah dimutasi sebagaimana ayat (1) huruf b dan huruf c dapat mengajukan permohonan untuk bertugas kembali di atas Kapal Pengawas Perikanan dengan memenuhi persyaratan:

20 20 a. sertifikat keahlian pelaut; b. sertifikat keterampilan pelaut yang masih berlaku; c. tidak cacat fisik; dan d. bersedia ditempatkan sesuai dengan kebutuhan. Pasal 26 (1) pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, antara lain: a. keahlian dan keterampilan pelaut lanjutan; b. Pengawas Perikanan; c. Polisi Khusus Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; d. Penyidik Pegawai Negeri Sipil; e. bidang-bidang lain yang relevan; f. tugas belajar; dan g. izin belajar. BAB VI PEMBINAAN Pasal 27 (1) Pembinaan AKP meliputi: a. pembinaan teknis; dan b. pembinaan administrasi. (2) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh Direktur Kapal Pengawas; (3) Pembinaan administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dilakukan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal. hbab VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, ketentuan mengenai tugas dan tanggung jawab AKP dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. 242/DJ-PSDKP/2010 tentang Tata Tertib dan Tanggung Jawab Awak Kapal Pengawas Perikanan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

21 21 Pasal 29 Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal 22 September 2014 DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, ASEP BURHANUDIN No Nama Pejabat Paraf 1 Sesditjen. PSDKP 2 Direktur Kapal Pengawas 3 Direktur SDP 4 Direktur SDK 5 Direktur PP 6 Direktur PIP Pejabat 1 Sekretaris Ditjen. PSDKP 2 Direktur Kapal Pengawas 3 Kabag Kepegawaian 4 Kabag Hukum, OHumas Paraf

22 No 1 2 Jenjang Karir Nakhoda Mualim I KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS Syarat/ A B C D E F Kriteria > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m BAGIAN DECK Pendidikan Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum D III Program Studi Golongan Minimum III/a Minimum III/a Minimum III/a Minimum II/d Minimum II/d Kompetensi Jenjang Karir Terakhir ANT III ANT III ANT III ANT IV ANT IV ANKAPIN I ANKAPIN I ANKAPIN I ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Nakhoda pada KP kelas B dan C. Nakhoda pada KP kelas C. Nakhoda pada KP kelas D. Nakhoda pada KP kelas E. dan Mualim I pada KP kelas A, B dan C. Mualim I pada KP kelas KP A, B, C dan D. Pendidikan Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.91/DJPSDKP/2014 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN Program Studi Kompetensi Masa Kerja ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Mualim I pada KP kelas B dan C atau Mualim II pada KP kelas A. Mualim I pada KP kelas C atau Mualim II pada KP kelas A dan B. Mualim I pada KP kelas D atau Mualim II pada KP kelas A, B dan C. 3 Mualim II Pendidikan Minimum D III Minimum D III Minimum D III Golongan Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/c Mualim pada KP kelas E, Mualim III pada KP kelas Mualim II pada KP kelas C A atau Marconis dan atau Mualim III pada KP Serang pada KP kelas A. kelas A.

23 No Jenjang Karir Syarat/ Kriteria KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS A B C D E F > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m Program Studi 4 MUALIM III Kompetensi Masa Kerja Pendidikan Golongan Program Studi Kompetensi Masa Kerja ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Mualim III pada KP kelas A atau Mualim II pada KP kelas B dan C. Minimum D III Minimum II/d ANT IV ANKAPIN II BST Pengawas Perikanan Menembak Diklat Calon AKP Mualim II pada KP kelas C, Mualim pada KP kelas D, Markonis dan Serang pada KP kelas A. Mualim III pada KP kelas A, Mualim II pada KP kelas C atau Mualim pada KP kelas D. Mualim pada KP kelas D, Mualim pada KP kelas D, Mualim pada Kp kelas E atau Markonis dan Serang pada KP kelas A. 5 MARKONIS Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/c Minimum II/c Minimum II/c Minimum II/c Minimum II/c

24 No Jenjang Karir Syarat/ Kriteria KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS A B C D E F > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m 6 SERANG Program Studi Kompetensi Masa Kerja ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Serang pada KP kelas A, Markonis pada KP kelas B, C atau Juru Mudi pada KP kelas A. Serang pada KP kelas A dan B,Markonis pada KP kelas C atau Juru Mudi pada KP kelas A dan B. Serang pada KP kelas A,B dan C,Markonis pada KP kelas D atau Juru Mudi pada KP kelas A, B dan C. Serang pada KP kelas B,C dan D,Markonis pada KP kelas E atau Juru Mudi pada KP kelas A, B, C dan D. Juru Mudi pada KP kelas A, B, C dan D. Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/c Minimum II/c Minimum II/c Minimum II/b Minimum II/b Program Studi Kompetensi ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Masa Kerja Serang pada KP kelas B dan C atau Juru Mudi pada KP kelas A. Serang pada KP kelas C atau Juru Mudi pada KP kelas A, B dan C. Serang pada KP kelas D atau Juru Mudi pada KP kelas A, B dan C. Juru Mudi pada KP kelas A, B, C dan D. 7 JURU MUDI I, II, III I, II, III I, II I, II I Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/b Minimum II/b Minimum II/b Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Program Studi Kompetensi Nautika/Perikanan/Tek nologi Penangkapan Ikan ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP

25 No Jenjang Karir 8 KELASI Syarat/ Kriteria Masa Kerja KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS A B C D E F > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m Kelasi pada KP kelas A, B Kelasi pada KP kelas A, B Kelasi pada KP kelas A, B, Kelasi pada semua kelas dan C. dan C. C dan D. KP I, II, III, IV I, II, III, IV I, II, III I, II I Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a 9 JURU MASAK Program Studi Kompetensi Masa Kerja ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANT IV ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II ANKAPIN II BST BST BST BST BST Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Kelasi pada semua kelas KP Kelasi pada semua kelas KP Kelasi pada semua kelas KP Kelasi pada semua kelas KP I, II I, II I, II I I Kelasi pada semua kelas KP atau Juru Mudi KP kelas F Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Program Studi Nautika/Tata Boga Nautika/Tata Boga Nautika/Tata Boga Nautika/Tata Boga Nautika/Tata Boga Kompetensi BST BST BST BST BST 10 KKM Masa Kerja BAGIAN MESIN Pendidikan Minimum D IV/S1 Minimum D IV/S1 Minimum D IV/S1 Minimum D IV/S1 Minimum D IV/S1 Golongan Minimum III/a Minimum III/a Minimum III/a Minimum III/a Minimum III/a Program Studi

26 No 11 Jenjang Karir MASINIS I Syarat/ Kriteria Kompetensi Masa Kerja KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS A B C D E F > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m ATT III ATT III ATT III ATT IV ATT IV ATKAPIN I ATKAPIN I ATKAPIN I ATKAPIN II ATKAPIN II Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan PPNS PPNS PPNS PPNS PPNS Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP KKM pada KP kelas B dan KKM pada KP kelas D. KKM pada KP kelas E. Masinis pada KP kelas A, KKM pada KP kelas C. C. atau Masinis I pada KP atau Masinis I pada KP B dan C. kelas A kelas A dan B. Pendidikan Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum D III Minimum D III Golongan Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/d 12 MASINIS II Program Studi Kompetensi Masa Kerja ATT III ATT III ATT III ATT IV ATT IV ATKAPIN I ATKAPIN I ATKAPIN I ATKAPIN II ATKAPIN II BST BST BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Masinis I pada KP kelas B atau Masinis II pada KP kelas A. Masinis I pada KP kelas C atau Masinis II pada KP kelas A dan B. Masinis pada KP kelas D atau Masinis II pada KP kelas B dan C. Pendidikan Minimum D III Minimum D III Minimum D III Masinis pada KP kelas E, Masinis II pada KP kelas C atau Masinis III pada KP kelas A Masinis III pada KP kelas A atau oiler pada KP kelas A dan B. Golongan Minimum II/d Minimum II/d Minimum II/c Program Studi Kompetensi ATT III ATT III ATT IV ATKAPIN I ATKAPIN I ATKAPIN II BST BST BST Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan Menembak Menembak Menembak Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP Diklat Calon AKP

27 No Jenjang Karir 13 MASINIS III 14 OILER Syarat/ Kriteria Masa Kerja Pendidikan Golongan Program Studi Kompetensi Masa Kerja KELAS/UKURAN PANJANG KAPAL PENGAWAS A B C D E F > 50 m > 40 m s/d 50 m > 30 m s/d 40 m > 20 m s/d 30 m > 15 m s/d 20 m 6 m -s/d 16 m Masinis II pada KP kelas B, C atau Masinis III pada KP kelas A. Minimum D III Minimum II/d Masinis II pada KP kelas C. atau Masinis III pada KP kelas A. Masinis pada KP kelas D dan E. ATT IV ATKAPIN II BST Pengawas Perikanan Menembak Diklat Calon AKP Masinis II pada KP kelas C atau Masinis pada KP kelas D. I, II, III, IV I, II, III I, II, III I, II I, II Pendidikan Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Minimum SUPM/SMK Golongan Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Minimum II/a Program Studi Kompetensi Masa Kerja ATT IV ATT IV ATT IV ATT IV ATT IV ATT IV ATKAPIN II ATKAPIN II ATKAPIN II ATKAPIN II ATKAPIN II ATKAPIN II BST BST BST BST BST BST Oiler pada KP kelas A, B dan C. Oiler pada KP kelas A,B, C dan D. Oiler pada Kp kelas A, B, C dan D. Oiler pada KP kelas F Oiler pada KP kelas F No Nama Jabatan Paraf 1 Sekretaris Ditjen. PSDKP 2 Direktur Kapal Pengawas 3 Direktur PSDP 4 Direktur PSDK 5 Direktur PP 6 Direktur PSDKP dan PIP

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR, PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.410, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Rescuer. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1653, 2017 KEMEN-KP. Inpassing. Jabatan Fungsional. Asisten Pengelola Produksi Perikanan Tangkap PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526,

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

Lebih terperinci

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2017 KEMEN-KP. Kode Etik PPNS Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kepegawaian. Kenaikan Pangkat. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMEN-KP/2014 TENTANG SURAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN PENCANTUMAN GELAR/PENINGKATAN PENDIDIKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir No.1474, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. UPT PSDKP. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PERMEN-KP/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PNDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.566, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pola Mutasi. Jabatan Karier. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN POLA MUTASI

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBINA MUTU HASIL KELAUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1639, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Struktural. PNS. Standar Kopetensi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 101 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP MELALUI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN 1 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526, Fax : (021) 3451057 PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam No.87,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pengangkatan Kembali. Kartu Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN DEMAK

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.362, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Balai Besar. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 16

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENGAWAS PERIKANAN

I. PENGAWAS PERIKANAN I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. No.726, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Medan Merdeka timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1060, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Ditjen Perhubungan Laut. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 88 TAHUN 2016 TENTANG PETA JABATAN DAN URAIAN JENIS KEGIATAN

Lebih terperinci

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.998, 2015 KEMENDAGRI. Mutasi. Pegawai Negeri Sipil. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN MUTASI PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2033, 2014 KEMENHUB. Pemanduan Kapal. Prasarana. Sarana Bantu. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : NOMOR PM 93 TAHUN 2014 TENTANG SARANA BANTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 20162016 TENTANG PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP DIREKTORAT PELABUHAN PERIKANAN PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN SYAHBANDAR DI PELABUHAN PERIKANAN Memiliki kompetensi

Lebih terperinci

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN: - 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEIMIGRASIAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERBER-MKP/2014 NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I No. 412, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKP. Tarif. Jasa Pengadaan Es. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun No.724, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. INPASSING. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Perikanan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2014

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2014 BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma No.1363, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. kategfori Keterampilan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG PENERBITAN SURAT-SURAT KAPAL, SURAT KETERANGAN KECAKAPAN, DISPENSASI PENUMPANG DAN SURAT IZIN BERLAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-1363/K/SU/2012 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I No.1365, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL RESCUER DAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL RESCUER DAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL RESCUER DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2015, No lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan melalui Surat Nomor: S

2015, No lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan melalui Surat Nomor: S BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2015 KEMENKEU.. Operasi Patroli Laut. Udara. Pengamanan. Penyelamatan. Instalasi. Sarana Operasi. Standar Biaya. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.10, 2007 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. KEPEGAWAIAN. PPNS. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.10, 2007 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. KEPEGAWAIAN. PPNS. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2007 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. KEPEGAWAIAN. PPNS. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.676, 2014 KEMEN KP. UPT Pelabuhan Perikanan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2009 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2009 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri; MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 52 TAHUN TENTANG PENANDATANGANAN NASKAH DINAS BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MANDIRI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN

Lebih terperinci