LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PENGGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang diperlukan dalam rangka meningkatkan investasi, ekspor dan alih teknologi kepada tenaga kerja Indonesia; b. bahwa pelayanan pemberian perpanjangan izin penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang, perlu dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat; c. bahwa sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang ketenagakerjaan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah dan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan b perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kota Depok yang mengatur tentang Perpanjangan Izin Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; Mengingat

2 Mengingat : 1. Undang-undang Darurat Nomor 9 Tahun 1953 tentang Pengawasan Orang Asing (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 64); 2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 8); 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912); 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 39,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201); 6. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3828); 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pendaftaran Orang Asing (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 52); Peraturan

3 11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2567); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3563); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165); 14. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan; 15. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; 16. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 27 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 27); 17. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 46 Tahun 2000 tentang Kewenangan (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2001 Nomor 1); 18. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 47 Tahun 2000 tentang Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 2); 19. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 48 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 3); 20. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 16 Tahun 2001 tentang Tata cara Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 60); 3 Dengan

4 Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DEPOK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG PERPANJANGAN IZIN PENGGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1 Kota adalah Kota Depok. 2 Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Depok. 3 Walikota adalah Walikota Depok. 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok. 5 Dinas adalah perangkat daerah yang menangani urusan ketenaga kerjaan. 6 Pengusaha adalah : a. orang atau badan yang menjalankan sesuatu usaha untuk sendiri; b. orang atau badan yang secara berdiri sendiri menjalankan usaha bukan miliknya; c. orang atau badan di Indonesia mewakili orang atau badan termaksud pada huruf a dan b, apabila yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia. 7 Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang selanjutnya disingkat dengan TKWNAP adalah Warga Negara Asing yang memiliki Visa tinggal terbatas atau Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap untuk maksud bekerja di dalam wilayah Indonesia Kartu

5 8 Kartu Izin Tinggal Terbatas selanjutnya disingkat KITAS adalah Kartu Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi setempat dan diberikan kepada TKWNAP pemegang Visa Tinggal Terbatas (VITAS) dalam waktu tertentu sesuai dengan yang tertera pada Visa. 9 Visa Izin Tinggal Terbatas selanjutnya disingkat VITAS adalah Visa Izin Tinggal di wilayah Indonesia yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Warga Negara Asing (WNA) pemilik paspor untuk maksud tertentu dan dengan jangka waktu terbatas. 10 Kartu Izin Tinggal Tetap yang selanjutnya disingkat KITAP adalah Kartu Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh kantor Imigrasi setempat dan diberikan kepada TKWNAP yang telah memenuhi persyaratan tertentu dan berada di wilayah negara Republik Indonesia sekurangkurangnya 5 (lima) tahun berturut-turut sejak diberikannya Izin Tinggal Terbatas. 11 Pengguna TKWNAP adalah usaha perorangan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak yang telah memiliki izin mempekerjakan TKWNAP. 12 Tenaga Kerja Indonesia adalah Tenaga Kerja Warga Negara Indonesia. 13 Izin Kerja Tenaga Asing selanjutnya disingkat IKTA adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemohon untuk mempekerjakan TKWNAP di Indonesia dengan menerima upah atau tidak selama waktu tertentu dan jabatan tertentu. 14 Perpanjangan izin penggunaan TKWNAP adalah izin tertulis yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemegang izin TKWNAP di wilayah Kota Depok yang telah habis masa berlakunya Rencana

6 15 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing selanjutnya disingkat RPTKA adalah rencana penggunaan TKWNAP yang meliputi jabatan, jumlah dan jangka waktu serta rencana penggantinya oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 16 Pelatihan Tenaga Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan persyaratan jabatan tertentu yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek dari pada teori. 17 Tenaga Kerja Pendamping adalah Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk oleh pengguna Tenaga Kerja Asing untuk bekerja mendampingi TKA dalam rangka alih teknologi dan sebagai calon tenaga kerja menggantikan TKA pada jabatan tertentu. 18 Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Kota yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kota Depok yang memuat ketentuan pidana. 19 Penyidikan tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II 6

7 BAB II PEMOHON IZIN PENGGUNAAN TKWNAP Pasal 2 (1) Pemohon izin Penggunaan TKWNAP adalah : a. perusahaan dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri; b. perusahaan Swasta Nasional yang didirikan atas dasar Bedrijfs Reglement Ordonantie 1934 (BRO) atau perundangundangan/peraturan lainnya; c. perusahaan swasta asing yang berusaha di Indonesia berdasarkan kontrak dengan Pemerintah atau dengan persetujuan lainnya; d. badan Usaha Milik Negara dan perusahaan dagang yang modalnya sebagian atau seluruhnya milik pemerintah; e. lembaga-lembaga sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan keagamaan; f. perwakilan dagang asing, perwakilan kantor berita asing, perwakilan usaha asing dan kantor perwakilan regional perusahaan asing; g. perwakilan negara asing dan perwakilan organisasi internasional; h. instansi pemerintah; i. proyek-proyek pemerintah termasuk proyek bantuan luar negeri; j. perusahaan impresariat. (2) Setiap Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, yang akan menggunakan TKWNAP wajib memperoleh rekomendasi dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. 7 BAB III

8 BAB III PERPANJANGAN IZIN PENGGUNAAN TKWNAP Pasal 3 (1) Setiap perusahaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan Daerah ini yang menggunakan TKWNAP, apabila izin kerjanya telah berakhir wajib memperpanjang izin dimaksud kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. selambat-lambatnya 30 hari sebelum izin penggunaan TKWNAP habis masa berlakunya. (2) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, diajukan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. buku legitimasi Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA); b. laporan realisasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan dan atau program peng-indonesiaan Tenaga Kerja; c. photo copy surat Keputusan RPTKA yang masih berlaku; d. pas photo 3 (tiga) lembar ukuran 4x6 cm. e. Surat Keputusan Pimpinan Perusahaan tentang Penunjukan Tenaga Pendamping yang telah mendapat rekomendasi dari kepala Dinas; f. KITAS atau KITAP; g. paspor; h. tanda bukti setoran Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan (DPKK) atau bukti setoran retribusi dari kas daerah; i. Surat Tanda Melapor Diri (STMD) dari Kepolisian; j. Surat Keterangan Kependudukan Sementara (SKKPS) k. Perjanjian Kerja. 8 Pasal 4

9 Pasal 4 (1) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini disetujui, Dinas mengeluarkan surat rekomendasi perpanjangan izin tinggal kepada kantor Imigrasi. (2) Selama proses perpanjangan izin tinggal sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berlangsung, Dinas dapat mengeluarkan keterangan Izin TKWNAP sementara untuk jangka waktu 2 (dua) bulan. (3) Apabila permohonan perpanjangan izin tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditolak, maka surat keterangan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, dinyatakan tidak berlaku. (4) Apabila perpanjangan izin tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diterima, pemegang izin wajib menyampaikan fotocopy perpanjangan izin tinggal kepada Dinas. (5) Dinas berdasarakan bukti perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal ini, menerbitkan perpanjangan Izin penggunaan TKWNAP dengan disertai buku legitimasi IKTA sebagai pengganti surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini. (6) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pasal ini, diberikan sesuai jangka waktu yang tercantum dalam RPTKA dan dapat diperpanjang kembali. Pasal 5 (1) Setiap perusahaan yang telah memperoleh perpanjangan izin penggunaan TKWNAP wajib melanjutkan pelatihan kepada tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk sebagai pendamping TKWNAP yang bersangkutan sesuai dengan RPTKA-nya. 9 (2) Dalam

10 (2) Dalam hal perusahaan tidak memiliki calon tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat menempatkan tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam RPTKA. Pasal 6 Pemegang izin wajib menyampaikan laporan penggunaan TKWNAP dan pelaksanaan RPTKA kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk setiap 6 (enam) bulan melalui Dinas. Pasal 7 Apabila pemegang izin kerja TKWNAP berhenti bekerja atau kembali ke Negaranya, maka kepada yang bersangkutan diwajibkan memberitahukan dan mengembalikan izin dimaksud kepada Dinas dengan melampirkan bukti Exit Permit Only (EPO) dari Kantor Imigrasi. Pasal 8 (1) Untuk memperoleh perpanjangan izin TKWNAP sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (5) Peraturan Daerah ini, perusahaan wajib membayar retribusi. (2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, akan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tersendiri. BAB IV PENGAWASAN Pasal 9 Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Dinas. BAB V SANKSI ADMINISTRASI Pasal 10 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dikenakan sanksi administrasi berupa : 10 a. peringatan

11 a. peringatan tertulis; b. pembekuan izin penggunaan TKWNAP; c. pencabutan izin penggunaan TKWNAP. (2) Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan Daerah ini, yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (6) Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp ,- (lima juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, adalah pelanggaran. BAB VII PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, adalah : a. menerima 11

12 a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah, dan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti, pencatatan dan dokumen- tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang pelanggaran terhadap Peraturan Daerah; g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang atau yang berkaitan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; 12 k. melakukan

13 k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang pelanggaran terhadap Peraturan Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Daerah ini, mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Depok. Ditetapkan di Depok pada tanggal 7 Pebruari 2003 WALIKOTA DEPOK, Diundangkan di Depok pada tanggal 9 Pebruari 2003 SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK, ttd. H. BADRUL KAMAL ttd. Drs.A.MOCH.HARRIS NIP LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C 13

14 14