BAB II DASAR TEORI. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan jaringan komputer terdiri atas tiga bagian:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan jaringan komputer terdiri atas tiga bagian:"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI. Konsep Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer secara definisi adalah hubungan antara dua atau lebih unit komputer atau perangkat komunikasi lainnya berdasarkan sistem komunikasi yang bertujuan untuk saling bertukar informasi dan data []. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan jaringan komputer terdiri atas tiga bagian:. perangkat komunikasi. sistem komunikasi 3. informasi yang dipertukarkan. Perangkat komunikasi yang dimaksud dapat berupa komputer maupun perangkat lain yang mampu berkomunikasi dengan perangkat lain berdasarkan suatu sistem komunikasi (protokol) tertentu. Dewasa ini perangkat komunikasi berkembang sangat luas. Berkat kemajuan teknologi, perkakas rumah tangga biasa semacam kulkas pun saat ini sudah dapat dikategorikan sebagai perangkat komunikasi karena kemampuannya berkomunikasi dengan perangkat lain. Kemampuan perangkat komunikasi untuk melakukan hubungan dengan perangkat lain didukung oleh sistem komunikasi (protokol) yang diterapkan antar perangkat. Protokol yang digunakan ini lebih populer disebut dengan Internet Protocol (IP). Mari sedikit beranalogi untuk menggambarkan tentang jaringan komputer. Bayangkan satu sistem pengiriman surat yang dilakukan oleh kantor pos ke alamat tujuan. Apabila seseorang ingin mengirimkan surat, sudah tentu di amplop surat tersebut tercantum nama dan alamat tujuan. Surat tersebut diberikan kepada kantor pos yang nantinya melalui petugas pengantar surat akan mengirimkan surat tersebut berdasarkan informasi nama dan alamat tujuan. Pengirim surat dan alamat tujuan dalam analoginya dengan jaringan komputer merupakan perangkat komunikasi (host) yang masing-masing memiliki alamat yang 4

2 BAB II DASAR TEORI 5 unik yang membedakannya dengan host yang lain, seperti halnya tidak adanya dua rumah dengan alamat yang sama persis. Alamat ini dikenal dengan nama IP address. Sedangkan surat yang dikirimkan merupakan informasi yang diinginkan oleh host untuk dikirim atau diterima, dan proses pengiriman surat dari pengirim sampai ke tangan penerima merupakan sistem komunikasi yang digunakan. Bentuk informasi yang dikirimkan dalam jaringan komputer adalah dalam satuan paket data yang merupakan potongan-potongan data ditambah dengan detail-detail lainnya yang berisi informasi tentang keadaan paket dan keadaan protokol komunikasi yang digunakan, disebut dengan header paket. Dari analogi, terdapat kantor pos yang bertugas untuk menampung dan mengatur pengiriman surat ke tujuan. Kantor pos ini lah yang dianalogikan sebagai router yang, seperti kantor pos, berfungsi untuk mengatur pengiriman informasi dari host satu ke host yang lain.. Routing dan Congestion Collapse Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, router secara umum berfungsi untuk mengatur pengiriman informasi dari host satu ke host yang lain. Gambar. Posisi Router dalam Jaringan Komputer Router bekerja dengan membaca header yang ada pada paket yang diterima router untuk kemudian memproses paket tersebut berdasarkan hasil pembacaan

3 BAB II DASAR TEORI 6 header paket. Router dapat melakukan penolakan terhadap paket (drop packet) ataupun meneruskan paket ke tujuan ataupun jalur tujuan (packet forwarding). Router sebagai muara berkumpulnya paket-paket juga berfungsi untuk mengatur lalu lintas paket yang melaluinya, untuk kemudian menetukan paket tersebut akan diteruskan (forward) atau dibatalkan (drop) seperti halnya pada fungsi sebelumnya hanya saja dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah kondisi lalu lintas dalam jaringan, bukan isi dari header dan data paket. Perhatikan gambar berikut. Gambar. Skenario Jaringan Komputer Sederhana Node 0,, 4, dan 5 merupakan end-host dengan kapasitas link maksimal yang dapat digunakannya adalah seperti yang terlihat pada gambar. Sedangkan node dan 3 adalah router yang memiliki kapasitas link maksimal sebesar 300 kbps (kilo bit per second). Yang dimaksud dengan kapasitas link maksimal adalah banyaknya bit (satuan terkecil dalam sistem komunikasi digital) yang dapat dikirimkan oleh masingmasing host selama satu detik. Jadi dalam hal ini node 0 (end-host) maksimal hanya dapat mengirimkan 00 kilo bit data ke node (router), begitupula sebaliknya. Ambil skenario berikut. Node 0 mengirimkan data ke node 4 sedangkan node mengirimkan data ke node 5. Ketika node 0 dan mengirimkan data dengan

4 BAB II DASAR TEORI 7 menggunakan kapitas linknya secara maksimal (masing-masing 00 kbps), node sebagai router yang akan melakukan forwarding data ke router node 3 hanya akan menggunakan 00 kbps dari total 300 kbps kapasitas maksimal yang dapat digunakannya, yang berarti model jaringan dan skenario ini tidak akan menemui masalah dalam hal kapasitas link. Hasil yang berbeda akan terjadi apabila kapasitas link node 0 dinaikkan menjadi, misalnya, Mbps (mega bit per second). Apabila node 0 mengirimkan data dengan mengutilisasi kapasitas link secara maksimum yaitu sebesar Mbps sedangkan node juga menggunakan kapasitas link maksimum, 00 kbps, dapat dipastikan akan terjadi masalah pada node yang akan melakukan forwarding paket ke router node 3. Masalah yang muncul dapat beragam. Node 0 dapat mendominasi penggunaan kapasitas link node ke 3 sehingga node tidak dapat melakukan pengiriman data, atau dengan pengaturan tertentu, data yang masuk dari node 0 dibatalkan oleh router node karena terlalu mendominasi. Keduanya mengakibatkan arus pengiriman data menjadi tidak lancar atau bahkan gagal. Kemacetan arus lalu lintas data ini lazim disebut sebagai congestion collapse.3 Congestion Control Secara definisi, suatu jaringan dikatakan mengalami congestion atau kongesti apabila kualitas layanan yang dirasakan oleh end-host mengalami penurunan akibat dari beban jaringan yang makin meningkat []. Pada contoh sebelumnya penurunan kualitas terjadi pada saat pembatalan paket data pada router node akibat adanya node dengan kapasitas link yang sangat besar terhadap kapasitas link node lainnya yang menyebabkan perebutan kapasitas yang ada. Kongesti dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya yaitu:. tidak adanya kendali kongesti yang efektif pada router,. unresponsive flow seperti pada protokol Unified Data Protocol (UDP) tanpa umpan balik. Fenomena kongesti yang terjadi dapat diatasi dengan beberapa cara. Hanya saja perlu diperhatikan beberapa hal berikut yang bagi sebagian orang merupakan solusi untuk mengatasi kongesti tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak

5 BAB II DASAR TEORI 8 memberikan efek positif pada pencegahan terjadinya kongesti, bahkan kemungkinan terjadinya kongesti semakin besar [3].. Kongesti disebabkan jumlah penyimpan data yang sedikit. Asumsi: Masalah kongesti dapat diselesaikan ketika harga memory cukup murah, memungkinkan penggunaan memory dalam jumlah besar. Fakta: Penggunaan memory yang besar hanya bermanfaat mengatasi kongesti dalam waktu singkat dan menimbulkan waktu tunda yang lebih besar. Antrian panjang dan waktu tunda yang besar sangat dihindari oleh banyak aplikasi.. Kongesti disebabkan oleh kapasitas link yang rendah. Asumsi: Masalah ini akan dapat diselesaikan ketika terdapat link dengan kapasitas tinggi. Fakta: kapasitas link yang tinggi dapat mengakibatkan kongesti semakin parah di router/switch. 3. Kongesti disebabkan oleh kecepatan prosesor yang rendah. Asumsi: Ketika kecepatan prosesor dapat ditingkatkan, kongesti akan dapat diatasi. Fakta: ketika beberapa router dengan kecepatan prosesor lebih tinggi mentransmisikan data ke satu tujuan, akan mengakibatkan tujuan kelebihan beban. Untuk mengatasi kongesti, dapat dilakukan dengan menerapkan suatu metode yang disebut dengan Active Queue Management (AQM) yang dapat mengatur aliran paket data yang masuk ke router. Dengan metode AQM, router akan memberikan informasi kepada pengirim tentang kondisi antrian pada buffer di router. Pengirim akan merespon dengan menyesuaikan Congestion Window yang digunakannya. Congestion Window dari pengirim dapat dibedakan menjadi 4 (empat macam), sesuai dengan persamaan. berikut []. x ( t + ) a = a i d + b x i + b x d ( t) if y( t) () t if y( t = 0 ) =...(.) - Multiplicative Increase, Multiplicative Decrase (MIMD) Apabila a i = 0; a d = 0; b i > ; 0 < b d < - Additive Increase, Additive Decrease (AIAD) Apabila a i > 0; a d < 0; b i = ; b d =

6 BAB II DASAR TEORI 9 - Additive Increase, Multiplicateive Decrease (AIMD) Apabila a i > 0; a d = 0; b i = ; 0 < b d < - Multiplicative Increase, Additive Decrease (MIAD) Apabila a i = 0; a d < 0; b i > ; b d = Metode yang saat ini lebih banyak digunakan adalah tipe AIMD karena menawarkan kestabilan kecepatan per host yang lebih baik []. Gambar.3 Perbandingan Kinerja Kestabilan Rate Antara (a) MIAD, dan (b) AIMD Dari persamaan umum, dapat dilihat bahwa mekanisme AIMD bekerja dengan kecepatan pengiriman paket (rate) awal yang kecil. Rate ini akan bertambah secara additive seiring dengan waktu. Penambahan rate ini akan berhenti dan akan berkurang secara drastis apabila terdapat indikasi terjadinya kongesti yang dikirimkan oleh host penerima. Proses ini, seperti halnya semua sistem yang bekerja dengan loop tertutup, akan berlangsung terus menerus..4 Active Queue Management (AQM) Router sebagai pengatur lalu lintas paket data, memiliki suatu sistem antrian yang memungkinkan paket data yang masuk ke router disimpan terlebih dahulu sebelum diproses. Dengan adanya sistem antrian ini, paket-paket data yang masuk tidak serta merta ditolak oleh router ketika router sedang memproses suatu paket, tetapi menyimpannya terlebih dahulu pada suatu buffer. Buffer ini besarnya terbatas yang berakibat pada terbatasnya jumlah paket data yang dapat diantrikan pada router. Apabila buffer telah penuh maka paket data yang tiba selanjutnya akan ditolak sampai

7 BAB II DASAR TEORI 0 buffer cukup untuk menampungnya. Oleh karena itu dibuat suatu mekanisme pengaturan antrian agar jumlah paket data yang terbuang dapat diminimalisir. Mekanisme ini disebut dengan Active Queue Management (AQM). Terdapat beberapa algoritma AQM yang ada dan sudah diimplementasikan pada jaringan komputer. Salah satu yang populer adalah RED (Random Early Detection). Selain itu terdapat pula algoritma lain seperti GREEN dan BLUE. Namun, semua algoritma tersebut tidak dapat berdiri sendiri untuk melakukan pengendalian kongesti. Algoritma-algoritma tersebut perlu didukung oleh mekanisme pengiriman paket pada sisi pengirim, karena pada dasarnya algoritma AQM hanya menghasilkan keluaran berupa Drop Probability dan Congestion Price yang menginformasikan kondisi antrian di router. Dengan kata lain, AQM memberikan keluaran pasif yang harus diproses secara aktif oleh host pengirim..4. AQM: GREEN GREEN merupakan salah satu algoritma AQM yang berdasarkan pada rate based. Maksudnya adalah pengendalian pengiriman data dilakukan dengan mengendalikan kecepatan pengiriman data. Lainnya adalah window based yang berdasarkan pada penentuan besar window pengiriman untuk membatasi jumlah buffer yang disediakan [3]. Contoh window based AQM adalah RED. Algoritma GREEN secara umum digambarkan melalui persamaan. sebagai berikut [4]. Dengan: δ U ϕ () t = α ( X () t u C() t ) ( x) + = x 0 x < 0 () t = max( abs( δ () t ), ΔP) P ( t Δt) = P( t) + ϕ( t) U ( δ ( t) ) +... (.) X(t) : Arrival Rate. Banyaknya paket yang diterima router per detik

8 BAB II DASAR TEORI C(t) paket. u α P(t) : Service Rate. Waktu yang dibutuhkan oleh router untuk memproses satu : Target utilisation. Menunjukkan kapasitas router maximal yang diinginkan untuk digunakan. : Control gain. : Probabilitas terjadinya kongesti. Keluaran yang dihasilkan dari algoritam GREEN ini adalah berupa nilai probabilitas terjadinya kongesti P(t) dengan 0 (nol) adalah nilai terkecil yang menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya kongesti kecil dan (satu) adalah nilai terbesar yang menunjukkan telah terjadi kongesti. Nilai probabilitas P(t) ini dihitung oleh router dengan berdasar pada kapasitas buffer yang ada di router, X(t), dan waktu proses yang dibutuhkan tiap paket mulai dari diterima router sampai dikeluarkan kembali. Dari kedua buah parameter ini sesungguhnya sudah dapat ditentukan apakah kongesti sudah terjadi atau belum. Apabila kapasitas buffer yang diterima per detik X(t) lebih besar daripada waktu proses tiap paket, akan menimbulkan antrian pada router yang apabila tidak segera diatasi, antrian akan penuh dan paket berikutnya tidak akan dapat masuk (congestion collapse). Sebaliknya, apabila waktu proses C(t) lebih besar daripada kapasitas X(t) buffer tidak akan dapat penuh sehingga lalu lintas paket menjadi lancar. Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa untuk menghindari terjadi kongesti cukup dengan mempercepat waktu proses tiap paket dalam router atau dengan mengatur kecepatan paket data yang masuk agar tidak melebihi waktu proses tersebut. Semakin cepat waktu proses C(t), akan semakin baik. Oleh karena itu acuan waktu proses tidak dengan waktu yang sebenarnya, melainkan dengan maximum utilisasi yang diinginkan. Dengan cara seperti ini, diharapkan nilai probabilitas kongesti (satu) tidak akan pernah tercapai.

9 BAB II DASAR TEORI Gambar.4 Antrian dan Target Utilisasi Rate-Based AQM Implementasi algoritma GREEN pada jaringan komputer digambarkan dengan diagram blok berikut. Gambar.5 Diagram Blok Sistem GREEN Perlu ditekankan, keluaran dari GREEN hanya berupa probabilitas terjadinya kongesti dan router hanya bertugas untuk menghitung probabilitas tersebut dan menyimpan hasilnya pada paket yang masuk untuk kemudian dijadikan feedback dari penerima. Pengirim, dalam hal ini, memproses nilai probabilitas tersebut menjadi batas kecepatan maksimal yang diperbolehkan. Bersama dengan besar kapasitas penerima (receiver window), nilai probabilitas atau nilai kongesti (congestion price) ini menjadi acuan bagi pengirim pada saat mengirimkan paket. Fungsi congestion price selain sebagai acuan bagi pengirim, juga untuk menggantikan mekanisme implisit feedback yang biasa digunakan pada jaringan komputer.

10 BAB II DASAR TEORI Arsitektur MaxNet MaxNet adalah suatu mekanisme pemberitahuan terhadap indikasi terjadinya kongesti pada jaringan. Mekanisme indikasi kongesti yang ada selama ini adalah dengan melakukan packet-dropping ataupun dengan metode Explicit Congestion Notification (ECN). Gambar.6 Arsitektur MaxNet Dalam pelaksanaannya, GREEN menginformasikan kepada pengirim mengenai kapasitas maksimum tiap link yang dilalui oleh paket. Informasi kapasitas maksimum tiap link ini disimpan ke dalam sebuah field yang ada pada paket yang lewat tersebut, untuk kemudian dijadikan umpan balik kepada pengirim. Dengan cara ini, setiap kali paket melalui sebuah router, informasi kapasitas maksimum link akan diperbarui apabila kapasitas link yang dilalui lebih besar dibanding link sebelumnya. Gambar.7 Diagram Kendali MaxNet.4. AQM: WHITE Selain GREEN, terdapat sebuah algoritma kendali kongesti baru dengan ratebased yang disebut dengan WHITE. WHITE bekerja dengan pertimbangan bahwa jumlah paket data yang masuk pada tiap router atau link sangat tergantung kepada kecepatan pengiriman dan juga jumlah pengirim. Hal lain yang mempengaruhi proses di router adalah kapasitas buffer di router yang terbatas.

11 BAB II DASAR TEORI 4 Gambar.8 Alokasi Minimum Tiap Link (WHITE) Masing-masing link atau router yang dilalui paket, akan menuliskan kapasitas maksimum yang dimilikinya. Seperti halnya pada GREEN, informasi ini ditumpangkan pada paket yang lewat tersebut untuk kemudian dikirimkan kembali ke pengirim melalui konfirmasi dari penerima. Dari seluruh kapasitas router yang diterima pengirim, dipilih kapasitas yang terkecil sebagai set-point bagi kecepatan pengiriman yang berarti bahwa kecepatan pengiriman paket tidak boleh lebih besar dari yang telah ditetapkan oleh set-point. Dengan menghitung Link Capacity dan Arrival Rate dari tiap link atau router, dapat dihitung Idle Capacity atau kapasitas buffer yang tersisa. Sisa kapasitas ini akan digunakan sebagai acuan bagi pengirim dalam melakukan pengiriman paket. Dalam kasus lebih dari satu pengirim, digunakan pengendali integral yang akan membagi kapasitas sisa ini secara fair kepada seluruh pengirim. Untuk memperbaiki respon pengirim yang kemungkinan tidak mulus, diimplementasikan Low Pass Filter yang memproses keluaran kecepatan pengiriman. Gambar.9 Diagram Blok Sistem WHITE Diagram blok di atas menggambarkan bahwa sistem WHITE merupakan sistem kendali loop tertutup dengan feedback dikirimkan dari penerima ke pengirim.

12 BAB II DASAR TEORI 5 Sedangkan nilai gain yang diinginkan didapat melalui perumusan aproksimasi waktu tunda untuk orde (satu) berikut. Dengan: k ( s) =...(.3) s G AQM sr G Delay ( s) =...(.4) sr + k G TCP () s s + K =...(.5) G k k R K N s : gain yang diinginkan untuk masing-masing bagian : kapasitas link dari router : kecepatan pengiriman : Round Trip Time : konstanta : jumlah pengirim : konstanta Laplace Fungsi transfer antara error dan input dari sistem tanpa delay dapat dilihat dari persamaan.6 berikut ini. x L = kk N s + k s + k k N...(.6) Sedangkan fungsi transfer antara error dan input sistem dengan delay adalah pada persamaan.7 berikut. x L kk N( 0.5Rs) =...(.7) 3 0.5Rs + (0.5k R + ) s + ( k 0.5k k NR) s + k k N Analisis sistem berikut ini mengacu pada [0].

13 BAB II DASAR TEORI Analisis Kestabilan Sistem. Sistem tanpa delay Dari persamaan.6 terlihat bahwa denumerator merupakan persamaan orde (dua), dengan seluruh koefisien bernilai positif. Akar-akar dari persamaan ini dapat bernilai real ataupun bilangan kompleks, dengan posisi akar terletak di sebelah kiri dari sumbu imajiner. Oleh karena itu, sistem stabil untuk nilai N > 0.. Sistem dengan delay Denumerator dari persamaan.7 adalah persamaan orde 3 (tiga) dengan akarakarnya dapat bernilai real maupun bilangan kompleks. Karena persamaan memiliki satu buah zero yang terletak di sebelah kanan sumbu imajiner, sistem ini tidak sepenuhnya stabil. Dengan menggunakan grafik root-locus, batas kestabilan sistem dapat dilihat yaitu pada 0 < N 0. Dengan asumsi N=0, k =, k =0.0 sistem akan stabil untuk 0 < R detik. Pada perkembangannya nilai k dan k tidak akan mempengaruhi sistem, seperti dijelaskan pada []..4.. Respon Transien Sistem Suatu sistem dikatakan memiliki performa yang bagus apabila memiliki respon transien yang cepat dan overshoot yang kecil. Jika kita mengasumsikan nilai k =, maka nilai k akan menentukan respon transien sistem. Nilai k yang besar akan membuat respon transien menjadi cepat tetapi dengan overshoot yang besar Steady state Error. Sistem tanpa delay Fungsi transfer antara error dan input sistem dapat digambarkan melalui persamaan.8 berikut. E L s( s + k = )...(.8) s + k s + k k N Untuk masukan unit step, steady state error sistem adalah 0 (nol) seperti terlihat pada persamaan.9 berikut ini.

14 BAB II DASAR TEORI 7.. Sistem dengan Delay s( s + k) e = lim se( s) = lim = 0 ss \ s 0 s 0 s + k s + k k N...(.9) Fungsi transfer antara error dan input untuk sistem ini digambarkan melalui persamaan.0 berikut E L s( s + k)(0.5rs + ) =...(.0) 3 0.5Rs + (0.5R + ) s + ( k 0.5k k NR) s + k k N Untuk masukan unit step, nilai steady state error adalah nol seperti pada perumusan. berikut. e ss = lim se( s) s 0 s( s + k)(0.5rs + ) = lim s Rs + (0.5R + ) s + ( k 0.5k k NR ) s + k k N...(.) = 0.5 Flow Control Selain Congestion Control, dalam proses pengiriman data pada jaringan komputer, dikenal istilah Flow Control. Flow Control adalah mekanisme pengaturan kecepatan aliran data dari pengirim agar kecepatannya tidak melebihi waktu proses data yang dimiliki oleh penerima. Mekanisme Flow Control dapat dilakukan dengan menggunakan umpan balik ataupun tanpa menggunakan umpan balik dari penerima kepada pengirim. Dalam kaitannya dengan kendali kongesti, Flow Control dan Congestion Control dapat digunakan secara bersamaan untuk melindungi jaringan dan penerima dari kelebihan penerimaan data..6 WinPcap Sebagian besar aplikasi jaringan yang ada saat ini menggunakan socket untuk berkomunikasi. Adanya socket ini memudahkan untuk melakukan transfer data pada jaringan, karena Operating System (OS) akan menangani segala hal yang berkaitan

15 BAB II DASAR TEORI 8 dengan detil pada level rendah semacam penanganan protokol, pembentukan paket dan header paket data. Namun, hal ini akan menjadi masalah apabila akan bekerja pada level rendah tersebut. Misalnya pada kasus yang memerlukan penambahkan satu buat bit pada header paket untuk keperluan khusus. Penggunaan socket justru akan menghalangi ini terjadi. Oleh karena itu, pekerjaan-pekerjaan pada low-level ini membutuhkan satu sistem yang memiliki kemampuan untuk mengakses jaringan pada level ini. Sistem yang seperti ini, untuk OS Windows adalah WinPcap, sedangkan yang bekerja pada Linux adalah libpcap. Tujuan dari WinPcap menurut [7] adalah memberikan akses kepada aplikasi yang berjalan di Windows agar dapat menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut. Menangkap raw packet, baik yang ada di host maupun yang dipertukarkan antar host yang melalui interface host Packet filter, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Mengirimkan raw packet ke dalam jaringan Mengumpulkan statistik pada lalulintas jaringan Dari raw packet, dapat dibangung paket dengan header yang telah dimodifikasi Contoh program yang memanfaatkan WinPcap adalah WireShark (sebelumnya dikenal dengan Ethereal) [8], yaitu program yang dapat memantau lalu lintas paket pada jaringan termasuk dapat melihat isi paket yang mencakup header dan data yang terkandung didalamnya. Penggunaan WinPcap pada Tugas Akhir ini adalah untuk keperluan pembentukan paket data secara manual, tanpa menggunakan socket. Hal ini perlu dilakukan karena implementasi dari algoritma kendali kongesti yang akan digunakan memerlukan modifikasi pada header paket, sesuatu yang tidak bisa dilakukan apabila mengandalkan socket yang diberikan oleh Operating System Windows.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem yang dibangun untuk Tugas Akhir ini merupakan satu sistem jaringan komputer yang bertujuan untuk melakukan proses standar jaringan komputer, yaitu pengiriman data, penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman data melalui jaringan TCP/IP dapat diibaratkan sebagai mobil-mobil yang ingin melewati sebuah jalan raya. Jika suatu saat, jumlah mobil yang lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KONGESTI INTERNET DENGAN METODE WHITE ULI MUHAMMAD AULIA / TEKNIK KENDALI

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KONGESTI INTERNET DENGAN METODE WHITE ULI MUHAMMAD AULIA / TEKNIK KENDALI LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KONGESTI INTERNET DENGAN METODE WHITE Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Hasil Pengujian Data diperoleh dari pengambilan video conference secara point-topoint antara node 1 dengan node 2, pada beberapa kondisi yang telah ditentukan di Bab 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini begitu pesat seiring dengan banyaknya user dan aplikasi-aplikasi yang berjalan diatasnya. Secara Administratif, Internet terbagi atas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Perangkat Sistem 4.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak atau software yang digunakan pada keseluruhan sistem, baik yang terdapat pada sisi host maupun pada sisi

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) merupakan dua buah transport layer yang paling banyak digunakan di internet saat ini. TCP menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

B A B IV A N A L I S A

B A B IV A N A L I S A 76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport Analisis Kinerja Analisis kinerja dilakukan berdasarkan nilai-nilai dari parameter kinerja yang telah ditentukan sebelumnya. Parameter kinerja memberikan gambaran kinerja sistem, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Transport layer/ lapisan transport merupakan lapisan keempat dari model referensi OSI yang bertugas menyediakan data transport yang

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

Materi 7 Layer 4 Transport

Materi 7 Layer 4 Transport Materi 7 Layer 4 Transport Missa Lamsani Hal 1 Transport Layer Missa Lamsani Hal 2 Fungsi Layer Transport (Layer 4) Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN Rizal Sengkey Abstrak Dalam proses pengiriman paket suara pada jaringan data (Internet) akan banyak menghadapi beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Pembahasan

Bab 4 Implementasi dan Pembahasan Bab 4 Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Seperti yang dijelaskan di Bab 3, implementasi dilakukan dengan dua cara yaitu eksperimen di laboratorium dan simulasi flash. Hasil implementasi akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA 39 BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA Pada bab pengujian dan analisa akan menjelaskan tentang hasil dan berbandingan terhadap quality of service pada jaringan ASTInet yang digunakan di Head Office PT. Trans

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Muhamad Husni Lafif.  TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer. Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com TCP/IP Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING PACKET SWITCHING Beberapa alasan mengapa Packet Switching dipilih dibandingkan Circuit Switching :. Pada waktu koneksi data, sebagian besar waktu user/host berada pada

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK Hilal Hudan Nuha 1, Fazmah Arif Y. 2 Pasca Sarjana Teknik Informatika IT Telkom Jln. Telekomunikasi no 1. Dayeuhkolot. Bandung e-mail

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah router merupakan sebuah perangkat keras yang bekerja pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection) layer yang ada. Fungsi router

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Yudi Methanoxy, skripsi.(2010): Analisa QOS Radio Streaming Pada Local Community Network, aspek yang dibahas dalam skripsi ini adalah dipaparkannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

Bab 10. Packet Switching

Bab 10. Packet Switching 1/total Outline Prinsip Dasar Packet Switching Packet Switching - Datagram Packet Switching Virtual Circuit Operasi Internal dan Eksternal Konsep Routing Strategi Routing Klasiikasi Routing X25 Physical

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

The OSI Reference Model

The OSI Reference Model The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2 ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2 COMPARATIVE ANALYSIS OF CONGESTION CONTROL ALGORITHM OSI TRANSPORT

Lebih terperinci

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path BAB III ROUTING Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan routing. Hal-hal yang akan dibahas antara lain komponen-komponen routing, perbedaan routing statis dan dinamis, serta metrik routing.

Lebih terperinci

FLOW CONTROL & A VARIABLE. Budhi Irawan, S.Si, M.T

FLOW CONTROL & A VARIABLE. Budhi Irawan, S.Si, M.T FLOW CONTROL & A VARIABLE Budhi Irawan, S.Si, M.T Kendali Aliran (Flow Control) Fungsi lain yang diperlukan dalam mentransmisikan data di suatu link adalah Kendali Aliran Dibutuhkan terutama jika aliran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan transfer di mana informasi dari berbagai jenis layanan seperti suara, video, dan data di ubah ke dalam bentuk

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Jaringan komputer memegang peran yang signifikan dalam menghadapi persaingan kompetitif di masa yang akan datang, karena dapat memberikan efisiensi pada penggunaan sumber daya yang ada,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja protokol dan DCCP dengan menggunakan data multimedia, dibutuhkan perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA Multimedia Jurusan Teknik Informatika ruliriki@gmail.com 1 2 Quality Of Services (QoS) = Kualitas Layanan Pada Komunikasi Audio dan Video merupakan bagian terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin bertambah seiring berjalannya waktu. Waktu atau efisiensi sangat dibutuhkan untuk kelancaran dalam kehidupan sehari-hari terutama

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK Rayhan Yuvandra, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan.

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. BAB III TOKEN RING 3.1 Token Ring Token ring adalah sebuah arsitektur jaringan yang menggunakan topologi jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. Arsitektur

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri 2007). Analisis

Lebih terperinci

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames DATA LINK LAYER Pengertian Data Link Layer Menyediakan prosedur pengiriman data antar jaringan Mendeteksi dan mengkoreksi error yang mungkin terjadi di physical layer Memiliki address secara fisik yang

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client Yoga Saniya, Wahyu Adi Priyono, Rusmi Ambarwati Abstract Bandwidth management system using HTB (Hierarchical Tocken Bucket) with queuing technique

Lebih terperinci

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Tulisan ini berdasarkan CCNA Exploration 4.0 : Network Fundamentals Berikut ini akan digambarkan sebuah transfer data sederhana antara dua host melewati sebuah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

Tujuan dari Bab ini:

Tujuan dari Bab ini: Protokol Dan Standar Tujuan dari Bab ini: Pembaca memahami pentingnya protokol dan standar dalam komunikasi data. Pembaca memahami standar Open System Interconnection (OSI). Pembaca memahami standar TCP/IP

Lebih terperinci

CARA KERJA TCP/IP. Bab 1. Pendahuluan

CARA KERJA TCP/IP. Bab 1. Pendahuluan CARA KERJA TCP/IP Kelompok 5 Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana I Nyoman Suaditya, 0604405038, azunyemumuk@ymail.com Dityo Kurniawan P, 0604405040, Ty0_Qr3n@yahoo.com I Gede Mahenda, 0604405042,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Dari hasil simulasi, dapat dilihat mekanisme pengiriman trafik multicast baik untuk PIM-SM maupun BGMP. Penghitungan routing unicast masing-masing node dilakukan sebelum

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SERVER MMOG

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SERVER MMOG BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SERVER MMOG 4.1 Implementasi Server MMOG Aplikasi server MMOG ini dibuat menggunakan software Microsoft Visual C++.NET 2003 yang berjalan pada sistem operasi Microsoft

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. PEMBUATAN

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia telekomunikasi, komunikasi

Lebih terperinci

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER TASK 5 JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ANALISIS PERBANDINGAN CAPTURING NETWORK TRAFFIC

Lebih terperinci