PENGARUH BELANJA PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI GORONTALO ABSTRAK
|
|
- Inge Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 1 PENGARUH BELANJA PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI GORONTALO,, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja publik di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur terhadap kemiskinan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo periode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari situs resmi Badan Pusat Statistik dan Ditjen Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yang terdiri dari belanja publik di bidang pendidikan ( ), belanja publik di bidang kesehatan ( ), belanja publik di bidang infrastruktur ( ) dan satu variabel dependen yaitu tingkat kemiskinan (Y). Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belanja publik di bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, sedangkan variabel belanja publik di bidang infrasturktur tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo. Kata kunci: Belanja Publik Di Bidang Pendidikan, Belanja Publik Di Bidang Kesehatan, Belanja Publik Di Bidang Infrastruktur, dan Kemiskinan Tresya, Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Sahmin Noholo, SE., MM, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo Dr. Muhammad Amir Arham, M.E Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
3 2 Pendahuluan Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara yang berkembang memiliki masalah kemiskinan. Kemiskinan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dilihat dari berbagai dimensi, di dalamnya antara lain mencakup dimensi rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, tidak adanya jaminan masa depan, kerentanan (vulnerability), ketidakberdayaan, ketidakmampuan menyalurkan aspirasi, dan ketersisihan dalam peranan sosial (Mawardi dan Sudarno, 2003). Mengingat kemiskinan merupakan masalah multidimensional maka upaya pengentasan kemiskinan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Dengan diterapkannya otonomi daerah di Indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dituntut lebih besar dalam rangka pengentasan kemiskinan agar supaya program dan strategi yang dikembangkan tepat sasaran hal ini dikarenakan PEMDA mengetahui betul karakteristik daerahnya. Otonomi daerah memberikan wewenang penuh pada pemerintah daerah dalam mendesain dan melaksanakan kebijakan dan program pembangunan sesuai dengan kebutuhannya (Muhammad, et al, 2005). Tanggung jawab demikian merupakan konsekwensi dari salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah, yakni menciptakan sistem layanan publik yang lebih baik, efektif dan efisien, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian masyarakat. Namun, kondisi kemiskinan di Indonesia dapat dikatakan masih cukup memprihantinkan. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang berada jauh di atas angka kemiskinan nasional. Dilihat dari tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2013, Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi dengan persentase penduduk miskin terbanyak kelima setelah provinsi Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku dari 33 Provinsi di Indonesia. dan menjadi peringkat pertama jika dibandingkan dengan Provinsi lain di Sulawesi. Besarnya tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo adalah persen, angka tersebut adalah paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi.
4 3 Tabel 1.1. Peringkat Tingkat Kemiskinan Provinsi Di Sulawesi, 2013 Peringkat Provinsi Persentase 1 Gorontalo 18,01 2 Sulawesi Tengah 14,32 3 Sulawesi Tenggara 13,73 4 Sulawesi Barat 12,23 5 Sulawesi Selatan 10,32 6 Sulawesi Utara 8,50 (Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah) Banyak upaya yang dijalankan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah untuk menanggulangi kemiskinan seperti pada RAPBD-P 2013 pemerintah Provinsi Gorontalo tetap fokus pada pencapaian target pembangunan 4 program prioritas, yakni pendidikan gratis, kesehatan gratis, percepatan infrastruktur, dan pengembangan SDM, dimana 4 program unggulan ini menurut pemerintah Provinsi Gorontalo sudah mengakomodir semua permasalahan daerah dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat (Biro Humas Protokol Provinsi Gorontalo, 2014). Sementara itu, anggaran belanja daerah tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 1,078 triliun yang terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 519,126 miliar dan Belanja Langsung Rp. 559,676 miliar. Angka tersebut meningkat dari Rp. 466,587 miliar untuk Belanja Tidak Langsung dan Rp. 471,815 miliar untuk Belanja Langsung pada tahun 2012, dimana tingkat kenaikan untuk Belanja Langsung lebih besar daripada tingkat kenaikan untuk Belanja Tidak Langsung. Anggaran daerah (APBD) tersebut telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2001 (Kementrian Keuangan, 2013). Namun, peningkatan jumlah belanja daerah yang dianggarkan tidak selalu menghasilkan penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo. Sebagai contoh, pada tahun 2009 belanja daerah Provinsi Gorontalo meningkat dari Rp.527,504 miliar menjadi Rp.534,505 miliar, dan persentase penduduk miskinnya turun dari 20,47% menjadi 18,34%. Sementara pada tahun 2010 dan 2013 terjadi peningkatan belanja daerah namun tidak dibarengi dengan penurunan persentase kemiskinan, justru terjadi kenaikan terhadap jumlah persentase penduduk miskin yang ada di Provinsi Gorontalo. Pertanyaannya, apakah belanja daerah tersebut telah diprioritaskan pada bidang-bidang yang berpengaruh positif untuk upaya penanggulangan kemiskinan atau tidak. Menurut Yao (2007) belanja sektor sosial yang
5 4 bermanfaat besar atau menguntungkan bagi orang miskin (pro-poor social expenditures) mencakup pengeluaran untuk pendidikan dasar, kesehatan dasar, air bersih dan sanitasi, jalan-jalan pedesaan. Banyak literatur dan studi lain pula yang menyatakan bahwa kelompok belanja publik yang memiliki sifat pro-poor antara lain belanja untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Mengingat pentingnya belanja-belanja publik yang dikeluarkan pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di daerah, untuk itu peneliti tertarik meneliti tentang Pengaruh Belanja Publik Di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Dan Infrastruktur Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Gorontalo. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk pooled data yang merupakan kombinasi data time series selama pelaksanaan otonomi daerah ( ) dan data cross section kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo. Data-data tersebut bersumber dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) untuk data kemiskinan kabupaten/kota, dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk data belanja daerah di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrstruktur. Teknik Analisis Data Panel Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model regresi data panel dengan model awal yang dibangun (dimodifikasi dari model penelitian Wahyudi, 2011) adalah sebagai berikut: = +. )+. h )+. )+ Dimana: = Indeks kemiskinan atau persentase penduduk miskin kabupaten/kota ke-i pada tahun t = anggaran belanja urusan pendidikan per kapita (anggaran belanja APBD untuk urusan pendidikan dibagi jumlah penduduk) kabupaten/kota ke-i pada tahun t h = anggaran belanja urusan kesehatan per kapita (anggaran belanja APBD untuk urusan kesehatan dibagi jumlah penduduk) kabupaten/kota ke-i pada tahun t = anggaran belanja urusan infrastruktur per kapita (anggaran belanja APBD untuk urusan infrastruktur dibagi jumlah penduduk kabupaten/kota ke-i pada tahun t = variabel gangguan pada kabupaten/kota ke-i pada periode ke-t og = Logaritme natural (ln)
6 5 Hasil dan Pembahasan Uji Hausman Hasil estimasi uji Hausman menunjukkan bahwa nilai chi-squares statistik sebesar sedangkan nilai chi-squares tabel sebesar 7,81 (pada tingkat signifikansi 5%). Berdasarkan nilai chi-squares tersebut, maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, model fixed effect tepat digunakan untuk mengestimasi model kemiskinan daripada random effect. Uji Asumsi Klasik Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Pengujian Multikolinieritas dengan VIF Variabel (hasil regresi VIF Auxiliary) Educ 0, ,4406 Health 0, ,5120 Infra 0, ,2350 Dari nilai VIF yang diperoleh menunjukkan bahwa model kemiskinan dalam penelitian tidak terdapat korelasi antara sesama variabel independen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai VIF dari masing-masing variabel independen masih lebih kecil dari angka 10, sehingga disimpulkan tidak terdapat multikolonieritas diantara sesama variabel independen. Hasil pengujian dengan metode White diperoleh nilai chi-square hitung sebesar yang diperoleh dari informasi Obs*R-squared yaitu jumlah observasi dikalikan dengan koefisien determinasi. Sedangkan nilai kritis chisquare 12,59 yang didapatkan dari tingkat =5 % dengan df 6. Karena nilai chisquare hitung lebih kecil dari nilai kritis maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedasitas. Hasil pengujian autokorelasi metode Durbin Watson diperoleh nilai statistik hitung d = 1, sedangkan nilai kritis d pada α = 5% dengan n = 62 dan k = 3 untuk = 1,48 dan nilai = 1,69. Sedangkan nilai 4 - = 2,31 dan - 4 = 2,52. Karena nilai statistik hitung d terletak antara dan 4 - maka dapat disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi. Uji Kesesuaian Model Untuk membuktikan bahwa model pergeseran sektor sudah baik maka dilakukan serangkaian pengujian dengan melihat nilai koefisien variasi (R-
7 6 Squared) dan uji F. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Adjusted R- squared = yang berarti 84,66 % variasi perubahan yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen. Sementara nilai statistik uji F sebesar 43,10085 lebih besar dari F-tabel = 2,76, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen dalam model berpengaruh signifikan secara serempak terhadap pengurangan angka kemiskinan. Pengujian Hipotesis Selanjutnya pengujian terhadap hasil estimasi parameter secara parsial melalui uji-t. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Educ memiliki t-hitung sebesar -1,8656, yang lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 1,671. Sedangkan variabel Health memiliki t-hitung sebesar -2,8995, lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 1,671. Dan variabel Infra memiliki t-hitung sebesar 1,2711, lebih kecil dari t-tabel 1,671. Hal ini berarti bahwa variabel pembiayaan pada pendidikan (Educ) dan kesehatan (health) masing-masing berpengaruh terhadap kemiskinan. Sementara variabel pembiayaan pada infrastruktur (Infra) tidak berpengaruh terhadap penurunan angka kemiskinan. Hasil Estimasi Penelitian Model pendekatan yang diestimasi adalah faktor-faktor pembiayaan pendidikan (Educ), pembiayaan kesehatan (Health) dan pembiayaan infrastruktur (Infra) terhadap kemiskinan (Pov). Hasil penaksiran parameter-parameter model dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Regresi Data dengan Metode FEM pada Model Kemiskinan Koeffisien Nilai t-statistik Educ * Health *** Infra Adjusted R-squared F-Stat DW Stat (Sumber: Hasil Pengolahan dengan Eviews, 2014). Keterangan: Signifikan *) 10%, **) 5% dan ***)1% Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel pembiayaan pendidikan (Educ) berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di Gorontalo, memperlihatkan nilai koefisien sebesar parameter terhadap kemiskinan dengan memperlihatkan nilai koefisien sebesar , hal ini berarti bahwa jika pembiayaan pendidikan perkapita meningkat sebesar 1% (satu
8 7 satuan) maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 0,06%. Selanjutnya pembiayaan kesehatan menunjukkan nilai koefisien sebesar , hal ini berarti jika pembiayaan kesehatan meningkat sebesar 1% (satu satuan) maka akan menurunkan tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo sebesar 0,10%. Sedangkan pembiayaan pada infrastruktur menunjukkan nilai koefisien sebesar dengan probabilitas sebesar , hal ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan infrastruktur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan sebelumnya, maka penjelasan analisis mengenai pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam model disajikan sebagai berikut: 1. Pengaruh Belanja Publik di Bidang Pendidikan Terhadap Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Dari hasil analisis regresi persamaan yang dilakukan, variabel pembiayaan untuk sektor pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo. Jadi hasil penelitian sesuai dengan hipotesis dan teori yang menyatakan jika peningkatan pada pembiayaan pendidikan akan mengurangi tingkat kemiskinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Birowo (2011) di Indonesia menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan di sektor-sektor industri memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan tingkat kemiskinan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sourya, Sainasinh, dan Onphanhdala (2014) di Lao PDR bahwa belanja pemerintah untuk pendidikan menyokong pengurangan kemiskinan di suatu daerah. Peningkatan pada pembiayaan sektor pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada kelompok miskin untuk bersekolah guna mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih luas agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas mereka dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka, sehingga dengan meningkatnya pendapatan maka akan dapat mengeluarkan mereka dari kondisi kemiskinan atau menempati standar hidup yang layak.
9 8 2. Pengaruh Belanja Publik di Bidang Kesehatan Terhadap Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Variabel belanja publik di bidang kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten/kota di Gorontalo. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awe (2013) yang dilakukan di Ekiti Nigeria, bahwa pengeluaran pemerintah untuk kesehatan secara signifikan mengurangi tingkat kemiskinan di negara bagian. Peningkatan pembiayaan pada sarana dan prasarana kesehatan yang terjangkau dan memadai akan mempermudah kelompok miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga dengan kondisi yang sehat maka mereka dapat menjalankan kegiatan dan berproduktivitas dengan maksimal yang pada ahirnya dapat memperbesar pendapatan mereka dan memungkinkan mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan untuk kehidupan yang layak atau hidup di atas garis kemiskinan. 3. Pengaruh Belanja Publik di Bidang Infrastruktur Terhadap Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Dari hasil regresi persamaan yang dilakukan, variabel belanja publik di bidang infrastruktur tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Gorontalo. Temuan empiris bertolak belakang dengan hipotesis yang di gunakan dalam penelitian ini. Jadi hasil penelitian ini tidak menunjukkan kesesuaian teori dimana belanja publik di bidang infrstruktur seharusnya berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo. Hal ini sejalan dengan penelitian Lestari (2008) di Indonesia bahwa pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur tidak berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin, dan penelitian Ile dan Garr (2014) di Ghana bahwa penyediaan infrastruktur di Ghana belum memberikan kontribusi banyak untuk penanggulangan kemiskinan seperti yang diharapkan. Permasalahan utama yang menyebabkan belanja sektor infrastruktur tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Gorontalo adalah masih banyak terjadi kebocoran/penyimpangan pada anggaran infrastruktur yang membuat dana yang seharusnya di gunakan masyarakat miskin untuk memperbaiki kehidupannya menjadi tidak tepat sasaran sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat berkembang dan mengeluarkan dirinya dari kondisi kemiskinan. Hal
10 9 ini membuat keberhasilan pembangunan dan pengentasan kemiskinan sulit di capai untuk semua daerah di provinsi Gorontalo. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil estimasi model dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan penting, sebagai berikut: 1. Belanja publik di bidang pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan kabupaten/kota di Gorontalo. Dalam hal ini, peningkatan pembiayaan pada sektor pendidikan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Seiring meningkatnya pendidikan dan produktivitas masyarakat miskin, maka akan mambantu mereka dalam memenuhi kehidupan yang layak atau keluar garis kemiskinan. 2. Belanja publik di bidang kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Gorontalo. Dalam hal ini pembiayaan di sektor kesehatan akan menyediakan sarana dan prasara kesehatan yang terjangkau dan memadai sehingga masyarakat miskin mendapatkan jaminan kesehatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas mereka, yang selanjutnya akan mengurangi kemiskinan. 3. Belanja publik di bidang infrastruktur tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Gorontalo. Dalam hal ini, peningkatan pada belanja sektor infrastruktur tidak memberikan dampak terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Hal ini disebabkan karena adanya pembelanjaan sektor infrastruktur yang banyak mengalami kebocoran/penyimpangan yang mengakibatkan keberhasilan pembangunan dan pengentasan kemiskinan sulit untuk di capai bagi semua daerah di provinsi Gorontalo. Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dalam studi ini, maka disampaikan beberapa saran yang diharapkan berguna untuk kepentingan praktis, yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif anggaran belanja per sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di Gorontalo. Variabel pembiayaan pada sektor pendidikan dan kesehatan terbukti mempengaruhi tingkat kemiskinan, namun untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memasukkan variabel-variabel lain seperti pendapatan dan produktivitas
11 10 serta variabel-variabel yang efeknya langsung dirasakan oleh kelompok masyarakat miskin. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belanja kesehatan memiliki pengaruh yang paling besar dalam menurunkan angka kemiskinan di kabupaten/kota yaitu sebesar 0,10% untuk setiap peningkatan pembiayaan sebesar 1% (satu satuan), sehingga pemerintah perlu memprioritaskan untuk meningkatkan belanja urusan kesehatan agar masyarakat miskin mendapatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan memadai. 3. Temuan bahwa tidak adanya pengaruh belanja publik di bidang infrastruktur terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Gorontalo. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah dalam perencanaan, pengelolaan dan pengawasan masih tergolong lemah oleh karena itu pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo dituntut untuk melakukan koreksi dan pembenahan kembali dalam pembangunan infrastruktur agar lebih terarah dan tepat sasaran sehingga dapat menjamin keberhasilan pembangunan baik dalam hal pemerataan maupun pemanfaatannya. DAFTAR PUSTAKA Awe, A. A, 2013, Government Expenditure and Poverty Reduction in Ekiti State, Nigeria, Research Journal of Finance and Accounting, Vol.4, No.5. Biro Humas Protokol Provinsi Gorontalo, 2014, Berita Gubernur Temui Warga Gorontalo Di Jakarta, diakses tanggal 27 November 2014 Birowo Tejo, 2011, Relationship Between Government Expenditure And Poverty Rate In Indonesia, Comparison Of Budget Classifications Before And After Budget Management Reform In 2004, Japan , Berita Resmi Statistik: Kondisi Kemiskinan Provinsi Gorontalo September 2013, No. 05/01/75/Th.VIII, 2 Januari 2014., 2014, Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan Di Indonesia September 2013, No.06/01/Th.XVII, 2 Januari Ile Isioma U. dan Ewald Q. Garr, 2014, Monitoring Infrastructure Policy Reforms and Rural Poverty Reduction in Ghana: The Case of Keta Sea Defence
12 11 Project, Afrika Selatan, Mediterranean Journal of Social Sciences MCSER Publishing, Rome-Italy Vol 5 No 3. Kementrian Keuangan, Data APBD TA , diunduh tanggal 14 Juni Lestari, Fatin Catur, 2008, Kemiskinan Dan Pengeluaran Pemerintah Untuk Infrastruktur: Studi Kasus Indonesia, Bogor. Skripsi. Mawardi S. dan Sudarno S., 2003, Kebijakan Publik yang Memihak Orang Miskin (Fokus: Pro-Poor Budgeting), Bahan Pelatihan SMERU. Muhammad, Fadel, dkk, 2005, Menggagas Masa Depan Gorontalo, HPMIG Press, Yogyakarta. Sourya K., Saykong S., dan Phanhpakit O., 2014, Public Spending, Aid Effectiveness and Poverty Reduction in Lao PDR, Laos, Journal of International Cooperation Studies, Vol.21, No.2 & 3. Wahyudi, 2011, Pengaruh Alokasi Belanja Daerah Untuk Urusan Pendidikan, Kesehatan, Dan Pekerjaan Umum Terhadap Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun ), Jakarta, Tesis. Yao, Guevera Assamoi, 2007, Fiscal Decentralization and Poverty Reduction Outcomes: Theory and Evidence, Atlanta, Economics Dissertations.
BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Indeks Pemberdayaan Gender, dan Infrastruktur Jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,
Lebih terperinci3. METODE. Kerangka Pemikiran
25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini, data diambil dari laporan terbitan BPS nasional periode
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).
31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah
63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciPENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Royda, S.E., M.Si.
PENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Royda, S.E., M.Si. Dosen Tetap Universitas Tridinanti Palembang Email : roydafauzi@ymail.com Info Artikel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari
55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari PAD, transfer
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 di Jakarta terhadap Laporan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur untuk periode tahun
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian
34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pengalokasian anggaran belanja modal merupakan suatu pengalokasian dana dalam bentuk APBD yang bertujuan untuk menambah aset tetap. Anggaran belanja modal sendiri
Lebih terperinci5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB
Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yaitu provinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.
81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,
BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Februari 2014. Penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random
67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis pengaruh PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, dan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini menguji pengaruh Derajat Desentralisasi, Dana
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada Kabupaten/Kota Provinsi Banten, waktu pengumpulan data akan dilakukan pada Januari 2017 sampai Februari 2017.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif
III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel penelitian yang diteliti serta pengaruh
Lebih terperinci5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA
5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA 5.1 Determinan Ketahanan Pangan Regional Analisis data panel dilakukan untuk mengetahui determinan ketahanan pangan regional di 38 kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Hasil Estimasi dengan Model FEM Secara keseluruhan hasil estimasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama keempat peubah bebas yang digunakan yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BELANJA MODAL DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Dalam Tahun )
ANALISIS PENGARUH BELANJA MODAL DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Dalam Tahun 2005-2014) ANALYSIS EFFECT OF CAPITAL EXPENDITURE AND HUMAN DEVELOPMENT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 kota, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran pada Kabupaten Kota Jawa Tengah dari
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN BELANJA DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan
49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan pemerintah daerah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELANJA DAERAH DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA FLYPAPER EFFECT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELANJA DAERAH DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA FLYPAPER EFFECT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2005-2011 Tara Kartika Ign. Agus Wantara Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi
Lebih terperinciKata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN DAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Pemerintah Kota
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari upaya pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, sehingga tercipta
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang telah disediakan dan dipublikasi oleh pihak lain. Penelitian ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder yang telah disediakan dan dipublikasi oleh pihak lain. Penelitian ini merupakan pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rentang waktu selama 9 tahun yaitu periode Data diperoleh
36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah negara Indonesia dengan rentang waktu selama 9 tahun yaitu periode 2004 2012. Data diperoleh dari KPP Pratama
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada
70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang menunjukkan alur berpikir dalam penelian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1: Kerangka Pemikiran 31 Pengaruh Belanja Pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pembahasan mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah ditinjau dari beberapa hal. Pertama, proporsi belanja
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dampak kinerja keuangan terhadap alokasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota Provinsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan diteliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu negara Indonesia.
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model
Lebih terperinciBAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )
97 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL 5.1. Hasil Estimasi Model Persentase Penduduk Miskin Absolut (P 0 ) Head count index (P 0 ) merupakan jumlah persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI KOTA TOMOHON
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI KOTA TOMOHON THE INFLUENCE OF ECONOMIC GROWTH, LOCAL REVENUE, AND GENERAL ALLOCATION FUND TO CAPITAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2012 NASKAH PUBLIKASI DI SUSUN
Lebih terperinciPEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 60-68 PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Pendahuluan
Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu apakah jumlah
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.
A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan data tahun 2005 sampai dengan data tahun 2009. Pemilihan dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciAndreas M. Pelealu, Pengaruh Dana Alokasi Khusus...
PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL PEMERINTAH KOTA MANADO TAHUN 2003-2012 Oleh : Andreas Marzel Pelealu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan
53 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan diteliti adalah data sekunder, berupa catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi
Lebih terperinci