Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia"

Transkripsi

1 Yayasan HAK Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol Dili - Timor Lorosae Tel/Fax.: yhak@minihub.org Editorial Partisipasi, tranparansi dan representativitas memang telah menjadi keprihatinan banyak orang sejak UNTAET memulai pekerjaannya. Banyak kepurusan dan kebijakan UNTAET yang hany adapat diikuti masyarakat melalui media informasi tradiosional: penuturan dari mulut ke mulut. NCC (National Consultative Council - Dewan Konsultasi Nasional) yang diharapkan menyalurkan aspirasi rakyat tidak dapat melakukan fungsinya secara efektif. Bahkan ada anggotanya yang tidak pernah dapat bertemu dengan rakyat, yang tidak pernah bisa berada di Olympia atau pesawat terbang bersamanya. Belakangan, wakil beberapa organisasi massa dan organisasi nonpemerintah mulai diminta memberikan pandangannya terhadap kebijakankebijakan tersebut melalui mekanisme hearing di NCC. Tapi itu pun tidak banyak membantu, karena suara mereka kadang tak didengarkan. Sesudah pertemuan Lisboa, ada kabar NCC mau diperluas keanggotaannya, dan diberi peranan legislatif. Perubahan ini nampaknya cukup positif. Namun masih ada banyak nada keraguan. Semua orang berharap perubahan nama dan struktur ini dapat juga membawa perubahan pada proses rekonstruksi Timor Lorosae menuju kemerdekaan. Direito Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Edisi Juli 2000 Pedagang di pasar tradisional. Suaranya sampai ke NCC? Transisi: Semua Kekuasaan Terpusat Pada UNTAET Rakyat seperti tak pernah mendengar sumbangan NCC pada pemerintahan transisi. NCC [National Consultative Council-Dewan Konsultatif Nasional] diharapkan menjadi wadah konsultasi yang menjamin partisipasi rakyat Timor di dalam proses pengambilan keputusan selama masa transisi. Tugasnya adalah memberikan nasehat tentang kebijaksanaankebijaksanaan yang berhubungan dengan masalah eksekutif dan legislatif. Melalui dewan ini - berupa forum konsultasi bersama, yang terdiri dari wakil rakyat Timor dan UNTAET - pendapat, keprihatinan, adat-istiadat dan kepentingan rakyat Timor akan diwakili. Tapi, dewan tidak akan mengurangi wewenang final pemerintahan transisi untuk memenuhi pertanggungjawaban yang ditugaskan pada UNTAET berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan No. 1272/1999. Dewan Konsultatif Nasional beranggotakan 15 orang, yang menurut UNTAET mencerminkan hasil referendum lalu. Tujuh anggota mewakili CNRT, tiga wakil dari kelompok politik selain CNRT yang telah ada sebelum referendum dan seorang wakil dari gereja. Selain mereka ada tiga anggota dari UNTAET, sementara ketua NCC dipegang oleh Administrator Transisi. Di dalam Resolusi 1272/1999 jelas disebutkan bahwa mandat UNTAET mencakup kekuasaan eksekutif dan legislatif serta administrasi yudikatif. Karena mandatnya yang luas itu, seluruh kekuasaan terpusat di tangan UNTAET, kata Aniceto Guterres Lopes, direktur Yayasan HAK. Dalam prakteknya UNTAET sering melakukan intervensi terhadap pelaksanaan fungsi yudikatif. Misalnya, pada bulan Mei UNTAET dengan terburu-buru mengamandemen peraturan tentang masa penahanan tersangka tindak pidana demi membenarkan penahanan yang dilakukannya terhadap Vitor Alves yang telah melampaui waktu (110 hari). NCC hanya berperan sebagai organ konsultasi. Ini membuat rakyat sulit menilai kinerja mereka. Dalam program legislasi, misalnya, berapa peraturan yang dibuat UNTAET pernah mereka tolak? Adakah peraturan yang diubah setelah melalui proses konsultasi? Atau apakah mereka memberikan usulan peraturan-peraturan? Hal-hal ini yang dapat digunakan untuk menilai kinerja mereka. Yang kita tahu, mereka sering rapat membahas peraturan-peraturan yang disiapkan oleh UNTAET. Menurut Avelino Coelho, NCC harus aktif memberikan pandangan dan nasehat pada UNTAET atas kebijakankebijakannya tentang politik rekonstruksi dan administrasi Timor Lorosae menuju kemerdekaan nanti. Nyatanya, banyak aspirasi rakyat yang

2 Direito Utama tak tersalurkan, katanya., Menurutnya, untuk menyalurkan aspirasi rakyat perlu dibuka saluran komunikasi dan dialog yang intensif, agar masyarakat bisa mempunyai akses pada NCC, begitu pula sebaliknya. Public hearing yang melibatkan kelompok masyarakat seperti NGO berjalan tidak efektif, sebab melupakan kelompok masyarakat lain, seperti pers, pemuda, mahasiswa, dan kelompok adat. Ini menunjukkan bahwa kelompok sasaran yang dipilih untuk konsultasi di luar struktur NCC pun tidak representatif, kata Avelino. Idealnya, kata Aniceto Lopes, harus ada pemisahan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Saat ini kekuasaan masih terpusat meskipun ada lembaga NCC. UNTAET memiliki kemampuan, baik sumber daya manusia maupun keuangan, sehingga ia dengan mudah mendominasi NCC. Seharusnya kekuasaan legislatif diserahkan pada orang Timor Lorosae, sehingga kita tidak saja berbicara mengenai partisipasi tapi juga ada perimbangan antara posisi orang Timor Lorosae, yang lebih tahu tentang bangsa, masyarakat dan negaranya dibandingkan dengan staf UNTAET yang seluruhnya adalah orang asing, kata Aniceto, tamatan Fakultas Hukum Univesitas Udayana, Denpasar, Indonesia itu. Seharusnya orang Timor Lorosae, kata Aniceto, diberi fungsi untuk mengontrol kekuasaan eksekutif agar bekerja sesuai dengan keinginan orang Timor Lorosae. Apakah NCC telah mengakomodir kepentingan rakyat? Menurut Aniceto, kepentingan rakyat itu sulit terakomodir karena keanggotaan NCC yang tidak representatif. Menurut pengamatan redaksi, golongan yang dipandang perlu diwakili dalam NCC oleh UNTAET adalah pro-kemerdekaan dan prootonomi. Padahal penggolongan masyarakat tidak sesederhana itu. Dalam masyarakat ada golongan petani, buruh, pedagang kecil, profesional, dan sebagainya yang harus diwakili. Selain itu, NCC juga punya masalah berupa tidak adanya komunikasi dengan anggota masyarakat yang seharusnya mereka perjuangkan aspirasinya. Soal rencana penambahan jumlah anggota NCC, Aniceto berkomentar, Boleh saja asal menambah representasi jika sebelumnya mereka dianggap kurang mewakili berbagai kelompok yang ada, seperti partai politik yang lama maupun yang baru, NGO maupun kelompok dalam masyarakat. Pendapat Avelino berbeda. Bagi Sekjen Partai Sosialis Timor (PST) itu, yang menjadi masalah bukan jumlah anggota, tapi mutu anggota NCC dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Walaupun anggotanya ditambah banyak, tapi tak bisa merumuskan masalah yang ada di dalam masyarakat, ya sama saja. [Baca: Rubrik Wawancara] Sementara Genoveva Martins, anggota NCC, mengatakan bahwa sudah saatnya UNTAET maupun CNRT memberi kesempatan dan peluang bagi kaum perempuan untuk aktif berpartisipasi dalam pemerintahan. Sebuah langkah positif yang diambil UNTAET sekarang, yakni dengan melibatkan seorang perempuan Timor Lorosae sebagai menteri dalam pemerintahan transisi, ujarnya. Menurutnya, agenda penting yang menjadi perhatian kaum perempuan saat ini adalah bagaimana memperjuangkan penghormatan terhadap hak-hak perempuan. Kaum perempuan Timor Lorosae, lanjutnya, telah melintasi proses panjang, sejak dari pemerintahan kolonial Portugis, pendudukan ilegal Indonesia dan se-karang memasuki pemerintahan transisi. Kami melihat dan mengetahui bahwa ada agenda penting bagi kaum perempuan, yakni bagaimana menempatkan kaum perempuan sama dengan kaum lainnya sesuai dengan hak dan kewajibannya, jelasnya. Kaum perempuan juga memiliki hak memilih dan dipilih. Mereka juga mempunyai kebebasan untuk memilih organisasi p o l i t i k, mendapatkan pekerjaan yang layak, mendirikan organisasi sosial atau organisasi massa. Kaum perempuan pun harus bebas berpolitik. Artinya, kaum perempuan Timor Lorosae juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan mempunyai kekuatan untuk ikut mengambil bagian dalam keputusankeputusan politik di negara ini. Mereka harus diberi kesempatan untuk menjadi pejabat atau pucuk pimpinan. Mereka pun harus diberi kebebasan untuk memilih wakilnya dalam parlemen. Kaum perempuan pun diberi kesempatan untuk menyampaikan pemikiran, ide, aspirasi, kemauan dan tujuannya dalam konstitusi dan hukum negara Timor Lorosae. Saat ini kaum perempuan sedang memasuki proses yang sulit akibat berbagai krisis. Karena itu, tuntutannya adalah bagaimana mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi kaum perempuan pada masa sekarang dan masa depan. Persoalan lain yang juga penting adalah persoalan emergency, terutama persoalan ekonomi dan keuangan bagi rakyat yang tak memiliki tempat tinggal. Di sisi lain, persoalan-persoalan tersebut membuktikan bahwa kaum perempuan telah memenangkan kesadaran politik mereka. Material bisa hilang, bisa menjadi arang, tapi semangat untuk berjuang dan membebaskan negaranya dari kolonialisme menuju demokrasi tidak luntur. Kaum perempuan Timor Lorosae harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan mengambil bagian dalam keputusankeputusan politik di negara ini. Mereka harus diberi kesempatan untuk menjadi pucuk pimpinan. Mereka pun harus diberi kebebasan untuk memilih wakilnya dalam parlemen. 2

3 Photo: Istimewa Avelino Coelho Aspirasi Rakyat Tak Tersalurkan Wawancara UNTAET tidak memberikan keleluasaan pada anggota NCC untuk memberikan ide, masukan, dan pandangan mereka tentang produk-produk UNTAET. Mengkritisi berbagai kebijakan UNTAET yang tidak demokratis itu, Direito menemui Avelino Coilho. Lelaki kelahiran Ossu, Viqueque yang pernah menempuh pendidikan di Seminari Externato, Balide itu berbicara tentang kendala yang dihadapi NCC. Berikut petikannya. Pandangan Anda tentang mekanisme konsultasi NCC dengan UNTAET? NCC adalah sebuah lembaga yang terdiri dari tujuh anggota dewan transisi CNRT, tiga orang di luar CNRT dan dua kursi untuk kelompok prootonomi. Pe. Jose Antonio mewakili gereja dan empat orang dari UNTAET. NCC dibentuk dengan satu harapan, badan ini dapat mewakili aspirasi dari seluruh komponen bangsa Timor Lorosae dengan memberikan pandangan, nasehat atau rekomendasi tentang kebijakan atau peraturan yang akan diimplementasikan oleh UNTAET selaku pengendali pemerintahan transisi. Tapi kenyataannya justru banyak aspirasi rakyat yang tak tersalurkan. Akibatnya, muncul berbagai tuntutan dan harapan terutama dari kalangan NGO, organisasi pemuda dan mahasiswa. Sikap mereka membuat kita berpikir, bagaimana NCC bisa mewakili aspirasi semua orang. Karena itu perlu dimaksimalkan mekanisme konsultasinya. Diharapkan pula tersedia saluran agar masyarakat bisa diberi akses pada NCC, begitu pula sebaliknya. Tapi, itu pun masih di persimpangan jalan. Bagaimana langkah kongrit NCC memberikan konsultasi kepada UNTAET? Selama ini UNTAET menyiapkan draft peraturan-peraturan yang katanya telah dikonsultasikan dengan tenagatenaga teknis, yang kita sendiri tidak tahu latar belakangnya. Mereka ini cukup memainkan peranan penting. Seringkali UNTAET mengatakan akan konsultasi dengan masyarakat sipil. Baru kemudian draft peraturan itu dibawa ke rapat NCC, mendengar pandangan anggota NCC dan apa rekomendasi yang akan diberikan. Tapi tidak pernah terjadi. Sementara itu setiap pandangan dan rekomendasi yang kita sampaikan dalam rapat konsultasi tidak otomatis diterima, karena tergantung pada kebijakan UNTAET. Ini berarti mekanisme yang diciptakan tidak memberikan kesempatan secara maksimal pada anggota NCC. Sebenarnya dalam membuat peraturan ada tiga tahap, yakni tahap pembuatan draf atau rancangan peraturan, tahap konsultasi, dan tahap sosialisasi sebelum peraturan itu diimplementasikan. Tujuannya untuk meng-etahui siapa sasarannya. Misalnya, peraturan tentang pers maka kelompok yang harus dikonsultasi adalah kelompok pers. Tapi sekarang justru sebaliknya. Mekanisme seperti itu tidak pernah berjalan, sehingga konsultasi yang dilakukan mengambang. Semestinya, setelah melakukan konsultasi baru dibawa ke rapat konsultasi karena sebelumnya telah mendengar aspirasi dari kelompok sasaran. Fakta lainnya, selama ini anggota NCC tidak pernah melakukan konsultasi langsung dengan masyarakat. Misalnya, saya yang mewakili kelompok sosialis paling tidak hanya berkonsultasi dengan anggota Partai Sosialis Timor (PST). Dan saya tidak bisa membuka hubungan dengan kelompok-kelompok lain seperti NGO atau kelompok pemuda. Anda pernah mengusulkan mekanisme seperti itu pada UNTAET? Pernah. Beberapa kali saya mengusulkan mekanisme konsultasi seperti itu. UNTAET menanggapinya dengan mengadakan public hearing. Mereka mengundang kelompok-kelompok yang berkepentingan seperti NGO untuk berbicara dan menyampaikan pandangan mereka. Itu baru dilakukan beberapa bulan yang lalu, tapi saya masih menilai kurang efektif. Peraturan yang dikeluarkan UNTAET apakah mencerminkan aspirasi rakyat? Bagi rakyat Timor Lorosae ada persoalan, karena peraturan yang ditetapkan UNTAET merupakan kebijakan politik yang akan diimplementasikan. Sekarang kita belum memiliki satu kebijaksanaan dan program politik sebagai referensi untuk membuat counter sugestion atas peraturan-peraturan UNTAET. Misalnya, ketika UNTAET membuat peraturan tentang pertanahan, apa politik kita tentang tanah yang terkait dengan kepentingan seluruh bangsa? Untuk itu kita harus mempertahankan ketika dihadapkan dengan peraturan UNTAET. Mungkin UNTAET akan membuat peraturan pertanahan dari negara lain yang sifatnya liberal. Langkah-langkah untuk counter sugestion harus kita siapkan. Seluruh aspek kehidupan Timor Lorosae ke depan harus dirumuskan bersama-sama. Tapi selama ini kita kesulitan karena belum mempunyai kesatuan program nasional yang jelas. Maka, dalam kongres CNRT yang akan datang harus dititik-beratkan pada perumusan program nasional agar kita bisa membawanya ke UNTAET. Semua orang Timor Lorosae harus punya satu visi dan pandangan, entah mereka menjadi anggota CNRT, partai politik, organisasi pemuda atau NGO. Dengan penambahan jumlah anggota menjadi 33 orang apakah itu akan lebih meningkatkan efektifitas kerja NCC? 3

4 Wawancara Saya tidak melihat dari segi jumlah, tapi kualitas. Kualitas yang representatif harus ada keterpaduan dalam visi, misi, dan pandangan. Dengan demikian setiap anggota membawa aspirasi seluruh komponen bangsa yang merupakan satu kesatuan nasional. Karena tidak ada visi dan pandangan yang sama, akhirnya saya harus berbicara dari kacamata sosialis. Menurut saya, sekali pun anggota NCC ditambah menjadi 100 tetap tidak akan berjalan dengan efektif, karena anggota NCC tidak tahu akan berbicara tentang apa. Bahkan ada yang diam saja. Dalam kongres CNRT mendatang, saya mengusulkan agar memperhatikan aspirasi nasional, baik kelompok yang ada di dalam CNRT maupun yang ada di luar. Semua kelompok yang ada harus dilibatkan dalam penyusunan program itu. Kelompok pemuda apa programnya dan CNRT bagaimana. Misalnya, masalah ekspor kopi, CNRT mengatakan harus ada pajak, tapi PST mengatakan tidak usah atau yang lain mengatakan pajaknya sebesar 2%. Ini terserah. Semua perbedaan pandangan itu dirumuskan menjadi satu kesatuan demi kepentingan nasional. Tentang latar belakang pergantian nama NCC menjadi NLC (National Legislative Council - Dewan Legislatif Nasional)? Perubahan nama itu ada usul dari UNTAET, anggota NCC, CNRT dan PST. Dalam demonstrasi buruh di kantor UNTAET beberapa waktu lalu, kita meminta agar NCC diubah fungsinya, tidak hanya konsultasi. Konsultasi itu membuat UNTAET tidak terikat dengan pandangan, ide dan masukan dari anggota NCC. Berdasarkan pertimbangan usul dan saran dari masyarakat kita mengusulkan untuk menganti fungsi, nama, dan komposisinya. Penambahan jumlah anggota menjadi 33 itu oke, tapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana memilih wakil dari distrik. Karena infrastruktur demokrasi dalam sistem politik kita belum berjalan secara maksimal. Masa kerja UNTAET telah berjalan sembilan bulan tapi mereka belum mengorganisir partai politik, belum mengeluarkan suatu peraturan yang mengatur tentang keberadaan partai politik di Timor Lorosae. Dalam sebuah masyarakat ada dua elemen infrastruktur demokrasi. Pertama, partai-partai politik yang harus mengirim wakil-wakilnya ke da- lam sistem, dan kedua ialah kelompok penekan (pressure group) yang menjalankan fungsi social control, seperti pers atau NGO. Tampaknya kedua kelompok ini belum menjalankan fungsinya secara maksimal. Kita kesulitan dalam menentukan wakil dari Baucau, Dili atau Suai, misalnya. Saya pernah menawarkan agar calon UNTAET bisa memiliki 5-6 nama calon dan me- reka harus dikonsultasikan dengan masyarakat, institusi yang ada untuk melihat persentasinya, sehingga mereka betul-betul di-kenal oleh masyarakatnya. Artinya NCC tidak saja di Dili... Ya, kita pernah mengusulkan agar dibentuk juga dewan distrik. Tapi mereka lebih memikirkan NCC di tingkat pusat baru ditarik wakil dari setiap distrik. Saya tetap berpandangan, bahwa harus ada dewan di distrik. Persoalannya, bagaimana kita mengolah sistem demokrasi ini dan bagaimana bentuknya, substansi demokrasi macam apa. Menurut Anda sistem demokrasi Timor Lorosae ke depan itu seperti apa? Saya mengusulkan suatu sistem demokrasi yang betul-betul demokrastis. Pertama, peranan partai politik harus dimaksimalkan, kedua peranan kelom-pok penekan seperti pemuda, NGO juga harus jelas. Semua kepentingan dan aspirasi dari kedua kelompok ini harus diperhatikan untuk mem-bentuk sistem demokrasi di dalam NCC. Dua kelompok politik ini harus diberikan kesempatan untuk membangun mekanisme yang demokratis dalam mengiring wakil dan duta mereka. Kalau semuanya jelas maka UNTAET tidak akan bingung dalam menjalankan tugasnya. Ada forum NGO untuk diminta konsultasi, ada parati politik, ada kelompok pemuda, dan kelompok pers. Langkah ini harus dibangun mulai dari sekarang. Tuntutan pembentukan partai politik cukup kencang sementara UNTAET belum membuat peraturan kepartaian? Beberapa kali saya telah berbicara dengan UNTAET ketika mereka mengatakan tidak ada anggaran untuk partai politik. Menurut pemahaman saya, UNTAET mempunyai dua fungsi, yakni membangun kembali Timor Lorosae dan menyelesaikan persoalan yang belum rampung. Itu pertama. Kedua adalah mempersiapkan Timor Lorosae menuju kemerdekaan. Pembentukan pemerintahan ke depan harus melalui pemilihan umum yang multipartai dan Setiap pandangan dan rekomendasi yang disampaikan dalam rapat konsultasi tidak otomatis diterima, karena tergantung pada kebijakan UNTAET. Ini berarti mekanisme yang diciptakan tidak memberikan kesempatan secara maksimal pada anggota NCC. bebas. Sampai sekarang belum ada partai politik yang melakukan kegiatan karena belum ada UU Kepartaian. Saya telah mengusulkan pada bagian politik UNTAET untuk mempertimbangkan pembuatan peraturan tentang kepartaian menyusul UU tentang pemilu. Karena pada prinsipnya, suka atau tidak, hak berserikat dan berorganisasi melekat pada diri setiap orang. Maka, sekarang sudah ada inisiatif dari rakyat untuk membentuk partai politik dan membuka kantor partainya. UNTAET harus memikirkan peraturan untuk mengatur hakhak politik mereka. Perlu ada legalitas agar hak mereka tidak diinjak-injak oleh orang lain. 4

5 Sorry, I am very busy! I have no time. Maaf, saya sangat sibuk. Saya tidak ada waktu. Begitu ucapan yang sering meluncur dari mulut para pekerja UNTAET ketika mereka berpapasan atau bertemu dengan orang Timor Lorosae. Rakyat hampir mendengarnya setiap hari. Sementara di kota Dili, melaju berbagai jenis kendaraan. Kendaraan roda empat maupun roda dua itu lalu lalang sejak pagi-pagi buta hingga tengah malam. Dan Dili pun mulai macet. Menelusuri Lorong-lorong Pemerintahan Transisi Oleh Aderito de Jesus Soares* Jumlah kendaraan meningkat tajam dibanding pada zaman pendudukan militer Indonesia. Di setiap sudut kota Dili pun kini muncul bermacam-macam restoran yang menyajikan berbagai menu ala barat seperti hotdog, hamburger, sandwich, dan lain-lainnya. Kita tentu sulit menemukan kedai yang menjajakan fehuk tunu [ubi jalar bakar] atau batar fai [jagung tumbuk yang direbus dengan bunga pepaya]. Kedua jenis makanan ini merupakan makanan kesukaan katuas dan ferik di kampungkampung di seluruh penjuru Timor Lorosae. Kalau kita mengunjungi kantor pusat UNTAET, di gedung bekas kantor gubernur, dan ketika memasuki kantor pusat informasi, kita akan menjumpai beberapa lemari penuh dengan dokumen, berupa gazette (kumpulan peraturan yang dikeluarkan oleh UNTAET), Tais Timor (koran resmi UNTAET), selebaran yang berisi katakata sulit dalam bahasa Tetum, Inggris, Indonesia, dan Portugis, serta berbagai selebaran yang berisi pengumuman yang dikeluarkan oleh pusat informasi UNTAET. Ironisnya, ketika kita mengujungi salah satu aldeia di kota Dili di kantor cefe de suco, misalnya, kita tidak menemui satu pun dokumen seperti yang berserakan di kantor UNTAET tersebut. Ini masih di kota Dili. Coba bayangkan di luar kota. Misalnya, di Sub Distritu Turiscai, Same. Rakyat kebanyakan di pelosok Turiscai pasti kebingungan dengan mahkluk yang bernama transisi itu. Bukan saja rakyat kebanyakan, tapi hal yang sama juga dihadapi para pimpinan lokal. Bahkan mereka mengaku tak pernah 5 membaca satu peraturan yang telah dikeluarkan oleh UNTAET selama ini. Lalu bagaimana dengan lalulalangnya kendaraan di kota Dili seharian penuh itu? Rupa-rupanya helikopter pun seperti tak ingin ketinggalan. Pada malam hari ada saja Di kantor para hakim, kita akan menjumpai suasana yang menyakitkan. Mereka harus mencari-cari mesin printer untuk mencetak dokumen yang telah mereka ketik, karena memang tak ada printer (juga komputer) yang cukup. Bandingkan dengan peralatan yang digunakan untuk bekerja staf UNTAET di kantor pusat mereka. helikopter UNTAET yang dengan cumacuma menyediakan penerangan dengan lampu sorotnya. Apa yang mereka lakukan dengan semua kesibukan tersebut? Lalu bagaimana dengan lalu-lintas yang serba semrawut di kota Dili? Mereka bahkan membuat semakin semrawutnya lalulintas yang sudah kacau balau itu. Hingga kini belum ada aturan atau rambu-rambu lalu-lintas dan lampu pengatur kendaraan di perempatan jalan. Sementara peraturan mengenai investasi malah telah keluar sejak beberapa bulan lalu. Lalu, untuk siapa semuanya itu? Pemandangan yang lain lagi kalau kita mengunjungi Pengadilan Distrik di kota Dili - yang disebut sebagai Distric Court of Dili di sana kita akan menemui banyak orang yang datang untuk mengadukan masalahnya. Tapi pada saat yang bersamaan, kalau kita masuk ke kantor pengacara publik atau kantor para hakim, kita akan menjumpai suasana yang agak menyakitkan. Kenapa? Mereka masih harus mencaricari mesin printer untuk mencetak dokumen yang telah mereka ketik, karena di sana memang tidak ada printer (juga komputer) yang cukup. Coba bandingkan dengan peralatan yang digunakan untuk bekerja staf UNTAET di kantor pusat mereka. Dan pada saat yang bersamaan, kita melihat banyak kendaraan UNTAET lalu-lalang di kota Dili, restoran yang dibuka di kiri dan kanan jalan. Bagaimana semua ini O p i n i berlangsung pada waktu dan ruang yang hampir bersamaan? Tidak ada yang tahu. Namanya saja masa transisi. Bukankah semuanya berada di tangan UNTAET? Mereka mengendalikan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan judikatif sekaligus. Begitu yang tertera dalam mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB No Itu tidak bisa diganggu gugat, begitu kata sebagian besar pimpinan UNTAET. Bukankah Resolusi Dewan Keamanan No keluar tahun lalu? Kondisi Timor Lorosae pada masa itu tentu berbeda dengan keadaan sekarang. Bukankah sudah saatnya untuk merevisi resolusi tersebut, sehingga dapat memberi kesempatan lebih luas pada rakyat Timor Lorosae dalam proses transisi itu. Dan kalau kita mau berbicara mengenai demokrasi, maka sudah saatnya untuk membuka kesempatan yang lebih luas pada rakyat Timor Lorosae untuk terlibat dalam proses ini? Saat ini, secara tiba-tiba rakyat Timor Lorosae disodori beberapa nama orang Timor Lorosae sebagai calon menteri. Sementara kita juga mendengar bahwa akan dibentuk Dewan Nasional (National Council) yang seluruh anggotanya terdiri dari orang Timor Lorosae. Tapi, persoalannya, mereka diangkat untuk berbuat apa? Bagaimana dengan mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1272? Bisakah mereka baik menteri maupun anggota Dewan Nasional bertindak lebih berani berhadapan dengan Resolusi Dewan Keamanan No tersebut? Mudah-mudahan Resolusi Dewan Keamanan No tidak menjadi kitab suci bagi mereka yang menjadi menteri dan menjadi anggota Dewan Nasional mendatang. Sehingga, masa transisi ini bisa dijalankan dengan keterlibatan penuh rakyat Timor Lorosae. * Pengacara, aktif di Sahe Institute for Liberation.

6 Serba Serbi Pembahasan Draft Peraturan Ketenagakerjaan Sepuluh Juni lalu, Seksi Social Service UNTAET telah menyelesaikan rancangan Peraturan Standar Ketenagakerjaan dan Peraturan Hubungan Ketenagakerjaan. Setelah mereka meminta komentar dari pihak pengusaha, buruh dan kelompok masyarakat sipil, pada pada awal Juli lalu, Sahe Institut for Liberation, LAIFET, Yayasan HAK, CDHTL yang bergerak dalam advokasi buruh bersama Serikat Pekerja UNTAET, Pelabuhan dan Konstruksi mengkaji kedua draft tersebut di Wisma Comissão Dereitos Humanus Timor Lorosae (CDHTL) di Dili. Hasil diskusi ini akan disampaikan pada Seksi Social Service agar mereka bisa memperbaiki rancangan peraturan yang masih banyak kelemahannya itu, tutur Silverio dari Divisi Pengkajian Yayasan HAK. Kedua rancangan itu akan segera diberlakukan setelah hearing dengan NCC. Lokakarya HAM di Lospalos Pemegang tampuk pemerintahan transisi, UNTAET, yang memulai masa kerjanya sejak 25 Oktober 1999 lalu, ternyata belum berhasil mengurangi persoalan yang tersisa akibat pembumihangusan wilayah Timor Lorosae, yang dilakukan oleh milisi pro-indonesia dengan bantuan TNI. Paling tidak itu yang dirasakan rakyat. Jumlah pengangguran semakin membengkak, karena lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh UNTAET maupun NGO Internasional hanya mampu menyerap segelintir orang yang memiliki kualifikasi di atas rata-rata. Sarana belajarmengajar pun serba terbatas. Penghargaan bagi guru juga sangat kurang. Selain itu, pelayanan publik selama masa transisi nyaris terabaikan. Untuk menjawab masalah tersebut, Yayasan HAK bekerjasama dengan USC Canada Dili, Yayasan Satunama Yogyakarta, dan Paroki Lospalos mengadakan lokakarya dengan tema HAM dan Penyelesaikan Konflik di Timor Lorosae. Acara yang berlangsung pada Juli itu diikuti oleh 37 orang Katekis dan Mudika. Materi yang dibahas antara lain masalah rekonsiliasi, hak asasi manusia, penegakan hukum, resolusi konflik, dan peyananan publik sebagai hak asasi manusia. Investigasi Kasus Tanah di Baucau Kasus sengketa tanah semakin merajalela saja. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, Yayasan HAK menelusuri kasus sengketa tanah yang diadukan oleh masyarakat. Untuk itu, staf D i v i s i Advokasi melakukan investigasi sengketa tanah milik Gaspar Coreia di Seical dan perampasan r u m a h Antonio da Luz Ung di Bahu, pada 6-9 Juli lalu. Dua kasus itu terjadi di Baucau Kota. Keterangan dari saksi, korban, dan pelaku yang dihimpun itu sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah. Melalui mediasi, misalnya. Tapi bila memang tak juga menemukan titik temu, maka kasus tersebut dapat diselesaikan melalui meja hijau. Kegiatan di Rumah Rakyat Tim Divisi Bantuan Emergensi Yayasan HAK di wilayah barat, pada awal bulan lalu mendapat kunjungan dari Oxfam, mitra kerja Yayasan HAK. Sergio dan Jane dari Oxfam yang ditemani Antonio Geronimo dari Divisi Bantuan Emergensi itu ingin mengetahui perkembangan kegiatan rumah rakyat yang terletak di Bazartete, Maubara, Memo, Atabae, dan Lolotoe. Namun, karena keterbatasan waktu kedua tamu itu hanya sempat mengunjungi Desa Atabae di zona Atabae dan Desa Memo di Maliana. Sergio dan Jane kemudian berdiskusi dengan Pe. Andreas Hane, SVD selaku penanggungjawab kegiatan di wilayah tersebut. Dari pertemuan informal itu mereka membahas masalah seputar kelompok kerja, jenis kegiatan, sarana yang Staff Bantuan Emergensi. Distribusi dan pendampingan. 6

7 Serba Serbi Masyarakat Perajin. Rekonstruksi dari bawah. digunakan serta bantuan yang diberikan oleh NGO lokal maupun internasional. Terdapat 20 kelompok kerja. Dua belas kelompok lahan basah dan sisanya lahan kering, tutur Antonio. Sementara pada pertengahan bulan lalu, staf lapangan Jesuit Refugee Service (JRS), sebagai mitra kerja Rumah Rakyat wilayah barat meninjau kegiatan di Desa Memo yang tengah membuat bendungan air. Rogerio Viegas mengatakan, Air dari sungai Nunura itu dialirkan ke saluran irigasi dengan menggunakan sistem tradisional, yaitu menggunakan batu. Sementara bendungan di Atabae telah berfungsi. Bendungan itu menggunakan sumber dari sungai Loes. Bantuan lain berupa alat pertanian, peralatan tulis dan beras diserahkan oleh Luis de Oliveira dan Julio Fernandes pada sekretaris Yayasan Raimaran, Celestino dos Santos pada akhir bulan lalu. Bantuan berupa parang dan paku juga diserahkan pada kelompok dampingan Divisi Bantuan Emergensi di Stasi Misionari Zona Atabae. Pada hari yang sama, Luis dan Julio juga menyerahkan beras sebanyak 0,5 ton di Zona Balibo. Bantuan yang ditujukan untuk kelompok rawan pangan tersebut langsung diserahkan kepada Sekretaris CNRT, yang langsung diserahterimakan pada Adao de Purificação sebagai penanggungjawab di zona tersebut. Selain itu, Divisi Bantuan Emergensi juga melakukan pelayanan kesehatan di Desa Manapa Zona Cailaco, Distrik Bobonaro. Kegiatan yang dilakukan pada pertengahan Juni lalu itu dilakukan oleh Fransisca Nunes, Angelica do Amaral, Luis de Oliveira, dan Antonio Lay. Perkembangan Tanah di Uatolari Konflik Pada Juli lalu, Yayasan HAK yang diwakili oleh Oscar da Silva dan Silverio Pinto Baptista bersama pihak Land & Property UNTAET Dili telah melakukan kunjungan ke Uatolari, Viqueque. Tujuannya untuk menindaklanjuti memorandum saling pengertian antara Suco Macadique dan Matahoi dengan Suco Uaitame, Afaloicai, Babulo dan Vesoru mengenai proses penyelesaian sengketa tanah persawahan. Kami ingin tahu perkembangan pengumpulan data yang dilakukan oleh panitia pelaksana, tutur Oscar da Silva, Kepala Divisi Pendidikan dan Pengorganisasian. Dalam pertemuan pada 14 Juli ternyata hanya sebagian data saja yang telah terkumpul. Sementara dari Desa Macadique belum ada data yang berhasil dikumpulkan. Di antara anggota tim pelaksana tidak ada koordinasi dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri. Mereka masih saling mencurigai, sehingga keberatan ketika harus menyerahkan data yang telah terkumpul itu. Dari tiga desa yang telah mengumpulkan data adalah 10 orang dari Afaloicai, Uaitame tujuh orang sedangkan Matahoi tiga orang. Data tersebut langsung diserahkan pada Yayasan HAK dan Land & Property Section UNTAET. Sedangkan pada pertemuan tanggal 15 Juli menyepakati pertemuan pada 3-6 Agustus mendatang, yaitu dengan membentuk Panitia Mediasi. Panitia tersebut terdiri dari Land & Property Dili, CNRT Distrik Viqueque, UNTAET Distrik Viqueque, Yayasan HAK, Falintil, Assosiasi Makaer Fukun, pihak gereja, Komisi Perdamaian dan Keadilan Paroquia Uatolari, Komisi Investigasi dan Konsultasi Uatolari, CivPol, para tokoh adat, enam orang Chefe de Suco Posto Uatolari dan mereka yang terlibat dalam kasus sengketa tanah tersebut. 7

8 Ami Lian Mekanisme Penentuan Anggota Harus Melibatkan Rakyat NCC tidak lebih dari kumpulan politisi, sebagai badan legimitimatif bagi kebijakan-kebijakan UNTAET. Mereka kurang proaktif dalam mengambil inisiatif untuk mengubah kebekuan situasi. Hubungan NCC dengan rakyat juga tidak jelas. Karena itu, perubahan NCC menjadi NLC merupakan satu perkembangan positif jika dilihat dari konteks partisipasi publik dalam pemerintahaan transisi. Apalagi akan melibatkan wakil dari generasi muda dan kalangan independen. Mengenai penambahan jumlah anggota? Telah duduk tujuh orang wakil dari CNRT, tapi ada prediksi bahwa utusan dari 13 distrik kemungkinan besar akan didominasi oleh CNRT. Mereka diharapkan akan berbicara atas nama rakyat, tutur Joao Sarmento, Sekretaris Umum DSMPTT. Karena itu perlu membangun mekanisme yang memperhatikan rakyat. Misalnya, wakil distrik dipilih oleh rakyat lewat para tokoh adat, kelompok pemuda, perempuan, dan kelompok lainnya. Mereka juga harus bekerja lebih efektif dan perlu dibentuk lembaga informal sebagai tempat konsultasi rutin dengan rakyat. Ini penting karena selama ini hanya sedikit anggota NCC yang memiliki akses ke masyarakat. Wakil Pemuda Harus Ditambah Selama ini NCC hanya menjadi tempat koordinasi, sehingga tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan di Timor Lorosae. Minimal harus ada 5 wakil dari generasi muda. Kenapa? Mayoritas penduduk Timor Lorosae adalah kaum muda dan untuk membangun kaderisasi, kata Nino Santana dari IMPETTU. Selain itu, jika dilihat dari prespektif komitmen kerakyatan, maka generasi tua yang mendominasi Timor Lorosae saat ini, termasuk mendominasi keanggotaan NCC, lebih mengutamakan kepentingan politik dan idiologi partai daripada berkonsentrasi pada kebutuhan dan tuntutan rakyat. Sementara kaum muda yang nota bene tidak terikat secara langsung dengan kelompok atau partai politik akan lebih berpeluang untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Jangan Melupakan Rakyat Saya ingin mengingatkan, selama 24 tahun pengalaman kita dijajah Indonesia, apa yang namanya badan legislatif atau dewan perwakilan rakyat itu malah menjadi dewan pemeras dan penekan rakyat. Dengan pengalaman ini, Saya ingin mengatakan, setelah menjadi anggota NLC, ke-33 orang itu jangan melupakan rakyat. Mereka menduduki jabatan itu karena kepentingan dan atas nama rakyat. Mereka harus melayani rakyat dan berani menerima kritik dari rakyat, entah itu seorang desa, kampung atau seorang gembel, kata Alexandre Mendes, Cefe Aldeia 20 de Maio, Becora. Emergency yang Utama Pembicaraan seputar perubahan NCC menjadi NLC tidak menarik perhatian masyarakat di pelosok. Sebabnya karena kurangnya sosialisasi sampai ke tingkat bawah. JS (28), seorang warga Maubara mengatakan, Saya tidak tahu apa itu NCC, apa pula tugas dan fungsinya. Persoalan yang paling utama saat ini adalah menjawab tuntutan emergency di segala bidang, terutama pangan, rumah, dan kesehatan. Di Kampung kami, tidak pernah dikunjungi dokter. Jika ada yang sakit, kami harus mengantarkan berobat sampai ke kota. Bantuan makanan pun sudah sulit, kecuali jagung untuk janda dan orang cacat. Para wakil rakyat itu, kata JS, jangan hanya duduk di kursi yang empuk dan ngomong hal-hal yang sebenarnya bukan tuntutan riil masyarakat. Jangan Hanya Sekadar Ganti Nama Mengomentari pergantian nama NCC menjadi NLC, Joanico Reis, pemuda Bucoli mengatakan, pergantian itu harus dibarengi dengan ketegasan fungsi tugas dan wewenangnya. Kalau hanya sekadar mengubah nama dan menambah personil, ya sama saja. Tugas, fungsi dan wewenang NCC tidak sama dengan NLC. Dan itu harus dipertegas. Pemuda yang sekarang aktif mengembangkan koperasi petani di desanya itu, menjelaskan bahwa berdasarkan mekanisme demokrasi, maka penentuan anggota legislatif nasional harus melalui pemilihan umum. Wakil yang ditunjuk rakyat memikul tanggung jawab, karena membawa aspirasi rakyat untuk mereka perjuangkan. Ia tidak tahu bagaimana mekanisme pemilihan dan kriteria calon anggota NLC. Jangankan mekanisme pemilihan, kriteria calon anggota saja saya pikir belum banyak masyarakat yang tahu. Kurangnya sosialisasi itu menunjukan bahwa kerja UNTAET kurang transparan. Harus Ada Kriteria yang Jelas Bagi saya tidak penting siapa dan dari mana orang-orang yang akan duduk sebagai anggota NLC. Yang penting, harus disepakati dulu sebuah kerangka atau konsensus tentang kriteria bagi seseorang yang akan duduk sebagai anggota NLC. Tome Geronimo mengusulkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota NLC, yakni: pertama, memiliki kapasitas teknis yang memadai danm mempunyai kemauan keras untuk membangun. Kedua, harus berjiwa demokrat. Dan yang terakhir, harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebelum seseorang diangkat, terlebih dulu ia harus mengkampanyekan misi dan program yang akan dilakukannya. Sosialisai program ini akan bermanfaat bagi rakyat untuk membangun mekanisme kontrol yang efektif. Seandainya setelah duduk sebagai anggota NLC, seseorang tidak menepati janjinya pada rakyat, maka rakyat punya hak untuk menggantikannya dengan yang lain. 8 Redaksi Direito Pemimpin Redaksi: Rui Viana Editor: TI Lay Out: Quim Staff & Reporter: Neves, Rodrigues, Exposto, Silva, Borges, Julio, Bangbo, Abel. Diterbitkan atas dukungan:

REGULASI NO. 2000/13

REGULASI NO. 2000/13 PERSERIKATAN BANGSA -BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/13 10

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NO. 2001/02

UNTAET REGULASI NO. 2001/02 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-bangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/2 16

Lebih terperinci

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 19 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN PBB terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mencapai salah

Lebih terperinci

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana.

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi adalah... hukum dasar suatu negara. Konstitusi adalah

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE LAPORAN KEGIATAN BKSAP DPR RI MENJADI NARA SUMBER DALAM SEMINAR INTERNASIONAL : PROSES DAN TUJUAN DENGAN TEMA CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE TANGGAL 10-11 JUNI 2013,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PELAJAR, POLITIK, DAN PEMILU Oleh: Pan Mohamad Faiz

PELAJAR, POLITIK, DAN PEMILU Oleh: Pan Mohamad Faiz PELAJAR, POLITIK, DAN PEMILU 2014 Oleh: Pan Mohamad Faiz Tahun 2014 di Indonesia dianggap oleh sebagian besar kalangan sebagai Tahun Politik. Di tahun ini akan digelar hajatan politik terbesar setiap lima

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 DPR RI DAN ASPIRASI MASYARAKAT Minggu, 25 Oktober 2009

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999 KLP: RUU KKR-1999 KOMPAS - Senin, 28 Jun 1999 Halaman: 1 Penulis: FER/AS Ukuran: 5544 RUU HAM dan Komnas HAM: Jangan Hapuskan Pelanggaran HAM Orba Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1 S T U D I K A S U S Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1 F R A N C I S I A S S E S E D A TIDAK ADA RINTANGAN HUKUM FORMAL YANG MENGHALANGI PEREMPUAN untuk ambil bagian dalam

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/14

REGULASI NO. 2000/14 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa- Bangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/14 10

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/11

REGULASI NO. 2000/11 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/11 6 Maret

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG 1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 )

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 ) KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 ) A. PENDAHULUAN Masalah keprotokoleran semula diawali dengan adanya pengaturan atas pembukaan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Jakarta, 26 November 2010

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015 IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB 0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR UNITED NATIONS NATIONS UNIES United Nations Transitional Administration Administration Transitoire des Nations Unies in East Timor au Timor Oriental UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 T E N T A N G KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATEN

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. PERTEMUAN KE 4 DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Penandatanganan MoU

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

DRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI

DRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI As of 14 November 2013 I. Pendahuluan 1. Salah satu tujuan ASEAN seperti yang diatur dalam Piagam ASEAN adalah untuk memajukan ASEAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEWAN MAHASISWA Sekretariat : Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 DRAFT PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH Policy Brief [05] Kodifikasi Undang-undang Pemilu Oleh Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-undang Pemilu MASALAH Demokrasi bukanlah bentuk pemerintahan yang terbaik, namun demokrasi adalah bentuk pemerintahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 32 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang :

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom No.1190, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Anggota. Seleksi dan Penetapan. Pelaksanaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 12). PERATURAN KOMISI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. DPRD Kota Yogyakarta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta (DPRD Kota Yogyakarta) adalah lembaga legislatif unikameral yang berkedudukan di Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan kehidupan kenegaraan yang demokratis konstitusional berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2016 SERI : PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI NOMOR

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman moderen ini dunia teknologi berperan sangat penting di bidang komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Modul ke: 07 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi 2. Hakikat dan Fungsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN MAHASISWA BAB I KEANGGOTAAN PM UNPAR Pasal 1 (1) Anggota PM UNPAR terdiri dari: a. mahasiswa baru; b. mahasiswa lama. (2) Mahasiswa baru yang dimaksud dalam ayat (1) huruf

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2002/2 5 March 2002 REGULASI NO.

Lebih terperinci

Penyelenggara Pemilu Harus Independen

Penyelenggara Pemilu Harus Independen Penyelenggara Pemilu Harus Independen SALAH satu hasil studi banding Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPR ke Meksiko dan Jerman ialah keinginan sejumlah anggota untuk menempatkan anggota partai sebagai

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN MAHASISWA BAB I KEANGGOTAAN PM UNPAR Pasal 1 (1) Anggota PM Unpar terdiri dari: a. mahasiswa baru b. mahasiswa lama (2) Mahasiswa baru yang dimaksud dalam ayat (1) huruf

Lebih terperinci

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. langsung, kebebasan berekspresi secara terbuka, berasosiasi, sampai kebebasan

I. PENDAHULUAN. langsung, kebebasan berekspresi secara terbuka, berasosiasi, sampai kebebasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Peristiwa besar di tahun 1998 telah menciptakan beberapa perubahan yang signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2015-2016 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL Studi ini bertujuan meneliti penyebab dan dampak konflik antara

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci