Studi Pustaka Prose Membatik
|
|
- Teguh Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 Definisi Judul
4
5 Studi Pustaka Prose Membatik Membuat pola batik pada kain Mencanting hasil pola yang sudah digambar pada kain Memasukkan kain pada pewarnaan yang sudah dilarutkan Proses terakhir adalah menjemur kain Proses pencucian kain agar bersih dari malam lilin yang menempel pada kain Menghilangkan malam dengan cara merebus kain agar malam lilin leleh dan terlepas dari kain
6 Jenis - jenis Batik Studi Pustaka Pengertian Batik Berdasarkan etimologi dan terminologi batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa dapat di artikan sebagai ngembat atau melempar berkali - kali. Sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik berarti melempar titik - titik yang banyak dan berkali - kali pada kain. (Asti Musman dan Ambar B. Arini, 2011, Batik : Warisan Adiluhung )Nusantara, Yogyakarta : G - Media) Sejarah Batik Dahulu batik merupakan kesenian menggambar di atas kain. Awalnya batik hanya dikerjakan dalam kraton saja yang hasilnya dipakai untuk pakaian raja dan keluarga beserta para pengikutnya. Dalam perkembangannya lambat laun pakaian batik tidak hanya dipakai untuk keluarga raja, tetapi menjadi pakaian rakyat yang digemari baik wanita maupun pria. Kini batik sudah menjadi bagian dari pakaian tradisional Indonesia. (batikmarkets.com) Pengertian Batik Tulis Batik Tulis : pola yang satu dengan pola lainnya agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapi dan tidak kaku. Prosesnya : semua proses dikerjakan secara manual dengan canting, lilin malam, kain dan pewarna. A. Motif Batik Klasik atau Tradisional Motif Batik Klasik atau Tradisional diciptakan sejak awal mula pembuatan batik dan hanya digunakan oleh keluarga kerajaan. Batik Sekar Jagad Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihatnya akan terpesona. Batik Parang Batik parang memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi berupa petuah seperti ombak laut yang tidak pernah menyerah untuk berhenti bergerak. Batik parang biasa digunakan dalam upacara pelantikan dengan harapan pulang membawa kemenangan. Batik Kawung Pada jaman dahulu motif batik kawung dipakai untuk kalangan kerajaan. Motif tersebut mencerminkan pribadinya sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati nurani agar ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.
7 C. Motif Batik Berdasarkan Pengaruh Budaya Luar Studi Pustaka B. Motif Batik Berdasarkan Kota Pembuatannya Batik Belanda Pada waktu zaman penjajahan Belanda, warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga - bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh - tokoh cerita dongeng terkenal di sana seperti motif Hansel n Gretell, cinderella, snow white dll. Batik Yogyakarta Karakter motif batik Yogyakarta adalah tegas, formal, sedikit kaku dan patuh pada pakem. Pemakaian warna batik Yogyakarta adalah biru-hitam serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Warna biru- hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat dan kayu tegeran warna kuning. Batik Madura Warna yang mencolok seperti kuning, merah, hijau. Batik Madura juga memiliki motif yang beragam. Misalnya pucuk tombak, belah ketupat dan rajut. Bahkan ada sejumlah motif yang mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura. Batik Cina atau Pecinan Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah dalam satu kain yang menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.
8 Studi Pustaka Alat - alat untuk Membatik 1. Kain mori adalah salah satu bahan pokok sebagai media untuk membuat motif batik. 2. Malam ( lilin ) merupakan bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain. 3. Pewarna Batik digunakan untuk proses pencelupan ke dalam serat kain mori. 4. Canting berfungsi semacam pena yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam dari yang berujung satu hingga beberapa ujung. 5. Kompor minyak tanah digunakan untuk memanaskan malam ( lilin ) agar cair. 6. Wajan adalah alat untuk melelehkan malam (lilin) yang terbuat dari aluminium. 7. Panci merupakan alat untuk nglorot (merebus) kain yang sudah di canting. 8. Ember atau baki merupakan alat untuk melarutkan pewarna batik. 9. Dingklik berfungsi sebagai tempat duduk para pembatik. Dingklik terbuat dari bahan kayu atau bambu yang tidak memiliki sandaran. 10. Gawangan adalah alat untuk membentangkan mori sewaktu akan dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa sehingga kuat, ringan, dan mudah dipindah - pindah
9 Studi Pustaka Komponen Dalam Pelatihan Menurut As ad (1987:73) Keberhasilan suatu program pelatihan di tentukan oleh 5 komponen, yaitu: 1. Sasaran pelatihan atau pengembangan Setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri. Beberapa Contoh Pelatihan Batik Tulis 2. Pelatih (Trainer) Pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 3. Bahan Latihan Bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan. 4. Metode latihan (termasuk alat bantu) Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya menyusun metode latihan yang tepat. adalah 5. Peserta (Trainee) Peserta merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.
10 Studi Pustaka Studi Ruang untuk Proses Pelatihan Batik Tulis A. Ruang Pembuatan Pola Diperlukan set papan tulis / white board. Diperlukan kursi dan meja untuk membuat pola batik. Memerlukan cahaya yang cukup untuk proses mendesain pola batik. B. Ruang Alat dan Bahan Terdapat fasilitas rak atau lemari sebagian tempat penyimpanan alatdan bahan batik. Posisi ruang penyimpanan alat dan bahan berdekatan dengan ruang-ruang untuk proses pengerjaan yang lain agar memudahkan pengunjung pelatihan. C. Ruang Mencanting D. Ruang Pewarnaan, Pelorotan dan Pencucian Perlu ruang yang cukup luas untuk proses pewarnaan dan pencucian. Lantai bertekstur dan tidak licin. Terdapat bak sebagai tempat pewarna. Terdapat kompor untuk proses pemanasan air untuk proses pewarnaan. E. Ruang Penjemuran Terdapat bagian yang terbuka agar tidak langsung terkena sinar matahari saat penjemuran kain. Lantai bertekstur dan tidak licin. Terdapat alat penjemuran (sampiran). F. Ruang Galeri Perlu ruang yang cukup luas untuk display karya batik. Ruang harus rapi, bersih dan pencahayaan yang cukup untuk display. Perlu ruang yang cukup luas. Terdapat sirkulasi udara demi kenyamanan pengunjung saat membatik. Membutuhkan cahaya yang cukup untuk ketelitian dan kerapian dalam mencanting. Lantai dapat dibersihkan dari malam lilin.
11 Struktur Candi Studi Pustaka Pengertian Candi Candi sebagai bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu Budha. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) halaman 788) Fungsi Candi Secara umum struktur candi tersusun menjadi tiga bagian tegak (vertikal) yaitu sebagai berikut : 1. Kaki Candi (Bhurloka) Melambangkan dunia manusia (dunia bawah = bhumi). 2. Tubuh Candi (Bhuvarloka) Melambangkan dunia untuk yang disucikan. 3. Atap Candi (Svarloka) Merupakan dunia dewa - dewa (wordpress.com) Bahan Pembuat Candi 1. Batu Andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit untuk bahan candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tapi keras dan mudah pecah jika ditatah (sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah batu yang terpendam di dalam tanah sehingga harus ditambang di tebing bukit. 2. Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih yang digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko. Bahan batu putih ini juga ditemukan dan dijadikan sebagai bahan isi candi, dimana bagian luarnya dilapisi batu andesit. 3. Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatera banyak menggunakan bata merah.
12 Studi Pustaka B. Sejarah 1. Candi Brahu A. Lokasi Candi Brahu terletak di Dukuh Jambu Mente Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur yang terletak di jalan raya Mojokerto - Jombang.. Candi Brahu merupakan salah satu candi yang ada dalam lingkungan situs Trowulan Kerajaan Majapahit. Candi Brahu didirikan oleh Mpu Sindok yang sebelumnya merupakan raja dari Kerajaan Mataram Kuno yang ada di Jawa Tengah. Hal ini dijelaskan dari nama Brahu dihubungkan diperkirakan berasal dari kata Wanaru atau Warahu yaitu nama sebuah bangunan suci keagamaan yang disebutkan di dalam prasasti tembaga Alasantan yang ditemukan kira-kira 45 m disebelah barat Candi Brahu. Pada masa Kerajaan Majapahit, Candi Brahu digunakan sebagai tempat persembayangan atau merupakan bangunan suci yang digunakan untuk berdoa. C. Ciri-ciri : Di sekitar Candi Brahu pernah ditemukan benda - benda kuno, antara lain : Benda - benda semisal perhiasan dari emas dan perak. 6 buah arca yang bersifat agama Budha. Piring perak yang bagian bawah bertuliskan tulisan kuno. lempeng prasati tembaga pada masa Raja Mpu Sindok. 1. Struktur bangunan candi Brahu terdiri dari kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Kaki candi terdiri dari bingkai bawah, tubuh candi serta bingkai atas. 2. Bagian tubuh Candi Brahu sebagian merupakan susunan bata baru yang dipasang pada masa pemerintahan Belanda. 3. Bentuk tubuh Candi Brahu tidak tegas persegi, melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Bagian tengah tubuh candi melekuk ke dalam seperti pinggang. Lekukan tersebut dipertegas dengan pola susunan batu bata pada dinding barat atau dinding depan candi. 3. Atap candi Brahu tingginya kurang lebih 6 m.
13 Studi Pustaka 2. Candi Bajangratu A. Lokasi Candi Bajangratu terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. B. Sejarah Bajang Ratu diperkirakan dibangun sekitar abad ke-13 s/d abad ke-14 M. Bajang berarti kecil/kerdil sama halnya dengan kata Pabajangan yang berarti kuburan anak kecil. Menurut penduduk setempat, Gapura Bajangratu merupakan bangunan yang dibangun untuk mengenang Jayanegara sebagai Putra Mahkota Majapahit yang semasa dalam kandungan beliau sudah dinobatkan menjadi Kumaraja (Raja Muda). Pendapat lain menyebutkan bahwa Gapura Bajangratu dibangun untuk mengenang seorang putra mahkota Majapahit yang semasa dalam kandungan sudah menjadi Raja (ditetapkan menjadi Raja Pengganti) akan tetapi bayi mahkota tersebut kemudian meninggal saat dilahirkan dan gagal menjadi Raja (Ratu). C. Ciri-ciri : Atap candi Brahu tingginya kurang lebih 6 m. Bentuk tubuh Candi Brahu tidak tegas persegi, melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Bagian tengah tubuh candi melekuk ke dalam seperti pinggang. Lekukan tersebut dipertegas dengan pola susunan batu bata pada dinding barat atau dinding depan candi. Bagian atap banyak dihiasi dengan pahatan-pahatan kecil sehingga nampak indah dan unik, Dua lapis ke dua masing-masing berhiaskan : a. Kepala Kala di tengah dengan sepasang taring yang panjang yang mirip dengan sepasang duri seperti pipi Kala Candi Jago. b. Relief matahari memancarkan sinar Sisi kiri maupun sisi kanan kepala kala diapit oleh dua ekor binatang yang berdiri berhadapan, tetapi mempunyai sebuah kepala saja berupa Kala.
14 3 Candi Jawi A. Lokasi Studi Pustaka Candi Jawi terletak di antara kecamatan Pandaan menuju kecamatan Prigen, tepatnya terletak di desa Candiwates. Candi ini dibangun pada abad ke13 yang merupakan peninggalan bersejarah kerajaan Hindu-Budha Singosari. Banyak yang menduga bahwa Candi Jawi adalah tempat pemujaan dan atau tempat peribadatan tetapi sebenarnya Candi Jawi adalah tempat penyimpanan abu dari raja terakhir Singosari yaitu Kertanegara. B. Sejarah Candi Jawi dibangun sekitar abad ke-13 yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian abu jenazah Raja Kertanegara (Raja terakhir Singosari) yang meninggal tahun 1292 M. Sebagian abu lainnya disimpan pada Candi Singosari. Pada zaman Majapahit, Candi Jawi pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk (Rajasanagara) dengan mengadakan perjalanan ke daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun ketiga masa pemerintahannya (1353 M). Perjalanan raja Hayam Wuruk ini disertai oleh seluruh keluarga raja (Bhatara sapta Prabhu), para menteri, pemimpin agama dan wakil golongan masyarakat. Negarakertagama menyebut bahwa perjalanan raja Hayam Wuruk beserta rombongannya adalah bertujuan untuk menyatukan wilayah kerajaannya dengan menyinggahi beberapa tempat di daerah kekuasaannya, seperti Lasem (tahun 1354 M), Lodaya (1357 M), Palah (1361 M), Lawang, Blitar, Jime dan Simping. Dalam perjalanan itu, Hayam Wuruk sempat mengerahkan rakyat untuk memperbaiki beberapa tempat penyeberangan di Sungai Solo dan Brantas, memperbaiki bendungan Kali Konto, memperbaiki Candi Sumberjati dan sekaligus nyekar atau ziarah ke makam kakeknya (Raden Wijaya). Menurut Negarakrtagama, candi yang sarat akan nilai-nilai budaya ini pada candrasengkala atau tahun Api Memanah Hari (1253 C/1331 M) pernah rusak karena disambar petir. Selain bangunan candi, ada salah satu arcanya yang ikut rusak yaitu arca Maha Aksobaya. Hal ini membuat Raja Hayam Wuruk sangat sedih, sehingga satu tahun kemudian (1332 M) Beliau mengerahkan rakyat untuk memperbaikinya kembali. Namun, sama seperti candi-candi lain yang ada di Jawa, Candi Jawi baru mulai diperhatikan lagi pada awal abad ke-20, setelah bangunannya menjadi porak-poranda dan begitu banyak unsur yang hilang. C. Pemugaran Candi Jawi baru dipugar kembali pada tahun 1938 karena kondisinya sudah rusak. Konon pemugaran yang telah memenuhi syarat tekno-arkeologis itu dilakukan oleh Oudheidkundige Dienst dengan membangun kembali lagi kaki candi, mengupas halaman candi serta menyusun beberapa bagian candi dalam bentuk susunan percobaan. Akan tetapi, pemugaran dihentikan pada tahun 1941 karena sebagian batunya telah hilang. Usaha pemugaran baru dimulai lagi pada Pelita II (1975/1976) yang dilakukan oleh Dit. Linbinjarah, Ditjen Kebudayaan, Depdikbud dengan Drs. Tjokrosudjono (Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur) sebagai pimpinan lapangan. Dalam pemugaran yang ketiga ini, berkat kejelian seorang pekerja yang bernama Mbah Karto Plewek dari Prambanan, batu-batu yang hilang dapat ditemukan lagi sebingga pemugaran dapat dilanjutkan sampai selesai pada tahun Dua tahun kemudian (1982), Candi Jawi diresmikan oleh pemerintah dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus obyek wisata sejarah.
15 Studi Aktivitas Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout 1. PENGELOLA Pimpinan Menerima tamu Mencatat daftar tamu masuk Ruang pegawai 2. Staff Karyawan Resepsionis Memberikan informasi Area resepsionis Kasir Melayani pembelian barang Melayani pembelian tiket masuk workshop batik tulis dan galeri Area kasir Pramuniaga produk Pemandu Memberikan pelayanan kepada konsumen Melakukanpenataan produk Melakukan pelebelan pada setiap produk Memberikan informasi kepada konsumen tentang batik Area display produk Area galeri maupun area workshop batik
16 Studi Aktivitas Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout Pelatih (4 orang) Memberikan pelayanan materi maupun praktek membatik kepada pengunjung yang akan mengikuti pelatihan batik tulis Area workshop batik Cleaning service Membersihkan seluruh ruangan Security Mengawasi area galeri maupun area workshop Menjaga keamanan Seluruh area Seluruh area 1 set meja + kursi 2. Pengunjung A. Megikuti workshop batik tulis Proses menggambar pola batik Membuatpola pada kain Area pembuatan pola batik 1 set meja + kursi Lemari Penyimpanan alat dan bahan
17 Studi Aktivitas Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout Proses mencanting Mencanting kain yang sudah dipola Area mencanting Alat Membatik ( kompor, wajan, 1 set alat canting) Gawangan Dingklik Lemari penyimpanan alat dan bahan Proses Nglorot (menghilangkan malam pada kain) Proses Pembilasan Merebus kain dari hasil cantingan Area nglorot Kompor Membilas sampai bersih kain yang sudah dilorot Area pembilasan Proses Penjemuran Menjemur kain Area penjemuran Alat penjemuran (sampiran ) B. Galeri Melihat hasil karya batik Area galeri Bak C. Area Display Produk Melihat display produk Membeli Area display produk D. Cafe Makan Minum Beristirahat Mengobrol Area Cafe 1 set meja + kursi 1 set meja + sofa Meja kasir + meja bar Kursi bar Lemnari penyimpanan
18 Lokasi Eksisting Taman Candra Wilwatikta Lokasi Letak Strategis Fasilitas : Jalan Raya Tretes - Pandaan Pasuruan Akses ke Taman Safari, Tretes,Trawas, Pemandian Jalatundo dan Candi Jawi. : Terletak di Kawasan tenang dengan latar belakang gunung Penanggungan : Panggung Terbuka/Amphitheater kapasitas orang Pendopo (Hall) Penginapan
19 Studi Eksisting Bangunan Tower di Taman Candra Wilwatikta Pelatihan batik Dinar Agung Lokasi bangunan Tower yang akan dijadikan sebagai obyek tugas akhir. Dahulu Bangunan Tower ini digunakan sebagai tempat pelatihan batik Dinar Agung.Namun sekarang bangunan tersebut sudah tidak difungsikan kembali sebagai tempat pelatihan batik.
20 Analisa Studi Eksisting Tangga ini merupakan tangga untuk menuju bangunan Tower dan area pentas. Terdapat tangga kecil dari material kayu, dimana untuk mempermudah pengunjung. Penggunaan jendela dapat membantu pencahayaan alami. Pada area lantai 2 ini menggunakan lantai dengan material kayu Banyaknya ventilasi pada ruangan ini dapat memberikan penghawaan secara alami. Plafond warna putih memberi kesan luas, Jarak antara tangga dengan bangunan pedopo terlalu sempit untuk jalur entrance. Penggunaan pintu ini sangat membahayakan pengunjung karena Berhubungan langsung dengan luar. Terdapat wallpaper kain perca batik pada salah satu papan yang menandakan bahwa bangunan ini pernah di jadikan tempat pelatihan batik tulis.
21 Studi Pembanding House of Danar Hadi Didorong oleh kecintaannya terhadap batik dan juga keturunan dari pengusaha batik, H. Santosa Doellah dan Ibu Hj. Danarsih pemilik usaha Batik Danar Hadi ini mulai mengoleksi dan mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksi yang dimiliki sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno. Dari jumlah ini sekitar 800an di antaranya yang dipamerkan di Museum Batik Danar Hadi. Alamat House of Danar Hadi Solo : Jl. Brigjen Slamet Riyadi 261, Surakarta Museum ini mendapatkan Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak, mulai dari koleksi Batik Belanda, Batik Kraton, Batik Tiga Negeri hingga koleksi batik yang ada di Indonesia. Nama Danar Hadi Santosa adalah gabungan dari nama istri dari Bapak H. Santosa Doellah yaitu Ibu Hj. Danarsih dengan nama mertuanya yaitu Bapak H. Hadi Priyono dengan di beri nama belakang Bapak Santosa. Tetapi brand dari Meseum tersebut tetap memakai nama Museum Danar Hadi. (Hasil wawancara dengan Bapak Najib sekaligus Pemandu Museum Danar Hadi Surakarta, 17 November 2012)
22 Analisa Ruang Area Pembuatan Pola Batik Area Mencanting Pencahayaan dalam area workshop ini sudah memenuhi standar pencahayaan dalam melakukan aktivitas membatik. Tetapi dalam penataan lampunya kurang menarik Pada area ini para pegawai menggunakan meja yang dilengkapi dengan penerangan lampu untuk mencetak pola pada kain yang telah dibuat di kertas. Warna putih pada dinding ini memberikan kesan luas tetapi dinding tersebut terlihat kotor sehingga terkesan kurang menarik Penggunaan gawangan untuk memudahkan dalam pengerjaan kain besar Lantai pada area ini menggunakan plesteran dimana lantai tersebut sudah ada yang rusak dan terlihat seperti tidak terawat Selain pencahayaan yang di dapat dari cahaya lampu, area ini juga mendapatkan pencahayaan skylight dari atap seng tanpa plafon. Penggunaan dingklik memberikenyamanan pada saat membatik
23 Analisa Ruang Area Pewarnaan Area Pembilasan Tempat ini digunakan untuk mencuci kain besar setelah proses perebusan (nglorot ). Tempat ini digunakan untuk proses pewarnaan sehingga tembok yang terlihat sangat kotor karena terkena noda dari proses pewarnaan tersebut. Terdapat beberapa tempat untuk proses pewarnaan hingga pembilasan kain batik yang ada pada area ini. Pada area ini terlihat lantainya tidak bertekstur, menyebabkan area itu licin dan membahayakan. Terdapat beberapa jendela untuk membantu penghawaan pada area ini.
24 Studi Pembanding Griya Karya Tiara Kusuma (Batik SeRu Mangrove) Lokasi Griya Karya Tiara Kusuma (Batik SeRu Mangrove) merupakan UKM yang didirikan oleh wanita pesisir yang terletak di Jl. Wisma Kedung Asem Indah J-29 Rungkut, Surabaya. Secara kultur sejarah batik di Surabaya memang belum pernah terdengar. Kalaupun ada mungkin tidak banyak yang tahu dan tenggelam jauh di jaman lampau. Akan tetapi, lewat tangan Ibu Lulut Sri Yuliani (44), batik dengan khas Surabaya mulai dikenalkan. Sekilas jika memasuki kawasan pusat produksi batik mangrove ini tidak ada hal yang istimewa yang menunjukan kawasan perumahan ini sebagai pusat batik. Hanya saja saat memasuki teras rumah Ibu Lulut Sri Yuliati sebagai pencetus ide batik mangrove yang menjadi tempat eksperimen batik mangrove. Batik Mangrove sendiri telah berhasil menjadi ikon Kecamatan Rungkut setelah pihak Pemkot Surabaya memasukkan kecamatan Rungkut ke dalam ekowisata hutan mangrove. Batik tersebut pun akhirnya diberi label Batik SeRu (Batik Mangrove Rungkut Surabaya).
25 Analisa Ruang Area Mencanting (Mencolet) Area Nglorot (Perebusan) dan Area Pem bilasan Area Penjemuran Space(jarak) pada area ini sangat tidak nyaman karena berada dipojokan dan bersebelahan dengan tumpukan barangbarang Space(jarak) antara area nglorot dan pembilasan sangat berdekatan dan sempit sehingga kecelakaan dapat membahayakan pegawai pada saat melakukan aktivitasnya. Kurangnya rak/almari untuk menyimpan bahan pewarnaan membuat bahan tersebut diletakkan pada pojokan sehingga terlihat kurang menarik Dipilihnya lantai keramik karena mudah dalam perawatannya. Namun kurang terawatnya keramik tersebut akibat tetesan air dari kain menyebabkan disekitar area itu kotor dan kurang menarik. Kesimpulan : a. Tidak adanya pembagian ruangan b. Ruangannya kurang luas
26
27
28 Konsep
29 Konsep
30 Konsep Plafon Area Pelatihan Batik Tulis Secara keseluruhan pada area workshop ini menggunakan plafon datar dengan finishing cat agar terkesan luas. Penggunaan down ceiling ini hanya digunakan pada area pembuatan pola dan area mencanting karena akan dipasang lampu gantung yang akan menyoroti area tersebut.
31 Konsep Penghawaan Area Pelatihan Batik Tulis Penghawaan alami diterapkan pada area workshop batik tulis. Karena pada area ini banyak menggunakan bahan-bahan kimia. Disamping itu penggunaan AC ketika mencanting dapat menghambat proses ketika mencanting.
32
33
34
35
36
Desain Interior Tower di Taman Candra Wilwatikta sebagai Sarana Pelatihan Batik Tulis dengan Nuansa Candi di Jawa Timur DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tanda Pengenal Taman Candra Wilwatikta.. 2 Gambar 1.2 Entrance Taman Candra Wilwatikta.. 2 Gambar 1.3 Bangunan Tower... 2 Gambar 2.1 Batik Sekar Jagad... 9 Gambar 2.2 Batik Parang...
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
35 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Dalam penciptaan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul APLIKASI TEKNIK BATIK TULIS DENGAN MOTIF RUMAH ADAT DAYAK KANAYATN PADA PEMBUATAN TAS
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia memiliki ragam suku dan budaya, dalam proses pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah memiliki nilai sejarah. Pembentukan
Lebih terperinciWritten by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10
Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Literatur Didapat dari macam-macam buku baik cetak maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.
Lebih terperinciTeknik dasar BATIK TULIS
Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN
BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko
Lebih terperinciSD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7
SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan
Lebih terperinciBABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:
BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan
Lebih terperinciKRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinci`Desain Interior Galeri Rumah Batik dengan Konsep Jawa Timur Kontemporer sebagai Sarana Workshop dan Edukasi
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) F-22 `Desain Interior Galeri Rumah Batik dengan Konsep Jawa Timur Kontemporer sebagai Sarana Workshop dan Edukasi Robbi Azis Irawan
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Lebih terperinciCAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Lebih terperinciBAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang
BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
Lebih terperinciDesain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-193 Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciToleransi antar etnis
Toleransi antar etnis di "Kota Cina Kecil" Lasem Sri LestariWartawan BBC Indonesia 19 Februari 2015 http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150219_lasem_toleransi Image captionbangunan dengan
Lebih terperinciCagar Budaya Candi Cangkuang
Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain
Lebih terperinciBAB IV VISUALISASI. sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik
BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah, merancang batik dengan berdasarkan mata pencaharian desa Bakaran, secara umum banyak menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciBAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan
BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif
Lebih terperinciKerajinan Batik Tulis
Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular
BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula
Lebih terperinciUjian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII
Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII 1. Batik berasal dari kata amba dan tik yang berarti... a. Menggambar, titik c. Menulis, garis b. Menulis, titik d. Menggambar, garis 2.
Lebih terperinciPerkembangan Arsitektur 1
Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun
Lebih terperinciMUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA
MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA Oleh : Theresiana Ani Larasati Objek wisata budaya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika datang di Yogyakarta adalah Museum Affandi. Museum ini mengingatkan kita pada kegigihan
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional
Lebih terperinciOLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn
OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
Lebih terperinciDesain Interior Galeri Handicraft Lombok dengan Fasilitas Pelatihan yang Berlanggam Budaya Lombok
Desain Interior Galeri Handicraft Lombok dengan Fasilitas Pelatihan yang Berlanggam Budaya Lombok Diajeng Okta Prathikasari 40810011 Anggri Indraprasti, S.Sn, M.Ds Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan
Lebih terperinciBAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori
BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat
Lebih terperinciIntegrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-169 Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan Shinta Octaviana P dan Rabbani Kharismawan Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Solo berdiri tahun 1745. Kota Solo pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram. Setelah perpecahan Mataram, Solo menjadi pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciAlamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.
LAPORAN OBSERVASI AWAL 1. PROFIL OBJEK OBSERVASI Gambar Hotel BnB Kelapa Gading, Jakarta sumber : http://www.laterooms.com/en/hotel-reservations/277724_the-bnb-jakarta-kelapagading-jakarta.aspx Nama objek
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA
BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA A. Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok 1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Awal
Lebih terperinciMEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN
BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan
Lebih terperinciDimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?
Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya? Tempat rekreasi di surabaya, tempat wisata dan tempat yang tepat untuk memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga, ada beberapa catatan tempat wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciPengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,
Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada
Lebih terperinciSENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSES PEMBUATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. MENGOLAH KAIN (PERSIAPAN ALAT DAN
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum
Lebih terperinciBATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI
BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman
BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan
305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciBAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis
BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciDidesain agar nyaman dan tahan lama.
Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang
Lebih terperinciHASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek
BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN MOJOKERTO DAN KEBEBERDAAN CANDI BRAHU
19 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN MOJOKERTO DAN KEBEBERDAAN CANDI BRAHU A. Letak Geografis Kondisi umum daerah penelitian di deskripsikan bertujuan untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. xii xiii xiv vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... HALAMAN PENGESAHAN..... CATATAN DOSEN PEMBIMBING. HALAMAN PERNYATAAN.... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI..... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL...... ABSTRAK.. BAB I PENDAHULUAN... I..
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang
Lebih terperinciPelestarian Cagar Budaya
Pelestarian Cagar Budaya KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA JAWA TIMUR 2016 Sebelum kita bahas pelestarian cagar budaya, kita perlu tahu Apa itu Cagar Budaya? Pengertian
Lebih terperinciVerifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Foto tanggal 06 07 Agustus 2016 Pusat Data dan
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:
Lebih terperinciBAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis
29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat
Lebih terperinciErgonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)
Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang
Lebih terperinci