GERAKAN DAKWAH ABU A ALA AL-MAUDUDI. Oleh. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GERAKAN DAKWAH ABU A ALA AL-MAUDUDI. Oleh. Abstract"

Transkripsi

1 GERAKAN DAKWAH ABU A ALA AL-MAUDUDI Oleh Fariza Makmun Fakultas Dakwah IAIN Raden Intan Lampung fariza.makmun@ymail.com Abstract Maulana Sayid Abul A la Al-Maududi adalah seorang tokoh pembaharuan Islam di Fakistan. Beliau memahami Islam sebagai suatu system yang komprehensif, sehingga menurut beliau, negara Islam tidak terbatas pada suatu wilayah atau kepemimpinan, tetap negara dan kepemimpinan yang satu. Dalam semua bidang kehidupan harus didasari oleh ajaran Islam, baik dalam system ekonomi, politik, dan system sosial. Setiap usaha mengharuskan adanya ijtihad fi al-din. Ini berarti cita, nilai dan prinsip Islam harus dilaksanakan kembali dalam konteks perubahan.untuk mewujudkan tujuan dan prinsip Islam tersebut kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan gerakan dakwah Islamiyah. Menurut al-maududi gerakan dakwah perbaikan harus terdiri dari empat point yaitu : pembersihan dan penyucian pemikiran, perbaikan pribadi, perbaikan masyarakat, dan perbaikan sitem pemerintahan. Oleh karena itu, gerakan dakwah Al-Maududi diwujudkan dalam sebuah gerakan yang terorganisis melalui oraganisiasi Jama at Islam yang beliau dirikan. Jama at Islam, bergerak melalui jalur politik pemerintahan yang agamis dan gerakan dakwah murni, melalui pendidikan, dan media cetak (jurnalistik). Sehingga, gerakan-gerakan Jama at Islam menarik perhatian rakyat dari segala lapisan, terutama berpengaruh kuat pada golongan intelegensia dan pemuda anak benua India. Kata Kunci: Abu A la Al-Maududi, Gerakan Dakwah A. Pendahuluan Pada hakekatnya, dakwah Islam adalah aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia dalam bidang kemasyarakatan, dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, dan bertindak manusia pada datarankenyataan individu serta social kultural, dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia, denagn menggunakan cara tertentu. 1 Hakekat dakwah tersebut di atas adalah upaya manusia yang dilaksanakan secara teratur sebagai upaya merubah masyarakat dari system 1 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta, Prima Duta, 1993), hal.

2 hidup yang tidak islami, meletakkan dasar eksistensi masyarakat Islam, menanamkan nilai-nilai keadilan, persamaan,persatuan, perdamaian, kebaikan, dan keindahan sebagai inti pergerakan masyarakat menjadi individu, keluarga, dan masyarakat yang mengamalkan ajaran Islam dan semua bidang kehidupan. Untuk mewujudkan tujuan dakwah yang sangat besar tersebut, maka aktivitas dakwah memerlukan organisasi dakwah sebagai bangunan atau pola hubungan manusia untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Juga, membutuhkan seorang figur sebagai pemimpin organisasi dakwah yang memiliki kemampuan berfikir tidak hanya dilakukan dengan dakwah fardhi (individu), tetapi membutuhkan kerjasama, perencanaan dan startegi khusus dalam sebuah amal jam I (kelompok). Kedua pendekatan tersebut telah dicontohkan oleh Nabi SAW dan para sahabat Nya di Makkah dan Madinah sehingga terbentuk masyarakat Islam Madinah sebagai cerminan masyarakat Islam yang utuh pada zamannya. Pada era sekarang ini, tidak banyak negara Islam yang dapat dijadikan cermin masyarakat Islam. Diantaranya, Negara Repubik Pakistan, yang sejak berdirinya sebagai Negara Islam, semangat mempertahankan dan memperjuangkan agama Islam yang utuh menjadi perhatian dunia, baik oleh negara-negara islam (mayoritas beragama Islam) maupun negara-negara non Islam. Berdiriya negara Revublik Islam Pakistan, sebagai lembaga dakwah melalui politik adalah wujud dari semangat perjuangan pantang menyerah dari tokoh-tokoh Islam India Pakistan dalam mendakwahkan nilai-nilai ajaran Islam baik melalui lembaga politik, organisasi kemasyarakatan, maupun lembaga ilmiyah, seperti pendidikan, jurnalistik dan kegiatan sosial lainnya. Salah satu tokoh Islam yang yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya negara Pakistan adalah Abu A la Al-Muadudi melalui organisasi Jama at Islam. Oleh karena itu, sangat penting di bahas tentang profil Al- Maududi, organisasi dan idiologinya, aktivitas-aktivitas dan keberhasilannya dalam dakwah Islam.

3 B. Sejarah Berdirinya Negara Islam Pakistan Sejarah beridirnya negara Pakistan tidak terlepas dari keberadaan Islam di benua Indo-Pakistan pada abad ke 8 M, atas ekspansi Muhammad Ibnu Qosim ke Sind Pada tahun (714 M). 2 Pada masa kekuasaan Muhammad Ibnu Qosim, Islam maju dengan pesat banyak penduduk masuk Islam dengan Kesadaran. Tetapi, secara resmi kekuasaan Islam di India terjadi pada masa Khalifah al-walid dari Dinasti Bani Umayah. Pada masa disintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India dibawah pimpinan Sultan Mahmud pada tahun 1020 dengan pusat pemeritahan di Lahore. Setelah kerajaan Ghaznawi hancur karena timbulnya kerajaan-kerajaan kecil, seperti kerajaan Mamluk ( M), Khalji ( M), Tglug ( M) dan dinasti-dinasti lainnya. Dengan jatuhnya dinasti Ghaznawi maka berdirilah kerajaan/kesultanan yang berpusat di Delhi, yaitu kerajaan Mughal oleh Zahiruddin Babur ( M). Raja terakhir yang berkuasa di India adalah Bandahur Syah ( M). Sejak jatuhnya Dinasti Mughal pada tahun dan pada tahun 1858, Bahadur Syah, raja terakhir dinasti Mughal di India diusir dari Istana. Berakhirnya kerajaan Mughal tersebut berarti Inggris yang menguasai perdagangan India mulai berkuasa. Umat Islam yang minoritas tertindas dan berjuang mengembalikan kejayaan Islam yang telah hilang, namun kekuatan yang ada saling berebut pengaruh terhadap pemerintah kolonialis yang dikuasai oleh Prancis, Inggris, Portugis, dan Belanda. Dan yang paling berpengaruh di India adalah Inggris. Umat Islam dengan Liga Muslimin dan Masyarakat mayoritas (Hindu) dengan Partai Kongres Nasional India. Wal hasil kaum muslimin dengan Liga Muslimin selalu tersudutkan oleh Partai Kongres. Dengan keadaan Umat Islam yang demikian, maka timbul keinginan untuk mendirikan negara Islam terpisah dengan nama Pakistan. Menurut suatu sumber, nama Pakistan berasal dari pemikiran seorang mahsiswa Islam India bernama khaudri Rahmat Ali di Londen. Pakistan merupakan singkatan dari kata 2 Thomas W. Arnolt, Sejarah Dakwah Islam, Terj. Oleh Nawawi Rambe, (Jakarta: Wijaya), 1979, hal Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada), 1995, hal. 162

4 P (Punjab), A (Afgan), K ( Kashmir ), S (Sindi), TAN (Balukhistan). Menurut sumber lain, Pakistan berasal dari bahasa Persia. PAK berarti suci, dan STAN berarti negara. 4 Tetapi dari kedua sumber tersebut yang mendekati kebenaran adalah sumber yang kedua. Sebelum negara Pakistan terbentuk, wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari Pakistan adalah wilayah bagian India. Wilayah-wilayah tersebut berupaya melepaskan diri dari India karena umat Islam yang minoritas tidak diberikan kebebasan hak politik untuk mengembangkan ajaran Islam. Mereka menganggap hanya dengan memisahkan diri dari kekuasaan Hindu India, Umat Islam akan mendapatkan kedaulatannya untuk menciptakan masyarakat Islam yang utuh sesuai dengan syari at agama. Oleh karena itu tokoh-tokoh Islam India seperti Syah Waliyullah, Sayyid Ahmad Sayyid, Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah merasa, setelah jatuhnya dinasti Mughal di India, Umat Islam yang sejak semula minoritas sadar bahwa kedudukan dan wujud mereka senantiasa terancam, sehingga mereka berupaya mendirikan pemerintah Islam secara terpisah. Ide pembentukan negara Pakistan di India dijelaskan oleh Muhammad Iqbal (lahir di Sialkot, 1876) sebagai presiden Liga Muslimin pada rapat tahunan pada tahun Rencana pembentukan negara terpisah tersebut menurut Iqbal terdiri dari wilayah Pujab, daerah utara Sindi dan Bulikhistan. 5 Namun sebelum cita-citanya terwujud Iqbal meninggal dunia pada tahun Sepeninggal Iqbal perjuangan umat Islam dilanjutkan oleh Muhammad Ali Jinnah (lahir, 25 Desember 1976 di Karachi). Sebenranya beliau pernah mewakili umat Islam India di partai Kongres sekaligus sebagai presiden Liga Muslimin pada tahun 1896 hingga tahun Tetapi politik patuh dan tunduk kepada Inggris, maka beliau meninggalkan kedua partai politik tersebut. Dan pada tahun 1934, Jinnah dipanggil Liga Muslimin untuk menjadi presiden Liga yang kedua kalinya. Suasana politik India yang selalu memandang rendah umat islam. Pandit Nehru, presidenpartai kongres berkata, tidak ada kekuatan di India kecuali partai hal Dewan Redaksi Ensiklopendi Islam, Ensiklopendi islam, (Jakarta: PT. Ictiaar Baru Van Houve), 5 Badri Yatim, Op. Cit. 162

5 Kongres nasional India dan pemerintahan Inggris. 6 Kenyataan ini menyadarkan umat Islam, bahwa kekuatan Hindu semakin kuat dan islam perlu memperkuat barisan dengan menyokong Liga Muslimin sebagai satu-satunya organisasi umat Islam di seluruh India. Perdana menteri Punjab, bengal, dan sindi mulai menjalin kerjasama dengan Jinnah. Dengan kekuatan yang semakin besar, Jinnah merubah haluan politiknya, tidak lagi dengan perundingan-perundingan. Kepentingan umat Islam bisa dijamin hanya dengan pembentukan negara sendiri dan terpisah dari negara India. Masalah tersebut dibahas secara rinci pada rapat tahunan Liga Muslimin pada tahun 1940, atas rekomendasi panitia khusus, bahwa berdirinya negara Pakistan sebagai tujuan perjuangan Liga Muslimin selanjutnya. 7 Dan pada tahun 1942, ketika Inggris berjanji akam memberikan kemerdekaan kepada India, maka Partai Kongres membentuk pemerintahan sementara. Jinnah dan lima orang Liga Muslimin turut serta dalam pemerintahan tersebut, tetapi huru hara tidak dapat diatasi. Dan pada tanggal 14 Agustus , pemerintah inggris menyerahkan kedaulatah kepada dua konstitusi yaitu India dan Pakistan. Berdasarkan kemerdekaan yang diberikan pemerintahan Inggris tersebut, konstitusi Pakistan dibuka dengan resmidan tanggal 15 Agustus 1947, pakistan resmi lahir sebagai negara Islam India dan Muhammad Ali Jinnah diangkat sebgai Gubernur dengan gelar Qadhi Azam ( Pemimpin Besar ). Namun sayang, beliau belum sempat menikmati kemerdekaan secara penuh, beliau wafat di karachi pada tahun Demikianlah sekilas tentang perjuangan pemimpin-pemimpin sekaligus pemikir-pemikir Islam di India untuk membentuk suatu masyarakat Islam yang berdaulat, sehingga berdiri satu negara yaitu Negara Pakistan. C. Profil Abu A la Al-Maududi Nama lengkapnya adalah Maulana Sayid Abul A la Al-Maududi, dilahirkan pada tanggal 3 Rajab 1321 H/25 September 1903 M di Aurangubad, suatu kota terkenal di Kesultanan Hyderabad (deccan), sekarang ini Andhra Prades di India. 6 I bi d., hal Ib I d., hal Ensiklopendi Islam, Op. Cit, hal 72.

6 Ia di lahirkan dari keluarga terhormat, dan nenek moyangnya dari pihak ayah, keturunan Nabi Muhammad SAW. Inilah sebabnya ia memakai nama Sayyid. 9 Abu A la adalah anak yang paling kecil dari tiga bersaudara. Setelah memperoleh pendidikan di rumahnya, ia masuk sekolah menengah Madrasah Fawqaniyah, suatu madrasah yang menggabungkan pendidikan Barat modern dengan pendidikan islam tradisional. Al-Maududi menyelesaikan pendidikan menengah dengan sukses, lalu masuk perguruan tinggi Darul Ulum di Hyderabad. Tetapi, pada waktu itu pendidikan formalnya terganggu karena bapaknya sakit kemudian meninggal dunia. Namun demikian, keadaan tersebut tidak mengganggu Maududi untuk meneruskan pendidikannya, sekalipun dilakukannya di luar lembaga-lembaga pendidikan reguler. Pada permulaan tahun 1920-an Al-Maududi telah menguasai bahasa Arab, Parsi, dan Inggris. Disamping bahasa ibunya, Urdu, untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi perhatiannya secara bebas. 10 Jadi, dari sebagian besar ilmu pengetahuannya, ia peroleh dengan belajar sendiri, sekalipun dalam waktu yang singkat, ia dapat memperoleh petunjuk dan pendidikan yang sistematis dari guru-gurunya yang cakap. Selain usaha sendiri, Maududi juga mendapat dorongan yang ia terima dari guru-gurunya. Moralnya yang kuat, penghargaannya kepatan ketetapan, kesalihan, dan kebenaran memantul dari orang tuanya yang mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan moral. Al-Maududi meninggal dunia pada tahun D. Ideologi Al-Maududi Pokok-pokok pemikiran Al-Maududi adalah sebagai berikut : 1. Konsep Kehidupan Islami Menurut Maududi, ciri utama dalam ideologi islam adalah tidak menimbulkan konflik dan tidak memisahkan antara kehidupan spiritual dan keduniaan. Ia mencakup seluruh unsur kehidupan, karakter ini akan membentuk kehidupan individu dan aturan sosial pada pola-pola yang benar sehingga 9 Mukti Ali,Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Yogyakarta : Mizan, 1992 ), hal Dewan Redaksi Ensiklopendi Islam, ensiklopendi Islam, ( Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeven, 2002), cet. Ke-4, Jilid 3, hal

7 kerajaan atau mulkiyah Allah dapat didirikan di bumi dan agar hidup menjadi tentram, damai dan sejahtera yang disebut dengan kehidupan islam (Islamic Way Of Life) Unsur-unsur Politik Islam Menurut al-maududi, sistem politik Islam didasarkan pada tiga prinsif, diantaranya : a. Tauhid ( keyakinan akan Allah ), yaitu Allah Esa sebagai pencipta, penolong, dan penguasa jagad raya dari semua yang ada di dalamnya, baik organik maupun non organic. Prinsip tauhid ini meniadakan konsep kekuasaan legal dan politik manusia secara individu secara kelompok. b. Risalat ( kenabian ), yaitu interprestasi wewenang dari suri tauladan dari kitab Allah melalui Nabi-Nya, dimana Nabi Allah telah membina kita dalam menjalankan roda kehidupan dalam system Islam. Kombinasi dari dua unsur ini, menurut termology Islam di sebut Syari ah. c. Khalifah, secara harfiah berarti penggantian atau perwakilan. Menurut Islam, kedudukan dan tempat manusia yang benar adalah menjadi khlifah di muka bumi. Khalifah yaitu di dasarkan kepada manusia, dia wajib melaksanakan wewenang tersebut di muka bumi dalam batas-batas yang Allah tentukan Teo Demokrasi Istilah ini merupakan sebutan untuk membedakan system pemerintahan Islam dengan system teokrasi Barat. Maududi menyatakan, teo demokrasi di artikan sebagai suatu system pemerintahan demokrasi ilahi, karena di bawah naungannya kaum muslim telah di beri kedaulatan rakyat yang terbatas dibawah kekuasaan Allah SWT. Dalam system ini, seluruh penduduk muslim menyelenggarakan pemerintahan sejalan dengan kitabullah dan praktek Rasul, kekuasaan itu hanya milik Allah zat yang maha tunggal. 13 Sebagai contoh : eksekutif yang terbentuk berdasarkan system pemerintahan ini, dibentuk berdasarkan kehendak umum, kaum muslim yang juga berhak untuk 11 Abu A la Al-Maududi, Jalan Hidup Islam, terj. (jakarta : Darul Falah, 2000), hal Ibid,. Hal Abu A la Al-Maududi, Manhaajul Inkilabil Islam, terj. Petunjuk Perjuangan Islam, (Jakarta : Pustaka ar-rijal 1992), hal. 27

8 menumbangkannya. Semua masalah pemerintahan dan masalah lain yang tidak di atur secara jelas dalam syari at diselesaikan berdasarkan mufakat bulat dan consensus di kalangan kaum muslim, setiap yang mampu dan memenuhi syarat di berikan hak untuk menafsirkan hukum Tuhan, jika penafsiran itu di perlukan. Pengertian ini, dalam politik Isam disebut demokrasi. Akan tetapi, dalam system teokrasi, apabila terdapat pemerintah-pemerintah dan hukum-hukum yang telah jelas dan terang-terangan darituhan dan Rasul-Nya, maka tak seorangpunatau lembaga legeslatif bahkan seluruh kaum muslim seluruh dunia mencapai sepakat sekalipun, tidak berhak melaksanakan pertimbangan Teori Kekhalifahan Al-Maududi mendefinisikan teori kekhalifahan dalam dua hal mendasar, yaitu : a. Islam menggunakan istilah kekhalifahan bukannya kedaulatan, karena menurut Islam, kedaulatan hanya milik Allah, siapapun yang memegang tampuk kekuasaan dan memerintah sesuai dengan hukum tuhan pastilah merupakan khalifah dari penguasa tertinggi dan tidak akan sewenangwenang menyerahkan kekuasaan apapun kecuali kekuasaan yang telah didelegasikan kepadanya. b. Kekuasaan untuk memerintah bumi telah dijanjikan kepada seluruh kaum mukminin, sehingga semua kaum beriman merupakan penjelmaan dari kekhalifahan. Kekhalifahan yang dianugrahkan Allah adalah kekhalifahan umum bukan kekhalifahan terbatas, tidak ada pengistimewaan untuk keluarga, kelompok, atau ras tertentu. Setiap muslim adalah khalifah Tuhan sesuai dengan kemampuan inividunya, dia secara individu bertanggung jawab kepada Tuhan Syarat-syarta Kepala Negara Kepala negara dalam terminologi Islam, disebut sebagai imam atau amir atau khalifah. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah harus beragama Islam; harus laki-laki; harus dalam keadaan waras dan dewasa; harus 14 Ibid., hal Abu A la Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, ( Bandung : Mizan, 1993 ), h. 169

9 merupakan warga negara dari negara Islam. Syarat-syarat lain yang lebih umum adalah : Amanah; Bertakwa; berpengalaman luas; memiliki keberanian. 16 Sedangkan ideology atau pendapat yang lain dapat di jelaskan dalam pembahasan berikut. E. Organisasi Pada tahun 1941, Maududi mendirikan organisasi Jama at Islam ( persatuan Islam ) 17 di Lahore dalam sebuah komprensi ulama, yang dihadiri oleh 75 tokoh Islam negara bagian India. Al-Maududi mengundang mereka melalui majalah terkenalnya Turjuman al-qur an. 18 Jama at Islam asalah sebuah Jamaa at Islam modern yang mengfokuskan aktifitasnya untuk menegakkan syare at Islam dan menerapkannya dalam kehidupan. Golongan ini termasuk gigih membendung berbagai bentuk aliran sekularisme yang berusaha mendominasi seluruh negeri. Jama at Islam bermazhab ahlu al-sunnah wa aljama ah. 19 Sebagai aliran ahlu al-sunnah wa al-jama ah, jama at Islam selalu menyerukan kepada tauhid, berpegang teguh pada al-qur an dan sunnah dalam menegakkan syare at Islam pada realitas kehidupan, mereka berusaha keras tidak keluar dari aqidah tersebut. Jama at Islam adalah suatu perkumpulan yang terorganisir dengan sangat baik dan bertujuan untuk membentuk kembali masyarakat dan tertib Islam sedunia, baik dalam arti politik, hukum, maupun sosial. 20 Sebagai seorang tokoh pembaharuan Islam, al-maududi berpendapat bahwa Islam bukan system filsafat kehidupan semata, Islam adalah system hidup universal dan total. Selama Islam belum diwujudkan secara nyata, maka umat Islam tidak akan mampu memberikan pengabdian kepada Islam melalui kata-kata dan pembicaraan. Oleh karena itu untuk mewujudkanislam secara total kepada masyarakat, menurut Maududi harus menepuh langkah-langkah sebagai berikut : Pertama, 16 Ibid., h John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), h Lembaga Pengkajian dan Penelitian (WAMI), Gerakan Keagamaan dan Pemikiran, terj. ( Jakarta : Al-Islahiy, 1995), h Ibid., h John J. Donohue dan John L. Esposito,. Op. Cit., h. 158

10 Tujuan dan prinsip-prinsip Islam harus di jabarkan kembali dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat. Prinsip-prinsip Islam harus disampaikan sedemikian rupa sehingga relevansinya dan superioritasnya berada di atas prinsip-prinsip yang lain. Dan pada waktu akhirnya masyarakat akan tau dan mengerti dengan jelas jalan hidup Islam dan bukan Islam. Kedua, rangkai moral dari kehidupan rakyat harus dibina kembali dalam rangka mengembangkan ciri Islam yang sebenarnya. Dan melibatkannya dalam usaha reformasi dam pembinaan kembali. Kehidupan social harus dibebaskan dari bid ah yang bertentangan dengan jiwa Islam dan harus dibina kembali sesuai dengan sunnah. Ketiga, seluruh usaha mengharuskan adanya ijtihad fi al-din. Ini berarti cita, nilai dan prinsip Islam harus dilaksanakan kembali dalam konteks perubahan. 21 Untuk mewujudkan tujuan dan prinsip Islam tersebut diatas kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan program dakwah Islamiyah. Menurut al- Maududi program dakwah perbaikan harus terdiri dari empat point yaitu : pembersihan dan penyucian pemikiran, perbaikan pribadi, perbaikan masyarakat, dan perbaikan sitem pemerintahan. 22 Tentaang empat program dakwah yang diajukan oleh al-maududi tersebut dijelaskan oleh Mukti Ali, 23 program yang pertama sifatnya intelektual, penyampaian ajaran-ajaran Islam yang bersih dari ide-ide palsu. Penyampaian ini juga harus diarahkan bahwa Islam itu sesuai dengan dan dapat diterapkan dizaman sekarang. Untuk mengembangkan tata kehidupan yang baik dan sehat harus diperhitungkan warisan Islam masa lalu dan budaya moderen. Al-Quran dan Sunnah mengikat secara abdi, dan itu harus diikuti oleh umat muslim dam semua periode. Untuk menjernihkan pemikiran umat,kita harus kembalikepada kedua sumber tersebut, kemudian melihat pendapat-pendapat para ulama terdahulu, jangan sebaliknya kita melihat pendapat para ulama terdahulu yang belum tentu benar baru kembali kepada al-quran dan Sunnah. Program yang kedua adalah mencari orang-orang yang suka kebenaran dan bersedia untuk kerja menegakan kebenaran itu pada kehidupan manusia. 21 Mukti Ali,. Op. Cit., h WAMI., op. Cit., h Mukti Ali, Op. Cit., h

11 Orang seperti itu harus dicari, harus dibina dan diikat dalam badan yang di organisasikan. Untuk membina orang-orang terpilih tersebut harus didudukan dibelakang orang yang benar, kemudian dibentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari orang yang ikhlas dan jujur sebagai dasar kebangkitan Islam. Dengan meminjam pendapat Charles J. Adams bahwa : cara yang paling baik untuk merubah suatu masyarakat adalah dengan menciptakan kelompok-kelompok kecil yang pandai, ikhlas dan jujur. Program yang ketiga adalah upaya untuk membawa perubahan social yang sesuai dengan ajara Islam. Ideanya, orang yang sudah berusaha untuk Islam harus mengambil inisiatif dan menggunakan waktunya, usaha dan sumbersumber kekuatannya untuk membawa perubahan yang sehat secara maksimal. Program reformasi social ini sangat komprehensip, ia harus menciptakan wadah pembinaan seperti Masjid, lembaga pendidikan. Dalam bidang social, mencegah rakyat menjadi sasaran ketidak adilan, menciptakan kesadarn kesehatan dan kebersihan dan memperkukuh kerjasama dikalangan rakyat untuk menjamin kehidupan yang sehat. Memperhatikan anak yatim piatu, para janda dan anakanak cacat. Jelasnya, dengan memperoleh inspirasi dan cita islam, tujuannya adalah memperoleh kesejahteraan rakyat dalam kehidupan agama, social, moral, dan material dan menciptakan kondisi-kondisi social yang cocok bagi transformasi secara total bagi kehidupan manusia. Program yang terakhir adalah perbaikan sitem pemerintahan. Masalah terakhir ini menekankan perubahan pimpinan dalam arti yang luas. Itu, memasukan pimpinan intelektual, social, cultural, dan politik. Pemilihan pimpinan dapat dilakukan dengan mengembangkan sifat-sifat pemimpin pada rakyat yang mempunyai orientasi yang benar. Adapun program pemimpin politik dapat dilaksanakan melalui pemilihan umum. Negara Islam dapat dipimpin oleh, orangorang yang punya visi Islam yang jelas dan merasa terikat kepadanya, jujur dan konpeten. Al-Maududi menyampaikan beberapa pokok tuntunannya yang menjadi tujuan berdirinya negara Pakistan, yaitu : pertama, kedaulatan negara hanya bagi Allah. Pemerintaha Pakistan hanya sebagai pelaksana kedaulatan tersebut. Kedua, syare at Islam adalah konstitutisi negara Pakistan. Ketiga, menghapus semua bentuk perundang-undangan yang bertentangan dengan Islam. Keempat,

12 pemerintah pakistan, dalam menjalankan roda pemerintahannya, berada dalam ruang lingkup ketentuan yang telah ditentuan oleh syare at. 24 Jama at Islam, tegas al-maududi dalam WAMI, 25 sebagai organisasi lembaga Dakwah dalam mencapai program dakwahnya menetapkan beberapa uslub dakwah sebagai berikut : pertama, uslub untuk para petani. Kedua, uslub untuk para dokter. Ketiga, uslub untuk umum. Keempat, uslub berdasarkan prinsip skala perioritas. Dan kelima uslub qudwah(keteladanan) sebelum ucapan. Jama at Islam dalam menerapkan uslub dakwah tersebut melaksanakannya pada beberapa sasaran, seperti melalui organisasi gerakan mahasiswa muslim yang terkenal dengan nama Islam Jami iyah Thalabah sebuah organisasi independen, baik aktifitas maupun administrasinya. Organisasi ini berhasil menggusur mahsiswa sosialis, komunis, dan sekularis dalam kepemimpinan mahasiswa di Pakistan. Jama at Islam selain dengan katakata nasehat, mereka berdakwah dengan bil-hal, yaitu mendirikan kamp-kamp pengungsi, rumah sakit lengkap dengan pasilitasnya. Aktifitas ini sampai sekarang masih menyibukan mereka. Untuk menghadapi permasalahan dakwah yang demikian komplek dan penuh tantangan, menurut Maududi, para pendukung dakwah harus memiliki beberapa hal : pertama, para pendukung perjuangan tidak cukup kuat iman, tetapi harus memiliki kredibilitas dalm prilaku individualnya. Kedua, system dakwah harus ketat, tidak boleh ada peluang untuk meremehkan dan disepelekan. Ketiga dalam dunia dakwah harus ada dua unsur prektis dakwah, yaitu : a) Praktis dakwah yang memiliki tsaqafah Islamiyah lama. b) praktis dakwah yang memiliki tsaqafah islamiyah baru. 26 F. Aktivitas Al-Maududi Setelah berhenti daripendidikan formal, Maududi menekuni bidang jurnalistik untuk mencari nafkah. Pada tahun 1918, ia telah menulis artikel-artikel untuk surat kabar Urdu yang terkemuka. 27 Karirnya dimulai sebagai seorang 24 WAMI, Op. Cit., h Ibid., h Ibid., h Mukti Ali, Op. Cit., h. 239

13 wartawan. Ketika ia berusia 17 tahun, Al-Maududi telah menjadi pimpinan harian Taj berbahasa Urdu, yang terbit di Jabalpore. Karena prestasinya, ia diangkat menjadi pimpinan editor di dua surat kabar, yaitu muslim ( ) dan al Jami iyyat-i Ulama-I Hind ( ). Ia berhasil membawa al-jami iy sebagai surat kabar yang berpengaruh di India dan pada Tahun 1920-an. Pada tahun 1932, ia memimpin penerbitan majalah yang beroientasi pada kebangkitan Islam, yaitu turjuman al-qur an di Hyderabad. 28 Sekitar tahun 1920-an, Maududi juga mulai mengambil perhatian dibidang politik. Ia mengambil bagian dalam bidang khilafat dan terlibat dalam suatu gerakan rahasia, tetapi segera ia meninggalkan organisasi tersebut, karena tidak setuju dengan idenya. Maududi juga tergabung dalam gerakan tahrikh-i Hijrat, suatu organisasi oposisi terhadap pemerintahan Inggris atas India, dan menganjurkan kepada umat islam India untuk hijrah secara masal ke Afganistan. Pada tahun , Maududi menterjemahkan empat buku, satu dari bahasa Arab dan tiga lainnya dari bahasa Inggris. Ia menulis bukunya dengan penting, yaitu al-jihad fil Islam, yang berisikan tentang hukum islam, perang, dan damai. Sekitar tahun 1941, Maududi mengembangkan pemikiran untuk melakukan gerakan yang lebih konprehensip, dan itulah yang menyebabkan Maududi mendirikan organisasi Jama at Islam, dan beliau dipilih menjadi ketuanya hingga tahun Pada tahun waktu itu, Maududi meletakkan jabatannya karena alasan kesehatan. Al-Maududi sering keluar negeri untuk memberikan kuliah diberbagai negara Timur Tengah, Londen, New York, Toronto dan sejumlah pusat studi di kota-kota besar dunia. Pernah melakukan studi tour ke Yordania, Yerusalem Suriah, Mesir dan Arab Saudi, untuk mempelajari aspek-aspek geografis dan histories beberapa tempat yang disebutkan dalam al-qur an. 29 Al-Maududi juga diminta menjadi komite penasehat yang menyiapkan berdirinya Universitas Islam Madinah dan menjadi anggota Dewan Akademis sejak berdirinya Universitas itu pada tahun Maududi juga menjadi anggota 28 Harun Asution dkk, Ensiklopendi Islam Indonesia, (Jakarta : jambatan, 1992), h Dewan Redaksi Ensiklopendi Islam, Op. Cit., h. 208

14 komite pendiri Robitah al-alam al-islami, Mekah dan anggota akademi riset tentang hukum Islam di madinah. 30 G. Hasil dan Pengaruh Al-Maududi Organisasi Jama at Islamiyah titik berat perjuangannya adalah pembentukan pribadi dan indoktrinasi para anggota, agar nanti siap memimpin negara Islam yang diharapkan akan lahir setelah India bebas dari penjajahan Inggris. Pada bulan Maret 1948, Maududi dan Jama atnya, menyelenggarakan pertemuan akbar di Karachi untuk merumuskan atau mengesahkan rumusan konsepsi kenegaraan untuk diperjuangkan pada majlis konstituante Pakistan yang kemudian terkenal dengan tuntutan empat butir. 31 Jama at Islam adalah gerakan Islam yang didirikan oleh Maududi makin menjadi kuat dan teratur sebagai organisasi dakwah, baik melalui politik agamis, maupun sebagai gerakan dakwah murni, melalui pendidikan, dan media cetak (jurnalistik). Gerakan-gerakan Jama at Islam maupun menarik perhatian rakyat dari segala lapisan, terutama berpengaruh kuat pada golongan intelegensia dan pemuda anak benua India. 32 Pengaruh Maududi tidak terbatas pada anggota Jama at Islam saja, tetapi juga berpengaruh pada masyarakat diluar organisasi. Sebagai seorang yang mempunyai dasar pemikiran ilmiyah, tulisan beliau banyak dibaca orang, bahkan banyak buku-bukunya diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia, seperti ; bahasa Inggris, Turki, Hindi, Perancis, Jerman, Banggali, dan sebagainya. Karyakarya Maududi, diantara lain, al-khalifah wa al-mulk, Islamic law and Constitution, dan Tafhim al-qur an yang merupakan karya terbesarnya dan penyelesaiannya memerlukan waktu 30 tahun. Sementara karya monumental 30 Mukti Ali, Op. Cit., h Tuntutan empat butir yang dimaksud, diantaranya : (1) Sesungguhnya kedaulatan di Pakistan adalah di tangan Allah, oleh karenanya pemerintahan Pakistan sebagai kedaulatan itu tidak boleh melampaui batas yang ditentukan oleh Allah; (2) syare at Islam merupakan hukum dasar bagi Pakistan; (3) pembatalan semua undang-undangyang ada dan bertentangan dengan syari at Islam, dan kemudian menangguhkan semua undang-undang yang tidak sesuai dengan syari at Islam; (4) pemerintah Pakistan harus mempergunakan kekuasaanya sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan oleh syari at Islam : dapat dilihat dalam Munawir Sjzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta : UI, 1991), h Mukti Ali, Op. Cit., h.242

15 klasik yang menjadi sumber referensi kaum muslimin dunia ratusan tahun mendatang antara lain, al-jihad fi al-islam, Towords Understanding Islam (menuju kepada pemahaman Islam), dan Way Of Life (Islam Jalan Hidup). Dalam bidang politik, sebelum Maududi mendirikan Jama at Islam, sekitar tahun 1930-an, beliau telah menentang upaya Inggris dan tokoh-tokoh Islam Pakistan yang tergabung dalam partai nasional Liga Muslimin. Karena, Liga Muslimin banyak didominasi oleh tokoh-tokoh berpendidikan Barat yang sekuler dan menganak tiriksn kaum muslimin. Al-Maududi tentang kenegaraan, khususnya setelah beliau mendirikan Jama at Islam dapat dilihat dari empat butir tuntutan sebagaimana dijelaskan di atas. Upaya tersebut berhasil, namun tuntutan empat butir yang beliau ajukan sebagai dasar pemerintahan Pakistan banyak tidak terealisir. Pengaruh dari konsep-konsep Al-Maududi diangkat kembali pada masa pemerintahan Zulfikar Ali Bruto (1977), mewajibkan al-qur an ada pada setiap kamar hotel di Pakistan, klub malam, perjudian, dan minuman keras harus di tutup. Kemudian, pada masa pemerintahan Muh. Zial Haq (1979), beliau mengumumkan berlakunya hukum Islam di Pakistan. 33 Pengaruh Maududi tidak hanya terbatas di nebara Pakistan, bahkan masyarakat duniapun, seperti negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, hingga sekarang menuduh Jama at islam yang memiliki gerakan bawah tanah, hampir diseluruh negara yang masyarakatnya mayoritas beragama islam sebagai gerakan terorisme. 34 Dalam bidang pendidikan, Al-Maududi, selain berhasil dalam bidang kajian olmiyah, baik melalui jurnalistik maupun penulisan buku, beliau juga berhasil mendirikan organisasi pergerakan mahasiswa muslim. Organisasi ini terkenal dengan nama Jam iyat Thalabah. Organisasi ini telah berhasil menggusur mahasiswa-mahasiswa sosialis-komunis dan sekularis kepemimpinan mahasiswa di Pakistan Ibid., h 34 Majalah Sabili, Mereka Menebar Benih Negara Islam, Edidi Maret 2000, h Ibid.,

16 H. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut ; 1. Al-Maududi terkenal dengan nama dan konsistensi pemikirannya, yang melihat Islam sebagai suatu system yang komprehensif, sehingga menurut beliau, negara Islam tidak terbatas pada suatu wilayah atau kepemimpinan, tetap negara dan kepemimpinan yang satu. Dalam semua bidang kehidupan harus didasari oleh ajaran Islam, baik dalam system ekonomi, politik, dan system sosial. 2. Al-Maududi sanggup mencarikan dasar-dasar dalam ajaran Islam secara tertulis tentang segala tingkah laku umat. Hal ini dapat dilihat dari karyakaryanya. 3. Menurut al-maududi, perbaikan program dakwah harus terdiri dari empat point, yaitu : pembersihan dan pensucian pemikiran, perbaikan pribadi, perbaikan masyarakat, dan perbaikan system pemerintahan.

17 DAFTAR PUSTAKA Abu A la Al-Maududi, Jalan Hidup Islam, terj. Jakarta : Darul Falah, 2000 Abu A la Al-Maududi, Manhaajul Inkilabil Isalm, terj. Petunjuk Perjuangan Islam, Jakarta : Pustaka ar-rijal 1992 Abu A la Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Bandung : Mizan, 1993 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, Prima Data, 1993 Badri Yatim, Sejarah PeradabanIslam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995 Dewan Redaksi Ensiklopendi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeven, 2002, cet.ke-4, jilid 3 Harun Nasution dkk,, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta : Jambatan, 1992 John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995 Lembaga Pengkajian dan Penelitian (WAMI), Gerakan Keagamaan dan Pemikiran, Terj. Jakarta : Al-Islahiy, 1995 Munawir Sjzali, Islam dan Tata Negara, Jakarta : UI, 1991 Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Yogyakarta : Mizan, 1992 Majalah Sabili, Mereka Menebar Benih Negara Islam, Edidi Maret 2000

ANALISIS BERDIRINYA NEGARA ISLAM PAKISTAN DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH ISLAM DI INDONESIA. Gana Priatna

ANALISIS BERDIRINYA NEGARA ISLAM PAKISTAN DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH ISLAM DI INDONESIA. Gana Priatna 60 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 ANALISIS BERDIRINYA NEGARA ISLAM PAKISTAN DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH ISLAM DI INDONESIA Gana Priatna * Abstract Islamic State of Pakistan was inaugurated on August

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abu A la al-maududi adalah seorang pembicara yang ulung dan penulis yang amat produktif, khususnya dalam bidang agama. Dalam hubungan ini adalah penting untuk

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

Intisari Buku. Tarbiyah Siyasiyah. Bersama Dakwah

Intisari Buku. Tarbiyah Siyasiyah. Bersama Dakwah Judul Buku : Penulis : Ahmad Dzakirin Penerbit : Era Adicitra Intermedia, Solo Cetakan Ke : 1 Tahun Terbit : Jumadatas Tsaniyah 1431 H/Juni 2010 Tebal Buku : xxiv + 152 halaman Ketika dakwah memasuki wilayah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Modul ke: 04 Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Peradaban yang dibangun oleh

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA Diajukan oleh: Muhammad choirul mustain 11.11.4897 Kelompok D(S1-TI) Dosen: Tahajudin S, Drs Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adnan Hidayat, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adnan Hidayat, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap bangsa dimanapun. Suatu bangsa dikatakan merdeka dalam anggapan umum apabila bangsa tersebut

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah A. Analisis Fiqh Siyasah Terhadap Syarat PAW DPR/DPRD 1. Sejarah dalam Islam, pemecatan bisa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Modul ke: RADIKALISME ISLAM DI INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Radikal Menurut KBBI radikal adalah

Lebih terperinci

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry : Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

Nag2oO9. Item Objektif. M.S Rajah berikut menunjukkan suasana di Madinah sebelum hijrah Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah.

Nag2oO9. Item Objektif. M.S Rajah berikut menunjukkan suasana di Madinah sebelum hijrah Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah. LATIHAN SEJARAH TINGKATAN 4 BAB 5 1 Item Objektif M.S. 118 1. Rajah berikut menunjukkan suasana di Madinah sebelum hijrah Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah. Madinah Tidak aman Pelbagai kaum tidak bersatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet II, 2000), h Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet II, 2000), h Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses pembentukan manusia sesuai dengan tuntutan Islam. Lembaga pendidikan merupakan sarana yang tepat dijadikan sebagai wadah pembinaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan

Lebih terperinci

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. PEDAHULUAN Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SILATURAHIM DAN BUKA PUASA BERSAMA DENGAN PARA PIMPINAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Fakultas MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi liberalism) Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M,

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M, nasionalisme menggeser kesatuan umat, negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL (LEMHANNAS) MENURUT PERATURAN PRESIDEN NO.

BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL (LEMHANNAS) MENURUT PERATURAN PRESIDEN NO. BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL (LEMHANNAS) MENURUT PERATURAN PRESIDEN NO. 67 TAHUN 2006 A. Analisis Terhadap Tugas dan Fungsi Lembaga Pertahanan Nasional

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab yang terakhir ini akan dibahas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis merupakan jawaban

Lebih terperinci

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep BAB IV PERBANDINGAN KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN IMAM MAWARDI DENGAN ALI ABDUL RAZIQ A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep Negara Dalam tulisan ini hampir semua pemikiran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19 DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MUHAMMAD IQBAL DAN MUHAMMAD ALI JINNAH SERTA TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MUHAMMAD IQBAL DAN MUHAMMAD ALI JINNAH SERTA TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MUHAMMAD IQBAL DAN MUHAMMAD ALI JINNAH SERTA TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN Makalah Disampaikan Pada Seminar Kelas Mata Kuliah Pemikiran Politik Islam Semester 3 Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B. A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku

Lebih terperinci

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN 1 AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN Sebagai Paham Keagamaan, Ahmadiyah adalah paham yang memandang Mirza Ghulam Ahmad, yang lahir di Kota Qodian, India, 1835 M, adalah imam mahdi, almasih al-mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN (MTQ) TINGKAT NASIONAL KE-XXIII TAHUN

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen MASYARAKAT MADANI Modul ke: 13 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS 1. Pengertian dan Latar Belakang 2. Sejarah Masyarakat Madani 3. Karakteristik dan Ciri-ciri Masyarakat Madani 4. Institusi Penegak Masyarakat

Lebih terperinci

PEMIKIRAN ABU AL-A LA AL-MAUDUDI. Oleh Barsihannor (Dosen Pemikiran Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin) Abstract

PEMIKIRAN ABU AL-A LA AL-MAUDUDI. Oleh Barsihannor (Dosen Pemikiran Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin) Abstract PEMIKIRAN ABU AL-A LA AL-MAUDUDI Oleh Barsihannor (Dosen Pemikiran Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin) I. Pendahuluan Abstract Sayyid Abu al-a la Maududi was a prominent leader and important

Lebih terperinci

BAB V KESMPULAN. Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan,

BAB V KESMPULAN. Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan, BAB V KESMPULAN 5.1. kesimpulan Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan, negara kelahirannya sendiri, sejak 1889, secara konstitusional pada tahun 1984, dianggap sebagai kelompok

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh

Lebih terperinci

PIAGAM MADINAH DAN PRAKTEK POLITIK NABI MUHAMMAD SAW. Oleh: Ulya Fuhaidah

PIAGAM MADINAH DAN PRAKTEK POLITIK NABI MUHAMMAD SAW. Oleh: Ulya Fuhaidah PIAGAM MADINAH DAN PRAKTEK POLITIK NABI MUHAMMAD SAW Oleh: Ulya Fuhaidah BIOGRAFI SANG NABI - Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau bertepatan dengan April 571 M. - Ayahnya bernama Abdullah

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA Modul ke: RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH PENGEMBANGAN KARAKTER Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya

Lebih terperinci

Materi PAI. Bab IX Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah. Oleh Yuliandre

Materi PAI. Bab IX Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah. Oleh Yuliandre Materi PAI Bab IX Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah Oleh Yuliandre Kompetensi Dasar 1. Memahami makna perjuangan dakwah Rasul saw di Madinah 2. Menganalisis faktor-faktor keberhasilan dakwah

Lebih terperinci

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA MENGAPA KAJIAN ILMIAH? TUNTUTAN KEILMUAN (DUNIA AKADEMIK) MENGIKUTI KAIDAH KEILMUAN. PANCASILA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan oleh latar belakang Negara yang berbeda. Penggunaan sistem. Islam (Masa Nabi Muhammad) dapat menciptakan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan oleh latar belakang Negara yang berbeda. Penggunaan sistem. Islam (Masa Nabi Muhammad) dapat menciptakan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan yang diterapkan dalam suatu Negara memiliki perbedaan oleh latar belakang Negara yang berbeda. Penggunaan sistem pemerintahan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN KARYA ABU A LA AL- MAUDUDI

BAB II LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN KARYA ABU A LA AL- MAUDUDI 17 BAB II LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN KARYA ABU A LA AL- MAUDUDI A. Kehidupan Abu A la al-maududi dilahirkan pada tanggal 3 Rajab 1321 H/ 25 September 1903 M di Aurangabad, suatu kota terkenal dikesultanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari

Lebih terperinci

Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi!

Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi! Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi! Khilafah Islamiyah tidak tiba-tiba runtuh pada 1924, tetapi diawali dulu dengan kemerosotan berpikir dan menjamurnya bid ah di tengah umat. Meski demikian, perlu waktu

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia.

Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia. Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia. Dakwah syariah dan khilafah telah mengglobal. Seruan perjuangannya menyelusup ke seluruh pelosok dunia dengan berbagai dinamikanya.

Lebih terperinci

Masih Spiritualitas Bisnis

Masih Spiritualitas Bisnis c Prestasi, bukan Prestise d Masih Spiritualitas Bisnis Oleh Nurcholish Madjid Dalam uraian mengenai spiritualitas bisnis pekan lalu, kita menyadari bahwa adanya kombinasi antara ihsān dan itqān dalam

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan

Mam MAKALAH ISLAM. Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan Mam MAKALAH ISLAM Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan 14 November 2014 Makalah Islam Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan M. Fuad Nasar (Kasubdit Pengawasan Lembaga Zakat, Wakil Sekretaris BAZNAS)

Lebih terperinci