PENERAPAN ILMU ADMINISTRASI PADA BAGIAN PUBLIKASI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ILMU ADMINISTRASI PADA BAGIAN PUBLIKASI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 PENERAPAN ILMU ADMINISTRASI PADA BAGIAN PUBLIKASI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH Disusun untuk Memenuhi Syarat Uji Kompetensi Penggunaan Gelar Akademik Disusun Oleh: Galih Wibowo NIP Staf Penyiapan Naskah Sambutan dan Makalah Biro Humas Setda Prov. Jateng

2 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi pemerintah dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, yaitu: melindungi kepentingan masyarakat, melayani kebutuhan masyarakat, dan pada akhirnya tujuan yang paling utama adalah mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, maka organisasi pemerintah perlu dikelola dengan efektif. Iklim yang kompetitif dan akselerasi perubahan lingkungan yang semakin tinggi menuntut organisasi birokrasi untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan agar mampu bertahan dan mampu berkompetisi. Salah satu cara untuk mencapai kondisi tersebut adalah melakukan transformasi organisasi menuju Learning organization.* 1 Garvin ( 1993 ) memandang learning organization sebagai pengorganisasian kreativitas, kecakapan dan transfer knowledge sehingga mampu memperbaiki perilaku dan menemukan knowledge yang baru. Learning organization dapat dilihat sebagai pemberdayaan individu atau kelompok dalam organisasi sehingga mampu menciptakan produk dan jaringan kerja yang inovatif baik dari dalam dan diluar organisasi. Oleh sebab itu, untuk memajukan organisasi pemerintah, termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah salah satunya dengan meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. SE/18/M.PAN/5/2004 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS * 2, maka PNS diperbolehkan untuk belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya. Salah satu bidang ilmu yang perlu ditingkatkan oleh SDM aparatur adalah mengenai adminitrasi. Administrasi secara umum yaitu tata kelola surat menyurat, dokumentasi ataupun tata usaha dan keuangan. Sedangkan administrasi menurut Herbert Simon (1953) yaitu sebagai kegiatan kerjasama kelompok 2

3 untuk mewujudkan tujuan bersama. Sejalan dengan hal tersebut menurut SP. Siagian administrasi adalah proses pelaksanaan keputusan yang diambil.* 3 Sedangkan, administrasi publik adalah bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif dan eksekutif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan publik meliputi kebijakan publik, tujuan negara dan etika yang mengatur penyelenggaraan negara. Oleh sebab itu, administrasi sangat erat kaitannya dengan organisasi pemerintah. Memperdalam ilmu administrasi menjadi bagian pengembangan SDM aparatur yang dapat menunjang keberhasilan organisasi pemerintah, termasuk organisasi seperti Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah. Sebagai institusi pemerintah, fungsi administratif mutlak dijalankan, walaupun kegiatan-kegiatan teknis juga diselenggarakan, termasuk kegiatan-kegiatan yang ada pada bidang publikasi Biro Humas. Ilmu administrasi dapat diterapkan di seluruh sektor kerja organisasi, seperti perencanaan, penganggaran, dokumentasi, pengadminitrasian data, pelaporan dan penyusunan konsep makalah. Apalagi sebagai organisasi yang bersifat dinamis dan organisasi yang berkembang, setiap staf pelaksana pada Bagian Publikasi tidak hanya melaksanakan tugas sesuai dengan penempatannya dalam satu sub bagian, akan tetapi juga melaksanakan tugas dari sub bagian lain atau bersifat lintas sub bag dalam satu koridor Bagian Publikasi. Dengan demikian, melalui penguasaan ilmu administrasi sangat membantu staf publikasi dalam menjalankan tugasnya yang lintas sektor. Untuk itu, mempelajari Ilmu Administrasi, termasuk pada jenjang pendidikan Magister/Strata 2, juga sangat diperlukan oleh Jajaran biokrasi Biro Humas guna meningkatkan kapasitas organisasinya agar lebih baik. 3

4 B. PERMASALAHAN Melihat banyak kegunaan ilmu administrasi beserta ruang lingkupnya dalam mendukung pelaksanaan organisasi pemerintah seperti Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah tersebut, maka perlu dilihat bagaimana penerapan ilmu administrasi dalam mendukung akivitas dan kegiatan kegiatan bagian publikasi Biro Humas. TEORI DAN GAMBARAN UMUM A. ILMU ADMINISTRASI Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi cata mencatat, surat menyurat, pembukuan, dokumentasi dan yang bersifat ketata usahaan, sebagaimana Menurut Ulbert, administrasi secara sempit didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematif baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembalik baik sebagai maupun seluruhnya. Yang kemudian dikenal dengan istilah Tata usaha. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdayaguna dan berhasil guna. Jadi, Administrasi pada intinya melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut WH. Evans administrasi adalah fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan, komunikasi dan organisasi. Sedangkan menurut Arthur Grager administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan organisasi. Lebih lanjut, menurut George Terry administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasi serta 4

5 penggerakan SDM yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi publik adalah bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif dan eksekutif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan publik meliputi kebijakan publik, tujuan negara dan etika yang mengatur penyelenggaraan negara. * 4 Dari pendapat para ahli tersebut dan menurut definisi administrasi publik dapat disebutkan, bahwa administrasi erat sekali kaitannya dengan birokrasi, dan ruang lingkup ilmu administrasi meliputi teori tentang organisasi, kebijakan, pembangunan, perencanaan, politik, manajemen serta birokrasi dan pemerintahan. B. MATA KULIAH MAGISTER ILMU ADMINISTRASI SDM apatur yang meningkatkan kapasitas ilmu administrasinya dapat memperoleh gambaran ruang lingkup ilmu administrasi ini melalui penjabaran mata kuliah pada jenjang magister, antara lain sebagai berikut : (1) Reformasi Birokrasi Membahas tentang fenomena konsep perubahan organisasi birokrasi menurut Webber yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi lingkungan saat ini, dan menjabarkan konsep-konsep tentang good governance dan cleant government.* 5 (2) Teori Organisasi Membahas tentang berbagai macam jenis organisasi, sifat, perilaku dan budaya organisasi, komunikasi organisasi, serta konsep dan struktur pembentukan organisasi yang didalamnya termasuk tentang span of control (rentang kendali SDM), tata usaha serta konsep struktur dan hierarki organisasi. 5

6 (3) Konsep dan Teori Administrasi Membahas secara singkat tentang penyempurnaan administrasi organisasi dalam mengatasi patologi birokrasi, terutama terkait dengan pengelolaan sarana prasarana, termasuk data, dokumentasi dan peralatan, serta pengelolaan SDM dan organisasi. (4) Perencanaan dan Pengembangan SDM Membahas tentang Human Resources Management atau pengelolaan SDM, sarana prasarana, maupun modal infrastruktur dalam sebuah organisasi, termasuk pertimbangan pertimbangan tertentu dalam menentukan dan mengembangkan SDM serta penempatannya., termasuk upaya membentuk budaya dari pendidikan dan tradisi organisasi. (5) Keuangan Negara dan Pembangunan Membahas tentang Pengelolaan Keuangan Negara dalam prinsip-prinsip New Public Managemen, khususnya konsep tentang penganggaran berbasis kinerja dan kebijakan keuangan secara umum. (6) Perencanaan dan Evaluasi Program Merupakan pembelajaran terhadap konsep perencanaan dan pentingnya evaluasi terhadap setiap kegiatan untuk mengetahui hasil kinerja organisasi. (7) Ekonomi Politik Merupakan pembejalaran tentang tatanan ekonomi yang dilakukan pemerintah berdasarkan rasio dan sistem ekonomi yang dapat meningkatkan kemakmuran dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Ekonomi politik membahas tentang keterkaitan kondisi ekonomi yang menunjang situasi politik, seperti kebijakan tentang investasi dan fiskal atau keuangan dalam negeri. 6

7 (8) Manajemen Strategik Merupakan bahasan tentang pengelolaan atau pengaturan terhadap upaya upaya untuk melakukan identifikasi melalui pendekatan lingkungan eksternal maupun internal yang diukur berdasarkan peluang, kelebihan, tantangan, dan hambatan. (9) Desentralisasi dan Otonomi Daerah Merupakan bahasan tentang tata pemerintahan dalam negeri yang telah berubah seiring reformasi, yaitu dari konsep sentralisasi menjadi desentralisasi dengan titik berat pada konsep otonom yaitu pelimpahan kewenangan dan penyerahan kekuasaan terhadap daerah untuk menentukan sendiri kebijakan di daerah dan mengoptimalkan potensi daerah. * 6 (10) Studi Kebijakan yaitu pembelajaran tentang dasar-dasar pengambilan kebijakan serta evaluasi kebijakan yang telah diambil pemerintah, baik dari sisi formulasi, implementasi dan dampak kebijakan, untuk kemudian menjadi keputusan atau kebijakan baru. (11) Manajemen Pelayan Publik Mempelajari tentang aktivitas pemerintah dalam memberikan kebutuhan masyarakat, terutama terkait dengan penyelenggaraan atau mekanisme pelayanan publik, konsep standar pelayanan dan citizen charter. * 7 Melihat penjabaran dari fokus pembelajaran bidang Ilmu Administrasi Publik ini, dapat dikatakan bahwa semua organisasi publik/organisasi pemerintah, termasuk organisasi yang bersifat teknis seperti juga Biro Humas sangat memerlukan pengetahuan di bidang tersebut dalam rangka menjalankan dan mengefektifkan organisasinya. 7

8 C. HUMAS DAN PUBLIKASI Menurut Anthony Davis, hubungan masyarakat (humas) adalah komunikasi yang dilakukan suatu organisasi dengan orang-orang yang berkepentingan, guna mendapatkan perhatian mereka dengan cara yang menguntungkan, Jadi dapat disimpulkan bahwa humas merupakan kegiatan komunikasi antara organisasi dengan publik.* 8 Sedangkan publikasi menurut arti bahasanya sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan.* 9 Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berlaku mulai 6 Juni 2008 di dalamnya terdapat pembentukan Biro Humas.* 10 Pada pasal 24 PP 41 Tahun 2007, menyatakan bahwa Sekretariat daerah terdiri dari asisten, dan masing-masing asisten terdiri dari paling banyak 3 (tiga) biro, dan masing-masing biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) bagian, dan masingmasing bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian, maka Biro Humas dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu Bagian Publikasi yang terdiri dari sub bagian Peliputan, Sub Bagian Penyiapan Naskah Sambutan dan Makalah, Sub Bagian Penerbitan dan Pelayanan Informasi, Bagian Analisis Media dan Informasi yang terdiri dari sub bagian Pengelolaan Pendapat Umum, Sub Bagian Analisis Media dan Sub bagian Dokumentasi dan Perpustakaan, serta Bagian Pengelolaan Informasi yang terdiri dari Sub bagian Pengelolaan Data dan Informasi, Sub bagian Sistem Informasi, dan Sub bagian Tata Usaha Biro. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 59 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah,* 11 penjabaran tugas pokok dan fungsi Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah pada bagian publikasi menurut masingmasing sub bagian, yaitu sebagai berikut : 8

9 (1) Sub bagian Penyiapan Naskah Sambutan dan Makalah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang penyiapan naskah sambutan dan makalah meliputi penyiapan naskah sambutan, keynote speech, pengarahan dan makalah pimpinan, penyiapan, menghimpun serta mendistribusikan bahan naskah. (2) Sub bagian Publikasi dan Penerbitan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang publikasi dan penerbitan, meliputi : menghimpun, mengolah dan menyusun materi publikasi, menerbitkan dan mempublikasikan serta mendistribusikan materi publikasi hasil-hasil pembangunan dan potensi unggulan, serta menyelenggarakan kegiatan dialog interaktif melalui media massa. (3) Sub bagian Peliputan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang peliputan, meliputi : pelaksanaan peliputan kegatan gubernur, wakil gubernur dan sekretaris daerah atau pimpinan lainnya, membuat release berita untuk media massa, mengkoordinasikan dan memfasilitasi liputan wartawan serta menyelenggarakan kegiatan konferensi pers pada kegiatan 9

10 pemerintah daerah dan melaksanakan editing foto dan video hasil liputan. Namun demikian dalam kenyataannya, tugas-tugas administrasi umum pada sebuah institusi pemerintah tetap harus dijalankan oleh para staf pada bagian publikasi ini, seperti penyusunan rencana kerja dan anggaran, penyusunan rencana operasional dan prosedur, penyusunan laporan kegiatan, pengelolaan data dan dokumentasi dan bahkan pengadaan barang dan jasa. Di sisi lain, realitas pekerjaan pada bagian publikasi tidak bisa dipisah-pisahkan antara sub bag yang satu dengan sub bag yang lain. Untuk pekerjaan pada sub bagian penyiapan naskah sambutan dan makalah, jantung pekerjaannya berupa penyusunan naskah sambutan, pidato kunci, makalah ataupun materi dan pidato untuk pemimpin daerah (Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda atau yang mewakili). Pekerjaan penyusunan naskah ini tidak hanya mengandalkan pointers dari SKPD terkait, tetapi justru lebih mengandalkan pada kreativitas dan penguasaan materi masing-masing konseptor. Padahal materi yang disusun tidak hanya berkutat pada satu sektor, tetapi multidisiplin ilmu. Dari bidang pemerintahan, hingga seni, sampai dengan hal-hal teknis. Ilmu komunikasi maupun sastra memang berperan dalam hal pemilihan kata dan penyusunan kalimat. Akan tetapi secara substansi penguasaan ilmu tertentu sangat membantu, seperti ketika membahas tentang birokrasi, maka penguasaan ilmu administrasi dan managemen akan sangat membantu penulisan menjadi lebih berbobot. Setelah konsep tulisan selesai dan hingga dikoreksi sampai dengan pemimpin dan disetujui olehnya (Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda), maka siap untuk dipublikasikan kepada audiens. Pada saat publikasi membutuhkan pemaparan (presentasi), maka dibutuhkan kelengkapan gambar dan visual lainnya yang diperoleh dari Sub bagian Peliputan. 10

11 Demikian halnya bagian peliputan, SDM peliputan sangat terbatas, setiap kali penyelenggaraan liputan minimal membutuhkan 2-3 personil. Namun demikian jika pemimpin daerah ternyata seluruhnya memiliki kegiatan yang berbeda, atau terdapat kegiatan yang bersifat rangkaian, seperti Kunjungan Presiden, Kunker ke daerah ataupun pelaksanaan event-vent besar, maka membutuhkan personil liputan yang lebih banyak, sehingga salah satu cara mengatasinya ialah mengambil personil dari sub bag penyiapan naskah sambutan, Keuntungannya dari sub bag penyiapan naskah ini bisa melakukan editing sekaligus penulisan releas berita untuk disajikan kepada kalangan media massa. Pekerjaan lintas sektor ini juga terdapat pada sub bag publikasi dan penerbitan. Dalam sub bag menangani kegiatan dialog interaktif, pemuatan blow up, pembuatan spot dan tayangan sosialisasi, media luar ruang serta tabloid Bangun Praja. Dalam menerapkan kegiatannya juga membutuhkan dukungan dua sub bag yang lain. Misalnya dalam pelaksanaan dialog dibutuhkan konsep dari subbag sambutan, sedangkan pada saat acara berlangsung dibutuhkan personil sub bag peliputan untuk pendokumentasian, Pembuatan media luar ruang, tayangan spot juga membutuhkan design dan editing dari sub bag yang lain. Demikian pula pemuatan blow up dan tabloid Bangun Praja, materi penulisannya dari Sub bag Sambutan dan visualnya dari Sub bag Peliputan. Demikian gambaran pekerjaan lintas sub bag pada bagian Publikasi Biro Humas, yang menuntut koordinasi dan mekanisme administrasi yang solid, baik dari sisi perencanaan, pembagian tugas ataupun pengorganisasian. 11

12 PEMBAHASAN A. ADMINISTRASI PADA BAGIAN PUBLIKASI Keterkaitan antara administrasi dengan birokrasi pemerintah memang sangat erat. Biro Humas sebagai sebuah organisasi pemerintah juga menerapkan ilmu adminstrasi beserta ruang lingkup yang ada di dalamnya. Setelah melihat gambaran tentang ruang lingkup pekerjaan pada Bagian Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, maka dapat kita cermati kebutuhan administrasi dalam pelaksanaan organisasi tersebut. Setiap staf merupakan motor utama dalam organisasi, sedangkan pemimpin justru lebih banyak untuk memberikan arahan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Pelaksanaan kegiatan bertumpu pada staf. Selain itu, masukan pimpinan sebagai dasar pembuatan keputusan juga berasal dari staf, karena staf justru lebih menguasai kegiatan, lingkungan sekitarnya dan ikut merasakan dampak yang terjadi dengan adanya kebijakan yang diterapkan. Untuk itu, bagi seorang staf, sekalipun bukan merupakan pembuat keputusan organisasi, juga perlu memahami ilmu administrasi, sebab ketika diserahi tanggung jawab pekerjaan apalagi ketika berada di lapangan, seorang staf dapat menentukan sikap dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya. Misalnya ketika diberi tanggung jawab untuk meliput kegiatan Pekan Olahraga Nasional, yang tentunya dalam satu bulan penuh tidak didampingi oleh pimpinan, maka dengan penguasaan ilmu administrasi, pelaksana di lapangan dapat mengambil sikap untuk memilih dan memilah visual yang diperlukan untuk disosialisasikan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan kajian dan dampak yang akan ditimbulkan. Administrasi juga memberikan pemahaman kepada seorang staf agar lebih kredibel dalam mengelola data dan dokumentasi. Ilmu administrasi bagi seorang staf juga bermanfaat untuk memberikan masukan kepada pimpinan mengenai 12

13 pelaksanaan kegiatan di Biro Humas, seperti menentukan titik baliho berdasarkan kajian strategis dan sebagainya. Menurut pengertian administrasi dalam arti sempit, seluruh bagian publikasi Biro Humas menuntut implementasi ilmu administrasi, dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi kegiatan. Materi pelajaran tentang Perencanaan dan pengembangan SDM, Ekonomi Politik, Ekonomi dan Keuangan Negara, Perencanaan dan Evaluasi, dipergunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan, seperti DPA dan RKA. Dalam teori perencanaan secara umum, disebutkan bahwa perencanaan merupakan sebuah siklus. Untuk menentukan perencanaan ke depan dapat memperhatikan hasil pelaksanaan perencanaan sebelumnya yang telah dievaluasi. Implementasi Perencanaan Evaluasi Gbr 1. Siklus Perencanaan Demikian pula pada Bagian Publikasi, penyusunan RKA setiap kegiatan yang diampu oleh masing-masing sub bag juga memperhatikan evaluasi kegiatan sebelumnya, termasuk dalam menentukan anggaran harus memperhatikan belanja sebelumnya sesuai prinsip ekonomi, yaitu mempertimbangkan fluktuasi harga dari DPA sebelumnya serta penyerapan anggarannya, juga mempertimbangkan kaidah keuangan negara dalam memperhatikan SILPA. Kalau SILPA nya tinggi karena merupakan sisa 13

14 pembelanjaan dan hasil evaluasi kinerja kegiatan juga bagus, berarti kegiatan sudah berjalan dan dapat diteruskan. Namun apabila SILPA-nya tinggi karena tidak dilakukan pembelanjaan, atau dikembalikan seluruhnya berarti kegiatan tidak berjalan dan lebih baik tidak diteruskan untuk ke depannya, atau diganti dengan kegiatan lain. Penentuan perencanaan ini juga memperhatikan teori-teori dalam manajemen strategik, yaitu melihat dampak, peluang dan hambatan setiap kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Manajemen strategi lebih digunakan untuk menentukan lokus kegiatan. Misalnya, apabila kegiatan ternyata secara pertimbangan eknonomi sesuai DPA dapat diteruskan, maka kajian manajemen strategi menentukan objek penempatan kegiatan tersebut Sebagai contoh untuk pembuatan media luar ruang atau baliho. Dikarenakan tahun sebelumnya berjalan dengan baik, maka dapat dilanjutkan tahun depan tetapi dengan penempatan media baliho yang lain dari tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya di wilayah barat, maka ke depan bisa di wilayah timur agar dampak baliho sebagai media sosialisasi dan publikasi kebijakan ini dapat diterima oleh masyarakat yang lebih luas di Jawa Tengah. Teori tentang organisasi dan konsep administrasi juga sangat diperlukan dalam menentukan personil pelaksana kegiatan, tentunya dengan memperhatikan konsep pengembangan SDM. SDM dengan kompetensi (berdasarkan background pendidikan, pengalaman dan kursus) dapat diserahi tanggung jawab tertentu dan berkoordinasi membagi tanggung jawab ketika di lapangan. Sedangkan materi pelayanan publik membantu untuk menyusun RKO (Rencana Kerja Operasional) yang lebih baik, dengan mengedepankan konsep-konsep pelayanan yang lebih cepat, efektif dan efisien. Dalam RKO ditentukan waktu dan kuantitas pekerjaan. Demikian pula dalam hal pengadaan barang dan jasa juga memerlukan keceramatan administrasi baik dari sisi perencanaan hingga dampak barang dan jasa yang dibeli. Penyusunan perencanaan dan rencana kerja ini disusun oleh seluruh sub bag dan dikumpulkan kepada sub bag Tata Usaha selaku koordinator. 14

15 Jadi setiap sub bag memang harus menguasai teori-teori perencanaan, pelaporan dan evaluasi serta konsep pelayanan. B. PENGADMINISTRASIAN PADA HUMAS Secara lebih detail tentang penerapan ilmu administrasi dalam arti luas dapat digambarkan dalam pelaksanaan kegiatan setiap sub bag. Pada sub bag penyiapan naskah sambutan dan makalah, termasuk di dalamnya staf pelaksana penyunting naskah dan gambar diperlukan multidisplin ilmu. Setiap konsep sambutan, pidato kunci atau materi merupakan bentuk publikasi dari kebijakan pemerintah daerah. Ilmu administrasi sangat kental digunakan, sebab penyusun naskah sambutan harus memahami kebijakan yang tepat yang akan disampaikan kepada audien pada acara-acara tertentu. Penyusun sambutan tidak hanya bergantung dari pointers, tetapi harus bisa memahami kebijakan, implementasi, hasil dan dampak kebijakan yang akan disampaikan pemimpin daerah. Teori kebijakan sangat mendukung adanya pertimbangan pemiihan kebijakan yang akan dituliskan dalam setiap konsep sambutan termasuk analisis lingkungan strategis. Sambutan bukan hanya berupa pengantar tetapi juga dilengkapi dengan analisis dan sosialisasi kebijakan. Disamping hal tersebut, setiap pelajaran yang diberikan pada jurusan ilmu administrasi sangat bermanfaat sebagai sumber inspirasi bagi penyusunan naskah sambutan, makalah, materi pidato kunci, terutama yang terkait dengan urusan pemerintahan, seperti hal-hal politik, ekonomi, sosial dan hankam. Pada sub bag peliputan, teori organisasi dan kajian manajemen strategik lebih dominan digunakan. Seorang tim peliput (kameramen, Recordmen, Photographer) harus bisa membagi tugas. Dalam teori organisasi diajarkan tentang delegation (pembagian tugas) yang berarti tim peliput harus bisa membagi tugas berdasarkan kompetensi SDM, sarana prasarana/alat yang digunakan dan lokasi. Penentuan personil harus berada di mana, kapan dan mendapatkan angel yang bagaimana harus bisa 15

16 ditentukan. Terlebih jika kegiatannya bersifat mobile (lintas lokasi) yang melibatkan banyak personil, maka diperlukan kerjasama antara personil agar memperoleh hasil yang baik. Sedangkan kajian strategi untuk mempertimbangkan hasil peliputan/dokumentasi yang akan disajikan kepada masyarakat. Apakah dokumentasi tersebut perlu dan apabila dipublikasikan akan mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, termasuk bagaimana cara menyajikannya dan pertimbangan dampak yang akan timbul. Contohnya pemilihan photo/visual yang akan ditayangkan pada masyarakat untuk event Soropadan, maka personil harus bisa mengkaji bahwa sasarannya adalah audien pengunjung dengan harapan agar tertarik dan lebih memahami dunia pertanian di Jawa Tengah, maka yang ditampilkan juga hal yang demikian, terkait dengan hal-hal kontra produktif tidak perlu untuk disajikan. Pada sub bag publikasi dan penerbitan juga membutuhkan implementasi dari ilmu adminitrasi, khususnya terkait manajemen strategik dan pelayanan publik. Sama hal nya dengan konsep pada peliputan, maka pemahaman manajemen strategik membantu untuk menyerap aspirasi, isu strategik yang berkembang di masyarakat untuk kemudian menentukan tema, bentuk visual dan media komunikasi yang digunakan dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah, seperti pembuatan spot, penyelenggaraan dialog dan pembuatan media luar ruang. Jadi ditentukan konsep apa yang cocok untuk kondisi yang sesuai, dan bentuknya serta melalui media apa. Sebagai contoh maraknya isu dilarang merokok, maka diperlukan konsep sosialisasi kesehatan melalui spot tv, dialog interaktif yang membahas tentang kebijakan cukai oleh pemerintah, termasuk penentuan gambar visual pada media luar ruang. Terlebih pada pembuatan media luar ruang, maka diperlukan kajian lingkungan strategi terkait titik lokasi, kebijakan sektoral dari pemerintah kabupaten/kota, aspirasi masyarakat, bentuk, efektivitas publikasi dan dampak (pengaruh) yang dapat ditimbulkan dari gambar yang dipajang. 16

17 Sedangkan ilmu pelayanan publik dipergunakan untuk menentukan konsep penerbitan yang tentu harus dikombinasikan dengan teori komunikasi. Konsep pelayanan kehumasan tidak sama dengan pelayan publik pada umumnya, seperti pada pelayanan satu pintu. Pelayanan kehumasan yang dititikberatkan pada pelayanan komunikasi tidak memerlukan biaya, tetapi tetap harus memperhatikan kecepatan informasi, akurasi data serta efektivitas. Jadi dalam menerbitkan tabloid, atau jurnal, ataupun pamflet dan leaflet, terutama ditentukan bagaimana agar informasi cepat sampai dan mudah diterima masyarakat. Kecepatan dapat ditentukan dengan penggunaan teknologi, sedangkan agar mudah diterima masyarakat diperlukan kajian komunikasi, dengan bahasa dan bentuk komunikasi apa agar masyarakat lebih jelas dan paham terhadap kebijakan yang disosialisasikan. Implementasi ilmu administrasi pada penyelenggaraan publikasi memang sangat penting dan bermanfaat sehingga kapasitas SDM dalam organisasi Biro Humas juga perlu untuk meningkatkan pemahaman ilmu administrasi. PENUTUP A. KESIMPULAN Ilmu administrasi publik erat kaitannya dengan penyelenggaraan organisasi pemerintah, meliputi kebijakan publik, tujuan negara dan etika yang mengatur penyelenggaraan negara, baik dari tahap proses, implementasi, sosialisasi hingga dampak yang timbul. Demikian pula halnya pada organisasi pemerintah seperti Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, administrasi publik diperlukan bukan hanya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan rutin, seperti penyusunan rencana kegiatan dan rencana kerja organisasi, pelaporan, evaluasi, pengadaan barang dan jasa, ataupun dalam hal.pembagian tugas dalam struktur organisasi. Namun, 17

18 implementasi administrasi dapat diterapkan untuk mengkaji kebijakan, memiliih dan menetukan strategi serta langkah kebihjakan pemerintah daerah yang akan disosialisasikan melalui naskah sambutan, makalah dan materi pemimpin daerah. Selain itu, implementasi administrasi juga diperlukan dalam hal pengorganisasi yang meliputi pembagian tugas, koordinasi dan kerjasama antar staf dan sub bag dalam menyelenggarakan kegiatan organisasi. Sedangkan kajian manajemen strategik dalam ilmu administrasi sangat diperlukan untuk menentukan konsep visual, tema dan bentuk publikasi, baik pada media luar ruang, spot, blow up ataupun penyelenggaraan dialog interaktif agar kebijakan pemerintah dapat diterima oleh masyarakat Jawa Tengah secara luas. Oleh sebab itu, meningkatkan pemahaman ilmu administrasi bagi SDM pada Biro humas bukan hanya bermanfaat secara pribadi tetapi juga dapat mendukung kelancaran dan penyelenggaraan organisasi agar lebih baik. --oo0oo-- 18

19 CATATAN : * 1 Untuk melihat lebih lanjut mengenai Learning Organization dapat dibaca pada Nugroho Teori Organisasi, LAN. Jakarta * 2 Pemerintah telah mengeluarkan aturan mengenai pemberian ijin belajar dan tugas belajar PNS sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/18/M.PAN/5/2004 * 3 Pengertian dan definisi ilmu administrasi secara umum dapat dilihat pada portal online id.m.wikipedia.com * 4 Berbagai definisi dan pendapat para ahli mengenai teori dan ilmu administrasi dapat dilihat melalui situs * 5 Membahas tentang paradigma birokrasi dan reformasi birokrasi yang terjadi di Indonesia terpapar dengan bagus pada buku Mifftah Thoha. Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi Jakarta: Kencana * 6 Teori teori tentang desentralisasi dan otonomi daerah beserta segala paradigma dan pendekatannya dapat dibaca di journal-journal terbitan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), antara lain Haris, Syamsudin, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, LIPI Pers Jakarta dan Hidayat, Syarif dan Bhenyamin Hoesein Desentralization dan Otonomi Daerah : Perspektif Teoritis dan Perbandingan. Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta * 7 Mempelajari konsep seputar pelayanan publik, ruang lingkup dan contoh-contoh bentuk layanan serta standardisasi pelayanan publik, dapat dibaca pada buku Nogi S Tangkilisan, Hessel Manajemen Publik. Grasindo. Jakarta * 8 Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan teori komunikasi, hubungan masyarakat secara umum dapat dilihat pada buku Djuarsa Senjaya, Sasa Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta * 9 Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, maka setiap kata, termasuk publikasi dapat dicari artinya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia * 10 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah berisi mengenai struktur organisasi di lingkungan Setda Provinsi Jawa Tengah, salah satunya adalah Biro Humas yang terdiri dari 3 bagian dan 9 sub bagian. * 11 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 59 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah berisi tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi semua sektor yang ada di Setda Prov. Jateng, termasuk Biro Humas dan sub bagian - sub bagian yang ada didalamnya. 19

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2008 6 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH Biro Indikator Kerja Kode Urusan Bidang Prioritas Daerah Sasaran Pagu Indikatif Tahun 2016 Lokasi Hasil Program Keluaran Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL A. Struktur Organisasi Biro Humas Dan Protokol di bentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011 BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA SEKRETARIAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI KABUPATEN KENDAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN A. Gambaran Umum Bab I PENDAHULUAN Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuasin sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila.

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 64

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 64 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 64 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT I. KEDUDUKAN Biro Humas merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Biro pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. M E M U T U S K A N

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. M E M U T U S K A N WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI

BERITA DAERAH KOTA JAMBI BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 40 TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau Biro Hubungan Masyarakat adalah salah satu Perangkat Daerah di lingkungan Sekretariat Daerah Pemerintah

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta 43 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta Humas Pemerintah Kota merupakan organisasi bagian Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertugas mengurusi hubungan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA, QANUN KOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LANGSA DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN MAMUJU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 26 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 60 TAHUN 2016, SERI D.9 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 60 Tahun 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS 2013 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB II DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PEMERINTAH KOTA BANDUNG BAB II DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung adalah instansi yang berada dibawah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi pada saat ini merupakan suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan adanya informasi maka kita dapat mengetahui kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Struktur organisasi, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DAFTAR INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT UNIT ESELON II: KEPALA BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT I. YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR: /15/ /2017 T E N T A N G

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR: /15/ /2017 T E N T A N G PEMERINTAH KABUPATEN MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jalan Panji No.158 Kepanjen Telp. (0341) 392024 Fax (0341) 392024 Email : sekda@malangkab.go.id - Website : http://www.malangkab.go.id KEPANJEN 65164 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi 2.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat

Lebih terperinci

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 24 April 2015 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 24 April 2015 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SINERGITAS PELAKSANAAN PROGRAM/ KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR Disusun oleh : BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH PROVINSI RIAU SALINAN R I A U PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak pada 7º 32 8º 15 Lintang selatan dan Garis Bujur 110º

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Page 1 of 9 NO.14.2003 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemerintah Daerah Provinsi. Kabupaten. Kota. Desentralisasi. Dekosentralisasi. Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan dan Tolok Ukur Anggaran (1) (2) (3) (5) (6) 1. Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pengembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Bupati Buleleng Nomor :. TAHUN 2017 Tanggal :. JANUARI 2017 Tentang : Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Buleleng

Lampiran : Peraturan Bupati Buleleng Nomor :. TAHUN 2017 Tanggal :. JANUARI 2017 Tentang : Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Buleleng Lampiran : Peraturan Bupati Buleleng Nomor :. TAHUN 2017 Tanggal :. JANUARI 2017 Tentang : Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Buleleng DINAS STATISTIK KABUPATEN BULELENG I. TUGAS POKOK : Dinas

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG QANUN ACEH NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi Daerah yang telah diberlakukan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia menuntut pemerintah kabupaten/kota untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian

Lebih terperinci

NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D. 6 Nopember 2008

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D. 6 Nopember 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 22 2008 SERI. D 6 Nopember 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

B. Struktur Organisasi

B. Struktur Organisasi 1 A. Gambaran Umum akarta sebagai Ibukota Negara merupakan barometer bagi kotakota lain di Indonesia, sehingga mempunyai peranan penting dan strategis dalam menciptakan suasana tertib, menumbuhkan kesadaran,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016 BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci