ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : DARWIN SH. DAMANIK, SE. N I P : Dibiayai oleh : DIPA 2011 Politeknik Negeri Medan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional No. Kontrak : 22 / PL5.2 / PM / 2011 Tanggal : 6 Juli 2011 M E D A N

2 ABSTRAKSI Darwin SH. Damanik. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) di Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk mengukur besar pengaruh beberapa variabel ekonomi tertentu terhadap perkembangan realisasi nilai Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. FDI di Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh suku bunga investasi yang berlaku, pendapatan masyarakat yang dicerminkan oleh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat (PDRB), jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan model regressi linier berganda metode Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan adalah data time series tahunan untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan tahun Di Provinsi Sumatera Utara, FDI dipengaruhi secara simultan oleh suku bunga investasi, PDRB, jumlah pengangguran dan nilai ekspor sebesar 86,26 persen signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen. Hasil ini diperoleh berdasarkan data suku bunga investasi tahun berjalan, PDRB menggunakan data lagged satu, data jumlah pengangguran tahun berjalan dan nilai ekspor barang dan jasa lagged satu. Selanjutnya, hasil analisis parsial menunjukkan bahwa suku bunga investasi berpengaruh negatif sebesar 1387,88 terhadap FDI, PDRB berpengaruh positif sebesar 0,6927 terhadap FDI, jumlah pengangguran berpengaruh negatif sebesar 0,0363 terhadap FDI dan nilai ekspor barang dan jasa berpengaruh positif sebesar 2,5196 terhadap FDI signifikan pada tingkat kesalahan 5 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa suku bunga investasi dan nilai ekspor barang dan jasa Provinsi Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan FDI, PDRB mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap perkembangan FDI di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan faktor jumlah pengangguran mempunyai pengaruh berlawanan yang cukup kecil terhadap perkembangan FDI di Provinsi Sumatera Utara. Hasil yang spesifik untuk Provinsi Sumatera Utara adalah diperolehnya hubungan yang negatif antara jumlah pengangguran dengan FDI dimana secara teori hubungan tersebut diharapkan merupakan hubungan positif apabila jumlah pengangguran dikaitkan dengan tingkat upah yang berlaku. Nilai koefisien regressi jumlah pengangguran yang negatif dapat terjadi kemungkinan disebabkan oleh berlakunya tingkat upah minimum propinsi (UMP atau UMR) di pasar tenaga kerja sehingga tingkat upah merupakan konstanta dalam jangka waktu tertentu. Kemungkinan lainnya adalah tingkat pendidikan dan keterampilan pengangguran yang ada tidak memenuhi kriteria pengguna tenaga kerja sehingga dalam jangka waktu tertentu mereka akan tetap menganggur atau sengaja memilih menganggur atau sebenarnya setengah menganggur. iii

3 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu peneliti mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya mengiringi peneliti dalam menyusun laporan penelitian ini. Penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk pertanggungjawaban atas penelitian yang dilakukan oleh dosen di Politeknik Negeri Medan. Laporan penelitian ini telah disusun dengan segala usaha, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, namun mungkin masih memiliki kelemahan dan kekurangan, Untuk itu kritik dan saran yang sehat sangat diharapkan dan diterima dengan senang hati. Laporan penelitian ini dapat diselesaikan juga berkat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang bersifat moril maupun yang bersifat materil. Untuk itu pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada : 1. Direktur Politeknik Negeri Medan. 2. Kepala UPPM Politeknik Negeri Medan. 3. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 4. Pemeriksa dan penilai penelitian dosen Jurusan Akuntansi. Ucapan terima kasih khusus disampaikan kepada keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan cinta kasih yang tulus kepada peneliti. Kiranya Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. S e m o g a... Medan, Oktober 2011 Peneliti, DARWIN SH. DAMANIK NIP. : iv

4 DAFTAR ISI Halaman J U D U L.... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAKSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Perumusan Masalah...2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi...4 B. Suku Bunga Investasi, Tabungan dan Investasi...6 C. Pengangguran, Tingkat Upah dan Investasi...8 D. Pendapatan Nasional dan Investasi...10 E. Pengertian Pengangguran...11 F. Review Penelitian Terdahulu...11 G. Kerangka Konseptual...14 H. Hipotesis...15 BAB III : TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian...16 B. Manfaat Penelitian...16 iv

5 BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...18 B. Jenis dan Sumber Data...18 C. Model Analisis...19 D. Metode Analisis...22 E. Defenisi Operasional Variabel...23 BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Data Penelitian...25 B. Hasil dan Pembahasan...31 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...37 B. Saran...38 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 : Perkembangan Realisasi Nilai Investasi Asing Sumatera Utara Tahun (Juta US$) Tabel 4.2 : Realisasi Penanaman Modal Asing Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Tahun (Juta US$) Tabel 4.3 : Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Per Tahun Provinsi Sumatera Utara Tahun (persen) Tabel 4.4 : Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (MilyarRp) Tabel 4.5 : Jumlah Pengangguran dan Pertumbuhan Pengangguran Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa) Tabel 4.6 : Perkembangan Nilai Ekspor dan Pertumbuhan Ekspor Provinsi Sumatera Utara Tahun Tabel 4.7 : Hasil Uji Jarque-Bera Test Tabel 4.8 : Hasil Uji Ramsey RESET test Tabel 4.9 : Hasil Uji Multikolinearitas Tabel 4.10 : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test iv

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Pengaruh PMA bagi perekonomian negara penerima. 6 Gambar 2 : Suku bunga, tabungan dan investasi 8 Gambar 3 : Fleksibilitas upah dan penggunaan tenaga kerja. 10 Gambar 4 : Investasi terpengaruh Gambar 5 : Faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara. 18 Gambar 6 : Tahapan-tahapan metode analisis 28 iv

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar riwayat hidup peneliti Lampiran 2 : Grafik garis variabel penelitian Lampiran 3 : Grafik batang (histogram) variabel penelitian Lampiran 4: Estimate equation output Lampiran 5 : Uji multikolinearitas Lampiran 6 : Uji Jarque-Bera Lampiran 7 : Ramsey RESET Test Lampiran 8 : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test iv

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Indonesia masih belum mampu menyediakan dana sendiri untuk keperluan dana pembangunan. Disamping berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment = FDI). Sumber pembiayaan FDI ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber lain. Panayotou dalam Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI di suatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif lebih kecil dan lebih profitable. Banyak bukti empiris seperti pengalaman-pengalaman di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China dan banyak lagi negara lainnya yang menunjukkan bahwa kehadiran FDI memberi banyak hal positif terhadap perekonomian dari negara tuan rumah. Untuk kasus Indonesia, bukti paling nyata adalah semasa pemerintahan Orde Baru. Tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali dari kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan Orde Lama dan bisa mengalami pertumbuhan rata-rata 7 persen per tahun selama periode 1980-an kalau tidak ada FDI. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang dicerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik

10 dan sosial. Literatur teori juga memberi argumen yang kuat bahwa ada suatu korelasi positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara penerima. (Tambunan, 2007). Otonomi daerah yang diberlakukan mulai 1 Januari 2000 merupakan pelimpahan kewenangan bagi daerah-daerah untuk lebih mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing. Otonomi daerah adalah momentum berharga bagi daerah-daerah di Indonesia umumnya, dan khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Dengan otonomi daerah, masyarakat dan sumber daya yang ada di suatu daerah bisa lebih diberdayakan mengingat wilayah pembangunan yang sudah lebih terjangkau dan terkonsentrasi. Investasi yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang secara komparatif lebih banyak menyerap tenaga kerja atau dengan kata lain investasi pada sektor yang menciptakan kesempatan kerja luas. Untuk bisa mengarahkan investasi kepada sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah yang optimal, dan untuk bisa memperbesar arus masuk Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung dan berapa besar pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian perlu dilakukan kajian terhadap kebijakan investasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dalam penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Di Provinsi Sumatera Utara. B. Perumusan Masalah Apa yang diharapkan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia adalah perbaikan taraf hidup ke arah yang lebih sejahtera. Harapanharapan seperti ini masih dirasakan sampai saat ini dan meluas menjadi kesatuan harapan masyarakat sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia termasuk daerah Provinsi Sumatera Utara.

11 Keinginan untuk hidup lebih sejahtera menuntut usaha melakukan pembangunan di semua sektor kehidupan, terutama investasi di sektor ekonomi yang mampu menciptakan kesempatan bekerja yang luas bagi masyarakat dan menghasilkan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang merupakan sektor andalan perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Penanaman Modal Asing Langsung ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain adalah variabel suku bunga investasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekspor barang dan jasa. Permasalahan yang timbul kemudian adalah : 1. Berapa besar pengaruh suku bunga investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 2. Berapa besar pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 3. Berapa besar pengaruh jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 4. Berapa besar pengaruh tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara?

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim, 2005). Dipandang dari sudut asal atau sumber investasi, maka investasi bisa dibedakan menjadi investasi dalam negeri (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan investasi luar negeri (Penanaman Modal Asing). Investasi asing yang masuk ke suatu negara juga bisa berupa investasi pada aset-aset finansial (Portofolio) dan investasi pada aset-aset riil (Penanaman Modal Asing Langsung). Secara teori, Penanaman Modal Asing Langsung berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi bagi negara/daerah tuan rumah/penerima melalui beberapa jalur baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh positif ini digambarkan dalam Gambar 1 (Tambunan, 2007). Pertama, pengaruh langsung dari sisi penawaran (supply). Penanaman Modal Asing Langsung berwujud pembangunan pabrik-pabrik baru. Pembangunan pabrik-pabrik baru menghasilkan pertambahan output atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), peningkatan total ekspor dan pembukaan kesempatan kerja baru. Peningkatan ekspor menyebabkan bertambahnya

13 cadangan devisa yang meningkatkan kemampuan untuk membayar utang luar negeri dan kemampuan membiayai impor. PMA Pabrik Pabrik Baru Ekspor Cadangan Devisa Utang Luar Negeri Peralihan Teknologi PDRB dan PDRB/kapita Output Sektor Lain Kesempatan Kerja Impor Input Permintaan Pasar Sumber : Tambunan, 2007 (Redesign oleh peneliti) Gambar 1 Pengaruh PMA bagi perekonomian negara penerima Kedua, pengaruh tidak langsung dari sisi permintaan. Adanya pabrikpabrik baru berarti ada pertambahan permintaan dalam negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, barang-barang jadi, bahan baku dan input-input lainnya sebagai permintaan antara. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor lain di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya dampak positif dari keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati oleh sektor-sektor produksi domestik lainnya dan ini berarti output di sektorsektor lainnya mengalami pertumbuhan. Ini berarti pula telah terjadi efek penggandaan (multiplier effect) dari keberadaan Penanaman Modal Asing Langsung terhadap output agregat di negara/daerah penerima Penanaman Modal Asing Langsung tersebut. Dengan kata lain, semakin besar komponen impor dari sebuah proyek Penanaman Modal Asing Langsung, atau semakin besar kebocoran dari keterkaitan produksi antara Penanaman Modal Asing

14 Langsung dengan perekonomian domestik, maka akan semakin kecil efek penggandaan tersebut. Ketiga, peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut membawa pengaruh positif terhadap perekonomian domestik lewat sisi permintaan dimana peningkatan kesempatan kerja menambah kemampuan belanja masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri. Sama seperti kasus sebelumnya, jika pertambahan permintaan tersebut tidak serta merta menambah impor, maka efek positifnya terhadap pertumbuhan output di sektor-sektor domestik sepenuhnya terserap. Sebaliknya, jika ekstra permintaan konsumsi tersebut adalah dalam bentuk peningkatan impor, maka efek positifnya bagi perekonomian domestik adalah nihil. Bahkan jika pertumbuhan impor lebih besar daripada pertumbuhan ekspor yang disebabkan oleh adanya Penanaman Modal Asing Langsung, maka terjadi defisit neraca perdagangan. Ini berarti kehadiran Penanaman Modal Asing Langsung memberi lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif terhadap negara/daerah tuan rumah. Keempat, peranan Penanaman Modal Asing Langsung sebagai sumber penting peralihan teknologi dan knowledge lainnya. Peran ini bisa lewat dua jalur utama. Pertama, lewat pekerja-pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan Penanaman Modal Asing Langsung. Saat pekerjapekerja tersebut pindah ke perusahaan-perusahaan domestik, maka mereka membawa pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan Penanaman Modal Asing Langsung ke perusahaan domestik. B. Suku Bunga, Tabungan dan Investasi Suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan dalam tabungan rumah tangga dan investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah

15 investasi tercapai. Berlangsungnya proses penyesuaian-penyesuaian tersebut diterangkan dengan Gambar 2 berikut (Sukirno, 2000) : Suku Bunga Kelebihan Tabungan S F r 1 r 0 E r 2 Kelebihan Investasi I 0 I 0 = S 0 Tabungan dan Investasi Gambar 2 Suku Bunga, Tabungan dan Investasi Kurva I menunjukkan permintaan para pengusaha terhadap tabungan rumah tangga (atau keinginan pengusaha untuk melakukan investasi). Kurva S F adalah kurva yang menunjukkan penawaran tabungan oleh seluruh rumah tangga pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Keseimbangan diantara keinginan rumah tangga dalam menawarkan tabungan mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini suku bunga adalah r 0. Apabila suku bunga lebih tinggi dari r 0 misalnya r 1, jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga adalah lebih besar dari jumlah yang ingin diinvestasi para pengusaha. Kelebihan tabungan ini akan menurunkan suku bunga. Penurunan ini akan mengurangi tabungan oleh rumah tangga, tetapi sebaliknya akan menambah keinginan untuk melakukan investasi oleh para pengusaha. Selama belum terdapat keseimbangan diantara penawaran tabungan dan permintaan tabungan, penurunan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sehingga pada akhirnya jumlah yang ingin ditabung oleh rumah tangga akan sama dengan jumlah yang ingin dipinjam dan diinvestasikan oleh para pengusaha.

16 Sebaliknya, apabila suku bunga lebih rendah dari r 0, misalnya hanya r 2, permintaan para pengusaha ke atas tabungan adalah melebihi tabungan yang tersedia. Keadaan ini akan menaikkan suku bunga, dan seterusnya kenaikan dalam suku bunga akan mengurangi keinginan untuk melakukan investasi tetapi menambah penawaran tabungan. Kenaikan suku bunga itu pada akhirnya akan menyebabkan tingkat keseimbangan tercapai, yaitu jumlah yang akan ditabung oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah yang ingin diinvestasikan oleh para pengusaha. C. Pengangguran, Tingkat Upah dan Investasi Apabila dalam perekonomian (Sukirno, 2000) terdapat pengangguran, para penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan tingkat upah, dan penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi. Di dalam analisisnya ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan : 1. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum. 2. Keuntungan yang maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan produksi fisikal marjinal. Berdasarkan kepada kedua keyakinan tersebut, ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa penentuan upah dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 3 (Sukirno, 2000). Keadaan permintaan dan penggunaan tenaga kerja dalam satu perusahaan ditunjukkan dalam Gambar 3 (a). Permintaan tenaga buruh oleh suatu perusahaan digambarkan oleh kurva mpp = d p. Apabila tingkat upah adalah W 0 perusahaan tersebut akan menggunakan L 0 tenaga kerja untuk memaksimumkan keuntungannya. Apabila upah merosot menjadi W 1 perusahaan akan menggunakan L 1 tenaga kerja untuk menambah dan memaksimumkan keuntungannya.

17 Tingkat Upah Tingkat Upah S L S L W 0 W 0 E 0 W 1 W 1 E 1 0 L 0 L 0 1 N 0 N 1 N 2 (a) Perusahaan mpp = d p Gambar 3 Fleksibilitas Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja (b) Perekonomian D L Dalam Gambar (b), ditunjukkan permintaan (D L ) dan penawaran (S L dan S L ) tenaga kerja dalam perekonomian. Misalkan pada mulanya penawaran tenaga kerja adalah S L, maka keseimbangan asal dari permintaan dan penawaran tenaga kerja dicapai di E 0. Berdasarkan kepada keseimbangan ini, tingkat upah adalah W 0 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N 0. Seterusnya misalkan dalam perekonomian terjadi perubahan ke atas penawaran tenaga kerja. Perubahan ini digambarkan oleh perpindahan kurva penawaran S L menjadi S L. Sebagai akibat perubahan ini, pada tingkat upah sebesar W 0 jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N 2, sedangkan seluruh pengusaha dalam perekonomian hanya ingin menggunakan sebanyak N 0 tenaga kerja. Dengan demikian terjadi pengangguran tenaga kerja sebanyak N 0 N 2. Kelebihan tenaga kerja ini akan mendorong kemerosotan upah sehingga tingkat dimana penawaran tenaga kerja yang baru sama dengan permintaan tenaga kerja. Keadaan itu dicapai di E 1, dan dengan demikian

18 upah adalah W 1 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N 1. D. Pendapatan Nasional dan Investasi Dalam kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional (Sukirno, 2002) pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonom. Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Apabila dimisalkan ciri-ciri perkaitan diantara investasi dan pendapatan nasional adalah seperti yang dinyatakan ini, fungsi investasinya adalah seperti yang ditunjukkan oleh fungsi I i dalam Gambar 4 (Sukirno,2000). Investasi I 1 I 0 Y 0 Y 1 Pendapatan Nasional Gambar 4 Investasi Terpengaruh Gambar 4 menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi pula tingkat investasi. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan nasional dari Y 0 menjadi Y 1 menyebabkan investasi naik dari I 0 menjadi I 1. Investasi yang bercorak demikian dinamakan investasi terpengaruh atau induced investment.

19 E. Pengertian pengangguran Yang dimaksud dengan pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang pada saat pencacahan tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran secara terbuka (Open Unemployment). (Lembaga Demografi FE. UI., 2010). Pengangguran terjadi akibat adanya tingkat penawaran pekerja yang lebih besar dari permintaan pekerja di pasar kerja. Yang menyebabkan kelebihan penawaran tenaga kerja (excess supply of labor) ialah adanya tingkat pertambahan penduduk yang cukup tinggi dengan secara otomatis menambah jumlah tenaga kerja. Yang menyebabkan rendahnya permintaan pekerja ialah rendahnya tingkat penyerapan (absorptive) tenaga kerja di dalam pembangunan yang berarti bahwa pembangunan ekonomi saat ini masih menyebabkan perluasan kesempatan kerja yang kecil secara relatif. Pengangguran dalam arti makro ekonomi adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan dalam pengertian mikro pengangguran adalah seorang yang mampu dan mau melakukan pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan. Masalah pengangguran dalam semua bentuknya merupakan masalah yang pemecahannya dirasakan sangat mendesak. Perluasan kesempatan kerja harus merupakan fokus perhatian dalam pembangunan ekonomi supaya tekanan masalah pengangguran dapat diatasi. Investasi di semua sektor ekonomi tidak hanya ditujukan untuk memacu pertumbuhan semata, tetapi diarahkan pada pembangunan ekonomi yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. F. Review Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi inspirasi yang membangun penelitian ini, secara ringkas diuraikan sebagai berikut : 1. Sarwedi, dalam tulisannya yang berjudul Investasi Asing Langsung Di Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Tahun Variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Foreign Direct Investment (FDI) sebagai variabel terikat dan Gross Domestic Product

20 (GDP), Pertumbuhan Ekonomi (GRWT), Upah Pekerja (WG), Stabilitas Politik (SP), Nilai Ekspor Total (EX) masing-masing sebagai variabel bebas. Penelitian ini menggunakan analisis regressi OLS klasik dengan persamaan : LFDI = β 0 + β 1 LGDP + β 2 GRWT + β 3 LWG + β 4 SP + β 5 LEX + ε Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan karakteristik dalam negeri suatu negara, yang akan dikombinasikan dalam periode jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan perhitungan kuadrat terkecil sederhana (Ordinary Least Square = OLS). Hasil analisis dalam penelitian ini dibuat dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut : - dalam jangka pendek ditemukan bahwa variabel Gross Domestic Product (GDP), pertumbuhan ekonomi (GRWT), upah pekerja (WG) dan ekspor (X) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang, seluruh variabel bebas menunjukkan hubungan yang negatif. Hal ini disebabkan karena fluktuasi nilai masing-masing variabel yang mendorong terjadinya perubahan dalam keseimbangan jangka panjang. - variabel stabilitas politik (SP) yang diukur dengan menggunakan indikator angka kerusuhan atau pemogokan yang terjadi di Indonesia selama periode penelitian menunjukkan hasil negatif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, - penelitian ini menemukan hubungan dua arah antara variabel ekspor dan FDI pada lag kedua, sedangkan pada lag kesatu, lag ketiga hanya terdapat hubungan satu arah yaitu antara FDI dan ekspor saja. 2. Tulus Tambunan, dalam studinya yang berjudul Daya Saing Indonesia Dalam Menarik Investasi Asing (2007) memberikan beberapa kesimpulan, yaitu bahwa investasi asing (PMA), khususnya dari negara-negara maju, tetap lebih penting daripada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia karena tiga alasan

21 utama. Pertama, PMA membawa teknologi baru dan pengetahuan lainnya yang berguna bagi pembangunan di dalam negeri. Kedua, pada umumnya PMA mempunyai jaringan kuat dengan lembaga-lembaga keuangan global, sehingga tidak tergantung pada dana dari perbankan Indonesia. Ketiga, bagi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang berorientasi ekspor, biasanya mereka sudah memiliki jaringan pasar global yang kuat, sehingga tidak ada kesulitan dalam ekspor. 3. Suryawati, dalam tulisannya yang berjudul Peranan Investasi Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-Negara Asia Timur. Dalam kajiannya Suryawati menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB), Foreign Direct Investment (FDI), Pinjaman Luar Negeri (DEBT), EKSPOR, dan IMPOR sebagai variabel penelitian. Model yang digunakan terdiri dari 3 persamaan yaitu : Persamaan I : PDB t = a 0 + a 1 FDI t +a 2 DEBT 1 + µ t Persamaan II : FDl t = β 0 + β 1 EKSPOR t + β 2 IMPORt + β 3 DEBIT t +µ t Persamaan III : EKSPOR t = γ 0 + y 1 FDI t + µ t Secara umum temuan studi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: - Modal Asing Langsung yang masuk ke negara-negara Asia Timur, secara umum. mempunyai hubungan yang positif, dan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) negara tujuan FDI. Namun demikian, hubungan ini hanya merupakan hubungan jangka pendek saja. Dalam uji ekonometri jangka panjang, dengan menggunakan metoda ECM, hubungan jangka panjang antara FDI dengan PDB hanya terjadi di Indonesia dan Philippina. Sebaliknya, dengan Uji kausalitas Granger terlihat bahwa, dalam lebih banyak kasus, justru pertumbuhan ekonomi (PDB) di negara-negara inilah yang telah menciptakan daya tarik bagi masuknya FDI - Di dalam jangka panjang, utang luar negeri (DEBT) berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Timur ini, dengan perkecualian Philippina. Sedangkan di dalam jangka pendek, pada umumnya, DEBT tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi,

22 kecuali dalam kasus Malaysia. Dalam pengujian model dengan menggunakan model OLS terbukti, bahwa untuk semua negara, FDI mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan ekspor negara itu. Hubungan jangka panjang positif terjadi antara ekspor dan FDI di Indonesia, meskipun koefisiennya sangat kecil. Simpulan ini memberikan gambaran pengusaha asing hanya tertarik untuk melakukan penanaman modal ke sebuah negara, apabila negara tersebut mempunyai peluang untuk berhasil didalam ekspornya. Dengan kata lain, FDI yang dilakukan di Asia Timur ini pada umumnya adalah FDI yang bermotif trade barrier-circumventing bagi negara asal. Yaitu, FDI yang bertujuan melindungi negara asal dari potensi persaingan negara-negara tujuan FDI. G. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan toritis yang telah diuraikan terdahulu, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari variabel-variabel suku bunga investasi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang diproxy terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan Provinsi Sumatera Utara, jumlah pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel bebas terhadap variabel Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel terikat. Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram berikut ini : Suku Bunga Investasi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Jumlah Pengangguran Pertumbuhan Ekspor Gambar 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara

23 H. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2002). Terdapat dua argumen di masyarakat menyikapi peranan Penanaman Modal Asing Langsung dalam pembangunan ekonomi. Kelompok yang pro berargumen bahwa Penanaman Modal Asing Langsung merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang penting untuk memacu pertumbuhan dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Sedangkan kelompok yang kontra mengemukakan alasan bahwa Penanaman Modal Asing Langsung hanya memberikan keuntungan kepada negara asal dan bagi tuan rumah hanya memberikan nilai tambah yang sangat kecil kalaupun ada. Terlepas dari masalah argumen mana yang benar, pembangunan ekonomi masih memerlukan sumber dana berupa Penanaman Modal Asing Langsung untuk melengkapi sumber dana dalam negeri. Agar bisa menarik Penanaman Modal Asing Langsung maka perlu untuk mengetahui peranan masingmasing variabel yang mempengaruhinya. Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara, perlu dibuat dugaan sementara dengan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga suku bunga investasi mempunyai pengaruh negatif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 2. Diduga tingkat pertumbuhan ekonomi tahun lalu (t 1) mempunyai pengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 3. Diduga jumlah pengangguran berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 4. Diduga tingkat pertumbuhan ekspor tahun lalu (t 1) berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara.

24 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Dalam setiap kegiatan atau usaha, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya dari awal hingga akhir dalam suatu proses adalah tujuan atau sasaran. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. B. MANFAAT PENELITIAN Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Masalah bisa diartikan sebagai sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Secara teoritis, manfaat dari sebuah penelitian antara lain adalah untuk memecahkan masalah dan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan. Khusus untuk penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh masing-masing variabel yang berhubungan dengan upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara.

25 2. Sebagai masukan bagi pembuat kebijaksanaan untuk meningkatkan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik investasi asing dengan daerah/negara lain. 3. Sebagai dorongan bagi pemerintah daerah untuk mempersiapkan /menyempurnakan semua faktor yang berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing tersebut seperti infrastruktur dan birokrasi administrasi di Provinsi Sumatera Utara. 4. Sebagai bahan perbandingan terhadap hasil penelitian terdahulu untuk daerah analisis yang berbeda. 5. Untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti dalam hal keterkaitan antara FDI dengan suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor di Provinsi Sumatera Utara. 6. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan FDI di Sumatera Utara.

26 BAB IV METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengetahui besar pengaruh dari variabel suku bunga investasi, variabel tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara, variabel jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara, dan variabel tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara secara bersama-sama terhadap nilai penanaman modal asing langsung di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan untuk jangka waktu pengamatan tahun 1983 sampai dengan tahun 2008 dengan objek pengamatan adalah wilayah Provinsi Sumatera Utara. Periode pengamatan yang digunakan dalam analisis data adalah periode tahunan sehingga untuk kurun waktu mulai tahun 1983 sampai dengan tahun 2008 terdapat 26 periode pengamatan. B. Jenis dan sumber data Penelitian ini menggunakan data skunder untuk pengamatan mulai tahun 1983 meliputi data suku bunga investasi di Provinsi Sumatera Utara, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara yang diproxy berdasarkan harga konstan, jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara dan tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara yang diproxy terhadap nilai ekspor per tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa lembaga kompeten yaitu Badan Pusat Statistik Daerah (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Daerah, Departemen Tenaga Kerja Daerah, Departemen Perdagangan dan Bank Indonesia. Selain itu untuk kelengkapan data dilakukan pula pengumpulan data dari beberapa sumber lain yaitu beberapa penelitian terdahulu, jurnal ilmiah dan literatur-literatur yang sesuai dengan ide penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu mengumpulkan data langsung dari sumber data dengan mendokumentasikan data secara manual,

27 dan mengakses data secara elektronik melalui website dari sumber data yang bersangkutan. C. Model Analisis Untuk mengetahui besar pengaruh dari beberapa variabel yang mempengaruhi penanaman modal asing langsung maupun untuk menetapkan kebijakan peningkatan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik Penanaman Modal Asing Langsung, dibuat spesifikasi model untuk mengetahui besar pengaruh dari variabel yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara selama periode penelitian dengan fungsi sebagai berikut : FDI = f ( SI, PDRB, UNEM, EXP, ε )...1) Dari persamaan 1), dibuat spesifikasi model dalam bentuk model regressi linear sebagai berikut : FDI = β 0 + β 1 SI + β 2 PDRB + β 3 UNEM + β 5 EXP + ε...2) dimana : FDI = Foreign Direct Investment ($ juta) Provinsi Sumatera Utara SI = Suku bunga investasi (%). PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (Rp. juta) Provinsi Sumatera Utara UNEM = Jumlah pengangguran (jiwa) Provinsi Sumatera Utara. EXP = Nilai ekspor ($ Juta) Provinsi Sumatera Utara. ε = Error Terms. Untuk variabel tingkat pertumbuhan ekonomi, dan variabel tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara, data yang digunakan di dalam model adalah data satu tahun sebelum tahun pengamatan (menggunakan lagged 1) atau PDRB (t 1) dan EXP (t 1) Untuk menguji spesifikasi model yang digunakan, dilakukan uji model sebagai berikut : 1. Uji spesifikasi yang meliputi : a. Uji Normalitas.

28 Dalam literatur statistika dan ekonometrika, ada beberapa uji untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan µ t antara lain Jarque-Bera test atau J-B test. Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai J-B hitung adalah sebagai berikut : - hitunglah skewness dan kurtosis - hitunglah besarnya nilai J-B statistik dengan menggunakan rumus : J-B = n 2 S 6 (K 3) ) dimana S adalah skewness dan K adalah kurtosis. - bandingkan nilai J-B hitung = χ 2 hitung dengan nilai χ 2 tabel dengan kriteria sebagai berikut : 1) Bila nilai J-B hitung > nilai χ 2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual, µ t adalah berdistribusi normal ditolak. 2) Bila nilai J-B hitung < nilai χ 2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual, µ t adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak. b. Uji Linearitas. Uji linearitas penting untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas, specification error atau mis-specification dapat dihindari. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson d statistik untuk mengetahui ada-tidaknya autokorelasi dalam suatu model regressi yang digunakan dalam suatu studi empiris. Untuk dapat menerapkan uji ini, sehingga dapat digunakan untuk menguji spesifikasi model yang digunakan dalam suatu penelitian empiris, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan : - Lakukan estimasi dengan menggunakan persamaan : Y t = a 0 + a 1 X 1t + a 2 X 2t + µ t...4) - Lakukan estimasi dengan menggunakan persamaan berikut :

29 Y t = a 0 + a 1 X 1 t + a 2 X 2 t + a 3 X 2 1 t + a 4 X 2 2 t + µ t...5) - Hitung nilai statistik d dari residual dengan menggunakan rumus berikut : d = n t= 2 (µ t n t= 1 µ µ 2 t ) 2 t 1...6) subscript t adalah indeks dari observasi dan ini tidak memerlukan nilai rata-rata dari data time-series. - Dengan mendasarkan pada nilai statistik Durbin-Watson tabel, bandingkanlah nilai statistik d hitung dengan menggunakan persamaan 6) di atas. Jika signifikan atau berada pada daerah otokorelasi positif ataupun daerah otokorelasi negatif, maka spesifikasi model persamaan 4) di atas adalah salah atau misspecification. 2. Uji Kesesuaian (Test goodness of fit) Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan software yang tersedia pada program statistik eviews versi 5.1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regressi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti melalui : a. R 2 (Koefisien Determinasi) yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas (independent variable) dalam menjelaskan variabel terikat (dependent variable). b. Uji-serempak (F test) yang bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regressi secara serempak dengan kriteria jika F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. c. Uji parsial (t test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regressi secara parsial dengan kriteria jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.

30 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terhadap model regressi yang baik adalah model regressi yang menghasilkan estimasi linear yang tidak bias (Best Linear Unbias Estimator / BLUE). Kondisi ini akan terjadi apabila dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik, yaitu : a. Multikolinearitas, mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Konsekuensi yang sangat penting bagi model regressi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol (H 0 ) akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah akan semakin besar. Akibatnya model regressi yang diperoleh tidak shahih (tidak valid) untuk menaksir nilai variabel independen. b. Autokorelasi, artinya adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regressi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. D. Metode analisis Analisis di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan model linier.penggunaan metode ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan yaitu : 1. Secara teoritis memang terdapat hubungan yang bersifat linier antara variabel bebas dan variabel terikat yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan parameter yang bersifat optimum.

31 3. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain. 4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami. 5. Metode kuadrat terkecil adalah komponen yang penting dalam ekonometrika. Pengolahan data model penelitian menggunakan software Program Excel dan software statistik Program Eviews 5.1. Hasil pengolahan data software Program Eviews 5.1 diinterpretasikan secara ilmiah untuk membuktikan hipotesis penelitian. Secara diagram, tahapan-tahapan pengolahan data dalam penelitian ini digambarkan pada gambar berikut ini : Suku Bunga Pertumbuhan Ekonomi Pengangguran Ekspor Program Excel Program Excel Program Excel Program Excel Suku Bunga Investasi PDRB Sektoral Jumlah Pengangguran Nilai Ekspor MODEL PENELITIAN Program Eviews 5.1 HASIL / INTERPRETASI Gambar 6 Tahapan-tahapan metode analisis E. Defenisi Operasional Variabel Dengan maksud agar analisis dan interpretasi hasil pengolahan data dalam penelitian ini tidak keluar dari apa yang menjadi kerangka berfikir yang telah disusun sebelumnya, maka perlu ditetapkan batasan defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian yang digunakan. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

32 1. FDI adalah realisasi nilai Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara (dalam juta $) mulai tahun 1983 sampai dengan SI adalah suku bunga investasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang berlaku di Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam persen). 3. PDRB adalah nilai total dari produksi barang dan jasa di Provinsi Sumatera Utara yang diproxy berdasarkan harga konstan untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam juta Rp.). 4. UNEM jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Sumatera Utara untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam jiwa). 5. EXP adalah nilai ekspor barang dan jasa Provinsi Sumatera Utara untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam juta $).

33 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Data Penelitian 1. Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Sumatera Utara Selama jangka waktu pengamatan mulai tahun , realisasi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) di Sumatera Utara mengalami fluktuasi dalam nilai investasi. Kalau dilihat dari total investasi tahun per tahun, perubahan dalam investasi relatif tidak terlalu besar sampai dengan tahun Tetapi, pada tahun 1993 terjadi lonjakan yang sangat besar dibanding tahun 1992 yaitu dari 5.639,3 juta US$ pada tahun 1992 menjadi ,4 juta US$ pada tahun dan selanjutnya sebesar ,8 juta US$ dan ,7 juta US$ pada tahun 1994 dan Pada tahun 1998, krisis politik dan ekonomi nasional, ternyata mempengaruhi nilai investasi di Sumatera Utara. Investasi mengalami penurunan sebesar 59,91% dari sebesar ,5 juta US$ pada tahun 1997 menjadi hanya ,1 juta US$ pada tahun 1998 (Tabel 4.1) Tabel 4.1 Perkembangan Ralisasi Nilai Investasi Asing Sumatera Utara Tahun (Juta US$) TAHUN FDI FDI TAHUN (Juta US$) (Juta US$) , , , , , , , , , , , ,20 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumatera

34 Peningkatan nilai investasi asing di Sumatera Utara secara signifikan terjadi pada beberapa sektor ekonomi yang ada. Sejak tahun 2004, investasi asing di sektor pertanian mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu sebesar rata-rata 127,81% per tahun yaitu sebesar 196,90 juta US$ pada tahun 2004 dan 1.261,70 juta US$ pada tahun 2007 (Tabel 4.2). Selain sektor pertanian, tercatat dua sub sektor industri yang mengalami peningkatan sangat berarti dalam nilai investasi asing, yaitu industri kayu dan kertas. Industri kayu mencatat pertumbuhan investasi asing rata-rata 140,45 % per tahun sejak tahun dimana pada tahun 2004 tercatat investasi sebesar 15,50 juta US$ dan sebesar 221,90 juta US$ pada tahun Tabel 4.2 Realisasi Penanaman Modal Asing Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Tahun (Juta US$) SEKTOR/SUB SEKTOR Pertanian 57,20 196,90 462,00 848, ,70 Kehutanan 95,20 0,20 128,60 10,20 17,40 Perikanan 26,50 132,60 15,40 104,80 292,90 Pertambangan 17,80 66,30 775,90 325,80 810,00 Makanan 408,50 721,80 642, , ,20 Tekstil 123,10 407,90 139,50 156,40 241,70 Kayu 235,00 15,50 102,20 137,90 221,90 Kertas 1300,00 67,00 227, , ,10 Kimia & Farmasi 3034, , , , ,00 Mineral Non Logam 711,40 37,70 368,10 785,30 319,10 Logam dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Barang logam 323, ,50 695, , ,90 Lainnya 321,40 657,40 973,90 574,30 904,50 Bangunan 787,70 954, , , ,50 Perhotelan 488,20 587,20 259,10 258,00 454,80 Transportasi 4160,20 586, ,30 294, ,90 Perumahan & Perkantoran 10,30 339,60 124,80 57, ,60 Listrik, Perdagangan & Jasa Lainnya 1106, ,70 901, , ,00 P D R B 13207, , , , ,20 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumatera Utara

35 Kecenderungan penurunan nilai investasi asing untuk kurun waktu 2004 sampai dengan 2006 terjadi pada sektor Kimia dan Farmasi dimana pada tahun 2004 tercatat investasi sebesar 3.413,50 juta US$ menurun pada tahun 2005 dan tahun 2006 tetapi kemudian mengalami lonjakan yang sangat fantastis pada tahun 2007 menjadi sebesar ,00 juta US$. 2. Suku Bunga Investasi Sumatera Utara Secara teori suku bunga yang berlaku mempengaruhi tingkat investasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. Tingkat investasi domestik (PMDN) di suatu negara dipengaruhi oleh suku bunga investasi yang berlaku di negara tersebut. Penanaman Modal Asing (FDI) di suatu negara adalah investasi yang melibatkan dua negara. Investor asing yang ingin berinvestasi di suatu negara tentunya mempertimbangkan aspek ekonomis (keuntungan) dari keputusan investasi tersebut. Pertimbangan ekonomis yang mempengaruhi keputusan seorang investor asing berinvestasi di suatu negara adalah perbedaan suku bunga yang berlaku di negara tujuan investasi dengan suku bunga dunia (internasional) yang dikenal dengan Interest Rate Differential (IDR). Perkembangan Interest Rate Differential (IDR) di Provinsi Sumatera Utara tahun dapat dilihat pada Tabel 4.3 Suku bunga investasi rata-rata per tahun mengalami peningkatan mulai tahun 1996 sampai tahun Kenaikan yang cukup besar terjadi dari tahun 1997 ke tahun Keadaan ini terjadi seiring dengan kenyataan merosotnya perekonomian Indonesia dalam kurun waktu tersebut sebagai krisis ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia. Keadaan perkembangan suku bunga investasi ini diikuti pula oleh perkembangan yang serupa pada interest rate differential (IDR) pada kurun waktu yang sama. IDR rata-rata per tahun mengalami lonjakan yang cukup besar (58,95%) dari 7,64% pada tahun 1997 menjadi 12,14% pada tahun Mulai tahun 2000, suku bunga investasi rata-rata per tahun menglami fluktuasi yang secara relatif tidak terlalu besar. Sementara IDR

36 rata-rata per tahun mulai tahun 1999 berada pada kisaran tertinggi sebesar 1,47% pada tahun 1999 dan terendah sebesar -3,47% pada tahun TAHUN Tabel 4.3 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata per tahun Provinsi Sumatera Utara Tahun (persen) SUKU BUNGA INVESTASI INTEREST RATE DIFFERENTIAL Rata-rata per tahun (%) Rata-rata per tahun (%) ,42 1, ,74 7, ,98 12, ,68 1, ,58-0, ,11-3, ,04-0, ,04 0, ,67 1, ,20-0, ,73 0, ,93 1,38 Sumber : Bank Indonesia 3. Pendapatan Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar Rp ,27 milyar. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,43 persen, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,90 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78 persen. Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2007 naik sebesar 6,90 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 4.4). PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2007 sebesar Rp meningkat dari Rp pada tahun Sementara, berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA INVESTASI ASING dan PENGARUHNYA pada PEREKONOMIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA INVESTASI ASING dan PENGARUHNYA pada PEREKONOMIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INVESTASI ASING dan PENGARUHNYA pada PEREKONOMIAN Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perencanaan Wilayah Adanya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berhak untuk membangun wilayahnya sendiri. Pembangunan yang baik tentunya adalah pembangunan yang terencana.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi masalah memelihara kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1979-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan 53 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan diteliti adalah data sekunder, berupa catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi, Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dengan luar negeri, karena perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek terpenting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR PERDAGANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR PERDAGANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR PERDAGANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang dimana Indonesia tidak akan lepas dari putaran roda kegiatan perekonomian internasional. Hal ini berindikasi pada peningkatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar 87 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar internasional berupa data time series periode 1988-007. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Memasuki millennium ke tiga, perdebatan melalui penanaman modal asing

BAB I PEDAHULUAN. Memasuki millennium ke tiga, perdebatan melalui penanaman modal asing BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki millennium ke tiga, perdebatan melalui penanaman modal asing (PMA) menjadi salah satu topik yang menarik terutama di banyak negara-negara yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan pembangunan fasilitas publik secara besar-besaran. Hal ini dilihat dari proyekproyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu perekonomian untuk berproduksi sepanjang waktu (Salvatore 2004:80). Peningkatannya dengan terjadi kenaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-korelasional (kausal) yang menjelaskan adakah hubungan dan seberapa besar pengaruh tiap-tiap variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci