BAB IV ANALISIS. 4.1 Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah Oleh TNI
|
|
- Ida Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS 4.1 Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah Oleh TNI TNI memiliki aturan tersendiri dalam pemanfaatan tanah yang diberikan oleh pemerintah. Dalam kegiatan pemanfaatan tanah yang diberikan kepada TNI, Panglima sebagai pimpinan TNI yang memberikan arahan dan keputusan untuk pemakaian tanah tersebut. Bab ini akan menjelaskan kaitan panca gatra dengan pemanfaatan tanah oleh TNI melalui proses pemberian tanah TNI (Bab 4.1.1) dan peran pimpinan TNI dalam kegiatan pengalokasian tanah untuk TNI (Bab 4.1.2) Proses Pengalokasian Tanah TNI Proses pengalokasian tanah kepada TNI harus melalui persetujuan Departemen Pertahanan. Penyalurannya dilakukan oleh Dirjen Ranahan (Sarana Pertahanan). Proses pemberian tanah TNI dimulai dengan rapat perencanaan yang diikuti oleh Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Pertahanan, dan Badan Pertanahan Nasional. Dalam proses pengalokasian tanah TNI, dilakukan rapat pimpinan mabes TNI dengan para Asisten Logistik dan Asisten Perencanaan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Para pimpinan TNI tersebut melakukan koordinasi dan rantai komando untuk pelaksanaan pengalokasian tanah kepada instansi dibawah yang dipimpinnya, untuk selanjutnya dibahas pada rapat perencanaan di lingkungan masing-masing angkatan. Dengan demikian tanah yang akan dialokasikan pada TNI harus melalui jalur komando terpusat. Yang dimaksud jalur komando terpusat adalah jalur yang dimulai dari departemen pusat kepada instansi yang dibawahnya. 64
2 Proses yang harus dilalui dalam pengalokasian tanah untuk TNI dapat dijelaskan dibawah ini : 1. Tanah yang disediakan pemerintah pusat, khusus untuk pelaksanaan pertahanan negara diinstruksikan kepada Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, dan BPN. 2. TNI melalui Departemen Pertahanan mengajukan permohonan pengadaan tanah untuk kepentingan pertahanan negara kepada pemerintah pusat. 3. Tanah dari BPN, diberikan kepada menteri keuangan sebagai aset negara untuk selanjutnya diinventarisir sebagai tanah yang digunakan untuk mendukung pertahanan negara. 4. Tanah dari Departemen Keuangan, melalui keputusan/peraturan menteri keuangan diberikan kepada Departemen Pertahanan melalui menteri pertahanan. 5. Mekanisme selanjutnya, yaitu diadakan rapat oleh menteri pertahanan dengan sekretaris jenderal departemen, inspektur jenderal departemen, direktorat jenderal sarana pertahanan. Rapat ini bertujuan untuk membahas alokasi tanah yang akan disalurkan kepada TNI. 6. Dari hasil rapat, pejabat direktorat jenderal sarana pertahanan (Dirjen Ranahan), memberikan perintah kepada direktorat konstruksi untuk membagikan tanah yang diperlukan berdasarkan permintaan Markas Besar TNI (Mabes TNI). 7. Mabes TNI yang diwakili oleh Panglima TNI, Kasum TNI, Asisten Perencanaan Kasum, menerima tanah yang diberikan oleh dephan untuk selanjutnya dibagikan kepada tiga angkatan yang membutuhkan berdasarkan surat keputusan panglima TNI. 8. Angkatan yang membutuhkan tanah melakukan koordinasi kepada asisten perencanaan masing-masing angkatan untuk disampaikan kepada Asisten Perencanaan Kasum TNI. 9. Tanah yang diberikan kepada masing-masing angkatan lalu didistribusikan kepada satuan yang membutuhkan di angkatan tersebut. 65
3 Pemerintah RI Departemen Keuangan Departemen Dalam Negeri Badan Pertanahan Nasional Departemen Pertahanan Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan Direktorat Konstruksi Markas Besar TNI Asisten Perencanaan Umum Asisten Logistik TNI AD TNI AL TNI AU Gambar 4.1 Proses pengalokasian tanah negara pada TNI 66
4 Dalam menangani masalah pengadaan dan pemeliharaan tanah TNI, menteri pertahanan dibantu oleh Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan (Ditjen Ranahan). Direktorat ini membawahi beberapa direktorat khusus yang membantu terlaksananya penyediaan sarana pertahanan termasuk tanah didalamnya. Direktorat-direktorat tersebut antara lain : 1. Direktorat Pengadaan (Dit Ada) 2. Direktorat Konstruksi (Dit Kon) 3. Direktorat Standarisasi dan Kelaikan (Dit Stand Laik) 4. Direktorat Teknologidan Industri (Dit Tek Ind) 5. Sekretaris Direktorat Jenderal (Setditjen) Masing-masing direktorat tersebut dipimpin oleh pejabat eselon II atau pejabat militer dengan pangkat bintang satu. Direktorat khusus yang menangani masalah pengadaan tanah adalah Direktorat Konstruksi. Tugas dari direktorat ini adalah menyelenggarakan pembinaan konstruksi, guna mendukung pelaksanaan tugas departemen dan pembinaan TNI, serta pembinaan materiil, fasilitas dan jasa konstruksi guna dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan termasuk konstruksi lapangan guna meningkatkan mobilitas komponen kekuatan pertahanan dan upaya menghambat gerak laju lawan. Fungsi dari Ditkon adalah : a. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan konstruksi pertahanan. b. Perumusan persyaratan teknis konstruksi nasional guna penyesuaian terhadap situasi dan kondisi setempat sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologikonstruksi, serta sejalan dengan kepentingan pertahanan negara. c. Pembinaan konstruksi di lingkungan Departemen dan TNI yang meliputi pengadaan tanah dan konstruksi bangunan serta pendayagunaan dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan negara. d. Pembinaan materiil, fasilitas dan jasa konstruksi nasional untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan negara yang meliputi pembinaan materiil, fasilitas dan jasa, serta konstruksi lapangan yang telah tersusun dalam satuan kekuatan 67
5 komponen kekuatan pertahanan negara, temasuk upaya peningkatan mobilitas komponen kekuatan pertahanan negara dan upaya menghambat gerak laju lawan. e. Pengkoordinasian dan sinkronisasi dengan instansi terkait sesuai bidang tugasnya. f. Pemberian bimbingan, perijinan dan supervisi sesuai bidang tugasnya. g. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan sesuai lingkup tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. h. Analisa dan evaluasi pelaksanaan pembinaan konstruksi pertahanan. i. ketatausahaan dan kerumahtanggaan Direktorat. Salah satu Implementasi dari prosedur tersebut dapat dilihat dalam pengadaan tanah untuk Bais Mabes TNI : 1. Tanah yang digunakan oleh Mako Bais TNI yang terletak di kalibata jakarta selatan, status tanahnya hak pakai yang diberikan oleh BPN. Sifat tanahnya merupakan milik dari departemen keuangan sebagai aset negara. Fungsi dari tanah tersebut digunakan sebagai markas komando Bais TNI oleh Panglima TNI melalui Kasum TNI. 2. Tanah yang diberikan untuk mako Bais TNI, merupakan amanat aset tanah negara yang diserahkan langsung dari panglima TNI melalui kasum TNI kepada Kepala Bais TNI, yang pemanfaatan dan pemeliharaannya dilakukan melalui pengawasan Direktorat F Bais TNI. Direktur F Bais TNI memberikan wewenang kepada Paban Utama F 4 Bagian Pengadaan Dan Pemeliharaan Benda Tidak Bergerak Dan Benda Bergerak yang selanjutnya diberikan ke Bandya F-4-3, untuk disusun data base aset pertanahan Bais TNI dengan tujuan mempermudah penggunaan dan pengawasannya. 68
6 Tanah tersebut merupakan aset negara dimana sertifikatnya berupa Hak pakai dari BPN. Seluruh tanah yang digunakan oleh Bais TNI merupakan tanah yang disediakan mabes TNI. Penggunaannya diawasi oleh departemen keuangan dan departemen dalam negeri Peran Pimpinan TNI Peran pimpinan TNI dalam pengalokasian tanah yang diberikan oleh pemerintah sangat penting, karena pengawasan penggunaan tanah, perlindungan status tanah dan kerjasama dengan BPN dilakukan oleh pimpinan TNI, baik pimpinan pusat maupun pimpinan tingkat eselon atas. Pengalokasian tanah untuk masing-masing angkatan harus dilakukan secara bersama oleh para kepala staf angkatan dan panglima TNI. Kepala Staf Umum (Kasum) TNI mengatur pengalokasian tanah kepada tiga angkatan, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Kasum TNI bertugas untuk mendistribusikan tanah yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada seluruh Kepala Staf Angkatan. Dalam pelaksanaan pendistribusian tanah TNI, Kasum TNI dibantu oleh Asisten Logistik, Asisten Perencanaan, dan Kepala Badan Pembinaan Hukum TNI. Pengalokasian tanah dalam internal tubuh TNI diatur oleh perwira perencanaan dan perwira logistik yang dijabat oleh seorang Kolonel sebagai Paban IV Faskon (Pabandya III) yang mengatur BTB (Barang Tidak Bergerak). Staf logistik bekerja sama dengan staf logistik ketiga angkatan. Pengalokasian tanah untuk keperluan masing-masing angkatan harus disetujui rapat yang dihadiri oleh asisten logistik masing-masing angkatan dengan staf logistik mabes TNI dan pejabat BPN yang menangani masalah tanah aset negara, yang berdasarkan keputusan pemerintah melalui peraturan menteri dalam negeri dan menteri keuangan RI. Dalam rapat tersebut unsur pimpinan TNI diwakili oleh: Panglima TNI. Kepala Staf Angkatan Darat. Kepala Staf Angkatan Laut. 69
7 Kepala Staf Angkatan Udara. Kepala Staf Umum TNI. Asisten Logistik Panglima TNI. Asisten Logistik Angkatan Darat. Asisten Logistik Angkatan Laut. Asisten Logistik Angkatan Udara. Peran masing-masing pimpinan TNI dalam pengalokasian dan pemanfaatan tanah untuk TNI ditujukan bagi masing-masing angkatan. Peran pimpinan TNI tersebut hanya sebatas pengaturan penggunaan tanah, sedangkan untuk perizinannya harus mendapatkan izin dari BPN serta pemerintah pusat, atau pemerintah daerah. TNI melakukan kerja sama dengan lembaga lain seperti BPN (Badan Pertanahan Nasional), Departemen Dalam Negeri, dan Departemen Keuangan, TNI diwakili langsung oleh Panglima TNI. 4.2 Status Tanah TNI Dalam Hukum Pertanahan Nasional Status tanah TNI dalam hukum pertanahan nasional, seperti dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak diatur secara khusus. Status tanah TNI diatur dalam UUPA sebagai suatu lembaga dibawah suatu departemen mempunyai hak atas tanah negara yaitu Hak pakai. Hak pakai ini selanjutnya diatur dalam peraturan menteri dalam negeri. Dengan demikian hak pakai tanah yang digunakan TNI merupakan hak pakai atas aset tanah negara, yang bersifat tidak mutlak dan hanya dapat digunakan selama tanah tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan. Hak pakai yang dimilki oleh tanah TNI merupakan hak penggunaan tanah yang diatur oleh Undang-Undang Pokok Agraria pasal 49 mengenai hak pakai. Hak pakai yang dimiliki oleh tanah TNI mempunyai alas hukum berupa PMDN No. 6 tahun
8 Hak pakai tanah TNI berlaku jika status tanah tersebut telah bersertifikat. Status tanah TNI tersebut dibuktikan melalui suatu sertifikat hak pakai yang dikeluarkan oleh BPN. Tanah TNI yang berlum bersertifikat tidak mempunyai kekuatan hukum dalam penggunaan tanahnya. Dari data yang didapat dari Asisten Logistik masing-masing angkatan (Mayor Jenderal TNI Kardiyono/Aslog KASAD, Laksamana Muda TNI Ir.Chairul Huda,M.M/Aslog KASAL, Marsekal Muda TNI Ida Bagus Sanubari,S.E/Aslog KASAU), banyak tanah TNI yang belum bersertifikat. Menurut Asisten Logistik KASAD, Mayor Jenderal.TNI. Kardiyono, hal ini dapat memicu terjadinya konflik status hak atas tanah. Untuk itu, TNI telah melakukan kerjasama dengan BPN untuk mengurus pendaftaran tanah dan pemilikan sertifikat hak pakai atas seluruh aset tanah TNI yang belum bersertifikat. No. Angkatan luas total Luas Tanah Yang Bersertifikat Luas Tanah Yang Belum Bersertifikat 1 Darat m ,44 m ,79 m 2 2 Laut m m m 2 3 Udara m m m 2 Tabel 1. Jumlah Tanah TNI Hak pakai yang digunakan oleh tanah TNI merupakan hak yang diberikan oleh departemen dalam negeri dan diawasi langsung proses pembayaran uang administrasi dan biaya pendaftaran tanah oleh departemen keuangan sebagai aset negara. Didalam UUPA tidak dijelaskan secara langsung mengenai hak atas tanah bagi tanah TNI. Oleh karena itu departemen dalam negeri mengatur mengenai izin penggunaan tanah departemen-departemen pemerintah termasuk TNI didalamnya. TNI merupakan lembaga dibawah Departemen Pertahanan yang memiliki jumlah aset tanah yang banyak. Jika terjadi konflik pertanahan antara pihak TNI dengan pihak diluar TNI, maka dapat terjadi anggapan yang salah pada struktur hukum TNI. Anggapan bahwa TNI dapat menyelesaikan konflik tanah dengan cara hukum militer tidak tepat. Hal ini dijelaskan dengan ketentuan bahwa hukum 71
9 militer hanya mengatur masalah pidana, bukan hal perdata. Masalah yang menyangkut hukum perdata diatur dalam peradilan umum. Sehingga hal yang berkaitan dengan hukum perdata dilaksanakan oleh peradilan umum/peradilan tata usaha negara. Status hukum pertanahan TNI mengacu kepada Undang-Undang Pokok Agraria, dan Undang-Undang lain yang mengatur penggunaan dan pengelolaan tanah lainnya. Hak pakai yang diberikan kepada TNI berbeda dengan hak pakai yang diberikan untuk umum, hak pakai bagi lembaga pemerintah termasuk TNI di dalamnya memiliki jangka waktu yang tidak terbatas selama tanah tersebut digunakan untuk kepentingan lembaga pemerintah tersebut, hak pakai untuk umum memliki jangka waktu tertentu tergantung dari perjanjian yang memberikan hak pakai tersebut. Hak pakai yang diberikan kepada TNI dalam penggunaan tanah tidak secara langsung dijelaskan dalam UUD 1945 atau UUPA TNI mengacu kepada struktur hukum formil yang berlaku di Indonesia, yaitu berdasarkan UUD 1945, UU (Undang-Undang), Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Kepres), Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. UUPA seharusnya menjadi payung hukum untuk mengatur mengenai tanah yang ada di Indonesia, UU lain yang berkaitan dengan pertanahan seperti undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing, undangundang No. 19 tahun 2004 tentang kehutanan, undang-undang No. 11 tahun 1967 tentang pertambangan, undang-undang No. 4 tahun 1982 tentang lingkungan hidup, dan undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang, jika undang-undang tersebut berbicara mengenai tanah, maka harus mengacu kepada UUPA UUPA mengatur seluruh aspek pertanahan secara menyeluruh termasuk ruang udara yang ada di atas tanah. Undang-undang kehutanan, undangundang migas menyangkut sumber daya alam, sehingga jika terkait dengan tanah, maka seluruh komponen undang-undang tersebut harus mengacu kepada UUPA. 72
10 UUPA harus didukung oleh peraturan-peraturan lain yang sifatnya menjelaskan dan bertujuan untuk menjalankan suatu undang-undang, termasuk undang-undang pertanahan. Pada masa orde baru, hukum pertanahan yang mengatur mengenai tanah TNI tidak terdata dengan baik. Aset-aset TNI sebagai aset negara banyak yang belum terdaftar di departemen keuangan sebagai kekayaan negara. Seluruh tanah milik departemen di Indonesia diatur dalam UUPA dan peraturan menteri dalam negeri. Status tanah seluruh departemen yang ada di Indonesia masuk ke dalam aset negara, penggunaannya diawasi langsung oleh departemen keuangan. Seluruh departemen memiliki kebijakan tersendiri dalam menggunakan tanah yang diberikan oleh negara, dan diatur dalam Surat Keputusan masing-masing pimpinan departemen/menteri departemen. Seluruh tanah departemen pemerintah termasuk tanah TNI dalam bentuk aset negara dikelola oleh departemen keuangan yang pengelolaannya ditugaskan pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai dengan peraturan-peraturan sebagai berikut : 1. Pasal 4 ayat (2) huruf c UU No.17 Tahun 2003 jo UU No.1 Tahun 2004 jo PP No.6 Tahun 2006 bahwa Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara/CFO adalah pengelola barang dengan kewenangan diantaranya menetapkan status penguasaan dan penggunaan barang milik negara; 2. Pasal 9 ayat 5 Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disebutkan bahwa Menteri Keuangan dapat menunjuk departemen/lembaga untuk memanfaatkan barangbarang yang dikuasai oleh negara berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Pasal 48 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 disebutkan bahwa penetapan status penggunaan barang milik negara dilakukan dengan tata cara : pengguna barang melaporkan barang milik negara yang diterimanya kepada 73
11 pengelola barang disertai usul penggunaan. Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan menetapkan status penggunaan barang milik negara dimaksud. Pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola barang. Pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah dan atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang/kuasa pengguna barang dilakukan pengguna barang dengan persetujuan pengelolaan barang. Pemanfaatan barang milik negara/daerah selain tanah dan bangunan dilaksanakan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang. Bentuk pemanfaatan barang milik negara berupa : Sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan. Adapun bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik negara/daerah meliputi : Penjualan, tukar menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah. 4. Keputusan Menteri Keuangan No.1050/KMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang pelimpahan wewenang kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara untuk dan atas nama Menteri Keuangan menandatangani surat dan atau Keputusan Menteri Keuangan, diantaranya disebutkan bahwa materi yang dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara adalah ijin penyerahan barang rampasan yang telah ada ketetapan hukum dari pengadilan kepada instansi yang membutuhkan penetapan status penggunaan atas barang milik/kekayaan negara; 5. Menteri Keuangan selaku pengelola barang berwenang menetapkan status penguasaan dan penggunaan barang milik negara termasuk yang diperoleh dari putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang dalam amarnya dinyatakan dirampas untuk negara. Berdasarkan putusan pengadilan tersebut maka barang yang dinyatakan dirampas untuk negara tersebut menjadi barang yang dikuasai oleh negara dan menjadi barang milik negara. 74
12 Hingga saat ini belum diketahui jumlah nominal aset negara, termasuk tanah didalamnya, yang dimiliki oleh negara. Tanah TNI sebagai aset negara belum di invetarisir secara baik, sehingga dapat menimbulkan kesulitan negara dalam pengelolaan dan pengawasan aset negara. Tanah yang digunakan TNI merupakan aset tetap negara. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No.KMK. 01/KM.12/2001 tanggal 18 Mei 2001, yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan atau dikuasai pemerintah yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, mempunyai nilai material dan dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang dapat diperoleh secara sah dari dana yang bersumber dari APBN melalui pembelian, pembangunan atau dana diluar APBN melalui hibah. Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian aset tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/ pembuatan aset tetap lainnya. Pengeluaran yang dikapitalisasi tersebut, dirinci sebagai berikut: a. Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, dan pengurukan; b. Pembelian peralatan dan mesin meliputi, harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba; c. Pembangunan gedung dan bangunan meliputi: pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama; d. Pembangunan jalan/irigasi/jaringan meliputi: nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di atas tanah yang diperuntukkan untuk pembangunan; 75
13 e. Pembelian aset tetap lainnya sampai siap pakai meliputi harga kontrak/beli, ongkos angkut, dan biaya asuransi. Mengenai pelaksanaan inventarisasi Barang Milik Negara tersebut, Menteri Keuangan sebagai Pengelola Barang, diberi mandat oleh UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara juncto PP No.6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah pasal 70 untuk melakukan inventarisasi atas BMN, khusus berupa tanah dan/atau bangunan yang berada di kementerian/lembaga minimal sekali dalam 5 tahun. Sedangkan untuk selain tanah dan/atau bangunan hal itu merupakan kewenangan dan menjadi domain/tanggung jawab masing-masing Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang. Dapat dilihat dari data di atas, bahwa pelaksanaan inventarisasi aset negara belum berjalan dengan baik. Untuk memberikan kepastian hukum kepada status tanah TNI, seharusnya seluruh tanah TNI sebagai aset negara, diberikan setrtifikat Hak pakai, sebagai tanda bukti penggunaan tanah yang sah. Penggunaannya harus didaftarkan pada kantor pertanahan/bpn. 4.3 Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah TNI dari Sudut Pandang Panca Gatra dan Tri Gatra. Aset tanah yang digunakan oleh TNI memiliki kekuatan strategis untuk menunjang pertahanan negara. Tanah yang digunakan oleh TNI memberikan peranan dalam bidang ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara Indonesia (Panca Gatra). Analisis aspek Panca Gatra (aspek sosial kemasyarakatan): 1. Dari sisi Ideologi bahwa kepentingan TNI dalam menggunakan aset tanahnya untuk menegakkan Idiologi Negara yang berdasarkan Pancasila. Hal ini sesuai dengan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga TNI yang dimiliki TNI untuk senantiasa menegakkan idiologi NKRI yang berdasar Pancasila. 76
14 2. Politik menggambarkan aset-aset tanah TNI ditempatkan ditempat yang strategis bagi pertahanan negara yang berhubungan dengan penegakkan idiologi Pancasila dan UUD Aspek ekonomi mengacu kepada aset tanah TNI sebagai alat untuk menegakkan kegiatan SISHANKAMRATA atau sistem pertahanan keamanan rakyat semesta, dimana dalam kegiatannya membutuhkan tanah yang nilai ekonominya dapat terjangkau oleh anggaran biaya TNI demi kepentingan negara. 4. Aspek sosial menerangkan dari beberapa aset tanah TNI yang ada saat ini maupun yang akan datang salah satu dasar pemakaiannya adalah yang dapat berhubungan dengan sosial masyarakat setempat karena sesuai jati diri TNI, yaitu TNI berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan dari sisi Budaya, TNI sebagai pilar bangsa membutuhkan adanya sejarah pendahulunya, untuk itu dalam rangka mengenang perjuangan dan nilainilai budaya pendahulu TNI, maka TNI membangun di beberapa aset tanahnya tempat-tempat bersejarah yang diabadikan seperti Museum Pusjarah TNI yang ada di beberapa daerah di Indonesia. 5. Aspek pertahanan dan keamanan negara, sudah jelas, bahwa aset tanah TNI digunakan semata-mata untuk kepentingan menegakkan pertahanan dan keamanan negara kesatuan republik Indonesia. Aspek Tri Gatra memiliki peranan yang penting untuk menunjang ketahanan negara. Aset TNI sangat penting dalam menunjang ketiga aspek Tri Gatra dalam penguasaan tanah yang dipakai oleh TNI. 77
15 Tanah TNI apabila dilihat dari aspek tri gatra yang terdiri atas aspek lokasi, demografi, dan sumber daya alam merupakan aspek alamiah yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai kekuatan pertahanan negara. Analisis aspek Tri Gatra (aspek alamiah) tanah TNI yaitu: 1. Posisi dan Lokasi Geografi negara, bahwa TNI sebagai kekuatan utama pertahanan negara dalam mengadakan aset tanah disesuaikan dengan nilai strategis pertahanan negara. Contoh: menempatkan komando seperti kodam, kodim, koramil, armada barat, armada timur, pelabuhan udara, dan markas besar TNI, ditempat yang strategis sesuai dengan pertimbangan pertahanan negara. 2. Keadaan dan Kemampuan Penduduk, dari sisi demografi TNI sebagai kekuatan utama pertahanan negara, melakukan rekrutmen prajurit TNI yang senantiasa memperhitungkan faktor kualitas dan kuantitas penduduk Indonesia sehingga diharapkan postur TNI betul-betul berasal dari rakyat yang berada di seluruh wilayah tanah Indonesia yang diharapkan memiliki SDM sesuai kebutuhan kualitas organisasi TNI. 3. Keadaan dan Kekayaan Alam, aset tanah TNI dalam menentukan kepemilikan lahan untuk digunakan sebagai sarana dan prasarana seperti markas komando, tempat latihan, yang sesuai dengan kondisi dan potensi sumber kekayaan alam negara Indonesia yang ada. 78
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1346, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Barang Milik Negara. Kapitalisasi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2088, 2015 KEMHAN. BMN. Pengawasan. Pengendalian. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciIndonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4515); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Tanah penting artinya bagi kehidupan manusia karena tanah tempat mencari sumber kehidupan dan tempat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 of 14 8/26/2010 12:01 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2015 KEMENHUB. Pengawasan. Pengendalian. Barang Milik Negara. Tata Cara Tetap. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA
Lebih terperinciArsip Seksi PKN, KPKNL Semarang
Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan
No.554, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan DEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 30 TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PENGAMBILALIHAN AKTIVITAS BISNIS TENTARA NASIONAL INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PENGAMBILALIHAN AKTIVITAS BISNIS TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tukar Menukar. Tanah. Bangunan. Prosedur.
No.210, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tukar Menukar. Tanah. Bangunan. Prosedur. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUKAR-MENUKAR
Lebih terperinci2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura
No.53, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Aset Desa. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.92, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Bantuan Peralatan Mesin. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG
9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDomain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya
Domain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Abstrak Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STATUS TANAH TNI DALAM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL
IDENTIFIKASI STATUS TANAH TNI DALAM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh: Vaghwa Hasib Nata Praja 151 04 071 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI DAN PENETAPAN MASA MANFAAT, METODE PENYUSUTAN BARANG MILIK/KEKAYAAN
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG sinarmedia-news.com I. PENDAHULUAN Pelaksanaan urusan pemerintahan, baik pada tingkat pusat maupun daerah tidak terlepas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.381, 2014 KEMENHAN. Penggunaan. Pemanfaatan. Penghapusan. BMN. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG TATA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.92, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Barang Milik Negara. Barang Milik Daerah. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533) PERATURAN
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1381, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK. Penetapan Status. Penggunaan. Penghapusan. Barang Milik Negara. Pelimpahan Wewenang PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61
Lebih terperinciDomain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya
Domain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Sebagaimana diketahui bahwa
Lebih terperinciPENERTIBAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN TNI DENGAN STATUS OKUPASI
PENERTIBAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN TNI DENGAN STATUS OKUPASI Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Pemberian hak atas tanah oleh Negara telah
Lebih terperinciPotret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang
Potret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Pusdiklat KNPK 1 Abstrak Saat ini terdapat beberapa peraturan terkait kebijakan penggunaan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Halim, R.A. (1983) Hukum Agraria Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta, Indonesia, 256 halaman.
DAFTAR PUSTAKA Halim, R.A. (1983) Hukum Agraria Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta, Indonesia, 256 halaman. Harsono., B. (1971) Undang-Undang Pokok Agraria Bagian Pertama Jilid Kedua, Djambatan,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PENGAMBILALIHAN AKTIVITAS BISNIS TENTARA NASIONAL INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PENGAMBILALIHAN AKTIVITAS BISNIS TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BATAS MINIMAL KAPITALISASI ASET TETAP DALAM SISTEM AKUNTANSI KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
31 Oktober 2007 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 5 2008 SERI. E NO. 5 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA
Dicabut dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGGUNA BARANG KEPADA KEPALA BIRO KEUANGAN DAN BMN, SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL, SEKRETARIS BADAN,
Lebih terperinciSALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 66 TAHUN 2011
1 PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 118 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAKHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BATAS MINIMAL KAPITALISASI ASET TETAP DALAM SISTEM AKUNTANSI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Menimbang : BUPATI POLEWALI
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG
SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta
No.1957, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Jabatan ASN. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PRAJURIT
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENGALIHAN ASET DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014
ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENGALIHAN ASET DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 014 Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Jakarta, 4 April 016 1 Dasar Hukum 1. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA
BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG
' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013
CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang- Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.1688, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Penatausahaan BMN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.909, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Pengelolaan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa seluruh barang milik
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Revisi dari Divisi Hukum pada Biro Hukum PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Alih Status. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN PEMELIHARAAN MATERIIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
m9 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34A TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN, PEMANFAATAN DAN PEMINDAHTANGANAN TANAH DAN/ ATAU BANGUNAN MILIK DAERAH YANG BERASAL DARI KEKAYAAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 248/PMK.07/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciRAPERDA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG
BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN SEBELUM TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN
Lebih terperinciSALINAN NO : 14 / LD/2009
SALINAN NO : 14 / LD/2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 SERI : D.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN WALIKOTA JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG
SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM KONSULTASI PENCEGAHAN PENYIMPANGAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN pbase.com I. PENDAHULUAN Pada tahun 2003 dan 2004, pemerintah telah menetapkan paket undang-undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH. A. Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH A. Pengertian Pengelolaan Barang Kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan. 8 Banyak
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/MENLHK/SETJEN/KAP.3/4/2018 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT pada tahun anggaran 2014 kami dapat menyusun buku Keputusan Menteri Agama RI Nomor Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan lingkungan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2015 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2015 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU DARI PENGELOLA BARANG KEPADA PENGGUNA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mengetahui kepastian nilai barang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : bahwa untuk tertibnya pengelolaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci1 of 5 18/12/ :47
1 of 5 18/12/2015 15:47 Menimbang MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciBAB III STATUS TANAH TNI DALAM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL
BAB III STATUS TANAH TNI DALAM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL 3.1 Kedudukan Tanah TNI Dalam UUPA 3.1.1 Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah oleh TNI Hak atas tanah yang dilekatkan pada tanah-tanah yang dimanfaatkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci