Semarang, 10 Agustus Hal: Laporan Lampiran: 2 (dua) berkas. Yth. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah di Klaten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semarang, 10 Agustus Hal: Laporan Lampiran: 2 (dua) berkas. Yth. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah di Klaten"

Transkripsi

1 Semarang, 10 Agustus 2012 Hal: Laporan Lampiran: 2 (dua) berkas Yth. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah di Klaten Dengan hormat, Melalui surat ini, kami atas nama Komunitas Pencinta Sejarah Semarang ingin menyampaikan informasi sekaligus melaporkan adanya rencana pembongkaran sebuah bangunan bersejarah di Kota Semarang. Bangunan itu adalah Balai Muslimin yang berlokasi di Kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur. Balai Muslimin merupakan bekas kantor Sarekat Islam (SI) Afdeling Semarang. Bangunan ini punya makna penting, tidak hanya bagi sejarah Kota Semarang, namun juga sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Di tempat inilah dulu kaum pergerakan, terutama yang tergabung dalam wadah SI Semarang melancarkan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. (informasi lebih lengkap lihat lampiran) Kini, kondisi Balai Muslimin sangat memprihatinkan, rusak parah dan nyaris roboh. Bahkan menurut informasi penjaga gedung, bangunan yang dibuat pada 1916 itu akan dibongkar dan diganti bangunan baru berlantai tiga (proposal pembangunan dan foto-foto terlampir). Mengingat pentingnya nilai historis bangunan tersebut, kami mohon BP3 turun tangan. Kami akan sangat berterima kasih jika laporan ini segera ditindaklanjuti dengan kunjungan lapangan dan serangkaian langkah penyelamatan. Kami khawatir jika rencana pembongkaran itu dilaksanakan dalam waktu dekat. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Koordinator Rukardi Tembusan: Dinas Tata Kota dan Perumahan Semarang

2 Lampiran I Foto-foto Gedung Eks Kantor Sarekat Islam Afdeling Semarang Tampak depan bangunan Inisial SI di lantai bangunan Bagian dalam bangunan dengan konstruksi kayu yang masih asli

3 Kerusakan pada bagian atap bangunan Kiri: Dokumen Laporan Hasil Pertemuan pengurus Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Muslimin (YKTM) dengan Plt Wali Kota Semarang Mahfudz Ali pada 12 Juni Atas: Gambar rencana bangunan baru.

4 Lampiran II Informasi mengenai Gedung Eks Kantor Sarekat Islam Afdeling Semarang di buku Remah-remah Kisah Semarang karya Rukardi Zaman Bergerak di Kampung Gendong Pada masa pergerakan, Semarang menjadi salah satu bidang persemaian benih-benih perlawanan terhadap kolonialisme. Kala itu banyak aktivis yang lahir, tumbuh, dan berkiprah di medan politik, seperti Semaoen Darsono, Mas Marco Kartodikromo, dan Tan Malaka. Sepak terjang mereka sanggup memanaskan suhu politik di Hindia Belanda. Bersama para aktivis dari Surakarta dan sejumlah kota lain, Semaoen dan kawan-kawan menjadikan Jawa memasuki apa yang disebut Takashi Shiraishi sebagai zaaman bergerak. Namun politik Orde Baru tak menghendaki orang-orang di persimpangan kiri jalan itu tercatat dalam buku sejarah pergerakan kebangsaan. Peran mereka, seperti halnya Semarang, dinafikan. Tak mengherankan jika kebanyakan warga kini tak lagi mengenal salah satu episode penting sejarah kotanya itu. Salah satu saksi yang masih dapat bercerita tentang episode yang hilang tersebut adalah gedung eks kantor Sarekat Islam (SI) Cabang Semarang di Kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Semarang Timur. Di tempat itulah dulu para aktivis SI yang radikal berkumpul untuk mengonstruksi gerakan dan melancarkan aksi perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Meski sisa-sisa kemegahannya masih tampak, nasib bangunan yang kini bernama Balai Muslimin itu sungguh mengenaskan. Fisiknya rusak parah. Bubungan atap bagian depan ambrol, dinding serta interiornya kusam dan tak terawatt. Puing-puing teronggok di sejumlah tempat. Selain dua keranda, tumpukan tikar, dan sebuah podium yang telah beralih fungsi menjadi pengimaman, gedung itu tak menyimpan perabotan lain. Sekretariat Badan Keswadayaan Masyarakat Kelurahan Sarirejo yang mendompleng di sisi selatan terlihat tutup. Sepintas, bangunan panjang beratap tumpang yang menghadap kea rah barat itu tak menampakkan tanda kesejarahan khusus. Tidak ada prasasti berisi keterangan mengenai nama asli, kegunaan, serta tahun pembangunan gedung. Satu-satunya tengara identitas sejati Balai Muslimin adalah inisial SI yang terdapat di lantai, tepat di tengah-tengah bangunan. Inisial itu dibentuk dari pasangan ubin berwarna hitam. Sedangkan latar belakangnya ubin kuning dengan lis warna merah. Seksi Gedung Balai Muslimin, Abdulrosjid menuturkan, meski ubin itu sudah tidak layak pakai, bagian inisial SI tetap dipertahankan. Ini yang menjadi tanda bahwa gedung ini pernah menjadi kantor Sarekat Islam, katanya. Balai Muslimin, lanjut Abdulrosjid, tak lagi bisa dipakai sejak awal Mei Atapnya yang ambrol menjadi jalan masuk air ketika turun hujan. Sebelum itu, Balai Muslimin makmur dengn pelbagai kegiatan. Mulai latihan bela diri, pentas seni, sampai aktivitas keagamaan. Biasanya, setiapjumat,

5 gedung itu dimanfaatkan warga untuk salat Jumat. Sejak atapnya roboh, warga salat di masjid-masjid di sekitar Kampung Gendong, ujar Abdulrosjid. Sebagai artefak, bangunan itu memiliki kisah sejarah panjang. Menurut Abdulrosjid, eks Kantor Sarekat Islam Semarang dibangun pada Tanahnya berasal dari wakaf salah seorang keturunan keluarga Tasripin yang menjadi anggota SI. Sementara bangunannya hasil swadaya anggota. Berdasar kisah yang didengar Baharudin bin Shihab, mantan anggota DPRD Gotong Royong Kota Semarang dari Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) periode , pembangunan gedung itu dilakukan dengan cara iuran. Konon, selain sumbangan dermawan, sebagian dana dikumpulkan anggota dari hasil menjual bolang-baling. Saya sudah tidak menangi masa itu. Saya mendengarnya dari cerita orang tua dulu, kata Baharudin. *** Krisis ekonomi yang berlangsung sejak awal 1923, menggoyahkan stabilitas politik di Hindia Belanda. Para pengusaha melakukan efisiensi sedemikian rupa, termasuk menekan gaji para buruh. Reaksi pertama ditunjukkan oleh buruh kereta api yang tergabung dalam Vereeniging voor Spoor-en Traamwegpersoneel (VSTP). Semaoen sang ketua, merumuskan tuntutan yang hendak diajukan kepada Jawatan Kereta Api. Tidak hanya itu, Semaoen juga menyelenggarakan rapat-rapat umum untuk menyiapkan perlawanan kaum buruh. Pemerintah merasa gerah. Pada 8 Mei 1923 Semaoen dan sejumlah aktivis buruh lain ditangkap. Tindakan represif itu segera direspons oleh massa buruh Semarang. Mereka melaksanakan amanat Semaoen: Pemogokan harus dilaksanakan apabila ada salah seorang pemimpin buruh ditangkap. Malam hari, 8 Mei 1923, sejumlah perwakilan kelompok buruh pribumi berkumpul di Kampung Gendong untuk menyiapkan aksi mogok besar-besaran. Setelah berunding, mereka memutuskan aksi tersebut langsung dilaksanakan pada keesokan hari. Benar saja, pada 9 Mei, aktivitas kota nyaris lumpuh. Buruhpribumi yang bekerja di perusahaan trem Jomblang-Bulu, Semarang-Joeana Stroomtram Maatschappij (SJS), dan kusir dokar tak bekerja. Pedagang di Pasar Johar dan Pasar Pedamaran juga tak berjualan. Pemogokan besar-besaran itu menimbulkan kekacauan. Liem Thian Joe dalam Riwajat Semarang mengisahkan, warga yang biasa menggunakan trem telantar. Pun para jongos yang hendak mengantar makan siang untuk majikan mereka. Pemerintah Kota Praja dibuat kalang kabut. Agar tak terjadi kekacauan, mereka menurunkan aparat kepolisian untuk menjaga kota, dan mengerahkn murid-murid Technische School untuk mengoperasikan trem. Pada hari itoe di kampoeng Gendong dibikin vergadeering lagi, dipimpin oleh toean Soegono, siapa telah andjurin boeat orang-orang jang mogok itoe soepaja mogok teroes Sejarah mencatat, aksi mogok yang dirancang di Kampung Gendong akhirnya meluas ke kota-kota lain, seperti Batavia (Jakarta), Meester Cornelis (Jatinegara), Solo, Yogyakarta, Jatibarang, Blitar, dan Nganjuk.

6 Meski demikian, aksi itu tak membuahkan hasil. Alih-alih tuntutannya dipenuhi, sebagian dari mereka justru dipecat oleh perusahaan. Pascakemerdekaan, bekas Kantor SI Cabang Semarang dikuasai oleh aktivis Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), salah satu underbow PKI. Mereka menjadikannya semacam markas, sekaligus tempat tinggal. Saya ingat, sehari-hari para aktivis SOBSI modok di gedung itu, kata Baharudin. Peristiwa 30 September 1965 berdampak pada pengganyangan orang-orang kiri, tak terkecuali anggota SOBSI. Massa antikomunis pun menyerbu gedung bekas kantor SI Cabang Semarang yang digunakan oleh SOBSI. Mereka merangsek, mengacak-acak dokumen, dan melempari gedung itu dengan batu. Saat massa hendak membakarnya, warga Kampung gendong menghalangi. Usai huru-hara 1965, gedung bekas Kantor SI Cabang Semarang di bawah penguasaan tentara. Namun tak lama berselang, pengelolaannya diserahkan kepada umat Islam lintas golongan, dan semenjak itu dinamakan Balai Muslimin. Seksi Gedung Abdulrosjid menuturkan, Balai Muslimin selanjutnya digunakan untuk pelbagai aktivitas. Tak hanya yang bersifat keagamaan, namun juga social kemasyarakatan. Kini setelah bertahun-tahun, kondisi Balai Muslimin kian mengenaskan. Bangunan tersebut bagai tak pernah tersentuh perawatan. Jika tak diselamatkan, saksi bisu sejarah pergerakan rakyat di Semarang itu terancam hilang.

Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang Terancam Dirobohkan

Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang Terancam Dirobohkan Kliping Berita-Berita dari Berbagai Media Massa 2013 Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang Terancam Dirobohkan Disusun oleh Komunitas Pegiat Sejarah

Lebih terperinci

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp:

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp: Kepada Yth -Kepala Dinas Tata Kota dan Permukiman (DTKP) Semarang -Pimpinan dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Semarang di tempat Perihal: Pendaftaran cagar budaya, permohonan kajian cagar budaya,

Lebih terperinci

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet Sarekat Islam Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet (keturunan arab) Tujuan SDI Bogor adalah meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp:

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp: Kepada Yth Wali Kota Semarang di tempat Perihal: Informasi mengenai kajian cagar budaya bangunan kuno Pasar Peterongan Semarang oleh BPCB Jateng Dengan hormat, Bersama surat ini kami menginformasikan bahwa

Lebih terperinci

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.

Lebih terperinci

GERAKAN VSTP SEMARANG ( )

GERAKAN VSTP SEMARANG ( ) GERAKAN VSTP SEMARANG (1908-1923) Oleh: Sugiyarto Desember 2011 GERAKAN VSTP SEMARANG (1908-1923) Penulis Sugiyarto Editor Sugiyarto Tata Letak & Desain Pivie Rumpoko Penerbit CV. Madina Jl. Bulusan XI/5

Lebih terperinci

PENDAPAT HUKUM. Keabsahan Negara dalam Penguasaan Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang

PENDAPAT HUKUM. Keabsahan Negara dalam Penguasaan Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang PENDAPAT HUKUM 2013 Keabsahan Negara dalam Penguasaan Bangunan Bersejarah Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang Disusun oleh Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang SEJARAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

Batu yang Menjadi Roti

Batu yang Menjadi Roti Batu yang Menjadi Roti Berikut ini adalah kisah tentang Tuhan Yesus dan para murid-nya. Kisah ini hanya sebuah kiasan, ceritanya sendiri tidak tertulis dalam Injil mana pun. Oleh karenanya kisah ini hanya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN Kepartaian yang terjadi di Indonesia, sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda, untuk hal yang menarik untuk disimak dalam buku ini, dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh

BAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya kaum buruh 1 selalu menuntut hak hak normatifnya berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh perempuan, hak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tujuan dikeluarkannya kebijakan mengenai otonomi daerah, yang diatur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tujuan dikeluarkannya kebijakan mengenai otonomi daerah, yang diatur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah secara umum merupakan kemampuan daerah dalam upaya untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan wilayah karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa

Lebih terperinci

BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN

BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN 1 MOGOK Oleh: Susi 2 Pagi itu langit cerah. Di kawasan industri Pasar Kemis, Tangerang, sebuah perusahaan memasang pengumuman tentang adanya lowongan kerja. Syarat bagi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tuntutan kaum buruh dapat terpenuhi. Gerakan buruh yang sedang dibangun juga

BAB V PENUTUP. tuntutan kaum buruh dapat terpenuhi. Gerakan buruh yang sedang dibangun juga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Gerakan buruh yang pada hakikatnya adalah konsekuensi yang diitimbulkan dari realitas sistem ekonomi politik yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat/buruh maka akan terus

Lebih terperinci

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN 1911-1942 PENELITIAN Oleh IYUS JAYUSMAN, DRS,. M.PD NIDN. 0429066201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 148 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN MASJID BESAR AL-MUBAROK DI KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peninggalan sejarah dan cagar budaya mempunyai peranan penting dalam perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah dan cagar budaya banyak

Lebih terperinci

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BONTANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA

BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA 12 BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA Pembangunan jalur kereta api di Jawa pada awalnya berkembang karena hasil dari Cultuurstelsel dan perkebunan swasta yang menjamin

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

Lebih terperinci

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PELESTARIAN BANGUNAN DAN/ATAU LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

Profile Kampung Dayak, Kuburan Kebon Nanas

Profile Kampung Dayak, Kuburan Kebon Nanas Profile Kampung Dayak, Kuburan Kebon Nanas Di tengah keramaian dan gemerlapnya kota Jakarta, di antara gedung megah menjulang tinggi, mobil mewah berlalu-lalang, orang-orang berdasi berpesta-pora, para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA

PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA PETER ARDHIANTO 1, RATIH DIAN SARASWATI 1 1. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Email : peter.ardhianto@unika.ac.id ABSTRAK Semarang merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dalam periode tersebut, terjadi perubahan sosial yang besar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Lebih terperinci

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Ira Kusumah kontributor Berdikari Online http://www.berdikarionline.com/aliarcham-obor-yang-tak-pernah-padam/ Berjuang dan belajar, tanpa belajar tak mungkin bisa

Lebih terperinci

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebebasan politik yang tersedia di masa reformasi, telah membuka kesempatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebebasan politik yang tersedia di masa reformasi, telah membuka kesempatan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kebebasan politik yang tersedia di masa reformasi, telah membuka kesempatan bagi kebangkitan gerakan social di Indonesia. Era reformasi menyediakan struktur kesempatan politik yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Gerakan Partai Komunis Indonesia : Strategi Partai Dalam Mencapai Kekuasaan Politik Di Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat : : WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2011 LAMPIRAN : 1 (satu) berkas TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

C - HARI MINGGU BIASA XXXIII

C - HARI MINGGU BIASA XXXIII 1 Tahun C - HARI MINGG BIASA XXXIII LITRGI SABDA Bacaan Pertama Mal. 4 : 1-2a Bagimu akan terbit surya kebenaran. Bacaan diambil dari Nubuat Meleakhi: "Sungguh, hari Tuhan akan datang, menyala seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, setiap warga masyarakat berusaha agar hidupnya aman dan bahagia. Untuk mencapai hidup yang aman dan tentram itu diperlukan adanya peraturan, hukum dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS 2.1. Menganalisis Kolonialisme dan Imperialisme Perkembangan Pengaruh Barat di Barat dan Perubahan Merkantilisme dan Ekonomi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di pada masa Kolonial Demografi, Kapitalisme

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN No. 11 Tahun 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 1 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia selalu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan kebutuhan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Melakukan manajemen resiko berarti merencanakan masa depan dengan lebih sistematis, matang dan terencana. Kita semua menginginkan jaminan kemakmuran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

KECAMATAN REBAN DESA TAMBAKBOYO. Jl. Reban - Bawang Km. 1 Kec. Reban * ( (0285)

KECAMATAN REBAN DESA TAMBAKBOYO. Jl. Reban - Bawang Km. 1 Kec. Reban * ( (0285) DOKUMEN PROPOSAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) TAHUN 2016/2017 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG KECAMATAN REBAN DESA TAMBAKBOYO Jl. Reban - Bawang Km. 1 Kec. Reban * 51273 ( (0285) 4486825 KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN. SALINAN SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA

Lebih terperinci

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional

Lebih terperinci

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A. Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan

Lebih terperinci

ANCAMAN DEMOKRASI SULAWESI TENGGARA

ANCAMAN DEMOKRASI SULAWESI TENGGARA ANCAMAN DEMOKRASI SULAWESI TENGGARA Prof. Dr. Laode Masihu Kamaluddin.,MSc.,M.Eng M engikuti perkembangan Politik di Sultra yang berkaitan dengan Pilgub 2018 maka ada catatan penting yang menarik bagi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2010 Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR TAHUN 9017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR TAHUN 9017 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR TAHUN 9017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PENGGANTI BANGUNAN DI ATAS TANAH NEGARA PADA BANTARAN/SEMPADAN SUNGAI

Lebih terperinci

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Etnis Cina di Salatiga Bangsa Cina pada awal kedatangannya di Indonesia adalah untuk melakukan perdagangan. Seperti halnya para pedagang dari Arab,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 42 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01 Seorang pakar sejarah kenamaan Khalil Syahin Azh-Zhahir mengemukakan bahwa ia pernah berkunjung ke salah satu rumah sakit di Damaskus tahun 831 H/1427 M. Ia belum pernah melihat rumah sakit wakaf semegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsitektur kolonial yang ada di Indonesia, tersebar di berbagai wilayah kota-kota besar termasuk di kota Medan. Tidak semua arsitektur kolonial dibangun oleh arsitektur

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maupun dari manca negara. dll) menjadi sesuatu yang bernilai penting bagi banyak pihak dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maupun dari manca negara. dll) menjadi sesuatu yang bernilai penting bagi banyak pihak dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat besar, baik dari sisi jumlah penduduk, luas wilayah, sumber daya alam (SDA), hingga seni budaya dan adat istiadatnya. 1 Seiring

Lebih terperinci