METODOLOGI PENELlTlAN
|
|
- Sonny Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODOLOGI PENELlTlAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma, Unit Seruyan Kalimantan Tengah. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap kegiatan, yaitu tahap pertama pengambilan data di lapangan selama dua bulan mulai bulan Januari sampai Pebruari 2007 dan tahap kedua dilakukan di laboratorium Kimia Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, lnstiiut Pertanian Bogor, yaitu bulan Maret 2007 untuk menganalisis biomassa tumbuhan bawah dan tingkat semai. Bahan dan Alat Bahan penelitian yang juga merupakan objek dari penelitian ini adalah areal bekas tebangan TPTJ (Tebang Pilih Tanam Jalur) yang berumur 0 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun dan hutan primer. Pemilihan hutan primer daiam penelitian ini dimaksudkan sebagai pembanding terhadap areal bekas tebangan TPTJ. Untuk itu asumsi-asumsi yang digunakan adalah kondisi awal areal bekas tebangan TPTJ (sebelum dilakukan kegiatan penebangan) memiliki kesamaan tipe vegetasi, iklim, tanah dan kondisi topografi dengan hutan primer. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu alat yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan meliputi : kompas, haga hypsometer, pita diameter pohon, tali tambang, golok, tally sheet, amplop, timbangan duduk 300 gr, karung, kantong plastik, spidol bennrama, label kertas, cat wama merah dan kuas cat. Sedangkan alat yang diperlukan dalam analisis biomassa vegetasi tumbuhan bawah dan vegetasi tingkat semai di laboratorium meliputi timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 g, cawan porselen, eksikator dan oven. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data komposisi dan struktur vegetasi di areal bekas tebangan TPTJ umur 0, 2, 3, 4 tahun dan hutan primer yang mencakup kerapatan relatii, frekuensi relatif, dominansi relatif suatu jenis yang kemudian didapatkan lndeks Nilai Penting (INP). Peubah yang diukur untuk mengetahui kornposisi dan struktur
2 vegetasi tersebut adalah nama jenis, jumlah jenis, jumlah individu untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah. Sedangkan untuk tingkat pohon yang berdiameter r 5 cm, peubah yang diukur adalah nama jenis, jumlah jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi pohon 2. Data biomassa tingkat semai dan tumbuhan bawah yang diukur dengan menggunkan metode secara langsung (destrumif) di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer 3. Data biomassa tingkat pohon yang berdiameter 2 5 cm yang dukur dengan menggunakan metode secara tidak langsung (non destrumif) di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer 4. Data kandungan karbon tingkat semai dan tumbuhan bawah di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer 5. Data kandungan karbon tingkat pohon yang berdiameter 2 5 cm di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer 6. Data sekunder (data pendukung) yang meliputi data keadaan umum lokasi penelitian dan data curah hujan Prosedur Pengumpulan Data di Lapangan Lokasi penelitian ini terdiri dari 5 lokasi, yaitu di areal bekas tebangan TPTJ umur 0, 2, 3, 4 tahun dan hutan primer. Pada setiap lokasi tersebut masingrnasing dibuat 2 unit Petak Contoh Pengamatan (PCP) berukuran 100 m x 100 m sehingga jumlah total PCP yang dibuat sebanyak 10 unit atau seluas 10 Ha. Analisis Vegetasi Sistem silvikultur TPTJ di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma secara teknis di lapangan terdapat jalur bersih dan jalur antara. Pada tahap awl, jalur tanarn dibuat 3 meter yang merupakan jalur bersih dan bebas naungan, sedangkan jalur antara (jalur kotor) dengan lebar 22 meter merupakan tegakan alam. Pembuatan lebar jalur bersih atau bebas naungan dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut : a. Pada umur penebangan 0 tahun (tahun berjalan), lebar jalur bersih atau lebar jalur tanam 3 m b. Pada umur penebangan 2 tahun, lebar jalur bersih atau bebas naungan 4 rn c. Pada umur penebangan 3 tahun, lebar jalur bersih atau bebas naungan 6 m d. Pada umur penebangan 4 tahun, lebar jalur bersih atau bebas naungan 10 m
3 Kegiatan analisis vegetasi di areal bekas tebangan TPTJ dalam penelitian ini dilakukan di jalur antara. Sedangkan metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode nested sampling, dimana pada setiap PCP di buat petak ukurpetak ukur yang didalam petak ukur tersebut dibuat sub-sub petak ukur. Vegetasi yang diamati meliputi tingkat pohon, tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah. Penempatan PCP dilakukan dengan metode purposive sampling. Ukuran petak ukur yang dibuat untuk pengamatan tingkat pohon disesuaikan dengan lebar jalur bersih atau jalur bebas naungan, yaitu di areal bekas tebangan umur 0 tahun ukuran petak ukur 25 m x 22 m; areal bekas tebangan 2 tahun ukuran petak ukur 25 m x 21 m; areal bekas tebangan 3 tahun ukuran petak ukur 25 m x 19 m dan areal bekas tebangan 4 tahun ukuran petak ukur 25 m x 15 m dan di areal hutan primer ukuran petak ukur 25 m x 25 m. Sedangkan untuk pengamatan vegetasi tingkat tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah ukuran petak ukur di semua lokasi penelitian adalah sama, yaitu masing-masing berukuran 10 m x 10 m; 5 m x 5 m dan 2 m x 2 m. Desain PCP untuk analisis vegetasi di setiap lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5-9 : Keterangan : Jalur tanam Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon (25 m x 22 m), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m), semai dan tumbuhan bawah (2 rn x 2 m) Gambar 5 PCP analisis vegetasi pada areal bekas tebangan 0 tahun
4 Keterangan : Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon (25 m x 21 m), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m), semai dan tumbuhan bawah (2mx2m) ---- Jalur tanam Gambar 6 PCP analisis vegetasi pada areal bekas tebangan 2 tahun - Keterangan : Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon (25 m x 19 m), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m), semai dan tumbuhan bawah (2mx2m) Jalur tanam Gambar 7 PCP analisis vegetasi pada areal bekas tebangan 3 tahun
5 Keterangan : Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon (25 m x 15 m), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m), semai dan tumbuhan bawah (2mx2m) --- Jalur tanam Gambar 8 PCP analisis vegetasi pada areal bekas tebangan 4 tahun u Keterangan : Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon (25 m x 25 m), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m), semai dan tumbuhan bawah (2mx2m) Gambar 9 PCP analisis vegetasi pada lokasi hutan primer
6 Ketentuan pengambilan data analisis vegetasi di lapangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pohon adalah tumbuhan berkayu dengan batas diameter 2 20 cm (pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 1,3 m dari perrnukaan tanah). Peubah yang diukur meliputi diameter, tinggi, nama jenis, jumlah jenis 2. Tingkat tiang adalah tumbuhan berkayu dengan batas diameter cm. Peubah yang diukur meliputi diameter, tinggi, nama jenis, jumlah jenis 3. Tingkat pancang adalah tumbuhan berkayu yang memiliki tinggi > 1,5 m dengan diameter < 10 cm. Dalam penelitian ini vegetasi tingkat pancang yang di ukur adalah yang memiliki diameter 5-9,9 cm. Peubah yang diukur meliputi nama jenis, jumlah individu, diameter, tinggi 4. Tingkat semai adalah anakan pohon dengan jumlah daun lebih dari 2 helai daun dengan ketinggian sampai dengan 150 cm. Peubah yang diukur meliputi jumlah individu dan nama jenis 5. Tumbuhan bawah adalah tumbuhan penutup tanah meliputi rumput, paku, talas atau tumbuhan herba rendah, semak belukar dengan tinggi < 1,5 m. Peubah yang diukur meliputi jumlah individu dan nama jenis Pendugaan Biomassa di Atas Pennukaan Tanah Biomassa di atas perrnukaan tanah daiam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode tidak langsung (non destmktif) dan metode langsung (destruktif) (Hairiah et a/. 2001). Metode tidak langsung digunakan untuk menduga biomassa vegetasi pohon yang berdiameter 2 5 cm, sedangkan untuk menduga biomassa vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah menggunakan metode secara langsung. Berikut prosedur pendugaan biomassa dalam penelitian ini : 1. Metode secara tidak langsung (non destmmir) untuk menduga biomassa vegetasi pohon yang berdiameter setinggi dada (dbh) r 5 cm dengan menggunakan persamaan Allometrik. Model persamaan Allometrik yang digunakan dalam penelitian ini dibuat oleh Ketterings et a/. (2001), dimana biomassa pohon merupakan fungsi dari diameter dan kerapatan kayu. Data kerapatan kayu setiap jenis pohon bersumber dad literatur review yang sudah ada, yaitu wood density database ( yang memuat * 4000 jenis data kerapatan kayu diseluruh dunia. Data kerapatan kayu yang diiunakan merupakan data kerapatan kayu kategori sedang
7 (medium). Dari data diameter hasil analisis vegetasi untuk setiap jenis pohon pada setiap PCP masing-masing dihitung biornassanya yang kernudian dibagi dengan luas PCP sehingga diperoleh data biomassa rata-rata per hektar. Metode secara langsung (destruktif) digunakan untuk rnenduga biornassa vegetasi tingkat sernai dan turnbuhan bawah. Metode secara langsung ini dilakukan dengan cara rnengarnbil secara langsung vegetasi tingkat sernai dan tumbuhan bawah. Pengarnbilan contoh vegetasi tingkat sernai dan turnbuhan bawah untuk rnenentukan biomassa ini dilakukan pada petak ukur berukuran 1 rn x 1 rn yang diternpatkan dalarn PCP di setiap lokasi penelitian. Petak ukur tersebut diternpatkan di dalarn PCP sebanyak 4 ternpat secara sisternatik. Desain pengarnbilan contoh untuk rnenentukan biornassa tingkat sernai dan turnbuhan bawah dapat dilihat pada Garnbar 10. Keterangan Petak ukur 1 m x 1 m untuk Pengambilan Contoh Vegetvi Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah Gambar 10 Desain pengambilan contoh tingkat sernai dan turnbuhan bawah dalarn PCP di setiap lokasi penelitian Sernua vegetasi tingkat sernai dan turnbuhan bawah yang ada dalarn petak ukur 1 rn x 1 rn diarnbil dan ditirnbang untuk rnendapatkan bobot basah Wb). Dari bobot basah total tersebut kernudian diarnbil sub sarnpel masing-masing * 200 g (BBc), baik turnbuhan bawah rnaupun vegetasi tingkat sernai. Contoh sub sample yang & 200 g tersebut kemudian dibawa ke laboratoriurn untuk dikering ovenkan pada suhu 80'~ selama 48 jam. Kernudian contoh sub sample tersebut ditimbang untuk rnendapatkan bobot contoh kering (BKc).
8 Analisis Data Komposisi dan Struktur Vegetasi Untuk mengetahui perubahan komposisi dan struktur vegetasi di areal bekas tebangan TPTJ umur 0, 2, 3, 4 tahun dan hutan primer dianalisis dengan menggunakan lndeks Nilai Penting (INP). Untuk mendapatkan INP tersebut data dari hasil analisis vegetasi perlu dihitung kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif (Sorianegara dan lndrawan 1988). Berikut persamaanpersamaan untuk mendapatkan INP : a) Kerapatan suatu jenis (K) K= individu suatu jenis Luas petak contoh b) Kerapatan relatif suatu jenis (KR) c) Frekuensi suatu jenis (F) KR = K suatu jenis ~100% K seluruh jenis F= plot ditemukannya suahl jenis Jumlah seluruh plot d) Frekuensi relatif suatu jenis (FR) e) Dominansi suatu jenis (0) 9 Dominansi relatif suatu jenis (DR) g) lndeks Nilai Penting (INP) FR = Frekuensi dari suatu jenis x 100% Frekuensi dari seluruh jenis Luas bidang dasar suatu jenis D= Luas petak contoh Dominansi suatu jenis DR = x 100% Dominansi seluruh jenis INP =KR +FR+DR
9 lndeks Keanekaragaman Jenis Untuk menghitung indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer menggunakan rumus Magurran (I 987) : H' = lndeks kenakeragaman jenis Shannon-Wiener N = C seluruh individu ni = C individu suatu jenis pada petak ukur ke-i Indeks Kesamaan Komunitas (IS) Nilai indeks kesamaan komunitas digunakan untuk membandingkan komunitas di areal bekas tebangan TPTJ dan hutan primer yang dihitung dengan menggunakan rumus Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974); Cox (1972) : IS w a b = koefisien masyarakat atau lndeks Kesamaan Komunitas = jumlah nilai yang sama dan nilai terendah (S) dari jenis-jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan (INP) = jumlah nilai kuantiiatif dari semua jenis yang terdapat pada tegakan pertama (INP) = jumlah nilai kuantiiatif dari semua jenis yang terdapat pada tegakan kedua (INP) Penentuan Biomassa Vegetasi di Atas permukaan Tanah Penentuan biomassa secara langsung dari pohon yang berdiameter 2 5 cm dalam penelitian ini menggunakan pendekatan persamaan Allometrik yang dibuat oleh Ketterings et a/. (2001), dimana biomassa merupakan fungsi dari diameter dan kerapatan kayu. Berikut persamaan Allometrik yang digunakan : W = 0,11 p D~~~~ W D p = biomassa berat kering pohon (kg) = diameter pohon setinggi dada (an) = kerapatan kayu (g/cm3) Setiap jenis pohon yang berdiameter 2 5 cm hasil dari analisis vegetasi di setiap lokasi penelitian dihitung biomassanya dengan menggunakan persamaan
10 tersebut. Sedangkan kerapatan jenis kayu untuk setiap jenis pohon diambil dari literatur review yang sudah dikemas. Sedangkari untuk penentuan biomassa vegetasi tumbuhan bawah dan tingkat semai dilakukan dengan menggunakan metode secara langsung (destrumif). Data hasil analisis laboratorium terhadap contoh uji yang diambil di lapangan kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut : Fk= - BKc x 100% BBc Wk = Bobot kering biomassa (Kg) Wb = Bobot basah biomassa (Kg) BBc = Bobot basah contoh (gr) BKc = Bobot kering contoh (gr) Fk = Faktor konversi bobot basah ke bobot kering Penentuan Karbon Vegetasi di Atas Permukaan Tanah Penentuan besamya kandungan karbon vegetasi di atas permukaan tanah di lokasi hutan primer dan areal bekas tebangan TPTJ umur 0,2,3 dan 4 tahun diduga dengan menggunakan rumus Brown (1997), dimana 50% dari kandungan biomassa vegetasi hutan tersusun atas karbon. Berikut rumus persamaan untuk menentukan besamya kandungan karbon vegetasi di atas permukaan tanah : Karbon = 50% x W W = biomassa vegetasi hutan (Kgiha) Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh lokasi penelitian (hutan primer, areal bekas tebangan umur 0, 2, 3, 4 tahun) terhadap potensi cadangan karbon di analisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rumus: i = 1,2,3,4,5 danj=1,2 Y4 = cadangan karbon pada lokasi ke-i dan ulangan ke-j p = rataanumum
11 'ci - pengaruh lokasi ke-i E~ = pengaruh acak pada lokasi ke-i dan ulangan ke-j Apabila hasil dari analisis tersebut berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan nilai tengah dengan menggunakan Uji Perbandingan Berganda Duncan. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara potensi cadangan karbon vegetasi dengan indeks keanekaragaman jenis dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan rumus : Yi =a+bxi i = 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 Yi = cadangan karbon ke-i Xi = indeks keanekaragaman jenis vegetasi ke-i a = intersep b = kemiringanlgradien Pengolahan data analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 13.
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi
BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari Januari sampai April 2010, dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : a. pengambilan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat 6 0 44 18.34 LS dan 107 0 00 13.49 BT pada ketinggian 1339 m di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
30 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pekon Gunung Kemala Krui Kabupaten Lampung Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2011 di beberapa penutupan lahan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Gambar 1). Pengolahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada remnant forest (hutan sisa) Kawasan Konservasi Hutan Duri PT. Caltex Pacifik Indonesia dengan luas 255 hektar di dalam kawasan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas, Resort Way Kanan, Satuan Pengelolaan Taman Nasional 1 Way Kanan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Penengahan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung (Gambar 2). Penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi
Lebih terperinciPenelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani Lestari, Kalimantan Timur. Waktu penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. B. Alat dan Objek Alat yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang Perkembangan Tegakan Pada Hutan Alam Produksi Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dilaksanakan di areal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017. Lokasi penelitian bertempat di Kawasan Perlindungan Setempat RPH Wagir BKPH Kepanjen KPH Malang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan alam tropika di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutaan Institut
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan Agustus tahun 2009 di hutan gambut merang bekas terbakar yang terletak di Kabupaten Musi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
16 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di lahan pertanaman karet Bojong Datar Banten perkebunan PTPN VIII Kabupaten Pandeglang Banten yang dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
12 BAB III METODOLOGI PENELIT TIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian inii dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang berlokasi di TAHURA Inten Dewata dimana terdapat dua lokasi yaitu Gunung Kunci dan
Lebih terperinciB III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.
B III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada mangrove yang ada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal hutan kerangas yang berada dalam kawasan Hak Pengusahaan Hutan PT. Wana Inti Kahuripan Intiga, PT. Austral Byna, dan dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Pohon Pemetaan sebaran pohon dengan luas petak 100 ha pada petak Q37 blok tebangan RKT 2011 PT. Ratah Timber ini data sebaran di kelompokkan berdasarkan sistem
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal hutan alam IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
40 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di hutan alam produksi lestari dan hutan alam produksi tidak lestari di wilayah Kalimantan. Pendekatan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 dan pada
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantiatif sebagaimana menurut Suryana (2010) penelitian deskriptif bertujuan
Lebih terperinciProses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian
4 praktek perambahan masyarakat lokal melalui aktivitas pertanian atau perladangan berpindah dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan karakteristik usaha kehutanan yang
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi penelitian.
0 IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci
Lebih terperinciAnalisis Vegetasi Hutan Alam
Analisis Vegetasi Hutan Alam Siti Latifah Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan jabon dan vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)
III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah, International Tropical Marine and Earth Science Laboratory
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan
23 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih (Gambar 3), bekerjasama dan di bawah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman yang memiliki luasan 1.143 ha. Secara geografis terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Universitas Palangkaraya, Hampangen dan Hutan Penelitian (Central Kalimantan Peatland Project)
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit, SPTN Wilayah II, Taman Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM
KARYA TULIS KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM OLEH : DIANA SOFIA H, SP, MP NIP 132231813 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2007 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN A. Pengukuran dan Penghitungan Biomassa dan Karbon Pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Gambut Tropika Metode pengukuran dan penghitungan biomassa dan massa karbon pada tanah dan tumbuhan
Lebih terperinciKOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM
KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM Muhdi Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departemen Kehutanan USU Medan Abstract A research was done at natural tropical
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Kamojang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data di
Lebih terperinciII. METODOLOGI. A. Metode survei
II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2012.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan arteri primer
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Biomassa Biomassa merupakan bahan organik dalam vegetasi yang masih hidup maupun yang sudah mati, misalnya pada pohon (daun, ranting, cabang, dan batang utama) dan biomassa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Gambar 3.1. Peta Kerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari 2013 di dua lokasi bagian Pantai selatan Kabupaten Sampang Madura yaitu Pantai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ekologi perilaku ayam hutan hijau (Gallus varius) dilaksanakan di hutan musim Tanjung Gelap dan savana Semenanjung Prapat Agung kawasan Taman
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi
12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BB III BHN DN METODE PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Tempat penelitian di Desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan analisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pembatasan Masalah Penelitian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Daerah Tepi (Edges) Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Propinsi Riau selama 6 bulan adalah untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di petak tebang Q37 Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2011 IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Desa Mamahak Teboq,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di kebun kelapa sawit Panai Jaya PTPN IV, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2009
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian
METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan secara sistematik, faktual,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2010 di Hutan Tanaman Pelawan Desa Trubus, Hutan Kawasan Lindung Kalung Desa Namang, dan Hutan Dusun Air
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove
6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove pada area restorasi yang berbeda di kawasan Segara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2011, bertempat di Seksi Wilayah Konservasi II Ambulu, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Kecamatan
Lebih terperinciStruktur Dan Komposisi Tegakan Sebelum Dan Sesudah Pemanenan Kayu Di Hutan Alam. Muhdi
Struktur Dan Komposisi Tegakan Sebelum Dan Sesudah Pemanenan Kayu Di Hutan Alam Muhdi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropika yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan
14 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan kiri Jalan Sanggi-Bengkunat km 30 - km 32, Pesisir Barat, Taman Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang mempunyai tanaman jati pada hutan rakyat di Desa Karanglayung, Desa Babakan Asem dan Desa Conggeang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama dua bulan pengamatan dari bulan Juli hingga Agustus 2009 di Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta sumberdaya manusia.das
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT
ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER KALIMANTAN TENGAH Oleh : SUTJIE DWI UTAMI E 14102057 DEPARTEMEN MANAJEMEN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa Cugung, KPHL Gunung Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPOTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Desember 2011, hlm. 143-148 ISSN 0853 4217 Vol. 16 No.3 POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. DAS ini memiliki panjang sungai utama sepanjang 124,1 km, dengan luas total area sebesar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium
59 LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium Tanaman EucalyptusIND umur 5 tahun yang sudah di tebang Proses pelepasan kulit batang yang dila kukan secara manual Penampakan
Lebih terperinciDINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP.
KARYA TULIS DINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP. 1961 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di hutan rakyat Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
12 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Cagar Alam Sukawayana, Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2009 hingga Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di daerah Semenanjung Ujung Kulon yaitu Cigenter, Cimayang, Citerjun,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di areal hutan tanaman rawa gambut HPHTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wilayah Kabupaten Pelalawan,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian yaitu di RPH Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Peta lokasi pengambilan sampel biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu Ampar, Kalimantan Barat.
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan mangrove di hutan alam Batu Ampar Kalimantan Barat. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan dari bulan Januari
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
17 4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Dramaga, Kecamatan Bogor Barat, Jawa Barat (Gambar 4.1). Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yakni dari
Lebih terperinci