PENDAHULUAN Pola makan masyarakat Papua yang banyak mengkonsumsi daging beresiko terhadap timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang fatal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Pola makan masyarakat Papua yang banyak mengkonsumsi daging beresiko terhadap timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang fatal."

Transkripsi

1 2 PENDAHULUAN Pola makan masyarakat Papua yang banyak mengkonsumsi daging beresiko terhadap timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang fatal. Apalagi dengan fasilitas kesehatan di Papua yang umumnya belum cukup memadai dalam pengobatan maupun penanganan darurat. PJK juga merupakan salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, sedangkan di Indonesia, PJK menjadi masalah penyakit tidak menular ketiga terbesar baik pada pria maupun wanita. PJK terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung oleh bahan lemak dan zat-zat lainnya sehingga membentuk plak pada dinding arteri. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina stabil), sesak napas, serangan jantung, dan gejala lain, terutama ketika sedang beraktivitas (Yusri, 2011). Salah satu bahan yang dipercaya mampu mencegah penumpukan kolesterol adalah ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.). Komposisi kimia Buah Merah antara lain, total karotenoid ppm, total tokoferol ppm, beta karoten 700 ppm, asam oleat 58%, asam linoleat 8,8%, asam linolenat 7,8%, dan dekanoat 2,0% (Anonim, 2010). Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh serta efek antioksidan yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol yang merupakan penyebab utama PJK. Hal ini terjadi karena asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), sedangkan antioksidan berperan sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh. Dengan turunnya kadar kolesterol, diharapkan resiko terkena PJK pun rendah dan angka kematian akibat PJK pun dapat berkurang. Selama ini, masyarakat membuat minyak Buah Merah dengan cara pemanasan pada suhu tinggi, padahal, dengan adanya kandungan asam lemak tak jenuh, minyak Buah Merah tidak dapat diambil dengan metoda pemanasan, karena pemanasan dapat merusak kandungan asam lemak tak jenuh serta zat-zat aktif lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya terobosan baru untuk membuat minyak Buah Merah dan salah satu cara ekstraksi tanpa pemanasan adalah menggunakan enzim, misalnya enzim papain. Papain dapat memecah protein pada ikatan lipoprotein sehingga minyak Buah Merah akan keluar dengan sendirinya. Dengan demikian, kandungan asam lemak tak jenuh serta zat aktif lainnya dalam minyak Buah Merah dapat dijaga kualitasnya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan 1) optimasi metoda ekstraksi minyak Buah Merah

2 3 secara enzimatik, 2) menentukan angka iod minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis, 3) mengidentifikasi komponen asam lemak tak jenuh dengan Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC/MS), 4) menentukan penggunaan dosis yang berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta peningkatan kadar HDL dalam darah secara in vivo, dan 5) menentukan penggunaan dosis yang berpengaruh terhadap penurunan Atherogenic Index (AI) dan Coronary Risk Index (CRI). METODE Bahan Sampel yang digunakan adalah Buah Merah (P. conoideus) berasal dari Wamena, dan minyak Buah Merah yang diperoleh dari Nabire, Buah Pepaya muda diambil dari perumahan di Kemiri 2, Salatiga, lemak sapi yang diperoleh dari Pasar Raya Salatiga, larutan pemutih pakaian, dan minyak kelapa sawit, sedangkan bahanbahan kimia yang digunakan antara lain pelarut n-heksana (derajat teknis), etanol 96% (derajat teknis), Iod (PA, E-Merck, Germany), asam asetat (PA, E-Merck, Germany), larutan metilen klorida (PA, E-Merck, Germany), KI (Kimia Farma, Indonesia), Natrium Tiosulfat (PA, E-Merck, Germany), Carboxil Metyl Celulose (CMC) (derajat teknis), reagen pereaksi kolesterol DiaSys, reagen pereaksi trigliserida DiaSys, dan larutan pengendap dan standar HDL DiaSys. Piranti Piranti yang digunakan antara lain timbangan digital (Mettler H80), Evaporator (Buchi Rotavapor R114, Switzerland), kertas saring, oven 55 0 C (WTC Binder), inkubator 35 0 C (WTC Binder), lemari Pendingin dengan suhu -4 0 C (Panasonic NR-B20 KN), seperengkat alat sentrifugal (Swing Type Centrifuge Model C-40 N, Tomy Seiko CO., LTD, Tokyo, Japan), ph meter (Hanna HI 9812), pipet mikro, alat suntik 1 cc, spektrofotometer (Optizen 2120 UV ), dan peralatan gelas (kaca) lainnya.

3 4 Metode Optimasi Ekstraksi Minyak Buah Merah (Imama (2003)) Ekstraksi Papain Buah pepaya muda digores dengan pisau yang terbuat dari bambu, dengan kedalaman ± 1 cm dengan jarak antargoresan ± 2 cm. Getah buah pepaya ditampung dalam wadah plastik kemudian ditambah etanol 96% dengan perbandingan 4:3. Larutan disimpan dalam lemari pendingin (suhu -4 o C) selama 2 jam. Endapan yang terbentuk disaring dan dioven pada suhu 55 0 C selama 8 jam. Endapan berupa serbuk papain berwarna putih kekuningan. Optimasi Waktu Inkubasi Ekstraksi Minyak Buah Merah Buah merah ditimbang sebanyak 5 gram dan ditambah papain 1 mg (kadar papain 0,2 mg/g). Campuran diinkubasi pada temperatur 35 o C, dengan waktu yang divariasikan, yaitu 5 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 24 jam. Setelah inkubasi, campuran ditambah pelarut n-heksana dan disentrifugasi selama 1 jam. Minyak yang sudah terlarut dalam n-heksana dipisahkan lalu n-heksana diuapkan. Minyak yang diperoleh ditimbang dan dihitung rendemennya. Optimasi Kadar Papain Ekstraksi Minyak Buah Merah Buah merah ditimbang sebanyak 5 gram dan ditambah papain dengan kadar yang divariasikan, yaitu 0; 0,2; 1; 2; 4; 6; 8; 10; dan 12 mg/g. Campuran diinkubasi pada temperatur 35 o C, dengan waktu yang diperoleh dari langkah 2. Setelah inkubasi, campuran ditambah pelarut n-heksana dan disentrifugasi selama 1 jam. Minyak yang sudah terlarut dalam n-heksana dipisahkan lalu n-heksana diuapkan. Minyak yang diperoleh ditimbang dan dihitung rendemennya. Rendemen (% yield) perolehan minyak Buah Merah dihitung dengan menggunakan rumus: Uji Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh angka iod. Untuk uji kuantitatif asam lemak tak jenuh, dilakukan pengujian dan penentuan

4 5 Pembuatan larutan wijs (SNI 7381, 2008) Ditimbang iod sebanyak 1,3 gram lalu dilarutkan dalam asam asetat pekat dalam labu ukur 100 ml. Larutan dipindahkan dalam beaker glass kemudian ditimbang. Setelah itu, larutan dialiri gas klor, sehingga massa larutan bertambah 0,36 gram dan warnanya berubah dari coklat tua menjadi coklat kekuningan. Larutan wijs disimpan dalam tempat gelap pada suhu 25 0 C. Pengujian angka iod (SNI , 2001 Termodifikasi) Minyak Buah Merah ditimbang ± 1 gram, lalu ditambahkan 20 ml larutan metilen klorida dan 25 ml larutan wijs. Larutan dikocok hingga homogen dan disimpan ditempat gelap ± 30 menit (t= 25 0 C ± 50 0 C). Setelah 30 menit, larutan ditambahkan 25 ml larutan Kalium Iodida 10% dan diencerkan dengan akuades 100 ml. Larutan ditambahkan 1-2 ml indikator kanji lalu dititrasi menggunakan Larutan tiosulfat 0,5 M standar hingga warna biru tepat hilang. Pengujian angka iod dilakukan secara triplo lalu dihitung angka iod dengan rumus: bilangan Iod = Keterangan : V 1 V 2 M W = volume titrasi contoh uji (ml). = volume titrasi blangko (ml). = molaritas Na 2 S 2 O 3 yang terstandardisasi. = bobot contoh uji (gram). 12,69 = bobot setara bilangan iod. Identifikasi Komponen Asam Lemak Tak Jenuh dengan GC/MS Untuk identifikasi komponen asam lemak tak jenuh dengan GC/MS, sampel uji dikerjakan di Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Uji In Vivo Antikolesterol (Dachriyanus, dkk., 2007 Termodifikasi) Preparasi hewan percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah 24 ekor Mencit Galur Swiss dengan umur dua hingga tiga bulan dengan bobot gram. Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4

5 6 ekor mencit. Mencit diaklitimasi selama 7 hari. Hewan dianggap sehat apabila perubahan bobot badan tidak lebih dari 10% serta memperlihatkan perilaku normal. Perencanaan dosis Dosis ekstrak minyak buah Merah yang biasa dipakai manusia adalah 2 x 1 sendok makan per hari atau sekitar 2 x 5 ml/hari = 10 ml/hari (9225 mg/hari). Dosis pemakaian untuk mencit dapat dihitung dengan mengalikan dosis pemakaian pada manusia tersebut dengan faktor konversi manusia ke mencit, yaitu 0,0026, sehingga dosis pemakaian untuk mencit dengan berat badan 20 gram (Lampiran 1). Dengan demikian, dosis yang digunakan yaitu 599,625 (setengah dosis normal), 1199,25 (dosis normal), dan 2398,5 (dua kali dosis normal) mg/kg BB. Pembuatan sediaan uji (minyak buah Merah) Konsentrasi sedian uji dibuat dan dihitung dengan rumus: Senyawa uji ditimbang berdasarkan konsentrasi masing-masing dosis, kemudian diemulsikan dengan Carboxil Metyl Celulose (CMC) 1% dalam air suling. Perlakuan hewan percobaan Sebelum diberi suspensi uji, mencit diberi Makanan Diet Lemak Tinggi (MDLT) yang terdiri dari campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan perbandingan 5:1, kecuali kontrol negatif. Cara pembuatan MDLT diawali dengan penimbangan lemak sapi sesuai dengan yang dibutuhkan kemudian dicampur dengan minyak kelapa sawit dengan bantuan pemanasan. MDLT diberikan secara oral selama 7 hari untuk meningkatkan kadar kolesterol. Setelah 7 hari, mencit diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 14 hari. Perlakuan enam kelompok mencit sebagai berikut: kelompok I (kontrol negatif) diberikan CMC 1% BB, kelompok II (kontrol positif) diberikan MDLT 2% BB, kelompok III (pembanding) diinduksi dengan MDLT 2 % BB dan minyak Buah Merah pasaran dengan dosis 1199,25 mg/kgbb, dosis 156 mg/kg BB, kelompok IV, V, dan V diberikan MDLT 2% BB dan minyak buah Merah dengan dosis 599,625, 1199,25, dan 2398,5 mg/kg BB.

6 7 Pengukuran Kadar Kolesterol Total, Kadar Trigliserida, Kadar HDL (High Density Lipoprotein), dan Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Setelah perlakuan pada mencit selama 14 hari, pada hari ke-15 dilakukan pengukuran untuk setiap parameter uji pada masing-masing kelompok. Darah mencit diambil pada jantung dengan alat suntik (cardiac puncture), lalu ditampung dalam tabung sentrifus. Setelah itu, dilakukan pengukuran untuk setiap parameter uji, yaitu kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar HDL, dan kadar LDL. a. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah yang ditampung didiamkan selama 15 menit lalu disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah serum terpisah, dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 µl lalu dimasukkan dalam tabung reaksi. Serum ditambah dengan larutan pereaksi kolesterol sebanyak 1 ml lalu dikocok hingga homogen. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 500 nm terhadap blanko (pereaksi kolesterol 1 ml ditambah akuades 10 µl). Kadar kolesterol total dihitung dengan menggunakan rumus: di mana: C = kadar kolesterol total (mg/dl) A = serapan Cst= kadar kolesterol standar (200 mg/dl) b. Pengukuran Kadar Trigliserida Darah yang ditampung didiamkan selama 15 menit lalu disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah serum terpisah, dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 µl lalu dimasukkan dalam tabung reaksi. Serum ditambah dengan larutan pereaksi trigliserida sebanyak 1 ml lalu dikocok hingga homogen. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 500 nm terhadap blanko (pereaksi trigliserida 1 ml ditambah akuades 10 µl). Kadar trigliserida dihitung dengan menggunakan rumus: di mana: C = kadar trigliserida (mg/dl) A = serapan Cst= kadar trigliserida standar (200 mg/dl)

7 8 c. Pengukuran Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Darah yang ditampung, didiamkan selama 15 menit lalu disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah serum terpisah, dipipet dengan pipet mikro sebanyak 0,02 ml dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambah dengan 0,5 ml larutan pengedap. Campuran dikocok lalu dibiarkan selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah itu, campuran disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 4500 rpm. 0,01 ml supernatan diambil, dimasukkan dalam tabung reaksi, lalu ditambah dengan pereaksi kolesterol sebanyak 1 ml. Campuran dikocok hingga homogen lalu dibiarkan selama 20 menit pada suhu kamar. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 500 nm terhadap blanko (pereaksi kolesterol 1 ml ditambah akuades 10 µl). Kadar HDL dihitung dengan menggunakan rumus: di mana: C = kadar HDL (mg/dl) A = serapan Cst= kadar kolesterol standar (200 mg/dl) d. Pengukuran Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Kadar LDL dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Penentuan Atherogenic Index (AI) dan Coronary Risk Index (CRI) (Adeneye dan Olagunju, 2009) Penentuan AI dan CRI menggunakan rumus: dan CRI = Analisis Data Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah kelompok kontrol negatif (diberikan CMC 1% bb), kelompok kontrol positif (diberikan MDLT 2% bb), kelompok pembanding (diinduksi dengan MDLT 2 % bb dan minyak Buah Merah yang diperoleh dari pasaran dengan dosis 1199,25 mg/kgbb), dan kelompok yang diberikan MDLT 2%

8 9 bb dan minyak Buah Merah dengan dosis 599,625, 1199,25, dan 2398,5 mg/kgbb. Sebagai ulangan adalah waktu analisis. Untuk membandingkan purata antar perlakuan digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Ekstraksi Minyak Buah Merah Optimasi waktu inkubasi yang dilakukan dalam ekstraksi minyak Buah Merah disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Optimasi Waktu Inkubasi Ekstraksi Minyak Buah Merah Dari Gambar 1 terlihat bahwa waktu optimum untuk ekstraksi minyak Buah Merah adalah 60 menit, sedangkan kadar ekstrak papain optimum yang diperoleh adalah 6 mg/g. Optimasi kadar ekstrak papain dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Optimasi Kadar Ekstrak Papain Ekstraksi Minyak Buah Merah

9 10 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Imama (2003) dan Garbawati (2006). Menurut Imama (2003), proses penambahan enzim dikontrol oleh ph, kadar enzim, dan temperatur. Papain merupakan enzim yang stabil, tahan terhadap perubahan ph dan suhu yang besar, memiliki ph optimum 5-7 dan suhu optimum 35 0 C. Dari penelitiannya dengan menggunakan sampel daging ikan bandeng, diperoleh waktu inkubasi optimum 15 menit, kadar papain optimum 0,1 mg/g, dan tanpa penambahan buffer, sedangkan pada penelitian Garbawati (2006), diperoleh kondisi optimum untuk mengekstrak minyak kelapa dari 100 ml santan adalah jumlah enzim 1,20 gram, ph santan 5,9, suhu inkubasi 55 0 C, dan waktu inkubasi 20 jam. Berbeda dengan penelitian keduanya, waktu dan kadar papain optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah 60 menit dan 6 mg/g dengan suhu inkubasi 35 0 C dan ph 4,4. Perbedaan ini terjadi karena aktivitas enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, jumlah enzim, ph, waktu kontak, dan suhu (Zusfahair dan Handayani, 2008). Buah Merah mengandung air, protein, dan lemak yang merupakan jenis emulsi dan protein sebagai emulgatornya. Sebagai emulgator, protein akan membungkus butiran-butiran minyak sehingga minyak tidak dapat bersatu, begitu juga dengan air (Hairi, 2010). Oleh sebab itu, metode ekstraksi minyak Buah Merah menggunakan enzim papain karena papain merupakan enzim proteolitik dan juga tergolong ke dalam endopeptidase, di mana papain dapat memecah protein pada tempat-tempat tertentu dalam molekul protein dan biasanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di ujung molekul (Sumarlin dkk., 2011). Hal inilah yang menyebabkan protein terdegeradasi, sehingga minyak dapat terpisah (Hairi, 2010). Uji Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Uji kuantitatif asam lemak tak jenuh yang digunakan adalah uji bilangan iod dengan menggunakan metode Wijs. Bilangan iod menunjukkan banyaknya molekul iod yang dapat mengadisi ikatan rangkap pada minyak, dinyatakan dalam gram iod per 100 gram contoh minyak. Bilangan ini sangat penting dalam menentukan kualitas minyak berdasarkan banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemaknya. Semakin besar bilangan iod, maka semakin banyak ikatan rangkap yang ada dalam asam lemak suatu minyak (Gustiani, 2008). Hasil uji bialangan iod dapat dilihat pada Tabel 1.

10 11 Tabel 1. Hasil Uji Bilangan Iod Minyak Buah Merah Hasil Ekstraksi Bilangan Iod Enzimatis 3,33 Pemanasan (Pasaran) 0,8674 Pada Tabel 1, bilangan iod minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis adalah 3,33, sedangkan minyak Buah Merah yang diperoleh dari pasaran, hasil ekstraksi dengan pemanasan, memiliki bilangan iod sebesar 0,8674 per 1 gram sampel. Dengan demikian, sampel minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis memiliki bilangan iod sekitar 300 gram iod/100 gram. Bilangan ini lebih besar dibandingkan bilangan iod sampel minyak Buah Merah yang didapatkan dari pasaran, yaitu sekitar 90 gram iod/100 gram sampel. Dengan demikian, kandungan ikatan rangkap yang terdapat dalam minyak Buah Merah hasil ektraksi enzimatis lebih banyak dibanding kandungan ikatan rangkap pada minyak Buah Merah yang beredar di pasaran. Hal ini menunjukkan metode ekstraksi enzimatis dapat mempertahankan kualitas minyak Buah Merah. Identifikasi Komponen Asam Lemak Tak Jenuh dengan GC/MS Untuk mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh pada minyak Buah Merah hasil ektraksi enzimatis, dilakukan identifikasi dengan GC/MS. Hasil identifikasi asam lemak dengan GC/MS dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 3 Hasil identifikasi Asam Lemak dengan GC/MS Gambar 3 menunjukkan bahwa minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis tersusun dari 9 komponen yang ditampilkan sebagai 9 puncak. Selanjutnya, dilakukan

11 12 identifikasi setiap komponen dengan membandingkan spektrum massa puncak dengan pola spektra yang terdapat pada pustaka Wiley 229.LIB. berdasarkan indeks kemiripannya. Puncak kelima dengan kadar 67,14% setelah diidentifikasi ternyata serupa dengan spektra metil 9-oktadekenoat, seperti yang disajikan pada Gambar 4 berikut. (a) (b) Gambar 4. (a) Spektrum Massa Puncak kelima Minyak Buah Merah; (b) Spektrum Pustaka Wiley 229.LIB. Berdasarkan gambar di atas, dapat dipastikan bahwa puncak kelima adalah senyawa metil 9-oktadekenoat dengan struktur seperti yang ditampilkan pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Metil 9-Oktadekenoat Selanjutnya, dengan cara yang sama dilakukan identifikasi untuk setiap puncak. Hasil identifikasi asam lemak penyusun sampel minyak Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

12 13 Tabel 2. Perbandingan Spektra Massa Asam Lemak Penyusun Sampel Minyak Buah Merah Peak Waktu Retensi BM/Rumus Nama Senyawa Area% no. (menit) Molekul 1 17, / metil ester, asam 0,21 C 16 H 32 O 2 pentadekanoat 2 18, / C 17 H 32 O 2 metil ester, asam 9-1,69 heksadekenoat 3 18, / C 16 H 34 O 2 metil ester, asam 27,82 heksadekanoat 4 19, / C 18 H 36 O 2 etil ester, asam 0,18 heksadekanoat 5 20, / C 19 H 36 O 2 metil 9-oktadekenoat 67, , / C 19 H 38 O 2 metil ester, asam 1,83 oktadekanoat 7 21, / C 20 H 38 O 2 asam 9-oktadekenoat 0, ,348 Tidak teridentifikasi 0, , / C 19 H 36 O 3 10-Okso-metil ester, asam oktadekanoat 0,20 Berdasarkan hasil perbandingan spektra sampel dan pustaka basis data dapat disimpulkan bahwa asam lemak penyusun minyak Buah Merah didominasi oleh asam lemak tak jenuh dengan persentase daerah, yaitu metil ester asam 9-heksadekenoat atau yang lebih dikenal dengan metil palmitat (1,69%), metil 9-oktadekenoat atau metil oleat (67,14%), dan asam 9-oktadekenoat atau etil ester asam oleat (0,71%), sedangkan sisanya merupakan asam lemak jenuh dengan persentase daerah, yaitu metil ester asam pentadekanoat (0,21%), metil ester asam heksadekanoat atau metil palmitat (27,82%), etil ester asam heksadekanoat atau etil ester asam palmitat (0,18%), metil ester asam oktadekanoat atau metil ester asam stearat (1,83%), dan 10-Okso-metil ester, asam oktadekanoat (0,20%). Dengan adanya asam lemak tak jenuh dalam jumlah banyak menyebabkan titik leleh minyak menjadi lebih rendah, sehingga cenderung mencair pada suhu rendah (Gustiani, 2008).

13 14 Uji In Vivo Antikolesterol Hasil pengukuran kadar kolesterol total darah mencit yang diperoleh dari penelitian tersaji dalam Tabel 3 dan Gambar 6 di bawah ini. X p ± SE W = 4,014 Tabel 3. Rataan Kadar Kolesterol Darah Mencit Perlakuan KN KP MPDN ME1/2DN MEDN ME2DN 4,4321 ± 6,6495 ± 7,7580 ± 12,1308 ± 15,3409 ± 27,9646 ± 1,3837 0,9414 1,2382 2,2302 1,2010 0,9414 (a) (a) (a) (b) (b) (c) Keterangan: W = BNJ 5%. KN = kontrol negatif (hanya diberi CMC 1%); KP= kontrol positif (hanya diberi MDLT); MPDN = pembanding (diberi minyak Buah Merah Pasaran dengan dosis 1199,25 mg/kgbb); ME1/2DN, MEDN, dan ME2DN = diberi minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis dengan dosis 599,625, 1199,25, dan 2398,5 mg/kgbb. Keterangan ini juga berlaku untuk Gambar 6-Gambar 10. Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna, sedangkan angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan antar perlakuan berbeda bermakna. Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4 - Tabel 7. Gambar 6. Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Tabel 3 dan Gambar 6 memperlihatkan bahwa rataan kadar kolesterol darah mencit berkisar antara 4,4321 ± 1,3837 mg/dl hingga 27,9646 ± 0,9414 mg/dl. Minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatik berefek terhadap penurunan kadar kolesterol total darah mencit cukup dengan dosis 599,625 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME1/2DN). Efek penurunan ini tidak berbeda dengan efek penurunan kadar kolesterol total darah mencit yang diberikan minyak Buah Merah yang diperoleh dari pasaran dengan dosis 1199,25 mg/kgbb (kelompok perlakuan MPDN). Akan tetapi, nilai ini terlihat berbeda

14 15 dengan efek penurunan kadar kolesterol total darah mencit yang diberikan minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis dengan dosis 1199,25 (kelompok perlakuan MEDN) dan 2398,5 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME2DN). Selain menurunkan kadar kolesterol total, minyak Buah Merah juga menurunkan kadar trigliserida dan LDL darah mencit. Perbedaan penurunan kadar trigliserida begitu terlihat seiring dengan peningkatan dosis yang diberikan. Hasil pengukuran kadar trigliserida terdapat pada Tabel 4 dan Gambar 7. X p ± SE W = 3,76 Tabel 4. Rataan Kadar Trigliserida Darah Mencit Perlakuan KN KP MPDN ME1/2DN MEDN ME2DN 5,8965 ± 7,8825 ± 10, ,4961 ± 21,8475 ± 38,6576 ± 2,7650 3,0253 ± 2,2193 2,4334 1,7194 3,9977 (a) (ab) (b) (c) (d) (e) Gambar 7. Kadar Trigliserida Darah Mencit Tabel 4 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa rataan kadar trigliserida darah mencit berkisar antara 5,8965 ± 3,0253 mg/dl hingga 38,6576 ± 3,9977 mg/dl. Pemberian minyak Buah Merah dengan dosis 599,625 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME1/2DN) lebih efektif terhadap penurunan kadar trigliserida darah mencit dibanding pemberian minyak Buah Merah yang diperoleh dari pasaran (kelompok perlakuan MPDN). Demikian pula, efek penurunan kadar trigliserida darah mencit yang diberikan dosis 1199,255 mg/kgbb (kelompok perlakuan MEDN) berbeda dengan efek penurunan

15 16 kadar trigliserida darah mencit perlakuan ME2DN). X p ± SE W = 3,172 yang diberikan dosis 2398,5 mg/kgbb (kelompok Hasil pengukuran kadar LDL disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 8 berikut. Tabel 5. Rataan Kadar LDL Darah Mencit Perlakuan KN KP MPDN ME1/2DN MEDN ME2DN 0,4157 ± 1,1544 ± 2,5155 ± 5,2503 ± 7,7854 ± 18,0978 ± 0,5932 1,1675 1,7098 1,9681 1,0715 5,3682 (a) (a) (ab) (bc) (c) (d) Gambar 8. Kadar LDL Darah Mencit Berdasarkan tabel dan gambar tersebut, rataan kadar LDL berkisar antara 0,4157 ± 0,5932 mg/dl sampai 18,0978 ± 5,3682 mg/dl. Dosis 1199,25 mg/kgbb (kelompok perlakuan MEDN) dapat menurunkan kadar LDL yang tidak berbeda dengan dosis 2398,5 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME2DN), sedangkan untuk dosis pemberian minyak Buah Merah 599,625 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME1/2DN) tidak berbeda dengan dosis pemberian minyak Buah Merah yang diperoleh dari pasaran, yaitu 1199,25 mg/kgbb (kelompok perlakuan MPDN). Selain dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL darah mencit, minyak Buah Merah juga meningkatkan kadar HDL darah mencit. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kadar HDL darah mencit seiring dengan peningkatan dosis minyak Buah Merah yang diberikan seperti Tabel 6 dan Gambar 9.

16 17 Tabel 6. Rataan Kadar HDL Darah Mencit X p ± SE W = 1,10 Perlakuan KN KP MPDN ME1/2DN MEDN ME2DN 0,3401 ± 2,2087 ± 3,1860 ± 3,7813 ± 4,4150 ± 5,0545 ± 1,0823 0,9445 1,2568 1,4007 0,6390 1,3392 (a) (a) (bc) (cd) (de) (e) Gambar 9. Kadar HDL Darah Mencit Tabel 6 dan Gambar 9, menunjukkan bahwa rataan kadar HDL berkisar antara 0,3401 ± 1,0823 mg/dl hingga 5,0545 ± 1,3392 mg/dl dan dosis yang paling efektif meningkatkan kadar HDL adalah dosis 2398,5 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME2DN), namun dengan dosis 599,625 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME1/2DN) sudah dapat meningkatkan kadar HDL darah mencit. Hal ini disebabkan oleh kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak Buah Merah, karena asam lemak tak jenuh berfungsi untuk menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan metabolisme kolesterol dalam empedu sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh (Juheini, 2002). Penelitian ini sebanding dengan penelitian Harini dkk. (2009) yang menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai sampel. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian VCO dengan dosis 1 dan 1,3 ml/270g bb pada tikus putih hiperkolesterolemik mengakibatkan penurunan kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan HDL yang tidak berbeda dengan pemberian obat paten Simvastatin sebagai obat penurun kolesterol.

17 18 Selanjutnya dari hasil yang diperoleh, dilakukan perhitungan AI dan CRI. AI merupakan indikator untuk mengetahui resiko aterosklerosis yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner (Pratiwi, 2008). Hasil yang diperoleh ditampilkan pada Tabel 7 dan Gambar 9 berikut ini. AI X p ± SE W = 1,518 Tabel 7. Rataan nilai AI dan CRI Perlakuan KN KP MPDN ME1/2DN MEDN ME2DN 0 ± 0,0881 ± 0,2607 ± 1,4540 ± 2,5838 ± 9,5252 ± 0 0,1425 0,2400 0,7953 1,2407 1,9530 (a) (a) (a) (ab) (b) (c) CRI X p ± SE W = 1,536 0 ± 0 1,3306 ± 0,2082 1,7624 ± 0,2628 3,3139 ± 1,0901 5,0225 ± 1, ,7247 ± 1,4486 (a) (ab) (b) (c) (d) (e) (a) Gambar 10. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah terhadap Atherogenic Index (a) dan Coronary Risk Index (b) (b) Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 10, rataan nilai AI berkisar antara 0 hingga 9,5252, sedangkan nilai rataan CRI berkisar antara 0 hingga 13,7247 dan terlihat tidak ada perbedaan nilai AI antara kontrol negatif dengan kelompok yang diberi minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis. Dengan kata lain, dengan dosis 599,625 mg/kgbb (kelompok perlakuan ME1/2DN) sudah dapat memperkecil resiko aterogenesis, sedangkan untuk CRI, dosis yang efektif menurunkan resiko terserang PJK adalah 1199,25 mg/dl (kelompok perlakuan MEDN). Selain itu juga, terlihat adanya perbedaan

18 19 antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan, di mana perbedaan indeks aterogenik ini sangat berarti karena setiap point penurunan indeks aterogenik memiliki makna penurunan resiko aterosklorosis. Begitu juga dengan CRI. Kedua nilai ini sangat tergantung pada kadar HDL. Semakin tinggi kadar HDL, semakin rendah nilai indeks AI dan CRI (Suryani, 2008). KESIMPULAN 1. Waktu inkubasi dan kadar ekstrak papain optimum yang diperlukan untuk mengekstrak minyak Buah Merah secara enzimatik adalah 60 menit dan 6 mg/g. 2. Metode enzimatik dapat mempertahankan kualitas minyak Buah Merah yang dibuktikan dengan tingginya angka iod minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatik, yaitu 3,33/gram sampel. 3. Berdasarkan identifikasi komponen asam lemak dengan GC/MS, senyawa yang paling dominan adalah metil-9-oktadekenoat yang merupakan senyawa asam lemak tak jenuh. 4. Dosis optimum pemberian minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL darah mencit adalah 1199,25 mg/kgbb mencit. 5. Dosis optimum pemberian minyak Buah Merah hasil ekstraksi enzimatis yang dapat menurunkan nilai AI dan CRI adalah 1199,25 mg/kgbb mencit. SARAN 1. Perlu dilakukan purifikasi ekstrak papain untuk mengekstrak minyak Buah Merah. 2. Metode ekstraksi minyak Buah Merah perlu diperbaharui, yaitu dengan melakukan metode pemancingan dengan menggunakan minyak Buah Merah itu sendiri, karena penggunaan pelarut heksana berbahaya bagi manusia. DAFTAR PUSTAKA Anonim Buah Merah Buah Khas Papua. w=article&id=1:buah-merah-buah-khas-papua&catid=4:info-aktual&itemid=5. Diakses Rabu, 29 Februari 2012

19 Adeneye, A. A. and J. A. Olagunju Preliminary Hypoglycemic and Hypolipidemic Activities of The Aqueous Seed Extract of Carica Papaya Linn. in Wistar Rats. Biology and Medicine, Vol. 1 (1): 1-10, hal. 3 Dachriyanus, D. O. Katrin, R. Oktaria, O. Ernas, Suhatri, dan M. Husni Mukhtar Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD 50 ). J. Sains Tek. Far., 12(2) 2007, hal. 2-4 Garbawati, E. B., Ekstraksi Minyak Kelapa secara Enzimatik Menggunakan Ekstrak Kasar, hal. 1 Gustiani, S. H., Studi Ekstraksi dan Analisis Minyak Biji Lengkeng. Skripsi Universitas Indonesia. Jakarta, hal Hairi, M., Pengaruh Umur Buah Nanas dan Konsentrasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin pada Pembuatan Virgin Coconut Oil dari Buah Kelapa Typical (Cocos nucifera L.). Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang, hal. 30 Harini, M. dan O. Astirin Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hiperkolesterolemik Setelah Perlakuan VCO. ISSN: , hal. 7 Imama, N., Pengambilan minyak ikan bandeng (Chanos-chanos) menggunakan n-heksana dengan bantuan papain. Diakses Rabu, 29 Februari 2012 Juheini Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk Menurunkan Kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus Putih yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Makara, Sains, Vol. 6, No. 2, hal. 4 Pratiwi, S., Profil Kolesterol dan Trigliserida Darah Tikus Putih yang Diberi Pakan Daging yang Difermentasi Lactobacillus plantarum 1B1. Skripsi Institut Pertanian Bogor, hal. 52 SNI Gondorukem. EHUTANAN/SNI/Gondorukem.htm. Diakses Rabu, 29 Februari 2012 SNI Minyak kelapa Virgin (VCO). Diakses Rabu, 29 Februari 2012 Sumarlin, La Ode, Siti Nurbayti, dan Syifa Fauziah Penghambatan Enzim Pemecah Protein (Papain) oleh Ekstrak Rokok, Minuman Beralkohol dan Kopi secara In Vitro. ISSN: , hal. 2 Yusri Penyakit Jantung Koroner. Diakses Rabu, 29 Februari 2012 Zusfahair dan S. N. Handayani Pemanfaatan Kulit Batang Ubi Kayu sebagai Sumber Enzim Peroksidase Untuk Penurunan Kadar Fenol. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008-IST AKPRIND Yogyakarta, hal. 2 20

EKSTRAK ENZIMATIS MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAM.) SEBAGAI ANTIKOLESTEROL TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS

EKSTRAK ENZIMATIS MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAM.) SEBAGAI ANTIKOLESTEROL TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS EKSTRAK ENZIMATIS MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAM.) SEBAGAI ANTIKOLESTEROL TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS Ina Sanchezy Tiariny Udju, Yohanes Martono, dan Hartati Soetjipto Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, faktor pertama dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yaitu penelitian yang didalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas, neraca analitik, pembakar Bunsen, rangkaian alat distilasi uap, kolom kromatografi, pipa kapiler, GC-MS, alat bedah,

Lebih terperinci

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group Pretest and Posttest Design untuk mengetahui efektifitas antosianin dan toksisitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik

Lebih terperinci

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan di dalam penelitian ini adalah minyak sawit kasar (crude palm oil/cpo) yang diperoleh dari PT Sinar Meadow Internasional Indonesia, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, karena terdapat manipulasi pada objek penelitian dan terdapat kelompok kontrol (Nazir, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Akar Nanas Kering dan Hidroponik Akar nanas kering yang digunakan dalam penelitian ini merupakan akar nanas yang tertanam dalam tanah, berwarna coklat dan berupa suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% 31 2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, sedangkan T1 dan T2 diberikan perlakuan. 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% (b/v) dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah 19 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan prepost test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hal ini karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera) EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera) Korry Novitriani M.Si, Novi Sapitri, Amd. Ak Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit

Lebih terperinci

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara berkembang, banyak sekali insiden penyakit jantung koroner yang semakin meningkat. Hal ini sangat berkaitan dengan pola hidup dan kebiasaan sehari-hari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak 81% Pakan Standar pellet 551 10% Lemak Kambing 1% Kuning Telur Dicampur rata sampai setengah padat Dibentuk berupa silinder dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci