BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Manajemen Strategi Strategi memiliki kaitan yang erat dengan konsep perencanaan dan pengambilan keputusan, sehingga strategi berkembang menjadi manajemen strategi. Pengertian manajemen sendiri adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan terhadap upaya-upaya yang dilakukan anggota organisasi dan penggunaan segala macam sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. (James A.F. Stoner, 1992:8) Husein Umar (1996:86) menyatakan bahwa manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating) penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Menurut Pearce and Robinson (1997:20), manajemen strategi bisa diartikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahan. Glueck & Jauch (1991:6) menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Pengertian manajemen strategi yang lebih rinci dinyatakan oleh Mulyadi (2001:40); Manajemen strategi adalah suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan

2 7 mengimplementasikan strategi dalam penyediaan costumer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Dari definisi tersebut terdapat empat (4) frasa penting berikut ini: 1. Manajemen strategi merupakan suatu proses 2. Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. 3. Strategi digunakan untuk menyediakan costumer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi. 4. Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi Proses Manajemen Strategi Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan yang bersifat umum, berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan cakupannya luas. Oleh karena itu, strategi biasanya dirumuskan dalam kalimat yang kandungan maknanya sangat umum dan tidak merujuk pada tindakan spesifik atau rinci. Namun demikian, dalam manajemen strategi tidak berarti bahwa tindakan rinci dan spesifik yang biasanya dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun. Sebaliknya, program-program kerja tersebut harus direncanakan pula dalam proses manajemen strategi dan bahkan harus dapat dirumuskan atau diidentifikasi ukuran kinerjanya. Kegagalan dalam merumuskan ukuran kinerja yang sesuai, seringkali menjadi penyebab kegagalan organisasi dalam mencapai misinya. Proses sendiri adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait menuju pencapaian tujuan atau cita-cita. Dalam proses manajemen strategi, arus informasi mencakup data

3 8 historis, data saat ini, dan data ramalan tentang operasi dan lingkungan bisnis. Memandang manajemen strategi sebagai sebuah proses mengandung beberapa implikasi penting. Pertama, suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau semua komponen yang lain. Kedua, bahwa perumusan dan implementasi strategi terjadi secara berurutan, dan ketiga akan diperlukan umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan evaluasi terhadap tahap-tahap awal proses ini. Gordon E. Greenley (1989:16) menyatakan proses manajemen strategi terdiri dari empat (4) tahap utama : 1. Analysing the environment. 2. Planning direction. 3. Planning strategy. 4. Implementing strategy. Menurut Jauch dan Glueck (1998:6) proses manajemen strategi adalah: Cara atau jalan dimana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Beberapa tahapan penting yang dirumuskan, yaitu : 1. Menetapkan misi dan tujuan perusahaan 2. Meneliti ancaman dan peluang 3. Meneliti kekuatan dan kelemahan 4. Mempertimbangkan alternatif strategi 5. Memilih strategi 6. Implementasi strategi 7. Evaluasi strategi

4 9 Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson (1997:20), mengandung sembilan tugas penting yaitu : 1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (phylosophy), dan tujuan (goal). 2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya. 3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum. 4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern. 5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. 6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. 7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih. 8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, Struktur, teknologi, dan sistem imbalan. 9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan yang akan datang.

5 10 Misi Perusahaan Lngkungan Ekstern Jauh Industri Operasional Profil Perusahaan Umpan balik Sasaran Jangka Panjang Analisa & Pilihan Strategik Strategi Umum Umpan balik Sasaran Tahunan Strategi Operasional Kebijakan Melembagakan Strategi Pengendalian dan Evaluasi Gambar 1. Model Manajemen Strategi Pearce & Robinson Sumber : Pearce & Robinson, 1997:18. Dengan beberapa model manajemen strategi di atas, maka dapat diketahui bahwa manajemen strategi merupakan suatu proses yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Dengan menggunakan suatu sistem manajemen strategi yang dilakukan secara bertahap, maka akan menghasilkan suatu rumusan strategi, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan strategi yang tersistem Strategi Strategi tidak saja dibutuhkan oleh suatu organisasi yang menitik beratkan pada profit oriented saja, namun juga bagi organisasi non-profit oriented seperti rumah sakit, universitas, gereja, pemerintah daerah,

6 11 perpustakaan dan lembaga sosial lainnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai strategi yang jelas atau formal, lebih unggul (outperformed) kinerjanya dibandingkan dengan organisasi tanpa atau tidak terformulasikan dengan jelas strateginya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata strategi memiliki arti (1) Siasat perang (2) Ilmu siasat perang (3) Tempat yang baik menurut siasat perang (4) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Pendapat yang menunjukkan perkembangan terminologi strategi secara lebih sistematis di ungkapkan Henry Mintzberg dan James Brian Quinn (1991:4); Initially strategos referred to a role (a general ini command of an army). Later it came to mean the art of the general which is to say the phsychological and behavioral skills with which he occupied the role. By the time of pericles (450 B.C) it come to mean managerial skills (administration, leadership, oration, power). And by Alexander s time (330 B.C) it reffered to the skill of employing forces to overcome opposition and to create a unified system of global governance. Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (William Glueck & Lawrence R. Jauch, 1991:9). Mulyadi (2001:72) berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Senada dengan pendapat diatas, Pearce dan Robinson (1997:20) menyatakan strategi sebagai suatu rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Strategi adalah

7 12 rencana main suatu perusahaan. Meskipun rencana itu tidak secara persis merinci semua pemanfaatan SDM, keuangan, dan bahan dimasa mendatang, ia memberikan kerangka untuk keputusan manajerial. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia harus bersaing; melawan siapa; dan untuk maksud (purpose) apa Hirarki Strategi Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya, manajemen strategi membentuk suatu piramida, dimana setiap tugas dari tingkatan piramida tersebut secara bersama melakukan formulasi strategi yang telah ditetapkan, sehingga proses pelaksanaannya bersifat bertingkat. Thompson & Stricland (1998:44) membedakan hirarki strategi berdasarkan macam bisnis yang dilakukan, sehingga dapat dibedakan menjadi 2 macam hirarki strategi, yaitu corporate strategy dan business strategy. Corporate Strategy Business Strategy Functional Strategies (R&D), Manufacturing, Marketing, Finance, HR,etc Operating Strategies (Region & Directs Plants, Departement Within Functional Teams) Gambar 2. Piramida Strategi Sumber: Thompson & Stricland, 1998:45

8 13 Hirarki manajemen strategi, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas dapat diperjelas dalam uraian berikut ini: a. Corporate Strategy: Merupakan strategi perusahaan yang dikhususkan pada beragam bisnis atau sekumpulan bisnis. b. Business Strategy: Atau lazim disebut sebagai strategi kompetitif karena selain sebagai wujud strategi perusahaan dengan lini bisnis tunggal, juga berhubungan dengan produk atau jasa di pasar. c. Functional Strategy: Merupakan strategi yang berkaitan dengan intrepretasi peran dari fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi bisnis atau strategi corporate. d. Operating Strategy: Merupakan strategi yang bersifat lebih terbatas, yaitu pada tingkatan unit operasional dan untuk menangani tugas operasional harian dari strategi, sehingga lebih bersifat berkelanjutan Tipe Strategi Setiap perusahaan memiliki tipe strategi masing-masing di dalam menjalankan usahanya. Wheelen dan Hunger (2002:66) mengungkapkan pengertian tipe strategis, sebagai berikut : A Strategic type is a category of firms based on a common strategic orientation and a combination of structure, culture, and processes consistennt with that strategy. Dalam menganalisis tingkat intensitas persaingan dalam suatu industri atau kelompok strategis, menggambarkan berbagai pesaing untuk memprediksi tujuan merupakan suatu hal yang penting. Menurut Miles dan Snow dalam Wheelen dan Hunger (2002), perusahaan pesaing dalam suatu industri dapat dikelompokkan berdasarkan

9 14 orientasi strategis umum mereka sebagai salah satu dari empat tipe dasar strategis. Setiap tipe memiliki strategi utama untuk menghadapi lingkungan dan memiliki kombinasi struktur, budaya serta proses yang konsisten dengan strategi utama tersebut. Perbedan antara tipe-tipe strategi menjelaskan alasan perusahaan-perisahaan yang menghadapi situasi yang sama, ternyata bertindak dengan cara yang berbeda dan mempertahankan cara bertindak tersebut dalam waktu yang lama. Miles dan Snow (1978) dalam Jabnoun, et.al (2003:21) menyarankan bahwa organisasi membangun pola perilaku yang sistematis dan dapat diidentifkasi terhadap adaptasi lingkungan. Elemen utama adaptasi dan hubungan diantara mereka adalah terkonseptualisasi oleh apa yang mereka sebut sebuah adaptive cycle sepanjang waktu. Siklus mewujudkan strategi bisnis yang berbeda, merepresentasikan respon organisasi pada lingkungan persaingan. Strategi organisasi mengalamatkan tiga tipe permasalahan, yang mana mewakili dimensi dari adaptive cycel : kewirausahaan (entrepreneurial), keahlian teknik (engineering) dan administratif (administrative). Masalah kewirausahaan berhubungan pada bagaimana organisasi mengorientasikan dirinya pada pasar (marketplace), merupakan wewenang pasar produk. Masalah keahlian teknik (engineering) mengacu pada sistem teknikal organisasi, merupakan teknologi dan proses digunakan untuk memproduksi produk dan jasanya. Masalah administrative adalah tentang bagaimana organisasi berusaha untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan strateginya, merupakan isu-isu struktur, kontrol dan proses. Miles dan Snow (1978) dalam Jabnoun, et.al (2003) mengklasifikasikan perusahaan dengan pola-pola keputusan adaptif

10 15 mereka pada defender, prospektor, analyzer dan reaktor. Adapun keempat tipe strategi ini, dapat kita jelaskan sebagai berikut : a. Defender Strategy defender meneliti pada stabilitas pasar, dan menawarkan serta mencoba untuk melindungi lini produk yang terbatas untuk segmen yang sempit dari pasar yang potensial. Defender mencoba membagi-bagi dan memperbaiki ceruk pasar ke dalam industri dimana pesaing menemukanya sulit untuk penetrasi. Mereka bersaing utamanya pada basis harga, kualitas, pengantaran, dan jasa serta konsentrasi pada efisiensi operasi dan kontrol biaya yang ketat untuk memelihara persaingan mereka. Struktur dan proses mereka terformalisasi dan terdesentralisasi (Stathakopoulos, 1998 dalam Jabnoun, et.al, 2003:21). Organisasi melakukan hal ini melalui tindakan ekonomis yang standar, seperti misalnya bersaing dengan harga atau menghasilkan atau menghasilkan produk berkualitas tinggi. b. Prospektor Prospektor adalah hampir kebalikan dari defender. Kekuatan mereka adalah menemukan dan mengeksploitasi produk baru dan peluang pasar. Inovasi lebih penting dari pada keuntungan besar. Strategi prospektor berfokus pada inovasi produk dan peluang pasar. Perusahaan-perusahaan yang mengadopsi strategi ini cenderung untuk menekankan pada kreatifitas dan fleksibilitas di atas efisiensi dalam perintah untuk merespon secara cepat pada perubahan kondisi pasar dan mengambil keuntungan dari peluang pasar baru. Struktur organisasi dari perusahaan prospektor adalah

11 16 informal dan terdesentralisasi untuk lebih fleksibilitas dan respon lebih cepat pada perubahan lingkungan (Stathakopolous, 1998 dalam Jabnoun, et.al, 2003:21). Prospektor cenderung untuk memiliki system kontrol terdesentralisasi dan untuk menggunakan ukuran ad hoc (Miles dan Snow, 1978 dalam Jabnoun, et.al, 2003:21) c. Analyzer Analyzer mencoba mengambil yang terbaik dari kedua strategi tersebut di atas. Mereka mencoba meminimalkan resiko dan memaksimalkan peluang untuk memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya akan bergerak ke produk baru atau pasar baru, setelah keberhasilannya dibuktikan oleh prospektor. Analyzer hidup dari imitasi. Mereka mengambil alih ide-ide yang sukses dari prospektor dan kemudian menirunya. Analyzer cenderung untuk beroperasi dalam paling sedikit dua wilayah pasar produk yang berbeda, yaitu: satu stabil, yang mereka tekankan pada efisiensi dan satu variabel, yang mereka tekankan pada inovasi. Struktur organisasi mereka adalah komplek, merefleksikan pasar yang sangat luas yang mereka operasikan. Mereka mencoba untuk mengkombinasikan karakteritik dari organisasi mekanistik dan organik. d. Reaktor Reaktor mewakili strategi sisa. Nama tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan pola-pola yang tidak konsisten dan tidak stabil yang timbul jika salah satu dari ketiga strategi lainnya dikejar secara

12 17 tidak benar. Pada umumnya, reaktor memberikan tanggapan secara tidak benar. Pada umumnya, berprestasi buruk, dan akibatnya mereka segan mengikat diri secara agresif pada strategi tertentu untuk masa datang. Reaktor secara sederhana bereaksi pada perubahan lingkungan dan membuat strategik menyesuaikan hanya kapan tekanan datang. Mereka secara karakteristik kurang strategi koheren dan tidak dapat untuk merespon secara cepat pada perubahan lingkungan. Tabel 1. Tipologi Strategik Miles dan Snow STRATEGI TUJUAN LINGKUNGAN KARAKTERISTIK STRUKTURAL Defender Stabilitas dan efisiensi Stabil Kontrol ketat, pembagian kerja yang ekstansif; formalisasi tinggi; terpusat Analyzer Stabilitas dan efisiensi Perubahan Kontrol cukup terpusat; kontrol ketat atas aktivitas yang ada; kontrol agak lepas untuk usaha baru Prospektor Fleksibilitas Dinamis Struktur lepas; pembagian kerja rendah; formalisasi rendah; desentralisasi. Sumber : Robbins, 1990:147 Perubahan Kecil dan Ketidakpastian Rendah Perubahan Cepat dan Ketidakpastian Tinggi Prospektor Analyzer Reaktor Defender Gambar 3. Kontinum Strategi-Lingkungan Sumber : Robbins, 1990:148

13 Kewirausahaan dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kewirausahaan Sebelum kita membicarakan tentang manajemen usaha kecil ada baiknya kita membicarakan dulu tentang kewirausahaan yang merupakan elemen yang penting di dalam manajemen usaha kecil tersebut. Di Amerika Serikat misalnya, kewirausahaan seringkali diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri (Drucker, 1985:1). Kata wirausaha atau wiraswasta dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad 17 (Holt, 1992 dalam Riyanti, 2003:21). Kata entrepreneur diturunkan dari kata kerja entreprende. The Concise Oxford French Dictionary (1980) dalam Riyanti (2003:21) mengartikan entreprende sebagai to undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to attempt (Mencoba, berusaha). Kata wirausaha merupakan gabungan kata wira (=gagah berani, perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Kata wiraswasta terdiri dari kata wira (=gagah berani, perkasa) dan swa (=sendiri, mandiri). Jadi, wiraswasta berarti orang yang perkasa dan mandiri. Harus diakui memberikan definisi realis dari wirausaha tidak semudah semudah memformulasi definisi etimologisnya. Dalam berbagai referensi kita memenukan rumusan yang dikemukakan para pakar manajemen tentang wirausaha atau entrepreneur. Menurut Zimmerer dan Schorborough (1998) dalam Riyanti (2003:22) menyebutkan sebagai berikut: an entrepreneur is one who creates a new business in face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by

14 19 identifying opportunities and assembling the necessary resource to capitalize on them. Peter dan Hisrich (1998:9) juga mengemukakan pendapat yang hampir senada, yaitu : entrepreneurship is process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort, asumming the accompanying financial, physic and social risk, and receiving the resultingrewards of monetary and personal satisfactin and independence Stevenson (1999) berpendapat bahwa entrepreneurship merupakan sinonim dari bearing risk (= menanggung resiko), inovasi atau pembentukan suatu usaha. Meredith (2002) berpendapat bahwa para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996) dalam Riyanti (2003:24) mengartikan wirausaha sebagai : orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Dari berbagai pengertian tersebut tentang wirausaha dapat kita tarik suatu kesimpulan (Riyanti, 2003:25), sebagai berikut : Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dengan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, emngelola dan menetukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannnya serta permodalan operasinya.

15 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kewirausahaan memang sangat identik dengan usaha kecil. Tidak banyak buku yang membahas tentang pengertian tentang usaha kecil dan menengah, karena belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil dan menengah. Wheelen dan Hunger (2002) berpendapat bahwa usaha kecil di operasikan dan dimiliki secara independen, tidak dominan dalam daerahnya dan tidak menggunakan praktek-praktek inovatif. Tapi usaha yang bersifat kewirusahaan adalah usaha yang pada awalnya bertujuan untuk tumbuh dan menguntungkan serta dapat dikarakteristikkan dengan praktek-pratek inovasi strategis. Pengertian usaha kecil di Indonesia masih sangat beragam. Sebelum dikeluarkannya UU No.9/1995, setidaknya ada lima instansi yang merumuskan usaha kecil dengan caranya masing-masing. Kelima instansi itu adalah Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Bank Indonesia, Departemen Perdagangan serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pada kelima instansi itu, kecuali BPS, usaha kecil pada umumnya dirumuskan dengan menggunakan pendekatan finansial. Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia manggambarkan bahwa perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1 4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5 19 orang sebagai industri kecil, perusahaan dengan tenaga kerja orang sebagai industri sedang atau menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai industri besar. Departemen Perindustrian memalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 286/M/SK/10/1989 dan Bank Indonesia,

16 21 mendefinisikan usaha kecil berdasarkan nilai asetnya. Menurut kedua instansi ini, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunannya), bernilai kurang dari Rp 600 juta. Departemen Perdagangan membatasi usaha kecil berdasarkan modal kerjanya. Menurut Departemen Perdagangan, usaha kecil adalah usaha (dagang) yang modal kerjanya bernilai kurang dari Rp 25 juta. Sedangkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) terlebih dahulu membedakan usaha kecil menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah yang bergerak dalam bidang perdagangan, pertanian dan industri. Kelompok kedua adalah bergerak dalam bidang konstruksi. Menurut Kadin yang dimaksud dengan usaha kecil untuk kelompok pertama adalah yang memiliki modal kerja kurang dari Rp 600 juta. Adapaun untuk kelompok kedua yang dimaksud dengan usaha kecil adalah yang memiliki modal kerja kurang dari Rp 250 juta dan memiliki nilai usaha kurang dari Rp 1 milyar. Berdasarkan pada kelima batasan tersebut dapat diketahui betapa sangat beragamnya pengertian usaha kecil yang kini berlaku di Indonesia. Padahal di luar kelima pengertian tersebut, kini juga terdapat pengertian usaha kecil sebagaimana dirumusakan oleh Undang- Undang No.9/1995. Menurut Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan usah kecil adalah : 1. Memiliki kekayaan paling banyak Rp ,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,- 3. Milik warga negara Indonesia.

17 22 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi atau berafiliasi baik langsung mauapaun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 5. berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. Usaha kecil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu mereka yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir (barang atau jasa konsumsi atau final) dan mereka yang berhubungan dengan perusahaan lain sebagai pemasok, sub kontrak dan lain-lain (Dirjen ILMK, 1997). Berdasarkan UU No.9/1995 tersebut juga, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat empat kelompok bidang usaha yang ada pada usaha kecil dan menengah (UKM), yaitu : perdagangan, industri pertanian, industri non pertanian dan aneka jasa. Definisi usaha kecil menurut Suryana (2001) umumnya mencantumkan karakteristik perusahaan yang tergolong usaha kecil : 1) biasanya bersifat bebas, tidak terikat dengan identitas bisnis lain, misalnya sebagai cabang, anak perusahaan, atau divisi dari perusahaan yang lebih besar, 2) biasanya sepenuhnya dikendalikan oleh pemiliknya yang biasanya adalah owner-manager yang memberikan konstribusi kepada hampir semua hal, tidak hanya terbatas pada modal kerja, 3) otoritas pengambilan keputusan dipegang penuh oleh pemilik usaha. Dari uraian di atas mengenai usaha kecil dan ciri-cirinya, maka dapat diperoleh gambaran bahwa usaha kecil mempunyai investasi

18 23 modal yang relatif kecil, dengan keterampilan yang dimiliki bersifat turun temurun serta dengan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Pembangunan di bidang usaha kecil yang lebih mengutamakan pemerataan kesempatan kerja perlu untuk lebih ditingkatkan melalui pembinaan yang teratur dan juga melalui penyempurnaan pengaturan serta pengembangan usaha. Terlepas dari keragaman pengertian itu, kiranya penting untuk diketahui adalah karakteristik atau ciri-ciri usaha kecil secara umum. Berdasarkan studi-studi yang dilakukan Mitzer serta Musselman dan Hugehs (Sutojo dkk, 1994), dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri umum usaha kecil dalam garis besarnya adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki rencana usaha. 2. Struktur organisasi bersifat sederhana. 3. Jumlah tenaga terbatas dengan pembagian kerja yang longgar. 4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan. 5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan kadang-kadang tidak memilikinya sama sekali. 6. Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya. 7. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung terbatas. 8. Margin keuntungan sangat tipis. Di samping itu, usaha kecil dapat memainkan peranan penting untuk menjaga dinamika pertumbuhan dan perluasan manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Usaha kecil berperan bukan saja pada aspek sosial seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan kerja,

19 24 tetapi juga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada sektor industri dan ekspor. Arah kebijakan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia dinyatakan secara eksplisit di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun pedoman kebijakan negara ini menggarisbawahi 28 butir mengenai arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional untuk periode Kerangka kerja kebijakan terdiri dari tiga kebijakan utama (Menegkop & UKM, 2000 dalam Tambunan, 2002:126), yaitu : 1. Sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar dengaan suatu persaingan yang adil dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, keadilan, prioritas pada sosial, kualitas hidup, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sistem ini menjamin kesempatan-kesempatan bisnis dan kesempatan kerja yang sama, perlindungan konsumen dan perlakuan yang adil terhadap masyarakat. Di bawah prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Usaha-usaha mengambangkan sistem ekonomi kerakyatan dapat ditunjukkan dengan : a) adanya suatu sistem persaingan adil yang menjamin kesempatan bisnis dan kerja yang sama; b) peranan pemerintah yang efektif dalam menyempurnakan sistem pasar termasuk pengurangan pajak; c) kebijakan ekonomi yang menciptakan kesempatan berusaha bagi KUKM; d) suatu pertumbuhan kemitraan usaha antar pengusaha UKM; e) meningkatkan penerimaan positif dari masyarakat dalam bisnis dan peningkatan dalam penerimaan dari masyarakat. 2. Penciptaan iklim bisnis yang kondusif untuk memberdayakan KUKM sehingga menjadi efisien, produktif dan kompetitif.

20 25 Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menciptakan suatu mekanisme yang adil dimana KUKM bisa mendapat keuntungan secara proporsional dan dapat bersaing secara adil dengan pemainpemain bisnis lainnya. Pada dasarnya, kebijaksanaan ini sejalan dengan kebijaksanaan-kebijaksaan lainnya dari ekonomi makro, sektoral, dan pembangunan daerah/lokal, yang secara bersamasama memberikan dukungan komplementer untuk meningkatkan bisnis KUKM. 3. Kebijaksanaan peningkatan kapasitas KUKM yang bertujuan untuk membuat KUKM mampu bersaing di pasar bebas dengan pelaku-pelaku bisnis lainnya. Pada dasarnya kebijaksanaan ini bertujuan untuk menghilangkan segala kendala yang dihadapi KUKM, seperti keterbatasan modal, pasar dan input-input untuk berproduksi, kekurangan dalam kapabilitas manajemen, kekurangan pekerja dengan keahlian-keahlian teknis, bisnis, teknologi dan keterbatasan akses informasi dan mitra usaha. GBHN 1999 menekankan bahwa dukungan dari pemerintah terhadap penguatan KUKM harus dilaksanakan secara selektif dalam bentuk perlindungan terhadap persaingan yang tidak adil, pengembangan SDM lewat pendidikan dan pelatihan, diseminasi informasi mengenai bisnis dan teknolgi, penyediaan finansial, lokasi usaha dan kemitraan usaha dengan BUMN dan perusahaan-perusahaan besar swasta, penyediaan fasilitasfasilitas untuk agribisnis, industri kecil (IK), industri rumah tangga (IRT), penyempurnaan dari pembangunan kapasitas dari lembaga-lembaga lokal dan utilisasi sumber daya alam (SDA).

21 26 Namun demikian, dalam realitas, kebijaksanaa UKM masih berorientasi kepada sosial daripada pasar atau persaingan. Kebijaksanaan UKM belum sepenuhnya terintegrasi dalam kebijaksanaan ekonomi secara umum / makro di Indonesia. Konsekuensinya, kebijaksanaan UKM di Indonesia belum berfungsi sebagai elemen-elemen komplemen dan sektoral dari kebijaksanaan ekonomi seperti yang diharapkan Kesuksesan Usaha Kecil Menengah Resnik dalam Certo dan Peter (1991) membuat sepuluh saran untuk formulasi strategi usaha kecil yang dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses. Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut, adalah sebagai berikut : 1. Menjadi Obyektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar. 2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama. 3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

22 27 4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan. 5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang. 6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan. 7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil. 8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi. 9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil, tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis. 10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian yang masih, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif. Hisrich dan Peter (1998) menyatakan dua hal yang harus diperhatikan di dalam menumbuhkan usaha agar bisa mencapai keberhasilan, yaitu :1) Pengendalian keuangan, yang bisa dilakukan dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan dan memaksimalkan penjualan; dan 2) Pengendalian tenaga kerja, dengan cara merekrut, memotivasi dan mengarahkan mereka agar menjadi suatu tim yang kuat.

23 28 Menurut C.W. Hofer dan W.R. Sandberg dalam Wheelen dan Hunger (2002), ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil terutama untuk usaha baru. Sesuai dengan tingkat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut adalah : 1. Struktur industri Karakteristik produk industri mempunyai pengaruh langsung terhadap suksesnya perusahaan baru. Pertama, perusahaan baru akan lebih sukses ketika memasuki industri dengan yang heterogen daripada yang homogen. Pada industri yang produknya heterogen, perusahaan baru dapat mendiferensiasi produknya dari produk pesaing dengan produk yang unik dengan memfokuskan pada segmen pasar yang mempunyai kebutuhan unik. Kedua, menurut data hasil studi, perusahaan baru akan lebih sukses jika produknya merupakan produk yang relatif tidak penting terhadap kebutuhan total pembelian konsumen daripada jika produk tersebut penting. Konsumen akan lebih mempunyai kesempatan untuk mencoba produk baru jika produk tersebut lebih murah dan kegagalan karena mengkonsumsi produk tersebut tidak beresiko. 2. Strategi Bisnis Kunci sukses bagi kebanyakan perusahaan baru adalah : (a). mendiferensiasi produk dari produk pesaing dalam hal kualitas dan layanan, dan (b). memfokuskan produk pada kebutuhan konsumen dalam segmen pasar yang dimasukki untuk mendapatkan ceruk pasar (strategi kompetitif diferensiasi dari Porter). 3. Karakteristik Wirausaha Ada empat faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan baru, yaitu :

24 29 a. Wirausaha sukses lebih baik dibanding orang lain dalam mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial. Mereka memfokuskan pada aspek kesempatan, bukan pada masalah, dan mencoba belajar dari kegagalan. Wirausahawan berorientasi pada tujuan dan mempunyai pengaruh budaya yang kuat pada organisasinya. b. Wirausaha sukses biasanya memiliki sense of urgency yang membuat mereka beroreintasi pada tindakan. Mereka mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi dan hal itu memotivasi mereka untuk mengembangkan ide ke dalam tindakan. c. Wirausahawan sukses mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang diperlukan untuk sukses dalam industri dan stamina fisik yang diperlukan untuk pekerjaannya. d. Wirausahawan sukses mencari bantuan dari pihak luar untuk melengkapi keahlian, pengetahuan dan kemampuannya. Mereka juga mengembangkan hubungan relasional dengan pihak-pihak yang terdiri atas orang-orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan kunci dimana ia dapat mendapatkan dukungan. Selain hal di atas, Tambunan (2002) mengungkapkan bahwa kinerja industri kecil dan menengah dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : 1. Penciptaan Kesempatan Kerja Penciptaan kesempatan kerja ini sangat penting di dalam melihat sukses tidaknya suatu usaha. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang diserap, semakin besar pula peranan industri kecil dan

25 30 menengah dalam menanggulangi masalah pengangguran. Demikian pula dengan produktivitas usaha itu sendiri, dengan meningkatnya tenaga kerja yang dipakai berarti produktivitas pun bisa ditingkatkan. 2. Konstribusi pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Kontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) bisa terjadi apabila industri kecil dan menengah itu bisa memberikan pendapatan bagi negara, dalam hal ini baik dari pendapatan dari pemasaran di dalam negeri maupun dari penjualan keluar negeri (ekspor). Suatu industri kecil dan menengah dikatakan sukses apabila memiliki pendapatan yang terus meningkat yang biasanya besar dipengaruhi oleh peningkatan penjualan. Dengan meningkatnya penjualan secara langsung juga akan mempengaruhi peningkatan kinerja industri kecil dan menengah itu sendiri Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga menggunakan kajian penelitian terdahulu yang merupakan kajian empiris sebagai landasan untuk berpikir dan sekaligus untuk mengetahui dan mempelajari berbagai metode analisis yang digunakan yang kemungkinan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu tersebut, dapat kita lihat pada Tabel 2.

26 Tabel 2. Kajian Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Sampel Variabel Alat Analisis Hasil Temuan Judy Gray (1997) Bernice Kotey & G.G. Meredith (1997) 3. Judy H. Gray (1999) Small Business Strategy In Australia Relationship Among owner/manager Personal Value, Business Strategies, and Entrepise Performance A Predictive Model of Small Business Succes 578 pengusaha kecil, lulusan lembaga Pendidikan bisnis NEIS, Australia 659 pengusaha kecil manufaktur perabot rumah tangga di New South Wales, Australia 255 pengusaha kecil, lulusan lembaga Pendidikan bisnis NEIS, Australia Tipe Strategi Defender Prospektor Analyzer Reaktor Nilai-nilai Pribadi Strategi Bisnis Kinerja Perusahaan Locus of control Gaya Pengambilan Keputusan Strategi Bisnis Kesuksesan Usaha Kecil Confirmatory Factor Analysis (Lisrel 7.20) One-Way ANOVA Analisis Cluster MANOVA SEM (Lisrel 7.20) Strategi Proaktif yang terdiri dari tipe strategi Prospektor dan Defender secara empiris memiliki hubungan lebih positif terhadap pengembangan dan pertumbuhan usaha kecil di Australia dari pada strategi Reaktif yang terdiri dari tipe strategi Analyzer dan Reaktor. 1. Nilai Pribadi, strategi dan kinerja pengusaha secara empris berkaitan. 2. Para pelaku bisnis yang memiliki kinerja tinggi adalah proaktif dalam orientasi strategi dan menunjukkan nilai pribadi kewirausahaan. 3. Sebaliknya, para pelaku bisnis yang mempunyai kinerja rendah adalah menerapkan strategi reaktif serta menunjukkan nilai pribadi yang konservatif. 1. External locus of control memiliki hubungan negatif terhadap kesuksesan bisnis dan internal locus of control ditransmisikan terhadap gaya pengambilan keputusan dan kesuksesan bisnis usaha kecil. 2. Gaya pengambilan keputusan Intentive memiliki pengaruh blangsung terhadap strategi Proaktif dan kelangsungan hidup usaha serta memiliki perbedaan terhadap perusahaan yang memiliki pertumbuhan ketenagakerjaan dengan yang tidak memiliki pertumbuhan ketenagakerjaan. 3. Strategi Reaktif berhubungan langsung terhadap ketenagakerjaan, sedangkan strategi Proaktif memiliki perbedaan terhadap usaha yang memiliki pertumbuhan ketenagakerjaan dengan yang tidak memiliki pertumbuhan ketenagakerjaan.

27 Tabel 2. (Lanjutan) No Peneliti Judul Sampel Variabel Alat Analisis Hasil Temuan 4. I Wayan Wisardja (2000) 5. BC. Gosh, Tan Wee Liang, Tan Teck Meng, Ben Chan (2001) 6. Joseph E. McCann III, Anna Y. Leon- Guerrero, Jonathan D. Haley Jr. (2001) 7. Daniel Maranto Vargas (2001) Analisis Lingkungan Industri Kerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali The Key Success Factors, Distinctive Capabilities, and Strategic Thrust of Top SMEs in Singapore Strategic Goals and Practices of Innovative Family Busniess Strategy, Distinctive Competences and Business Performance: A Field Research in IndustrialSan Luis Potosi, Mexico 255 Pengerajin Ukiran Kayu di Gianyar, Bali 50 Usaha Kecil Menengah Top di Singapura 231 usaha keluarga di Amerika Serikat. 184 perusahaan di Kawasan Industri San Luis Potosi, Mexico Lingkungan Industri Keberhasilan Usaha Tipe Strategi Kompetensi Unggul Kesuksesan usaha Karakterisitik Perusahaan Tipe Strategi Kinerja Bisnis Tipe Strategi Kompetensi Unggul Kinerja Usaha Analisis Regresi Berganda Analisis Cluster Teknik Korelasi Pearson Analisis cluster ANOVA Analisis Path 1. Faktor lingkungan industri yang unsur-unsurnya adalah pelanggan, pemasok, pesaing dan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha industri ukiran kayu di Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. 2. Unsur pelanggan berpengaruh paling dominan terhadap keberhasilan usaha kayu tersebut. 1. Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata 60% dari perusahaan yang disurvei ditemukan sebagai tipe organisasi Defender. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan adalah: a). mampu untuk memuaskan kebutuhan pelanggan; b). kemampuan regionalisasi; c). pengembangan secara konstan terhadap ide-ide baru dan kapabilitas, terutama inovasi; d). dapat mengidentifikasi pasar secara baik; e). mampu mengidentifikasi ceruk pasar; dan f). hubungan yang baik antara manajemen puncak dengan tenaga kerja di bawahnya. Penelitian ini secara empiris menghasilkan bahwa tipe strategi Prospektor memiliki keuntungan lebih dibandingkan tipe strategi lainnya, yaitu : Defender, Analyzer dan Reaktor. Penemuan utama mengilustrasikan bahwa orientasi strategik yang diorientasikan keluar, seperti strategi Prospektor berbanding lurus terhadap orientasi pasar pelanggan cenderung memberikan hasil keuangan dan pasar yang lebih baik dibandingkan dengan orientasi strategi ke dalam, seperti strategi Defender.

28 Tabel 2. (Lanjutan) No Peneliti Judul Sampel Variabel Alat Analisis Hasil Temuan 8. Muhammad Buswari (2003) Hubungan Nilai-Nilai Pribadi Pengusaha, Strategi Bisnis terhadap Kinerja Perusahaan pada Industri Keramik di Kota Malang 40 industri keramik di Kota Malang Nilai-nilai Pribadi Strategi Bisnis Kinerja Perusahaan Analisis cluster ANOVA 1. Kelompok pengusaha yang memiliki nilai pribadi kewirausahaan cenderung memberikan nilai yang relatif tinggi untuk veriabel-variabel yang meliputi : Keberanian mengambil resiko; kemampuan (kompetensi); inovatif dan kerja keras, sedangkan untuk kelompok pengusaha dengan nilai konservati cenderung memberikan nilai yang relatif rendah untuk variabel-variabel tersebut. 2. kelompok pengusaha yang menerapkan strategi Proaktif cenderung memberikan nilai relatif tinggi untuk variabel-variabel yang meliputi : produk; harga produk yang ditawarkan pesaing; dan pelayanan pada pelanggan, sebaliknya kelompok pengusaha yang menerapkan strategi Reaktif cenderung memberikan nilai yang relatif rendah untuk veriabel-variabel tersebut. 3. Untuk kelompok pengusaha dengan nilai pribadi dan kewirausahaan serta menerapkan strategi proaktif cenderung mempunyai tingkat produktivitas yang relatif tinggi; tingkat keuntungan yang relatif besar; biaya produksi yang dikeluarkan relatif rendah serta lebih banyak di dalam memciptakan lapangan kerja. Sebaliknya, kelompok pengusaha dengan nilai pribadi konservatif dan menerapkan strategi reaktif cenderung memiliki produktivitas yang realtif rendah; tingkat keuntungan yang relatif kecil; biaya produksi yang dikeluarkan relatif tinggi serta tidak banyak menciptakan lapangan kerja.

29 Tabel 2. (Lanjutan) No Peneliti Judul Sampel Variabel Alat Analisis Hasil Temuan 9. G. Tomas Hult, Kewirausahaan SEM (Lisrel) Charles C. Snow, (entrepreneurship) Destan Kandemir (2003) The Role of Entrepreneurship in Building Cultural Competitiveness in Different Organizational Types 764 unit bisnis strategis berdasarkan database Dun & Bradstreet dan Fortune 500 Inovasi ( innovativeness) Orientasi (market orientation) Pembelajaran organisasi (organizational learning) pasar 4. Organisasi besar dan berusia muda mempunyai kinerja kuat dengan fokus secara langsung pada kewirausahaan (entrepreneurship), sedangkan pada tipe organisasi lainnya kewirausahaan (entrepreneurship) secara tidak langsung berpengaruh pada kinerja. 5. Organisasi besar dan berusia tua, lebih baik fokus pada pembelajaran organisasi (organizational learning). 6. Organisasi kecil dan berusia tua lebih baik focus pada orientasi pasar (market orientation) 7. Organisasi kecil dan berusia muda lebih baik focus pada keseimbangan atau pendekatan selektif yang ditekankan pada seluruh elemen budaya persaingan atau pada salah satu elemen yang memiliki keistimewaan.

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen strategi. Pengertian manajemen sendiri adalah suatu proses

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen strategi. Pengertian manajemen sendiri adalah suatu proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Manajemen Strategi Strategi memiliki kaitan yang erat dengan konsep perencanaan dan pengambilan keputusan, sehingga strategi berkembang menjadi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian UKM Di Indonesia pengertian mengenai usaha kecil masih sangat beragam. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 02 Distinctive Strategic Management Manajemen Strategik Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id Text

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 35 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual TIPE STRATEGI PROSPEKTOR (X 1) 1. Produk baru yang pertama (X 1.1) 2. Pemimpin pasar (X 1.2) 3. Fleksibilitas (X 1.3) DEFENDER (X 2) 1. Produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga BAB 6 FORMULASI STRATEGI TUJUAN BAB 6 Menjelaskan definisi sukses dalam dunia bisnis Menerangkan hakikat strategi, terutama bagaimana memformulasikan strategi dan memilih strategi dari berbagai macam perspektif

Lebih terperinci

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Karakteristik : Wirausaha vs Kewirausahaan, Sikap Dasar Wirausaha,Kemampuan Dasar : Evaluasi peluang networking, skill

Lebih terperinci

ANALISIS TIPE STRATEGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DALAM MEMBANGUN SUSTAINABLE COMPARATIVE ADVANTAGE DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS TIPE STRATEGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DALAM MEMBANGUN SUSTAINABLE COMPARATIVE ADVANTAGE DI KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS TIPE STRATEGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DALAM MEMBANGUN SUSTAINABLE COMPARATIVE ADVANTAGE DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh : FAJAR HENDRO UTOMO Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAKSI : Usaha kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. 1. Terdapat empat kelompok industri kecil dan menengah di Kawasan. pasar dan penganalis pesaing;

BAB VI KESIMPULAN. 1. Terdapat empat kelompok industri kecil dan menengah di Kawasan. pasar dan penganalis pesaing; BAB VI KESIMPULAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat empat kelompok industri kecil dan menengah di Kawasan Sarbagita,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya

II. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya II. LANDASAN TEORI A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Hal ini disebabkan lingkungan usaha menghadapi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIK

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIK PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIK DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM. Page 1 Definisi Manajemen Strategis Menurut Fred R.David (2004 : 5) :Manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia membuat banyak perusahaan besar di beberapa negara mengalami kerugian. Di satu sisi, kondisi ini menjadikan banyak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat BAB III TINJAUAN TEORI A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Industri Kecil Sampai saat ini industri kecil memiliki berbagai macam definisi. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan industri kecil pun beranekaragam, sehingga

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam peningkatan pendapatan nasional dibandingan dengan sektor-sektor yang lainnya. Sektor industri terdiri

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

04Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

04Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 04Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP Sejarah Abad 11 SM, Phoenicia Kuno, arus perdagangan dari Syria sampai Spanyol Abad 18 Ekonom Perancis Richard Cantillon, mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF

KEUNGGULAN KOMPETITIF KEUNGGULAN KOMPETITIF PELUANG BISNIS Inovasi dan Eksploitasi Peluang produk baru jasa baru Teknik produksi baru Cara baru Alat baru untuk memberi informasi Cara baru hubungan dengan pelanggan Multiple

Lebih terperinci

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH (Studi Kasus: Proses Difusi Inovasi Produksi Pada Industri Gerabah Kasongan Bantul, DIY)

PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH (Studi Kasus: Proses Difusi Inovasi Produksi Pada Industri Gerabah Kasongan Bantul, DIY) PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH (Studi Kasus: Proses Difusi Inovasi Produksi Pada Industri Gerabah Kasongan Bantul, DIY) TUGAS AKHIR Oleh : ELISA NUR RAHMAWATI L2D000418 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN DISUSUN OLEH: MUTHIA FIRDA SARI 1012011060 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia tahun 997 maupun krisis global saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University MEMULAI BISNIS DENGAN ADMINISTEASI BISNIS Week-12 By: Ida Nurnida Contents Pemahaman Wirausaha & Kewirausahaan Wirausaha Sebagai Profesi Memulai Bisnis Baru Memulai Bisnis dengan Administrasi ENTREPRENEURSHIP

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Industri Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Seorang wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

Lebih terperinci

Manajemen Strategik: Gambaran Umum

Manajemen Strategik: Gambaran Umum Manajemen Strategik: Gambaran Umum Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.... Contoh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertama dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do).

BAB I PENDAHULUAN. Pertama dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini menuntut pihak manajemen suatu perusahaan untuk menggunakan strategi pemasaran yang tepat bagi produk atau

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini, kebutuhan manusia di seluruh dunia terus berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda -beda.

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan timbul berbagai persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

Memadukan tema pokok yang memberikan koherensi serta arah tindakan dan keputusan suatu organisasi

Memadukan tema pokok yang memberikan koherensi serta arah tindakan dan keputusan suatu organisasi Definisi Strategi : STRATEGI. Seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal, dan sebagainya menuju posisi yang layak; rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sabagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, perusahaan perlu strategi agar mampu bersaing dengan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Analisis Strategi Prospector terhadap Kesuksesan Usaha IKM di Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisis Strategi Prospector terhadap Kesuksesan Usaha IKM di Daerah Istimewa Yogyakarta Analisis Strategi Prospector terhadap Kesuksesan Usaha IKM di Daerah Istimewa Yogyakarta Saptaningsih Sumarmi Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI 1 Sonosewu No. 117 Yogyakarta saptaningsihsumarmi@gmail.com

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN 2.1. Pendahuluan Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,

Lebih terperinci

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Analisis Hasil yang diperoleh dari EOS menunjukkan nilai dimensi kunci dengan rentang angka 2.46 3.70 (skala 5) dimana rincian nilai untuk tiap dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci