BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sel Photovoltaic Sel surya atau sel photovoltaic adalah sebuah alat semi konduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di mana dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering Gambar 2.1 Sel Photovoltaic Sel photovoltaic (sel PV) ini terbuat dari bahan khusus semikonduktor yang sekarang banyak digunakan dan disebut dengan silikon. Ketika cahaya mengenai sel silikon, cahaya tersebut akan diserap oleh sel ini, hal ini berarti bahwa energi cahaya yang diserap telah ditransfer ke bahan semikonduktor yang berupa silikon. Energi yang tersimpan dalam semikonduktor ini akan mengakibatkan elektron lepas dan 6

2 mengalir dalam semikonduktor. Semua sel photovoltaic ini juga memiliki medan elektrik yang memaksa elektron yang lepas karena penyerapan cahaya tersebut untuk mengalir dalam suatu arah tertentu. Elektron yang mengalir ini adalah arus listrik, dengan meletakkan terminal kontak pada bagian atas dan bawah dari sel photovoltaic ini akan dapat dilihat dan diukur arus yang mengalir sehingga dapat digunakan untuk menyuplai perangkat eksternal. Hal diatas adalah dasar perubahan energi surya menjadi listrik oleh semikonduktor silikon Sel Silikon Sel silikon mempunyai sifat kimia khusus dalam format kristalnya. Atom silikon mempunyai 14 elektron yang diatur dalam tiga kulit atom yang berbeda. Dua kulit atom yang pertama terisi elektron penuh dan sisanya pada kulit terluar yang hanya terisi empat elektron. Atom silikon ini akan selalu mencari jalan untuk memenuhi kulit luarnya (ingin memenuhi sampai punya 8 elektron) dengan cara melakukan ikatan dengan atom silikon lain yang kulit luarnya sama mempunyai 4 elektron. Gabungan dari dua atom ini adalah struktur kristal murni yang merupakan dasar pembentuk sel photovoltaic. Gambar 2.2 Gabungan Sel Silicon Silikon murni bersifat sebagai konduktor karena tidak ada satupun elektron yang bergerak bebas, artinya elektron berada pada bahan yang mempunyai sifat konduktor yang bagus seperti tembaga, atau dengan kata lain elektron terkunci dalam struktur kristal silikon murni. Silikon dalam sel surya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga akan bekerja sebagai sel surya. Sel surya ini mempunyai silikon dengan impurity atom lain yang dicampur dengan atom silikon. Dalam hal ini atom 7

3 silikon tidak akan bekerja tanpa impurity tersebut. Silikon akan dicampur dengan sebuah atom phospor. Atom phospor mempunyai 5 elektron di kulit terluarnya. Ketika energi diberikan ke kristal silikon murni, sebagai contoh misalnya dalam wujud panas, hal ini akan menyebabkan beberapa elektron akan lepas dan meninggalkan atomnya. Setiap elektron akan meninggalkan sebuah hole (lobang) disekitar atom dimana elektron bisa diikat. Elektron ini kemudian lepas secara acak disekitar kisi kisi dari kristal atom tersebut untuk mencari hole lain yang kosong untuk ditempati. Elektron ini disebut sebagai elektron bebas dan dapat membawa arus listrik. Silikon tak murnian yang dicampur dengan phospor ini membutuhkan sedikit energi untuk melepaskan salah satu elektron phospor yang tidak diikat dalam suatu ikatan dengan atom lain tetangganya. Sebagai hasil campuran antara silikon dan phospor ini, banyak elektron yang lepas dan banyak membawa muatan arus listrik apabila dibandingkan dengan silikon murni. Proses penambahan atom phospor ini disebut sebagai proses doping. Ketika silikon di doping dengan phospor maka silikon disebut sebagai atom n-type (n untuk negatif) karena adanya elektron bebas. Silikon n-type yang telah didoping ini mempunyai sifat konduktor yang lebih bagus daripada silikon murni. Pada bagian lain silikon yang didoping dengan boron yang mempunyai elektron pada kulit terluar 3 elektron maka silikon akan menjadi atom p-type (p untuk positif) yang banyak memilki hole bebas karena ketiadaan elektron. Sehingga atom p-type ini akan bertugas berkebalikan dari atom n-type. Ketika diletakkan silikon n-type dengan silikon p-type, maka setiap sel photovoltaic ini memiliki minimal satu medan listrik. Tanpa medan listrik maka sel tidak akan bekerja, dan pada fase ini antara silikon n-type dan silikon p-type sedang melakukan ikatan. Dan kemudian elektron pada slilikon n-type akan mencari hole pada silikon p-type untuk ditempati elektron tersebut. Sebelumnya silikon ini memiliki muatan yang netral. Elektron lebih pada phospor akan diseimbangkan oleh proton. Ketika hole dan elektron digabung jadi satu 8

4 dalam sambungan antara n-type dan p-type maka kenetralan dari silikon ini akan terganggu. Pada sambungan akan membentuk suatu campuran elektron dan akhirnya keseimbangan tercapai lagi dan akan terbentuk suatu medan elektrik yang memisahkan kedua sisi tersebut. Medan elektrik ini bekerja seperti dioda, membiarkan (bahkan mendorong) elektron untuk mengalir dari sisi P ke sisi N, dan elektron hanya memiliki satu arah. A = n-type ; B = p-type Listrik yang dihasilkan sel photovoltaic Ketika cahaya dalam hal ini adalah photon (satuan energi dalam cahaya) mengenai sel surya, maka energinya akan membebaskan pasangan elektron dan hole. Setiap photon dengan energi yang cukup secara normal akan membebaskan elektron, dan akan menghasilkan hole bebas juga. Apabila hal ini terjadi cukup dekat dengan medan listrik, atau jika elektron bebas dan hole bebas masih berada pada range pengaruhnya, maka medan listrik ini akan mengirimkan elektron pada sisi N dan hole pada sisi P. Hal ini akan mengakibatkan kenetralan terganggu, dan jika disediakan alur arus luar, maka elektron akan mengalir sepanjang alur, kembali ke asalnya yaitu sisi P untuk bersatu dengan hole yang dikirim oleh medan listrik. Elektron yang mengalir ini akan menghasilkan arus sedangkan medan listrik akan menghasilkan tegangan. Dengan kedua unsur arus dan tegangan tersebut, akan didapatkan power. 9

5 A = n-type ; B = p-type Karakteristik Sel Photovoltaic Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ±0.5 volt max 600 mv pada 2 amp, dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2, atau setara dengan 1 sun akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 ma/cm2 per sel surya. Pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa sel surya akan menghasilkan energi maksimum jika nilai Vm dan Im juga maksimum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maksimum pada nilai volt = nol. Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari. Voc adalah volt maksimum pada nilai arus nol. Voc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar matahari, karakter yang memungkinkan sel surya untuk mengisi accu/baterai. Gambar 2.3 Sel photovoltaic beroperasi secara normal 10

6 Isc = short-circuit current Vsc = open-circuit voltage Vm = voltage maximum power Im = current maximum power Pm = Power maximum-output dari PV array (watt) Gambar 2.4 Karakteristik terhadap perubahan radiasi Gambar Kurva I/V fungsi radiasi matahari Pada saat sel surya dihubungkan secara seri maka akan merubah karakteristik V-I, khususnya pada tegangan keluaran pada saat kondisi rangkaian terbuka menjadi lebih besar, seperti yang terlihat pada gambar. 11

7 Gambar 2.5 Karakteristik Sel Surya dengan Rangkaian Seri Sementara jika sel surya dihubungkan secara parallel maka akan menaikkan kemampuan arus hubung singkatnya, seperti terlihat pada gambar berikut, Gambar 2.6 Karakteristik Sel Surya dengan Rangkaian Parallel Untuk mencapai tingkat operasional PV yang maksimal, diperlukan adanya suatu sistem yang dapat mencapai kondisi kerja maksimal PV (maximum power point/mpp). Untuk mendapatkan daya maksimum dari sel PV, digunakan sebuah alat bernama maximum power point tracker atau MPPT, dimana kondisi tersebut bergantung pada karakteristik dari PV yang digunakan. 12

8 2.2 DC Chooper Jenis Boost DC Chooper jenis Boost adalah konverter DC ke DC efisiensi tinggi yang memberikan optimal beban listrik pada solar panel (sel PV) dan memberikan tegangan yang sesuai dengan beban. Sel PV digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk berbagai apliaksi. Untuk mendapatkan daya maksimum dari sel PV, digunakan DC Booster tipe boost untuk mengotrol karakteristik arus-tegangan dari sel PV tersebut. Rangkaian pengontrol pengisian baterai dalam BCR merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian baterai. Alat ini penting untuk mengatur transfer energi dari panel surya ke baterai secara efisien dan semaksimal mungkin, melindungi baterai dari pengisian dan pengosongan berlebih, membatasi daerah tegangan kerja baterai, memperpanjang umur baterai dan mencegah kerusakan akibat beban berlebih (short-circuit). Terdapat beragam rangkaian kontrol pengisian baterai yaitu seperti direct connection, on-off regulator, two step regulator dan multisteps regulator.pada dasarnya rangkaian kontrol tersebut mengatur pengisian baterai dengan memperhatikan karakteristik baterai.rangkaian kontrol tersebut banyak dipakai pada saat ini. On-off regulator ini akan mengatur pengisian baterai dengan memperhatikan daerah kerja pengisian baterai. Penggunaan on-off regulator dalam penerapannya kurang efisien. Hal-hal yang menyebabkan kurang efisien adalah : Daya keluaran dapat menjadi jauh lebih kecil dibanding daya masuk dari rangkaian sistem. Hal ini terjadi ketika tegangan keluaran dari panel surya dipaksa bekerja sesuai dengan tegangan baterai, sehingga tegangan keluaran dari panel surya tidak dapat memberikan kontribusi secara penuh untuk membentuk daya keluaran yang optimal. Pengaturan pengisian baterai ketika tegangan nominal baterai lebih tinggi dari pada tegangan panel surya, sehingga hal ini akan menyebabkan kemungkinan 13

9 berhentinya proses pengisian apabila tegangan panel surya turun sampai di bawah tegangan baterai. Panel surya biasanya didesain dengan menyesuaikan tegangan nominal baterai yang terkadang hanya berbeda beberapa volt saja. Daya keluaran yang optimal dapat diperoleh dengan menggunakan pengontrol yang menggunakan metode pencarian titik daya maksimum.metode ini digunakan untuk mencari titik daya maksimum dari panel surya dan kemudian menentukan titik kerja sistem yang sesuai untuk mendapatkan keluaran daya yang optimal.titik daya maksimum didapatkan dengan menggunakan pencari titik daya maksimum dengan mengontrol suatu sistem yang berada antara panel surya dan baterai supaya bekerja pada kondisi tertentu sehingga panel surya dapat memberikan daya maksimumnya kepada beban. Secara umum gambaran sederhana dari sistem kerja desain boost converter adalah ditunjukkan seperti pada Gambar 1 dibawah ini : Solar sell (PV) DC to DC Boost Coneverter Pompa DC 24 volt ATMEGA 16 Gambar 2.7 Blok Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya. 14

10 Gambar 2.8 kurva I/V dari solar sel Switch-mode converter Switch-mode converter atau Pengubah daya DC-DC (DC-DC converter) tipe peralihan dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan. Dilihat dari setting dari switch-mode dapat dibedakan atas, buck (step down) converter, boost (step up) converter, Buck-boost (step down/up) converter, dan Cuk converter. Buck dan boost merupakan topologi dasar dari converter, tetapi Buckboost dan cuk merupakan kombinasi dari dari keduanya. Tujuan dari switch-mode ini 15

11 untuk memberikan nilai output tegangan atau arus yang konstan. Pada MPPT, tujuannya adalah untuk menyesuaikan tegangan dan atau arus pada sel PV agar bertahan pada titik maksimum, ketika tegangan output sesuai dengan tegangan baterai Boost Converter Gambar 2.9 Boost Converter Gambar 2.9 memperlihatkan boost chopper menggunakan MOSFET. Prinsip operasi dapat dibagi atas dua mode operasi yaitu pada saat ON dan OFF. Pada saat saklar ON arus mengalir melalui induktor-saklar dan kembali ke sumber negatif. Pada perioda ini induktor akan menyimpan energi. Pada saat saklar OFF beban akan tersambung dengan sumber tegangan Edc dan pada saat yang bersamaan energi yang tersimpan pada induktor akan dilepaskan. 1) Rumus penentuan Duty cycle: + ( ) = 0 16

12 = = = = = (1) (Power Electronic Fundamental: DC-DC Converter 2011, Nana Heryana) 2) Rumus menentukan nilai inductor minimal L = (2) (Power Electronics Hand book 2001, Rashid Power electronik) 3) Rumus menentukan nilai kapasitor minimal = (3) (Power Electronics Hand book 2001, Rashid Power electronik) 2.3 Pulse Width Modulation (PWM) PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation, merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengontrol daya yang berkaitan dengan power supply, contohnya pada power supply PC. Selain fungsi PWM yang digunakan untuk mengintrol daya power supply, PWM juga dapat difungsikan sebagai pengatur gerak perangkat elektronika. Sesuai dengan namanya Pulse Width Modulation, maka dalam penerapannya sinyal tegangan-lah yang dirubah lebarnya. Siste pengontrolan dengan PWM ini merupakan sistem digital yang jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan sistem konfensional. 17

13 2.4 Mikrokontroller Pendahuluan Rangkaian kontrol terdiri dari mikrokontroller atmega 16 dan software bascom AVR. Fungsi utama rangkaian kontrol adalah menghasilkan gelombang pwm untuk dapat mengoperasikan MOSFET dari kondisi off ke kondisi on dan juga sebaliknya. Untuk melindungi rangkaian kontrol dari kerusakan bila terjadi trouble pada rangkaian daya maka digunakan rangkaian driver sebagai pelindung dan penghubung ke rangkaian daya Mikrokontroller atmega 16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable watchdog timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam system menggunakan hubungan serial SPI atmega16. Atmega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses. Beberapa keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain: 1) Advanced RISC Architecture a) 130 Powerful Instructions Most Single Clock Cycle Execution b) 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation c) Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz d) On-chip 2-cycle Multiplier 2) Nonvolatile Program and Data Memories a) 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash 18

14 b) Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits c) 512 Bytes EEPROM d) 512 Bytes Internal SRAM e) Programming Lock for Software Security 3) Peripheral Features a) Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and CompareMode b) Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and CompareModes c) One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, CompareMode, and Capture Mode d) Real Time Counter with Separate Oscillator e) Four PWM Channels f) 8-channel, 10-bit ADC g) Byte-oriented Two-wire Serial Interface h) Programmable Serial USART 4) Special Microcontroller Features a) Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection b) Internal Calibrated RC Oscillator c) External and Internal Interrupt Sources d) Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Powerdown, Standby and Extended Standby 1) I/O and Package a) 32 Programmable I/O Lines b) 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF 6). Operating Voltages a) V for Atmega16L b) V for Atmega16 19

15 Gambar 3.0 Layout atmega 16 Pin-pin pada atmega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual inline package) ditunjukkan oleh gambar 3.0. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur harvard (dengan memori danbus terpisah untuk program dan data). Bagian bagian dari pin sebagai berikut : 1) VCC merupakan pin masukan positif catu daya. Setiap peralatan elektronika digital tentunya butuh sumber catudaya yang umumnya sebesar 5 V, itulah sebabnya di PCB kit 2) mikrokontroler selalu ada IC regulator ) GND sebagai pin ground 4) Port A (PA0 PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin masukan ADC. 5) Port B (PB0 PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI. 6) Port C (PC0 PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan timer osilator. 20

16 7) Port D (PD0 PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial. 8) Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler. 9) XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan sumber clock agar dapat mengeksekusi intruksi yang ada di memori. Semakin tinggi nilai kristalnya, maka semakin cepat mikrokontroler tersebut. 10) AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC. 11) AREF sebagai masukan tegangan referensi Konfigurasi port Atmega16 mempunyai empat buah port yang bernama porta, portb portc, dan portd. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf x mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf n mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input.bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). 21

17 Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Tabel 2.4 Konfigurasi pin port Bit 2 PUD : Pull-up disable bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up (DDxn=0, PORTxn=1) Timer Timer/counter adalah fasilitas dari Atmega16 yang digunakan untuk perhitungan pewaktuan. Beberapa fasilitas chaneldari timer counter antara lain: counter channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding, bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM), pembangkit frekuensi, event counter external. Gambar diagram block timer/counter 8 bit ditunjukan pada gambar 3.1. Untuk penempatan pin I/O telah di jelaskan pada bagian I/O di atas. CPU dapat diakses register I/O, termasuk dalam pin-pin I/O dan bit I/O. Device khusus register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi timer/counter 8 bit. 22

18 Gambar 3.1. Gambar diagram blok timer Timer/counter didesain sinkron clock timer (clkt0) oleh karena itu ditunjukkan sebagai sinyal enable clock pada gambar 3.2. Gambar ini termasuk informasi ketika flag interrupt dalam kondisi set. Data timing digunakan sebagai dasar dari operasi timer/counter. Gambar 3.2. Timing diagram timer/counter prescaling Sesuai dengan gambar 3.2 timing diagram timer/counter dengan prescaling maksudnya adalah counter akan menambahkan data counter (TCNTn) ketika terjadi pulsa clock telah mencapai 8 kali pulsa dan sinyal clock pembagi aktif clock dan ketika telah mencapai nilai maksimal maka nilai TCNTn akan kembali ke nol. Dan kondisi flag timer akan aktif ketika TCNTn maksimal. 23

19 Gambar 3.3. Timing diagram timer/counter OCFO timer mode ini memasukan data ORCn sebagai data input timer. Ketika nilai ORCn sama dengan nilai TCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali kenilai 0 (overflow). Gambar 3.4. Timing diagram timer/counter Ketika nilai ORCn sama dengan nilai TCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali kenilai 0 (overflow). Gambar 3.5. Timing diagram timer/counter 24

20 Generator clock Pada gambar 3.6 logic generator clock menghasilkan dasar clock untuk pengirim dan penerima. USART mendukung empat mode operasi clock: Normal asynchronous, double speed asynchronous mode master synchronous dan slave synchronous. Bit UMSEL pada USART kontrol dan status register C (UCSRC) memilih antara operasi asychronous dan synchronous. Double speed (hanya pada mode asynchronou ) dikontrol oleh U2X yang mana terdapat pada register UCSRA. Ketika mengunakan mode operasi synchronous (UMSEL = 1) dan data direction register untuk pin XCk (DDR_XCK) mengendalikan apakah sumber clock tersebut adalah internal (master mode) atau eksternal (slave mode) pin-pin XCK hanya akan aktif ketika menggunakan mode synchronous. Gambar 3.6 Gambar blok diagram generator clock Keterangan sinyal : txclk :clock pengirim (internal clock) rxclk :clock dasar penerima (internal clock) xcki :input dari pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk operasi slave synchronous. xcko :clock output ke pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk operasi master synchronous fosc :frekuensi pin XTAL (system clock) 25

21 a) Generator internal clock pembangkit baud rate Generasi internal clock digunakan untuk mode mode operasi master asynchronous dan synchronous. Register USART baud rate (UBRR) dan downcounter dikoneksikan kepada fungsinya sebagai programmable prescaler atau pembangkit baud rate. Down-counter, dijalankan pada system clock ( fosc), dibebani dengan nilai UBRR setiap counter telah dihitung mundur ke nol atau ketika register UBRRL ditulis. Clock dibangkitkan setiap counter mencapai nol. Clock ini adalah pembangkit baud rate clock output (fosc/( UBBR+1)). Pemancar membagi baud rate generator clock output dengan 2, 8, atau 16 cara tergantung pada mode. Pembangkit outputbaud rate digunakan secara langsung oleh penerima clock dan unit-unit pelindung data. Unit-unit recovery menggunakan suatu mesin status yang menggunakan 2, 8, atau 16 cara yang tergantung pada cara menyimpan status dari UMSEL, bit-bit U2X dan DDR_XCK. Tabel di bawah menunjukan penyamaan perhitungan baud rate dan nilai UBRR tiap mode operasi mengunakan sumber pembangkit clockinternal. Tabel 2.5 Baud Rate b) Eksternal clock Eksternal clock digunakan untuk operasi mode slave synchronous.eksternal clock masuk dari pin XCK dicontohkan oleh suatu daftar sinkronisasi register untuk memperkecil kesempatan meta-stabilitas. Keluaran dari sinkronisasi register kemudian harus menerobos detector tepi sebelum digunakan oleh pengirim dan penerima. Proses ini mengenalkan dua period delay clock CPU dan oleh karena itu 26

22 maksimal frekuensi clock XCK eksternal dibatasi oleh persamaan sebagai berikut Fxck <fosc/4. c) Operasi synchronous clock Ketika mode sinkron digunakan (UMSEL=1), pin XCK akan digunakan sama seperti clock input (slave) atau clock output (master). Dengan ketergantungan antara tepi clock dan data sampling atau perubahan data menjadi sama. Prinsip dasarnya adalah data input (on RxD) dicontohkan pada clock XCK berlawanan dari tepi data output (TxD) sehingga mengalami perubahan UCPOL bit UCRSC memilih tepi yang mana clock XCK digunakan untuk data sampling dan yang mana digunakan untuk perubahan data. Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.7 ketika UCPOL nol data akan diubah pada tepi kenaikan XCK dan dicontohkan pada tepi XCK saat jatuh. Jika UCPOL dalam kondisi set, data akan mengalami perubahan pada saat tepi XCK jatuh dan data akan dicontohkan pada saat tepi XCK naik. Gambar 3.7. Timing diagram Operasi Synchronous Clock Arsitektur Mikrokontroler ATMega 16 Atmega16 menggunakan arsitektur harvard dengan memisahkan antara memori dan bus untuk program dan data untuk memaksimalkan kemampuan dan kecepatan. Instruksi dalam memori program dieksekusi dengan pipelining single level dimana ketika satu instruksi dieksekusi, instruksi berikutnya diambil dari memori program. Konsep ini mengakibatkan instruksi dieksekusi setiap siklus clock. CPU terdiri dari 32x8 bit general purpose register yang dapat diakses dengan cepat dalam satu siklus clock, yang mengakibatkan operasi Arithmetic Logic Unit (ALU) dapat 27

23 dilakukan dalam satu siklus. Operasi aritmetik dan logika pada ALU akan mengubah bit-bit yang terdapat pada Status Register (SREG). Arsitektur Mikrokontroler ATMega16 dapat dilihat pada Gambar 3.8. yang terdapat di bawah ini. Gambar 3.8. Arsitektur atmega Analog digital converter (ADC) Keunggulan mikrokontroler AVR atmega16 dibandingkan pendahulunya ialah: 1) Sudah terintegrasinya ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 2) uS conversion time 3) Mencapai 15kSPs padaresolusimaksimum 4) Optional left adjustment untuk ADC result readout 5) Interupsipada ADC conversion complete 28

24 6) Sleep mode noise canceler Input ADC pada mikrokontroler dihubungkan kesebuah 8 channel Analog multiplexer yang digunakan untuk single ended input channels. Jika sinyal input dihubungkan kemasukan ADC dan 1 jalur lagi terhubung ke ground, disebut single ended input. Jika input ADC terhubung ke 2 buah input ADC disebut sebagai differential input, yang dapat dikombinasikan sebanyak 16 kombinasi. 4 kombinasi terpenting antara lain kobinasi input diferensial (ADC0 dengan ADC1 dan ADC2 dengan ADC3) dengan penguatan yang dapat diatur. ADC0 dan ADC2 sebagai tegangan input negatif sedangkan ADC1 dan ADC3 sebagai tegangan input positif. Besar penguatan yang dapat dibuat yaitu 20dB (10x) atau 46dB (200x) pada tegangan input diferensial sebelum proses konversi ADC. Secara umum, proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi, format output data, dan mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status Register), dan SFIOR (Special Function IO Register). ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan egangan referensi ADC, format data output, dan saluran ADC yang digunakan. Gambar 3.9 Register ADMUX Adapun resolusi ADC untuk 8 bit dengan tegangan referensinya 5V adalah sekitar 19 mv, sedangkan resolusi ADC untuk 10 bit dengan tegangan referensinya 5V adalah sekitar 5 mv. 29

25 2.4.3 Bascom AVR BASCOM AVR adalah salah satu tool untuk pengembangan / pembuatan program untuk kemudian ditanamkan dan dijalankan pada milrokontroller terutama mikrokontroller keluarga AVR. BASCOM AVR juga bisa disebut sebagai IDE (Integrated Development Environment) yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya (meng-compile kode program menjadi file HEX / bahasa mesin), BASCOM AVR juga memiliki fitur lain yang berguna sekali contoh : 1) Terminal (monitoring komunikasi serial) 2) Programmer (untuk menanamkan program yang sudah di-compile ke mikrokontroller) Langkah awal penulisan program Untuk memulai pembuatan program dengan BASCOM-AVR, klik menu File - > New. Langkah awal penulisan program adalah dengan menentukan file register, kristal yang digunakan, yakni dengan menuliskan : $regfile ="m16.dat" $crystal = Dimana "m16.dat" adalah nama file yang berisi konfigurasi alamat register pada Mikrokontroller AVR atmega 16, jika menggunakan jenis lain, maka diharuskan mengganti nama file register ini sesuai dengan kontroller yang gunakan, file-file ini dapat ditemukan pada direktori : Sedangkan adalah frekuensi denyut kristal yang digunakan, satuannya adalah dalam Hertz ( = 16MHz) Variabel dan tipe data Di dalam pemrograman, tipe data adalah hal yang sangat penting untuk diketahui sebelum memulai pemrograman itu sendiri. Pada bahasa Basic yang telah 30

26 disesuaikan dengan BASCOM-AVR, tipe-tipe data yang dikenal dan dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) Bit (1/8 byte). Satu bit hanya bisa menampung nilai 1 atau 0. Kumpulan dari bit sebanyak 8 disebut byte. 2) Byte (1 byte); Byte bisa menampung angka binari 8 bit dengan jangkauan 0 sampai ) Integer (2 byte); Integer bisa menampung angka bulat 16 bit dengan jangkauan- 32,768 sampai +32,767. 4) Word (2 byte); Words memiliki daya tampung yang sama dengan Integer, perbedaannya adalah Word tidak mendukung nilai negatif adapun jangkauannya adalah dari 0 sampai ) Long (4 byte); Long mampu menampung angka bulat 32 bit mulai dari sampai ) Single; Single mampu menampung angka pecahan (desimal) 32 bit dengan jangkauan dari1.5 x 10^ 45 sampai 3.4 x 10^38 7) Double; Double mampu menampung angka pecahan (desimal) 64 bit dengan jangkauan dari 5.0 x 10^ 324 sampai 1.7 x 10^308 8) String (bisa sampai 254 byte). String bisa menampung karakter ataupun kumpulan karakter. Misalnya : "Edi Wang" => merupakan kumpulan karakter, sehingga bisa ditampung ke dalam variabel dengan tipe data String. Cara mendeklarasikan sebuah variabel pada BASCOM-AVR adalah sebagai berikut : Dim nama variabel tipe data, contoh : Dim x as Byte. Khusus untuk tipe data String ada sedikit tambahan yakni jumlah karakter maksimal yang bisa ditampung oleh variabel tersebut. Contoh : Dim x as String * 10, berarti variabel x mampu menampung karakter sepanjang 10 karakter. Di dalam penulisan nama variabel terdapat beberapa aturan yang harus di perhatikan : 31

27 1) Tidak boleh menggunakan karakter khusus seperti : */#$@!%^&*(),;'~`?<>+=- 2) Tidak boleh menggunakan kata kunci yang telah ada di dalam bahasa pemrograman, contoh : for, next, do, loop, while, until, dll. 3) Karakter pertama dalam nama varibel tidak boleh angka, contoh : 4ndi => salah, n4di => benar. 4) Tidak boleh ada spasi, jika nama variabel lebih dari satu kata dapat dihubungkan dengan underscore Operator Operator yang digunakan secara umum adalah, operator pembanding, operator aritmatik, dan operator logika. 1) Operator pembanding 2) Tabel 2.6 Operator pembanding Operator Keterangan Penggunaan = Sama Dengan X = Y <> Tidak Sama Dengan X <> Y > Besar Dari X > Y < Kecil Dari X < Y >= Besar Sama Dengan X >= Y <= Kecil Sama Dengan X <= Y hasil dari operasi dengan menggunakan operator pembanding adalah true atau false. 3) Operator aritmatik 32

28 Tabel 2.7 Operator aritmatik Operator Keterangan Penggunaan + Tambah X = Y+Z - Kurang X = Y-Z * Kali X = Y*Z / Bagi X = Y/Z \ Pembagian Bulat X = Y\Z ^ Pangkat X = Y^Z 4) Operator logika Tabel 2.8 Operator logika Operator Keterangan Penggunaan And Konjungsi Y and Z Or Disjungsi Y or Z Xor Exclusive or Y x or Z not komplemen not Z Perulangan/Lopping Perulangan / looping tidak bisa dipisahkan dengan bahasa pemrograman. di dalam BASCOM-AVR) perulangan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1) Do... Loop Until Kondisi Contoh penggunaan : Dim x as byte x = 0 Do statement... x = x

29 Loop until x = 10 2) While Kondisi... Wend Contoh penggunaan : Dim x as byte x = 0 While x < 10 statement... x = x + 1 Wend 3) For... Next Contoh penggunaan : Dim x as byte For x = 1 to 10 statement... Next x Konfigurasi dasar port Agar dapat digunakan, port yang terdapat pada kontroller harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Pada kesempatan ini kita hanya akan mengkonfigurasi port sebagai I/O (input atau output). 1) Konfigurasi port sebagai output Dengan mengkonfigurasi port sebagai output berarti port tersebut ditugaskan untuk mengeluarkan suatu logika. Untuk mengkonfigurasi port sebagai output dapat dilakukan dengan 2 cara : 34

30 Konfigurasi semua pin dalam suatu port secara keseluruhan. Dengan mengggunakan cara ini berarti kita menginginkan semua pin pada port tertentu dikonfigurasi sebagai output. Adapun cara penulisannya adalah sebagaimana dijelaskan pada sub bab Konfigurasi dasar port Agar dapat digunakan, port yang terdapat pada kontroller harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Pada kesempatan ini kita hanya akan mengkonfigurasi port sebagai I/O (input atau output). 2) Konfigurasi port sebagai input Dengan mengkonfigurasi port sebagai input berarti port tersebut ditugaskan untuk menangkap perubahan logika dari suatu sumber tertentu (misalnya sensor). Untuk mengkonfigurasi port sebagai input dapat dilakukan dengan 2 cara : a) Konfigurasi semua pin dalam suatu port secara keseluruhan. Dengan mengggunakan cara ini berarti kita menginginkan semua pin pada port tertentu dikonfigurasi sebagai input. Adapun cara penulisannya adalah : Config PORTX= input. Contoh : Config PORTA = input. b) Konfigurasi pin tertentu dalam suatu port. Dengan menggunakan cara ini berarti kita menginginkan salah satu pin atau beberapa pin pada port tertentu dikonfigurasi sebagai input. Adapun cara penulisannya adalah: Config PINX.y = input. Contoh : Config PINA.3 = input. Pada contoh tersebut dapat dilihat bahwa hanya pin 3 (pin ke 4, karena penomoran pin dimulai dari 0) pada PORTA yang dikonfigurasi sebagai input. 35

BAB III TEORI PENUNJANG. arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Hampir semua instruksi

BAB III TEORI PENUNJANG. arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Hampir semua instruksi BAB III TEORI PENUNJANG Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1 Mikrokontroler ATMega16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel,

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16

MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16 MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16 Mokh. Sholihul Hadi m_sholihul_hadi@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY Bambang Yuwono 1, Renny Rakhmawati 2, Hendik Eko Hadi S. 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Praktikum Mikrokontroler untuk D4 Lanjut Jenjang Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2010 Aturan Praktikum Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tertib, praktikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e DAFTAR ISI Halaman I. DASAR TEORI Mikrokontroler ATmega16 1. Pengertian Mikrokontroler... 2 2. Arsitektur ATmega16... 2 3. Konfigurasi Pena (PIN) ATmega16... 4 4. Deskripsi PIN Mikrokontroler ATmega16...

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller ATMega32 Fitur Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Advanced RISC Arsitektur - 131 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

Lebih terperinci

1. Pemograman Mikrokontroller Menggunakan BASCOM AVR. Inisialisasi baud yang digunakan.

1. Pemograman Mikrokontroller Menggunakan BASCOM AVR. Inisialisasi baud yang digunakan. 1. Pemograman Mikrokontroller Menggunakan BASCOM AVR $regfile = "m16def.dat" $crystal = 8000000 $baud = 9600 Inisialisasi mikrokontroller yang digunakan. Inisialisasi Kristal yang digunakan. Inisialisasi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16

ABSTRAK. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16 RANCANG BANGUN INVERTER SATU FASA DENGAN PWM BERBASIS MIKROKONTROLER PADA SIMULATOR PANEL SISTEM SOLAR SEL DESIGN SINGLE PHASE INVERTER WITH PWM MIKROKONTROLLER BASE ON SOLAR CELL SIMULATOR PANEL SYSTEM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. 66 DAFTAR PUSTAKA http://www.scientificpsychic.com/fitness/diet-kalkulator-id.html http://www.dennysantoso.com/pengukur-lemak-tubuh-ultimategear.html http://haninmauladin.blogspot.com/2011/05/cara-menghitung-lemak-badan.html

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega16

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega16 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas as mengenai teori-teori yang mendukung. Materi yang akan dibahas adalah mikrokontroler atmega 16, solenoid, LCD (Liquid Crystal Display), RTC (Real Time Clock),

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom SECTION 1. The Feature of AVR Prosesor Family On-chip and In System Programmable

Lebih terperinci

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC. JOBSHEET VI MENGGUNAKAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC) DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara menggunakan ADC yang ada di dalam mikrokontroler. Mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arduino Uno Arduino UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM),

Lebih terperinci

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer disusun oleh : MERIZKY ALFAN ADHI HIDAYAT AZZA LAZUARDI JA FAR JUNAIDI 31780 31924

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Frequency and Identification (RFID). Teknologi RFID menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Frequency and Identification (RFID). Teknologi RFID menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem penyusunan parkir sebenarnya sudah ada sebelumnya, Menurut darwin pada jurnalnya yang berjudul System manajemen parkir menggunakan teknologi RFid menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler ATMega 8535 Pada tugas akhir ini digunakan mikrokontroller ATmega8535. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada AVR, yaitu arsitektur

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM2576 BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM 2576 adalah regulator dengan kemampuan switching. Regulator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan output yang akurat. LM2576 sendiri mampu bekerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC-

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC- II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengenalan DC Chopper Chopper adalah suatu alat yang mengubah sumber tegangan arus searah tetap menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC- DC

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemari Pengering Pakaian Berbasis Mikrokontroler Lemari Pengering Pakaian Berbasis Mikrokontroler merupakan tugas akhir dari Erik Permana tahun 2011 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Water Flow Sensor Yf-S201 Sensor aliran air ini terbuat dari palstik dimana didalamnya terdapat rotor dan sensor hall effect.saat mengalir melewati rotor, rotor akan berputar.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Water Flow Sensor G1/2 Water Flow Sensor ini terdiri terbuat dari plastik dimana didalamnya terdapat rotor dan sensor Hall Effect. Saat air mengalir melewati rotor, rotor akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan. Skripsi. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan. Skripsi. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian, fungsi, prinsip kerja dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan Skripsi. Adapun komponen-komponennya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Light-emitting Diode (LED) LED adalah semikonduktor kompleks yang mengubah arus listrik menjadi cahaya. Proses konversi tersebut cukup efisien sehingga LED tersebut dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut :

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut : BAB II DASAR TEORI 2.1 SENSOR TGS 2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor gas LPG TGS 2610 adalah sebuah sensor gas yang dapat mendeteksi adanya konsentrasi gas LPG di sekitar sensor tersebut. Sensor gas LPG TGS

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah IC (Integrated Circuit) yang dapat di program dan dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

A. PRINSIP KERJA. Mikrokontroller AVR ATmega16

A. PRINSIP KERJA. Mikrokontroller AVR ATmega16 APLIKASI MIKROKONTROLER ATMEGA16 SEBAGAI PENGONTROL SISTEM EMERGENCY DAN LAMPU JALAN YANG DILENGKAPI DENGAN SENSOR CAHAYA (LDR) PADA MINIATUR KOMPLEKS PERUMAHAN MODERN A. PRINSIP KERJA Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Water Bath Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan. Gambar 2.1 General Water

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164,

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, APLIKASI MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC SECARA NIRKABEL MELALUI GELOMBANG RADIO Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 085222266776 Email: hendramanase@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Masalah Rotating Display adalah alat untuk menampilkan informasi berupa tulisan bergerak dengan menggunakan motor DC. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Mikrokontroler ATMega 8535 AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci