IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA"

Transkripsi

1 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA Gayatri 1 Prasetya Pria J 2 (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi ukuran perusahaan dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap manajemen laba. Perusahaan besar wajib melakukan pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan keuangan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari masyarakat. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Sampel dalam penelitian ini dipilih melalui teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan merupakan variabel independen, manajemen laba merupakan variabel dependen, dan pengungkapan corporate social responsibility merupakan variabel intervening. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan ukuran perusahaan akan meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan ukuran perusahaan akan menyebabkan terjadinya penurunan manajemen laba. Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kondisi ini menggambarkan bahwa peningkatan pengungkapan corporate social responsibility akan menyebabkan terjadinya penurunan manajemen laba. Pengungkapan corporate social responsibility mampu memediasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manjemen laba melalui pengungkapan corporate social responsibility. Kata kunci: ukuran perusahaan, manajemen laba. I. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi keuangan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan diharapkan dapat membantu kreditor dan investor dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan dana yang mereka investasikan. Laba merupakan salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menaksir kinerja manajer. Kecenderungan untuk lebih memperhatikan laba disadari oleh pihak manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya dinilai berdasarkan informasi laba. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku menyimpang, salah satu bentuknya adalah manajemen laba. Manajemen laba berada di daerah abu-abu antara aktivitas yang diijinkan oleh prinsip akuntansi atau merupakan sebuah kecurangan. Laporan keuangan dapat disebut sebagai cerminan perilaku etis dan tanggung jawab sosial pribadi Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 1

2 orang yang membuat laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Banyak manajer menganggap praktik manajemen laba sebagai tindakan wajar dan etis serta merupakan alat sah bagi manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendapatkan keuntungan atau return perusahaan (Fischer dan Rosenzweigh, 1995). Manajemen laba dianggap perbuatan yang legal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Merchant dan Rockness, 1994). Para pihak yang kontra terhadap manajemen laba mengungkapkan bahwa manajemen laba merupakan tindakan yang kontroversial di dalam dunia akuntansi dan bisnis. Manajemen laba membawa pengaruh negatif dan cenderung menyesatkan bagi pengguna informasi dalam pelaporan keuangan. Manajemen laba merupakan campur tangan manajer dalam proses penyusunan laporan keuangan yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi (Schipper, 1989:92). Manajemen laba dilakukan dengan memilih metode atau kebijakan akuntansi untuk menaikkan laba atau menurunkan laba. Manajemen akan menggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang untuk menaikkan laba dan menggeser laba periode masa sekarang ke periode berikutnya untuk menurunkan laba. Manajemen laba merupakan manipulasi akuntansi dengan tujuan menciptakan kinerja perusahaan agar terkesan lebih baik dari yang sebenarnya (Mulford dan Comiskey, 2010). Manajemen laba timbul sebagai dampak dari masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemilik perusahaan (prinsipal) dan manajemen (agen). Asumsi dalam teori keagenan yaitu masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Pemilik perusahaan sebagai prinsipal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan juga terjadi karena pemilik perusahaan tidak selalu dapat mengawasi aktivitas yang dilakukan manajer sehari-hari dan memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja perusahaan, sedangkan manajer memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Perbedaan informasi yang dimiliki dapat memberikan peluang bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba dilakukan melalui manipulasi laporan keuangan dengan memanfaatkan kebijakan akuntansi. Manajemen laba yang dilakukan manajer dengan mengendalikan transaksi akrual, yaitu transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas (Friedlan, 1994). Transaksi akrual merupakan transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas masuk (cash inflow) maupun aliran kas keluar (cash outflow). Akuntansi akrual terdiri dari discretionary accruals dan non discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan akrual yang ditentukan manajemen. Manajer dapat memilih kebijakan dalam hal metode dan estimasi akuntansi. Non discretionary accruals merupakan akrual yang ditentukan atas kondisi ekonomi (Xiong, 2006). Salah satu faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total 2 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

3 penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya (Hilmi dan Ali, 2008). Semakin besar nilai aktiva mengindikasikan semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan mengindikasikan semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar mengindikasikan semakin dikenal masyarakat. Penelitian ini menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan, karena total aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan ukuran lain dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dkk., 2007). Penelitian Muliati (2011) serta Jao dan Pagalung (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Namun, penelitian Rahmani dan Mir (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Perusahaan besar mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi investor atau pemegang sahamnya. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholder seperti: pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk komitmen perusahaan terhadap para stakeholder dalam mempertanggungjawabkan dampak dari aktivitas operasi yang telah dilakukan perusahaan. CSR merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne, 1996). Perusahaan menjadi bagian dari suatu komunitas dan lingkungannya sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan, akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan akan kembali lagi kepada masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manajemen perusahaan membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat yang kondusif agar perusahaan dapat beroperasi dengan tenang. Dalam pasal 74 dan pasal 66 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 menyebutkan perusahaan yang kegiatan operasinya berhubungan dengan penggunaan sumber daya alam diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta harus dimuat dalam laporan tahunan perusahaan. Walaupun pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib, namun item-item tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan masih merupakan informasi yang bersifat sukarela (Putra, 2013). Ukuran perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR (Purwanto, 2011). Tanggung jawab sosial dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Perusahaan besar cenderung mengungkapkan pertanggungjawaban sosial yang lebih luas. Perusahaan besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi dari pada perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil (Kusumastuti, 2014). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat (Junitasari, 2015) Di sisi lain, pengungkapan aktivitas CSR dapat membatasi terjadinya 3 Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA

4 tindakan manajemen laba. Tujuan perusahaan mengungkapkan banyak informasi tentang aktivitas CSR untuk membentuk profil organisasi yang lebih baik (Lanis dan Richardson, 2012). Sehingga perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan praktik manipulasi laba karena tidak konsisten dengan tujuan pembentukan profil perusahaan. Praktek kecurangan seperti manajemen laba dapat menghapus pengaruh positif dari melakukan aktivitas CSR. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada pengungkapan corporate social responsibility? 2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada manajemen laba? 3) Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh pada manajemen laba? 4) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada manajemen laba melalui pengungkapan corporate social responsibility? II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Keagenan Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Jika agen tidak berbuat sesuai kepentingan prinsipal mengakibatkan terjadi konflik keagenan sehingga memicu biaya keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan mempunyai banyak kontrak seperti: kontrak kerja dengan para manajer dan kontrak pinjaman dengan kreditur. Agen dan prinsipal ingin memaksimumkan utilitas masing-masing melalui informasi yang dimiliki. Agen memiliki informasi lebih banyak (full information) dibandingkan dengan prinsipal sehingga menimbulkan asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu manajer melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan dan kepentingannya. Bagi pemilik modal atau investor akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajer karena hanya memiliki sedikit informasi. Kadangkala kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajer tanpa sepengetahuan pemilik modal atau investor (Scott, 2000). Asumsi teori agensi adalah masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen. Pemegang saham sebagai pihak prinsipal akan mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya melalui peningkatan profitabilitas. Manajer sebagai agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Perilaku oportunistik dari agen menyebabkan timbulnya masalah keagenan. Manajer akan memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerja yang baik dengan tujuan mendapatkan bonus (Muliati, 2011) Teori Legitimasi Legitimasi organisasi merupakan sesuatu yang diberikan oleh masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Legitimasi memiliki manfaat untuk mendukung keberlangsungan hidup suatu perusahaan (O Donovan, 2002). Legitimasi dianggap sebagai penyamaan persepsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem nor- 4 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

5 ma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995). Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan karena menjadi faktor strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan. Teori legitimasi dapat diterapkan pada perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial. Perusahaan menjadi bagian dari suatu komunitas dan lingkungannya sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan akan kembali lagi kepada masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manajemen membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat yang kondusif agar perusahaan dapat beroperasi dengan tenang. Perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilai-nilai keadilan, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2005). Perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan berbagai pihak. Semakin banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi pihak lain maka akan memberikan manfaat dan kemajuan tersendiri bagi perusahaan. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat (Retno dan Priantinah, 2012). 2.3 Teori Stakeholder Stakeholders merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan (Kusumastuti, 2014). Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder-nya seperti: pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain (Ghozali dan Chariri, 2007). Pengungkapan corporate social responsibility menjadi penting karena para stakeholder perlu mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana perusahaan melaksanakan peranannya sesuai dengan keinginan stakeholder, sehingga menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan corporate social responsibility yang telah dilakukan (Riswari, 2012). 2.4 Manajemen Laba Manajemen laba merupakan intervensi atau campur tangan manajer dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi (Schipper, 1989: 92). Manajer melakukan manajemen laba dengan memilih metode atau kebijakan akuntansi untuk menaikkan atau menurunkan laba. Pada saat manajer menaikkan laba, maka manajer menggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang dan pada saat manajer menurunkan laba dengan menggeser laba periode masa sekarang ke periode berikutnya. Manajemen laba merupakan manipulasi akuntansi dengan tujuan menciptakan kinerja perusahaan agar terkesan lebih baik dari yang sebenarnya (Mulford dan Comiskey, 2010). Banyak manajer menganggap praktik manajemen laba sebagai tindakan wajar dan etis serta merupakan alat sah manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendapatkan keuntungan atau return perusahaan (Fischer dan Rosenzweigh, 1995). Manajemen laba yang banyak dilakukan selama ini dianggap perbuatan yang legal atau tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Merchant dan Rockness, 1994). Pola yang dilakukan manajer dalam melakukan manajemen laba(scott, 2000), yaitu: pertama, taking a bath. 5 Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA

6 Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang; kedua, income minimization. Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat probabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan laba periode sebelumnya; ketiga, income maximization. Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas Income Maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang; keempat, income smoothing. Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. 2.5 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan (Hilmi dan Ali, 2008). Ukuran perusahaan yang dipakai untuk menentukan tingkat perusahaan (Restuwulan, 2013) terdiri dari: pertama, tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan kontrak yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu; kedua, tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu; ketiga, total utang ditambah dengan nilai pasar saham biasa, merupakan jumlah utang dan nilai pasar saham biasa perusahaan pada tanggal tertentu; keempat, total aset merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu. 2.6 Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne, 1996). CSR merupakan suatu sikap yang ditunjukkan perusahaan atas komitmennya terhadap para pemangku kepentingan perusahaan atau stakeholders dalam mempertanggungjawabkan dampak dari operasi atau aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya (Arief dan Didik, 2014). Gagasan yang terkandung dalam CSR adalah menjadikan perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab pada nilai perusahaan semata dalam hal ini adalah laporan keuangannya tetapi juga kewajiban terhadap stakeholder. Tanggung jawab perusahaan yang ditunjukkan dalam CSR harus berpijak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sehingga perusahaan dapat menggunakan informasi CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif (Budi, 2013). Tanggung jawab sosial perusahaan memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak, baik perusahaan, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan. Manfaat CSR yang didapat oleh perusahaan (Sayidatina, 2011) yaitu: pertama, Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty; kedua, human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan baru, terutama yang memiliki kualifi- 6 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

7 kasi tinggi. Bagi staff lama, CSR dapat meningkatkan persepsi, reputasi dan dedikasi dalam bekerja; ketiga, license to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR akan mendorong pemerintah dan publik untuk memberi izin bisnis, karena dianggap memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas; keempat, risk management. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya doing the right thing berguna bagi perusahaan dalam mengelola risiko bisnis. Pengungkapan CSR oleh perusahaan di Indonesia adalah wajib dilakukan (mandatory disclosure). Pengungkapan ini didukung oleh regulasi yaitu Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 74 menyatakan bahwa perusahaan yang kegiatan operasinya berhubungan dengan penggunaan sumber daya alam diwajibkan melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007). Sedangkan pasal 66 ayat 1 menyatakan bahwa hal-hal yang harus dimuat dalam laporan tahunan perusahaan adalah pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun demikian item-item tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan masih merupakan informasi yang bersifat sukarela (Putra, 2013). 2.7 Pengembangan Hipotesis Ukuran perusahaan adalah tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan besar mengungkapkan informasi yang lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Ini terjadi karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis lebih besar dibanding perusahaan kecil (Kusumastuti, 2014). Tekanan politis yang dihadapi perusahaan besar adalah melakukan pertanggungjawaban di bidang CSR. CSR merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne, 1996). Pengkomunikasian dilakukan melalui pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan sehingga dalam jangka panjang dapat terhindar dari biaya besar akibat tuntutan dari masyarakat. Pengungkapan CSR ini dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholders (Nurkhin, 2009). Hasil penelitian Kusumastuti (2014) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial (CSR). Hasil penelitian Purwanto (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Primadewi dan Mertha (2014) juga menemukan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa pertanggungjawaban sosial (CSR) dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, dan perusahaan besar cenderung mengungkapkan pertanggungjawaban sosial lebih luas dibandingkan perusahaan kecil. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut beberapa cara yaitu: total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ukuran perusahaan digunakan sebagai proksi dari political cost, yang dianggap 7 Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA

8 sangat sensitif terhadap perilaku pelaporan laba (Watt and Zimmerman, 1978). Pandangan terhadap hubungan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba ada dua yaitu: pertama, ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki aktivitas operasional lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba; kedua, ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Perusahaan besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Perusahaan besar memiliki basis investor lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredibel (Marihot dan Setyawan, 2007). Hasil penelitian Muliati (2011) terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2001 sampai 2008 menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Penelitian Jao dan Pagalung (2011) menyatakan ukuran perusahaan mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Didukung juga oleh penelitian Nariastiti dan Dwi Ratnadi (2014) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen laba. Corporate social responsibility (CSR) merupakan suatu sikap yang ditunjukkan perusahaan atas komitmennya terhadap para pemangku kepentingan perusahaan atau stakeholders dalam mempertanggungjawabkan dampak dari operasi atau aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya (Arief, 2014). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat. (Junitasari, 2015) Hubungan antara corporate social responsibility dengan manajemen laba dapat dijelaskan melalui teori legitimasi. Organisasi secara kontinyu akan memastikan bahwa perusahaan beroperasi dalam batasan dan norma yang ada pada masyarakat. Legitimasi mendasarkan diri pada norma dan batasan yang ada di dalam masyarakat. Perusahaan yang memiliki komitmen kuat atas tanggung jawab sosial untuk mendapatkan legitimasi masyarakat akan membatasi praktik manajemen laba. Manipulasi yang secara etika tidak bisa diterima kebanyakan orang akan lebih sedikit terjadi pada perusahaan yang memiliki komitmen kuat atas tanggung jawab sosial (Shleifer, 2004). Perusahaan yang melakukan pengungkapan corporate social responsibility lebih banyak akan berdampak pada kecilnya manajemen laba yang dilakukan. Penelitian Putri (2012) menemukan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif pada manajemen laba. Penelitian Yip et al. (2011) juga menemukan hubungan negatif antara manajemen laba dengan corporate social responsbilty. Diperkuat dengan penelitian Kim et al. (2011) yaitu corporate social responsbilty berpengaruh negatif pada manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3: Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif pada manajemen laba 8 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

9 Pengungkapan informasi pada perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar menghadapi resiko politis lebih besar dibandingkan perusahaan kecil (Kusumastuti, 2014). Perusahaan besar mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat. Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan karena akan menjadi faktor strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan (Suchman, 1995). Legitimasi yang diperoleh perusahaan tidak terlepas dari etika perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya. Manipulasi yang secara etika tidak bisa diterima kebanyakan orang terjadi lebih sedikit pada perusahaan yang memiliki komitment kuat atas tanggung jawab sosial (Shleifer, 2004). Perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial cenderung membatasi penggunaan manajemen laba untuk memberikan informasi keuangan kepada investor yang lebih transparan dan dapat diandalkan (Kim et al. 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2014), Purwanto (2011), serta Primadewi dan Mertha (2014) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Sedangkan penelitian Putri (2012), Yip et al. (2011), serta Kim et al. (2011) menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara manajemen laba dengan pengungkapan corporate social responsibility. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4 : Ukuran perusahan berpengaruh negatif pada manajaemen laba melalui pengungkapan corporate social responsibility. III. METODE PENELITIAN Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini tampak dalam gambar 3.1. Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memberikan informasi laporan tahunan pada situs Objek penelitian ini adalah: ukuran perusahaan (X1), pengungkapan Corporate Social Responsibility (X2), dan manajemen laba (Y). Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Perusahaan manufaktur dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini karena: pertama, industri manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga variasi data untuk sampel akan semakin banyak; kedua, untuk menghindari adanya risiko industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang lain (industrial effect); ketiga, sektor manufaktur memiliki kegiatan operasional yang kompleks dimulai dari kegiatan mengolah bahan baku hingga menjadi barang jadi, sehingga dapat dicurigai selama proses yang kompleks tersebut dapat terjadi praktik manajemen laba. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Data sekunder yang diperoleh kemudian diseleksi sesuai dengan kriteria yang sudah di tentukan. Variabel dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan sebagai variabel independen, manajemen laba sebagai variabel dependen dan 9 Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA

10 pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel intervening. Penggunaan pendekatan akrual untuk menghitung manajemen laba didasari alasan dalam perkembangan praktik manajemen laba lebih banyak terjadi melalui rekayasa akrual. Karena akrual merupakan produk utama dari prinsip akuntansi yang diterima umum dan manajemen laba lebih mudah terjadi pada laporan yang berbasis akrual dari pada berbasis kas. Pendekatan akrual lebih berpotensi untuk mengungkap praktik manajemen laba (Beneish, 2001). Manajemen laba dalam penelitian ini diproksikan dengan discretionary accruals dan dihitung dengan menggunakan The Modified Jones Model (Dechow et al., 1995). Langkah-langkah dalam menghitung discretionary accruals adalah: Menghitung nilai total akrual dengan menggunakan pendekatan arus kas (cash flow approach)...2 Dengan menggunakan koefisien regresi pada rumus sebelumnya nilai non discretionary accruals (NDA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:...3 Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan karena total aset merupakan ukuran yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan ukuran lain (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset akan ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel lain yaitu: Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dalam penelitian ini diukur dengan indeks pengungkapan sosial yang merupakan indeks dummy. Indeks perusahaan sampel diberi kode 1 jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan (checklist) dan diberi kode 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan item tersebut yang sesuai dengan daftar pertanyaan. Kemudian skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh total skor setiap perusahaan. Total skor diberi bobot dengan skor yang seharusnya ada dalam pertanyaan. Instrumen pengukuran Corporate Social Responsibility Index (CSRI) dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005) yang diadopsi dari penelitian Hackston dan Milne (1996) dengan mengelompokkan informasi CSR ke dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan 10 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

11 tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia, maka dilakukan penyesuaian sehingga tersisa 78 item pengungkapan. 78 item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor berbeda beda. Total item CSR berkisar antara 63 sampai 78, tergantung dari tipe industri perusahaan. Total item pengungkapan yang terdapat dalam sektor manufaktur berjumlah 78 item. Rumus perhitungan CSRI didasarkan pada penelitian Hannifa dan Cooke (2005) adalah: Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan pendekatan purposive sampling (Sugiyono, 2013:122). Kriteria sampel yang akan digunakan yaitu: pertama, perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun ; kedua, perusahaan menerbitkan laporan tahunan selama tahun ; ketiga, perusahaan tersebut mencantumkan pengungkapan corporate social responsibility; keempat, perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi non partisipan (Indriantoro dan Suporno, 2009: 159) dengan melakukan pengamatan, mencatat, serta mempelajari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) untuk pengolahan data. Untuk menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yaitu: pertama, uji normalitas, untuk mengetahui model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Jika Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari level of significant yang dipakai, maka dapat disimpulkan bahwa residual yang dianalisis berdistribusi normal; kedua, uji multikolinearitas, untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas; ketiga, uji heteroskedastisitas, untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas digunakan metode Glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual dari Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 11

12 model yang diestimasi terhadap variabel independen. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, maka tidak ada gejala heteroskedastisitas; keempat, uji autokorelasi, untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Jika suatu model regresi mengandung gejala autokorelasi, maka prediksi yang dilakukan dengan model tersebut akan tidak baik atau dapat memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Uji autokolerasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM test). Uji autokolerasi dengan LM test digunakan untuk sample besar diatas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sample yang digunakan relatif besar dan derajat autokolerasinya lebih dari satu. Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey. Pengujian Breusch-Godfrey (BG test) dilakukan dengan meregress variabel pengganggu (residual) ut menggunakan autogresive model dengan orde p: Apabila tampilan ouput menunjukkan bahwa koefisien parameter residual lag memberikan probabilitas signifikan diatas 0,05 menunjukkan bahwa model uji tidak ditemukan kasus autokolerasi (Ghozali, 2013:118). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Analisis jalur (path analysis) dikembangkan sebagai model untuk mempelajari pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Langkah yang dilakukan dalam analisis jalur yaitu (Arief, 2005): pertama, merancang model berdasarkan konsep teoritis yakni: i) Variabel ukuran Perusahaan (X1) berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility (X2); ii) Variabel ukuran Perusahaan (X1) ber- pegaruh negatif pada manajemen laba (Y); iii) Variabel pengungkapan corporate social responsibility (X2) berpengaruh negatif pada manajemen laba (Y); iv) Ukuran Perusahaan (X1) berpegaruh negatif pada manajemen laba (Y) melalui pengungkapan corporate social responsibility (X2). Berdasarkan hubungan-hubungan variabel secara teoritis tersebut, dapat dibuat model dalam bentuk diagram jalur (path) yaitu: 1) Menentukan persamaan struktural dari model analisis. 2) Meregresikan antara variabel eksogen terhadap variabel endogen untuk setiap persamaan struktural. 3) Mengkorelasikan antar variabel eksogen bila terdapat hubungan korelasional. 4) Menghitung koefisien jalur. Untuk menghitung varian variabel yang tidak diteliti dalam model (e1 dan e2) dapat ditunjukan persamaan sebagai berikut: Keterangan: e1,e2 = jumlah varian yang tidak diteliti dalam varian R2 = nilai R square 5) Menghitung pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total. a) Pengaruh langsung ukuran peru sahaan ke pengungkapan corporate social responsibility = P1 12 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

13 b) Pengaruh langsung ukuran perusahaan ke manajemen laba = P2 c) Pengaruh langsung pengungkapan corporate social responsibility ke manajemen laba = P3 d) Pengaruh tidak langsung ukuran perusahaan ke manajemen laba melalui pengungkapan corporate social responsibility = (P1 x P3) e) Pengaruh total = P2 + (P1 x P3) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Valid tidaknya suatu hasil penelitian tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat indikator validitas di dalam analsis jalur, yaitu koefisien determinasi total. Total keragaman data dapat dijelaskan oleh model diukur dengan: uji apabila a α 0,05. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen. Apabila P-value pada kolom Sig. kurang dari atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, begitu pula sebaliknya. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Statistik Dari 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun terdapat 78 perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling untuk dijadikan sampel penelitian yang ditampilkan pada tabel 4.1. Untuk menguji signifikansi pengaruh mediasi maka digunakan uji sobel (Ghozali, 2013: 255). Uji Sobel diformulasikan dengan rumus sebagai berikut: Hasil analisis statistik deskriptif nampak dalam table 4.2. Keterangan: a = Koefisien regresi dari variabel independen (X) terhadap variabel moderator (M) b = Koefisien regresi dari variabel moderator (M) terhadap variabel dependen (Y) sa= Standar eror dari a sb= Standar eror dari b Tujuan dilakukan uji F adalah untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi ANOVA dapat dikatakan layak Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat nilai minimum untuk ukuran perusahaan adalah 11,1091 dan nilai maksimumnya adalah 14,3730. Mean dari ukuran perusahaan adalah 12, Hal ini berarti rata-rata ukuran perusahaan pada 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun sebesar 12, Standar deviasi untuk ukuran perusahaan adalah 0, Artinya terjadi penyimpangan nilai ukuran perusahaan terhadap nilai rata-ratanya Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 13

14 sebesar 0, Nilai minimum untuk pengungkapan CSR adalah 0,1026 dan nilai maksimumnya adalah 0,5385. Mean dari pengungkapan CSR adalah 0,238179, artinya bahwa rata-rata pengungkapan CSR pada 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun sebesar 0, Standar deviasi untuk pengungkapan CSR adalah 0, Artinya terjadi penyimpangan nilai pengungkapan CSR terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0, Nilai minimum untuk manajemen laba adalah -0,4189 dan nilai maksimumnya adalah 0,4589. Mean dari manajemen laba adalah 0,049636, hal ini berarti rata-rata manajemen laba pada 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun sebesar 0, Standar deviasi untuk manajemen laba adalah 0, Artinya terjadi penyimpangan nilai manajemen laba terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residualnya memiliki distribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak. Jika Asymp. Sig (2 tailed) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual yang dianalisis berdistribusi normal. Hasil uji normalitas untuk regresi sub struktur 1 dan sub struktur 2 sebagai Nampak dalam tabel. Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,113. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statistik nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 sehingga residual model regresi yang dianalisis terdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,057. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statistik nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 sehingga residual model regresi yang dianalisis terdistribusi normal. Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikoliniearitas dilakukan dengan melihat Varians Inflation Factor (VIF). Model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas, apabila nilai tolerance lebih besar dari 10 persen dan VIF kurang dari 10. Tabel 4.5. menyajikan hasil uji multikolinearitas penelitian pada substruktur 2. Tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai tolerance pada masing-masing variabel lebih besar dari 10 persen (0,1) dan VIF kurang dari 10. Hal ini berarti model regresi bebas dari masalah multikolinearitas. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Pada penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria pengujiannya adalah jika probability value <0,05 maka terjadi heterokedastisitas dan jika probability value 14 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

15 >0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel 4.7. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi residual lag 2 (RES2) dan residual lag 4 (RES4) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, model yang dibuat dalam penelitian ini tidak mengandung autokolerasi, sehingga layak untuk diprediksi. Penelitian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) yang dibantu dengan program Statistic Package for the Social Sciences (SPSS). Hasil analisis jalur (path analysis) tabel 4.8. menunjukkan sub struktur 1 dan pada tabel 4.9. menunjukkan sub struktur 2. Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap absolute residual baik secara serempak maupun secara parsial karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, model yang dibuat dalam penelitian ini tidak mengandung heterokedastisitas, sehingga layak untuk diprediksi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokolerasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM test). Apabila tampilan ouput menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag 2 dan 4 (RES 2 dan RES 4) memberikan probabilitas signifikan > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa model uji tidak ditemukan kasus autokolerasi. Hasil uji autokorelasi untuk regresi substruktur 1 dan substruktur 2 disajikan pada tabel 4.7. Berdasarkan tabel 4.8. dan tabel 4.9. diketahui persamaan sub struktur sebagai berikut: Berdasarkan model sub struktur 1 dan sub struktur 2, selanjutnya menghitung standar error model sehingga dapat dibentuk model diagram jalur akhir. Berdasarkan analisa jalur dapat dihitung besarnya pengaruh langsung (direct effect), Pengaruh tidak langsung (indirect effect) serta pengaruh total (total effect) antar variabel seperti nampak dalam tabel 4.10 Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 15

16 uji dan pembuktian hipotesis dapat dilakukan. Pemeriksaan validitas model dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi total sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan diatas, nilai koefisien determinasi total sebesar 0,346 berarti variasi data yang dapat dipengaruhi model sebesar 34,6 persen, sedangkan sisanya 65,4 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model dan error. Pengaruh mediasi ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P1 x P3), nilai pekalian koefisien tersebut signifikan atau tidak diuji dengan sobel test sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dihitung nilai t hitung pengaruh mediasi sebagai berikut : Pengujian kelayakan model dilakukan sebelum menguji hipotesis. Jika hasil dari uji F signifikan, maka kedua variabel bebas memengaruhi secara simultan variabel terikat dan model yang digunakan dianggap layak uji. Berdasarkan Tabel 4.8. dan Tabel 4.9. dapat dilihat nilai signifikan uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari 5 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel bebas berpengaruh secara serempak pada variabel terikat dengan tingkat signifikansi 5 persen, sehingga model ini dianggap layak 4.2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 4.8. dan tabel 4.9. maka hasil uji signifikansi sebagai berikut Pengaruh ukuran perusahaan (X1) pada pengungkapan corpo rate social responsibility (X2) 1) Formulasi hipotesis Ho : β1=0, artinya variabel uku ran perusahaan tidak berpen garuh positif pada pengungka pan corporate social responsi bility. H1 : β1>0, artinya variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility 2) Taraf nyata : α = 5 persen = 0,05 3) Menetapkan kriteria keputusan: H1 diterima jika tingkat signifikansi t α = 0,05 H1 ditolak jika tingkat signifikan si t > α = 0,05 4) Simpulan Hasil Tabel 4.8. menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000<0,05), yang artinya H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility dengan nilai P1 (standardized coefficients) adalah 0, Pengaruh ukuran perusahaan (X1) pada manajemen laba (Y) 1) Formulasi hipotesis Ho :β1=0, artinya variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif pada manajemen laba. H1 : β1>0, artinya variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen laba. 2) Taraf nyata :α = 5 persen = 0,05 3) Menetapkan kriteria keputusan: 16 IMPLIKASI UKURAN PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA

17 H2 diterima jika tingkat sig nifikansi t α = 0,05 H2 ditolak jika tingkat signifikansi t > α = 0,05 4) Simpulan Hasil Tabel 4.9. menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,047 (0,047<0,05), yang artinya H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen laba dengan nilai P2 (standardized coefficients) -0, Pengaruh pengungkapan corpo rate social responsibility (X2) pada manajemen laba (Y) 1) Formulasi hipotesis Ho:β1=0, artinya variabel pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh negatif pada manajemen laba. H1:β1>0, artinya variabel pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif pada manajemen laba. 2) Taraf nyata :α = 5 persen = 0,05 3) Menetapkan kriteria keputusan: H3 diterima jika tingkat signifikansi t α = 0,05 H3 ditolak jika tingkat signifikansi t > α = 0,05 4) Simpulan Hasil Tabel 4.9. menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,011 (0,011<0,05), yang artinya H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif pada manajemen laba dengan nilai P3 (standardized coefficients) sebesar -0, Pengaruh ukuran perusahaan (X1) pada manajemen laba (Y) melalui pengungkapan corporate social responsibility (X2) 1) Formulasi Hipotesis Ho : β1=0, artinya variabel pengungkapan corporate social responsibility tidak dapat memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada manajemen laba. H1 : β1>0, artinya variabel pengungkapan corporate social responsibility dapat memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada manajemen laba. 2) Taraf nyata :α = 5 persen = 0,05 3) Menetapkan kriteria keputusan: H4 diterima jika nilai thitung < -ttabel = -1,96 H4 ditolak jika nilai thitung >- ttabel = -1,96 4) Simpulan Hasil uji sobel menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar -2,260 lebih kecil dari -ttabel dengan tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar (-2,260<-1.96) dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi sebesar -101 signifikan, berarti terdapat pengaruh mediasi, sehingga H4 diterima. 4.3 Pembahasan Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil penelitian memerlihatkan bahwa nilai β1=0,531 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang mana nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05 sehingga hipotesis pertama (H1) dapat diterima menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan corporate social responsibility. Peningkatan ukuran perusahaan akan mengakibatkan pengungkapan corporate social responsibility meningkat. Pengukuran ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log total aset menunjukkan perusahaan besar yang memiliki aset tinggi lebih menjadi sorotan publik. Pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Perusahaan besar dengan kegiatan usaha yang lebih kompleks serta memiliki berpengaruh besar terhadap masyarakat menyebabkan pemegang saham memperhatikan program sosial perusahaan, sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan Vol.06 No.4,September 2016 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 17

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi keuangan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan dalam teori keagenan, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan variabel control. Pengungkapan CSR sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode merupakan cara atau taktik sebagai langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah analisis mengenai pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini menunjukkan pada keseluruhan elemen atau obyek yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel terikat dimana variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek / Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2015. Alasan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 yang berjumlah 30 perusahaan. Dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subjek Penelitian Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan dan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014. B. Jenis Data Jenis data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelsakan gambaran tentang hasil penelitian beserta hipotesis denagn pembahasan pada bagian akhir bab ini. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2012-2014, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ISSN: 2303-1018 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 14.1 Januari 2016: 511-538 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan barang mentah menjadi barang siap pakai.perusahaan manufaktur saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan penelitian di atas, penelitian dilakukan pada perusahaanperusahaan kelompok industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sample Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, sebab penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016: 78) penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2015. Sampel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan event study karena penelitian ini hanya mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini merupakan tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan obyek penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan CSR pada perusahaan pertambangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan subyek yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dari bulan September 2016 di Jakarta, dengan mengambil data keuangan atau laporan keuangan pada perusahaan Pertambangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dalam skripsi ini adalah dengan mengambil data perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility dan perusahaan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk mendeskripsikan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial melalui web yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2016. Dipilih perusahaan manufaktur karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu tahun 2010-2012. Pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun 2012 sampai dengan Data yang digunakan dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun 2012 sampai dengan Data yang digunakan dalam penelitian ini 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Objek atau populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendirisendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis pengaruh nilai perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan financial leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek/subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan tahun 2008-2009 Perusahaan Perbankan yang listing di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go public dan tercatat dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) pada periode tahun 2013-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan variabel moderasi. Manajemen laba sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016:78) manyatakan bahwa penelitian asosiatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. Metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan mengambil data laporan tahunan perusahaan Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama tahun 2009 2013 yaitu sebanyak 65

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan hipotesis. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan hipotesis. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan gambaran hasil penelitian beserta pembahasan hipotesis. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara terpisah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / subyek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. B. Populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis perhitungan Pengaruh Size, Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengaruh variabel CSR, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN A. Deskriptif Data Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 2016. Berikut ini disajikan seleksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015. Sampel adalah bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peusahaan manufaktur Bursa Efek Indonesia mulai bulan September 2014. Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahunan perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELIITIAN. dari sudut pandang profitabilitas, leverage, dan tanggung jawab sosial terhadap

BAB III METODE PENELIITIAN. dari sudut pandang profitabilitas, leverage, dan tanggung jawab sosial terhadap BAB III METODE PENELIITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah BUMN karena ingin melihat peninjauan dari sudut pandang profitabilitas, leverage, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 yang termasuk dalam peringkat Corporate Governance Perception

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2013-2015. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014 dan mempublikasikan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Adapun berdasarkan sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012. Pemilihan periode dari tahun 2008-2012 sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di  atau dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di bursa efek indonesia (BEI) yang memberikan informasi laporan keuangan pada situs resminya di www.idx.co.id atau dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penlitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sampel Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2013-2015. Berdasarkan hasil seleksi didapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Obyek Penelitian Sampel pada penelitian yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penilitian yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 2015. Sedangkan subyeknya

Lebih terperinci