MODEL ANALISIS KELAYAKAN LOKASI MINIMARKET DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
|
|
- Veronika Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL ANALISIS KELAYAKAN LOKASI MINIMARKET DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Edi Faizal STMIK EL RAHMA ABSTRACT A minimart is the enterprise with the progress and develop based on level of visitors. Therefore, in establishing minimart should be certainly calculated carefully the location is well or not for establishment of a minimarket.computer technology as a tool for human tasks are expected of course, one of them is the emergence a model of decision-making, as known as Decision Support Systems. There are many kinds methods of decision support systems that can be used, such as AHP method (Analytical Hierarchy Process). This method can take an effective decision on a complex issue with simplifying and speeding up the decision making process.with the construction of models of decision-making is expected to specified decisions where the location of a minimart most suitable to construction. Key Word: Minimart, Decision Support System, Analytical Hierarchy Process PENDAHULUAN Minimarkat adalah sebuah unit profit yang maju dan berkembang berdasarkan tingkat keramaian pengunjung. Dengan demikin, dalam mendirikan minimarkat tentu harus memperhitungkan secara matang apakah suatu lokasi layak atau tidak untuk pendirian minimarket. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum membangun minimarket antara lain, kepadatan penduduk, akses jalan, daya beli masyarakat, fasilitas umum dan keberadaan usaha lainya yang sejenis. Banyaknya kriteria yang harus dipertimbangkan serta membutuhkan kecermatan yang tinggi menyebabkan kebutuhan terhadap peralatan (tools) yang dapat membantu dalam menentukan keputusan, baik perangkat keras (harwdware) maupun perangkat lunak (software). Dengan semakin berkembangnya teknologi yang diciptakan manusia untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan pekerjaannya, maka manajemen seseorang akan banyak dihadapkan pada pembuatan keputusan. Pengambilan keputusan dari suatu masalah, baik itu masalah yang sederhana maupun yang kompleks, memerlukan informasiinformasi yang menyeluruh dan akurat. Kemampuan menganalisa dan mengolah informasi serta metode penyelesaian yang tepat sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan dengan baik dan tepat. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini terutama yang menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mendapatkan informasi tersebut, salah satu diantaranya adalah munculnya model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), dengan SPK para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakannya dapat dilakukan dengan cara yang tepat, efisien dan efektif. Terdapat banyak metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode ini dapat mengambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya metode AHP memecahmecah suatu situasi kompleks, tak berstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik dan mensitesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Dengan
2 menyusun model pengambilan keputusan ini diharapkan dapat ditentukan keputusan dimana lokasi sebuah minimarket yang paling tepat untuk dibangun. METODE PENELITIAN Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu menejemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur. Sistem pendukung keputusan merupakan Computer Based Information System (CBIS) yang interaktif, fleksibel, mudah disesuaikan (dapat beradaptasi) yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung penyelesaian dari masalah yang tidak tertruktur untuk meningkatkan pembuatan keputusan. A. Komponen-komponen SPK Dalam suatu sistem pendukung keputusan ada tiga komponen utama yang menentukan kapasitas teknis sistem pendukung keputusan tersebut yaitu sub sistem manajemen basis data, sub sistem manajemen basis model dan sub sistem perangkat lunak penyelenggara dialog. Gambar 1. Komponen Sistem Pendukung Keputusan 1. Subsistem Manajemen Basis Data Dalam sub sistem ini sumber data ada dua macam, yaitu eksternal dan internal. Ada beberapa perbedaan antara database untuk sistem pendukung keputusan dan non sistem pendukung keputusan dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan, terutama dalam level manajemen puncak sangat berrgantung pada sumber data dari luar, seperti data ekonomi. Kemampuan basis data yang dibutuhkan oleh sistem pendukung keputusan diantaranya: a. Kemampuan mengkombinasikan data yang bervariasi, seperti pengambilan dan ekstraksi data. 2
3 b. Kemampuan untuk menambah dan mengurangi sumber data secara cepat dan mudah. c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logical sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan. d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternative pertimbangan personil. e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data. 2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Sistem) Salah satu keunggulan sistem pendukung keputusan adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan kedalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara modelmodel. Kemampuan yang dimiliki sub sistem basis model meliputi: a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah. b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan. c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan dialog, dan mengakses model). 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik Sistem pendukung keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem diimplementasikan sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi atas tiga komponen yaitu: a. Bahasa aksi, meliputi apa yang digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (keyboard), penel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya. b. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layer tampilan, grafik, warna, ploner, keluaran suara, dan sebagainya. c. Bahasa pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Bahasa pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk manual dan sebagainya. Kombinasi dari kemampuan-kemampuan tersebut diatas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog misalnya melalui pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, dan mengisi tempat kosong. Kemampuan yang harus dimiliki SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi : a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog dengan pilihan pemakai. b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukkan. c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran. d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai. e. Menangkap, menyimpan dan menganalisis pemakaian dialog, yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki sistem dialog. 3
4 B. Karakteristik SPK Beberapa karakteristik sistem pendukung keputusan yang membedakan dengan sistem informasi lain adalah sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau pun tidak terstruktur. 2. Dalam proses pengolahannya sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model atau teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/ interogasi informasi. 3. Sistem pendukung keputusan dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak mempunyai dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif. 4. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan kebutuhan pemakai. C. Keuntungan dan keterbatasan SPK 1. Keuntungan dari Sistem Pendukung Keputusan, antara lain : a. Sistem pendukung keputusan memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam proses data atau informasi bagi pemakainya. b. Sistem pendukung keputusan membantu mengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks. c. SPK dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat serta hasilnya dapat dihandalkan. d. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun SPK dapat menjadi stimulant bagi pengambil keputusan, dalam memahami persoalannya, karena SPK mampu menyajikan berbagai alternatif. e. Sistem pendukung keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambilan keputusan. 2. Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan keterbatasan antara lain : a. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semua mencerminkan persoalan sebenarnya. b. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar). c. Proses-proses dasar yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan. d. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. D. Langkah-langkah pembangunan SPK Pada dasarnya untuk membangun suatu SPK di kenal 8 tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan 4
5 Pada tahap ini yang paling penting dilakukan adalah perumusan masalah serta penentuan tujuan dibangunnya SPK. Langkah ini merupakan langkah awal yang sangat penting, karena akan menentukan pemilihan jenis SPK yang akan di rancang serta metode pendekatan yang akan dipergunakan. 2. Penelitian Penelitian berhubungan dengan pencarian data serta sumber daya yang tersedia. 3. Analisis Analisis dalam tahap ini termasuk penentuan teknik pendekatan yang akan dilakukan serta sumber daya yang dibutuhkan. 4. Perancangan Pada tahap ini dilakukan perancangan dari ketiga subsistem utama SPK yaitu subsistem Database, subsistem Model dan subsistem Dialog. 5. Konstruksi Tahap ini merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga subsistem yang dirancang digabungkan menjadi suatu SPK 6. Implementasi Tahap ini merupakan penerapan SPK yang di bangun. Pada tahap ini terdapat beberapa tugas yang harus dilakukan yaitu testing, evaluasi, penampilan, orientasi, palatihan, dan penyebaran. 7. Pemeliharaan Merupakan tahap yang harus dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan keadaan sistem. 8. Adaptasi Dalam tahap ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan di atas sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan pengguna. ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode AHP ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1970 oleh Thomas L.Saaty. Pada dasarnya AHP adalah metode yang memecahkan suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur kedalam kelompok-kelompoknya,mengatur klompok-klompok tersebut kedalam suatu susunan hirarki, memasukan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesis ditentukan elemen yang mempunyai prioritas tinggi. A. Keuntungan AHP Keuntungan menggunakan Analytical Hierarchy Process adalah : 1. Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, lues untuk aneka ragam persoalan tak tersetruktur. 2. Pengulangan proses AHP memungkinkan orang memperluas definisi mereka melalui pengulangan. 3. Tawar-menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai sistem dan memungkinkan orang memiliki alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 4. Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 5. Konsistensi 5
6 AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan prioritas. 6. Kompleksitas AHP memadukan rancangan deduktif berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan. 7. Saling Ketergantungan AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran-pemikiran linier. 8. Penyusunan Hirarki AHP mencerminkan kecendrungan alami untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat yang berlainan dan mengkelompokan unsur-unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 9. Pengukuran AHP memberikan suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. B. Algoritma AHP Pada dasarnya langkah-langkah dalam pembuatan metode Analytical Hierarchy Proses dapat dijelaskan dengan algoritma berikut : 1. Langkah pertama : menyusun hierarchy. Membuat struktur hirarki yang dimulai dengan memasukan Goal (tujuan), kemudian Criteria (kriteria), Alternative (alternatif). 2. Langkah kedua : menentukan bobot atau prioritas elemen. a) Menetapkan perbandingan berpasangan. Perbadingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambilan keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen lainnya.langkah-langkah ini terdiri dari: (1) Menetapkan perbandingan berpasangan yaitu elemen- elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu elemen level diatasnya. Bentuk perbandingan ini menggunkan matrik; (2) Nilai diagonal matrik yaitu perbandingan suatu elemen dengan elemen itu sendiri, diisi dengan bilangan satu; (3) Selalu bandingkan elemen pertama dari suatu pasangan (elemen di kolom kiri matrik) dengan elemen kedua (elemen baris puncak) dan hitung nialai bobot prioritasnya dengan sekala penilaian perbandingan pasangan nilai 1 sampai 9 seperti terliahat pada tabel 1 berikut: (4) Nilai kebalikannya lalu digunkan untuk perbandingan elemen kedua (elemen baris puncak) dengan elemen pertama(elemen di kolom kiri matrik) tadi. b) Menghitung bobot atau perioritas elemen. Setelah matrik diisi, kemudian lakukan sintesis pertimbangn terhadap matrik tersebut dengan melakukan suatu pembobotan dan jumlahan untuk menghasilkan bilangn tunggal yang menujukan perioritas setiap elemen. Langkah-langkah tersebut yaitu : (1) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matrik. (2) Membagi setiap masukan pada setiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut yang bersesuaian. Jadi setiap item pada kolom pertama dibagi dengan jumlah kolom pertama dan seterusnya. (3) Jumlahkan setiap nilai dalam setiap barisnya. (4) Bagi jumlah nilai setiap barisnya tersebut dengan banyak elemen. Sintesis ini menghasilkan bobot prioritas menyeluruh untuk elemen. 6
7 Intensitas Keputusan Tabel 1. Sakala penilaian perbandingan pasangan Ketentuan 1 Kedua elemen sama pentingnya. 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen lainnya. 5 Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemenelemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara daua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas J, maka J mempunyai nilai kebalikan dibanding I 3. Langkah ketiga : mengukur konsentarasi. Konsentrasi perlu diukur untuk mengetahui apakah penilaian atau pertimbangan yang dilakukan pada setiap langkah kedua diatas menujukan bahwa konsentrasi antra objek yang dinilai adalah benar. AHP mengukur konsentrasi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsentarasi. Nilai rasio konsentrasi harus 0,1 atau kurang. Jika dari 0,1 pertimbangan ini perlu diperbaiki berikut ini adalah langkahlangkahnya yaitu : a) Kalikan seluruh masukan kolom pertama matrik dengan bobot prioritas elemen pertama, klom kedua dengan bobot prioritas elemen kedua dan seterusnya. b) Jumlahkan setiap barisnya. c) Bagi setiap jumlah perbaris dengan bobot prioritas yang bersesuaian. d) Jumlahkan hasil diatas dan kemudian dibagi dengan banyaknya elemen. e) Hasil proses ini disebut dengan maksimum. f) Hitung Consistency Index (CI) g) CI = ( - n ) / (n -1), dimana n merupakan banyaknya elemen. h) Hitung nilai Consistency Ratio (CR) i) R = CI/RI, dimana RI (Random Index) merupakan nilai acak CI untuk suatu n. Tabel 2. Nilai Index Random Ukuran Matrik (n) Index Random (RI) Untuk nilai ratio konsentrasi yang lebih dari 0,1 akan menyebabkan konsentarasi tidak 100 % disarankan untuk dilakukan walaupun demikian konsentrasi 100 % tidak menjadi syarat dalam model AHP. 7
8 C. Proses Penghitungan AHP Pertama-tama menysun hirarki dimana diawali dengan tujuan, kriteria dan alternatifalternatif calon pada tingkat paling bawah. Selanjutnya menetapkan perbandingan berpasangan antara kriteria-kriteria dalam bentuk matrik nilai diaginal matrik untuk perbandingan suatu elemen dengan elemen itu sendiri diisi dengan bilangan satu sedangkan isi nilai perbandingan antara satu sampai dengan sembilan kebalikannya, kemudian dijumlahkan perkolom data matrik. PARAMETER KELAYAKAN LOKASI PEMBANGUNAN MINIMARKET Kriteria penilaian kelayakan lokasi pembangunan minimarket diasumsikan terbagi atas lima kondisi dimana masing-masing kondisi terbagi atas beberapa dimensi dengan indikator-indikator tertentu pada setiap dimensi. Berikut kriteria-kriteria penentuan kelayakan lokasi pembangunan sebuah minimarket: Tabel 3. Kriteria Penentuan Kelayakan Lokasi Kode Kriteria Indikator penilaian KPD Kepadatan Penduduk Jumlah keluarga disekitar loksi dan Persentase jumlah penduduk tidak tetap/pendatang AKJ Akses Jalan Berada pada jalan utama (jalan raya), Tingkat keramaian jalan, dan Dekat dengan trafic light DBM Daya Beli Masyarakat Dekat dengan lingkungan perumahan dan Rata-rata sumber pengahsilan penduduk sekitar FSM Fasilitas Umum Dekat dengan rumah sakit, kantor pemerintahan atau sekolah dan Jarak dengan pasar/pusat USJ Usaha Sejenis perbelanjaan Jarak dengan minimarket yang sama, Jarak dengan minimarket lain dan Jarak dengan supplier barang Merujuk dari parameter diatas maka ditetapkan variabel-variabel yang digunakan untuk penentuan kelayakan lokasi yang diimplementasikan melalui penentuan nilai bobot kategori. ANALISA DAN PEMBAHSAN Melalui studi literatur didapatkan 5 (lima) kriteria untuk menentukan kelayakan lokasi minimarket, seperti telihat pada tabel 3. Disamping itu juga didapatkan 2 (dua) status kelayakan lokasi, yaitu Layak dan Tidak Layak. Asumsikan terdapat 3 (tiga) alternatif lokasi yang akan ditentukan kelayakanya masing-masing lokasi X,Y dan Z. Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah ditentukan, dapat disusun model hirarki penentuan kelayakan lokasi pembangunan minimarket seperti terlihat pada gambar 2. Dimana untuk penentuan lokasi minimarket setiap alternatif lokasi akan di hitung pembobotan berdasarkan semua kriteria yang ada sehingga diperoleh kesimpulan lokasi yang tepat untuk pembangunan minimarket yang akan direkomendasikan. Langkah pertama dilakukan penilaian antar kriteria oleh pengambil keputusan yang telah mengisi kuesioner perbandingan kriteria. Proses pembobotan dihitung secara manual dengan prosedur yang berlaku pada metode Analytical Hierarchy Process. 8
9 Gambar 2. Model Hirarki Prioritas Penentuan Lokasi Minimarket Kriteria matrik dituliskan menggunakan kode dengan mengacu pada tabel 3 diatas. Berikut ini dijelaskan matriks perbandingan berpasangan antar kriteria: Tabel 4. Matriks Perbandingan Berpasangan Perhitungan Kriteria Kriteria KPD AKJ DBM FSM USJ KPD AKJ DBM FSM USJ Jumlah Setelah terbentuk matrik maka dilihat bobot prioritas untuk perbandingan kriteria. Dengan cara membagi isi matrik perbandingan dengan jumlah kolom yang bersesuaian, kemudian menjumlahkan perbaris dengan banyak kriteria yang diperbandingakan sehingga ditemukan bobot prioritas relatif dari seluruh kriteria seperti berikut: Tabel 5. Perhitungan Bobot Prioritas Relatif Kriteria KPD AKJ DBM FSM USJ Jumlah Bobot Baris Prioritas KPD 1/3.16 2/4.5 1/6 3/8 3/ AKJ 0.5/3.16 1/4.5 2/6 2/8 2/ DBM 1/ /4.5 1/6 1/8 1/ FSM 0.33/ /4.5 1/6 1/8 1/ USJ 0.33/ /4.5 1/6 1/8 1/
10 Analisa dari tabel 4 di atas dihasilkan bobot masing-masing kriteria secara berurutan sebagai berikut: KPD (0.34), AKJ (0.24), DBM (0.17), FSM (0,13) dan USJ (0.13). Interval bobot yang jauh terlihat antara KPD, AKJ dan DBM. Sedangkan bobot antara FSM dengan USJ adalah sama. Untuk mengetahui konsisten matriks perbadingan dilakukan perkalian seluruh isi kolom matriks perbandingan (tabel 4) kriteria KPD dengan bobot prioritas relatif (tabel 5) kriteria KPD, isi kolom AKJ dengan bobot prioritas kriteria AKJ dan seterusnya. Kemudian dijumlahkan setiap besarnya dan dibagi penjumlahan baris dengan bobot prioritas bersesuaian seperti terlihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6. Matrik Perhitungan Bobot Konsistensi Kriteria KPD AKJ DBM FSM USJ Jumlah Bobot Baris Konsistensi KPD 1*0.34 2*0.24 1*0.17 3*0.13 3* AKJ 0.5*0.34 1*0.24 2*0.17 2*0.13 2* DBM 1* *0.24 1*0.17 1*0.13 1* FSM 0.33* *0.24 1*0.17 1*0.13 1* USJ 0.33* *0.24 1*0.17 1*0.13 1* Hitung maksimum = ( ) / 5 = / 5 = 5.25 Hitung CI = ( maksimum n ) / (n - 1) = ( ) / (5-1) = 0.25 / 4 = 0.05 Hitung CR = CI / CR = 0.05 / 1.12 (mengacu pada tabel 2) = 0.04, karana CR < 0.1 maka perbandingan dinyatakan konsisten 100 %. Selanjutnya setelah menemukan bobot prioritas kriteria dengan cara yang sama seperti perhitungan pada tabel 4 dan tabel 5, dapat ditemukan alternatif lokasi yang akan direkomendasikan untuk pembangunan minimarket berdasarkan perhitungan masingmasing kriteria dalam penilaian. Pada Tabel 7 disajikan matriks perbandingan berpasangan perhitungan alternatif lokasi berdasarkan kriteria. Tabel 7. Matriks Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria 1. Kriteria KPD Alternatif Lokasi X Y Z Bobot X Y Z Kriteria AKJ Alternatif Lokasi X Y Z Bobot X Y Z
11 3. Kriteria DBM Alternatif Lokasi X Y Z Bobot X Y Z Kriteria FSM Alternatif Lokasi X Y Z Bobot X Y Z Kriteria USJ Alternatif Lokasi X Y Z Bobot X Y Z Dengan cara perhitungan yang sama seperti penghitungan bobot kriteria di atas, diperoleh bobot masing-masing alternatif berdasarkan kriteria. Masing-masing nilai entri bobot alternatif disintesa dengan bobot kriteria yang telah diperoleh dari analisa pada tabel 5 diatas. Hal ini untuk mendapatkan bobot alternatif terbesar dengan pertimbangan kriteria tertentu. Setelah hasil sintesa diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai bobot akhir seperti tercantum pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Sintesa Bobot Perhitungan Alternatif Berdasarkan Analisa Data Kriteria Hasil sintesa akhir yang terlihat pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa bobot terbesar didapatkan pada alternatif lokasi X sebesar 2.72 diikuti lokasi Y sebesar 1.66 dan terakhir lokasi Z dengan bobot Berdasarkan total bobot prioritas yang diperoleh tersebut, maka dapat diambil keputusan bahwa lokasi X LAYAK direkomendasikan sebagai lokasi pembangunan minimarket karena mempunyai total bobot prioritas tertinggi dibandingkan lokasi Y dan Z. KESIMPULAN Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) memecah-mecah suatu situasi kompleks dan tak berstruktur ke dalam bagian-bagian komponennya serta menata bagian variabel ini dalam suatu susunan hirarki kemudian memberi nilai numerik dan mensitesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Berdasarkan kriteria penilaian kelayakan lokasi pembangunan minimarket yang diasumsikan dengan lima kriteria yaitu kepadatan penduduk, akses jalan, daya beli 11
12 masyarakat, fasilitas umum, usaha sejenis maka disusunlah suatu model pendukung keputusan mengunakan metode AHP. Hasil analisa dan pembahasan yang telah dipaparkan merujuk pada suatu kesimpulan bahwa model yang tersebut mampu merekomendasikan sebuah keputusan untuk penentuan lokasi pembangunan minimarket berdasarkan kriteria yang telash ditentukan. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin canggih akan lebih baik jika di masa yang akan datang sistem dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi berbasis website guna menyebarluaskan informasi dan penggunaan model ini. DAFTAR PUSTAKA Hadi, R., 2010, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Pembangunan Minimarket Berdasarkan Keadaan Lokasi, Skripsi, S1 Teknik Informatika UAD, Yogyakarta. Haerani, I.S., 2006, Sistem Pendukung Keputusan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) Pada Kabupaten Banjarnegara, Skripsi, S1 Teknik Informatika UAD, Yogyakarta. Kusumawardani, S., Tantyonimpuno, R.S. dan Utomo, C., 2006, Studi Penyusunan Model Pengambilan Keputusan Dalam Penentuan Pemilihan Prioritas Pengelolaan Manajemen Properti Residensial di Proyek Perumahan Graha Famili Surabaya, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III, Surabaya. Laemlaksakul, V. dan Bangsarantrin, S., 2008, Analytic Hierarchy Process for Design Selection of Laminated Bamboo Chair, Proceeding of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists, Vol II IMECS 2008, Hongkong Munifah, Nugroho, L.E. dan Santosa, P.I., 2009, The Decision Analysis in Order to Support the Search Accuracy for the Library Reference, Proceedings of Conference On Information Technology and Electrical Engineering, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Oktariadi, O., 2009, Penentuan Peringkat Bahaya Tsunami dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi kasus: Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi), Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 4 No. 2 Juni 2009: pp , Bandung Saaty, T.L., 2000, Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with the Analytic Hierarchy Process, RWS Publications, Pittsburgh. Siti, R., 2004, Pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Pemilihan Manager PT. HUTAHEAN Pekan Baru dengan Metode AHP, Skripsi, S1 Teknik Informatika UAD, Yogyakarta. Turban. E., 1995, Decision Support System and Expert Systems, And cd., Prestice-Hall-Inc., Singapore 12
THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH
THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH Edi Faizal Program Studi Teknik Komputer STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta Abstract Decision
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.
APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN WARNET DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus : PT. Pika Media Komunika) Sri Winiarti 1), Ulfah Yuraida 2) Program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis
Lebih terperinciPENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG
PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah A Yani Ranius Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang ay_ranius@yahoo.com Abstrak Sistem
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO) Aulia Vitari dan Muhammad Said Hasibuan Magister Teknologi
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi
PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal
Lebih terperinciAHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER
AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl.Ringroad
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas
IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir 2.1.1 Defenisi Jasa Kurir Jasa adalah sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 75 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Dyna
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam
BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM
Lebih terperinciAPLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK
APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Jasa Transportasi (Angkutan) Jasa memiliki arti perbuatan yang berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI [2] Manusia merupakan bagian dari alam karena hidupnya yang tidak terlepas dari alam. Proses kehidupan manusia merupakan unsur yang semakin lama semakin
Lebih terperinciANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Petrus Wolo 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 Program Studi
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI PUGUNG, TANGGAMUS) LESDIANA Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI) Wiwi Verina1, Rofiqoh Dewi2 Teknik Informatika Universitas Potensi Utama
Lebih terperinciPEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dahriani Hakim Tanjung Sistem Informasi, Teknik dan Ilmu Kompuer, Universitas Potensi Utama JL. KL. Yos Sudarso
Lebih terperinciJurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP ) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL (STUDI KASUS : INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA)
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP Cahya Vikasari 1 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika Politeknik
Lebih terperinciGROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA
GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA Standy Oei Jurusan Teknik Informatika Universitas Nusantara Manado Jl. Lengkong Wuaya
Lebih terperinciAPLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN
Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN METODE MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Faisal Piliang Sistem Informasi Universitas
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU) Jumirin, Sudewi STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini No.
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI PUGUNG, TANGGAMUS) Nungsiati Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jl. Wismarini
Lebih terperinciMajalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENGUKUR MINAT SISWA DALAM MEMILIH EKSTRAKULUKULER MENGGUNAKAN METODE AHP DAN DIDUKUNG OLEH SOFTWARE SUPER DECISION (Studi Kasus : SMA Negeri 1 Harau) Ir. Zefriyenni, MM,
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP
48 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP Bayu Setyawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas 45 Surabaya Email : bay_setyawan@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciJURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS
JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS V.M.Eduardo Christian S A11.2008.03931 Teknik Informatika Udinus TEKNIK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciPengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan
Lebih terperinciTELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN
TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp. 49 58 ISSN 1829-667X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN Nur Heri Cahyana Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
Lebih terperinciStrategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer
Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang; Jl.Jend. Sudirman Selindung Lama - Pangkalpinang Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:
Lebih terperinciOkta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1
IJCCS ISSN: 1978-1520 103 DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) DALAM PROSEDUR PENGOLAHAN DATA PRAKUALIFIKASI TENDER PADA DINAS PRASARANA JALAN, TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI KEPULAUAN RIAU Okta Veza Program
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)
ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
24 Dinamika Teknik Juli PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Antono Adhi Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001), sistem adalah jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP Mayang Anglingsari Putri 1, Indra Dharma Wijaya 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciGambar 4. Tahapan kajian
III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan dalam pengembangan
Lebih terperinciTitis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract
Penerapan Sistem Pendukung Keputusan untuk Seleksi Mahasiswa Berprestasi menggunakan Metode AHP (Application of Decision Support System for The Selection of Student Achievement using AHP Method) Titis
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciSPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)
SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan
22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem
Lebih terperinciINTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal
METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma
Lebih terperinciTechno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:
Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: 223-230 MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN PADA INSTANSI KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DESAIN INTERIOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISSN: 1693-6930 49 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DESAIN INTERIOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Anton Setiawan Honggowibowo, Titien Sediartie Jurusan Teknik Informatika, Sekolah
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process
Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK
IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT Yustina Meisella Kristania Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciPEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang
PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang ABSTRAK Penentuan range plafond diperlukan untuk menentukan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.
Lebih terperinciJURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Disusun Oleh: Moh.Arifin NPM : 12.1.03.03.0318 Dibimbing
Lebih terperinciPemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).
Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan yg unik. Pengembangan SPK Terdapat 3 (tiga) pendekatan
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciPertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).
Pertemuan 5 Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK INVESTASI PROPERTI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK INVESTASI PROPERTI 1 Nur aini Abstaksi Dalam penentuan investasi properti oleh Investor terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian, misal kerawanan kejahatan, gangguan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global
Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN PADA PT. X
ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN PADA PT. X Endang Lestari Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sriwijaya Email: ririnkayla@yahoo.com Abstrak Decision
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara
6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)
1 Makalah Penelitian Tugas Akhir 2015 MAKALAH PENELITIAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS Nova Widyantoro Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman) Hasan Sistem Informasi, STMIK Pontianak
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014
PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Bagas Dista Ariyadi Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN MICOROSOFT EXCEL PADA METODE KUANTITATIF BISNIS DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (PROSES ANALITIS HIERARKIS) ABSTRAK ABSTRACT
Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic 1(1) : 47-54 (2013) PENERAPAN MICOROSOFT EXCEL PADA METODE KUANTITATIF BISNIS DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (PROSES ANALITIS HIERARKIS) Herlawati
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO
IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO Anton Setiawan Honggowibowo Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP) Ivan Kinski (0911189) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN LAPTOP DI LINGKUNGAN MASYARAKAT UMUM
IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN LAPTOP DI LINGKUNGAN MASYARAKAT UMUM Jerry Ariesta Hermawan, Wendi Wirasta *) Program Studi Teknik Infmatika, STMIK & Ilmu Komputer LPKIA
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN. Warjiyono
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN Warjiyono Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : Imam Husni A Abstrak - Penelitian ini mengembangankan Sistem Pendukung
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP Amirul Khoiri Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu
Lebih terperinciKOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Ahmad Abdul Chamid 1*, Alif Catur Murti 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
Lebih terperinci