TESIS. Oleh : ELFRIZA MEUTIA NIM : / MKn PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PELEPASAN HAK ATAS TANAH PADA PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KEPENTINGAN UMUM (Kajian Pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh) TESIS Oleh : ELFRIZA MEUTIA NIM : / MKn PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004

2 PELAKSANAAN PELEPASAN HAK ATAS TANAH PADA PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KEPENTINGAN UMUM (Kajian Pembangunan Pelabuhan Vice Lheue di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh) Elfriza Meutia* INTISARI Secara yuridis peraturan pelaksanaan pelepasan hak atas tanah telah diatur dalam Keppres Nomor 55 Tahun 1993 sebagai pengejawantahan dari pasal 6 UUPA tentang tanah sebagai fungsi sosial. Walaupun demikian pelaksanaan pelepasan hak atas tanah pada pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum sering pula menimbulkan permasalahan. Hal ini terjadi karena adanya kepentingan yang bertentangan satu dengan yang lain. Demikian pula penelitian ini yang mengkaji tentang Pelaksanaan Pelepasan Hak Atas Tanah Pada Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum (Kajian Pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh) yang dapat di identifikasi permasalah sebagai berikut : bahwa masalah pelepasan hak atas tanah untuk tujuan pembangunan tidak raja mengandung nilai ekonomis dan kesejahteraan semata-mata akan tetapi juga menyangkut aspek-aspek sosial, psikologis, kultural, bahkan hankamnas, guna menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi pemilik hak atas tanah khususnya dalam ganti rugi hak atas tanah dapat dilakukan dengan jalan musyawarah secara langsting antara pihak-pihak yang memerlukan tanah dengan pemilik hak atas tanah dengan cara transparan dan adil. Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis dengan metode pendekatan yuridis normative dan yuridis sosiologis. Lokasi penelitian di lakukan di Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemegang hak atas tanah yang tanahnya mengalami pelepasan hak untuk proyek pembangunan pelabuhan Ulee Lheue. Dari keseluruhan populasi diambil sampel secara purposive sebanyak 60 responden, dan untuk melengkapi data diperoleh dari informan yaitu: 1 (satu) orang Pegawai Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh, Camat Kecamatan Meraxa, 1 (satu) orang Pegawai Pcngadilan Tinggi Banda Aceh, 1 (satu) orang Pegawai Kantor Walikota Kota Banda Aceh, 1 (satu) orang tokoh masyarakat Kecamatan Meuraxa. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh data primer dengan penelitian di lapangan berupa menyebarkan kuesioner kepada responden dan informan, ditambah data dari hasil wawancara, data sekunder dengan menghimpun bahan-bahan berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tertier. Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini * Mahasiwa Magister Kenotariatan Pascasarjana USU-Medan

3 adalah penyebaran kuesioner serta studi terhadap bahan-bahan dokumen lainnya. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota. Banda Aceh belum sesuai dengan Perundang-Undangan yang berlaku yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres RI Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, karena: ketentuan besar dan bentuk ganti rugi yang diberikan tidak berdasarkan ketentuan Pasal 18 dan Pasal 19 Keppres RI Nomor 55 Tahun 1993, ganti rugi yang diberikan dalam bentuk pemukiman kembali tidak sesuai dengan lingkungan tempat tinggal sebelumnya dan juga pekerjaan responen sebagai nelayan. Hambatan yang ditemui untuk pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. yaitu: Jana yang terbatas yang tersedia pada anggaran APBD, poses musyawarah tidak berjalan secara demokratis, pemilik hak atas tanah keberatan untuk melepaskan tanah mereka karena mereka punya ikatan khusus dengan tanah dan pembangunan tersebut tidak memberi manfaat langsung bagi responden. Penyelesaian - penyelesaian ditemui dilapangan adalah: mengadakan pendekatan kepada masyarakat pemilik hak atas tanah. Untuk terlaksananya pelepasan hak atas tanah maka disarankan untuk memberikan ganti rugi yang dalam bentuk rumah dan tanah pengganti diberikan didaerah yang tidak jauh dari lingkungan kehidupan sebelumnya yaitu pantai, jika hendak mengadakan pembangunan pemerintah melakukan penelitian awal dengan cermat dan juga perencanaan yang matang serta pembangunan harus benar-benar untuk kepentingan umum, musyawarah dilakukan berulang kali dengan bantuan pemuka masyarakat, mengikut sertakan Lembaga Swadaya Masyarakat atau Lembaga Bantuan Hukum, serta dibentuk sebuah lembaga yang indipenden yang membantu menyalurkan suara pemilik hal atas tanah agar musyawarah bisa berjalan secara efektif. Kata Kunci: - Pelaksanaan - Pelepasan H.ak Alas Tanah - Pengadaan Tanah - Pembangunan Kepentingan Umurn

4 THE IMPLEMENTATION OF RELEASING RIGHT ON THE LAND IN PROVIDE LAND SPACE FOR DEVELOPMENT A PUBLIC INTEREST (A Study Development of Ulee Lheue Port at Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh) Elfriza Meutia* ABSTRACT In juridical, the instructions implementation of releasing a right on the land has been regulated as in Presidential Decree-Keppres Number is a manifestation of Article 6 UUPA about the land as the social function. Nevertheless, the implementation of releasing a right on the land in provide development there for public interest however sometimes cause problems. This occurrence assumed existed there a contradiction interest one and another. Since this research is to study about the Implementation of Releasing a right on the land in Provide Land Space for Development with Public Interest (A Study Development of Ulee Lheue Port at Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh) there found problem identified as the following : it refers the problem of releasing a right on the land for development purpose is not only regarding the economical value and welfare reason absolutely but also there is concerning the social, psychological, and cultural aspects, even more links with the national defense security aspects, this is to assure having legal certainty and justice for the owner of a right on the land particularly in connecting with a compensation right on the land it shall be executed in consensus immediately between the parties who requires the land and the one with reserved the right on the land is in transparence and fairly. This study is however a sociological legal research with a normative juridical and sociological juridical approaching. The location of study took place at Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa Banda Aceh city. The population on this study are all with reserved a right on the land whose land may release the right for project of development of Ulee Lheue port. From all population taken sample purposively amount 60 respondents. Still, in order to support the data, there obtained some informant such as: at least I personnel form the Lands Agency of Banda Aceh city, Camat of Kecamatan Meuraxa, 1 personnel from High Court of Banda Aceh province, there is 1 personnel from Kantor Wlikota Major of Kota Banda Aceh, and 1 personnel of public figure in local of Kecamatan Meuraxa. The data resource to this research is, obtained the primary data sources from site following spreading questionnaires to those respondent and informant, and data from the result of' interview, still found secondary material legal tertiary legal material. The tool for * Postgraduate Student, Notary School, Pascasarjana USU-Medan

5 collecting data adopted to this study perhaps spreading questionnaire and a completed study on order document material. The data analysis in conducted in qualitatively approach. The result of study showed that the implementation to provide land space process for the development of Ulee Lheue Port at Desa Ulee Lheue of Kecamatan Meuraxa of Banda Aceh city have not conformed yet with the Regulation in effect as stipulated in Presidential Decree Number 55 of 1993 concerning a provide land space for the development purpose for public interest as well as the Ministerial decree of National Agrarian/ National Lands of No. 1 of 1994, about the rules and provision of Keppres RI Number 55 of 1993 about a preparation to provide land for the development in public interest, since essentially and basically the format of compensation given is not based the regulation of Article 18 and Article 19 of Presidential Degree Keppres RI Number 55 of 1993, in this case a compensation presented for re-settlement purpose is not conforming with the environment location for living as previously and also the profession of respondents a fishermen. The inhibiting found for the development of Ulee Lheue Port at Desa Ulee Lheue of Kecamatan Meuraxa of Banda Aceh city such as limited fund provide on APBD-city budget, the agreement process have not run democratically, one reserved with right on the land objected to release the land since they have a specific linked with the land, whereas that development itself give not any merit approaching effort to those community in reserved the right on the land. In implementing a release the right on land is suggested to prepare them a compensation as giving house and land substitution which compensate the location not song from an environmental living as previously namely a coastal atmosphere. In a wish to conduct a development for instance, local government should perform an early research in carefully and hold it with reliable plans, on another side; the development must be aimed for public interest. It is suggestible to take a consensus repeatedly, mediated by public figure in local, involving there not government organization or another legal aid service. Still, establishing an independent institution aids to mediate and represent them as on with reserved the right for the consensus can run effectively. Key words: - Implementation - Releasing a right on land - Provide land-space - Development for public interest