MULTI MANFAAT DARI LIMBAH HUTAN
|
|
- Agus Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MULTI MANFAAT DARI LIMBAH HUTAN
2 TANIN & LIGNIN Acacia mangium Bahan Perekat Kayu Majemuk Masa Depan GULMA BAHAN BAKU KOMPOS POTENSIAL Meningkatkan Kesuburan Lahan Gambut 17 PRODUKSI ARANG TERPADU Teknologi yang Pro Rakyat 19 FORMULASI BAHAN PENGAWET LOKAL Lebih Baik dari Produk Impor
3 Foto: Mardiansyah Kadir TANIN & LIGNIN Acacia mangium Bahan Perekat Kayu Majemuk Masa Depan Perekat adalah komponen penting dari industri kayu. Khusus industri kayu lapis, biaya perekat menduduki posisi kedua setelah bahan baku. Saat ini sebagian besar bahan baku perekat diimpor dengan nilai total impor Indonesia mencapai 200 juta USD/tahun. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi menghasilkan perekat organik yang ramah lingkungan. Salah satu sumber bahan dasar perekat tersebut ialah tanin yang diperoleh dari kulit kayu dan lignin dari limbah industri pulp. erekat tanin dari ekstraksi kulit Acacia Pmangium memiliki kinerja (daya rekat, vicositas) yang lebih bagus dari perekat sintetis yang selama ini digunakan industri, selain harganya yang lebih terjangkau. Perekat tanin juga ramah lingkungan dan dapat menekan emisi formaldehida serta telah memenuhi standar nasional termasuk standar Eropa, Amerika dan Jepang. Perhitungan finansial secara umum mengisyaratkan produksi perekat tanin tersebut cukup feasible. 15 D e s k r i p s i Perekat berbasis tanin dan lignin relatif luas penggunaannya dan cocok untuk jenis kayu lunak yang berbobot jenis rendah dan kayu keras yang berbobot jenis tinggi. Produk kayu majemuk yang dapat dibuat dengan perekat tanin antara lain kayu lapis, papan partikel, papan serat, papan untai, venir lamina, balok dan papan lamina, papan sambung, bambu lapis maupun bambu lamina dan sejenisnya. Produk yang menggunakan perekat tanin dan lignin berkualitas eksterior sehingga sesuai untuk meubel, bahan bangunan dan konstruksi bagian dalam dinding kapal.
4 Tantangan Program HTI seluas 9,2 juta sampai tahun 2019 oleh Kementerian Kehutanan merupakan peluang untuk pengembangan industri perekat tanin dan lignin di Indonesia. Potensi Aplikasi 8 Tanin diperoleh dari hasil ekstraksi kayu Acacia mangium, sedangkan ligninnya diperoleh dari limbah cair proses produksi pulp. Penggunaan tanin sebagai bahan baku perekat mampu mereduksi pemakaian senyawa fenolik sampai 84% dan formalin 51%, sementara penggunaan lignin dapat mereduksi pemakaian senyawa fenolik sampai 58% dan formalin 63%. Kajian aspek finansial menunjukkan bahwa per hektar tanaman mangium dapat menghasilkan perekat tanin senilai Rp 893 juta - Rp 1,34 milyar dengan IRR 27,2%, Net B/C 2,4%, ROI 27,2% dan BEP 122 ton/tahun. Sedangkan dari industri pulp per hektar tanaman mangium dapat memberikan nilai tambah Rp 2,56 milyar - Rp 3,85 milyar dari hasil perekat lignin, dengan IRR 23,8%, Net B/C 2,1%, ROI 23,5% dan BEP 78 ton/tahun. Gambar: penggunaan perekat untuk laminasi kayu kelapa Inovator Nama Unit Kerja Foto/Gambar Status : Adi Santoso : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) Foto: Mardiansyah Kadir : asanto10@yahoo.com dan pustekolah@forda-mof.org : Koleksi Pustekolah : Paten ID P tanggal 2 Mei 2011 Perekat Tanin untuk Produk Perkayuan 2 16
5 Produksi Arang Terpadu Teknologi yang Pro Rakyat Foto: Raditya Arief Gambar: Kiln arang semi kontinyu Bila kita mendengar kata arang, yang terbersit ialah benda hitam kotor, yang digunakan untuk bahan bakar masyarakat. Tetapi arang sesungguhnya tidak sebatas bahan bakar alternatif. Produksi arang terpadu berpotensi meningkatkan pendapatan karena berbagai variasi produk bermanfaat yang dihasilkannya. D e s k r i p s i roduksi arang terpadu dapat membantu Pmengatasi limbah, memenuhi kebutuhan energi pedesaan, mensubstitusi pupuk kimia, dll. Aplikasi arang kompos di beberapa daerah terbukti telah memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah, aplikasi cuka kayu telah meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan. Teknologi ini dapat mendukung pemerintah dalam program zero waste, go organic serta safety food di tingkat global yang dicanangkan baru-baru ini. 17 Teknologi produksi arang terpadu ini memanfaatkan limbah kehutanan/pertanian/perkebunan untuk menghasilkan berbagai produk arang dan turunannya yaitu: Ÿ Arang kompos untuk pupuk organik, Ÿ Arang briket untuk bahan bakar, Ÿ Arang aktif untuk penjernihan air, bahan kosmetik, norit, cat tembok yang berfungsi mengurangi polusi udara, Ÿ Nano karbon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan Bioenergy dan Biosensor, Ÿ Cuka kayu hasil kondensasi asap pada waktu proses karbonisasi yang dapat digunakan sebagai Biofertilizer, Biopestisida dan Biomedicine.
6 Tantangan Besarnya potensi limbah kehutanan perlu dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan berbagai produk arang bermanfaat mulai dari sumber energi konvensional sampai produk high-tech. Potensi Aplikasi 9 Alat yang diperlukan untuk membuat arang dengan proses karbonisasi sangat sederhana dan dapat dibuat sendiri menggunakan bahan setempat. Alat produksi dapat berbentuk tungku dari plat seng yang didesain khusus, bisa pula berupa kubah yang terbuat dari batu bata serta drum yang dimodifikasi. Demikian juga alat untuk destilasi cuka kayu, proses pendinginannya dapat dibuat dari bambu. Proses karbonisasi dan destilasi tersebut digabungkan dalam satu proses (two in one) yang layak dikembangkan karena bahan baku dan peralatan dari komponen lokal, serta mudah diperoleh dengan harga terjangkau. Kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan kemampuan. Foto: Gustan Pari Gambar: Proses pembuatan cuka kayu Inovator Nama Unit Kerja Foto/Gambar Status : Kelompok Peneliti Pengolahan Kimia dan Energi Hasil Hutan : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Gambar: Kiln arang dan cuka kayu (Pustekolah) : gustanp@yahoo.com dan pustekolah@forda-mof.org : Koleksi Setbadan Litbanghut dan Pustekolah : Paten ID P tanggal 13 Juni 2011 Alat Pendingin Asap dan Proses untuk Memproduksi Cuka Kayu dari Pembuatan Arang 2 Foto: Raditya Arief 18
7 Formulasi Bahan Pengawet Lokal Lebih Baik dari Produk Impor Foto: Barly Sekitar 80% dari kayu Indonesia memiliki keawetan rendah. Kondisi ini membawa implikasi ekonomi dan lingkungan. Oleh sebab itu, pengawetan kayu penting, selain memperpanjang waktu pemakaian, mengurangi biaya pemeliharaan dan penggantian kayu. Namun, pengawetan kayu saat ini belum membudaya, salah satu penyebabnya adalah karena menambah biaya produksi. Biaya pengawetan kayu dapat ditekan apabila tersedia bahan pengawet alternatif yang efektif dan murah. Gambar: Pengawetan sementara D e s k r i p s i ormula campuran soda abu-boraks dan campuran Fboron-kromium terbukti efektif untuk mengatasi serangan rayap tanah dan rayap kayu kering. Formulasi tersebut memberikan 2 keuntungan yakni memberikan efek pengawetan sementara dan permanen, dan lebih hemat biaya karena merupakan produk lokal, sehingga dapat mensubstitusi bahan pengawet impor. 19 Pengawetan kayu pada dasarnya merupakan tindakan pencegahan, mengacu pada penggunaan bahan kimia tunggal atau campuran yang dimasukkan ke dalam kayu dapat mencegah kerusakan kayu. Senyawa boron termasuk asam borat dan boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipilih karena mempunyai toksisitas rendah, selain mempunyai aktivitas insektisidal, boron juga dapat menghambat aktivitas protozoa dalam perut rayap. Sedangkan soda abu (natrium karbonat) bersifat antiseptik.
8 Tantangan Bagaimana membudayakan penerapan pengawetan kayu sehingga dapat meningkatkan keawetan dan umur layanan kayu, yang berujung pada penghematan sumber daya hutan. Potensi Aplikasi 10 Secara garis besar ada 2 macam pengawetan kayu, yakni 1) pengawetan sementara untuk mencegah serangan perusak kayu basah, antara lain jamur biru dan kumbang bubuk basah dan 2) pengawetan permanen untuk meningkatkan keawetan. Formulasi larutan 5% campuran soda abu-boraks (1,0:2,0) dengan retensi 7,23 kg/m 3 dan 5,31 kg/m 3 masing-masing terbukti efektif mencegah rayap tanah dan rayap kayu kering, serta dapat digolongkan ke dalam kelas efikasi sangat baik dengan masa proteksi 4 minggu terhadap jamur biru. Formulasi tembaga-boron-kromium pada konsentrasi 1% dengan 3 3 retensi 6,23 kg/m dan 5,30 kg/m terbukti efektif mencegah serangan rayap tanah dan rayap kayu kering. Retensi tersebut lebih rendah dari Inovator persyaratan standar untuk pemakaian kayu bangunan di bawah atap 3 yakni 8,0 kg/m. Foto: Barly Gambar: Contoh serangan rayap bubuk pada kayu Foto: Barly Gambar: Contoh rayap tanah Nama : Barly, Neo Endra Lelana, Agus Imanto, Dominicus Maryono Unit Kerja : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) barlyrita@gmail.com dan pustekolah@forda-mof.org Foto/Gambar : Koleksi Pustekolah Rencana Pengembangan : Penelitian formulasi bahan pengawet dan stabilitas dimensi kayu lainnya dan bambu 220
9 Gulma, Bahan Baku Kompos Potensial Meningkatkan Kesuburan Lahan Gambut Foto: Reni Setyo Gambar: Kiln arang semi Gambar: Ratih Damayanti Pembakaran lahan gambut biasa dipraktekkan untuk pembukaan lahan dan dipercaya dapat meningkatkan kesuburan lahan. Praktek penyiapan lahan ini harus segera ditinggalkan. Tidak hanya karena menurunkan produktifitas lahan setelah tahun ketiga, namun karena berkontribusi sangat besar terhadap pelepasan emisi karbon yang dapat menggagalkan target pemerintah untuk menurunkan tingkat emisi nasional sebesar 26% atau 14% untuk sektor kehutanan sampai tahun D e s k r i p s i ulma dari lahan gambut tidak lagi Gmerupakan tanaman penganggu yang tidak bermanfaat, melainkan sebagai sumber bahan baku potensial untuk pembuatan pupuk organik berupa kompos. 21 Dari 18 jenis gulma di lahan gambut yang diujicoba, diperoleh hasil bahwa kompos dengan bahan baku Calopogonium mucunoides (kalopogonium) memiliki kandungan unsur hara terbaik. Hal ini didasarkan dari hasil analisis laboratorium serta dengan memperhatikan standar SNI: untuk kompos dari bahan baku sampah organik domestik (saat ini belum tersedia SNI tentang kompos dengan bahan baku gulma dan tumbuhan bawah lahan gambut).
10 Tantangan Penggunaan pupuk kompos dari gulma lahan gambut harus diupayakan untuk mengurangi emisi GRK dan pemakaian pupuk anorganik serta meningkatkan keberhasilan penanaman. Potensi Aplikasi 11 Pada lahan gambut yang rusak/terlantar terdapat sekitar 23 jenis gulma lahan gambut yang potensial sebagai bahan baku kompos. Kompos berbahan baku jenis Calopogonium mucunoides (kalopogonium) menunjukkan kualitas terbaik dengan nilai C/N terendah serta kandungan unsur N, P, Ca dan Mg yang tinggi. Untuk mendapatkan kompos dengan kualitas unsur hara yang lebih baik, petani dapat menggunakan bahan rock phosfat, pupuk kandang, abu, serbuk gergaji dan sedikit kapur. Petani dapat memanfaatkan kompos yang telah dibuat untuk konsumsi sendiri. Hal ini akan mengurangi kebutuhan petani akan pupuk anorganik disamping memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia melimpah di lahan gambut. Foto: Reni Setyo Gambar: Contoh kayu hasil pengawetan Inovator Gambar: Mesin pencacah gulma dan tumbuhan bawah Nama : Reni Setyo W., Sudin Panjaitan dan Pranatasari DS. Unit Kerja : Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Banjarbaru reni_forest@yahoo.com dan bpk.banjarbaru@forda-mof.org Foto/Gambar : Koleksi BPK Banjarbaru Rencana Pengembangan : Penelitian kompos yang lebih baik dari kombinasi beberapa jenis gulma 22 2
Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan
Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Oleh : Endang Dwi Hastuti Siwi Tri Utami Arang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Arang merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi arang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai konstruksi, bangunan atau furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Sumber energi yang digunakan masih mengandalkan pada energi fosil yang merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan dan obat-obatan.namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan
Lebih terperinciPEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN. Oleh : Sri Komarayati
PEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN Oleh : Sri Komarayati PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN BOGOR 2014 PENDAHULUAN CUKA KAYU ADALAH CAIRAN ORGANIK
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jenis akasia (Acacia mangium Willd) yang sebagian besar berasal dari areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu gergajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai salah satu sumber daya alam penghasil kayu menjadi modal dasar bagi pertumbuhan industri sektor pengolahan kayu. Penggunaan kayu sebagai bahan baku industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciProf. Ris. Dr. Gustan Pari
Prof. Ris. Dr. Gustan Pari Prof. Ris. Gustan apri, adalah peneliti bidang kimia kayu (pengolahan hasil hutan) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan
Lebih terperinciRPI dan RENJA 2015 Litbang Teknologi Pengolahan Hasil Hutan untuk Peningkatan Daya Saing Produk Kayu dan Bukan Kayu
RPI 2015-2019 RENJA 2015 Litbang Teknologi Pengolahan Hasil Hutan untuk Peningkatan Daya Saing Produk Kayu Bukan Kayu Bogor, 7 Agustus 2014 RPI 2015-2019 4 RPI 1. Sifat Dasar kegunaan kayu bukan kayu 2.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Dalam kurun waktu 10-15 tahun kedepan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang pertanian, sebab tanah merupakan media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi tanaman.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas
TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledoneae, family
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Retensi adalah banyak atau jumlah bahan pengawet yang terdapat dalam kayu. Rata-rata retensi dalam metode pengawetan rendaman dingin selama 10 hari dan metode
Lebih terperinciPEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK
p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 Desember 2017 PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di setiap jenis tanah di Indonesia. Menurut Kementrian Pertanian
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinciASEP NUGRAHA ARDIWINATA PENELITI PADA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN, BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN
BEDAH BUKU MEMBANGUN KESUBURAN LAHAN DENGAN ARANG KARYA: GUSMAILINA, SRI KOMARYATI, DAN GUSTAN PARI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan yang dibutuhkan manusia untuk berbagai penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi. Namun pada kenyataannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu sumberdaya alam
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN STANDARDISASI PRODUK INOVATIF DARI BAHAN BERLIGNOSELULOSA DAN PRODUK BAHAN PENUNJANG INDUSTRI
FINALISASI RPI-10 TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN STANDARDISASI PRODUK INOVATIF DARI BAHAN BERLIGNOSELULOSA DAN PRODUK BAHAN PENUNJANG INDUSTRI Koordinator: Adi Santoso PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin berkurang pasokan kayunya dari hutan alam, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan sampah sisa produksi yang sudah tidak terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Sebagian orang mengatakan bahwa limbah
Lebih terperinciPROGRESS DAN KENDALA PENGELOLAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BADAN LITBANG KEHUTANAN. Oleh: Kepala Badan Litbang Kehutanan OUTLINE
PROGRESS DAN KENDALA PENGELOLAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BADAN LITBANG KEHUTANAN Oleh: Kepala Badan Litbang Kehutanan Dialog Dua Mingguan Manggala Wanabakti, 7 Juli 2014 OUTLINE 1. Sekilas HKI 2. Arti
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah terletak antara 110 22' - 110 50' Bujur Timur dan 7 7' - 7 36' Lintang Selatan, dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK
PKMM-1-13-1 RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK Yuli Dwi Gunarso, Emi Susanti, Sri Nanik Sugiyarmi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai
Lebih terperinciPENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)
PENGASAPAN PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu) Tujuan Pengasapan: Pengawetan (Antibakteri, Antioksidan) Pengembangan
Lebih terperinciPemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani
7 Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani Jerami yang selama ini hanya dibakar saja oleh petani menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Jerami
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan hakekatnya merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dari generasi ke generasi. Sudah sejak lama, komitmen pertambangan
Lebih terperinciPERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )
PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT ) Pendahuluan Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yaitu masalah lingkungan hidup teerutama masalah limbah. proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi dan bahkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri, sektor perdagangan, maupun pertanian diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup penduduk Indonesia. Akan tetapi dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu
PENDAHULUAN Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat diperbahurui makin menipis dan akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Venir Bambu Lamina Venir lamina (Laminated Veneer Lumber atau LVL) adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun sejajar serat lembaran venir yang diikat dengan perekat.
Lebih terperinciPembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi. Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi
Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi Ir. Agus Sugiyono, M.Eng. NIP. 680002567 Maret 2000 Direktorat Teknologi Konversi
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI
C7 PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI (Tectona grandis L.f) DAN TONGKOL JAGUNG (Zea mays LINN) SEBAGAI ADSORBEN MINYAK GORENG BEKAS (MINYAK JELANTAH) Oleh : J.P. Gentur
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian semakin penting karena sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat. Sekarang ini masyarakat sedang dihadapkan pada banyaknya pemakaian bahan kimia di
Lebih terperinciFahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah
Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim 263 11. KESIMPULAN UMUM Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah Gejala perubahan iklim semakin nyata yang ditandai
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciRITECH EXPO 2012 Ke 17 di BANDUNG
---------------PUSTEKOLAH BERPARTISIPASI DALAM: RITECH EXPO 2012 Ke 17 di BANDUNG----------- PUSAT LITBANG KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN A. Pembukaan Acara pameran hari teknologi nasional
Lebih terperinci02/12/2015. Dr. Ir. Dwi Sudharto, MSi Kepala Pusat Litbang Hasil Hutan
Dr. Ir. Dwi Sudharto, MSi Kepala Pusat Litbang Hasil Hutan Disampaikan pada Pengembangan Jejaring Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 1 Desember 2015 1 1. Laboratorium Keteknikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda
18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pembuatan kompos dilakukan di saung plastik yang dibuat di University Farm kebun percobaan Cikabayan (IPB) Dramaga.Analisis fisik, kimia dan pembuatan Soil Conditionerdilakukan
Lebih terperincipemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar pemenuhan kebutuhan energi untuk saat ini diperoleh melalui pemanfaatan sumber bahan bakar fosil. Konsumsi minyak mentah dunia sepanjang tahun 2003 adalah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA
TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA Oleh: Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli I. PENDAHULUAN Keterbatasan pengadaan bahan bakar minyak dan gas yang harganya makin mahal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Papan partikel adalah salah satu jenis produk papan komposit yang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan bahan baku kayu, serta mengoptimalkan pemanfaatan bahan
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK SECARA PARSIAL. Syekhfani (FP-UNIBRAW)
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SECARA PARSIAL Syekhfani (FP-UNIBRAW) TANAH SUBUR Bila Sifat-Sifat: (BAIK) FISIK KIMIA TATA UDARA TATA AIR TATA HARA BIOLOGI TATA KEHIDUPAN Infiltrasi, Perkolasi, Permeabilitas,Aerasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciRPI 8 PENGOLAHAN HASIL HUTAN. Koordinator : Ir. Jamal Balfas, MSc. Wakil : Dra. Sri Rulliaty, MSc. Pembina : Prof. Riset. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si.
RPI 8 PENGOLAHAN HASIL HUTAN Koordinator : Ir. Jamal Balfas, MSc. Wakil : Dra. Sri Rulliaty, MSc. Pembina : Prof. Riset. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. LATAR BELAKANG - Keterbatasan informasi dasar - Pengolahan
Lebih terperinciArang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR Nisandi Alumni Mahasiswa Magister Sistem Teknik Fakultas Teknik UGM Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Joko Triyanto, Subroto, Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Karakterisasi Briket Arang Pengujian karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, dekomposisi senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor.
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis bahan bakar minyak merupakan salah satu tanda bahwa cadangan energi fosil sudah menipis. Sumber energi fosil yang terbatas ini menyebabkan perlunya pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang bergerak menjadi sebuah negara industri. Sebagai negara industri, Indonesia pasti membutuhkan sumber energi yang besar yang bila tidak diantisipasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki luas perkebunan kelapa nomor satu di dunia. Luas kebun kelapa Indonesia 3,712 juta hektar (31,4% luas kebun kelapa dunia)
Lebih terperinciLAPORAN PAMERAN. Oleh: Sub Bidang Data, Informasi dan Diseminasi
LAPORAN PAMERAN Oleh: Sub Bidang Data, Informasi dan Diseminasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor, 2012 LAPORAN PAMERAN BAMBU DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI
PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI Angga Yudanto (L2C605116) dan Kartika Kusumaningrum (L2C605152) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciDeskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya
Lebih terperinciKarakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri
EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,
Lebih terperinciTEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI
Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar Puslitbang Perumahan & Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.
PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui dapat atau tidaknya limbah blotong dibuat menjadi briket. Penelitian pendahuluan
Lebih terperinciUNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Penelitian Kompetitif Institusi UMK UNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN Disusun Oleh : SUGENG SLAMET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, yaitu daerah sekitar India, Pakistan sampai Palestina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak terlepas dari kontribusi dan peranan sarana produksi, antara lain pupuk yang merupakan salah satu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif Hasil analisis karakterisasi arang dan arang aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995 dapat dilihat pada Tabel 7. Contoh Tabel 7. Hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arang Arang adalah residu yang berbentuk padat hasil pada pembakaran kayu pada kondisi terkontrol. Menurut Sudrajat (1983) dalam Sahwalita (2005) proses pengarangan adalah pembakaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi
Lebih terperinci19/10/2015. A. Sejarah singkat penelitian arang dan pengembangan tungku. B. Teknologi pembuatan arang: pengertian, proses, aplikasi
A. Sejarah singkat penelitian arang dan pengembangan tungku B. Teknologi pembuatan arang: pengertian, proses, aplikasi C. Teknologi pembuatan cuka kayu: pengertian, proses, aplikasi D. Teknologi pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
Lebih terperinci