Setelah mendengar dan memperhatikan secara seksama :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Setelah mendengar dan memperhatikan secara seksama :"

Transkripsi

1 HASIL PERTEMUAN BERKALA KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM WILAYAH INDONESIA BAGIAN BARAT DI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 3 s.d. 5 Juli 2012 Pertemuan Berkala Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Wilayah Indonesia Bagian Barat ini merupakan petemuan yang ke XXI, diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah. Diselenggarakan atas dasar ketentuan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 jo Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: PHN-129-HN Tahun 2012, dengan mengambil tema Dengan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional kita tingkatkan peran JDIHN untuk mewujudkan ketatapemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari korupsi. Pertemuan diikuti sekitar 400 (empat ratus) orang peserta, perwakilan dari Biro Hukum: Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pemerintah Provinsi; perwakilan dari Bagian Hukum dan/atau perundang-undangan Pemerintah Kabupaten/Kota; Sekretariat DPRD, Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Negeri/swasta wilayah Indonesia Bagian Barat dan beberapa pejabat struktural/fungsional dari Badan Pembinaan Hukum Nasional. Semuanya merupakan perwakilan dari Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang bertanggung jawab menyediakan akses informasi hukum di instansi masing-masing. Semua peserta dengan sungguhsungguh dan penuh perhatian telah mengikuti sidang-sidang pleno dan kelompok yang diselenggarakan mulai tanggal 3 s.d. 5 Juli 2012 di Patra Convention Hotel Candi Baru Semarang. Setelah mendengar dan memperhatikan secara seksama : 1. Laporan Ketua Penyelenggara Pertemuan Berkala Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Ke XXI 2. Sambutan Gubernur Provinsi Jawa Tengah 3. Sambutan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional, dan

2 4. Pokok-pokok pikiran dalam kertas kerja/makalah yang disampaikan dalam Sidang Pleno Pertemuan Berkala tahunan ini dengan masing-masing judul: 4.1. Kebijakan Badan Pembinaan Hukum Nasional dalam Pembinaan dan Pengembangan JDI-Hukum Nasional. Oleh : DR. Wicipto Setiadi, S.H., M.H. (Ka. BPHN) 4.2. Implikasi berlakunya Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi terhadap kedudukan dan peran pemerintah Provinsi dalam pengembangan JDIHN. Oleh : Muzanih, SH (Ka. Bagian Dokumentasi Hukum Kementerian Dalam Negeri Perencanaan Program Pengembangan JDIHN Pasca Peraturan Presiden Nonor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Oleh : DR. Diani Sadiawati, S.H., L.L.M. (Direktur Hukum dan HAM Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 4.4. Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional di Perpustakaan Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang-. Oleh : Wijaya, S.H., M.H (Rektor UNTAG Semarang) 4.5 Reorientasi Pengembangan JDIHN Pasca Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Oleh : Suradji, S.H., M.Hum (Ka. Pusdokjarinkumnas-BPHN) 4.6 Peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM sebagai Pusat Pelayanan Hukum Terpadu (Law Center) Oleh : DR. Agus Anwar, S.H, M.H. (Kadiv Yankum Kanwil KEMENHUKHAM Jawa Tengah) 4.7 Pemanfaatan JDIH berbasis Teknologi Informasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Oleh : Sunarno, S.H., M.H. (Ka. Biro Hukum Kemenakertrans) 4.8 Pengelolaan Jaringan Dokumenasi dan Informasi Hukum Nasional di Provinsi Jawa Tengah sebegai Anggota JDIH Daerah. Oleh: Drs. Hadi Prabowo, M.M 4.9 Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional di Kabupaten Purworejo sebagai Anggota JDIH Daerah. Oleh: Pinasti, S.H., M.M (Kabag. Hukum Kab. Purworejo). 2

3 5. Tanggapan Umum Peserta Dalam Sidang-sidang Pleno. Pertemuan Berkala Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Ke XXI yang mengambil tema peningkatkan peran JDIHN untuk mewujudkan ketatapemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari korupsi. Menarik kesimpulan sebagai berikut: I. UMUM 1. Era globalisasi yang dipicu oleh pekembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah mendorong banyak negara mengakui keterbukaan informasi publik sebagai salah satu syarat untuk mewujudkan ketatapemerintahan yang baik (good governance), transparan, akuntabel, bersih, dan bebas dari korupsi; Mengakui keterbukaan Informasi publik sebagai instrumen penting mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggara negara dan badan publik lainnya. Negara Republik Indonesia termasuk salah satu di antaranya yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Dalam konsep Keterbukaan informasi publik, semua warga negara berhak untuk mengetahui apa yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintahnya dalam upaya mencapai tujuan negara dan pemerintah berkewajiban memberikan dan menyediakan informasi tentang apa yang telah dan akan dilakukan untuk mencapai tujuan negara tersebut. Secara konstitusional, keterbukaan informasi publik adalah aktualisasi dari hak asasi publik memperoleh informasi (Pasal 28F UUD 1945) untuk mengetahui apa yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah. Untuk menjamin pemenuhan hak memperoleh informasi tersebut, melalui UU KIP, semua badan publik diwajibkan menyediakan dan memberikan informasi publik yang ada dalam kewenangannya kepada warga masyarakat. 2. Pada awalnya (Era Orde Baru) tujuan dari pembentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum difokuskan untuk mendukung pembangunan hukum nasional, dalam Era Reformasi tujuannya dikembangkan untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi. Hal ini terlihat jelas dalam Agenda Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2011, yang dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor Nomor 9 Tahun Salah satu Rencana Aksinya adalah 3

4 Revitalisasi Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (Keppres Nomor 91 tahun 1999). Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDI-Hukum Nasional) adalah hasil agenda rencana aksi tersebut. Dengan demikian, peranan dari JDI-Hukum Nasional semakin strategis dan penting. JDI- Hukum Nasional yang efektip dapat meningkatkan kuantitas/ kualitas hasil pembangunan hukum nasional dan meningkatkan layanan informasi hukum yang berkualitas bagi masyarakat sebagai perwujudan dari ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi. 3. Untuk mewujudkan ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi, tersedianya akes informasi hukum merupakan syarat utama. Karena, tanpa akses informasi hukum, keterbukan informasi (transparansi), akuntablitas dan pemenuhan hak publik atas informasi hanyalah mimpi atau angan-angan. Sementara ketertutupan informasi merupakan lahan yang subur untuk pertumbuhan korupsi. Selain itu, tanpa akses informasi hukum, pembangunan hukum juga tidak mungkin diselenggarakan dengan baik. 4. Secara konstitusional, menyediakan akses informasi hukum adalah tugas dan tanggung jawab dari pemerintah (dalam UU KIP disebut Badan Publik), yang secara operasional dilakukan oleh unit kerja Perpustakaan/Dokumentasi Hukum Anggota JDI-Hukum Nasional. Sejak tahun 1974 telah diketahui bahwa unit kerja perpustakaan/dokumentasi hukum di instansi pemerintah dan instansi lainnya masih lemah, belum mampu menyediakan akses informasi. Kemudian pada tahun 1999 pemerintah mengeluarkan kebijakan nasional pengelolaan dokumen dan informasi hukum yang dituangkan dalam Keppres No. 91 Tahun 1999 tentang JDI-Hukum Nasional. Setelah 12 (dua belas) tahun digunakan sebagai landasan kerja ternyata akses informasi hukum belum juga tersedia dengan baik. Revitalisasi JDI-Hukum Nasional yang dituangkan dalam Perpres No. 33 Tahun 2012 diharapkan dapat mendorong mempercepat tersedianya akses informasi hukum. Karena Perpres tersebut telah mempertegas apa yang harus dilakukan oleh Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional agar mampu menyediakan akses informasi hukum yang terpadu dan terintegrasi di instansi masing-masing. 4

5 5. Program aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat seperti komputasi dan internet, memberikan berbagai kemudahan bagi pengelolaan informasi hukum. Teknologi komputasi telah mampu mempercepat semua proses bisnis pengelolaan informasi dalam bentuk digital yang bisa disalurkan melalui saluran komunikasi. Internet sebagai saluran informasi telah mampu mempersingkat waktu dan memendekkan jarak. Kemudahan tersebut mau tidak mau harus dimanfaatkan dalam pengelolaan informasi hukum. Pengelolaan informasi konvensional yang dilakukan secara hastawi (menggunakan tangan semata) tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan informasi dari masyarakat. Cara pengolahan informasi konvensional harus dipercepat dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini seharusnya dilakukan secara profesional berdasarkan kaedah-kaedah pengelolaan informasi yang telah diakui dunia ilmu pengetahuan, yaitu didasarkan pada kaedah-kaedah ilmu perpustakaan dan informasi yang sudah mapan. 6. JDI-Hukum Nasional adalah wadah kerjasama pendayagunaan informasi hukum antar perpustakaan/dokumentasi hukum dalam rangka meningkatkan kualitas layanan informasi hukum. Melalui kerjasama berjaringan semua informasi yang ada dan tersebar diseluruh wilayah nusantara diharapkan dapat didayagunakan bersama oleh semua Anggota JDI-Hukum Nasional. Lazimnya jaringan perpusakaan/dokumentasi dibentuk berdasarkan kesepakatan antar pimpinan perpustakaan/dokumentasi. Dibentuk setelah semua perpustakaan/dokumentasi sudah menyedikan akses informasi ditempat masing-masing. Kerja sama ditujukan hanya untuk meningkatkan kualitas layanan informasi. Kerjasama berjaringan ini dibentuk di atas kesadaran bahwa tidak mungkin satu perpustakaan atau pusat dokumentasi mampu mengumpulkan semua dokumen yang tersebar di berbagai tempat. Di samping itu, apabila semua perpustakaan berusaha mengumpulkan semua dokumen maka akan terjadi duplikasi pekerjaan yang sangat tinggi, mengakibatkan terjadinya pemborosan tenaga, waktu dan uang. Lain halnya dengan JDI-Hukum Nasional, yang dibentuk berdasarkan kebijakan pemerintah. Dibentuk pada saat perpustakaan /dokumentasi hukum Anggota Jaringan belum mampu menyediakan akses informasi. 5

6 Dalam hal ini, sudah barang tentu kompleksitas permasalahan masih sangat luas, masih mencakup perhatian dari para pimpinan, pemahaman konsep dasar pengelolaan informasi, penyusunan tugas pokok dan fungsi dokumentasi, penyediaan sumber daya dokumentasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan informasi hukum. 7. Pertemuan berkala tahunan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya mempercepat tersedianya akses informasi hukum nasional yang efektip meningkatkan kuantitas dan kualitas pembangunan hukum nasional dan meningkatkan layanan informasi hukum yang berkualitas bagi masyarakat sebagai perwujudan dari ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi. Pasca Peraturan Presiden Nomor 33 tahun 2012 tentang JDI-Hukum Nasional, kompleksitas permasalahan yang ada perlu diatasi melalui komitmen bersama, koordinasi yang sinergis dan persepsi yang sama untuk mengembangkan unit kerja Perpusakaan/Dokumentasi hukum agar segera mampu menyediakan akses informasi hukum, baik secara konvensional maupun digital (elektronik). Rumusan kebijakan pengembangan dan pelayanan sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional ke depan perlu dipertajam, difokuskan untuk mengatasi permasalahan yang ada. II. KHUSUS Berkenaan dengan upaya mempercepat tersedianya akses informasi hukum pasca Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 untuk mendukung peningkatkan pembangunan hukum nasional dan layanan informasi hukum yang berkualitas bagi masyarakat sebagai perwujudan dari ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi. Dalam makalah dan tanggapan peserta yang diajukan dalam sidang pleno dikatakan: 1. Peran Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, seyogianya ditingkatkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam memerangi tindak pidana korupsi yang secara nyata merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Diaktualisaikan dengan cara menyediakan akses informasi hukum yang efektip melalui pengelolaan dokumen dan informasi hukum yang terpadu, terintegrasi, lengkap dan akurat. 2. Indonesia adalah negara hukum di mana hukum berlaku kepada semua warga negara tanpa terkecuali. Karenanya, penyebaran hukum kepada 6

7 masyarakat adalah kewajiban dari penyelenggara negara. Dalam hal ini JDI- Hukum Nasional adalah salah satu pilar penunjang pembangunan hukum dan layanan informasi hukum kepada publik. Dalam era keterbukaan informasi saat ini masyarakat berhak mengakses informasi, untuk itu semua dokumen dan informasi hukum seyogianya dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah. Untuk mempercepat penyediaan akses informasi tersebut perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perlu dimanfaatkan. 3. Pembinaan kerjasama JDI-Hukum telah berlangsung selama 30 (tiga puluh) tahun lebih namun ternyata perkembangan berjalan dengan lamban. Hal ini terjadi karena: Kurang aktipnya koordinasi antar instansi terkait, sehingga potensi yang ada kurang dimanfaatkan sebagai kekuatan yang sinergis; Kurangnya sumber daya manusia di unit dokumentasi hukum Anggota JDI- Hukum; Kurangnya sosialisasi; Kurangnya perhatian dari berbagai kalangan terhadap kegiatan dokumentasi hukum; dan Kurangnya sarana prasarana. Secara umum dapat dikatakan bahwa perpustakaan/dokumentasi hukum belum ditempatkan dalam kedudukan yang sewajarnya. 4. Berdasarkan pengamatan selama 32 tahun bekerja sebagai pengelola JDI- Hukum Nasional, ungkapan berbagai kalangan yang mengatakan bahwa informasi hukum itu penting dalam praktek belum diaktualisasikan, sehingga orang yang ditempatkan di perpustakaan/dokumentasi merasa dirinya telah dipinggirkan, dibuang atau tidak diperlukan lagi; perpustakaan/dokumentasi dianggap sebagai tempat yang tidak menjanjikan; dan penyediaan anggaran untuk dokumentasi hukum masih rendah. 5. Dalam era globalisasi dan keterbukaan informasi, kualitas JDI-Hukum Nasional harus ditingkatkan dengan merubah polapikir dan budaya kerja. Menambah dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pengelola melalui penguasaan analisis informasi dan TIK agar mampu memanfaatkan perkembangan TIK dalam pengelolaan informasi berbasis database ofline (Local Area Network, CD) dan database online (Website) secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 6. Dari berbagai makalah yang diajukan dan perkembangan dalam diskusi dapat diketahui bahwa perpustakaan/dokumentasi hukum selama ini belum ditempat dalam kedudukan yang sewajarnya jika dibandingkan dengan pentingnya akses informasi hukum dalam mewujudkan supremasi hukum. 7

8 Perhatian dari berbagai pihak yang bertanggung jawab menyediakan informasi hukum masih kurang. Selain itu, dapat diketahui bahwa pemahaman tentang konsep dasar pengelolaan dokumen dan informasi hukum masih sangat lemah. Hal ini mengakibatkan pengelolaan dokumen dan informasi hukum hanya dilihat secara partial, tidak menyeluruh dalam suatu sistem pengelolaan dokumen dan informasi hukum. JDI-Hukum Nasional adalah wadah kerjasama antar unit perpustakaan/dokumentasi hukum Anggota JDI-Hukum Nasional. Artinya, kekuatan dari JDI-Hukum Nasional terletak pada kemampuan unit dokumentasi hukum mengorganisasikan informasi dalam suatu sistem temu kembali informasi (retrieval information) yang dapat diakses dengan mudah, cepat dan akurat. Biro Hukum dan Bagian hukum ditetapkan sebagai Anggota JDI-Hukum Nasional dengan maksud agar Biro Hukum dan Bagian hukum membentuk unit kerja Perpustakaan atau Dokumentasi Hukum kemudian membina dan mengembangkannya agar mampu menyediakan akses informasi hukum yang efektip untuk melayani instansi induk dan melayani publik. III. REKOMENDASI Dalam upaya mempercepat tersedianya akses informasi hukum yang efektip melalui JDI-Hukum Nasional untuk meningkatkan kuantitas/kualitas hasil pembangunan hukum nasional dan meningkatkan kualitas layanan informasi hukum bagi masyarakat sebagai perwujudan dari ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi, Pertemuan Berkala ini merekomendasikan: 1. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional mendapat perhatian serius dari semua pihak yang terkait dan melaksanakannya dengan baik; 2. Pimpinan dan staf unit kerja perpustakaan/dokumentasi hukum terus meningkatkan pengetahuannya mengenai konsep dasar pengelolaan dokumen dan informasi; Meningkatkan pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi dokumentasi hukum dengan mengikuti pendidikan dan latihan, mengikuti sosialisasi dan forum diskusi; 8

9 3. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional membentuk dan meningkatkan kemampuan organisasi unit dokumentasi dengan melakukan: peningkatan eselon; menyusun struktur organisasi berdasarkan pembagian fungsi dokumentasi. Membagi habis pekerjaan dalam job deskription dan menyediakan SOP (standar operasional prosedur) untuk setiap kegiatan; 4. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional melengkapi kompetensi sumber daya manusia dokumentasi hukum dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Melakukan rekruitmen pegawai sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Meningkatkan kemampuan intelektual dan ketrampilan pegawai yang sudah ada melalui pendidikan/pelatihan bimbingan teknis dan magang. Meningkatkan wawasan pegawai dengan mengikutsertakan dalam forum-forum diskusi, seminar dan sejenisnya. 5. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional meningkatkan kemampuan koleksi melalui pengumpulan dan pengadaan dokumen hukum secara sistematis terutama produk dari instansi induk yang selengkap-lengkapnya; mengupayakan agar pengadaan koleksi dapat dilakukan setiap saat. 6. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional menggunakan pedoman teknis yang dikeluarkan oleh Pusat JDI-Hukum Nasional. Melengkapi pedoman tersebut, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pemanfaatan teknologi informasi; merevisi atau menyesuaikan pedoman teknis yang sudah ada dengan perkembangan yang ada sekaligus mempermudah penggunaannya dalam praktek; 7. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional meningkatkan ketersediaan sarana dan parasarana untuk mendukung penyelengaraan fungsi-fungsi dokumentasi dalam rangka menyediakan akses informasi dalam suatu sistem temu kembali di perpustakaan. Khususnya pengadaan komputer untuk melakukan otomasi berbasis database lokal dan berbasis website; 8. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional terus meningkatkan alokasi dana agar mampu mendukung penyediaan akses informasi berbasis data base lokal maupun berbasis website dan pemeliharaannya. 9. Pusat dan Anggota JDI-Hukum Nasional memanfaatkan teknologi informasi, untuk mempercepat akselerasi pengelolaan informasi dan memperluas jangkauan penyebaran informasi hukum. Dengan membangun database 9

10 pengelolaan informasi hukum terintegrasi yang dihubungkan dengan file data, abstrak, fulteks dan yang lainnya, baik berbasis Local Area Network (LAN) dan/atau berbasis website. 10. Pusat JDI-Hukum Nasional menyusun Rencana Strategis implementasi dengan menyiapkan rencana aksi strategi implementasi Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang JDI-Hukum Nasional. Demikianlah hasil akhir yang dapat disampaikan dalam Pertemuan Berkala Tahunan ke XXI ini dalam upaya mempercepat penyediaan akses informasi hukum yang efektip bagi semua lapisan masyarakat untuk berbagai kepentingan. Akhirnya menjadi tugas kita bersamalah mewujudkan JDIHN yang baik secara berkelanjutan. Sekaligus meningkatkan peran JDI-Hukum Nasional sebagai wahana mempersatukan, menyadarkan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semarang, 3 Juli 2012 Ketua, Tim Perumus Sekretaris, Theodrik Simorangkir, S.H., M.H. Ninuk Arifah, S.H. Anggota: 1. Drs. Abdullah, S.H. 2. Omon, S.H., M.H. 3. Wakidi, S.H. 4. Pularjono, S.Sos, Msi. 10

11 HASIL PERTEMUAN BERKALA KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM WILAYAH INDONESIA BAGIAN TIMUR DI MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA Manado, 18 s.d. 20 September 2012 Pertemuan Berkala Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Wilayah Timur diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Utara. Diselenggarakan atas dasar ketentuan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 jo Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PHN-187-HN Tahun 2012, dengan mengambil tema: Dengan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Kita Tingkatkan Peran JDIHN Untuk Mewujudkan Ketatapemerintahan Yang Baik, Bersih, dan Bebas Dari Korupsi. Pertemuan diikuti oleh peserta perwakilan dari Biro Hukum, Lembaga Negara, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pemerintah Provinsi; perwakilan dari Bagian Hukum dan/atau perundang-undangan Pemerintah Kabupaten/Kota; Sekretariat DPRD, Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Negeri wilayah Indonesia Timur dan beberapa pejabat struktural/fungsional dari Badan Pembinaan Hukum Nasional. Seluruhnya merupakan perwakilan dari Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang bertanggung jawab menyediakan akses informasi hukum di instansi masing-masing. Seluruh peserta dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian telah mengikuti sidang-sidang pleno dan kelompok yang diselenggarakan mulai tanggal 18 s.d. 20 September 2012 di Swiss-Bel Hotel Maleosan Manado. Setelah mendengar dan memperhatikan secara seksama: 1. Laporan Ketua Penyelenggara Pertemuan Berkala Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. 2. Sambutan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara. 3. Sambutan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional. 4. Pokok-pokok pikiran dalam kertas kerja/makalah yang disampaikan dalam Sidang Pleno Pertemuan Berkala tahunan ini dengan masing-masing judul: a. Kebijakan Badan Pembinaan Hukum Nasional Dalam Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional 11

12 Oleh: DR. Wicipto Setiadi, S.H., M.H. (Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional). b. Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Sebagai Anggota JDIH Daerah Oleh: Ir. S.R. Mokodongan (Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara) disampaikan oleh Drs. M.M. Onibala, M.M. (Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara). c. Keterbukaan Informasi Pada Mahkamah Agung Melalui JDIH yang Didukung Sistem Teknologi Informasi Oleh: Dr. Ridwan Mansyur, S.H., M.H. (Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung RI). d. Perencanaan Program Pengembangan JDIHN Pasca Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Oleh: Mardiharto Tjokrowasito, S.H., LL.M. (Kasubdit Pencegahan Korupsi dan Penegakan Hukum BAPPENAS). e. Reorientasi Pengembangan JDIHN Pasca Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Oleh: Suradji, S.H., M.Hum. (Kepala Pusat Dokumentasi dan Jarinagan Informasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional). f. Peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sebagai Pusat Pelayanan Hukum Terpadu (Law Center) Oleh: Drs. Rosman Siregar, S.H.,M.H. (Kadiv. Yankum dan HAM Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Utara). g. Implikasi Berlakunya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Terhadap Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Dimasing-masing Instansi Pemerintah Oleh: Muzanih, S.H.,M.H. (Kepala Bagian Dokumentasi Hukum Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri). h. Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional di Kota Banjarmasin Sebagai Anggota JDIH Daerah 12

13 Oleh: Drs. H. Zulfadli Gazali, M.Si. (Setda Kota Banjarmasin) disampaikan oleh H. Fathurrahim, S.H., M.H. (Staf Ahli Walikota Banjarmasin). KESIMPULAN: Pertemuan Berkala Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang mengambil tema: Dengan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Kita Tingkatkan Peran JDIHN Untuk Mewujudkan Ketatapemerintahan Yang Baik, Bersih, dan Bebas Dari Korupsi, menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional sangat besar dalam mendukung upaya pemerintah dalam memerangi tindak pidana korupsi yang secara nyata merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Diaktualisasikan dengan cara menyediakan akses informasi hukum yang efektif melalui pengelolaan dokumen dan informasi hukum yang terpadu, terintegrasi, lengkap dan akurat. 2. Indonesia adalah negara hukum di mana hukum berlaku kepada semua warga negara tanpa terkecuali. Karenanya, penyebaran informasi hukum kepada masyarakat adalah kewajiban dari penyelenggara negara. Dalam hal ini JDIHN merupakan salah satu pilar penunjang pembangunan hukum dan sarana layanan informasi hukum kepada publik yang dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah. 3. Pembinaan kerjasama JDIHN telah berlangsung selama 30 (tiga puluh) tahun lebih namun ternyata belum memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terjadi karena: Kurang aktifnya koordinasi antar instansi terkait, sehingga potensi yang ada kurang dimanfaatkan sebagai kekuatan yang sinergis; Kurangnya sumber daya manusia di unit dokumentasi hukum Anggota JDIHN; Kurangnya sosialisasi; Kurangnya perhatian dari berbagai kalangan terhadap kegiatan dokumentasi hukum; dan Kurangnya sarana prasarana serta dana. Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan dokumentasi dan informasi hukum belum ditempatkan dalam kedudukan yang sewajarnya. 4. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, memberikan kepastian dan kemanfaatan JDIHN dan meletakan landasan yang kuat dalam penyelenggaraan ketatapemerintahan yang baik, transparan, efektif, efisien dan bertanggung jawab; 5. Pemakaian bersama suatu sumber daya koleksi dokumentasi hukum merupakan langkah perubahan dari sebelumnya berupa pemusatan informasi menuju sharing data yang terstandarisasi dalam pelayanan informasi hukum. 6. Pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah dan cepat merupakan prinsip dasar kualitas informasi hukum yang menjadi tuntutan yang harus dipenuhi baik oleh Pusat maupun Anggota JDIHN terkait dengan tuntutan Reformasi Birokrasi untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 13

14 7. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai instansi vertikal dibidang hukum bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi membina dan mengembangkan JDIHN diwilayahnya, sebagai pusat layanan hukum (Law Center) di daerah yang mempunyai kewajiban untuk memberikan layanan dokumentasi dan informasi hukum. 8. Peran Anggota JDIHN sebagai organisasi berbasis pelayanan publik dibidang dokumentasi dan informasi hukum sesuai dengan capaian reformasi birokrasi, akan memperlancar kinerja aparatur pemerintah dalam melakukan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah dan pelayanan prima kepada masyarakat. 9. Perhatian pimpinan instansi terhadap penyelenggaraan JDIHN masih rendah dan dukungan sarana, prasarana dan dana belum memadai serta kurang aktifnya koordinasi antar instansi pengelola JDIHN dalam memanfaatkan potensi yang ada untuk menjadi kekuatan yang sinergis. REKOMENDASI: Dalam upaya mempercepat tersedianya akses informasi hukum yang efektif melalui JDIHN untuk meningkatkan kuantitas/kualitas hasil pembangunan hukum nasional dan meningkatkan kualitas layanan informasi hukum bagi masyarakat sebagai perwujudan dari ketatapemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, bersih dan bebas dari korupsi, Pertemuan Berkala ini merekomendasikan: 1. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional diharapkan mendapat perhatian serius dari semua pihak yang terkait dengan menyusun rencana aksi strategi pelaksanaannya. 2. Pimpinan dan staf unit kerja JDIHN terus meningkatkan pengetahuannya mengenai konsep dasar JDIHN. Meningkatkan pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi JDIHN dengan mengikuti pendidikan dan latihan, sosialisasi dan forum diskusi. 3. Pusat dan Anggota JDIHN membentuk dan meningkatkan kemampuan organisasi unit kerja JDIHN dengan melakukan: menyusun struktur organisasi berdasarkan pembagian fungsi dokumentasi, membagi habis pekerjaan dalam job deskription dan menyediakan SOP (standar operasional prosedur) untuk setiap kegiatan. 4. Pusat dan Anggota JDIHN melengkapi kompetensi sumber daya manusia dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Melakukan rekruitmen pegawai sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Meningkatkan kemampuan intelektual dan ketrampilan pegawai yang sudah ada melalui pendidikan/pelatihan bimbingan teknis dan magang. Meningkatkan wawasan pegawai dengan mengikutsertakan dalam forum-forum diskusi, seminar dan sejenisnya. 5. Pusat dan Anggota JDIHN meningkatkan kemampuan koleksi melalui pengumpulan dan pengadaan dokumen hukum secara sistematis terutama produk 14

15 dari instansi induk yang selengkap-lengkapnya; mengupayakan agar pengadaan koleksi dapat dilakukan setiap saat. 6. Pusat dan Anggota JDIHN menggunakan pedoman teknis yang dikeluarkan oleh Pusat JDIHN. Dalam hal ini BPHN melengkapi pedoman tersebut, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pemanfaatan teknologi informasi dan dituangkan dalam Peratutan Menteri Hukum dan HAM RI sesuai Pasal 8 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun Pusat dan Anggota JDIHN meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana serta alokasi dana untuk mendukung penyelenggaraan fungsi-fungsi dokumentasi dalam rangka menyediakan akses informasi hukum. 8. Perlu adanya penghargaan bagi setiap Anggota JDIHN yang telah melaksanakan kegiatan pengelolaan JDIH dengan baik dengan kriteria penilaian antara lain : a. Sudah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan membangun website sebagai sarana penyebarluasan peraturan perundangundangan maupun bahan dokumen hukum lainnya dengan memasukkan data secara lengkap dan up to date ke dalam Website; b. Sudah melaksanakan pembinaan ke 6 Aspek kepada Anggota JDIH di wilayahnya; c. Secara berkala mengirim laporan kepada Pusat Jaringan Nasional; d. Hasil penilaian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI. 9. Pusat JDIHN agar segera mengadakan kembali Bimbingan Teknis bagi seluruh Anggota JDIHN; 10. Dalam era globalisasi dan keterbukaan informasi, kualitas JDIHN harus ditingkatkan dengan merubah pola pikir dan budaya kerja. Demikian hasil akhir yang dapat disampaikan dalam Pertemuan Berkala. Akhirnya menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan JDIHN yang baik secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan peran JDIHN sebagai wahana mempersatukan, menyadarkan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Manado, 20 September 2012 TIM PERUMUS 15

16 Ketua, Sekretaris, Tana Mantirri, S.H., M.H. Indyah Respati, S.H. Anggota: 1. Omon, S.H., M.H Mugiyati, S.H., M.H Pularjono, S.Sos., M.Si Aminullah, S.Kom., M.Si

HASIL PERTEMUAN BERKALA. Jawa Timur dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

HASIL PERTEMUAN BERKALA. Jawa Timur dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik HASIL PERTEMUAN BERKALA Pertemuan Berkala Kegiatan Dokumentasi dan Informasi Hukum ini merupakan pertemuan yang ke XXIII, diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN BERKALA XX KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM WILAYAH BARAT DI PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

HASIL PERTEMUAN BERKALA XX KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM WILAYAH BARAT DI PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN HASIL PERTEMUAN BERKALA XX KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM WILAYAH BARAT DI PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Palembang, 24 s.d. 26 Mei 2011 Pertemuan Berkala Jaringan Dokumentasi dan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT A. PENDAHULUAN Dalam rangka upaya pelaksanaan kegiatan dan pengembangan

Lebih terperinci

Profesional Akuntabel Sinergi Transparan Inovatif

Profesional Akuntabel Sinergi Transparan Inovatif Capacity Building for Managing Single Online Portal for Regulatory Information Batam, 8 Mei 2018 Profesional Akuntabel Sinergi Transparan Inovatif Diselenggarakan oleh Pusat Dokumentasi dan Jaringan Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dokumentasi

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA TANGGAL 20 S

LAPORAN SOSIALISASI DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA TANGGAL 20 S LAPORAN SOSIALISASI DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA TANGGAL 20 S.D 22 OKTOBER 2015 A. LATAR BELAKANG Badan Pembinaan

Lebih terperinci

B. JALANNYA PELAKSANAAN SOSIALISASI. Pelaksanaan Sosialisasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum di Maluku Utara dilaksanakan lada hari Selasa,

B. JALANNYA PELAKSANAAN SOSIALISASI. Pelaksanaan Sosialisasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum di Maluku Utara dilaksanakan lada hari Selasa, LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA TANGGAL 17 JUNI S.D 19 JUNI 2013 A. LATAR BELAKANG Sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 11 s.d 12 Maret 2014 DI SEMARANG, JAWA TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 11 s.d 12 Maret 2014 DI SEMARANG, JAWA TENGAH LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 11 s.d 12 Maret 2014 DI SEMARANG, JAWA TENGAH LATAR BELAKANG Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dokumentasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Kebijakan Badan Pembinaan Hukum Nasional dalam Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional;

I. PENDAHULUAN. 1. Kebijakan Badan Pembinaan Hukum Nasional dalam Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional; LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 27 S.D 29 MARET 2012 DI GRAND SERELA HOTEL BANDUNG - JAWA BARAT I. PENDAHULUAN Keputusan Presiden Nomor 91 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI. JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 17 s.d 19 April 2012 DI PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI. JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 17 s.d 19 April 2012 DI PONTIANAK KALIMANTAN BARAT LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 17 s.d 19 April 2012 DI PONTIANAK KALIMANTAN BARAT A. PENDAHULUAN Dalam rangka upaya pelaksanaan kegiatan dan pengembangan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TANGGAL 13 s.

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TANGGAL 13 s. LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2013 A. LATAR BELAKANG Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL APRIL 2012 DI PADANG SUMATERA BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL APRIL 2012 DI PADANG SUMATERA BARAT LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 10-12 APRIL 2012 DI PADANG SUMATERA BARAT A. PENDAHULUAN Perkembangan dunia yang semakin terbuka dan global dewasa

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL MARET 2014 DI PANGKALPINANG, PROVINSI BANGKA BELITUNG

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL MARET 2014 DI PANGKALPINANG, PROVINSI BANGKA BELITUNG LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 17-18 MARET 2014 DI PANGKALPINANG, PROVINSI BANGKA BELITUNG A. LATAR BELAKANG Sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Lebih terperinci

2016, No b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan

2016, No b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan No. 32, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-POLHUKAM. JDIH. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI

Lebih terperinci

- 1 - REP PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - REP PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - SALINAN REP PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran No.2100, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pelayanan Terpadu. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2012 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK 2015

LAYANAN INFORMASI PUBLIK 2015 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2016 0 I. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 157, 2017 KEMENDAGRI. Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM - 2-3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterb

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterb No.773, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Dokumentasi. Informasi Hukum. Jaringan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.39/Menhut-II/2014 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good corporate governance,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PRT/M/2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH KEPULAUAN RIAU PADA TANGGAL 2 s.

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH KEPULAUAN RIAU PADA TANGGAL 2 s. LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI DAERAH KEPULAUAN RIAU PADA TANGGAL 2 s.d 4 APRIL 2013 A. LATAR BELAKANG Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 2 - Standarisasi...

- 2 - Standarisasi... - 2 - Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Pendahuluan Dengan berakhirnya era orde baru dan

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : No.604, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. JDIH. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERAN BIRO HUKUM SEBAGAI PENGELOLA JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM Dl LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Rl 1

PERAN BIRO HUKUM SEBAGAI PENGELOLA JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM Dl LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Rl 1 Majalah Hukum Nasional PERAN BIRO HUKUM SEBAGAI PENGELOLA JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM Dl LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Rl 1 Oleh:Tana Mantiri, S.H., M.H. 2 I. LA TAR BELAKANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017

-1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017 -1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006/MENKES/SK/I/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006/MENKES/SK/I/2013 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006/MENKES/SK/I/2013 TENTANG TIM ASISTENSI PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN ( KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (1.10.1.20.00.00.00.) Budaya Administrasi Kependudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (1.10.1.20.00.00.00.000)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Latar Belakang Dalam rangka mencegah terjadinya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia PARADIGMA BARU PELAYANAN INFORMASI DALAM ERA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK *) Oleh : Amin Sar Manihuruk, Drs,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 91 TAHUN 1999 (91/1999) TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 91 TAHUN 1999 (91/1999) TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES) NOMOR 91 TAHUN 1999 (91/1999) TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dokumentasi dan informasi hukum yang tertata dan terselenggara

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan Pelayanan Informasi Publik

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan Pelayanan Informasi Publik Kementerian Keuangan Republik Indonesia Laporan Tahunan Pelayanan Informasi Publik PPID Kementerian Keuangan Tahun 2014 Daftar Isi 4 8 12 14 16 17 Gambaran Umum Pelayanan Informasi Publik Kementerian Keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANANDAN MAKLUMAT PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

Laporan Pelayanan Informasi KPU Sumatera Barat

Laporan Pelayanan Informasi KPU Sumatera Barat Laporan Pelayanan Informasi KPU Sumatera Barat 1. Gambaran Umum Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat melahirkan perkembangan pesat pada media massa cetak, elektronik dan online. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALI KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PELAKSANA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS, PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri.

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri. 1 I. PENGANTAR Di era globalisasi saat ini kebutuhan dan keterbukaan akan informasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dalam mengembangkan wawasan serta ilmu baik secara pribadi maupun golongan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DI PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 I. Pendahuluan a. Dasar Hukum Pelaksanaan. 1. Peraturan Presiden Nomor 33

Lebih terperinci

Kebebasan dan keterbukaan tentu merupakan anugrah yang diharapkan. banyak pihak, terutama dalam iklim demokrasi yang ditandai dengan adanya

Kebebasan dan keterbukaan tentu merupakan anugrah yang diharapkan. banyak pihak, terutama dalam iklim demokrasi yang ditandai dengan adanya A. Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Kebebasan dan keterbukaan tentu merupakan anugrah yang diharapkan banyak pihak, terutama dalam iklim demokrasi yang ditandai dengan adanya kebebasan berkehandak, berserikat,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.626, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Reformasi Birokrasi. Kantor Wilayah. Program Aksi.

BERITA NEGARA. No.626, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Reformasi Birokrasi. Kantor Wilayah. Program Aksi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.626, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Reformasi Birokrasi. Kantor Wilayah. Program Aksi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012 PPID Kementerian PPN/Bappenas Maret 2013 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN 2012 1. PENINGKATAN KETERBUKAAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang :

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

2017, No Nomor 82); 3. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indone

2017, No Nomor 82); 3. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indone No.528, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. JDIH. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 6 TAHUN 2017 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM BADAN SAR NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama tahun 2008-2013 yang telah diuraikan sebelumnya bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan UU KIP pada badan publik

Lebih terperinci

: Mustafa Beleng, S.H., M.H : 1. Drs. Buddy Wihardja, M.Si. 2. Rochadi Iman Santoso, S.H.,M.H 3. Hadijah Abas, S.H., M.Si. 4. Tana Mantiri, S.H, M.H.

: Mustafa Beleng, S.H., M.H : 1. Drs. Buddy Wihardja, M.Si. 2. Rochadi Iman Santoso, S.H.,M.H 3. Hadijah Abas, S.H., M.Si. 4. Tana Mantiri, S.H, M.H. LAPORAN SOSIALISASI DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TANGGAL 3 S.D. 5 JUNI 2015 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci