BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam pengembangannya sistem ini diperlukan beberapa teori untuk mendukung prosesproses pengembanganya. Berikut ini adalah teori-teori dasar yang akan digunakan dalam melakukan pengembangan sistem Referensi Metode Pembelajaran Alquran Dalam pengembangan aplikasi baca Alquran ini menggunakan beberapa metode pembelajaran Alquran yaitu metode BBQ99 dan Al-Bana Metode BBQ99 Metode ini merupakan metode yang mengembangkan pola belajar intensif satu jam setiap hari, yang insyaallah dalam waktu tiga bulan seseorang sudah lancer dan benar dalam membaca juz pertama Alquran, dua sampai tiga bulan berikutnya tuntas sampai khatam tiga puluh juz, sehingga istilah BBQ99 merupakan kependekan dari Bimbingan Baca-tulis Al- Quran 99 Jam relevan dengan hasil yang dicapai. Metode ini menggunakan beberapa dasar-dasar metode (Sofie, 2007, p. xxi) sebagai berikut: a. Pengenalan Seseorang terlebih dahulu harus mengenal secara baik (tidak hafal mulut) huruf-huruf dasar Alquran dan bentuk-bentuk huruf bersambung dalam susunan kata-kalimat dan ciri-ciri khas dari masing-masing huruf. Caranya dengan Memberikan tugas membedakan sebanyakbanyaknya susunan secara acak huruf dasar dan huruf bersambung bersamaan dengan melatih cara pengucapan huruf yang benar, sesuai dengan makhraj dan sifat huruf masing-masing. 8

2 BAB II Tinjauan Pustaka 9 b. Pengahayatan Kemudian peserta didik atau murid diperkenalkan kepada tanda-tanda baca lain serta cara membacanya yang benar. Penghayatan kaidah-kaidah bacaan dalam rangkaian huruf atau rangkaian kalimat yang membentuk ayat-ayat, dicapai dengan membaca secara langsung tanpa harus dieja satu per satu, contoh kata/kalimat yang ada, baik dalam bentuk huruf huruf dasar maupun setelah menjadi huruf bersambung. c. Penalaran Kemampuan membaca kalimat-kalimat lain yang belum pernah diajarkan, dicapai dari hasil baca ulang sampai benar-benar lancar contoh-contoh kata/kalimat dan potongan ayat yang dipilah-pilah dari juz pertama mushaf Alquran, dengan bentuk struktur kalimat yang bervariasi Metode Al-Bana Metode ini merupakan metode pembelajaran baca Alquran yang menggabungkan 8 prinsip (Abdur Ra'uf, 2008, p. 2), yaitu : a. Metode kisah (Struktural Analitik Sintetik/SAS) Yaitu Memberikan pelajran khususnya pada saat menghapal huruf-huruf hijaiyah dengan teknik cerita, dengan cara menyusun huruf-hurufnya menjdai sebuah kalimat yang mudah dipahami dan diingat. b. Metode kitabah (Kinestesik) Menuliskan kembali apa yang sudah dihafalkan dapat menjadi sarana yang mampu memperkuat daya ingat. c. Metode amtsal (Analogi) Analogi mampu menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret. Dengan menganalogikan beberapa tanda baca dalam Alquran, akan menjadikan pelajaran tajwid lebih mudah dipahami dan dipraktekan. Aplikasi Belajar Membaca Alquran dan Tajwid Berbasis Web

3 BAB II Tinjauan Pustaka 10 d. Metode su al (Examination / Evaluasi) Metode pengajaran dengan cara Memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lembar evaluasi bertujuan Memberikan penguatan (afirmatif) dalam proses pembelajaran. e. Transliterasi Dibantu dengan pedoman cara baca atau trasliterasi, belajar membaca Alquran dapat dilakukan secara mandiri bagi pribadi-pribadi sibuk dan pelajarn pemula. f. Praktis, sistematis dan interaktif Materi disusun secara sistematis dalam tiga langkah yaitu : langkah ke-1 menghapal dan menguasai huruf hijaiyah; langkah ke-2 melancarkan dan merangkai kata; dan langkah ke-3 menguasai hukum tajwid dengan kode warna. g. Guide dan ilustrasi Guide dengan penyajian atau tampilan yang segar, disertai beberapa ilustrasi menjadikan proses belajar lebih dinamis dan terarah. h. Kode warna(full Color) Dengan simbol dank ode warna pada contoh-contoh latihan yang disajikan secara full color, dilengkapi dengan rumus-rumus praktis tajwid Memberikan kemudahan dan motivasi untuk mempraktikkan hukum-hukum tajwidnya secara lebih mudah dan cepat Pengertian Aplikasi Web Aplikasi Web (Web Application) adalah Aplikasi sistem database yang ditempatkan dalam sebuah server di internet atau Intranet dan dapat diakses via browser, sehingga untuk mengakses aplikasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.(nafsi, 2012) Rasjid (2010) mengemukakan keunggulan aplikasi web, yaitu : 1. Bisa diakses dari mana saja. Aplikasi terpasang di server, kita bisa mengakses aplikasi tersebut dari mana saja dan dengan komputer apa saja.

4 BAB II Tinjauan Pustaka Multi platform artinya bisa digunakan pada sistem operasi apa pun. Karena berbasis Intranet/Internet dan diakses melalui browser, maka kita bisa mengakses aplikasi tersebut dengan sistem operasi apa pun. Diakses dengan sistem operasi Linux, Windows atau Mac OS, kita hanya perlu menggunakan browser dan aplikasi itu akan berjalan dengan sempurna. 3. Program yang kita perlukan hanyalah browser (Mozilla Firefox, Internet Explorer maupun browser lainnya), tidak perlu menginstall program lain, yang pasti sudah tersedia langsung di dalam sistem operasi. Tentu ini memudahkan kita karena tidak perlu lagi menginstall untuk menggunakan suatu aplikasi. Keuntungan ini sangat terasa sekali apabila suatu perusahaan mempunyai ribuan komputer. Kalau sebelumnya aplikasi tersebut harus diinstall satu per satu di semua komputer yang digunakan, sekarang tidak perlu lagi menginstal program apapun. 4. Selalu mendapatkan versi terbaru dari aplikasi. Karena aplikasi tersebut terpasang di server Intranet/Internet, perusahaan pembuat aplikasi bisa memperbarui aplikasinya terusmenerus. Begitu kita mengakses aplikasi itu, yang kita dapatkan pasti adalah versi terbaru. Tidak perlu lagi kita melakukan upgrade, menginstall service pack, maupun berbagai hal lainnya yang merepotkan Framework Framework secara umum adalah sebuah susunan atau rangkaian kerja yang tetap dan dibuat sedemikian rupa yang kemudian dapat digunakan kembali dalam sebuah aktifitas kerja yang lain tetapi tetap dalam suatu area kerja dengan rangkaian kerja yang sebelumnya.(wismakarma, 2010, p. 2) 2.4. Codeigniter Codeigniter adalah sebuah Framework untuk web yang dibuat dalam format PHP. Format yang dibuat ini selanjutnya dapat digunakan untuk membuat sistem aplikasi web yang kompleks. Codeigniter dapat mempercepat proses pembuatan web, karena semua class dan

5 BAB II Tinjauan Pustaka 12 modul yang dibutuhkan sudah ada dan kita hanya tinggal menggunakannya kembali pada aplikasi web yang akan kita buat.(wismakarma, 2010, p. 2) Konsep Model-View-Controller (MVC) Codeigniter Framework Codeigniter adalah sebuah Framework yang berbasis Model-View- Controller(MVC) MVC adalah sebuah software yang memisahkan antara aplikasi logika dengan persentasi pada halaman web.(wismakarma, 2010, pp. 7-9) a. Model Model merupakan struktur data. Secara spesifik class model akan mengandung fungsi kode yang akan membantu dalam segala proses yang berhubungan dengan database seperti memasukkan data, mengedit, mendapatkan dan menghapus data dalam sebuah database. b. View View merupakan informasi yang disampaikan ke pengguna. Sebuah view biasanya berupa halaman web, tetapi dalam Codeigniter sebuah view juga bisa berupa sebuah fragmen halaman seperti header dan footer. View juga bisa berupa halaman RSS atau jenis halaman web yang lain. c. Controller Controller merupakan perantara antara model dan view serta semua sumber yang dibutuhkan untuk memproses permintaan HTTP dan dalam membuat halaman web. Secara singkat urutan dari sebuah request adalah sebagai berikut: 1. User berhubungan dengan view, yang menampilkan semua informasi. 2. Saat user melakukan permintaan atau request, maka request tersebut akan diproses oleh controller. Request yang dimaksud dapat berupa perintah untuk menampilkan data, menyimpan data ataupun melakukan validasi terhadap suatu data inputan.

6 BAB II Tinjauan Pustaka Kemudian controller akan melanjutkan request yang masuk ke model untuk diselesaikan. Dari model, data akan dikirim kembali untuk proses lebih lanjut pada controller dan controller akan menampilkan data hasil proses pada view Struktur File Codeigniter Struktur file pada Codeigniter dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Struktur file pada Codeigniter Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa file-file Framework Codeigniter yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi web terdapat pada folder system. Folder - folder ini dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut (Myer, 2008): a. Kelompok pertama adalah kelompok folder yang akan diisi dengan file-file aplikasi web yang akan dibuat. Kelompok folder ini terdiri dari folder Model, View, dan folder Controller. Ketiga folder ini terdapat pada folder Application.

7 BAB II Tinjauan Pustaka 14 b. Kelompok kedua adalah kelompok folder yang berisi file-file untuk menjalankan system. Folder-folder ini terdiri dari folder system/codeigniter, system/libraries, system/database. File-file yang terdapat pada folder-folder tersebut dapat dibaca dan dirubah seuai dengan kebutuhan, tetapi harus perlu diingat bahwa merubah file-file ini bisa menyebabkan perubahan pada jalannya system. Jadi hati-hati ketika berniat untuk merubah file-file ini. c. Kelompok ketiga adalah kelompok folder yang sudah ditulis oleh pengembang Codeigniter, tetapi mungkin memerlukan penambahan atau perubahan. Folderfolder ini terdiri dari folder language, config, error. Pada dasarnya folder-folder ini sudah diatur pada setingan default, tetapi pengguna perlu untuk merubah beberapa file yang ada pada folder config begitu selesai menginstall Codeigniter untuk menentukan beberapa setingan penting. Lengkapnya penjelasan mengenai folder-folder yang ada pada folder system adalah sebagai berikut: 1. Application adalah folder yang berisi aplikasi yang dibangun. Pada dasarnya folder ini berisi model-model, view-view, controller-controller dan lainnya (seperti helper dan plugin). Dengan kata lain folder ini tempat dimana meletakkan hampir semua kode yang telah dibuat. 2. Cache adalah folder yang berisi semua halaman yang di-cache untuk aplikasi yang akan dibangun. 3. Codeigniter adalah folder tempat dimana kode utama dari Codeigniter berada. Sebaiknya tidak merubah isi dari folder ini. 4. Database adalah folder yang berisi driver-driver database dan yang berkaitan dengan database. Sekali lagi sebaiknya tidak merubah isi dari folder ini. 5. Fonts adalah folder yang berisi informasi dan hal yang terkait dengan font. 6. Helpers adalah folder yang berisi helper-helper standar yang ada di Codeigniter (seperti date, cookie, dan URL helper).

8 BAB II Tinjauan Pustaka Language adalah folder yang berisi file-file bahasa. Keberadaan folder ini dapat diabaikan, karena jarang dipergunakan oleh para pengguna Codeigniter. 8. Libraries adalah folder yang berisi librari-librari standar yang ada pada Codeigniter untuk membantu membuat calendar, mengunggah file, dan lainnya. Jika diperlukan, pengguna Codeigniter bisa membuat librari sendiri atau mengembangkan librari yang sudah ada, bahkan menggantikan librari yang sudah ada, tetapi librari-librari ini sebaiknya disimpan pada folder application/libraries untuk memisahkan dari librari-librari standar yang ada pada direktori ini. 9. Logs adalah folder yang digunakan Codeigniter untuk menulis error dan log-log yang lain 10. Plugins adalah folder yang berisi plugin. Plugin dan helper pada dasarnya sama, yang membedakan adalah plugin biasanya terdiri dari satu fungsi sementara helper sering memiliki banyak fungsi dalam satu file. Seperti sudah disinggung sebelumnya, folder system/application merupakan folder yang sangat penting karena hampir semua pekerjaan pengembang akan berhubungan dengan folder tersebut. Folder system/application dipecah menjadi beberapa folder yaitu sebagai berikut: 1. Config adalah folder yang berisi beberapa file penting yang mengendalikan konfigurasi sistem. File-file ini mengatur mengenai database dan variable-variabel yang perlu diketahui Codeigniter. 2. Controllers adalah folder yang berisi controller-controller yang dibuat untuk aplikasi yang sedang dibangun. 3. Errors adalah folder yang berisi template-template error dari Codeigniter. 4. Hooks adalah folder yang berisi hook-hook yang dibuat sendiri oleh pengguna Codeigniter. Hook sendiri adalah cara terbaik untuk memperluas inti dari Codeigniter.

9 BAB II Tinjauan Pustaka Libraries adalah folder yang berisi library yang dibuat khusus untuk aplikasi yang sedang dibangun. 6. Models adalah folder yang berisi file-file model yang dibuat untuk aplikasi yang sedang dibangun. views adalah folder yang berisi file-file view yang di buat untuk aplikasi yang sedang dibangun Konsep Pemodelan Unified Modeling Language (UML) UML itu singkatan dari Unified Modelling Language. Sesuai dengan kata terakhir dari kepanjangannya, UML itu adalah salah satu bentuk language atau bahasa. Menurut pencetusnya, UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, Memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari sistem yang sedang dimodelkan. Bahasa visual lebih dekat ke mental model pikiran kita, sehingga pemodelan menggunakan bahasa visual bisa lebih mudah dan lebih cepat dipahami dibandingkan apabila dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman. UML mendefinisikan beberapa diagram dengan dua sudut pandang yang berbeda(pender, 2003), yaitu: 1. Structural Diagram, merupakan diagram yang digunakan untuk memvisualisasikan, menjelaskan, membuat, dan mendokumentasikan aspek-aspek statik pada sistem. Ada beberapa diagram yang termasuk Structural Diagrams, salahsatunya ialah Class Diagram. Class Diagram menjelaskan sekumpulan Class serta keterhubungannya. 2. Behavioral Diagram, merupakan diagram yang digunakan untuk memvisualisasikan, menjelaskan, membuat, dan mendokumentasikan aspek-aspek dinamis sebuah sistem. Ada beberapa diagram yang termasuk Behavioral Diagrams, diantaranya : a. Use Case Diagram, menjelaskan sekumpulan use case dan aktor serta keterhubungannya. Diagram ini memodelkan semua perilaku sistem.

10 BAB II Tinjauan Pustaka 17 b. Sequence Diagram, merupakan interaction diagram yang menekankan pada waktu permintaan pesan (time ordering message). Diagram ini menjelaskan sekumpulan objek dan message dikirim dan diterima oleh objek objek tersebut. Objek-objek ini merupakan instansiasi dari Class 2.6. Konsep Metodologi Rational Unified Process (RUP) Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki 2 dimensi.(ambler, et al., 2005), yaitu: a. Dimensi pertama digambarkan secara horisontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition. b. Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment

11 BAB II Tinjauan Pustaka 18 Gambar 2 Rational Unified Proccess