Dasar pelaksanaan dari RW siaga adalah. a. Konsep Desa/ Kelurahan Siaga Propinsi Jawa Barat;
|
|
- Utami Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3.8 RW SIAGA RW Siaga RW Siaga adalah RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan/ kejadian luar biasa (KLB) secara mandiri. Dasar pelaksanaan dari RW siaga adalah a. Konsep Desa/ Kelurahan Siaga Propinsi Jawa Barat; b. Keputusan Menkes no 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga Tujuan Umum : Terwujudnya RW Siaga dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Tujuan Khusus : 1. Meningkatnya pengetahuan & kesadaran masyarakat RW tentang pentingnya kesehatan. 2. Meningkatnya kewaspadaan & kesiapsiagaan masyarakat RW terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana wabah, kegawatdaruratan,dsb) 3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi. 4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di masyarakat. 5. Meningkatnya kemampuan & kemauan masyarakat untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan (PHBS).
2 Tabel 3.3 Tabel Perkembangan RW Siaga (RW 01 Kp.Bukanagara) A FORUM MASYARAKAT ada ada ada B KADER KESEHATAN C SARANA YANKES D UKBM DAN SARANA KESEHATAN LAINNYA POSYANDU AMBULANS RW OJEG MITRA RW SIAGA DANA SEHAT CALON DONOR DARAH E Perdes ada ada ada F PHBS 47,27 % 49,73 % 49,83 %
3 Gambar 21, Kendaraan RW Siaga Tabel 3.4 Ojeg Mita RW Siaga NO Nama Ojeg Nomor Kendaraan 1. ASEP GANDA D 4878 DW 2. KUSNA D 4529 UD 3. MASKRON D 2847XE 4. OTANG D 2278 UK 5. ENTJU D 4058 UAW 6. DUDI D 5616 XX 7. AGUS D 2728 UK 8. DIK DIK D 3292 XZ 9. FERY D 4754 UAX 10 AYI ATIN D 3498 UAA
4 Tabel 3.5 Peserta Donor Darah RW Siaga NO NAMA ALAMAT GOLONGAN DARAH 1 Jajat A. Fathoni RT 02/RW 01 AB 2 Suhartini RT 02/RW 01 A 3 Tahya RT 01/RW 01 A 4 Naning RT 01/RW 01 O 5 Atim Rohendi RT 02/RW 01 A 6 Komariah RT 02/RW 01 A 7 Dedi RT 02/RW 01 O 8 Andi RT 02/RW 01 A 9 Dedeh Yuhanah RT 02/RW 01 O 10 Maskron RT 04/RW 01 A 11 Jaja Sutisna RT 03/RW 01 AB 12 Siti Kurniati RT 01/RW 01 A 13 Lina Herlina RT 02/RW 01 A 14 Wawan Ridwan RT 06/RW Rohanah RT 03/RW 01 A 16 Ikah Suryati RT 02/RW 01 A 17 Oyo Sutaryo RT 01/RW 01 A 18 Rohayati RT 05/RW 01 A 19 Eep Taryana RT 05/RW 01 O 3.7 PROGRAM KERJA POSYANDU N O JENIS KEGIATAN 1 Koordinasi dengan Ketua RW dan Rt, Tokoh Mayarakat Tabel 3.2 PROGRAM KERJA POSYANDU MELATI DESA PAGERWANGI TAHUN 2013 TUJUAN SASARAN LOKASI WAKTU 1. Menghimpun aspirasi dan harapan setiap warga untuk kemajuan 2. Melakukan inventarisasi atas kebutuhan 3. Penyusunan Ketua Rw, Ketua RT, TokoH masyarakat Posyand u Melati 01 Setiap bulan 1 x (mingg u ke- 4)
5 2. Koordinasi antar Kader dan seluruh Program Pengembangan 3. Pengolahan Data SIP 4. Mengikuti Pelatihan Kader posyandu Rencana Kerja 4. Berkoordinasi Untuk Menjalin Kemitraan 1. Menghimpun aspirasi dan harapan setiap Kader posyandu 2. Melakukan inventarisasi atas kebutuhan Maisng- masing program Penegmbanga n 3. Mengevaluasi Kegiatan ditingkat 4. Memeprsiapka n Pelaksaan Bulan Berikut Bersama- sama melakukan pencatatan dan Rekapitulasi atas Laporan maisng- masing posyandu 1. Peningaktan kapasitas Kader. 2. Peningakatan pengetahuan dan kemampuan Kader 5. Kemitraan 1. Sebagai upaya dalam menjalin kemitraan dengan pihak luar 2. Upaya dalam pemenuhan pendanaan 6. Evaluasi 1. Untuk mengevaluasi kinerja Ketua dan Kader Melati 1, dan Ketua Porogram pengembanga n Ketua dan Kader Melati 1 Ketua dan Kader Melati 1 Ketua dan Kader Melati 1, dan Ketua Porogram pengembanga n Melati 01 Posyand u Melati 01 Posyand u Melati 01 Sesuai tempat Posyand u Melati 01 Posyand u Melati 01 Setiap bulan 1 x Setiap akhir bulan 1 x Sesuai jadwal Setiap 3 bulan 1 x (mingg u ke- 4) Akhir Tahun
6 2. Mengevaluasi Kinerja 3. Mengevaluasi keseluruhan kegiatan untuk mengethaui strata posyandu Melati sudah pada tingakatn/stra ta apa. 3.9 PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Kegiatan Sebelum Pelaksanaan (H - ) Persiapan jadual, Tempat Persiapan Alat Dacin, sarung, timbangan lila Pembagian Tugas kader menghubungi sasaran melalui pengeras suara di Masjid Pembagian tugas pelaksanaan Mempersiapkan PMT Gambar 9. Kegiatan H-
7 2. Kegiatan Hari Pelaksanan (hari H) Langkah Ke I : Pendaftaran Langkah Ke II : Penimbangan Langkah Ke III : Pencatatan Langkah Ke IV : Penyuluhan Langkah Ke V : Pelayanan Kesehatan Gambar 10. Kegiatan H Possandu 3. Kegiatan Sehari Setelah Pelaksanaanj ( H +) Evaluasi kegiatan Evaluasi tingkat kehadiran sasaran di Pembagian tugas kunjungan rumah Merencanakan kegiatan bulan berikutnya.
8 Gambar 11. Kegiatan H PROGRAM- PROGRAM YANG TELAH DILAKSANAKAN Program Pokok Melati > kegiatannya adalah : 1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) Pemberian tablet tambah darah Pemberian vitamin A Pemberian Makanan Tambahan ImunisasiPenimbangan Balita Gambar 12, Pemeriksaan Ibu Hamil 2. Keluarga Berencana ( KB) Kegiatan pelayanan KB memberikan pelayanan KB meliputi Pemberian Pil KB dan Kondom!!
9 Gambar 13 Pemberian Pil KB 3. Gizi Penyuluhan gizi seimbang bagi balita dan ibu hamil diberikan oleh kader dan petugas kesehatan, pemerian makanan tambahan, penyuluhan bagi Balita. Gambar 14 Contoh Makanan Sehat 4. Immunisasi Pelayanan imunisasi yang dapat diperoleh di posyandu adalah imunisasi dasarbagi Balita yaitu Imunisasi BCG, DPT, CAMPAK, POLIO dan Imunisasi Tetanus Toxoid, bagi Pasangan Uisa Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu Hamil yang diberikanoleh Petugas Kesehatan Gambar 15. Imunisasi Bayi
10 5. Penanggulangan diare Kegiatan pencegahan dan penanggulangan diare dilakukan melalui penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi, dan pemberian pemahaman akan penggunaan Oralit. Gambar 16, Penyuluhan tentang pemberian Oralit 3.10 Program Pengembangan BINA KELUARGA BALITA Melati selain melaksanakan program pokok juga ada program pengembangan salah satunya adalah Bina Keluarga Balita (BKB). Kegiatan BKB dilaksanakan bersamaan dengan jadual kegiatan, bertempat di gedung RW 01. Kader BKB memfasilitasi balita/anak- anak dengan memberikan kebebasan berinteraksi bermain dan mengenal sesuai APE yang dimiliki oleh kader BKB Melati RW 01 Desa Pagerwangi. A. KEPENGURUSAN 1. Kelembagaan BKB Melati RW 01 Desa Pagerwangi terdiri atas Ketua Sekretaris Bendahara
11 2. Sasaran kegiatan adalah Ibu Balita yang mempunyai bayi/anak dalam kelompok umur : 0 1 tahun : tahun : tahun : tahun : tahun : 22 B. INVENTARIS 1. Buku keluarga BKB umur : 0 1 tahun 1 2 tahun tahun 3 4 tahun 4 5 tahun 2. Buku penyuluhan BKB 3. Buku catatan peminjaman APE orang tua Bayi/Balita 4. Buku daftar hadir balita 5. Buku Kas 6. Buku daftar hadir ibu sasaran
12 7. Media interaksi (bola), Puzzle 8. Buku catatan kelompok kegiatan BKB BINA KELUARGA LANSIA A. PEMBENTUKAN Gambar 17, Penyuluhan tentang BKB Kegiatan Lansia di Melati RW 01 Desa Pagerwangi sudah terbentuk sejak tahun 2011 sesuai dengan keputusan Kepala Desa Pagerwangi nomor : 476/02/2011 tentang pembentukan kelompok Lansia Melati RW 01Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang. Kegiatan BKL adalah bentuk perhatian terhadap para pra lansia dan lansia dalam hal kondisi fisik dan non fisik.
13 B. KEPENGURUSAN Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Pagerwangi kepengurusan BKL Melati RW 01 adalah sebagai berikut : C. ANGGOTA : Jumlah keseluruhan anggota BKL Melati RW 01 adalah sebanyak 174 orang, dengan rincian sebagaiu berikut : 1. Pra lansia 2. Lansia D. KEGIATAN Bentuk kegiatan pada BKL terdiri atas kegiatan fisik dan non fisik. 1. Kegiatan fisik terdiri atas pemeriksaan kesehatan dilakukan sebulan sekali melalui Posbindu meliputi cek tensi darah, timbang berat badan, dan konsultasi dengan bidan desa dan petugas kesehatan lainya dalam hal ini penanggung jawab program Posbindu, dan mengikuti kegiatan senam lansia di yang bertempat di halaman Puskesmas Lembang. 2. Kegiatan non fisik meliputi kegiatan pengajian di mesjid seminggu sekali, mengadakan tabungan sukarela dan menjaga kebersihan
14 lingkungan dengan mengadakan operasi bersih/opsih semimggu satu kali. E. INVENTARIS : Alat tensi darah Timbangan berat badan Tape dan kaset Buku- buku administrasi BKL Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan salah satu bentuk apresiasi dari pemerintah yang motor penggeraknya adalah kader- kader yang ada di desa. Dengan wadah ini diharapkan para pra lansia dan lansia akan terpantau kesehatan fisik dan non fisiknya secara berkelanjutan BINA KELUARGA REMAJA A. PEMBENTUKAN Bina Keluarga Remaja (BKR) Remaja Melati Desa Pagerwangi dirintis sejak Bulan Januari Dibentuknya BKR Remaja Melati secara umum dilatar belakangi diantarannya,visi program KB Nasional yaitu tercapainya Keluarga berkualitas tahun BKR Remaja Melati mulai efektif melaksanakan kegiatan terhitung sejak Bulan Pebruari berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Nomor : 476/02/KESRA/2011 Tentang penetapan BKR Remaja Melati RW 01.
15 B. KEPENGURUSAN Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Pagerwangi kepengurusan BKR Remaja Melati RW 01 adalah sebagai berikut : C. KEGIATAN Diera globalisasi dimana informasi dapat diakses dengan mudah maka untuk membentengi remaja perlu dilakukan penambahan ilmu dan wawasan terhadap orang tua dan remaja itu sendiri. BKR Remaja Mekati RW 01 akan melaksanakan kegiatan- kegiatan Edukatif dan Interaktif,diantarannya penyuluhan sesuai dengan program BKR yang dilaksanakan/disampaikan oleh narasumber yang kompeten. Melaksanakan pembukuan data sasaran dilingkungan RW.01,melakukan kegiatan diskusi dengan sasaran yaitu orang tua dan remaja guna menambah wawasan tentang tumbuh kembang remaja,tanggung jawab orang tua terhadap anak dan tanggung jawab anak terhadap orang tua dan dirinya. BKR Remaja Melati RW 01 selain mengedepankan pola pendidikan anak juga mengembangkan hal- hal lain yang sekiranya dapat menjadi nilai tambah terhadap program BKR yang telah ada diantarannya adalah upaya peningkatan ekonomi keluarga melalui pengembangan sayap
16 kewirausahaan,peningkatan pemahaman tentang lingkungan sekitar,menjaga ketahanan fisik dengan kegiatan outbond/luar ruangan. Diharapkan dengan kegiatan BKR ini akan merubah pola pikir dan bertambahnya wawasan orang tua dan remaja dalam hal,kesehatan reproduksi mental emosional social dan moral spiritual secara seimbang PAUD A. PEMBENTUKAN Dalam upaya meningkatkan peran serta keluarga balita perlu dibentuk kelompok BKB terintegrasi dengan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di RW 01 dibentuk pada tanggal 25 Januari 2010 dengan nama Mawar Ceria Pagerwangi. Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), telah ditetapkan sesuai Surat Keputusan Kepala Desa Pagerwangi nomor : 02/ /I/2010 B. KEPENGURUSAN Sesuai dengan surat Keputusan Kepala Desa Pagerwangi, maka ditetapkan pengurus PAUD sebagaiu berikut : C. KEGIATAN Kegiatan PAUD dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jum at kecuali hari libur, mulai pukul s/d pukul WIB bertempat digedung PAUD
17 berlokasi di gedung RW 01 Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan metode belajar yang digunakan : BCCT (Beyond Centersand Circle Time) Cerita Bermain Indoor Bermain outdoor Pembiasaan D. JUMLAH PESERTA DIDIK DAN TUTOR Jumlah Peserta didik PAUD Jumlah Tutor : 53 anak : 7 orang E. SARANA DAN PRASARANA SUDAH GEDUNG TERSENDIRI F. PERMAINAN INDOOR 1. Puzzle angka, huruf, binatang, dll 2. APE (ALat Permainan Edukatif) 3. Sentra bermain peran/musik 4. Sentra Bintang 5. Sentra Alam 6. Alat Peraga 7. Kartu Huruf/Kartu Bahasa Inggris 8. Bola Plastik G. PERMAINAN OUTDOOR 1. Tangga Pelangi 2. Ayunan 3. Bola dunia 4. Korsel 5. Jungkitan 6. Perosotan
18 Mengingat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memilkiki peran yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia, maka layanan pendidikan bagi usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia suutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mandiri serta bertanggung jawab. Gambar 18, Kegiatan PAUD
19 POSBINDU Pos Pembinaan Terpadu atau POSBINDU adalah suatu bentuk pelayanan yang melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi dan mengendalikan secara dini keberadaan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). PTM tertentu yg dikendalikan dalam pelayanan posbindu adalah Hipertensi, penyakit jantung koroner, Diabetes, kanker, Penyakit paru obstruktif kronis, osteoporosis, asam urat, asma, stroke, obesitas (kegemukan), batu ginjal, dan lain- lain. Pembentukan Posbindu ini dilakukan karena tingginya angka PTM di kalangan masyarakat. Perubahan pola penyakit di masyarakat dari penyakit menular ke arah PTM menjadi masalah kesehatan baru. Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan. PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik. Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Mengingat hal tersebut, maka penting adanya dukungan masyarakat akan berjalannya kegiatan Posbindu. Kegiatan Posbindu ditujukan untuk remaja hingga dewasa mulai umur 12 tahun, baik yang memiliki faktor risiko PTM!!
20 (merokok, pola makan tidak seimbang, kegemukan, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, kurang aktifitas fisik, riwayat keluarga dengan penyakit tidak menular, dll) maupun orang yang tidak memiliki faktior risiko PTM. Gambar 19, Kegiaatn Posbindu Melati
21 Kelompok Wanita Tani Percepatan Penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan pondasi dari ketahanan pangan. Bermula dari pandangan ahli gizi yang menyatakan bahwa pangan yang beragam akan dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia, di samping itu penganekaragaman konsumsi pangan juga memiliki dimensi lain bagi ketahanan pangan. Bagi produsen, penganekaragaman konsumsi pangan akan memberi insentif pada produksi yang lebih beragam, termasuk produk pangan dengan nilai ekonomi tinggi dan pangan berbasis sumber daya lokal. Sedangkan jika ditinjau dari sisi konsumen, pangan yang dikonsumsi menjadi lebih beragam, bergizi, bermutu dan aman. Di samping itu, dilihat dari kepentingan kemandirian pangan, penganekaragaman konsumsi pangan juga dapat mengurangi keter- gantungan konsumen pada satu jenis bahan pangan. Oleh karena itu, kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah: 1. Mendorong penganekaragaman pola konsumsi pangan masyarakat berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif. 2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
22 3. Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non- beras, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya Kelompok Wanita Tani MELATI memiliki anggota sebanyak 28 orang, yang terdiri dari ibu- ibu penggerak PKK dan Kader melati, Tujuan didirikannya Kelompok Wanita Tani MELATI adalah : 1. Meningkatkan wawasan pengetahuan masyarakat pada umumnya khususnya bagi anggotanya tentang penganekaragaman pola konsumsi pangan berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman 3. Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non- beras, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya Kegiatan Kelompok Wanita Tani MELATI 1. Pemanfaatan lahan pekarangan anggota kelompok. Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup sekaligus sebagai tabungan keluarga dan penambah keindahan. Hal ini berarti para keluarga dapat menyediakan sendiri bahan pangan yang beranekaragam melalui pengelolaan lahan pekarangan baik yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain 2. Pembuatan Demplot kebun kelompok yang terletak di sekretariat KWT MELATI ditanami tanaman sumber karbohidrat (Talas, Ubi Jalar, singkong) sayuran (Kangkung darat, Bayam, Causin, Terung, Cabe Rawit, Bawang Daun, Saledri, Kacang Panjang, Tomat dll.), Tanaman buah- buahan (Jeruk peras, Jambu Biji, Mangga, Pisang, Rambutan dll). Serta apotik hidup ( Katuk, Sirih, Jahe, Lengkuas, Sembung, Kapol dll) serta memelihara ikan sebagai sumber protein.
Tabel 3.2 PROGRAM KERJA POSYANDU KUNTUM MEKAR 18 DESA JAYAMEKAR TAHUN 2014 JENIS
3.7PROGRAM KERJA N O Tabel 3.2 PROGRAM KERJA POSYANDU KUNTUM MEKAR 18 DESA JAYAMEKAR TAHUN 2014 JENIS TUJUAN SASARAN LOKASI WAKTU KEGIATAN 1 Koordinasi dengan Ketua RW dan RT, Tokoh Mayarakat 2. Koordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Realitas masyarakat terhadap layanan bidang kesehatan membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Realitas masyarakat terhadap layanan bidang kesehatan membutuhkan suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah, serta mampu menjawab berbagai
Lebih terperincid. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu
1. BKR (Bina Keluarga Remaja) Dalam upaya meningkatkan peran keluarga dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja baik fisik, intelektual dan kesehatan reproduksi mental emosional sosial dan moral spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan
Lebih terperinciVISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan
EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.
No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI
Lebih terperinciMeja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02.A TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF
Lebih terperinciDisampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012
Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,
Lebih terperinciWujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986
POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Lebih terperinciCATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :
CATATAN KELUARGA Lampiran III - 18 CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR : STATUS JENIS NAMA ANGGOTA TGL/BL/TH KELAMIN TEMPAT KELUARGA TIDAK
Lebih terperinciBAB V HASIL KEGIATANPOSYANDU KUNTUM MEKAR 18. Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok NO INDIKATOR CAKUPAN K/S 100 % 100% -
BAB V HASIL KEGIATANPOSYANDU KUNTUM MEKAR 18 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok NO INDIKATOR CAKUPAN 2012 2013 2014 1. GIZI K/S 100 % 100% - D/S 83,33% 91,48% - N/S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. SDM yang baik adalah SDM yang memiliki mental
Lebih terperinci5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan
POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.
Lebih terperinciSaat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di
KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM PENDAHULUAN A.Latar Belakang Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Realitas masyarakat terhadap layanan bidang kesehatan membutuhkan suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah, serta mampu menjawab berbagai
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 % kematian
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius
Lebih terperinciKETUA TIM PENGGERAK PKK DESA CILANDAK KEC. CIBATU
KETUA TIM PENGGERAK PKK DESA CILANDAK KEC. CIBATU 1 EKSPOSE PKK I. ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN II. KESEKRETARIATAN III. KEUANGAN IV. KEGIATAN POKJA - POKJA V. PENUTUP I. ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN Tim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu formal, informal dan non formal. Pendidikan informal merupakan kegiatan pembelajaran di luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkunagan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Oleh
Lebih terperinciTIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG
TIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG JL. R.A KARTINI 1 TULUNGAGUNG Telp. 0355-323738 fax. 0355-323738 GERAKAN PKK DENGAN 10 PROGRAM POKOKNYA I. Pengertian Gerakan PKK Gerakan pkk adalah Gerakan Nasional
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN POS PELAYANAN TERPADU TERINTEGRASIDI KOTA BUKITTINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI
PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id
Lebih terperinciDUKUNGAN PKK DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN BER PHBS TP PKK PUSAT
DUKUNGAN PKK DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN BER PHBS TP PKK PUSAT TP PKK sebagai gerakan nasional dalam pembangunan yang tumbuh dan berkembang dari bawah dengan pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat
Lebih terperinciBUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF
Seri Desa Siaga Aktif MENUJU MASYARAKAT BER-PHBS di Desa Membangun menuju Desa Peradaban BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan 2010 Gerakan Sadar PHBS cara murah
Lebih terperinciMATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU
MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian SIP dan manfaatnya Peserta dapat menyebutkan nama-nama format SIP Peserta dapat
Lebih terperinci: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ORGANISASI URUSAN PEMERINTAHAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA JUMLAH
URUSAN PEMERINTAHAN : 1.11. - PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ORGANISASI : 1.11.01. - BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA KODE REKENING 1.11.1.11.01.00.00.5. BELANJA DAERAH 25.421.582.934,00
Lebih terperinciPEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.
PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa Prevalensi gagal jantung
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2015 No.05,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. Pedoman Umum, pelaksanaan, program, penyediaan, makanan tambahan, Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TIM PENGGERAK PKK DESA PANDEMULYO
PROGRAM KERJA TIM PENGGERAK PKK DESA PANDEMULYO BENDAHARA 1. Program Pengelolaan Administrasi Keuangan Jenis Kegiatan : 2. Program Evaluasi Keuangan 1. Mengumpulkan rencana anggaran biaya ( RAB ) kegiatan
Lebih terperinciDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciSITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT
SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciLAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU
LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU LAMPIRAN I : PERATURAN :... NOMOR :... TANGGAL : DAFTAR ISIAN DATA POSYANDU Nama Posyandu :... Alamat : Jalan... RT/RW :... Dusun/Lingkungan :... Desa/Kelurahan
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016
SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciOLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)
OPTIMALISASI POSYANDU DAN POSBINDU DLM UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI) 1. Mengidentifikasi masalah
Lebih terperinciUNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN
UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat masyarakat, Pemerintah Kelurahan Kedungmundu bersama lembaga masyarakat telah mengupayakan kegiatan/gerakan menuju masyarakat sehat yang diikuti
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat
Lebih terperinci._-" 'x'- '\~ ~ -.'\:.:,;.'.".;,~p,.. ",:,..;...:t;1l. -91.:'l;1. !JI~ f!i'~plj~ ~ wkkta~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
'1-
Lebih terperinciPenganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciPromosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian
Lebih terperinciWALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN
SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN
Lebih terperinciSUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI
SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI Adalah : Upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik atau
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SINERGITAS PENANGANAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017
Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017 Disampaikan Pada : Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Program Kesehatan Masyarakat Bekasi 14-17 Juni 2016 STATUS KESEHATAN PEREMPUAN Angka Kematian Ibu
Lebih terperinciJakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA
1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran
Lebih terperinciPOSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA
POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA PELATIHAN POSDAYA BAGI TIM PELAKSANA Disampaikan pada acara Pembekalan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 24 Juni 2015 24-Jun-15 1 LAHIR DILATAR BELAKANGI:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Intensi 1. Definisi Intensi Menurut kamus besar Dagun (2006), intensi adalah keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Lebih terperinciTUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : Tanggal : PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciNO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan Penyediaan Jasa, Peralatan dan Perlengkapan Kantor,44,,000.00 79,58,000.00 Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah 44,650,000.00 Program pemeliharaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan
Lebih terperinciAnak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.
Skenario Kepala Puskesmas Melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabat sebagai kepala Puskesmas sekitar 6 bulan. Ibu Ani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
Lebih terperinciPoliklinik Kesehatan Desa
Poliklinik Kesehatan Desa Oleh : 1. Diyan Mayangsari (090949) 2. Retno (101065) 3. Ayu Andriani (111112) 4. Siti Marfuah (111113) 5. Ewi Susilaningsih (111140) 6. Ummu Halida (111171) 7. Titah Adista (111172)
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Nama peneliti : Noerma Syahputri Nim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pola
Lebih terperinciBUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011
BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGARAAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228
Lebih terperinciPERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR
PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Padengo tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Popayato Barat.
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017
RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
Lebih terperinciISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA
ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang termasuk pada kategori PAUD sejenis yang programnya terintegrasi dengan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperinciOleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA
Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciGAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG
GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG NO TENAGA KESEHATAN TOTAL PNS 1. Dokter umum 183 NON PNS 59 2. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 11 12 15 9 12 6 4. Dokter
Lebih terperinci