PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015

2 SAMBUTAN Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi kesehatan, hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perikanan budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC). AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut, sub sektor perikanan budidaya sebagai barometer utama pembangunan perikanan nasional didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektifitas, ramah lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety). Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan diperankan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional berorientasi pada trend pasar global dan lokal. Percontohan kawasan perikanan budidaya yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien serta mampu mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) menjadi hal mutlak yang harus segera ditransfer secara massive kepada masyarakat pembudidaya. Untuk itu peran diseminasi teknologi anjuran melalui pengembangan kawasan perikanan budidaya ikan ini menjadi sangat penting sebagai upaya dalam memberikan tontonan, tuntunan dan tauladan bagi masyarakat terkait pengelolaan budidaya yang berkelanjutan. Petunjuk Pelaksanaan Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya yang dilaksanakan UPT Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, ini diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan Perontohan di kawasan perikanan budidaya dimaksud. Jakarta, Januari 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si i

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-nya, Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu. Juklak percontohan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama UPT Ditjen Perikanan Budidaya dan Pokdakan sebagai pelaku utama di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari identifikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan, operasional budidaya) sampai dengan proses pelaporan. Agar kesuksesan pelaksanaan percontohan bisa lebih terjamin, Juklak ini juga mengatur system monitoring, pembinaan dan evaluasi percontohan. Ini diatur secara berjenjang mulai dari pembina pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota. Juklak ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak, karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada Seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang telah mengawal secarain tensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan akuntabel. Terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya sejak persiapan hingga finalisasi Juklak ini. Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan perikanan budidaya kini dan masa mendatang. Jakarta, Januari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno, M.Sc ii

4 DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Sasaran Ruang Lingkup Indikator Keberhasilan Istilah dan Definisi... 2 BAB II KELEMBAGAAN Pembina Pusat Pembina Tingkat Provinsi Pembina Tingkat Kabupaten/Kota Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya Tim Teknis Kelompok Pembudidaya Mitra... 5 BAB III MANAJEMEN PERCONTOHAN Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan Sosialisasi/Koordinasi... 6 iii

5 Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksanaan Percontohan Persiapan Pembinaan Teknis Temu Lapang Pola Pengelolaan Percontohan Berbasis pada Manajemen Kelompok secara Kolektif Melibatkan Partisipasi Masyarakat secara aktif Penguatan Kelembagaan pokdakan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring Evaluasi Pelaporan Laporan Bulanan Laporan Pendahuluan Laporan Kemajuan Laporan Akhir BAB V PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN Sumber Dana Hasil Kegiatan Percontohan BAB VI PENUTUP LAMPIRAN iv

6 DAFTAR LAMPIRAN 1. SK Form v

7 DAFTAR TABEL 1. Jadwal Pelaksanaan Percontohan Kawasan Budidaya melalui UPT tahun vi

8 DAFTAR GAMBAR 1. Kelembagaan Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya melalui Dana UPT tahun Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Kawasan Budidaya melalui Dana UPT tahun Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya melalui Dana UPT tahun vii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan industrialisasi perikanan yang saat ini tengah menjadi fokus perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan, merupakan sebuah kebijakan strategis dalam upaya menggerakkan seluruh potensi perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan nilai tambah (Add Value) produk, sehingga diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka pengembangan industrialisasi perikanan budidaya yang merupakan salah satu mata rantai utama dalam kebijakan industrialisasi perikanan sebagai pemasok kebutuhan bahan baku bagi industri di hilir, akan terus didorong bukan hanya dari sisi peningkatan produksi, namun demikian melalui peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety). Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB) sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan keberlanjutan usaha budidaya. CBIB yang telah digaungkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)-KKP Sejak tahun 2007 telah terbukti efektif, efisien, berkelanjutan dan menguntungkan. Fakta dari keberhasilan penerapan teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional. Sebagai acuan pelaksanaan percontohnan di kawasan perikanan budidaya oleh UPT Perikanan Budidaya perlu disusun Petunjuk Pelaksnaan Percontohan untuk dapat dikembangkan di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan Maksud dan Tujuan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi UPT untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan perikanan budidaya. Tujuannya adalah agar pelaksanaan percontohan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien Sasaran Sasaran yang diharapkan adalah : 1. Terlaksananya percontohan pengembangan di kawasan perikanan budidaya tahun 2015 oleh UPT Ditjen Perikanan Budidaya 1

10 2. tersedianya acuan bagi UPT, Dinas Provinsi/Kabupaten/ Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan percontohan Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) meliputi beberapa tahapan kegiatan, antara lain : kelembagaan; manajemen percontohan; monitoring, evaluasi dan pelaporan, pembiayaan dan hasil kegiatan Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah : 1. Terealisasinya percontohan di kawasan perikanan budidaya secara efektif, efisien dan tepat waktu; 2. Meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakkan; 3. Meningkatnya Pokdakkan yang menerapkan teknologi anjuran dan siap untuk sertifikasi CPIB dan atau CBIB Istilah dan Definisi 1. Kawasan Perikanan Budidaya adalah hamparan untuk pengembangan budidaya ikan dalam bentuk kluster 2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya berbasis kelompok dan satu manajemen 3. Ditjen Perikanan adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 4. Dinas Provinsi adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat provinsi 5. Dinas Kabupaten adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat kabupaten 6. Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH) adalah Badan yang mengkoordinasikan penyuluhan ditingkat provinsi; 7. Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELUH) adalah Badan yang mengkoordinasikan penyuluhan di tingkat kabupaten; 8. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok, yang mengembangkan usaha produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya. 9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. 10. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan dengan prinsip saling menguntungkan 2

11 11. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan 12. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan. 13. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. 3

12 BAB II KELEMBAGAAN Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan budidaya ikan, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina, Tim Teknis serta kelompok pelaksana percontohan (Gambar 1). Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat) Dinas Provinsi dan BAKORLUH (Pembina Prov) UPT DJPB (Penanggung Jawab Pelaksana) Dinas Kab/Kota dan BAPELUH (Pembina Kab/Kota) Tim Teknis: - UPT DJPB - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPTK - UPTD Kab/Kota Pokdakkan Mitra Gambar 1. Kelembagaan percontohan kawasan perikanan budidaya melalui dana UPT tahun Pembina Pusat Dalam rangka pelaksanaan percontohan kawasan budidaya, Direktur Jenderal membentuk tim pembina tingkat pusat yang terdiri dari Direktorat lingkup Direktorat 4

13 Jenderal yang dikoordinasikan oleh Direktorat Produksi (SK dalam lampiran 1). Tim Pembina Pusat bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi : a) Merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan. b) Menyusun petunjuk pelaksanaan percontohan c) Menyusun petunjuk teknis bersama UPT. d) Melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan bersama UPT Pembina Tingkat Provinsi Pembina di tingkat Provinsi yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan atau yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di tingkat provinsi dan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH), mempunyai tugas mendukung dan membantu UPT Ditjen Budidaya untuk melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi Pokdakan pelaksana Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya Pembina Tingkat Kabupaten/Kota Pembina di tingkat Kabupaten dikoordinasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang membidangi Perikanan Budidaya yang berkoordinasi dengan BAPELUH, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut: a) Bersama UPT, Dinas KP Provinsi dan Penyuluh melakukan Sosialisasi pelaksanaan percontohan kawasan perikanan budidaya; b) Melakukan pembinaan dan monitoring terhadap jalannya pelaksanaan percontohan kawasan budidaya; c) Melakukan pembinaan pokdakan untuk pengembangan dan keberlanjutan kegiatan percontohan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya Unit Pelaksana Teknis (UPT) bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pelaksanaan percontohan kawasan perikanan budidaya. Untuk kelancaran pelaksanaan, UPT bertanggung jawb : a) Menyusun petunjuk teknis percontohan bersama pusat; b) Membuat rancangan desain percontohan dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB); c) Menunjuk penanggung jawab/koordinator komoditas sebagai ketua Tim Teknis; d) Menetapkan lokasi dan Pokdakan percontohan berdasarkan usulan hasil identfikasi Tim Teknis, dibuktikan dengan Berita Acara penetapan (lampiran 3c); e) Melakukan pendampingan teknis dan manajemen percontohan di kawasan perikanan budidaya; f) Melaksanakan temu lapang untuk mengevaluasi pelaksanaan percontohan; g) Membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang dibuktikan dengan berita acara (lampiran 6); 5

14 h) Melaporkan kepada Ditjen Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi baik laporan bulanan, pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (lampiran 2, 3, 4 dan 5) 2.5. Tim Teknis Tim Teknis pelaksana Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya terdiri dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya; Dinas Kab/Kota yang membidangi perikanan budidaya, UPTD dan Penyuluh yang diusulkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota. Tim Teknis ditetapkan oleh Kepala UPT Ditjen Perikanan Budidaya dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan, meliputi: a) Melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana; b) Merekomendasikan lokasi percontohan berdasarkan spesifikasi teknis dan kualifiakasi wilayah; c) Melakukan identifikasi di 3 (tiga) lokasi (lampiran 3a); d) Melakukan identifikasi di 3 (tiga) Pokdakan pelaksana (lampiran 3a); e) Mengusulkan 1 (satu) lokasi dan 1 (satu) Pokdakan dari hasil identifikasi yang memenuhi persyaratan, dibuktikan dengan Berita Acara. (lampiran 3b); f) Mensosialisasikan percontohan kawasan budidaya; g) Menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan (lampiran 3e) h) Menunjuk manajer teknis yang berkompeten sebagai penanggung jawab operasional harian; i) Melakukan pendampingan teknis pelaksanaan percontohan; j) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (lampiran 4b) k) Melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala UPT yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi melalui alamat website Kelompok Pembudidaya Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan kawasan budidaya yang diusulkan oleh Tim teknis dan ditetapkan oleh Kepala UPT dan bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (lampiran 3d) berupa: a) Penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan b) Sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan Minapolitan c) Sanggup melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); d) Menerapkan dan disertifikasi CPIB/ CBIB; e) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit. 6

15 2.7. Mitra Mitra adalah stakeholder terkait yang akan mendukung keberlanjutan usaha budidaya terutama dalam hal membantu penjaminan promosi dan pemasaran produk. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk koperasi dan atau bermitra dengan stakeholders lainnya untuk penyediaan sarana produksi dan permodalan. 7

16 BAB III MANAJEMEN PERCONTOHAN Manajemen percontohan pada kawasan budidaya tahun 2015 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan percontohan (Gambar 2). Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan Kawasan PB Ditjen PB Sosialisasi/K oordinasi Pembina Pusat/UPT Pelaksanaan Percontohan Tim Teknis Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Penetapan Lokasi dan Pokdakan Tim Teknis UPT Manajemen Kelompok Kolektif: - Penguatan Kelembagaan - Kompetensi SDM - Transfer/Alih Teknologi - Pola Kemitraan - Pasar - Penguatan Modal - Swasta - Assosiasi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Gambar 2. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan kawasan Budidaya melalui Dana UPT tahun Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan Sosialisasi/Koordinasi Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berkoordinasi dengan Dinas KP Kabupaten/Kota dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret Peserta sosialisasi adalah calon pokdakan pelaksana di kawasan percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara. 8

17 Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Lokasi pengembangan percontohan ditetapkan dengan mempertimbangkan spesifikasi potensi wilayah dan kesesuaian berdasarkan kriteria teknologi anjuran dengan mempertimbangkan aspek pendukung baik teknis maupun non teknis (lampiran 3a). Disamping itu, Pemilihan lokasi juga diharapkan dapat menjamin keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan kawasan perikanan budidaya agar diproritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/Kota tahun 2015 tetapi berada di Sentra pengembangan perikanan budidaya. Lokasi pengembangan percontohan penerapan teknologi anjuran (CBIB) dilakukan di lahan milik kelompok pembudidaya ikan, yang telah memenuhi kriteria, antara lain : a) Aspek Teknis Aspek kesesuaian lokasi sesuai standar kelayakan budidaya (Payau, Laut, Tawar, Hias). Berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya Tidak dalam areal banjir dan cemaran Aspek daya dukung lingkungan Kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan (teknologi anjuran) b) Aspek Non Teknis Kelembagaan kelompok Aspek sosial budaya Aspek kemudahan (Aksesibilitas, sumber benih dan pasar) Kondisi sarana dan prasarana penunjang Komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah c). Aspek Legalitas Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai dengan tata ruang daerah dan tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan peruntukan pengembangan perikanan. Identifikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis Pelaksanaan sesuai dengan persyaratan (lampiran 1b). Hasil identifikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita acara (lampiran 3a) Penetapan Lokasi dan Pokdakan Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala UPT Ditjen Perikanan Budidaya berdasarkan usulan Tim Teknis melalui Surat Ketetapan Kepala Balai Unit Pelaksana Teknis. Lokasi terpilih akan dipasang papan nama dengan ketentuan sebagai berikut: 9

18 Gambar 3. Contoh papan nama di lokasi percontohan perikanan budidaya 10

19 3.2. Pelaksanaan Percontohan Persiapan a) Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan persyaratan teknis budidaya. b) Penyediaan Sarana dan Prasarana Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah. Agar jadwal pengadaan oleh Satker Unit Pelaksana Teknis (UPT) disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan percontohan. c) Pemilihan Komoditas Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria : Potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat/ POKDAKAN; Mudah dipasarkan; Meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha; Dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal; Dapat dipanen dalam skala masal; Mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi. d) Penerapan Teknologi Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan budidaya ikan merupakan Teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis) Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai dengan panen harus mengikuti kaidahkaidah Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) Pembinaan Teknis Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas KP Provinsi, Dinas KP Kabupaten/Kota, UPT dan Tim Teknis, yang dilakukan secara bertahap sejak persiapan, pelaksanaan budidaya hingga pelaksanaan panen Temu Lapang 11

20 Temu lapang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lokasi percontohan dengan melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota, Tim teknis, Mitra dan Pokdakan lainnya, yang bertujuan untuk: a) Mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektifitas percontohan; b) Menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan; c) Menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi pemecahannya Pola Pengelolaan Percontohan Pola pengelolaan percontohan kawasan perikanan budidaya dilakukan berdasarkan pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan teknologi yang dianjurkan Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain, usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible. Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah finansial; harus memiliki seorang manajer teknis yang menguasai SOP dan paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 5 kelompok kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan orang. Kelompok kolektif mengoperasikan seluruh petak kolam/tambak dengan iuran yang identik namun mengerjakan pemeliharaan di petak masing-masing. Kegagalan usaha di satu petak akan ditutupi oleh keuntungan dari petak-petak yang lain, karena biaya operasional seluruh kolam/tambak adalah tanggung jawab bersama, demikian juga resiko ditanggung bersama (tanggung renteng) Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek (pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Pengembangan percontohan penerapan teknologi anjuran 12

21 budidaya ikan ini diharapkan akan menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan Penguatan Kelembagaan Pokdakan Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan menguntungkan semua pihak. Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui : a) Partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha; b) Pembentukan koperasi kelompok c) Pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok d) Peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok e) Menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya yang saling menguntungkan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2015 dilakukan melalui tahapan sebagaimana tabel 1. Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan kawasan budidaya melalui dana UPT tahun 2015 No I Detail Kegiatan PERSIAPAN Penanggung Jawab A Pembentukan Tim Teknis UPT B Identifikasi calon lokasi dan calon Kelompok Tim Teknis C Sosialisasi UPT dan Dinas KP Kab/Kota D Penetapan Lokasi dan Kelompok UPT E Penentuan SOP Tim Teknis II PELAKSANAAN A Persiapan lahan Tim Teknis dan Pokdakan Penebaran UPT, DKP Kab/Kota,Ti m Teknis, & Pokdakan Pemeliharaan Tim Teknis & Pokdakan B Pembinaan Tim Teknis C Temu Lapang UPT & Bulan Ke- Indikator

22 E II I Panen MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Dinas KP Kab/Kota UPT,Tim Teknis, Pokdakan, & Pembina A Monitoring Tim Teknis dan Pembina B Evaluasi UPT dan Pembina C Laporan Bulanan Tim Teknis D Laporan Pendahuluan UPT E Laporan Kemajuan UPT F Laporan Akhir UPT 14

23 BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 4.1. Monitoring Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak lansung melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektifitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk membandingkan antara rencana dengan realisasi kegiatan untuk menjadi rekomendasi yang akan datang. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menganalisa relevansi, efektifitas dan dampak dari hasil pelaksanaan kegiatan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternative solusi dan rencana tindak lanjut. Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya tersebut mencakup : a) Penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan; b) Produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi percontohan setelah melalui input teknologi; c) Dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan pendapatan Pokdakan serta keberlanjutan sistim usaha budidaya di tingkat Pokdakan; d) Penguatan kelembagaan, kemandirian Pokdakan dan kerjasama kemitraan; e) Persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya. 4.3 Pelaporan Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh UPT kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi ditembuskan kepada Dinas KP Provinsi/Kabupaten/Kota. Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, yang dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Monitoring Produksi dan Anggaran Budidaya (SIMPrABu) yang dapat diakses dengan alamat website Penggunaan password dapat menghubungi Direktorat Produksi DJPB. 15

24 Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir dapat disampaikan melalui via pos, faks atau Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat) Dinas Kabupaten/Kota (Penanggung Jawab Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPTK - UPT Kab/Kota Pokdakkan Keterangan: Dinas Provinsi (Pembina UPT Ditjen PB (Pendamping) : Menyampaikan Laporan : Tembusan Gambar 3. Proses Pelaporan Percontohan di Kawasan Perikanan budidaya melalui dana UPT tahun Laporan Bulanan Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya oleh tim teknis disampaikan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perikanan Budidaya Terpadu (SIMPrABu) kepada Kepala UPT. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada lampiran Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis, identifikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta 16

25 jadwal pelaksanaan kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada lampiran Laporan Kemajuan Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau ). Format laporan kemajuan sebagaimana pada lampiran Laporan Akhir Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan percontohan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. sejak persiapan sampai dengan kegiatan proses produksi berakhir, termasuk hasil dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan. Laporan tertulis secara naratif dan disusun secara sistematis, dengan outline. Format laporan akhir sebagaimana pada lampiran 5. 17

26 BAB V PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN 5.1. Sumber Dana Sumber pembiayaan untuk kegiatan percontohan Kawasan Perikanan Budidaya berasal dari APBN melalui Satker Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya Tahun Hasil Kegiatan Percontohan Hasil kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya diserahkan oleh UPT kepada Pokdakan dengan dilengkapi Berita Acara serah terima hasil percontohan yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Hasil percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awal pengembangan selanjutnya. Pelaksanaan siklus berikutnya dilakukan oleh Pokdakan dengan pendampingan teknis oleh UPT, penanggung jawab pembinaan kelompok dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. 18

27 BAB VI PENUTUP Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui penerapan teknologi anjuran selain sebagai sarana model percontohan yang menerapkan teknologi adaptif, aplikatif dan efesien merupakan implementasi penyebarluasan informasi teknologi kepada masyarakat yang diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan minat pembudidaya ikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan. Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan pola kemitraan serta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang diharapkan kelompok dapat meningkatkan status kelompok menjadi kelompok mandiri (bankable). Petunjuk pelaksanaan percontohan penerapan teknologi anjuran ini diharapkan akan menjadi acuan bagi UPT dalam mensosialisasikan teknologi anjuran adaftif dan aplikatif terhadap pembudidaya ikan, sehingga sasaran pengembangan budidaya tercapai sebagaimana yang diharapkan. DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA ttd SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas AgungWitjaksono 19

28 LAMPIRAN UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

29 Lampiran -1 SK Dirjen Perikanan Budidaya tentang Tim Pembina Pusat UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

30 UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

31 LAPORAN BULANAN KEGIATAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)..... TAHUN 2015 Lampiran-2 Laporan Bulanan Kegiatan Percontohan Tim Teknis : Pokdakan Pelaksana : Lokasi - Desa : - Kecamatan : - Kabupaten : - Provinsi : Komoditas : Periode Bulan : No Detail Kegiatan Indikator 1 Minggu I Progres Kemajuan Pekerjaan (%) Minggu Minggu II III Minggu IV Permasalahan Tindakan Keterangan 2 3 UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

32 UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

33 LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)..... TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Tujuan dan Sasaran Lampiran-3 Format Laporan Pendahuluan II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN a. Tim Teknis b. Calon Lokasi dan Calon Pokdakan c. Waktu Identifikasi dan hasil Identifikasi d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksana Percontohan e. Kesanggupan Pokdakan Pelaksana III. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN a. Kondisi Lokasi b. Kelembagaan Pokdakan IV. RENCANA PELAKSANAAN a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Panen V. PENUTUP Lampiran-Lampiran 1. Lampiran Form SK Penetapan Tim Teknis; 2. Lampiran Form Checklist Hasil Identifikasi; 3. Lampiran Form BA Usulan Lokasi dan Pokdakan oleh Tim Teknis; 4. Lampiran Form BA Penetapan oleh Kepala UPT; 5. Lampiran Form Surat Pernyataan Kesanggupan Pokdakan; 6. Lampiran Form Jadwal dan Rencana Kerja; UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

34 Lampiran-3a Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2015 CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PERCONTOHAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)... TAHUN 2015 Tim Teknis (Ketua) : Nama Pokdakan : Lokasi Usaha - Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : Tanggal Identifikasi : Komuditas : No. Persyaratan I Lokasi 1 Sesuai dengan tata letak daerah, tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan 2 Secara teknis berada pada lingkungan yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan dibudidayakan 3 Tingkat resiko bahaya keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah 4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan, komunikasi, sumber benih, pasar dll) II Kelembagaan Kelompok 1 Memiliki surat keterangan/ pengukuhan kelompok dan atau terdaftar di Dinas Kab/ Kota 2 Memiliki struktur organisasi dan anggota/ SDM yang jelas/memadai Kesesuaian Ya Tidak Kondisi existing/keterangan UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

35 3 Status kelompok telah berkembang dan masih aktif dalam kegiatan usaha budidaya 4 Belum pernah menerima bantuan dana PUMP/TP dari Ditjen PB 1 Kesimpulan : 2 Usulan/Rekomendasi :..., tanggal/bulan/tahun TIM TEKNIS No Nama/ Jabatan Tanda tangan 1... ( Ketua) ( Anggota) ( Anggota) ( Anggota) 4... Catatan: *) coret yang tidak perlu UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

36 Lampiran-3b Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya Tahun 2015 Nomor :..... Pada hari ini tanggal. bulan..... tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... NIP :... Jabatan :... bertindak sebagai ketua Tim teknis Satuan kerja : Menyatakan bahwa: Nama Kelompok :.. Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat : Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2015 yang dilaksanakan pada tanggal... bulan... tahun 2015, telah memenuhi persyaratan dan kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana percontohan Perikanan Budidaya Tahun 2015 (data pokdakan dan hasil identifikasi terlampir). Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Pokdakan tersebut di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana percontohan Perikanan Budidaya Tahun Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui: Yang mengusulkan: UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

37 Ketua kelompok ttd (...) Ketua Tim teknis ttd (...) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

38 Lampiran-3c Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan Percontohan kawasan Perikanan Budidaya Tahun 2015 Nomor :..... Pada hari ini tanggal. bulan..... tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Jabatan : Satuan kerja : Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan di kawasan sentra Perikanan Budidaya Tahun 2015 Nomor :... tahun 2015 yang mengusulkan : Nama Kelompok :.. Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat : Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana percontohan di sentra kawasan Perikanan Budidaya Tahun Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kepala Dinas Kabupaten/Kota... ttd (.) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

39 Keterangan; Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT (derajat ( 0 ) menit ( ) detik ( ) LS/LU dan derajat derajat ( 0 ) menit ( ) detik ( ) BB/BT) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

40 Lampiran-3d BA Surat Kesanggupan Pokdakan SURAT PERNAYATAAN KESANGGUPAN Pada hari ini tanggal.. bulan..tahun dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Kelompok : 2. Lokasi Unit Budidaya: Dengan ini menyatakan kesanggupan melaksanakan percontohan perikanan budidaya tahun 2015 dan memenuhi ketentuan: f) Menyiapkan lahan percontohan budidaya; g) Mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan budidaya; h) Melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); i) Menerapkan dan disertifikasi CBIB; j) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit; k) Mengembangkan secara berkelanjutan ke kawasan budidaya lainnya. Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenar - benarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinnya., tanggal/bulan/tahum 1. Ketua Kelompok ttd 2.Wakil Ketua 3.Sekretaris 4.Anggota 5.Anggota Meterai 6000 (Nama ) ttd (Nama ) ttd (Nama ) ttd (Nama ) ttd (Nama ) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

41 Lampiran-3e Rencana Kerja dan jadwal Pelaksanaan UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

42 Lampiran-4 Laporan Kemajuan Percontohan I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Sasaran c. Rencana Kerja/ Tahapan Pelaksanaan Kegiatan II. III. IV. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERCONTOHAN a. Indikator keberhasilan dan target b. Kondisi dan Perkembangan pencapaian target c. Permasalahan RENCANA TINDAK LANJUT a. Alternatif solusi/pemecahan masalah b. Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target PENUTUP Lampiran-Lampiran 1. Lampiran Form Kemajuan Pekerjaan 2. Lampiran Form Monitoring Kualitas Air 3. Lampiran Form Peforma Ikan dan 4. Lampiran Form Mortalitas Ikan UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

43 UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

44 Lampiran-4a Form Laporan Kemajuan Percontohan LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)..... TAHUN ) Tim Teknis (Ketua) : 2) Nama Pokdakan (Ketua) : 3) Manajer Teknis (MT) : 4) Lokasi Usaha - Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : - Telp dan Fax : 5) Surat Keterangan Dinas/ : Surat Pengukuhan Kelompok 6) Informasi lahan - Total luas lahan (ha) : - Luas bersih lahan budidaya (ha) : - Jumlah petak pemeliharaan (unit) : - Luas petak rata-rata (m 2 /petak) : 7) Asal benih/benur/bibit : 8) Jenis komoditas budidaya : 9) Kapasitas produksi (ton/thn) : 10) Jumlah Pekerja : No. I Uraian Kegiatan Persiapan Penaggung Jawab Progres/ Kemajuan Kegiatan Detail Kegiatan Fisik (% ) Permasalahan dan Kendala Tindakan/ Rencana Tindak Lanjut Ket II 1 2 Pelaksana UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

45 3 III Panen.., tanggal/ bulan/tahun Penanggung Jawab/ Ketua Tim (..) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

46 Lampiran-4b Form Monitoring Kualitas Air, Performa Ikan dan Laporan Mortalitas Ikan Form Monitoring Kualitas Air (Lap. Kemajuan) Hari/Tgl Kode Parameter Kualitas air Kolam Perlakuan Ket. DO ph Nitrat Nitrit Salinitas dst. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... dst.. Form Performa Ikan (Lap. Kemajuan) Hari/Tgl Kode Kolam Keterangan Juml. Ikan Berat Panjang Tgl. Tgl. (ekor) (g) (cm) Sebelumnya Berikutnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... dst.. Form Mortalitas Ikan (Lap. Kemajuan) Hari/Tgl Kode Kolam Tebar awal Ikan Mati Ikan hidup (ekor) Ukuran (g) Jumlah (ekor) (ekor) (1) (2) (3) (4) (5) (6) hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... hari.../tgl... dst... UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

47 OUT LINE LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PERCONTOHAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA UNIT PERIKANAN BUDIDAYA (UPT)... TAHUN 2015 Lampiran-5 Format Laporan Akhir I. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Sasaran 1.3. Lokasi dan Pelaksanaan 1.4. Output 1.5. Outcome II. III. IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Pemilihan lokasi 2.2 Teknologi budidaya 2.3 Penyediaan sarana dan prasarana produksi 2.4 Proses produksi 2.5 Kendala dan Solusi KINERJA HASIL 3.1 Penerapan teknologi budidaya 3.2 Perkembangan produksi dan produktivitas 3.3 Laporan hasil panen KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran dan Rekomendasi V. PENUTUP Lampiran: Foto Kegiatan UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

48 UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

49 BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PRODUKSI PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 Lampiran-6 BA Serah Terima Hasil Percontohan Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu lima belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama :... Jabatan :... Alamat :... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama.... *). Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama. II. Nama :... Jabatan :... Alamat :... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua. Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB), berupa uang senilai Rp... (...) dengan ketentuan sebagai berikut : a) Pihak pertama menyerahkan hasil produksi percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) budidaya ikan kepada pihak kedua sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi hasil kegiatan di lapangan b) Pihak kedua menerima hasil produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi anjuran berikutnya. c) Pihak kedua memegang komitmen dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi budidaya hasil kegiatan percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) serta membuka diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan lain. d) Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional kegiatan budidaya selanjutnya menjadi tanggungjawab pihak kedua. Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya....,..., PIHAK PERTAMA (...) PIHAK KEDUA (Materai 6000) (...) UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

50 *) : coret yang tidak perlu UPT Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 42 /PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEGIATAN REVITALISASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KELAUTAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 53/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH SARANA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015 1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 63A/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT NO ISI LAMPIRAN 1. Formulir 1 Surat Usulan Bantuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 38 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR.../PER-DJPB/2015

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR.../PER-DJPB/2015 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR.../PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PERBATASAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 79/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BENIH KAKAO dan KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PERMEN-KP/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015 i SAMBUTAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PEMANDU LAPANG TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Pelatihan Pemandu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 51/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Upaya pembangunan perkebunan rakyat yang diselenggarakan melalui berbagai pola pengembangan telah mampu meningkatkan luas areal dan produksi perkebunan dan pendapatan nasional,

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015 i SAMBUTAN Sub-sektor perikanan budidaya

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2018 (Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS REHABILITASI LABORATORIUM HAYATI TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Rehabilitasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FORMULIR. 1. Formulir 1 surat pernyataan siap melaksanakan kegiatan

FORMULIR. 1. Formulir 1 surat pernyataan siap melaksanakan kegiatan LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 215 /KEP-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PREMI ASURANSI PERIKANAN BAGI PEMBUDI DAYA IKAN KECIL TAHUN 2018

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015 PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 36 /PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN ALAT BERAT TAHUN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar No.430,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Monitoring. Evaluasi. Pelaporan Minapolitan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

2013, No.462

2013, No.462 5 2013, No.462 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT A. Latar Belakang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2018 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018 Panduan Pelaksanaan BEASISWA SERTIFIKASI KOMPETENSI MAHASISWA BIDIKMISI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i ii KATA PENGANTAR Pengembangan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN LABORATORIUM LAPANGAN DI KAB. MERAUKE PROVINSI PAPUA TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

DRAFT PETUNJUK TEKNIS REVITALISASI HATCHERY SKALA RUMAH TANGGA (HSRT) BAB I PENDAHULUAN

DRAFT PETUNJUK TEKNIS REVITALISASI HATCHERY SKALA RUMAH TANGGA (HSRT) BAB I PENDAHULUAN DRAFT PETUNJUK TEKNIS REVITALISASI HATCHERY SKALA RUMAH TANGGA (HSRT) A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Budidaya udang mengalami perkembangan yang pesat dipicu oleh permintaan pasar yang cukup tinggi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENILAIAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PADA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, 9PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.99/MENLHK/SETJEN/SET.1/12/2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan.. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 54/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PRASARANA

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PERMEN-KP/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP 1 KATA SAMBUTAN Dalam berbagai kesempatan Presiden Indonesia menjelaskan salah satu pilar pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan SDM berbasis vokasi. Hal ini sangat strategis mengingat tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil merupakan hal yang sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem dan sumberdaya alam hayati negeri kepulauan nusantara.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TEH TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lantai VI Blok A Telepon 52901142 Fax. 52900925 Jakarta Selatan

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) RINGKASAN Kinerja input, proses dan output PNPM-PB secara

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2015 SUMBER DAYA ALAM. Perkebunan. Kelapa Sawit. Dana. Penghimpunan. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) TA. 2016

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) TA. 2016 GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) TA. 2016 Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Program Kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci