PEDOMAN. Penilaian dan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara PENILAIAN KABUPATEN/KOTA. Kementerian PPN/BAPPENAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN. Penilaian dan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara PENILAIAN KABUPATEN/KOTA. Kementerian PPN/BAPPENAS"

Transkripsi

1 PEDOMAN Penilaian dan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara PENILAIAN KABUPATEN/KOTA 2 Penghargaan Perencanaan Pembangunan Terbaik

2

3

4 PEDOMAN Penilaian dan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 PENILAIAN KABUPATEN/ KOTA

5 PENGANTAR P eningkatan mutu rencana pembangunan menjadi tugas dan kewajiban seluruh pemangku kepentingan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mempunyai peran dalam peningkatan mutu rencana pembangunan. Dalam hal ini, salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian PPN/Bappenas untuk meningkatkan mutu rencana pembangunan adalah memberikan penghargaan Pangripta Nusantara kepada daerah yang telah berhasil menyusun dokumen rencana pembangunan secara baik. i Pemberian penghargaan yang sudah dimulai pada tahun 2 untuk menilai dokumen perencanaan RPJMD, dilanjutkan pada tahun 22 untuk menilai dokumen perencanaan RKPD 22 tingkat provinsi. Kemudian di tahun 23, penilaian dan penghargaan tidak saja diberikan kepada provinsi namun juga diberikan kepada Kabupaten/Kota berprestasi dalam perencanaan pembangunan daerahnya. Di tahun 2 ini, penilaian dan penghargaan juga akan dilakukan untuk tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota. Buku Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penilaian dan pemberian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 untuk lingkup Kabupaten/Kota sehingga penilaian dapat dilakukan secara, transparan, kredibel, dan dapat dipertanggung jawabkan. Semoga buku pedoman ini dapat memberikan manfaat dalam melaksanakan penilaian perencanaan pembangungan dalam lingkup Kabupaten/Kota. Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam seluruh rangkaian penilaian dan pemberian Anugerah Pangripta Nusantara tahun 2. Jakarta, Januari 2 Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS

6 DAFTAR ISI P EN G A N TA R... D A FTA R ISI... i ii. P EN D A H U LU A N..... Latar Belakang T u ju an d an Sasaran T u ju an Sasaran P EN ER IM A P EN G H A R G A A N M EKAN ISM E P EN ILA IA N K R IT ER IA P EN ILA IA N M ETO D E P EN ILA IA N O R G A N ISA SI P ELA K SA N A Su su n an T im P e n ye le n ggara P ro vin si T u gas T im Penyele n ggara P ro vin si P EN G H A R G A A N M EKAN ISM E P EN ER IM A A N P EN G H A R G A A N... 7 ii

7 LAMPIRAN Lam piran Param eter, Indikator, Dan Skala Penilaian Dokum en RKPD Kabupaten/Kota 2 Lam piran 2 Penilaian Verifikasi Proses Penyusunan Dokum en RKPD Kabupaten/Kota 2 Lam piran 3 Penilaian Presentasi dan W awancara Lam piran Anugerah Penghargaan Pangripta Nusantara Tahun 2-23 Lam piran 5 Jadwal Penyelenggaraan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 iii

8 . PENDAHULUAN.. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan adalah rangkaian proses kegiatan dalam menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan, yang ditujukan untuk mencapai tujuan pembangunan. Perencanaan yang baik menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah mempunyai isu, karakteristik dan kapasitas yang berbeda dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan. Salah satu langkah untuk meningkatkan mutu rencana pembangunan adalah memberikan penghargaan kepada daerah yang telah berhasil menyusun dokumen rencana pembangunan secara baik. Penilaian penghargaan ini diharapkan dapat memberikan dorongan semangat bagi masing-masing daerah untuk meningkatkan mutu dokumen rencana pembangunan. Selain itu, pemberian penghargaan ini juga dapat memperkuat kerjasama dan kemitraan dalam mewujudkan perencanaan pembangunan yang lebih bermutu Tujuan dan Sasaran.2.. Tujuan Pemberian Anugerah Perencanaan Pangripta Nusantara kepada Kabupaten/Kota bertujuan mendorong setiap daerah untuk menyiapkan dokumen rencana pembangunan secara lebih baik, konsisten, komprehensif, terukur dan dapat dilaksanakan; serta sekaligus menciptakan insentif bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan perencanaan yang lebih baik dan bermutu.

9 .2.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari Pedoman Anugerah Perencanaan Pangripta Nusantara adalah:. Tersusunnya mekanisme dan kriteria penilaian dokumen rencana pembangunan; 2. Terlaksananya penilaian dokumen rencana pembangunan; 3. Terpilihnya dokumen rencana pembangunan yang terbaik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. PENERIMA PENGHARGAAN Penghargaan diberikan kepada Pemerintah Daerah yang berprestasi dalam perencanaan pembangunan daerahnya. Pada Tahun 2 yang akan menerima penghargaan adalah: 2. Pemerintah Daerah Provinsi dengan penilaian terhadap dokumen RKPD Tahun 2 Provinsi. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan penilaian terhadap dokumen RKPD Tahun 2 Kabupaten/Kota. 3. MEKANISME PENILAIAN Penghargaan untuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten/Kota terbaik dilakukan melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut: () Penetapan Dokumen Rencana Pembangunan yang dinilai Dokumen rencana pembangunan yang dinilai adalah dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten/Kota yang berlaku secara sah baik dalam bentuk Peraturan Bupati/Walikota maupun Peraturan Daerah. Pemerintah Kabupaten/Kota menyampaikan Tahun 2 kepada Pemerintah Provinsi.

10 (2) Penilaian tahap I Penilaian tahap I dilaksanakan terhadap dokumen oleh Tim Penilai Provinsi. Penilaian dilakukan berdasarkan empat () parameter dan enam belas (6) indikator yang telah ditetapkan. Proses penilaian tahap I menghasilkan 3 Kabupaten/Kota terbaik di setiap provinsi. Penilaian terhadap dokumen perencanaan pada tahap I ini memiliki bobot nilai 3% dari seluruh penilaian. (3) Penilaian tahap II Penilaian tahap II dilaksanakan melalui wawancara terhadap 3 Kabupaten/Kota terbaik oleh Tim Penilai Provinsi. Penilaian dilakukan berdasarkan lima (5) parameter dan sepuluh () indikator yang telah ditetapkan. Penilaian wawancara pada tahap II ini memiliki bobot nilai % dari seluruh penilaian. Hasil penilaian tahap II akan menghasilkan Kabupaten/Kota terbaik di setiap provinsi. () Penilaian tahap III Pada penilaian tahap III, Tim Penilai Provinsi mengajukan Kabupaten/Kota terbaik pada masing-masing provinsi kepada Tim Penilai Pusat, dengan melampirkan hasil penilaian Tahap I dan Tahap II terhadap 3 (tiga) Kabupaten/Kota terbaik pada lingkup provinsinya. 3 Tim Penilai Pusat akan melakukan penilaian terhadap 32 Kabupaten/Kota terbaik dari masing-masing provinsi (tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta) dalam bentuk presentasi dan wawancara di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan bobot nilai 3%.

11 Penan parameter, kriteria dan skala penilaian dokumen RKPD Kabupaten/Kota terlampir. Seluruh proses penilaian dapat digambarkan sebagai berikut: Pedoman Penilaian RKPD Kab/Kota Pengumpulan RKPD Kab/Kota di lingkup Provinsi Penilaian Tahap I RKPD Kab/Kota 2 oleh Tim Penilai Provinsi (Bobot 3%) Shortlist 3 Kab/Kota nominasi di tiap provinsi Penilaian Tahap III Presentasi dan Wawancara 33 Kab/Kota terbaik setiap provinsi di pusat (Bobot 3%) Penilaian Tahap II Verifikasi Proses P enyusunan Dokumen RKPD Kab/Kota nominasi oleh Tim Penilai Provinsi (Bobot %) Penetapan Pemenang Kabupaten/Kota

12 . KRITERIA PENILAIAN Kriteria penilaian untuk Tahun 2 menggunakan empat () parameter dan enam belas (6) indikator sebagai berikut: () Keterkaitan Penilaian didasarkan pada keterkaitan dokumen RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2 dengan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota dan RKPD Provinsi Tahun 2 dengan menggunakan indikator, yaitu: (a) tersedianya penan tentang strategi dan arah kebijakan dalam 2 yang terkait dengan visi dan misi, strategi dan arah kebijakan dalam RPJMD Kabupaten/Kota; (b) tersedianya penan tentang tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, dan prioritas dalam 2 yang terkait dengan tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, dan prioritas dalam RKPD Provinsi 2. (2) Konsistensi 5 Penilaian didasarkan pada konsistensi dokumen RKPD Kabupaten/Kota 2 terutama konsistensi antara hasil evaluasi dengan isu strategis, isu strategis dengan prioritas, dan prioritas dengan penganggaran. Indikator yang digunakan untuk menilai konsistensi 2 adalah: (a) terwujudnya konsistensi hasil evaluasi pelaksanaan Tahun 23 dengan rumusan isu strategis tahun 2; (b) terwujudnya konsistensi isu strategis dengan prioritas pembangunan; (c) terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2 dengan pagu anggaran SKPD; dan (d) terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2 dengan program/kegiatan SKPD.

13 (3) Kelengkapan dan Kedalaman 6 Penilaian didasarkan pada kelengkapan dan kedalaman dokumen 2 dalam menyajikan kerangka ekonomi daerah; kerangka kebijakan keuangan daerah; analisa, arah kebijakan dan prioritas pengembangan wilayah; strategi dan arah kebijakan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah (pro-growth); strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (pro-poor); strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (pro-job); strategi dan arah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan (pro-environment); serta strategi dan arah kebijakan percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG s). Indikator yang digunakan untuk menilai kelengkapan dan kedalaman dokumen 2 adalah: (a) tersedianya penan tentang kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan tahun 2; (b) tersedianya penan tentang kerangka kebijakan keuangan daerah 2; (c) tersedianya penan tentang analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas wilayah 2; (d) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas percepatan pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya; (e) tersedianya penan strategi, arah kebijakan dan prioritas pengurangan kemiskinan (Pro-Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya; (f) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas pengurangan pengangguran (Pro-Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya; (g) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas pembangunan berwawasan lingkungan (Pro-Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya; dan (h) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG s).

14 () Keterukuran Penilaian didasarkan pada keterukuran tujuan dan sasaran RKPD 2 yang dilengkapi dengan indikator kinerja, dan prakiraan maju anggaran tahun berikutnya. Indikator yang digunakan untuk menilai keterukuran dokumen 2 adalah: (a) tersedianya penan tentang rumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, program dan kegiatan, dan pagu anggaran SKPD Kabupaten/Kota tahun 2 yang disertai dengan indikator kinerja yang terukur; dan (b) tersedianya penan tentang prakiraan maju anggaran tahun berikutnya. Berdasarkan hasil penilaian dokumen 2 kemudian dilakukan verifikasi proses penyusunan 2 dengan menggunakan 5 (lima) parameter dan (sepuluh) indikator. () Proses Perencanaan Dari Bawah Penilaian Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up) didasarkan pada optimalisasi forum Musrenbang dan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () usulan dari Musrenbang Desa/Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase usulan Musrenbang Desa/Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan yang menjadi kegiatan 2; (2) partisipasi masyarakat dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase keterlibatan masyarakat dalam Musrenbang 2. 7

15 (2) Proses Perencanaan Dari Atas Penilaian Proses Perencanaan Dari Atas (top-down) didasarkan pada sinkronisasi dan sinergitas kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penentuan kegiatan RKPD Kabupaten/Kota 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Sinkronisasi Prioritas Kabupaten/Kota dalam RKPD Kabupaten/Kota 2 dan Prioritas Provinsi dalam RKPD Provinsi 2 dengan indikator tingkat kesesuaian tujuan dan sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan dalam 2 dan RKPD Provinsi 2; (2) Sinergitas program dan kegiatan dalam RKPD Kabupaten/Kota 2 dengan indikator persentase program dan kegiatan 2 yang mendukung RKPD Provinsi 2. (3) Proses Perencanaan Teknokratik 8 Penilaian Proses Perencanaan Teknokratik didasarkan pada kapasitas Bappeda dalam penyusunan 2 berbasis kinerja. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () ketersediaan dan kelengkapan sumber data dan informasi dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase program dan kegiatan 2 yang dilengkapi dengan indikator kinerja; (2) kapasitas Perencana Daerah dalam Penyiapan 2 dengan indikator tingkat kapasitas perencana Bappeda Kabupaten/Kota dalam penyusunan 2. () Proses Perencanaan Politik Penilaian Proses Perencanaan Politik didasarkan pada optimalisasi peran DPRD Kabupaten/Kota dalam penyusunan RKPD Kabupaten/Kota 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Pertimbangan dan Pendapat DPRD Kabupaten/Kota dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase kesesuaian prioritas program

16 dan kegiatan 2 dengan usulan DPRD Kabupaten/Kota; (2) konsultasi Publik dalam penyusunan RKPD Kabupaten/Kota 2 dengan indikator persentase kesesuaian prioritas program dan kegiatan 2 dengan usulan masyarakat sipil (LSM, Perguruan Tinggi, dan pelaku usaha). (5) Inovasi Penilaian Proses Perencanaan yang memasukkan unsur inovasi dari pimpinan daerah tanpa melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian ini menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Inovasi pada proses perencanaan melalui pendekatan nonkonventional; dan (2) Inovasi pada kebijakan dan program pembangunan. 5. METODE PENILAIAN Penilaian dilakukan dengan metode pembobotan dengan menggunakan empat () parameter dan enam belas (6) indikator sebagai berikut: 9 () Keterkaitan (Bobot %) Penilaian didasarkan pada keterkaitan dokumen RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2 dengan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota dan RKPD Provinsi Tahun 2 dengan menggunakan dua indikator, yaitu: (a) tersedianya penan tentang strategi dan arah kebijakan dalam 2 yang terkait dengan visi dan misi, strategi dan arah kebijakan dalam RPJMD Kabupaten/Kota (bobot 5%); (b) tersedianya penan tentang tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, dan prioritas dalam 2 yang terkait dengan tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, dan prioritas dalam RKPD Provinsi 2 (bobot 5%).

17 (2) Konsistensi (Bobot 3%) Penilaian didasarkan pada konsistensi dokumen RKPD Kabupaten/Kota 2 terutama konsistensi antara hasil evaluasi dengan isu strategis, isu strategis dengan prioritas, dan prioritas dengan penganggaran. Indikator yang digunakan untuk menilai konsistensi 2 adalah: (a) terwujudnya konsistensi hasil evaluasi pelaksanaan Tahun 23 dengan rumusan isu strategis tahun 2 (bobot %); (b) terwujudnya konsistensi isu strategis dengan prioritas pembangunan (bobot %); (c) terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam Tahun 2 dengan pagu anggaran SKPD (bobot 5%); dan (d) terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam Tahun 2 dengan program/kegiatan SKPD (bobot 5%). (3) Kelengkapan dan Kedalaman (Bobot %) Penilaian didasarkan pada kelengkapan dan kedalaman dokumen 2 dalam menyajikan kerangka ekonomi daerah; kerangka kebijakan keuangan daerah; analisa, arah kebijakan dan prioritas pengembangan wilayah; strategi dan arah kebijakan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah (pro-growth); strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (pro-poor); strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (pro-job); strategi dan arah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan (pro-environment); serta strategi dan arah kebijakan percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG s). Indikator yang digunakan untuk menilai kelengkapan dan kedalaman dokumen adalah: (a) tersedianya penan tentang kerangka ekonomi daerah 2 (bobot 5%); (b) tersedianya penan trentang kerangka kebijakan keuangan daerah 2 (bobot 5%); (c) tersedianya penan tentang analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas wilayah 2 (bobot 5%); (d) tersedianya penan

18 tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas percepatan pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (bobot 5%); (e) tersedianya penejlasan strategi, arah kebijakan dan prioritas pengurangan kemiskinan (Pro-Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (bobot 5%); (f) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas pengurangan pengangguran (Pro-Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (bobot 5%); (g) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas pembangunan berwawasan lingkungan (Pro-Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (bobot 5%); dan (h) tersedianya penan tentang strategi, arah kebijakan dan prioritas percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG s) (bobot 5%). () Keterukuran (Bobot 2%) Penilaian didasarkan pada keterukuran tujuan dan sasaran RKPD Kabupaten/Kota 2 yang dilengkapi dengan indikator kinerja, dan prakiraan maju anggaran tahun berikutnya. Indikator yang digunakan untuk menilai keterukuran dokumen 2 adalah: (a) tersedianya penan tentang rumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, program dan kegiatan, dan pagu anggaran SKPD Kabupaten/Kota tahun 2 yang disertai dengan indikator kinerja yang terukur (bobot %); dan (b) tersedianya penan tentang perkiraan maju anggaran tahun berikutnya (bobot %). Berdasarkan hasil penilaian dokumen RKP Kabupaten/Kota 2 kemudian dilakukan verifikasi proses penyusunan Tahun 2 dengan menggunakan 5 (lima) parameter dan (sepuluh) indikator.

19 () Proses Perencanaan Dari Bawah (Bobot 25%) Penilaian Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up) didasarkan pada optimalisasi forum Musrenbang dan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () usulan dari Musrenbang Desa/Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase usulan Musrenbang Desa/Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan yang menjadi kegiatan 2 (bobot 2.5%); (2) partsipasi masyarakat dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase keterlibatan masyarakat dalam Musrenbang 2 (bobot 2.5%). (2) Proses Perencanaan Dari Atas (Bobot 2%) 2 Penilaian Proses Perencanaan Dari Atas (top-down) didasarkan pada sinkronisasi dan sinergitas kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penentuan kegiatan RKPD Kabupaten/Kota 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Sinkronisasi Prioritas Kabupaten/Kota dalam RKPD Kabupaten/Kota 2 dan Prioritas Provinsi dalam RKPD Provinsi 2 dengan indikator tingkat kesesuaian tujuan dan sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan dalam 2 dan RKPD Provinsi 2 (bobot %); (2) Sinergitas program dan kegiatan dalam 2 dengan indikator persentase program dan kegiatan 2 yang mendukung RKPD Provinsi 2 (bobot %). (3) Proses Perencanaan Teknokratik (Bobot 2%) Penilaian Proses Perencanaan Teknokratik didasarkan pada kapasitas Bappeda dalam penyusunan 2 berbasis kinerja. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () ketersediaan dan kelengkapan sumber data

20 dan informasi dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase program dan kegiatan 2 yang dilengkapi dengan indikator kinerja (bobot %); (2) kapasitas Perencana Daerah dalam Penyiapan 2 dengan indikator tingkat kapasitas perencana Bappeda Kabupaten/Kota dalam penyusunan 2 (bobot %). () Proses Perencanaan Politik (Bobot 2%) Penilaian Proses Perencanaan Politik didasarkan pada optimalisasi peran DPRD Kabupaten/Kota dalam penyusunan RKPD Kabupaten/Kota 2. Penilaian menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Pertimbangan dan Pendapat DPRD Kabupaten/Kota dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase kesesuaian prioritas program dan kegiatan 2 dengan usulan DPRD Kabupaten/Kota (bobot %); (2) konsultasi Publik dalam penyusunan 2 dengan indikator persentase kesesuaian prioritas program dan kegiatan 2 dengan usulan masyarakat sipil (LSM, Perguruan Tinggi, dan pelaku usaha) (bobot %). 3 (5) Inovasi (Bobot 5%) Penilaian Proses Perencanaan yang memasukkan unsur inovasi dari pimpinan daerah tanpa melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian ini menggunakan 2 (dua) parameter, yaitu: () Inovasi pada proses perencanaan melalui pendekatan nonkonventional (bobot 7.5%); dan (2) Inovasi pada kebijakan dan program pembangunan (bobot 7.5%). Berdasarkan penilaian dokumen 2 dan hasil verifikasi proses penyusunan tahun 2 kemudian dilakukan wawancara langsung kepada Bappeda Kabupaten/Kota oleh Tim Penilai Pusat di Jakarta.

21 6. ORGANISASI PELAKSANA 6.. Susunan Tim Penyelenggara Provinsi Tim Penyelenggara terdiri dari Tim Pengarah, Penanggung jawab dan Tim Pelaksana. Tim Pelaksana terdiri dari:. Tim Penilai Utama; Tim Penilai Utama adalah Pejabat Eselon III 2. Tim Penilai Teknis; Tim Penilai Teknis adalah Pejabat Eselon IV dan staf 3. Tim Penilai Independen; Tim Penilai Independen adalah para ahli non PNS yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai kebijakan publik termasuk pembangunan ekonomi, pengembangan wilayah, kelembagaan, dan disiplin ilmu lainnya.. Tim Perancang Penghargaan dan Acara (Optional) Tim Perancang Penghargaan dan Acara adalah staf yang merancang desain trofi dan penghargaan, serta mengatur susunan acara penerimaan penghargaan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 lingkup Provinsi Tugas Tim Penyelenggara Provinsi Tim Pengarah bertugas:. Memberikan arahan kebijakan kepada Penanggung jawab dan Tim Pelaksana; 2. Melaksanakan evaluasi atas laporan dari Tim Pelaksana; 3. Melaporkan hasil penyelenggaraan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 kepada Kepala Bappeda Provinsi.

22 Penanggung jawab bertugas:. Memberikan arahan dan melakukan koordinasi kepada Tim Pelaksana; 2. Melaksanakan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana; 3. Menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 kepada Tim Pengarah. Tim Pelaksana bertugas:. Melakukan persiapan kegiatan penilaian dan pemberian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2; 2. Melakukan penilaian sesuai dengan indikator/kriteria dan tahapan/mekanisme yang telah ditetapkan; 3. Melakukan verifikasi terhadap proses penyusunan perencanaan;. Menetapkan pemenang Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 berdasarkan penilaian yang telah dilaksanakan; 5. Melaporkan hasil kegiatan penilaian dan penetapan pemenang Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 kepada Tim Pengarah; 6. Merancang, mempersiapkan, dan mengatur tata cara penyerahan piala dan piagam untuk pemenang Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2; 7. Melaporkan hasil penyelenggaraan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 kepada Tim Pengarah. 5 Secara khusus, Tim Penilai Teknis bertugas:. Melakukan review secara rinci pada dokumen RKPD yang dinilai sehingga menghasilkan penilaian terhadap seluruh RKPD; 2. Membantu Tim Penilai Utama dan Tim Penilai Independen dalam melakukan verifikasi proses penyusunan dokumen perencanaan.

23 Tim Penilai Utama dan Tim Penilai Independen bertugas:. Membahas seluruh hasil penilaian Tim Penilai Teknis dan menyusun nominasi daerah terbaik; 2. Melakukan verifikasi proses penyusunan dokumen perencanaan melalui wawancara atau/dan tinjauan lapangan terhadap nominasi daerah terbaik; 3. Membahas seluruh hasil penilaian terhadap nominasi daerah terbaik, serta menetapkan pemenang (satu) Kabupaten/Kota terbaik untuk disampaikan kepada Tim Penilai Pusat. 7. PENGHARGAAN Penghargaan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional kepada pemerintah Kabupaten/Kota dengan perencanaan pembangunan terbaik ini dinamakan: 6 Anugerah Pangripta Nusantara Trofi Anugerah Pangripta Nusantara, yang artinya kurang lebih Anugerah perencanaan pembangunan nasional ini pada penampilannya melambangkan semakin mantap dan tegaknya pembangunan di lima wilayah kepulauan Indonesia yang menggambarkan keseluruhan 33 provinsi, yang berbeda-beda namun mewujudkan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

24 8. MEKANISME PENERIMAAN PENGHARGAAN () Berdasarkan seluruh hasil penilaian Tim Penilai Teknis, Tim Penilai Utama dan Tim Penilai Independen di Provinsi, baik melalui Tahap I dan tahap II, dilaksanakan Penilaian Akhir di Pusat oleh Tim Pelaksana Anugerah Pangripta Nusantara 2 melalui verifikasi/wawancara langsung terhadap 32 RKPD kabupaten/kota. (2) Tim Pelaksana Pusat melaporkan seluruh hasil penilaian kepada Tim Pengarah Pusat. (3) Tim Pengarah Pusat membahas dan menyampaikan hasil penilaian Tim Penilai Independen kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. () Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas menetapkan Para Pemenang Kabupaten/Kota Terbaik. 7

25 LAM PIRAN PEDOM AN 8 Penilaian dan Pem berian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2

26 LAMPIRAN PARAMETER, INDIKATOR, DAN SKALA PENILAIAN DOKUMEN RKPD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Sangat 2 menyebutkan dan menjabarkan visi, misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten/Kota secara lengkap dan runtut dalam bentuk matrik KETERKAITAN (%). Tersedianya penan strategi dan arah kebijakan RKPD Kabupaten/Kota yang terkait dengan: visi dan misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD (5%) 3 Jelas Kurang 2 menyebutkan visi, misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten/Kota, tapi kurang lengkap dan kurang runtut 2 menyebutkan visi, misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten/Kota, tapi tidak lengkap dan tidak 9 Tidak 2 tidak berpedoman pada RPJMD Kabupaten/Kota 2.Tersedianya penan strategi dan arah kebijakan RKPD 2 yang terkait dengan tujuan, sasaran, dan prioritas RKPD Provinsi 2 (5%) Sangat 2 menyebutkan dan menjabarkan tujuan, sasaran, dan prioritas RKPD Provinsi 2 secara lengkap dan runtut dalam bentuk matrik

27 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN 3 Jelas 2 menyebutkan dan menjabarkan tujuan, sasaran, dan prioritas 2tapi kurang lengkap dan kurang runtut Kurang 2 menyebutkan tujuan, sasaran, dan prioritas RKP Kabupaten/Kota 2, tapi tidak lengkap dan tidak Tidak 2 tidak berpedoman pada RKPD Provinsi 2 2 KONSISTENSI (3%) 3. Terwujudnya konsistensi antara hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Kabupaten/ Kota 23 dengan isu strategis (%) Sangat 3 Jelas 2 memuat dan menkan hasil evaluasi pelaksanaan 23 sebagai dasar identifikasi isu strategis secara lengkap dan runtut 2 memuat hasil evaluasi pelaksanaan 23 sebagai dasar identifikasi isu strategis, tapi tidak lengkap dan tidak runtut Kurang RKPD 2 memuat hasil evaluasi pelaksanaan RKPD 23,tapi tidak digunakan sebagai dasar identifikasi isu strategis

28 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Tidak 2 tidak memuat hasil evaluasi pelaksanaan 23 Sangat 2 memuat dan menkan isu strategis dan prioritas. Terwujudnya konsistensi antara isu strategis dengan prioritas pembangunan (%) 3 Jelas Kurang pembangunan, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 2 memuat isu strategis,tapi tidak digunakan sebagai dasar penentuan prioritas pembangunan Tidak 2 tidak memuat isu strategis dan prioritas pembangunan 2 5. Terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten/Kota 2 dengan pagu anggaran SKPD (5%) Sangat 3 Jelas Kurang 2 memuat dan menkan prioritas pembangunan dan pagu anggaran SKPD secara lengkap dan runtut 2 memuat prioritas pembangunan dan pagu anggaran SKPD, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 2 memuat prioritas pembangunan,tapi tidak digunakan sebagai dasar penentuan pagu anggaran SKPD

29 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Tidak 2 tidak memuat prioritas pembangunan dan pagu anggaran SKPD Sangat 2 memuat dan menkan prioritas pembangunan dan program/kegiatan SKPD secara lengkap dan runtut Terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten/Kota 2 dengan program/ kegiatan SKPD (5%) 3 Jelas Kurang 2 memuat prioritas pembangunan dan program/kegiatan SKPD, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 2 memuat prioritas pembangunan,tapi tidak digunakan sebagai dasar penentuan program/kegiatan SKPD Tidak 2 tidak memuat prioritas pembangunan dan program/kegiatan SKPD KELENGKAPAN DAN KEDALAMAN (%) 7. Tersedianya kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan 2 (5%) Sangat 2 memuat dan menjabarkan kerangka ekonomi daerah 2 dan kerangka pendanaan 2 secara lengkap dan runtut

30 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN 3 Jelas 2 memuat dan menjabarkan kerangka ekonomi daerah2 dan kerangka pendanaan 2, tapi kurang lengkap dan tidak runtut Kurang 2 hanya memuat kerangka ekonomi daerah 2, tapi tidak menkan kerangka pendanaan 2 Tidak 2 tidak memuat kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan 2 Sangat 2 memuat dan menjabarkan kerangka kebijakan keuangan daerah 2 secara lengkap dan runtut Tersedianya kerangka kebijakan keuangan daerah 2 (5%) 3 Jelas Kurang 2 memuat dan menjabarkan kerangka kebijakan keuangan daerah 2, tapi kurang lengkap dan tidak runtut 2 memuat kerangka kebijakan keuangan daerah 2, tapi tidak ada penan Tidak 2 tidak memuat kerangka kebijakan keuangan daerah 2

31 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Sangat 2 memuat dan menjabarkan analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas pembangunan wilayah kabupaten/kota secara lengkap dan runtut 2 9. Tersedianya analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas pembangunan wilayah kecamatan 2 (5%) 3 Jelas Kurang 2 memuat dan menjabarkan analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas pembangunan wilayah kecamatan, tapi kurang lengkap dan kurang runtut tidak runtut 2memuat analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas pembangunan wilayah kecamatan, tapi tidak ada penjabaran. Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (5%) Tidak Sangat 2 tidak memuat analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas pembangunan wilayah kecamatan 2memuat dan menkan strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap dan runtut

32 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN 3 Jelas 2 memuat strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap, tapi tidak runtut Kurang 2 memuat uraian strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, tapi tidak lengkap dan tidak runtut Tidak 2 tidak memuat uraian strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya 25. Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (5%) Sangat 3 Jelas 2 memuat dan menkan strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro Poor)secara lengkap dan runtut 2 memuat strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap, tapi tidak runtut

33 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Kurang Tidak 2 memuat uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 2 tidak memuat uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro Poor) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (5%) Sangat 3 Jelas 2 memuat dan menkan strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap dan runtut 2 memuat strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap, tapi tidak runtut Kurang 2 memuat uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, tapi tidak lengkap dan tidak runtut

34 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Tidak 2 tidak memuat uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya Sangat 2 memuat dan menkan strategi dan arah kebijakanberwawasan lingkungan (Pro Environment)secara lengkap dan runtut 3. Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan berwawasan lingkungan (Pro Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya (5%) 3 Jelas Kurang 2 memuat strategi dan arah kebijakan berwawasan lingkungan (Pro Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya secara lengkap, tapi tidak runtut 2 memuat uraian strategi dan arah kebijakan berwawasan lingkungan (Pro Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 27 Tidak 2 tidak memuat uraian strategi dan arah berwawasan lingkungan (Pro Environment) berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya

35 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Sangat 2 memuat uraian isu, tujuan dan sasaran MDG s secara lengkap dan runtut. Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan MDG s (5%) 3 Jelas Kurang 2 memuat uraian isu, tujuan dan sasaran MDG s secara lengkap, tapi tidak runtut 2 memuat uraian isu, tujuan dan sasaran MDG s, tapi tidak lengkap dan tidak runtut 28 Tidak 2 tidak memuat uraian isu, tujuan dan sasaran MDG s KETERUKURAN (2%) 5. Tersedianya rumusan sasaran pembangunan daerah, hasil program, dan output kegiatan tahun 2 dengan indikator kinerja yang terukur (berbasis kinerja) berdasarkan matrik (%) Sangat 3 Jelas Kurang 2 memuat sasaran dengan indikator kinerja terukur secara lengkap dan runtut 2 memuat sasaran dengan indikator kinerja secara lengkap, tapi tidak runtut 2 memuat sasaran dengan indikator kinerja, tapi tidak lengkap dan tidak Tidak 2 tidak memuat sasaran dengan indikator kinerja terukur

36 PARAMETER INDIKATOR SKALA PENILAIAN Sangat 2 memuat prakiraan maju anggaran tahun berikutnya secara lengkap dan runtut 6. Tersedianya prakiraan maju anggaran tahun berikutnya (%) 3 Jelas Kurang 2 memuat prakiraan maju anggaran tahun berikutnya lengkap, tapi tidak runtut 2 memuat prakiraan maju anggaran tahun berikutnya, tapi tidak lengkap dan tidak Tidak 2 tidak memuat prakiraan maju anggaran tahun berikutnya 29

37 LAMPIRAN 2 PENILAIAN VERIFIKASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2 Proses wawancara/verifikasi terhadap proses penyusunan dokumen RKPD Kabupaten/Kota 2 dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: PRINSIP Bobot (%) PARAMETER INDIKATOR Bobot (%) SKALA PENILAIAN 3 Dari Bawah (Bottom- Up) 25. Usulan dari Musrenbang Desa/Kelura han dan Musrenbang Kecamatan dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota 2 2. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota 2 Persentase usulan Musrenbang Desa/Kelurah an dan Musrenbang Kecamatan yang menjadi kegiatan RKPD Kabupaten/Ko ta 2 Persentase keterlibatan masyarakat dalam Musrenbang RKPD Kabupaten/Ko ta lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3%

38 PRINSIP Bobot (%) PARAMETER INDIKATOR Bobot (%) SKALA PENILAIAN Dari Atas (Top- Down) TEKNO KRATIK Sinkronisasi Prioritas Daerah dalam RKPD Kabupaten/ Kota 2 dan Prioritas Provinsi dalam RKP Provinsi 2. Sinergitas program dan kegiatan dalam RKPD Kabupaten/ Kota 2 dan RKPD Provinsi 2 5. Ketersediaan dan kelengkapan sumber data dan informasi dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota 2 6. Kapasitas Perencana Daerah dalam Penyiapan RKPD Kabupaten/ Kota 2 Tingkat kesesuaian tujuan dan sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten/ Kota 2 Persentase program dan kegiatan RKPD Kabupaten/ Kota 2 yang mendukung RKPD Provinsi 2 Persentase program dan kegiatan RKPD Kabupaten/ Kota 2 yang dilengkapi dengan indikator kinerja Tingkat kapasitas perencana Bappeda Provinsi dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% 27 3

39 PRINSIP Bobot (%) PARAMETER INDIKATOR Bobot (%) SKALA PENILAIAN 7. Pertimba ngan dan Pendapat DPRD Kabupaten/ Kota dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota 2 Persentase kesesuaian prioritas program dan kegiatan RKPD Kabupaten/ Kota 2 dengan usulan DPRD Kabupaten/ Kota 3 lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% 32 POLITIK 2 8. Konsultasi Publik dalam penyusunan RKPD Kabupaten/ Kota 2 Persentase kesesuaian prioritas program dan kegiatan RKPD Kabupaten/Ko ta 2 dengan usulan masyarakat sipil (LSM, PT, dan pelaku usaha) 3 lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% INOVASI 5 9. Inovasi pada proses perencanaan Tingkat kapasitas Perencana Daerah untuk melakukan inovasi pada proses perencanaan melalui pendekatan nonkonventional lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3%

40 PRINSIP Bobot (%) PARAMETER INDIKATOR Bobot (%) SKALA PENILAIAN 5. Inovasi pada kebijakan dan program pembangunan Tingkat kapasitas Perencana Daerah untuk melakukan inovasi pada kebijakan dan program, pembangunan contoh terkait dengan regulasi, efisiensi pembiayaan lebih dari 8% 6%-8% 3% -6% -3% 33

41 LAMPIRAN 3 PENILAIAN PRESENTASI DAN WAWANCARA NO. KRITERIA BOBOT SKALA NILAI KETERKAITAN 5%,3,, 2 KONSISTENSI 5%,3,, 3 KEDALAMAN DAN KELENGKAPAN 5%,3,, KETERUKURAN 5%,3,, 5 DARI BAWAH (BOTTOM-UP) 5%,3,, 6 DARI ATAS (TOP-DOWN) 5%,3,, 7 TEKNOKRATIK 5%,3,, POLITIK 5%,3,, 9 INOVASI 5%,3,, TAMPILAN DAN MATERI PRESENTASI (Visualisasi(tabel, gambar, grafik, peta), alur, konsistensi, IT) KEMAMPUAN PRESENTASI DAN PENGUASAAN MATERI (bahasa penyampaian, gesture, kualitas argumentasi, waktu) 25%,3,, 3%,3,,

42 LAMPIRAN ANUGERAH PENGHARGAAN PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2 Pada tahun 2, penganugerahan Pangripta Nusantara pertama kali diberikan kepada pemerintah provinsi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi terbaik. Dengan memperhatikan hasil penilaian Tim, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menetapkan tiga dokumen RKPD Provinsi terbaik. Ketiga provinsi dengan nilai tertinggi tersebut adalah:. Provinsi Sumatera Selatan, sebagai Provinsi Terbaik I 2. Provinsi Jambi, Provinsi Terbaik II 3. Provinsi Jawa Barat, Provinsi Terbaik III 27 35

43 ANUGERAH PENGHARGAAN PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 22 Untuk tahun 22, penghargaan diberikan kepada pemerintah provinsi dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) terbaik. Selain Tim Penilai Teknis dan Tim Penilai Utama dari unsur Bappenas, penilaian juga dilakukan oleh Tim Penilai Independen. Tim Penilai Independen tahun 22 terdiri dari Prof. DR Herman Haeruman JS (Institut Pertanian Bogor), Prof. Bambang Bintoro Soedjito (Institut Teknologi Bandung), Dr Kodrat Wibowo (Universitas Padjajaran), Dr Wicaksono Sarosa (Kemitraan/Partnership), dan Agung Pambudhi (Komite Pemantauan Otonomi Daerah) Dengan memperhatikan hasil penilaian Tim, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menetapkan tiga dokumen RKPD Provinsi terbaik. Ketiga provinsi dengan nilai tertinggi tersebut adalah:. Provinsi Jawa Barat, sebagai Provinsi Terbaik I 2. Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Terbaik II 3. Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Terbaik III

44 ANUGERAH PENGHARGAAN PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 23 Untuk tahun 23, Tim Penilai Independen terdiri dari Prof. Herman Haeruman (Dosen Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor); Dr Wicaksono Sarosa (Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia); Kodrat Wibowo, SE, Ph.D (Dosen Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Padjajaran); Soedarti Surbakti, Ph.D (Peneliti Utama Badan Pusat Statistik); Robert Endi Jaweng, MAP (Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Otonomi Daerah); Dr. Ning Purnomohadi (Widyaiswara Kementerian Lingkungan Hidup); Prof Dr. Paulus Wirutomo (Pakar Sosiologi Universitas Indonesia). Pemenang Anugerah Pangripta Nusantara 23 Tingkat Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota penerima Anugerah Pangripta Nusantara Utama Tahun 23, sebagai berikut: KELOMPOK A. Terbaik I Kabupaten Deli Serdang 2. Terbaik II Kabupaten Kepulauan Talaud 3. Terbaik III Kabupaten Gunungkidul KELOMPOK B. Terbaik I Kabupaten Sarolangun 2. Terbaik II Kabupaten Karimun 3. Terbaik III Kota Baubau Kabupaten/Kota penerima Anugerah Pangripta Nusantara Pratama Tahun 23, sebagai berikut: KELOMPOK A. Terbaik I Kabupaten Bekasi 2. Terbaik II Kabupaten Badung 3. Terbaik III Kota Cilegon KELOMPOK B. Terbaik I Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Terbaik II Kabupaten Maluku Tengah 3. Terbaik III Kabupaten Pidie Jaya

45 27 38

46 LAMPIRAN 5 JADWAL PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2 AGENDA ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2 NO WAKTU KEGIATAN URAIAN M-M2 Jan M3 Jan. M Jan M Jan M M2 Feb M2-M3 Feb M-M3 Mar Persiapan Tim Pelaksana Pengumpulan Dokumen RKPD Provinsi 2 Sosialisasi dan Penyampaian Informasi APN 2 kepada Daerah Penilaian Tahap I Dokumen RKPD Provinsi dan RKPD Kab/Kota Penilaian Tahap II Penilaian Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Penetapan SK Tim Penilai Pusat (Tim Penilai Independen, Tim Penilai Utama, dan Tim Penilai Teknis) Penyiapan Rancangan Indikator/Kriteria & Mekanisme Penilaian Kesepakatan/Penetapan Indikator/Kriteria & Mekanisme Penilaian oleh Tim Penilai Sensitisasi kepada TPI, TPU, dan TPT Pengumpulan Dokumen RKPD Provinsi 2 kepada Sekretariat APN 2 Penyampaian Informasi APN 2 dan Teknis Penilaian kepada Daerah (Kick-off Meting, Surat Menteri, Triwulan Bappeda) Penilaian Dokumen RKPD Provinsi oleh Tim Penilai Teknis Pusat Penilaian Dokumen RKPD Kab/Kota oleh Tim Penilai Teknis Provinsi Penilaian Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Provinsi oleh Tim Penilai Pusat (Verifikasi Lapangan) Penilaian Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Kab/Kota oleh Tim Penilai Provinsi + Penyampaian Hasil Penilaian Kab/Kota terbaik per provinsi kepada Tim Penilai Pusat 27 39

47 AGENDA ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2 NO WAKTU KEGIATAN URAIAN. 2. M Apr 3. M2 Apr. M2-M3 Apr 5. M Apr Penilaian Tahap III Presentasi dan Wawancara Penetapan Pemenang Penyiapan dan Penyerahan Trofi Penilaian Presentasi dan Wawancara nominasi terbaik provinsi oleh Tim Penilai Pusat Penilaian Presentasi dan Wawancara nominasi terbaik Kab/Kota oleh Tim Penilai Pusat Penetapan Pemenang Provinsi dan Kabupaten/ Kota terbaik Penyiapan Trophy Pemenang Award Penyerahan Trophy APN 2 pada acara penutupan Pra Musrenbang Nasional

48

49

50 Sekretariat Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2 Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas Gedung Madiun Lantai Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 3 Telp/Fax (2)-39563/392639

MEKANISME PENILAIAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA 2016 KETUA TIM PENILAI TEKNIS. Jakarta, 24 Februari 2016

MEKANISME PENILAIAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA 2016 KETUA TIM PENILAI TEKNIS. Jakarta, 24 Februari 2016 MEKANISME PENILAIAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA 2016 KETUA TIM PENILAI TEKNIS Jakarta, 24 Februari 2016 Penilaian Provinsi 2 TAHAPAN PENILAIAN RKPD PROVINSI Penilaian Tahap I (Penilaian RKPD Provinsi)

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017

MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017 MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017 OUTLINE PAPARAN I. Penjelasan Singkat II. Jadwal Pelaksanaan 2 I. PENJELASAN SINGKAT 3 LATAR BELAKANG 1. Sesuai UU SPPN No 25/2004, perencanaan

Lebih terperinci

ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2017

ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2017 Sosialisasi Penyelenggaraan ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2017 Kepala Bappeda Prov. Jabar Cirebon, 16 Februari 2017 Pendahuluan 1 Perencanaan yg baik Keberhasilan Pembangunan 2 Keberagaman isu, karakteristik

Lebih terperinci

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018 Penghargaan Pembangunan Daerah 2018 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018 1 Latar Belakang 3 Pendahuluan Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara

Lebih terperinci

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018 Penghargaan Pembangunan Daerah 2018 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018 1 Latar Belakang 3 Pendahuluan Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Keluaran Ruang Lingkup Kegiatan...

Daftar Isi. 1. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Keluaran Ruang Lingkup Kegiatan... i Daftar Isi 1. Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Sasaran... 1 1.3 Keluaran... 1 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan... 2 1.5 Trofi Penghargaan... 2 1.6 Peserta... 2 1.7 Mekanisme Penilaian...

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Penggagas/Inovator Nama Editor : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DIY : A.A. Sri Astiti Permasalahan dalam Penyusunan Dokumen

Lebih terperinci

NOTULEN SIDANG/RAPAT KEGIATAN SIDANG/RAPAT. : Focus Group Discussion(FGD) Diskusi Penilaian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2015 I.

NOTULEN SIDANG/RAPAT KEGIATAN SIDANG/RAPAT. : Focus Group Discussion(FGD) Diskusi Penilaian Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2015 I. PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Ir. H. Juanda No. 287 Telp. 2516061 (hunting 6 line) Fax. : 2510731 url : http://www.bapeda-jabar.go.id, email : public@bapeda-jabar.go.id

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

Notulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan

Notulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan Notulensi Pertemuan Kegiatan : Penilaian Anugerah Pangripta Tahun (APN) Tahun 2015 Tahap II Provinsi Sumatera Utara Tempat : Bappeda Provinsi Sumatera Utara Tanggal : 30 Maret 2015 Pembukaan Kegiatan Narasumber

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN -1- Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Tanggal : 09 Desember 2010 Nomor : 12 Tahun 2010 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL PADA REKA CIPTA BHAKTI NUGRAHA

SIMBOL SIMBOL PADA REKA CIPTA BHAKTI NUGRAHA PENGHARGAAN 2016 PENGHARGAAN Dianugerahkan setiap tahun oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY yang memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016 Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016 Definisi Perencanaan adalah menentukan tindakan masa depan melalui uruta

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 DAN INOVASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 DAN INOVASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 DAN INOVASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD INOVASI DALAM MENINGKATKAN KETERKAITAN DATA DOKUMEN PERENCANAAN PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang berkelanjutan termasuk

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pembangunan untuk Negara berkembang, termasuk Indonesia, masih mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA -1- GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG 11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016

LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016 LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

L AP O R A N PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DAN PENYAMPAIAN RANCANGAN RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

L AP O R A N PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DAN PENYAMPAIAN RANCANGAN RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 L AP O R A N PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DAN PENYAMPAIAN RANCANGAN RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 PEMANTAPAN INDUSTRI HILIR UNTUK MEWUJUDKAN STRUKTUR EKONOMI YANG BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH

Lebih terperinci

Page 1 of 12 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

fpafpasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

fpafpasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, fpafpasa PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 88.4/ /KEP/35.07.04/20 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

OLEH KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Dr. Ir. H. Zairin Zain, M.Si

OLEH KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Dr. Ir. H. Zairin Zain, M.Si OLEH KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dr. Ir. H. Zairin Zain, M.Si Samarinda, 3 April 2017 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Daerah pada dasarnya harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional secara exsplisit dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N Lampiran : Peraturan Bupati Semarang Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 30 Mei 2013 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci